TINJAUAN PUSTAKA
hiperosmolaritas
ketoasidosis.
dan
dehidrasi
berat
tanpa
adanya
4. Asidosis laktat
Terjadi pada penderita diabetes dan juga bukan pada
penderita diabetes. Asidosis ini disertai oleh suatu kesenjangan
anion dan peningkatan kadar asam laktat.
B. Komplikasi kronik Diabetes Mellitus
1. Komplikasi mata
Katarak lebih sering ditemukan pada penderita diabetes
dalam usia muda dari pada bukan penderita diabetes dan terjadinya
dapat diperlambat atau dicegah dengan memperbaiki pengontrolan
kadar gula darah.
2. Nefropati diabetik
Pasien dengan nefropati diabetik dapat menunjukkan
gambaran gagal ginjal menahun seperti lemas, mual, pucat, sampai
keluhan sesak napas akibat penimbunan cairan.
3. Neuropati diabetik
Neuropati perifer dan otonom sering menjadi komplikasi
diabetes dan sangat mengganggu pasien. Keluhan yang sering
ditemukan pada neuropati perifer adalah berupa kesemutan dan
rasa lemah. Pada pasien dengan neuropati otonom dapat dijumpai
gejala yang umumnya berupa mual, rasa kembung, muntah dan
diare terutama pada malam hari. (Watts, David. H, 1984)
C. Klasifikasi Diabetes Mellitus
Klasifikasi Diabetes Mellitus menurut WHO tahun 1985
menimbulkan
diuresis
osmotik.
Kehilangan
peningkatan
C. Metabolisme Glukosa
1. Sumber glukosa
Glukosa didalam tubuh, mempunyai tiga sumber yaitu :
a. Makanan
Pencernaan dari karbohirat sudah dimulai di mulut dengan pertolongan
enzim ptyalin, suatu amilase yang dibuat oleh glandula parotis.
Didalam usus kecil hampir semua karbohidrat dipecah dalam tiga
heksosa-heksosa yaitu glukosa, fruktosa, dan galatoksa. Glukosa
terjadi sebagai berikut : (Karbohidrat di dalam usus kecil di hidrolisir
oleh amilase (dikeluarkan bagian eksokrin dari penkreas) menjadi
maltosa dengan pertolongan maltosa (suatu enzim dari usus kecil)
menjadi glukosa. Ketiga heksosa ini di dalam usus kecil di absorsbsi
10
arti
yang
penting
dalam
metabolisme
glukosa.
(M.W.Haznam, 1976)
Hormon yang berfungsi dalam pengaturan metabolisme glukosa,
lemak dan protein antara lain adalah :
11
1. Insulin
Insulin adalah suatu polipeptida yang disekresi oleh sel-sel pulau
langerhans disintesa sebagai proinsulin yang mengandung dua
rantai insulin yang dihubungkan oleh peptida C.
Kerja dari hormon insulin ini adalah transport glukosa ke dalam
sel-sel tubuh, penyimpanan glukosa, sintesa asam lemak,
pengambilan asam amino dan sintesa protein.
2. Glukagon
Merupakan hormon yang berperan untuk memobilisasi glukosa dan
asam lemak dari tempat penyimpanannya (antara lain hati dan
jaringan lemak).
3. Somastotatin
Berperan untuk menghambat atau mengatur pengeluaran hormon
insulin dan glukagon (Lisyani suromo, 1987)
2. Metode pemeriksaan Glukosa Urin
Adanya glukosa dalam urin, dapat diperiksa dengan berbagai cara
antara lain :
a. Tes Reduksi Benedict
Prinsip dari pemeriksaaan ini adalah reaksi oksidasi cupro menjadi
cupri oleh glukosa, pemeriksaaan ini mudah dan murah serta dapat
secara
luas
dipakai
screening
penduduk
dalam
penyelidikan
12
13
Jadi hasil pemeriksaan mulai bermakna bila reduksi positif dua. Bila
hanya berpegang pada tes di atas, salah satu tafsir sering terjadi pada
orang tua, dimana ambang ginjal meninggi karena proses pengerasan
pembuluh darah, akibatnya reduksi masih negatif pada kadar glukosa
yang tinggi. Untuk mengurangi kesalahan tersebut maka pemeriksaan
glukosa darah tetap harus dilakukan.(Ranakusuma, 1987)
D. Keton Urin
1. Pengertian Keton urin
Benda keton adalah asam organik yang terdapat dalam tubuh manusia
yang terdiri dari asam asetoasetat, asam betahidroksibutirat dan aseton.
Peningkatan benda keton mengakibatkan penumpukan benda keton dalam
darah yang disebut ketosis. Ketosis merupakan salah satu komplikasi pada
Diabetes Mellitus oleh karena keasaman tubuh akibat menurunnya Ph
darah. Untuk membuang kelebihan benda keton, maka benda keton
diekskresikan ke dalam urin (ketonuria). Ginjal memerlukan banyak cairan
untuk membuang kelebihan benda keton, akan ditarik cairan dari sel yang
14
Metode Rothera
Prinsip pemeriksaan
Natrium nitroprussida dalam suasana alkalis dapat mereduksi aseton
dan asam asetoasetat menghasilkan warna ungu
Keuntungan tes Rothera adalah tes ini peka sekali terhadap aseton dan
asam asetoasaetat, kepekaanya terhadap aseton adalah 1 : 20.000,
terhadap asam asetoasaetat 1 : 400.000, sedangkan asam beta
hidroksibutirat tidak dinyatakan dalam reaksi ini.
Kerugian tes ini adalah waktunya yang agak lama, masih perlu
mencampur reagen sendiri.
b.
Metode Gerhardt
Prinsip pemeriksaan
Ion ferri chlorida bereaksi dengan asam asetoasetat membentuk zat
warna merah anggur port (warna merah coklat).
Keuntungan metode ini adalah kepekaanya terhadap asetoasetat 1 :
1.000, namun jauh kurang peka dibanding reaksi rothera.
Kerugiannya kurang teliti bila dibandingkan dengan metode Rothera
dan sering terjadi positif palsu, tidak peka terhadap aseton dan asam
beta hidroksibutirat.
15
c.
ginjal,
maka
timbul
glukosuria.
Glukosuria
ini
akan
16