Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peristiwa fertilisasi terjadi di saat spermatozoa membuahi ovum di tuba
fallopii, maka terbentuklah zigot. Zigot membelah secara mitosis menjadi dau,
mepat, delapan, enam belas dan seterusnya. Pada saat 32 sel disebut morula. Di
dalam morula terdapat rongga yang disebut blastosel yang berisi cairan yang
dikeluarkan oleh tuba fallopii, bentuk ini disebut blastosit. Lapisan terluar blastosit
disebut troboplas, yang merupakan dinding blastosit yang berfungsi untuk
menyerap makanan dan merupakan calon plasenta, sedangkan masa didalamnya
disebut simpul embrio (embrionik klot) yang merupakan calon janin. Blastosit ini
berjalan menuju uterus untuk mengadakan implantasi. Mesoderm connecting stalk
yang juga memiliki kemampuan angiogenik, kemudian akan berkembang menjadi
pembuluh darah dan connecting stalk tersebut akan menjadi tali pusat atau
funiculus umbilicalis.
Pada tahap awal perkembangan, rongga perut masih terlalu kecil untuk usus yang
berkembang, sehingga sebagian usus terdesak ke dalam rongga selom
ekstraembrional pada tali pusat. Pada sekitar akhir bulan ketiga, penonjolan
lengkung usus (intestional loop) ini masuk kembali ke dalam rongga abdomen
janin yang telah membesar. Kandung kuning telur (yolk-sac) dan tangkai kandung
kuning telur (ductus vitellinus) yang terletak dalam rongga korion, yang juga
tercakup dalam connecting stalk, juga tertutup bersamaan dengan proses semakin
bersatunya amnion dengan korion.
B. Tujuan
1.Tujuan Umum.
Setelah berhasilnya penulisan makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu
memberikan penanganan tentang lilitan tali pusat.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat menjelaskan tanda-tanda bayi terlilit tali pusat.
b. Dapat menyebutkan penyebab terjadinya lilitan tali pusat.
c. Dapat menjelaskan cara mengatasi lilitan tali pusat

SISTEM REPRODUKSI

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Tali pusat atau funiculus umbilicalis adalah saluran kehidupan bagi janin
selama dalam kandungan. Dikatakan saluran kehidupan karena saluran inilah yang
selama kehamilan menyuplai zat-zat gizi dan oksigen ke janin. Tetapi begitu bayi
lahir, saluran ini sudah tak diperlukan lagi sehingga harus dipotong dan diikat atau
dijepit.
-Letak : Funiculus umbilicalis terbentang dari permukaan fetal plasenta sampai
daerah umbilicus fetus dan berlanjut sebagai kulit fetus pada perbatasan tersebut.
Funiculus umbicalis secara normal berinsersi di bagian tengah plasenta.
-Bentuk : Funiculus umbilicalis berbentuk seperti tali yang memanjang dari tengah
plasenta sampai ke umbilicus fetus dan mempunyai sekitar 40 puntiran spiral.
-Ukuran : Pada saat aterm funiculus umbilicalis panjangnya 40-50 cm dan
diameternya 1-2 cm. Hal ini cukup untuk kelahiran bayi tanpa menarik plasenta
keluar dari rahim ibu. Tali pusat menjadi lebih panjang jika jumlah air ketuban
pada kehamilan trimester pertama dan kedua relatif banyak, diserta dengan
mobilitas bayi yang sering. Sebaliknya, jika oligohidromnion dan janin kurang
gerak (pada kelainan motorik janin), maka umumnya tali pusat lebih pendek.
Kerugian apabila tali pusat terlalu panjang adalah dapat terjadi lilitan di sekitar
leher atau tubuh janin atau menjadi ikatan yang dapat menyebabkan oklusi
pembuluh darah khususnya pada saat persalinan.
2.2 Stuktur Tali Pusat
-Amnion : Menutupi funiculus umbicalis dan merupakan lanjutan amnion yang
menutupi permukaan fetal plasenta. Pada ujung fetal amnion melanjutkan diri
dengan kulit yang menutupi abdomen. Baik kulit maupun membran amnion berasal
dari ektoderm.
-Tiga pembuluh darah : Setelah struktur lengkung usus, yolk sack dan duktus
vitellinus menghilang, tali pusat akhirnya hanya mengandung pembuluh darah
umbilikal yang menghubungkan sirkulasi janin dengan plasenta. Ketiga pembuluh
darah itu saling berpilin di dalam funiculus umbilicalis dan melanjutkan sebagai
pembuluh darah kecil pada vili korion plasenta. Kekuatan aliran darah (kurang
lebih 400 ml/ menit) dalam tali pusat membantu mempertahankan tali pusat dalam
posisi relatif lurus dan mencegah terbelitnya tali pusat tersebut ketika janin
bergerak-gerak. Ketiga pembuluh darah tersebut yaitu :
- Satu vena umbilicalis membawa oksigen dan memberi nutrien ke sistem
peredaran darah fetus dari darah maternal yang terletak di dalam spatium
choriodeciduale.
SISTEM REPRODUKSI

- Dua arteri umbilicalis mengembalikan produk sisa (limbah) dari fetus ke plasenta
dimana produk sisa tersebut diasimilasi ke dalam peredaran darah maternal untuk
di ekskresikan.
-Jeli Wharton : Merupakan zat yang berkonsistensi lengket yang mengelilingi
pembuluh darah pada funiculus umbilicalis. Jeli Warthon merupakan subtansi
seperti jeli, juga berasal dari mesoderm seperti halnya pembuluh darah. Jeli ini
melindungi pembuluh darah tersebut terhadap kompresi, sehingga pemberian
makanan yang kontinyu untuk janin dapat di jamin. Selain itu juga dapat
membantu mencegah penekukan tali pusat. Jeli warthon ini akan mengembang jika
terkena udara. Jeli Warthon ini kadang-kadang terkumpul sebagai gempalan kecil
dan membentuk simpul palsu di dalam funiculus umbilicalis. Jumlah jeli inilah
yang menyebabkan funiculus umbilicalis menjadi tebal atau tipis.
2.3 Fungsi Tali Pusat
Fungsi tali pusat yaitu :
-Sebagai saluran yang menghubungkan antara plasenta dan bagian tubuh janin
sehingga janin mendapat asupan oksigen, makanan dan antibodi dari ibu yang
sebelumnya diterima terlebih dahulu oleh plasenta melalui vena umbilicalis.
-Saluran pertukaran bahan-bahan kumuh seperti urea dan gas karbon dioksida yang
akan meresap keluar melalui arteri umbilicalis.
2.4 Sirkulasi Tali Pusat
Fetus yang sedang membesar di dalam uterus ibu mempunyai dua keperluan
yang sangat penting dan harus dipenuhi, yaitu bekalan oksigen dan nutrien serta
penyingkiran bahan kumuh yang dihasilkan oleh sel-selnya. Jika keperluan ini
tidak dapat dipenuhi, fetus akan menghadapi masalah dan mungkin maut. Struktur
yang bertanggung jawab untuk memenuhi keperluan fetus ialah plasenta. Plasenta
yang terdiri daripada tisu fetus dan tisu ibu terbentuk dengan lengkapnya pada
ujung minggu yang ke-16 kehamilan.

SISTEM REPRODUKSI

Gambar 1.1 Letak janin dalam kandungan ibu


Pada plasenta banyak terdapat unjuran seperti Jari atau vilus tumbuh dari
membran yang menyelimuti fetus dan menembusi dinding uterus, yaitu
endometrium. Endometrium pada uterus adalah kaya dengan aliran darah ibu. Di
dalarn vilus terdapat jaringan kapilari darah fetus. Darah yang kaya dengan
oksigen dan nutrien ini dibawa melalui vena umbilicalis yang terdapat di dalam tali
pusat ke fetus. Sebaliknya, darah yang sampai ke vilus dari fetus melalui arteri
umbilicalis dalam tali pusat mengandungi bahan kumuh seperti karbon dioksida
dan urea. Bahan kumuh ini akan meresap merentas membran dan memasuki darah
ibu yang terdapat di sekeliling vilus. Pertukaran oksigen, nutrien, dan bahan
kumuh lazimnya berlaku melalui proses resapan. Dengan cara ini, keperluan bayi
dapat dipenuhi.
Walaupun darah ibu dan darah fetus dalam vilus adalah begitu rapat, tetapi keduadua darah tidak bercampur kerana dipisahkan oleh suatu membran. Oksigen, air,
glukosa, asid amino, lipid, garam mineral, vitamin, hormon, dan antibodi dari
darah ibu perlu menembus membran ini dan memasuki kapilari darah fetus yang
terdapat dalam vilus. Selain oksigen dan nutrien, antibodi dari darah ibu juga
meresap ke dalarn darah fetus melalui plasenta. Antibodi ini melindungi fetus dan
bayi yang dilahirkan daripada jangkitan penyakit.

SISTEM REPRODUKSI

2.5 Kelainan Letak Tali Pusat


Tali pusat secara normal berinsersi di bagian sentral ke dalam permukaan
fetal plasenta. Namun, ada beberapa yang memiliki kelainan letak seperti :
1. Insersi tali pusat Battledore : Pada kasus ini tali pusat terhubung ke palin
pinggir plasenta seperti bentuk bet tenis meja. Kondisi ini tidak bermasalah kecuali
sambungannya rapuh.
2. Insersi tali pusat Velamentous : Tali pusat berinsersi ke dalam membran agak
jauh dari pinggir plasenta. Pembuluh darah umbilikus melewati membran mulai
dari tali pusat ke plasenta. Bila letak plasenta normal, tidak berbahaya untuk janin,
tetapi tali pusat dapat terputus bila dilakukan tarikan pada penanganan aktif di kala
tiga persalinan.

A. lilitan tali pusat


Lilitan tali pusat adalah tali pusat yang dapat membentuk lilitan sekitar
badan ,bahu, tungkai atas/ bawah dan leher pada bayi. Keadaan ini dijumpai pada
ait ketuban yang berlebihan, tali pusat yang panjang, dan bayinya yang kecil.
Tali pusat atau Umbilical cord adalah saluran kehidupan bagi janin
selama dalam kandungan, dikatakan saluran kehidupan karena saluran inilah yang
selama 9 bulan 10 hari menyuplai zat zat gizi dan oksigen janin. (Sarwono,
2008).
Tetapi begitu bayi lahir, saluran ini sudah tak diperlukan lagi sehingga
harus dipotong dan diikat atau dijepit. (Sarwono, 2008).
Tali pusat sangatlah penting. Janin bebas bergerak dalam cairan amnion, sehingga
pertumbuhan dan perkembangannya berjalan dengan baik. Gerakan janin dalam
rahim yang aktif pada tali pusat yang panjang besar kemungkinan dapat terjadi
lilitan tali pusat. Tali pusat dapat membentuk lilitan sekitar badan, bahu, tungkai
atas / bawah, leher. Keadaan ini dijumpai pada air ketuban yang berlebihan, tali
pusat yang panjang, dan bayinya yang kecil.
Sebenarnya lilitan tali pusat tidaklah terlalu membahayakan namun,
menjadi bahaya ketika memasuki proses persalinan dan terjadi kontraksi rahim
(mules) dan kepala janin turun memasuki saluran persalinan. Lilitan tali pusat bisa
menjadi semakin erat dan menyebabkan penurunan utero-placenter, juga
menyebabkan penekanan / kompresi pada pembuluh-pembuluh darah tali pusat.
Akibatnya suplai darah yang mengandung oksigen dan zat makanan ke bayi
menjadi hipoksia.
SISTEM REPRODUKSI

B. Etiologi
Pada usia kehamilan sebelum 8 bulan umumnya kehamilan janin belum
memasuki bagian atas panggul. Pada saat itu ukuran bayi relative kecil dan jumlah
air ketuban berlebihan ( polihidramnion) kemungkinan bayi terlilit tali pusat.
Tali pusat yang panjang menyebabkan bayi terlilit. Panjang tali pusat bayi
rata-rata 50 60 cm, namun tiap bayi mempunyai tali pusat bebeda-beda.
Dikatakan panjang jika melebihi 100 cm dan dikatakan pendek jika kurang dari 30
cm.
Puntiran tali pusat secara berulang-ulang kesatu arah. Biasanya terjadi pada
trimester pertama dan kedua. Ini mengakibatkan arus darah dari ibu ke janin
melalui tali pusat terhambat total. Karena dalam usia kehamilan umumnya bayi
bergerak bebas.
Lilitan tali pusat pada bayi terlalu erat sampai dua atau tiga lilitan, hal
tersebut menyebabkan kompresi tali pusat sehingga janin mengalami hipoksia /
kekurangan oksigen.
C. Diagnosa
Beberapa hal yang menandai bayi terlilit tali pusat, yaitu:
1.
Pada bayi dengan usia kehamilan lebih dari 34 minggu, namun bagian
terendah janin (kepala atau bokong) belum memasuki pintu atas panggul perlu
dicurigai adanya lilitan tali pusat.
2.
Pada janin letak sungsang atau lintang yang menetap meskipun telah
dilakukan usaha untuk memutar janin (Versi luar/knee chest position) perlu
dicurigai pula adanya lilitan tali pusat.
3.
Dalam kehamilan dengan pemeriksaan USG khususnya color doppler dan
USG 3 dimensi dapat dipastikan adanya lilitan tali pusat.
4.
Dalam proses persalinan pada bayi dengan lilitan tali pusat yang erat,
umumnya dapat dijumpai dengan tanda penurunan detak jantung janin di bawah
normal, terutama pada saat kontraksi rahim.
5.
Infeksi Tali Pusat ( Tetanus Neonatorum )
D. Penyebab Bayi Meninggal Karena Tali Pusat
1.
Puntiran tali pusat secara berulang-ulang kesatu arah. Biasanya terjadi
pada trimester pertama dan kedua. Ini mengakibatkan arus darah dari ibu ke
janin melalui tali pusat terhambat total. Karena dalam usia kehamilan
umumnya bayi bergerak bebas.
2.
Lilitan tali pusat pada bayi terlalu erat sampai dua atau tiga lilitan, hal
tersebut menyebabkan kompresi tali pusat sehingga janin mengalami
hipoksia / kekurangan oksigen.
SISTEM REPRODUKSI

E. Tanda- Tanda Bayi Terlilit Tali Pusat


1.
Pada bayi dengan usia kehamilan lebih dari 34 minggu, namun bagian
terendah janin (kepala / bokong) belum memasuki bagian atas rongga
panggul.
2.
Pada janin letak sungsang / lintang yang menetap meskipun telah
dilakukan usaha memutar janin (versi luar / knee chest position) perlu
dicurigai pula adanya lilitan tali pusat.
3.
Tanda penurunan DJJ dibawah normal, terutama pada saat kontraksi.
F. Cara Mengatasinya
1.
Memberikan oksigen pada ibu dalam posisi miring. Namun, bila
persalinan masih akan berlangsung lama dengan DJJ akan semakin lambat
(Bradikardia), persalinan harus segera diakhiri dengan operasi Caesar.
2.
Melalui pemeriksaan teratur dengan bantuan USG untuk melihat apakah
ada gambaran tali pusat disekitar leher. Namun tidak dapat dipastikan
sepenuhnya bahwa tali pusat tersebut melilit leher janin atau tidak. Apalagi
untuk menilai erat atau tidaknya lilitan. Namun dengan USG berwarna
(Coller Doppen) atau USG tiga dimensi, dan dapat lebih memastikan tali
pusat tersebut melilit atau tidak dileher, atau sekitar tubuh yang lain pada
janin, serta menilai erat tidaknya lilitan tersebut.( Conectique.com >>
Pregnancy : Waspadai ,Janin Terlilit Tali Pusat )
3.
Dalam pimpinan persalinan terutama kala dua observasi, DJJ sangatlah
penting segera setelah his dan refleks mengejan. Kejadian distress janin
merupakan indikasi untuk menyelesaikan persalinan sehingga bayi dapat
diselamatkan. Jika tali pusat melilit longgar dileher bayi, lepaskan melewati
kepala bayi namun jika tali pusat melilit erat dileher, lakukan penjepitan tali
pusat dengan klem di dua tempat, kemudian potong diantaranya, kemudian
lahirkan bayi dengan segera. Dalam situasi terpaksa bidan dapat melakukan
pemotongan tali pusat pada waktu pertolongan persalinan bayi.
D. Penatalaksanaan
Melakukan pemeriksaan teratur dengan bantuan USG untuk melihat apakah
ada gambaran tali pusat disekitar leher. Namun tidak dapat dipastikan sepenuhnya
bahwa tali pusat tersebut melilit leher janin atau tidak. Apalagi untuk menilai erat
atau tidaknya lilitan. Namun dengan USG berwarna (Coller Doppen) atau USG
tiga dimensi, dan dapat lebih memastikan tali pusat tersebut melilit atau tidak
dileher, atau sekitar tubuh yang lain pada janin, serta menilai erat tidaknya lilitan
tersebut.
SISTEM REPRODUKSI

2.6 Pemotongan Tali Pusat


Pemotongan tali pusat menurut standar asuhan persalinan normal pada
langkah ke 26 sampai dengan 28 berikut ini :
a) Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali tali
pusat.
b) Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari umbilikus bayi.
c) Melakukan urutan pada tali pusat kearah ibu dan memasang klem kedua 2 cm
dari klem pertama.
d) Memegang tali pusat diantara 2 klem menggunakan tangan kiri, dengan
perlindungan jari-jari tangan kiri, memotong tali pusat diantara kedua klem.
(JNPKR, Depkes RI, 2004).
Sisa potongan tali pusat pada bayi inilah yang harus dirawat, karena jika tidak
dirawat maka dapat menyebabkan terjadinya infeksi.
2.7 Fisiologi Lepasnya Tali Pusat
Perawatan tali pusat secara intensif diperkenalkan pada tahun 1950an sampai
dengan tahun 1960an dimana pada saat itu angka infeksi pada proses kebidanan
sangat tinggi. Akan tetapi pada beberapa Negara berkembang masih sering
dijumpai terjadinya infeksi tali pusat walaupun antiseptic jenis baru telah
diperkenalkan. Selain infeksi, pendarahan pada tali pusat juga dapat berakibat fatal.
Akan tetapi pendarahan dapat dicegah dengan melakukan penjepitan tali pusat
dengan kuat dan pencegahan infeksi. Peralatan yang digunakan dalam pemotongan
tali pusat juga sangat berpengaruh dalam timbulnya penyulit pada tali pusat. Saat
dipotong tali pusat terlepas dari suply darah dari ibu.
Tali pusat yang menempel pada pusat bayi lama kelamaan akan kering dan
terlepas. Pengeringan dan pemisahan tali pusat sangat dipengaruhi oleh aliran
udara yang mengenainya. Jaringan pada sisa tali pusat dapat dijadikan tempat
koloni oleh bakteri terutama jika dibiarkan lembab dan kotor. Sisa potongan tali
pusat menjadi sebab utama terjadinya infeksi pada bayi baru lahir. Kondisi ini
dapat dicegah dengan membiarkan tali pusat kering dan bersih. Tali pusat dijadikan
tempat koloni bakteri yang berasal dari lingkungan sekitar. Pada bayi yang dirawat
di rumah sakit bakteri Streptococcus aureus adalah bakteri yang sering dijumpai
yang berasal dari sentuhan perawat bayi yang tidak steril. Pengetahuan tentang
faktor yang menyebabkan terjadinya kolonisasi bakteri pada tali pusat sampai saat
ini belum diketahui pasti. Selain Streptococcus aerus, bakteri Escheseria colli juga
sering dijumpai berkoloni pada tali pusat.
Pemisahan yang terjadi antara pusat dan tali pusat dapat disebabkan oleh keringnya
tali pusat atau diakibatkan oleh terjadinya inflamasi karena terjadi infeksi bakteri.
Pada proses pemisahan secara normal jaringan yang tertinggal sangat sedikit,
SISTEM REPRODUKSI

sedangkan pemisahan yang diakibatkan oleh infeksi masih menyisakan jaringan


dalam jumlah banyak yang disertai dengan timbulnya abdomen pada kulit.
2.8 Perawatan Tali Pusat
Perawatan adalah proses perbuatan, cara merawat, pemeliharaan,
penyelenggaraan (Kamisa, 1997). Perawatan tali pusat tersebut sebenarnya juga
sederhana. Hal yang paling terpenting dalam membersihkan tali pusat adalah :
o Pastikan tali pusat dan area sekelilingnya selalu bersih dan kering.
o Selalu cuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun sebelum
membersihkan tali pusat.
o Selama belum tali pusatnya puput, sebaiknya bayi tidak dimandikan dengan cara
dicelupkan ke dalam air. Cukup dilap saja dengan air hangat. Alasannya, untuk
menjaga tali pusat tetap kering. Bagian yang harus selalu dibersihkan adalah
pangkal tali pusat, bukan atasnya. Untuk membersihkan pangkal ini, Anda harus
sedikit mengangkat (bukan menarik) tali pusat. Tali pusat harus dibersihkan
sedikitnya dua kali dalam sehari.
o Tali pusat juga tidak boleh ditutup rapat dengan apapun, karena akan
membuatnya menjadi lembab. Selain memperlambat puputnya tali pusat, juga
menimbulkan resiko infeksi. Kalaupun terpaksa ditutup tutup atau ikat dengan
longgar pada bagian atas tali pusat dengan kain kasa steril. Pastikan bagian pangkal
tali pusat dapat terkena udara dengan leluasa.
2.9 Lama waktu Terlepasnya Tali Pusat
Tali pusat orok berwarna kebiru-biruan dan panjang sekitar 2,5 5 cm
segera setelah dipotong. Penjepit tali pusat digunakan untuk menghentikan
perdarahan. Penjepit tali pusat ini dibuang ketika tali pusat sudah kering, biasanya
sebelum ke luar dari rumah sakit atau dalam waktu dua puluh empat jam hingga
empat puluh delapan jam setelah lahir. Sisa tali pusat yang masih menempel di
perut bayi (umbilical stump), akan mengering dan biasanya akan terlepas sendiri
dalam waktu 1-3 minggu, meskipun ada juga yang baru lepas setelah 4 minggu.
Tali pusat sebaiknya dibiarkan lepas dengan sendirinya. Jangan memegangmegang atau bahkan menariknya. Bila tali pusat belum juga puput setelah 4
minggu, atau adanya tanda-tanda infeksi, seperti; pangkal tali pusat dan daerah
sekitarnya berwarna merah, keluar cairan yang berbau, ada darah yang keluar
terus- menerus, bayi demam tanpa sebab yang jelas maka kondisi tersebut
menandakan munculnya penyulit pada neonatus yang disebabkan oleh tali pusat.
Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Lamanya Lepasnya Tali Pusat
Lepasnya tali pusat dipengaruhi oleh beberapa ha diantaranya adalah :
SISTEM REPRODUKSI

1. Timbulnya infeksi pada tali pusat disebabkan karena tindakan atau perawatan
yang tidak memenuhi syarat kebersihan, misalnya pemotongan tali pusat dengan
bambu/ gunting yang tidak steril, atau setelah dipotong tali pusat dibubuhi abu,
tanah, minyak, daun-daunan, kopi dan sebagainya.
2. Cara perawatan tali pusat penelitian menunjukkan bahwa tali pusat yang
dibersihkan dengan air dan sabun cenderung lebih cepat puput (lepas) daripada tali
pusat yang dibersihkan dengan alkohol.
3. Kelembaban tali pusat tali pusat juga tidak boleh ditutup rapat dengan apapun,
karena akan membuatnya menjadi lembab. Selain memperlambat puputnya tali
pusat, juga menimbulkan resiko infeksi.
4. Kondisi sanitasi lingkungan sekitar neonatus Spora C. tetani yang masuk
melalui luka tali pusat, karena tindakan atau perawatan yang tidak memenuhi
syarat kebersihan.

SISTEM REPRODUKSI

10

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tali pusat atau funiculus umbilicalis adalah saluran kehidupan bagi janin
selama dalam kandungan. Dikatakan saluran kehidupan karena saluran inilah yang
selama kehamilan menyuplai zat-zat gizi dan oksigen ke janin.
-Letak : Funiculus umbilicalis terbentang dari permukaan fetal plasenta sampai
daerah umbilicus fetus dan berlanjut sebagai kulit fetus pada perbatasan tersebut.
Bentuk : Funiculus umbilicalis berbentuk seperti tali yang memanjang dari tengah
plasenta sampai ke umbilicus fetus dan mempunyai sekitar 40 puntiran spiral.
Ukuran : Pada saat aterm funiculus umbilicalis panjangnya 40-50 cm dan
diameternya 1-2 cm.
-Stuktur Tali Pusat yaitu : Amnion, Tiga pembuluh darah (satu vena umbilicalis
dan dua arteri umbilicalis), Jeli Wharton.
-Sirkulasi tali pusat yaitu Darah yang dibawa ke fetus melalui vena tali pusat
mengandungi oksigen dan nutrien. Darah yang dibawa dari fetus ke vilus melalui
arteri tali pusat pula mengandungi bahan kumuh seperti karbon dioksida dan urea.
Bahan kumuh ini harus disingkirkan. Darah ibu yang sampai ke plasenta melalui
arteri umbilicalis mengandungi nutrien dan oksigen. Darah yang kaya dengan
oksigen dan nutrien ini dibawa melalui vena yang terdapat di dalam tali pusat ke
fetus. Sebaliknya, darah yang sampai ke vilus dari fetus melalui arteri dalam tali
pusat mengandungi bahan kumuh seperti karbon dioksida dan urea.
-Fungsi tali pusat yaitu : Sebagai saluran yang menghubungkan antara plasenta dan
bagian tubuh janin sehingga janin mendapat asupan oksigen, makanan dan antibodi
dari ibu yang sebelumnya diterima terlebih dahulu oleh plasenta melalui vena
umbilicalis. Saluran pertukaran bahan-bahan kumuh seperti urea dan gas karbon
dioksida yang akan meresap keluar melalui arteri umbilicalis.
-Kelainan Letak Tali Pusat. Tali pusat secara normal berinsersi di bagian sentral ke
dalam permukaan fetal plasenta. Namun, ada beberapa yang memiliki kelainan
letak seperti : Insersi tali pusat Battledore dan Insersi tali pusat Velamentous.
-Pemotongan tali pusat menurut standar asuhan persalinan normal pada langkah ke
26 sampai dengan 28 berikut ini :
a) Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali tali
pusat.
b) Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari umbilikus bayi.
c) Melakukan urutan pada tali pusat kearah ibu dan memasang klem kedua 2 cm
dari klem pertama.

SISTEM REPRODUKSI

11

d) Memegang tali pusat diantara 2 klem menggunakan tangan kiri, dengan


perlindungan jari-jari tangan kiri, memotong tali pusat diantara kedua klem.
(JNPKR, Depkes RI, 2004).
-Perawatan Tali Pusat
Hal yang paling terpenting dalam membersihkan tali pusat adalah :
o Pastikan tali pusat dan area sekelilingnya selalu bersih dan kering.
o Selalu cuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun sebelum
membersihkan tali pusat.
o Selama belum tali pusatnya puput, sebaiknya bayi tidak dimandikan dengan cara
dicelupkan ke dalam air.
o Tali pusat juga tidak boleh ditutup rapat dengan apapun, karena akan
membuatnya menjadi lembab.
-Lama waktu Terlepasnya Tali Pusat. Sisa tali pusat yang masih menempel di perut
bayi (umbilical stump), akan mengering dan biasanya akan terlepas sendiri dalam
waktu 1-3 minggu, meskipun ada juga yang baru lepas setelah 4 minggu.
Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Lamanya Lepasnya Tali Pusat
Lepasnya tali pusat dipengaruhi oleh beberapa ha diantaranya adalah :
1. Timbulnya infeksi pada tali pusat
2. Cara perawatan tali pusat
3. Kelembaban tali pusat
4. Kondisi sanitasi lingkungan sekitar neonatus
-Lilitan tali pusat pada janin. Janin terlilit tali pusat, sebenarnya tidak begitu
membahayakan. Tapi kenyataannya ada janin meninggal saat persalinan karena
terlilit tali pusat. Lilitan tali pusat di leher dijumpai pada sekitar 20% dari
persalinan normal. Sedangkan lilitan tali pusat dua kali di leher, dijumpai pada
2,5% persalinan dan hanya 0,2% kejadian lilitan tali pusat tiga kali di leher.
o Penyebab Usia kehamilan, Polihidramnion, Panjangnya tali pusat.
o Tanda-Tanda Bayi Terlilit Tali Pusat :
- Pada bayi dengan usia kehamilan lebih dari 34 minggu, namun bagian terendah
janin (kepala atau bokong) belum memasuki pintu atas panggul perlu dicurigai
adanya lilitan tali pusat.
- Pada janin letak sungsang atau lintang yang menetap.
- Dalam kehamilan dengan pemeriksaan USG khususnya color doppler dan USG 3
dimensi dapat dipastikan adanya lilitan tali pusat.
- Dalam proses persalinan pada bayi dengan lilitan tali pusat yang erat.
o Penatalaksaan memberikan oksigen pada ibu dalam posisi miring. Namun, bila
persalinan masih akan berlangsung lama dan detak jantung janin semakin lambat
(bradikardia), persalinan harus segera diakhiri dengan tindakan operasi Cesar.
SISTEM REPRODUKSI

12

DAFTAR PUSTAKA
Gary F Cunningham, etc. 2005. Obstetri Williams . Jakarta : EGC.
S. A Goeslan. 1990. Ilmu Kebidanan . Jakarta : Balai Pustaka.
Farrer Helen. 1999. Perawatan Maternitas . Jakarta : EGC.
Henderson, Christine. 2005. Konsep Kebidanan . Jakarta : EGC.
Salmah, etc. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal . Jakarta : EGC.
http://www.kompas.co.id/ver1/Kesehat/17/085333.htm. Penulis : Evy
Rachmawati. Keajaiban dari Darah Tali Pusat .
. Tabloid Ibu Anak. Mother And Baby . Update : Monday, 07 Feb 2005
Pukul 14:10:00 WIB.
Bari Abdul Saifuddin, Noroyono Wibowo. 2008. Plasenta, Tali Pusat, Selaput
Janin dan Cairan Amnion . Kuliah Obstetri Ginekologi. Jakarta : FKUI.
Mochtar Rustam. 1998. Sinopsis Obsetri . Jakarta : EGC.
Verralls Sylvia. 1997. Anatomi & Fisiologi Terapan dalam Kebidanan .
Jakarta :EGC.
Salmah, etc. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal . Jakarta : EGC.
http://www.kompas.co.id/ver1/Kesehat/17/085333.htm. Penulis : Evy

SISTEM REPRODUKSI

13

Anda mungkin juga menyukai