Anda di halaman 1dari 2

A long visit aka my mom

jisuk ingin mengunjungi ibunya di kampung halamannya. Dia diantar oleh suami
dan anaknya sampai di depan stasiun kereta api. Ketika di kereta api, dia melihat
seorang anak kecil yang sudah bisa membaca buku dengan lancar kepada
neneknya. Kemudian dia teringat dengan masa kecilnya. Dari sinilah kisah jisuk
dan ibunya dimulai.
Ayah jisuk adalah seorang supir bus. Ketika jisuk masih sekolah dasar, dia sering
membacakan cerita untuk para penumpang bus ayahnya. Kakak perempuannya
meninggal ketika umurnya dua tahun, yaitu sebelum jisuk lahir. Mungkin karena
itulah ibunya lebih sayang kepada jisuk daripada adik laki-lakinya. Ibunya selalu
menjaganya dan menyayanginya.
Ketika jisuk di sekolah menengah pertama, dia dan ibunya sedang membeli
bahan makanan di pasar. Ibunya selalu meminta diskon 10 sen. Hal itu malah
membuat jisuk malu terhadap sikap ibunya. Suatu ketika, ada dua orang
penumpang yang bercanda dengan mengatakan bahwa bus ayahnya jisuk sering
terlambat karena kakinya ayahnya jisuk panjang sebelah. Hal itu terjadi karena
ayahnya jisuk pernah kecelakaan. Sejak saat itu dia sering memukuli istrinya
karena dia merasa istrinya menghina dirinya karena dia cacat. Jisuk dan adiknya
hanya bisa menangis mendengar ibunya bertengkar dengar ayahnya. Jisuk
bercerita kepada sahabatnya yang bernama Mijeong bahwa dia benci kepada
ayah dan ibunya. Dia tidak mau menikah dan ingin kuliah di seoul agar dia hidup
bebas.
Ibunya selalu bangga kepada jisuk tetapi jisuk malu terhadap ibunya sampai dia
tidak memperbolehkan ibunya untuk datang ke sekolahnya. Saat jisuk di sekolah
menengah atas, dia sudah tidak tahan lagi dengan sikap ayahnya yang selalu
memukuli ibunya. Jisuk menyuruh ayahnya untuk membunuh ibunya sekarang
saja daripada membuat ibunya mati secara perlahan. Di sebuah gazebo, Jisuk
menyuruh ibunya meninggalkan ayahnya dan pergi ke Seoul tapi ibunya tidak
ingin pergi. Dia seperti ini karena ingin melindungi Jisuk, ia menyatakan bahwa
hidupnya hanya ingin membuat Jisuk bahagia. Dia tidak mau membuat jisuk
lelah mengurus rumah sehingga tidak bisa ke sekolah. Seorang ibu harus
melakukan sedikit pengorbanan. Jisuk menjadi lebih perhatian kepada ibunya
sejak hari itu.
Jisuk mendapat beasiswa kuliah di seoul. Saat jisuk sedang berada di kereta api,
dia membuka tas yang telah disiapkan oleh Ibunya. Ternyata didalam tas
tersebut terdapat banyak makanan, jimat, uang receh 10 sen dan sepucuk surat.
Disana tertuliskan rasa bangganya terhadap putrinya dan permintan maaf
karena ibunya hanya bisa memberikan beberapa makanan dan dua bungkus
uang receh 10 sen yang ditabungnya sejak Jisuk kecil. Saat itu Jisuk mengetahui
bahwa perbuatan Ibunya yang menurutnya memalukan itu demi memenuhi
kebutuhannya.
Saat di Seoul Jisuk bekerja part time untuk memenuhi kebutuhannya hidup si
Seoul dan ditempat kerja itulah Ji-suk menemukan seorang pria yang menjadi

kekasihnya. Kekasih Jisuk mengundang Ji-suk dan keluarganya untuk lamaran


pernikahan. Keluarga kekasih Jisuk berasal dari keluarga yang kaya dan ibu
kekasihnya tersebut tidak menyetujui hubungan mereka. Hal ini membuat ibunya
jisuk marah karena tidak terima dengan sikap ibu kekasih Jisuk yang
merendahkan Jisuk. Dan tentu saja sikap sang Ibu membuat semua menjadi lebih
berantakan. Jisuk menyerah dan mengatakan kepada sang Ibu bahwa dia tidak
akan menikah. Melihat kondisi Ji-suk seperti itu sang Ibu tidak sampai hati
melihatnya dan akhirnya sang Ibu memutuskan untuk mengunjungi rumah
kekasih Jisuk untuk minta maaf dan memohon restu dari keluarganya agar Jisuk
dapat menikah dengan kekasihnya tersebut. Akhirnya Keluarga kekasih Jisuk
merestui hubungan anaknya dan kemudian mereka menikah dan memiliki anak
perempuan. Setelah melahirkan dia menyadari bahwa perjuangan seorang ibu
untuk melahirkan itu susah maka dia berjanji akan menjadi anak yang baik.
Suatu malam, ibu Jisuk menelponnya untuk memberitahukan bahwa ayahnya
meninggal dunia. Dia pikir dia membenci ayahnya. Dia pikir dia tidak punya
kenangan tentangnya dan tidak merindukannya. Tatapi ternyata dia baru
menyadari bahwa sebenarnya ayahnya sayang dan perhatian kepadanya. Jisuk
meminta ibunya untuk tinggal saja bersamanya di seoul. Tetapi ibunya tidak mau
karena dia berpikir akan sangat menyedihkan jika seorang istri kehilangan
tempat untuk bersedih. Jadi dia meminta jisuk datang kerumah kalau dia lagi
sedih. Ibunya akan mendengarkannya meski tidak bisa menyelesaikan
masalahannya.
Jisuk mengunjungi ibunya dan menghabiskan banyak waktu dengannya. Dia
mengajak ibunya jalan-jalan, makan di restoran, foto bersama, membelikan baju
baru dan barang-barang yang dibutuhkan ibunya. Ibunya yang curiga dengan
sikap aneh anaknya itu memutuskan untuk menelpon menantunya. Dari situlah
dia tahu bahwa jisuk terkena kanker pankreas stadium akhir. Ibunya sedih
mendengar itu. Ibunya berkata kepada jisuk bahwa tidak akan ada yang bisa
mengambil anaknya selama dia masih hidup. Dia akan melindungi anaknya. Jisuk
menagis saat mendengarnya. Dia meminta maaf karena telah berbuat kasar dan
mengecewakan ibunya selama ini.
Jisuk pulang ke seoul. Sebelum berangkat ibunya berkata kalau dia tidak perlu
khawatir karena dia tidak akan pergi duluan sebelum dirinya meninggal. Tetapi
ternyata jisuk meninggal dunia ketika tiba di seoul. Ji-suk meninggalkan foto
bersama Ibunya dan tertuliskan permintaan maaf karena tidak pernah bersikap
baik terhadap sang Ibu. Ibunya sedih dan berharap putrinya akan menjadi
anaknya lagi di kehidupan selanjutnya karena dia sangat menyayangi putrinya.

Anda mungkin juga menyukai