Fraktur Femur Pada Anak
Fraktur Femur Pada Anak
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Femur merupakan tulang terpanjang pada tubuh manusia. Hal ini menyebabkan
perkembangan yang sesuai pada bagian proksimal dan distal sehingga memungkinkan
koordinasi aktifitas musculoskeletal pada panggul dan lutut. Perkembangan pada femur
proksimal khususnya pada epifisis dan fisis adalah sangat kompleks di antara region
pertumbuhan skeletal apendikular.1
Osifikasi sekunder biasanya dimulai pada kaput femur yaitu pada usia 4 5 bulan
post natal (rentang usia 2-10 bulan). Proses ini dimulai pada bagian sentral yang
menyebat secara sentrifugal, bahkan penyesuaian bentuk hemisfer dari permukaan
articular pada saat anak berusia 6 8 tahun dan membentuk sebuah lempeng subkondral
yang berlainan yang mengikuti kontur dari fisis kaput femur. Pusat osifikasi tergantung
pada suplai vaskular; dan penurunan aliran darah secara permanen dan sementara, yang
mungkin terjadi pada fraktur leher femur (femoral neck fracture), yang berakibat pada
kemampuan osifikasi kaput femur untuk meneruskan proses maturasi normal dan
transformasi condro osseus.1
Secara keseluruhan perkembangan kaput femur dan epifisis trokanter memiliki
kartilago yang berkelanjutan sepanjang sisi posterior dan superior pada leher femur.
Walaupun region ini secara umum tipis pada anak anak yang sedang tumbuh, hal ini
perlu untuk pertumbuhan lintang normal pada leher femur. Akibat kerusakan pada leher
femur, misalnya akibat fraktur leher femur, mungkin secara serius akan mengganggu
kapasitas karilago region leher femur untuk berkembang secara normal.1
Pada anak anak, fraktur leher femur dan intertrokanter merupakan cedera yang
paling sering terjadi. Ratliff mengulas kembali 71 kasus fraktur leher femur pada pasien
-pasien berusia di bawah 17 tahun. Insidensi tertinggi cedera tampak pada rentang usia
11 13 tahun.1
Engelhardt menyebutkan bahwa fraktur di sekitar sendi panggul merupakan akibat
paksaan seperti trauma akibat enrgi tinggi atau yang paling jarang dikaitkan dengan
kondisis patologis. Fraktur pada leher femur juga dapat sebagai gambaran yang tidak
khas pada kekerasan terhadap anak (child abuse) yang juga sering terjadi akhir akhir
ini. insidensi secara keseluruhan dari fraktur leher femur pada anak anak kurang dari
1%. Umumnya fraktur leher femur terjadi pada anak anak di semua usia, tetapi insidensi
tertinggi terjadi pada usia 11 12 tahun, dengan persentase 60 -75% terjadi pada anak
1
laki laki, sekitar pada usia yang sama sebagai slipped upper femoral epiphysis (SUFE)
pada insidensi puncaknya.2.3
Parsch (2010) menyebutkan bawa fraktur batang femur (femoral shaft fracture)
termasuk diantaranya region subtrokanter dan suprakondilar berkisar 1,6% pada semua
fraktur pada anak. Rasio antara anak laki laki dan perempuan adalah 2 : 1, rasio ini
mungkin akan mengalami perubahan jika semakin banyak anak perempuan yang
berpartisipasi pada olah raga seperti sepak bola. Insidensi ini tampaknya terdistribusi pada
anak anak usia muda dan pada remaja muda. Tingkat terjadinya fraktur batang femur
per tahunnya adalah 19 per 100.000 anak anak.2
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 Fraktur Leher Femur
2.1.1 Frekuensi dan Mekanisme Cedera
Fraktur disekitar sendi panggul merupakan akibat paksaan seperti trauma
energi tinggi atau pada keadaan yang yang jarang yang sering dikaitkan
dengan kondisi patologis. Fraktur leher femur pada gambaran yang tidak khas
merupakan suatu kekerasan terhadap anak (child abuse) yang juga sering
terjadi akhir akhir ini. insidensi secara keseluruhan pada fraktur leher femur
2
pada anak anak adalah kurang dari 1%. Fraktur ini terjadi pada anak anak
semua usia, tetapi insidensi tertinggi pada usia 11 tahun dan 12 tahun, dengan
60 70% terjadi pada anak laki laki. Pada Negara berkembang penyebab
paling sering adalah kecelakaan lalu lintas sedangkan pada negara maju
umunya penyebabnya adalah jatuh dari ketinggian seperti dari pohon dan atap
rumah. 30% pasien pasien ini mengalami cedera yang berkaitan dengan
dada, kepala, dan abdomen. Cedera pada ekstremitas seperti fraktur femur,
tibia fibula, dan pelvik juga sering. Hal lain yang sering menyebabkan
fraktur femur pada anak adalah child abuse. Pada neonatus, cedera lahir dapat
menyebabkan pemisahan transipiphyseal.2.4
Gambar 1.1 Fraktur leher femur tipe III, pola cedera ditunjuk dengan tanda
panah.Fraktur pada anak yang dilakukan imonilisasi dengan cast.4
Tipe II
Tipe III
Tipe IV
Insidensi
Penyebab
Delbet
Tipe I
8%
Karakteristik penting
50%
kasus
Child abuse
dengan
kaput epifisis
yag sulit
terjadi
dislokasi
100%)
dikaitakan
jika
dengan
dislokasi epifisis
Diagnosis
septik
dislokasi
banding
artritis,
panggul,
4
45%
Trauma berat
epifisis.
Variasi yang paling
banyak
70 80% terjadi
displace
Pada
fraktur
displace, hilangnya
reduksi, malunion,
nonTipe III
Tie IV
35%
12%
Trauma berat
Trauma
union,
deformitas varus,
AVN 20 25%
tergantung
pada
penempatan
saat
waktu cedera.
Nonunion
dan
AVN jarang
SH V: Lesi kompresi pada fisis; sulit untuk mendiagnosis pada saat cidera.
Tidak tampak garis fraktur pada awal rontgen; jarang terjadi; Risiko besar
terjadi gangguan pertumbuhan.
perdarahan internal pada rupture spleen sering terlewatkan. Karena itu tekanan
darah juga penting untuk diawasi.4
2.1.4 Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaan termasuk di antaranya :2
Gambar 1.7 Klasifikasi dari fraktur femur proksimal pada anak, berdasarkan
klasifikasi Colonna dan Delbet.2
Gambar 1.8A sampai D: Follow up pasien berusia 2.5 tahun dengan fraktur
tipe I.(A) X ray menunjukan fraktur tipe I. (B) pasien berbaring dengan coxa
vara setelah penanganan selama 3 bulan dengan spica. (C) Osteotomi
subtrokanter selesai dilakukan untuk koreksi coxa vara. (D) follow up selama
12 tahun mengungkapkan adanya fisis terbuka. Pasien tidak mengeluhkan rasa
sakit saat melakukan pergerakan dan ada pemendekan 0.5 cm.4
2.1.5 Komplikasi
8
Gambar 1.9 (a) fraktur leher femur transservikal dengan hanya pergeseran
minimal pada anak anak laki laki usia 8 tahun. Follow up jangka
panjang setelah penanganan konservatif. (b) Tampak lateral pada leher
femur mendemontrasikan morfologi fraktur yang lebih baik. (c) 30 bulan
kemudian, AVN tampak jelas dengan kolaps pada kaput femur
yang
Nonunion
Keterlambatan penyembuhan dan nonunion
Osteoartritis
10
remodeling
sebelum terjadinya
bayi
baru
myelomeningocele,
lahir
dengan
osteopenia.
Dan
penyakit
neuromuscular
osteogenesis
imperfect
seperti
yang
11
Fraktur batang femur yang terjadi selama 12 bulan pertama kehidupan jarang
terjadi. Kebanyakan 30 50% merupakan non accidental dari child abuse.
Penyebab ini sering terlewatkan dan penilaian awal oleh dokter adalah
perlindunagn terhadap anak merupakan hal yang penting.2
Gambar 2.1. (a) anak perempuan berusia 6 bulan dengan mid shaft
transverse fracture kiri (b) anak pada posisi spica cast 60/60 o dengan cyclist
pant pada sisi yang tidak mengalami fraktur.(c) fraktur femur kiri yang
dipasang cast. (d) femur kiri saat pasien berusia 7 bulan dengan formasi callus
yang baik. (e) Foto saat berdiri pada usia 18 bulan. Ada tampak varus minor
dan panjang kedua tungkai sama.2
2.2.2 Klasifikasi
Fraktur shaft femoralis pada anak anak antara lain spiral, oblik, atau
transversal, fraktur ini umumnya dapat pecah atau tidak pecah, tertutup atau
terbuka. Diagnosis termasuk perbedaan antara fraktur pada epifisis (E),
12
metafisis (M), atau diafisis (D) menampilkan identifikasi yang khas pada anak.
Klasifikasi pediatrik pada anak yang baru memungkinkan dokumentasi dan
pembanding terhadap metode pengobatan pada praktek klinik yang sama
dengan penelitian klinis prospektif 2
2.2.3 Temuan Klinis
Tanda tanda yang sering pada fraktur batang femur antara lain nyeri,
shortening (pemendekan), angulasi, bengkak, dan krepitasi. Seorang anak
dengan fraktur demur yang masih baru biasanya tidak dapat berdiri atau
berjalan. Semua anak harus diperiksa termasuk tungkai bawah dan lingkar
pelvik dan abdomen, jadi tidak mengabaikan tibia, pelvik, abdomen, atau
trauma ginjal. Pemeriksaan neuromuskular harus diperiksa secara hati hati.
Walaupun cedera neuromuskular jarang terjadi akibat fraktur batang femur.
Perdarahan merupakan masalah utama pada fraktur batang femur,rata rata
darah yang hilang dapat lebih dari 1200 mL dan 40% memerlukan transfusi.
Penilaian kondisi hemodinamik pra operasi mutlak harus dlakukan.2.6
2.2.4 Temuan Radiologi
Pemeriksaan radiografi seharusnya dilakukan sepanjang femur dalam dua
plane foto dan berdekatan dengan lingkar pelvik dan juga sendi lutut. Jika ada
keraguan, tungkai bawah seharusnya diperiksa juga. Computed tomography
(CT) atau magnetic resonance imaging (MRI) scan biasanya tidak diperlukan.
Indikasi untuk MRI akan digunakan jika dicurigai adanya fraktur yang
tersembunyi atau cedera ligament pada lutut.2.6.7
2.2.5 Penatalaksanaan
Fratur batang femur diterapi menurut usia dan besar anak, seiring cedera
cedera tersebut seperti cedera kepala atau politrauma, atau tampak adanya lesi
terbuka dengan cedera pada pembuluh darah dan saraf. Penyesuaian dengan
pengobatan dan faktor sosioekonomik harus dipertimbangkan.2.7.8
13
Gambar 2.2 (A) fracture spiral pada infan, (B) Proksimal fraktur pada anak
`usia 8 tahun, (C) Shaft fracture pada remaja, memerlukan fiksasi
intramedular7
Fraktur Batang Femur pada Tahun pertama Kehidupan
Pada periode postnatal, sebuah bandage sederhana atau harness
digunakan untuk panggul displastik diaplikasikan selama periode dari 2
minggu.2
Traksi bilateral overhead telah menjadi pilihan pengobatan untuk
selama beberapa tahun. Anak yang dihospitalisasi selama 10 14 tahun.
Fraktur transversal rata rata sembuh dengan pemendekan (shortening)
beberapa millimeter. Pada kasus kecurigaan cedera non accident, hospitalisasi
memberikan kesempatan untuk menginvestigasi situasi social anak.2
Pengobatan Terpilih
Spica cast setelah reduksi tertutup pada fraktur femur merupakan
pilihan pengobatan pada kebanyakan ahli bedah ortopedik pediatric. Posisi
fraktur tungkai diatur pada fleksi 90o pada panggul dan lutut. Dalam hal
mencegah deformitas varus sekunder, fraktur tungkai dijaga agar tetap dalam
abduksi
yang
nertal,
saat
sisi
kontralateral
dapat
diabduksi
yang
15
Selain itu, traksi kulit-Bryan traksi juga menjadi pilihan terapi pada
fraktur batang femur. Anak diposisikan dengan tidur terlentang di tempat tidur,
kedua tungkai dipasang traksi kulit, kemudian kedua tungkainya ditegakkan ke
atas, ditarik dengan tali yang diberi beban 1-2 kg, sampai kedua bokong anak
tersebut terangkat dari tempat tidur.
Komplikasi Bryan traksi adalah terjadi iskemik paralisis. Hal ini disebabkan
karena terganggunya aliran darah pada tungkai yang ditinggikan.
Fraktur Batang Femur pada Usia 5 sampai 15 tahun
Dilakukan pemasangan Russel traksi, untuk traksi ini diperlukan :
-
Frame
16
Katrol
Tali
Plester
Anak tidur terlentang, lalu dipasang plester dari batas lutut, dipasang sling di
daerah poplitea, sling dihubungkan dengan tali, dimana tali tersebut dihubungkan
dengan beban penarik.
Fiksator eksternal merupakan pilihan jika terjadi fraktur terbuka pada pasien
poli trauma atau untuk fraktur segmental, yang juga pada kelompok ini. Jika fiksator
dilepaskan lebih awal dengan pembetukan callus yang masih kurang, maka akan
berisiko terjadi fraktur kembali. Seperti semua penggunaan fiksator lainnya, infeksi
jalur pemasangan pin sering terjadi dan diobati dengan kulit lokal dan antibiotik.
Namun penanganan fraktur batang femur tertutup atau terisolasi tidak dianjurkan
dengan pemasangan fiksator eksternal pada anak anak pra sekolah.2.11
Gambar 2.5. (a) Seorang anak laki-laki berusia 8 tahun dengan fraktur kominuted
pada femur kiri dan fragment ketiga.(b) setelah reduksi tutup pada fraktur dan fiksasi
dengan fiksator eksternal.(c) Fremur kiri setelah 4 minggu dengan fiksator. Beberapa
callus formation. (d).Pasien 4 minggu setelah berdiri dengan fiksator eksternal
orthofix.Delapa bulan kemudian setelah trauma dan 4 bulan setelah pelepasan fiksator
ekternal.(e) dan (f) Tampak AP dan lateral pada femur kiri 8 bulan setelah
cedera.minimal varus dan pertumbuhan sekitar 7 mm. 2
18
BAB III
KESIMPULAN
Femur merupakan tulang terpanjang pada tubuh manusia. Hal ini
menyebabkan perkembangan yang sesuai pada bagian proksimal dan distal sehingga
memungkinkan koordinasi aktifitas musculoskeletal pada panggul dan lutut.
Perkembangan pada femur proksimal khususnya pada epifisis dan fisis adalah sangat
kompleks di antara region pertumbuhan skeletal apendikular.
Akibat kerusakan pada leher femur, misalnya akibat fraktur leher femur,
mungkin secara serius akan mengganggu kapasitas karilago region leher femur untuk
berkembang secara normal.
Pada anak anak, fraktur leher femur dan intertrokanter merupakan cedera
yang paling sering terjadi. Ratliff mengulas kembaki 71 kasus fraktur leher femur
pada pasien pasien berusia di bawah 17 tahun. Insidensi tertinggi cedera tampak
pada rentang usia 11 13 tahun.
Fraktur di sekitar sendi panggul merupakan akibat paksaan seperti trauma
akibat enrgi tinggi atau yang paling jarang dikaitkan dengan kondisis patologis.
Fraktur pada leher femur
kekerasan terhadap anak (child abuse) yang juga sering terjadi akhir akhir ini.
insidensi secara keseluruhan dari fraktur leher femur pada anak anak kurang dari
1%.
Fraktur batang femur (femoral shaft fracture) termasuk diantaranya region
subtrokanter dan suprakondilar berkisar 1,6% pada semua fraktur pada anak. Rasio
antara anak laki laki dan perempuan adalah 2 : 1.
Diagnosis ditegakkan dengan gejala klinis, radiologi, sonografi, CT scan, dan
MRI. Namun dengan gejala klinis dan radiologi biasanya sudah cukup untuk
menegakkan diagnosis fraktur femur pada anak.
19
1. Ogden. JA, 2000. Skeletal Injury In The Child Second Edition. New York : W.
B Saunders Company. p.857 872
2. Engelhardt PW. 2010. Femoral Neck Fracture In : Benson M, Fixsen J,
Macnicol M, Parsch Klaus (eds) Childrens Orthopaedics and Fractures Third
Edition. London : Springer. p. 759 764
3. Gottlieb JR. 2006. SOAP for orthopedics. Philadelphia : Williams and Wilkins
Publisher. p. 82 83
4. Arora A. 2006. Pediatrics Femoral Neck Fracture In : Kulkarni GS (eds)
Textbook of Orthopedics and Trauma 2nd Edition. New Delhi : Jaypee
Brothers Medical Publisher p. 3314 3333
5. Hbner .U, Schlicht .W, Outzen .S, Barthel .M, Halsband. H.
2000. Ultrasound in the diagnosis of fractures in children. The
Journal of Bone and Joint Surgery 82-B:1170-3.
6. Benson M, Fixsen J, Macnicol M, Parsch K. 2010. Femoral Shaft Fracture
In : Parsch K (eds) Childrens Orthopaedics and Fractures Third Edition.
London : Springer. p. 765 771
7. Pring M, Newton P, Rang M. 2005. Femoral Shaft In : Wenger D.R, Pring
M.E (eds) Rangs Childrens Fractures. Philadelphia : Lippincot Williams and
Wilkins. p. 181 199
8. Egol KA, Koval KJ, Zuckerman JD.2010. Hand Book of Fracture.
Philadelphia : Lippincot Williams and Wilkins. p. 400 418
20
21