Advertisement
Sejarah selalu menyertai perjalanan sebuah bangsa, meski pada kenyataannya hanya sebagian
kecil saja dari orang-orang yang menjadi bagian dari bangsa tersebut yang memahami perjalanan
sejarah dari bangsanya. Kenyataan inilah yang menjadi persoalan dihampir semua Negara
termasuk Indonesia, yakni banyaknya masyarakat yang kurang memahami sejarah bangsa.
Akibatnya, rasa nasionalisme sedikit demi sedikit terkikis, sehingga muncul ketidakpedulian
terhadap nasib bangsanya sendiri dan cenderung memikirkan nasib dirinya sendiri.
Bukan tanpa alasan Sejarah dijadikan sebagai mata pelajaran dan diajarkan sejak di bangku
sekolah dasar. Siapapun tidak akan mau belajar sejarah jika dirasa tidak ada gunanya. Kenyataan
bahwa di sepanjang waktu dan di setiap peradaban selalu saja ada orang-orang yang menulis
sejarah, menjadi satu bukti bahwa sejarah itu perlu!
Sejarah dalam Pandangan Tokoh dan Bangsa
Tidak berbeda halnya dengan yang dikatakan Kong Fu-Tse, Sejarah mendidik kita untuk
senantiasa bertindak dan perperilaku dengan bijaksana. Itu sebabnya Prof. Wertheim
mengatakan, History is a continuity and Change, karena keberadaan sejarah dapat memberikan
kesadaran waktu yakni kesadaran bahwa kehidupan akan senantiasa mengalami pertumbuhan,
perkembangan, dan perubahan, seiring dengan berjalannya waktu.
Ir. Suekarno
Sebuah pandangan berbeda tentang sejarah disampaikan Ir. Soekarno, yang kalimatnya pasti
sudah akrab di telinga kita, yakni Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa-jasa
para pahlawan, serta satu ungkapan lagi, Jasmerah, yang artinya Jangan sekali-kali
melupakan sejarah. Apa yang disampaikan Pandangan presiden pertama Indonesia tentang
sejarah tersebut selain untuk membangkitkan semangat nasionalisme, juga memanfaatkan fungsi
dari sejarah sebagaimana yang diungkapkan Arnold Toynbee, yakni To study history is to built
history, atau belajar tentang sejarah untuk membangun sejarah.
Sumber : http://manfaat.co.id/18-manfaat-belajar-sejarah-bagi-kehidupan