II.
III.
IV.
produk
dapat
membentuk
reaktan
kembali.
Pada
reaksi
proses maju atau balik dan keadaan kesetimbangan adalah sama walaupun
arah pendekatannya berbeda.
Tetapan kesetimbangan (K) adalah hasil kali produk dipangkatkan
koefisien reaksinya dibagi hasil kali reaktan dipangkatkan koefisien
reaksinya. Tetapan kesetimbangan mempunyai nilai yang tetap pada suhu
tertentu. Jika reaktan dan produk dinyatakan dengan konsentrasi, maka
tetapan kesetimbangan ditulis dengan simbol Kc. Misalnya untuk reaksi:
aA(g) + bB(g) cC(g) + dD(g)
maka nilai
Bila konstanta kesetimbangan (Kc) kecil (Kc < 1), berarti pada
keadaan kesetimbangan, konsentrasi produk adalah kecil, sehingga
konstanta kesetimbangannya juga kecil, hal ini menunjukkan reaksi bolakbalik tidak berlangsung dengan baik. Bila konstanta kesetimbangan (Kc)
besar (Kc > 1) berarti pada keadaan setimbang konsentrasi reaktan adalah
kecil, sehingga harga konstanta kesetimbangan yang besar menunjukkan
bahwa reaksi berlangsung bolak-balik dengan baik.
Konstanta kesetimbangan (Kc) memiliki beberapa fungsi, yaitu :
-
2.
Perubahan Konsentrasi
Jika konsentrasi reaktan diperbesar, maka reaksi kesetimbangan akan
bergeser ke produk, demikian sebaliknya.
Perubahan Volume
Jika volume diperbesar, reaksi kesetimbangan bergeser ke jumlah
koefisien zat yang besar, sebaliknya jika diperkecil volumenya, maka
reaksi kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah koefisien zat yang
kecil. Tetapi perubahan volume tidak berpengaruh jika jumlah
3.
4.
5.
tidak
mengganggu
kesetimbangan
secara
nyata.
Tetapan
V.
1. Buret
2. Statif dan klem
3. Gelas kimia
4. Erlenmeyer
5.Gelas ukur
6. Pipet tetes
50 mL
200 mL
250 mL
25 mL
-
1 buah
1 buah
1 buah
5 buah
1 buah
secukupnya
B. Bahan-bahan
1. NaOH 2 N
2. Indikator PP
3. HCl
4. Etanol absolute
5. Asam Asetat
6. Aluminium foil
VI.
Alur Kerja
(Larutan Blanko)
5 mL HCl 2N
2N Dimasukkan ke dalam
Erlenmeyer
Ditambahkan 2 tetes indikator PP
Dititrasi dengan larutan NaOH
Volume NaOH
V1= 3,5 mL
V2= 3,5 mL
V3= 3,8 mL
5 mL HCl 2N+
1 mL Etanol +
4 mL Asam
Asetat
5 mL HCl 2N+
5 mL HCl 2N+
5 mL HCl 2N+
2 mL Etanol +
3 mL Etanol +
3 mL Asam
2 mL Asam
1 mL Asam
Asetat
Asetat
Asetat
4 mL Etanol +
Volume NaOH
V1= 6,8 mL
V2= 5,2 mL
V3= 4,6 mL
V4= 3,8 mL
VII.
NO
Hasil Pengamatan
PROSEDUR PERCOBAAN
1.
(Larutan Blanko)
HASIL PENGAMATAN
SEBELUM
SESUDAH
HCl: larutan tidak HCl + NaOH:
berwarna
5 mL HCl 2N
2N Dimasukkan ke
dalam Erlenmeyer
Ditambahkan 2 tetes
5 mLindikator
HCl 2N+PP
1 mLDititrasi
Etanol +
Dimasukkan
ke dengan
dalam larutan
NaOH
4 mL Asam
Asetat
erlenmeyer
dan
ditutup
dengan rapat
Larutan tidak
berwarna
DUGAAN REAKSI
KESIMPULAN
HCl(aq) + NaOH(aq)
NaCl(aq) + H2O(l)
NaOH: larutan
tidak berwarna
berwarna
berwarna
Setelah dititrasi:
Volume
Larutan berwarna
Disimpan
NaOH selama + 1
minggu (min. 3 hari)
merah muda
V2= 3,5 mL
V1= 3,5 mL
V1= 3,5 mL
V2= 3,5 mL
V3= 3,8 mL
V3= 3,8 mL
Ditambahkan 2 tetes
indikator PP
2.
HCl + etanol +
H3COOH(aq) +
Terjadi reaksi
asam asetat:
C2H5OH(aq)
esterifikasi ditandai
Larutan tidak
CH3COOC2H5(aq) +
Asam asetat:
H2O(l)
balon dan
larutan tidak
seperti balon
berwarna
Larutan tidak
tidak berwarna
berwarna
CH3COOCH2(aq)+
NaOH(aq)
CH3COONa(aq)+
CH3CH2OH(aq)
Setelah dititrasi:
berwarna
Larutan berwarna
merah muda
Disimpan selama + 1
minggu (min. 3 hari)
V1 NaOH= 6,8 mL
H3COOH(aq) +
T= 300C
C2H5OH(aq)
CH3COOC2H5(aq) +
3.
H2O(l)
Ditambahkan 2 tetes
indikator PP
CH3COOCH2(aq)+
CH3COONa(aq)+
sebesar:
Kc1= -2, 1325 mol/L
Kc2= -8,5387 mol/L
Kc3= 8,9189 mol/L
Kc4= 8, 2849 mol/L
5 mL HCl 2N+
2 mL Etanol +
Dimasukkan
ke dalam
3 mL Asamdan
Asetat
erlenmeyer
ditutup
dengan rapat
menghasilkan Kc
NaOH(aq)
HCl: larutan tidak
HCl + etanol +
CH3CH2OH(aq)
berwarna
asam asetat:
Larutan tidak
Asam asetat:
larutan tidak
seperti balon
Larutan tidak
tidak berwarna
berwarna
C2H5OH(aq)
CH3COOC2H5(aq) +
H2O(l)
5 mL HCl 2N+
3 mL Etanol +
Dimasukkan
ke dalam
2 mL Asamdan
Asetat
erlenmeyer
ditutup
dengan rapat
H3COOH(aq) +
Setelah dititrasi:
CH3COOCH2(aq)+
berwarna
Larutan berwarna
NaOH(aq)
merah muda
CH3COONa(aq)+
V1 NaOH= 5,6 mL
CH3CH2OH(aq)
Disimpan selama + 1
minggu (min. 3 hari)
T= 30 C
H3COOH(aq) +
HCl: larutan tidak
HCl + etanol +
C2H5OH(aq)
CH3COOC2H5(aq) +
berwarna
asam asetat:
Larutan tidak
Asam asetat:
larutan tidak
seperti balon
Larutan tidak
tidak berwarna
berwarna
Setelah dititrasi:
berwarna
Larutan berwarna
merah muda
V1 NaOH= 4,6 mL
T= 300C
5.
HCl + etanol +
H2O(l)
CH3COOCH2(aq)+
NaOH(aq)
CH3COONa(aq)+
CH3CH2OH(aq)
berwarna
asam asetat:
Larutan tidak
Asam asetat:
larutan tidak
seperti balon
Larutan tidak
tidak berwarna
berwarna
Setelah dititrasi:
berwarna
Larutan berwarna
5 mL HCl 2N+
4 mL Etanol +
Dimasukkan
ke dalam
1 mL Asamdan
Asetat
erlenmeyer
ditutup
dengan rapat
Disimpan selama + 1
minggu (min. 3 hari)
Dicatat suhu tempat
penyimpanan
Ditambahkan 2 tetes
indikator PP
Dititrasi dengan larutan
NaOH 2N
Ditentukan mol etanol
absolut dan mol asam
asetat
Volume NaOH (mL)
merah muda
V1 NaOH= 3,8 mL
T= 300C
ekivalen. Titik ekivalen tercapai saat larutan menjadi jernih dan berwarna
merah muda. Titik ekivalen tercapai setelah dititrasi dengan NaOH
sebanyak 3,8 mL.
Percobaan
ini
bertujuan
untuk
mengetahui
konstanta
PP memiliki trayek pH antara 8,0 9,6. Rentang trayek ini sesuai untuk
titrasi etanol dan asam asetat yang memiliki titik ekuivalen pada rentang
trayek tersebut. Reaksi ester saat di titrasi dengan NaOH :
CH3COOC2H5(aq)+ NaOH(aq) CH3COONa(aq)+ CH3CH2OH(aq)
Titik ekuivalen dicapai saat tejadi perubahan warna dari larutan jernih
tidak berwarna menjadi jernih dan berwarna merah muda.
Dari data dilakukan perhitungan-perhitungan, yang pertama adalah
menghitung mmol HCl blanko dengan persamaan berikut :
mol ekivalen H+ = mol ekivalen OHSelanjutnya menghitung mol mula-mula untuk etanol dan asam asetat
dengan menggunakan persamaan berikut :
Mol Etanol =
IX.
Diskusi
Setelah dilakukan langkah praktikum dan perhitungan sesuai dengan
yang di atas didapat nilai Kc untuk erlenmeyer I, II, III, IV, berturut turut
adalah -2,1325 ; -8,5387 ; 8,9189 ; 8,2849.
Hasil dari perhitungan Kc tidak sesuai dengan nilai Kc secara teoritis
yaitu 4,2 x 10-2 . Selain itu nilai Kc untuk erlenmeyer I dan II memiliki
perbedaan yang signifikan dengan nilai Kc untuk erlenmeyer III dan IV
dimana pada Erlenmeyer I dan II menghasilkan Kc yang bernilai minus.
Namun, nilai Kc untuk erlenmeyer III dan IV memiliki nilai yang dekat
rangenya. Dengan begitu dapat terbukti jika nilai Kc tidak dipengaruhi
oleh konsentasi awal.
Untuk ketidaksesuain nilai Kc hasil praktikum dan secara teoritis
dapat berbagai hal. Pertama, karena pada saat titrasi, pada saat tetes
terakhir warna berubah terlalu merah atau terlalu jauh dari titik ekivalen.
Hal ini dikarenakan titrasi yang dilakukan tidak sesuai dengan standar
titrasi. Titrasi pada percobaan ini dilakukan dengan konsentrasi 2N dan
volume yang terlalu kecil. Hal ini menyebabkan kesalahan yang terjadi
pada titrasi terlalu besar sehingga hasil perhitungan Kc yang diperoleh
juga tidak terlalu akurat. Titrasi yang baik seharusnya dilakukan dengan
konsentrasi 0.1 M dan volume 50 mL. Kedua, penyimpanan larutan yang
kurang sempurna. Suhu lemari penyimpanan dianggap sama seperti suhu
kamar pada saat awal menyimpan. Akan tetapi pada saat dikeluarkan
setelah disimpan selama beberapa hari, suhu ruang penyimpanan dan
erlenmeyer jauh lebih dingin daripada suhu ruang. Namun tidak diketahui
suhu ruangnya karena tidak dilakukan pengukuran suhu ruang akibat
keterbatasan termometer pengukur suhu ruang. Ketiga, karena kurang
X.
yang tidak terlalu jauh, maka terbukti jika nilai Kc tidak dipengaruhi oleh
konsentrasi awal larutan.
XI.
Jawaban Pertanyaan
1.
V NaOH (mL)
mol CH3COOH
mol CH3CH2OH
mol
CH3COOCH2CH3
Kc
Erlenmeyer
I
Erlenmeyer
II
Erlenmeyer
III
Erlenmeyer
IV
6,8
0,07
0,017
5,6
0,0525
0,0343
4,6
0,035
0,0515
3,8
0,0175
0,0687
0,0636
0,0485
0,0330
0,0171
-2,1325
-8,5387
8,9189
8,2849
Keenan,
et-al.1991.
Ilmu
Kimia
Untuk
Universitas.
(terjemahan
Rohman. Ijang . 2004 . Common Text Book : Kimia Fisika I. Edisi revisi. Malang :
Universitas Negeri Malang.
Tjahjani, Siti.dkk. 2012. Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika II. Surabaya :
Laboratorium Kimia Fisika UNESA.
Karakteristik, macam-macam system dan konstanta kesetimbangan, (online).
(www.chem-is-try.org, diakses 16 Maret 2012, pukul : 18.40 WIB ).
Konstanta Kesetimbangan Kimia, (online).(www.wikipedia.com , diakses 5
Desember 2012, pukul 18.38 WIB).