Dinamika Kepemimpinan Abad 21
Dinamika Kepemimpinan Abad 21
KEPEMIMPINAN ABAD 21
Oleh :
Prof .Dr. Mustopadidjaja AR.
Pada hemat saya, tugas dan fungsi utama pemimpin pada zaman mana pun ia
beperan adalah memberikan jawaban secara arief, efektif, dan produktif atas
berbagai tantangan dan permasalahan yang dihadapi zamannya. Hal tersebut
dilakukan bersama-sama dengan orang-orang yang dipimpinnya; sesuai
dengan posisi dan peran masing-masing dari dan dalam organisasi yang
dipimpinnya, serta dengan nilai-nilai kemanusiaan dan peradaban yang
menghikmati kehidupan masyarakat bangsa bahkan bangsa-bangsa.
Kompetensi dan kualifikasi kepemimpinan yang tersirat dalam tugas dan fungsi
pemimpin tersebut pada hakikinya berlaku pada setiap zaman. Sebab itu, pada
dasarnya kepemimpinan Abad 21 juga harus dapat memberikan jawaban
secara arief, efektif, dan produktif atas berbagai tantangan dan permasalahan
yang dihadapi organisasi yang dipimpinnya dalam era Abad 21. Untuk dapat
berperan seperti itu, maka kepemimpinan Abad 21 harus memiliki kompetensi
dan karakteristik yang terkandung dalam pengertian arief, efektif, dan produktif
dihubungkan dengan berbagai
tantangan internal dan eksternal dari
organisasi yang dipimpinnya. Bagi putra putri Indonesia, keseluruhan
kualifikasi tersebut harus ditambah secara kontekstual dengan kemampuan
mengaktualisasikan berbagai dimensi nilai yang diamanatkan para founding
fathers negara bangsa dan dideterminasikan dalam Pembukaan Undang
Undang Dasar 1945, sehingga terbangun citra dan kinerja bangsa yang sesuai
dengan keluhuran nilai-nilai kemanusiaan dan peradaban yang terkandung di
dalamnya. Seraya meperhatikan perkembangan lingkungan stratejik secara
umum, uraian ini akan mencermati berbagai makna dan lingkup bahasan
mengenai kepemimpinan, beberapa pandangan mengenai Kepemimpinan
Abad 21, dan Kepemimpinan Dalam Konteks Sistem Administrasi Negara
KesatuanRepublikIndonesia(SANKRI).
___________________________________________________
1. Definisi Kepemimpinan
Ada baiknya apabila kita awali pemahaman kita
mengenai kepemimpinan ini dengan mengeksplorasi ulang
secara singkat pengertian, perbedaan, dan saling hubungan
antara pemimpin dan manajer, serta antara kepemimpinan dan
manajemen. Pertama, mengenai pemimpin dan manajer.
10
11
12
13
14
15
16
Model
Kepemimpinan
Tiga
Dimensi.
Model
kepemimpinan ini dikembangkan oleh Redin. Model tiga
dimensi ini, pada dasarnya merupakan pengembangan dari
model yang dikembangkan oleh Universitas Ohio dan model
Managerial Grid. Perbedaan utama dari dua model ini adalah
adanya penambahan satu dimensi pada model tiga dimensi, yaitu
dimensi efektivitas, sedangkan dua dimensi lainnya yaitu
dimensi perilaku hubungan dan dimensi perilaku tugas tetap
sama.
Intisari dari model ini terletak pada pemikiran bahwa
kepemimpinan dengan kombinasi perilaku hubungan dan
perilaku tugas dapat saja sama, namun hal tersebut tidak
menjamin memiliki efektivitas yang sama pula. Hal ini terjadi
karena perbedaan kondisi lingkungan yang terjadi dan dihadapi
oleh sosok pemimpin dengan kombinasi perilaku hubungan dan
tugas yang sama tersebut memiliki perbedaan. Secara umum,
dimensi efektivitas lingkungan terdiri dari dua bagian, yaitu
dimensi lingkungan yang tidak efektif dan efektif. Masingmasing bagian dimensi lingkungan ini memiliki skala yang sama
1 sampai dengan 4, dimana untuk lingkungan tidak efektif
skalanya bertanda negatif dan untuk lingkungan yang efektif
skalanya bertanda positif. (Lihat Gambar 5).
d. Teori Kepemimpinan.
Salah satu prestasi yang cukup menonjol dari sosiologi
kepemimpinan modern adalah perkembangan dari teori peran
(role theory). Dikemukakan, setiap anggota suatu masyarakat
menempati status posisi tertentu, demikian juga halnya dengan
individu diharapkan memainkan peran tertentu. Dengan
demikian kepemimpinan dapat dipandang sebagai suatu aspek
dalam diferensiasi peran. Ini berarti bahwa kepemimpinan dapat
dikonsepsikan sebagai suatu interaksi antara individu dengan
anggota kelompoknya.
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
28
dengan tata kehidupan dalam abad sebelumnya. Perubahanperubahan besar dan mendasar tersebut menuntut penanganan
yang berbeda dengan sebelumnya. Peter Senge (1994)
menyatakan bahwa ke depan keadaan berubah dan berkembang
dari detail complexity menjadi dynamic complexity. Interpolasi
perkembangan sebagai dasar perkiraan masa depan, menjadi
sulit bahkan sering salah, bukan saja karena parameter
perubahan menjadi sangat banyak, tetapi juga karena sensitivitas
perubahan yang laian dalam lingkup yang luas, dan masingmasing perubahan menjadi sulit diperkirakan. Abad ke-21 juga
abad yang menuntut dalam segala usaha dan hasil kerja manusia
termasuk di bidang kepemimpinan.
Drucker bahkan
menyatakan, tantangan manajemen pada Abad ke-21 adalah
berkaitan dengan "knowledge worker", yang memerlukan
paradigma manajemen baru, strategi baru, pemimpin perubahan,
tantangan
informasi,
produktivitas
pegawai
berbasis
pengetahuan, dan kemampuan mengelola diri sendiri (Drucker,
1999).
Gelombang globalisasi itu sendiri selain menghadapkan
tantangan juga peluang. Dengan kata lain, globalisasi memiliki
dampak-dampak positif dan negatif. Salah satu dampak
globalisasi dapat berupa bentuk-bentuk proteksionisme baru.
Meskipun batas-batas negara, perdagangan bebas pada tahun
2003 ini mulai diberlakukan, namun demikian bentuk-bentuk
proteksionisme yang tidak kelihatan akan muncul. Oleh sebab
itu, yang dituntut di dalam masyarakat Abad 21 ialah
kepemimpinan yang unggul atau super. Ulrich (1998) dalam
kaitan ini menawarkan empat agenda utama pengembangan
kepemimpinan pada abad ke-21 agar tetap menjadi champion,
adalah: (1) menjadi rekan yang stratejik, (2) menjadi seorang
pakar, (3) menjadi seorang pekerja ulung, dan (4) menjadi
seorang agent of change. Sebab, menurut Ulrich, masyarakat
pada Abad 21 adalah suatu masyarakat mega-kompetisi. Pada
Abad 21, tidak ada tempat tanpa kompetisi. Kompetisi telah dan
akan merupakan prinsip hidup yang baru, karena dunia terbuka
dan bersaing untuk melaksanakan sesuatu yang lebih baik. Disisi
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
41
42
43
44
45
46
47
48
1)
2)
3)
c. Visi Bangsa
Pengertian visi menurut Tap MPR Nomor VII/MPR/2001
adalah wawasan ke depan yang ingin dicapai dalam kurun waktu
tertentu. Visi bersifat kearifan intuitif yang menyentuh hati dan
menggerakkan jiwa untuk berbuat. Visi tersebut merupakan
sumber inspirasi, motivasi dan kreativitas yang mengarahkan
proses penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara
menuju masa depan yang dicita-citakan.
Visi merupakan pedoman bagi penyelenggara negara
dalam merumuskan kebijakan publik, dalam rangka mencapai
cita-cita nasional. Dengan ditetapkannya rumusan visi Indonesia
maka para penyelenggara negara baik di tingkat pengambil
keputusan maupun di tingkat pelaksana telah mempunyai
pedoman dalam membawa bangsa Indonesia mencapai cita-cita
nasionalnya.
Dalam Bab IV Tap MPR Nomor VII/MPR/2001
disebutkan : Visi Indonesia 2020 adalah terwujudnya
masyarakat Indonesia yang religius, manusiawi, bersatu,
demokratis, adil, sejahtera, maju, mandiri, serta baik dan bersih
dalam penyelenggaraan negara. Selanjutnya dalam Bab V:
Menugaskan kepada semua penyelenggara negara untuk
menggunakan Visi Indonesia 2020 sebagai pedoman dalam
merumuskan arah kebijakan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
dan
dan
59
60
61
62
63
64
LAMPIRAN
Gambar 1. Perilaku Pemimpin Kontinum
(Sumber : Hersey dan Blanchard, 1992)
Demokratis
Otokratis
Sumber Wewenang
Orientasi Hubungan
Orientasi Tugas
Gambar 2.
Pemimpin mengambil
keputusan dan
mengumumkannya
Pemimpin menjual
keputusan
Pemimpin menyajikan
ide-ide dan mengundang
pertanyaan
Pemimpin menyajikan
keputusan tentatif yang
dapat diubah
Pemimpin menyajikan
masalah, mendapat saran
dan mengambil keputusan
Pemimpin menetapkan
batas-batas; meminta
kelompok untuk mengambil
keputusan
Pemimpin memperkenankan
bawahan berfungsi dalam
batas-batas yang ditetapkan
atasan
Penggunaan Wewenang
oleh Pimpinan
Tinggi Konsiderasi
Tinggi Konsiderasi
Rendah Konsiderasi
Rendah Konsiderasi
Rendah
Konsederasi
Tinggi
Rendah
Gambar 3.
Struktur inisiasi
Tinggi
9
1.9
9.9
Country Club
Team
7
6
5.5
Middle
of the Road
5
4
3
1.1
Improveri
shed
1
0
1
9.1
Task
4
5
6
7
8
9
Perhatian Pada Tugas (Produksi)
Gaya Berorientasi
Tugas
Gaya Berorientasi
Tugas
66
Tinggi Hubungan
Rendah Hubungan
Rendah Hubungan
Gaya Dasar
Tinggi Hubungan
Peri
lak
u
Hu
bun
gan
Tinggi Hubungan
Tinggi Hubungan
Dan Rendah Tugas
Rendah Hubungan
Rendah Hubungan
Efektif
+3
+4
+2
+1
Perilaku Tugas
-1
Rendah Hubungan
Rendah Hubungan
Tidak Efektif -2
-3
-4
67
Instrumentasi Fungsi
melalui Keputusan
2
1
Kepemimpinan dengan
fungsi Penanggulangan
Perubahan
1.
2.
3.
Manajemen dengan
Fungsi
Penanggulangan
Kompleksitas
68
1.
Azas
3
Visioner
Motivator
Penggalang
Empowerment
Induktif
Komunikator
Imajiner
Craftmanship
Organizational learning
Parsipatory developer
Directive,
Persistance,
Consistance
and Focus
Pandangan luas
Risk taker
Team builder
Inspirational
Drivenman
Deduktif
Planner
Budgeter
Analis organisasi
Evaluation expertise
Using controls to
enforce per-formance
Efisien dan Efektif
Arsitektural