Anda di halaman 1dari 5

Pulpitis Hiperplastik Kronis

i.

Definisi
Pulpitis hyperplastic kronis/polip pulpa adalah suatu inflamasi pulpa

produktif yang disebabkan oleh suatu pembukaan karies luas pada pulpa muda.
Gangguan ini ditandai oleh perkembangan jaringan granulasi, kadang-kadang
tertutup oleh epithelium dan disebabkan karena iritasi tingkat rendah yang
berlangsung lama.
ii.

Histopatologi
Secara histopatologis, permukaan polip pulpa ditutup epithelium squamos

yang bertingkat-tingkat. Polip pulpa gigi sulung lebih mungkin tertutup oleh
epithelium squamos yang bertingkat-tingkat atau berstrata daripada polip pulpa
gigi permanen. Epitelium semacam itu dapat berasal dari gingival atau dari sel
epitelial mukosa atau lidah yang baru saja mengalami deskuamasi. Jaringan di
dalam kamar pulpa sering berubah menjadi jaringan granulasi yang menonjol dari
pulpa masuk ke dalam lesi karies. Jaringan granulasi adalah jaringan penghubung
vaskuler, muda dan berisi netrofil PMN, limfosit, dan sel-sel plasma. Jaringan
pulpa mengalami inflamasi kronis. Serabut saraf dapat ditemukan pada lapisan
epitelial.
iii.

Etiologi
Terbukanya

pulpa

karies

yang

lambat

dan

progresif

merupakan

penyebabnya. Untuk pengembangan pulpitis hiperplastik diperlukan suatu kavitas


besar yang terbuka, pulpa muda yang resisten, dan stimulus tingkat rendah yang
kronis. Iritasi mekanis yang disebabkan karena pengunyahan dan infeksi bacterial
sering mengadakan stimulus.
iv.

Gejala-Gejala
Pulpitis hiperplastik kronis tidak mempunyai gejala kecuali pada saat

mastikasi. Bila tekanan bolus makanan menyebabkan rasa yang tidak


menyenangkan.

v.

Diagnosis
Gangguan ini umumnya hanya terlihat pada gigi anak-anak dan orang muda.

Penampilan jaringan polipoid secara klinis adalah khas, yaitu suatu massa pulpa
ynag kemerah-merahan dan seperti daging mengisi sebagian besar kamar pulpa
atau kavitas atau bahkan meluas melewati perbatasan gigi. Kadang-kadang massa
cukup besar untuk mengganggu penutupan gigi-gigi dengan enak. Meskipun, pada
tingkat awal perkembangannya, hanya sebesar pin. Jaringan polipoid kurang
sensitif daripada jaringan pulpa normal dan lebih sensitive daripada jaringan
gingival. Pemotongan jaringan ini tidak menyebabkan rasa sakit, tetapi tekanan
yang diteruskan ke ujung apical pulpa menyebabkan rasa sakit. Serabut saraf pada
lapisan epithelial pernah diamati. Pada 18 dari 125 pulpa hiperplastik yang
diperiksa secara histologis. Jaringan ini mudah berdarah karena suatu anyaman
pembuluh darah yang subur. Jika jaringan pulpa hiperplastik meluas melewati
kavitas atau gigi, maka akan terlihat seolah-olah jaringan gusi tumbuh di dalam
kavitas. Untuk membedakan suatu polip pulpa dari jaringan gingival yang
berproliferasi, hendaknya mengangkat dan menemukan kembali asalnya, yaitu
kamar pulpa. Tidak begitu sukar untuk mendiagnosis pulpitis hiperplastik kronis
dengan hanya pemeriksaan klinis. Jaringan pulpa hiperplastik di dalam kamar
pulpa atau kavitas gigi adalah khas dalam penampilannya. Radiografi umumnya
menunjukkan suatu kavitas besar yang terbuka dengan pembukaan langsung ke
kamar pulpa. Gigi bereaksi lemah atau sama sekali tidak terhadap tes termal,
kecuali jika digunakan dingin yang ekstrim, seperti etil klorida. Diperlukan arus
yang lebih dari normalnya untuk mendapatkan suatu reaksi dengan menggunakan
tester pulpa listrik.
vi.

Diagnosis Banding
Pulpitis hiperplastik mempunyai penampilan khusus dan mudah dibedakan

dengan jaringan gingival yang berkembang.


vii. Perawatan
Perawatan dapat dilakukan dengan membuang jaringan polipoid diikuti
dengan ekstirpasi pulpa asalkan gigi dapat direstorasi. Jika massa pulpa

hiperplastik telah diambil dengan kuret periodontal atau sendok ekskavator,


perdarahan dapat dikendalikan dengan tekanan. Kemudian jaringan yang terdapat
pada kamar pulpa diambil seluruhnya (pulpotomi) dan suatu dresing formukresol
ditumpatkan berkontak dengan jaringan pulpa radikular. Pulpa radikular
diekstirpasi pada kunjungan terakhir, Bila prosedur lancar, pulpektomi dapat
dilakukan dalam waktu satu kali kunjungan.
viii. Prognosis
Prognosis bagi pulpa tidak baik. Prognosis gigi baik setelah perawatan
endodontik dan restorasi yang memadai.
Resorpsi internal
i.

Definisi
Suatu proses idiopatik progresif resortif yang lambat atau cepat yang

timbul pada dentin kamar pulpa atau saluran akar gigi.


ii.

Histopatologi
Tidak seperti karies resopsi internal adalah hasil aktivitas osteoklastik. Cirri

proses resorptif adalah lacuna yang mungkin terisi oleh jaringan osteoid. Jaringan
osteoid dapat dianggap sebagai usaha perbaikan. Adanya jaringan granulasi
menyebabkan perdarahan banyak bila pulpa diambil. Dijumpai sel-sel raksasa
bernukleus banyak atau dentinoklas. Pulpa biasanya mengalami inflamasi kronis.
Kadang-kadang terjadi metaplasia pulpa,yaitu, transformasi ke jenis jaringan lain
seperti tulang atau sementum.
iii.

Etiologi
Penyebab resorpsi internal tidak diketahui (idiopatik), tetapi pasien demikian

sering mempunyai riwayat trauma.


iv.

Gejala-gejala
Resorpsi internal pada akar gigi adalah asimtomatik. Pada mahkota gigi,

resorpsi internal dapat terlihat sebagai daerah kemerah-merahan disebut bintik

merah muda (pink spot). Daerah kemerahan ini menggambarkan jaringan


granulasi yang terlihat melalui daerah mahkota yang terresorpsi.
v.

Diagnosis
Resorpsi internal dapat mempengaruhi baik mahkota maupun akar gigi atau

dapat meluas sampai ke gigi. Dapat merupakan suatu proses lambat, progresif,
berhenti dan muncul kembali yang berjalan meliputi waktu satu atau dua tahun
atau dapat juga berkembang secara tepat dan dapat menyebabkan gigi berlubang
dalam waktu beberapa bulan. Gigi yang paling mudah terkena adalah gigi rahang
atas, meskipun semua gigi memiliki potensi untuk terkena resorpsi internal ini.
Biasanya resorpsi internal dapat didiagnosis dengan pemeriksaan radiografi yang
rutin. Terlihat bintik merah muda terjadi nanti pada proses resorptif, bila
integritas mahkota sudah membahayakan. Radiograf

biasanya menunjukkan

suatu perubahan pada penampilan dinding pada saluran akar atau kamar pulpa
dengan daerah radiolusen bulat atau ovoid.
vi.

Diagnosis Banding
Bila resorpsi internal berkembang ke dalam ruang periodontal dan timbul

suatu lubang pada akar, maka sukar untuk membedakannya dari resorpsi
eksternal. Pada resorpsi internal, kerusakan resorptif lebih luas pada dinding pulpa
daripada

permukaan akar. Kerusakan ini biasanya diketahui dengan bantuan

radiograf.
vii. Perawatan
Ekstripasi pulpa menghentikan proses resorpsi internal. Diindikasikan
perawatan endodontic rutin, tetapi obsturasi kerusakan memerlukan suatu bahan
penutup khusus, lebih diutamakan dengan cara guta-perca yang diliatkan pada
kebanyakan pasien, resorpsi interna berkembang tanpa terlihat karena tidak
menimbulkan rasa sakit, sampai akar berlubang. Dalam kasus semacam ini, pasta
kalsium hidroksida dimampatkan pada saluran akar dan diperbaharui secara
periodik sampai kerusakan menjadi baik. Perbaikkan selesai bila terjadi rintangan

atau barrier mengapur. Apabila perbaikkan telah selesai, saluran akar dengan
kerusakannya diobturasi dengan guta-perca yang diliatkan.
viii. Prognosis
Prognosis baik dilakukan sebelum terjadi perforasi pada akar atau mahkota.
Dalam kejadian suatu perforasi akar-mahkota, prognosis berhati-hati dan
tergantung pada terbentuknya pengapuran atau pembukaan ke perforasi yang
memungkinkan perbaikkan secara bedah.

Anda mungkin juga menyukai