Anda di halaman 1dari 36

REFERAT BEDAH

FRAKTUR
Maydah Ariani
07030036
Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah
Malang

DEFINISI FRAKTUR

Terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau


tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh
rudapaksa.

ANATOMI DAN FISIOLOGI


Dalam tubuh manusia dewasa sistem skeleton atau sistem kerangka.
Tulang sangat bermacam-macam baik dalam bentuk ataupun ukuran, tapi
mereka masih punya struktur yang sama.
Lapisan yang paling luar disebut periosteum dimana terdapat pembuluh
darah dan saraf.
Tulang terdiri dari tiga sel yaitu osteoblast, osteosit, dan osteoklast.
Fungsi Tulang
1) Memberi kekuatan pada kerangka tubuh.
2) Tempat melekatnya otot.
3) Melindungi organ penting.
4) Tempat pembuatan sel darah.
5) Tempat penyimpanan garam mineral.

KLASIFIKASI FRAKTUR
Klasifikasi ETIOLOGIS
Fraktur Traumatik
Akibat Trauma yang tiba-tiba

Fraktur Patologis
Karena proses patologis (penyakit/tumor) yang menyebabkan kelemahan
pada tulang

Fraktur Stres
Terjadi karena adanya trauma yang terus menerus pada suatu tempat
tertentu

Klasifikasi KLINIS

Fraktur TERTUTUP
Tidak berhubungan dengan dunia Luar

Fraktur TERBUKA
Berhubungan dengan dunia luar melalui luka pada kulit dan jaringan lunak

Fraktur dengan KOMPLIKASI


Fraktur yang mengalami komplikasi malunion, delayed union, ununion

Fraktur Terbuka

Klasifikasi Derajat patah tulang terbuka


menurut Gustilo dan Anderson :
Patah tulang derajat I :
Garis patah sederhana,luka < 1 cm, bersih
Patah tulang derajat II :
Garis Patah sederhana,luka > 1 cm, bersih, tanpa kerusakan
jaringan lunak yang luas atau terjadinya flap atau avulsi
Patah tulang derajat III :
Disertai kerusakan jaringan lunak luas termasuk kulit, otot,
syaraf, pembuluh darah. Disebabkan oleh gaya dengan
kecepatan tinggi.

Secara sistematis, Gustillo


membaginya lagi dalam :

Derajat IIIA : Patah tulang masih dapat ditutup dengan


jaringan lunak
Derajat III B : Tidak dapat ditutup dengan jaringan lunak.
Pada umumnya terjadi kontaminasi serius
Derajat III C : Terdapat kerusakan pembuluh darah arteri
Pembagian derajat patah tulang ini sangat penting untuk
rencana penanganannya, prediksi komplikasi dan hasil
penanganannya

Klasifikasi RADIOLOGIS
1. Lokasi
- Diafisial, Metafisial, Intra-artikuler, Fraktur dengan dislokasi
2. Konfigurasi
1. Fr. Transversal
2. Fr. Oblique
3. Fr. Spiral
4. Fr. Z
5. Segmental
6. Kominutif
7. Fr. Baji
8. Fr. Avulsi
9. Fr. Depresi
10. Fr. Impaksi
11. Fr. Pecah (Burst)
12. Fr. Epifise

3. Ekstensi
1. Fr. Total
2. Fr. Tidak total
- Fr. Buckle atau torus
- Fr. Hair Line
- Fr. Green stick
4. Menurut hubungan antara fragmen dengan
fragmen lainnya :
- Tidak bergeser (Undisplaced)
- Bergeser (Displaced)

ETIOLOGI
a. Fraktur akibat peristiwa trauma
Sebagian fraktur disebabkan oleh kekuatan
yang tiba-tiba berlebihan
b. Fraktur akibat peristiwa kelelahan atau
tekanan
c. Fraktur patologis karena kelemahan pada
tulang

PATOFISIOLOGI

GEJALA KLINIS
Tanda tanda tidak pasti :
* Rasa nyeri & tegang : menghebat bila digerakkan
* Functio laesa : Diakibatkan oleh rasa nyeri
* Deformitas : Disebabkan oedem, perdarahan dan posisi
fragmen tulang yang berubah
Tanda tanda pasti :
* Deformitas akibat fraktur, umumnya berupa angulasi, rotasi
dan pemendekan
* False movement (Gerakan abnormal)
* Krepitasi

Pemeriksaan dan
Diagnosis Fraktur
Pemeriksaan Fisik :
Inspeksi (Look) : Pembengkakan, Deformitas
Palpasi (Feel) : Tegang lokal, nyeri tekan, krepitasi
Periksa pulsasi arteri pada distal fraktur, CRT, temperatur
Gerakan (move) : Gerakan abnormal (False movement), Functio laesa
AVN
: sensorik, motorik, pulsasi arteri distal fraktur
Pemeriksaan Radiologi :
- 2 Arah (Antero-posterior dan Lateral)
- 2 Sendi (Sendi proksimal dan distal dari fraktur harus terlihat pada film)
- 2 Waktu (Saat setelah trauma dan 10-14 hari post trauma)
- 2 Ekstremitas (Sebagai pembanding, bila garis fraktur meragukan,
terutama pada anak-anak)

PENATALAKSANAAN
FRAKTUR
Patah Tulang Tertutup
A. Pertolongan Darurat (Emergency)
Pemasangan Bidai (splint) :
1. Mencegah kerusakan jaringan lebih lanjut
2. Mengurangi nyeri
3. Menekan kemungkinan terjadinya emboli lemak dan
shock
4. Memudahkan transportasi dan pengambilan foto

B. Pengobatan Definitif
- Reposisi secara tertutup
1. Manipulasi secara tertutup untuk mereposisi
Terbatas hanya pada patah tulang tertentu
2. Traksi dengan melakukan tarikan pada extremitas bagian distal
- Imobilisasi
1. Gips (Plaster-of-Paris Casts)
2. Traksi secara continue
- Traksi kulit
- Traksi tulang
- Reposisi secara terbuka
Dengan cara operasi kemudian melakukan imobilisasi dengan melakukan
fiksasi interna (plat, pena atau kawat)

C. Rehabilitasi
Tujuan Utama :
1. Mempertahankan ruang gerak sendi
2. Mempertahankan kekuatan otot
3. Mempercepat proses penyembuhan fraktur
4. Mempercepat pengembalian fungs penderita
Latihan terdiri dari :
- Mempertahankan ruang gerak sendi
- Latihan otot
- Latihan berjalan

Patah Tulang Terbuka


1. Tangani lebih dahulu akibat trauma yg
membahayakan jiwa
2. Pemberian antibiotika yang tepat
3. Debridement dan irigasi sempurna
4. Stabilisasi
5. Penutupan luka
6. Rehabilitasi dini

PENYEMBUHAN FRAKTUR
1. Fase Hematoma
2. Fase Proliferasi seluler subperiosteal dan endosteal
3. Fase Pembentukan Kalus
(Fase Union secara Klinis)
4. Fase Konsolidasi
(Fase Union secara Radiologik bridging calus)
5. Fase Remodeling

Perkiraan penyembuhan fraktur pada orang dewasa


Lokalisasi

Masa penyembuhan (minggu)

Palang/metakarpal/ metatarsal/kosta

3-6

Distal radius

Diafisis ulna dan radius

12

Humerus

10-12

Klavikula

Panggul

10-12

Femur

12-16

Kondilus/femur/tibia

8-10

Tibia/fibula

12-16

Vertebra

12

GANGGUAN PENYEMBUHAN
FRAKTUR

Delayed Union
Malunion
Union :
Dapat terjadi Pseudoarthrosis

Etio : imobilisasi yang tidak cukup, infeksi, interposisi


dan gangguan setempat

Gerakan minimal ujung pecahan patah tulang di


tengah otot dan di dalam lingkaran kulit dalam
gips, merangsang pembentukan kalus

Hal ini berlaku untuk patah tulang yang


ditangani gips mapun yang ditraksi.

Imobilisasi mutlak dengan osteosintesis (misal:


pelat dan sekrup, menghasilkan penyembuhan
primer, artinya tidak melalui proses kalus

Hasilnya tidak begitu kuat dibandingkan


dengan penyembuhan yang disertai dan
dilindungi kalus

Infeksi di daerah patah tulang penyulit berat


Hematom lingkungan subur u/ kuman
patologis yang menyebabkan osteomielitis di
kedua ujung patah tulang proses
penyembuhan sama sekali tidak dapat
berlangsung
Infeksi patah tulang menyebabkan osteomielitis
yang sukar sembuh dan memperlambat
penyambungan dan pertautan fraktur untuk
jangka waktu lama (Delayed Union)

KOMPLIKASI FRAKTUR

Komplikasi Segera
Lokal : - Kulit : Abrasi, laserasi, penetrasi
- Pembuluh darah : robek
- Sistem saraf : Medula spinalis, saraf perifer motorik
dan sensorik
- Otot
- Organ dalam : Jantung, paru, hepar, lien (Pada
fraktur Costa), Vesica urinaria (Pada fraktur Pelvis)
Umum
- Rudapaksa multipel
- Shock : Hemorrhagic, Neurogenic

Komplikasi Dini
Lokal
- Nekrosis kulit
- Gangren
- Sindrom Kompartemen
- Thrombosis vena
- Infeksi sendi
- Osteomielitis
- ARDS
- Emboli paru
- Tetanus

Komplikasi Lanjut / Lama


Lokal
Sendi : Stiffness (Ankilosis fibrosa)
Tulang : Delayed union, malunion, ununion, distrofi
refleks, osteoporosis pasca trauma,
Gangguan pertumbuhan, Osteomielitis,
patah tulang ulang
Otot/Tendo : Atrofi, Penulangan otot / Ruptur tendon
Saraf
: Kelumpuhan saraf lambat
Umum
- Urolithiasis

Patah Tulang pada ANAK

Sifat Patah Tulang pada Anak :


1. Tersering Greenstick fracture
2. Penyembuhan cepat
3. Penanganan tertutup memuaskan
4. Traksi kulit efektif
5. Jarang ditemukan kekakuan sendi

Reposisi umumnya tidak sukar, cepat sembuh dan kuat.


Jarang membutuhkan reposisi atau mobilisasi dengan fiksasi
bedah

TERIMAKASIH
Wassalamualaikum
Wr.Wb

Anda mungkin juga menyukai