Tugas Farmasi
Tugas Farmasi
Oleh:
YUNDA ALHUSNA ARIFA
G0007175
Pembimbing: Dyah Poerwohastoeti, S.Farm., Apt
Anemia Pernisiosa......................................................................3
Asma-Bronchitis..........................................................................4
Dengue Haemorrhage Fever (DHF).............................................5
Dengue Syok Syndrome (DSS)...................................................5
Dermatitis Atopi dengan Eczema...............................................7
Dermatitis Venenata...................................................................8
Diabetes Mellitus (DM)...............................................................9
Eczema..................................................................................... 10
Epilepsi..................................................................................... 11
Faringitis...................................................................................12
Fluor Albus................................................................................ 13
Glaukoma.................................................................................16
Hemoroid..................................................................................17
Hipertensi.................................................................................18
Infeksi Saluran Kencing (ISK)....................................................19
Konjungtivitis ...........................................................................20
Konstipasi................................................................................. 21
Migrain..................................................................................... 22
Otitis Media Akut (OMA)...........................................................23
Pneumonia................................................................................ 24
Preeklampsi.............................................................................. 25
Rhinitis Alergi...........................................................................26
Scabies..................................................................................... 27
Schizophrenia...........................................................................29
Shigellosis (Disentri Basiler).....................................................30
Sinusitis.................................................................................... 31
Stomatitis................................................................................. 32
Syok Anafilaksis........................................................................33
Tetanus..................................................................................... 34
Tifus Abdominalis.....................................................................35
Tuberculosis (TB)......................................................................36
Uretrhitis GO.............................................................................37
Urtikaria.................................................................................... 38
Vertigo...................................................................................... 39
ANEMIA PERNISIOSA
Definisi : Kekurangan vitamin B12 sehingga terjadi sel darah merah yang berukuran besar
(megaloblastik). Faktor intrinsic dalam lambung tidak ada sehingga terjadi hambatan dalam
absorbsi vitamin B12.
Resep :
R/ Arcored inj vial No. I
Cum dysposible syringe cc 10 No. I
S imm
Pro. Ny. I (25 th)
Arcored
Kandungan vitamin B12 10000 mcg, 1 vial : 10 ml
Indikasi : Anemia pernisiosa
Dosis : 5 x 1000 mcg IM selama satu minggu pertama
Vitamin B12 sebagai katalisator dalam pembentukan DNA
ASMA BRONKIAL
Definisi : gangguan inflamasi kronik saluran nafas yang melibatkan banyak sel dan
elemennya berlangsung kronik menyebabkan peningkatan, hiperresponsif jalan nafas yang
menimbulkan gejala episode berulang berupa mengi, sesak nafas, dada terasa berat,
terutama pada malam hari. Episode tersebut berhubungan dengan obstruksi jalan nafas yang
luas.
Klasifikasi
Berdasarkan penyebabnya, asma bronkial dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipe, yaitu :
1. Ekstrinsik (alergik)
Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor pencetus yang
spesifik, seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang, obat-obatan (antibiotic dan aspirin)
dan spora jamur. Asma ekstrinsik sering dihubungkan dengan adanya suatu predisposisi
genetik terhadap alergi. Oleh karena itu jika ada faktor pencetus spesifik seperti yang
disebutkan di atas, maka akan terjadi serangan asma ekstrinsik.
2. Intrinsik (non alergik)
Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus yang
tidak spesifik atau tidak diketahui, seperti udara dingin atau bisa juga disebabkan oleh
adanya infeksi saluran pernafasan dan emosi. Serangan asma ini menjadi lebih berat dan
sering sejalan dengan berlalunya waktu dan dapat berkembang menjadi bronkhitis kronik
dan emfisema. Beberapa pasien akan mengalami asma gabungan.
3. Asma gabungan
Bentuk asma yang paling umum, memiliki karakteristik bentuk alergik dan nonalergik.
Contoh resep:
R/ Ventolin MDI No. I
S prn 1-2 dd puff I
R/ Metil prednisolon tab mg 4 No.VII
S 1 dd tab I
Pro Ny. R (30tahun)
Jenis obat:
1. Ventolin
Kandungan salbutamol sulfate, golongan beta2-mimetika
Mekanisme kerja : bekerja spesifik pada reseptor-2. Selain mempunyai daya
bronchodilatasi yang baik, juga memiliki efek yang lemah terhadap stabilisasi sel mast,
sehingga sangat efektif untuk mencegah atau meniadakan asma.
ESO : nyeri kepala, pusing, mual, tremor tangan. Pada overdose menimbulkan efek
kardiovaskuler (takikardi, palpitasi, aritmia, hipotensi).
Dosis : tab 2 mg, inhaler 100 mcg. Inhalasi 3-4 dd 2 semprotan dari 100mcg, pada
serangan akut 2 puff dapat diulang sesudah 15 menit. Pada serangan hebat i.m atau
s.c 250-500 mcg, yang dapat diulang setelah 4 jam.
Biasa digunakan dalam bentuk dosis aerosol, karena berefek pesat dan mempunyai
efek samping yang ringan dibanding dengan dosis oral.
2. Metilprednisolon
Merupakan kortikosteroid, sebagai antiinflamasi, mengatasi obstruksi jalan nafas.
Mekanisme kerja : menghalangi enzim fosfolipase yang mampu mengubah fosfolipid
membran sel menjadi mediator menimbulkan bronkospasme.
ESO : gejala cushing (osteoporosis, moonface, hipertrichosis, impotensi, dll) serta
penekanan fungsi anak ginjal.
Dosis : Sediaan 4 mg, 16 mg. Prednisolon untuk terapi kur singkat 25-40 mg sesudah
makan pagi, yang setiap dua hari dikurangi dengan 5 mg sampai kur selesai dalam 2-3
minggu. Untuk pemeliharaan 5-10 mg prednisolon setiap 48jam.
: Trombositipenia
Hct meningkat > 20%
Mialgia, panas, hepatomegali
Contoh resep:
R/ Infus NaC 0,9% flab No IV
Cum infus set No I
Iv catheter no.22
No I
imm
R/ Paracetamol tab mg 500 No X
prn 1-3 dd tab I
Pro: Sdr. X (21th)
Jenis obat:
1. NaCl 0,9%
: Rehidrasi untuk mengatasi hemokonsentrasi, bisa juga pakai RL
atau Hartmanns solutions
2. Paracetamol
: efek antipiretik mengandung asetaminofen
a. Mekanisme
: menghambat biosintesis prostaglandin dgn penghambatan
cox
b. Sediaan
: 500mg tab; 120mg/ 5ml sry
c. Dosis
: 300mg-1gr per kali maxs 4gr/hari.
Kesadaran membaik
Kesadaran menurun
Distress pernapasan/sianosis
Ekstrimitas hangat
Evaluasi ketat
15-20 ml/kgBB/jam
Tanda vital
Tambahan koloid/plasma
Tanda perdarahan
Dekstran 40/FFP
Dieresis
Syok teratasi
Koreksi asidosis
Evaluasi 1 jam
Tetesan 5 ml/kgBB/jam
Tetesan 3 ml/kgBB/jam
DIABETES MELITUS
Di bedakan menjadi 2 tipe, yaitu:
A. Diabetes Melitus Tipe 1
Definisi: kondisi dimana sel pankreas tidak menghasilkan insulin, predileksi usia muda <
30 tahun
Terapi : Injeksi Insulin
Resep :
R/ Insulin regular injeksi 100 IU
Cum spuit insulin injeksi
S imm
Pro. Nn. I (20 th)
Mekanisme kerja : mengatur kadar glukosa dengan target utama hepar, otot, dan
jaringan adipose
B. Diabetes Melitus Tipe 2
Definisi : kondisi dimana terjadi resistensi insulin. GDS 20 mg/dl atau GDP 126 mg/dl
Pilihan obat :
1. First choice : gol. sulfenilurea (glibenklamid, klorpropamid)
2. Gol. Biguanid (Metformin)
3. Tiazolidindion (pioglitazon, rasiglitazon)
4. Glinid (repoglinid, hateglinid); berfungsi meningkatkan sekresi insulin
5. Glukosidase dan inhibitor : acarbose berfungsi menghambat absorbsi glukosa
Resep :
R/Glibenklamid tab mg 5 No. XIV
S 3 dd tab I h.a.c.
Pro. Ny. I (45 th)
Dievaluasi 2 minggu setelah pemberian, bila tidak ada perbaikan ditambah obat golongan
biguanid.
R/ Metformin tab mg 500 No. XXI
S 3 dd tab I d.c.
Pro. Ny. I (45 th)
Glibenklamid
Golongan Sulfonilurea (insulin sekretorik)
Sediaan : 5 mg
Dosis : awal 2,5-5 mg ditingkatkan perlahan
tidak lebih dari 2,5 dgn interval 1 minggu,
maksimal : 20 mg/hari
Nama paten antara lain: glukonic, glyamid,
libronil, tiabet
Mekanisme : merangsang sekresi insulin dari
granul sel beta langerhans
Terapi efektif :diberikan 30 menit sebelum
makan.
h.a.c dimaksudkan untuk
mencegah hipoglikemi dan mempercepat
absorbsi
karena
makanan
dapat
menyebabkan menurunnya absorbsi
Metabolisme di hepar dan di ekskresi melalui
ginjal
Efek
samping
:
gangguan
saluran
cerna&alergi kulit
Kontraindikasi : DM juvenile; DM gestasional
dan keadaan gawat
Interaksi
obat
:
meningkatkan
risiko
10
Metformin
Golongan Biguanid
Sediaan : 500 mg, 850 mg
Dosis : awal : 2 x 500 mg;
maintenance : 3 x 500 mg; dosis
maksimal : 2,5 - 3 gram/hari
Efektif diminum waktu makan untuk
mengurangi efek sampingnya, yaitu
mual, muntah, diare, dan rasa tidak
nyaman di perut
Nama Paten : gliformin, glikos,
glucofor 500
Mekanisme : menurunkan produksi
glukosa di hepar dan meningkatkan
sensitivitas jaringan otot dan adipose
terhadap insulin
Metabolisme : absorbsi di intestinum
dan ekskresi di urin utuh
Kontra
indikasi
:
penyakit
kardiovaskuler
karena
terjadi
peningkatan asam laktat dalam
darah, penyakit ginjal,dll.
hipoglikemia
oleh
insulin,
alkohol,
sulfonamide,
kloramfenicol;
dan
efek
hipoglikemia diturunkan dengan diuretik
(tiazid), kortikosteroid.
11
EKZEMA
Definisi:
Ekzema merupakan peradangan pada lapisan kulit baik di epidermis maupun dermis.
Gejala :
kulit kemerahan, kering, basah, tebal, bersisik
- baru : kulit merah, kering, basah, tebal
- kronis : lebih tebal, bersisik, kehitaman
Resep :
R/ Hidrocortisone 1% cream tube No. I
2 dd I u.e
Pro : Tn. Y (30 tahun)
Jenis obat:
Hidrocortisone 1 %
Golongan kortikosteroid lemah
Memiliki potensiasi terkecil sehingga tidak terlalu besar efeknya (antimiotik dan
antiinflamasi)
Mekanisme : mengurangi sintesis prostaglandin dan leukotrien yang diakibatkan oleh
aktivasi fosfolipase A2 dengan mengurangi jumlah enzim yang tersedia untuk
memproduksi prostaglandin
Sediaan : 40 mg; 25 mg/g krim
Indikasi : ekzema, radang, dan penyakit kulit karena alergi
Dosis : 3 4 kali sehari
Kemasan : tube 10 g krim 1%; tube 5 g 1% dan 2,5%
12
EPILEPSI
Definisi : suatu keadaan neurologik yang ditandai dengan bangkitan epilepsi yang berulang,
yang timbul tanpa provokasi. Sedangkan bangkitan epilepsi sendiri adalah suati manifestasi
klinik yang disebabkan oleh lepasnya muatan listrik yang abnormal, berlebihan, dan sinkron.
Aktivitas paroksismal abnormal ini umumnya timbul intermiten dan self limited.
Gejala : konvulsi
Contoh resep :
R/ diazepam inj mg 5 amp No. I
Cum disposable syringe cc 3 No.I
S imm
R/ fenitonin Na cap mg 100 No. XXI
S 3 dd cap I
R/ Karbamazepin tab mg 200 No. X
S 2 dd tab I
Pro : Ny. B (22 th)
Jenis obat :
Diazepam
Natrium Fenintoin
Carbamazepin
Golongan benzodiazepine
Sediaan : 100mg/ cap (dilantin), Sediaan : 200 mg/tab
50 mg/ml (injeksi)
Mekanisme :
Indikasi
:
epilepsy
o Potensiasi inhibisi neuron Golongan hidantoin
parsial seizure dengan
gejala kompleks dan
dengan GABA sebagai Mekanisme:
sederhana.
mediatornya.
o efek anti konvulsi tanpa
o Diazepam
berikatan
depresi SSP inhibisi kanal Farmakokinetik :
dengan reseptor GABA
o Kecepatan
absorbsi
Na+ pada membran sel axon.
membuka kanal klorida o Menghambat
penjalaran
berbeda-beda
antar
cl- masuk dalam sel
pasien,
tetapi
rangsang
dari
fokus
peningkatan
potensial
umumnya
dapat
kebagian otak lain.
elektrik
sepanjang o Fenitoin
terabsorbsi
secara
mempengaruhi
membran sel sukar
sempurna.
Obat
berbagai efek fisiologis. Obat
tereksitasi.
lambat diabsorbsi jika
ini mengubah konduktan
Dosis :
diberikan
setelah
Na+, K+, Ca2+, potensiasi
makan.
saat status epileptikus :
membran, konsentrasi asam
o Kadar
puncak
0,2
mg/kgBB
dengan
amino,
neurotransmiter
kecepatan 5gr/menit, IV
tercapai setelah 6-8
norepinefrin,
asetilkolin
lamban ulang 15-20
jam
&GABA.
menit kemudian dosis max Farmakokinetik:
o Waktu paruh 36 jam
20-30mg
untuk pasien dosis
o Absorbsi
fenitonin
tunggal
pertama,
ESO : depresi pernafasan,
tergantung formulasi bentuk
kemudian
turun
20
depresi
SSP,
obstruksi
dosis, absorbsi per oral
jam
untuk
yang
sal.nafas oleh lidah akibat
berlangsung lambat
mendapat
terapi
relaksasi
otot, o Diekskresi dalam tinja
berlanjut
menggantung.
o Kadar puncak :3-12 jam
Sediaan
:
10
mg/ml Interaksi obat : kadar fenitonin Dosis:
awal: anak : 15-25
(injeksi) valium, 5 mg/ml
akan
meningkat
bersama
mg/kg/hari, dewasa :
(injeksi) valdimex
kloramfenikol, simetidin, INH.
1000-2000mg/hari
Sedangkan kadar fenitonin
Maintenance: 800-1000
menurun dengan theofilin.
mg/hari
(dewasa), 400 Dosis : anak 5 mg/kgBB/hari,
800
mg/hari
(anak 6-12
maintenance :300-400mg/hari
tahun)
terbagi
ESO
jangka
lama:
Indikasi : bangkitan tonik-klonik
pusing,
vertigo,
ataksia,
umum dan parsial
diplopia
ESO : diplopia dan ataksia
13
FARINGITIS
Definisi. Faringitis adalah suatu peradangan pada tenggorokan (faring) yang biasanya
disebabkan oleh infeksi akut. Biasanya disebabkan oleh bakteri streptokokus grup A. Namun
bakteri lain seperti n. gonorrhoeae, c. diphtheria, h. influenza juga dapat menyebabkan
faringitis. Apabila disebabkan oleh infeksi virus biasanya oleh rhinovirus, adenovirus,
parainfluenza virus dan coxsackie virus. Gejalanya berupa sakit/nyeri telan, perubahan
suara/suara serak serta tejadi belum lama atau baru terjadi dan disertai dengan demam.
Penanganan pada pasien faringitis yaitu dengan obat kausal dan simptomatik yaitu
antibiotik serta obat obat penghilang gejala seperti analgetik dan antipiretik. Pasien pada
kasus ini didiagnosis faringitis dan mendapat terapi amoksisilin sebagai antibiotik dan
paracetamol sebagai analgetik antipiretik.
Resep
R/ Amoxycillin tab mg 500 no.XII
3 dd tab I
R/ Paracetamol tab mg 500 no.XII
1-3 dd tab I agretiente febre
Pro: Tn.M (34 th)
Amoxycillin
Antibiotik
Kapsul atau
beta
tablet : 250mg;
laktam
500mg.
Sirup kering :
125mg/5ml
Amoxycillin
Antibiotik penisilin
spektrum luas
Menggantikan
ampisilin karena
penyerapan yang
lebih baik, efek
samping lebih
sedikit
Paracetamol
Indikasi :
Indikasi:
setelah vaksinasi.
Kontra indikasi :
Kontra Indikasi:
Perhatian :
defisiensi glokose-6-fosfat
14
Deskripsi:
amount)
sedang.
Sifat antiinflamasinya sangat lemah sehingga
sehingga tindak digunakan sebagai
antirematik.
15
FLUOR ALBUS
DEFINISI
Fluor albus atau keputihan (fluor=cairan kental, albus = putih) atau Leukorhoea, adalah :
keluarnya cairan kental dari vagina yang bisa saja terasa gatal, rasa panas atau perih, kadang
berbau, atau malah tidak merasa apa-apa. Kondisi ini terjadi karena tergangggunya
keseimbangan flora normal dalam vagina, dengan berbagai penyebab. Infeksi ini disebabkan
oleh jamur candida Albicans. Tempat utama yang diserang jamur ini adalah mulut dan vagina.
Keputihan atau dalam bahasa kedokteran disebut leukore atau flour albus, adalah cairan yang
keluar dari vagina/liang kemaluan secara berlebihan.
RESEP :
R/ Nystatin tab vag No. VII
u.c
R/ Metronidazole tab mg 500 No.XX
4 dd tab I
Pro : Ny.A (35th)
A. Nystatin (nistatin)
(candistin, cazetin, enystin, fungatin, kandistatin, mycostatin, nymico, nystin)
Golongan
Sediaan
Penyakit/indikasi
Alasan penggunaan
Antijamur
Tablet : 100.000 IU; Pengobatan
Efektif
untuk
500.000 IU
candidiasis kulit dan pengobatan
Ovula : 100.000 U
membrane mukosa candidiasis oral, kulit
dan vagina
Indikasi: Candidosis mulut (oral), esophagus, usus, vagina dan kulit
Kontraindikasi : Penderita dengan riwayat hipersensitif terhadap Nystatin.
Perhatian : Kehamilan dan menyusui
Dosis : Kandidosis oral, per oral, DEWASA dan ANAK >1 bulan, 100.000 U setelah
makan 4x sehari biasanya untuk 7 hari; dilanjutkan selama 48 jam setelah
lesi/gangguan menghilang
Candidosis sus dan esophagus, per oral, DEWASA 500.000 U 4x/hari; ANAK >1 bulan
100.000 U 4x/hari; dilanjutkan selama 48 jam setelah penyembuhan klinis
Candidosis vaginalis, per vaginal, DEWASA masukkan 1-2 ovula saat malam minimal 2
minggu
Efek Samping : Mual, muntah, diare pada dosis tinggi; iritasi mulut dan sensitisasi;
ruam dan jarang terjadi: eritema multiforme (sindrom steven Johnson).
B. Metronidazole (metronidazol)
( Anmerob, Biatron, Corsagyl, Elyzol, Farizol, Farnat, Fladex, Flagyl, Flapozil,
Fortagyl, Grafazol, heronid, Mebazid, Metrofusin, Metrolet, Novagyl, Promuba, Ragyl
Forte, Tismazol, Trichodazol, Trinida, Trogiar, Trogyl, Yekatrizol-F)
Golongan
Sediaan
Penyakit/indika Alasan
si
penggunaan
Golongan
Injeksi : 500 mg dalam vial Infeksi anaerob Aktivitas
tinggi
antibakterial 100 ml
terhadap bakteri
lain
Cairan oral : 200 mg/ 5 ml
anaerob
Supositoria : 500 mg; 1 g
Tablet : 200- 500 mg
Metronidazole memiliki aktivitivas yang tinggi terhadap bakteri anaerob dan
protozoa. Metronidazol melalui per rectal adalah alternatif efektif terhadap rute
intravena bila rute per oral tidak mungkin.
Indikasi: Infeksi bakteri anaerob, termasuk radang gusi ( gingivitis) dan infeksi mulut
lainnya, penyakit radang panggul pelvic inflammatory disease ( dengan ceftriaxone
16
3. Gardnerella vaginalis
- Metronidazole 2 x 500 mg
- Metronidazole 2gram dosis tunggal
- Ampisillin 4 x 500 mg oral sehari selama 7 hari
- Pasangan seksual diikutkan dalam pengobatan
4. Neisseria gonorhoeae
- Penicillin prokain 4,8 juta unit im atau
- Amoksisiklin 3 gr im
- Ampisiillin 3,5 gram im atau
Ditambah :
- Doksisiklin 2 x 100mg oral selama 7 hari atau
- Tetrasiklin 4 x 500 mg oral selama 7 hari
- Eritromisin 4 x 500 mg oral selama 7 hari
- Tiamfenikol 3,5 gram oral
- Kanamisin 2 gram im
- Ofloksasin 400 mg/oral
Untuk Neisseria gonorhoeae penghasil Penisilinase
- Seftriaxon 250 mg im atau
- Spektinomisin 2 mg im atau
- Ciprofloksasin 500 mg oral
Ditambah
- Doksisiklin 2 x 100 mg selama 7 hari atau
- Tetrasiklin 4 x 500 mg oral selama 7 hari
- Eritromisin 4 x 500 mg oral selama 7 hari
5. Virus herpeks simpleks
Belum ada obat yang dapat memberikan kesembuhan secara tuntas
- Asiklovir krim dioleskan 4 x sehari
- Asiklovir 5 x 200 mg oral selama 5 hari
- Povidone iododine bisa digunakan untuk mencegah timbulnya infeksi sekunder.
6. Penyebab lain :
Vulvovaginitis psikosomatik dengan pendekatan psikologi. Desquamative inflammatory
vaginitis diberikan antibiotik, kortikosteroid dan estrogen.
18
1. Miotik :
tekanan
topikal
kecuali
Asetazolamid
terdapat
menurunkan
jam.
Epinefrin
digunakan
penutupan
diperdebatkan.
Kombinasi
pilokarpin
jelas
diberikan
setelah
trabekulopasti
penghambat
bermanfaat.
telah
terapi
beta
Asetazolamid
topikal
dilakukan
masih
dan
atau
topikal
oral
mungkin
dalam
4%
karena
obat
sudut.
dalam
ini
Steroid
dosis
tinggi
bermanfaat
untuk
menurunkan
dan
jangan
meningkatkan
dan
laser
pilokarpin
pilihan
kombinasi
tekanan
dapat
Manfaat
dan
intravena
digunakan
intraokular.
kerusakan
jalinan
iris
trabekular.
19
Penulisan resep :
R/ Cendo carpin 4% gtt opht fl No I
S 4 dd gtt I OD et OS
R/ Cendo timolol 0,5% gtt opht fl No I
S 2 dd gtt I OD et OS
R/ Diamox tab mg 250 No XLV
S 3 dd tab I
R/ Aspar K tab mg 300 No XLV
S 3 dd tab I
Pro : Tn A (55 th)
20
HEMOROID
Definisi: pembesaran vena dari plexus hemorrhoidalis
Obat: Prinsip terapi:
1. Memperbaiki defekasi:
Suplemen serat psyllium: vegeta, mulax
Melancarkan defekasi, contohnya: laxan: Na dikotil sulfosuksinat, laxadine,
dulcolax, microlax
2. Pengobatan simtom (gatal, nyeri, luka). Contoh: anusol
3. Menghentikan perdarahan. Contoh: daflon
4. Mencegah serangan hemoroid. Contoh: radium
Contoh resep:
R/ dulcolax tab No. VI
1 dd tab II h.s
R/ anusol supp No. VIII
uc
R/ daflon tab mg 500 No. XII
3 dd tab I
Pro: Tn. A (50 th)
Jenis obat:
1. Dulcolax (tablet salut enterik)
Sediaan: 10 mg /supp; 5 mg / supp
anak; 5 mg/tab
Kandungan: bisakodil
Mekanisme:
i. Merangsang gerakan peristaltik
usus besar setelah hidrolisis dalam
usus besar
ii. Peningkatan akumulasi air dan
elektrolit dalam lumen usus besar
Indikasi: sembelit/ konstipasi.
Menghilangkat nyeri saat BAB misal
pada hemoroid, persiapan diagnostik
barium enema.
KI: operasi abdomen akut
ES: rasa tidak enak pada perut: kram,
sakit perut, diare
IO: dosis tinggi dan pemakaian lama
menyebabkan gangguan
keseimbangan elektrolit
ditingkatkaan dengan pemberian
diuretic dan adrenokortikoid
Efek pemberian oral muncul: 6-12 jam
setelah pemberian
Efek pemberian supp muncul: - 1
jam setelah pemberian
Metabolism: oral absrorbsi 5 %,
ekskresi bersama urin dalam bx.
glukoronid, ekskresi terutama tinja
Dosis:
i. Dewasa: supp: 1x1 tube, tab: 1x2
tablet
ii. Anak: 6-12 tahun: 1x1 tab, <6 th:
supp anak 1x1 supp
Berikan pada malam hari sebelum tidur
21
Mekanisme:
i. Vaskular protector resistensi
vaskuler
ii. Venous tonic tonus vena
4. Ardium
Kandungan: ekstrak cintrus (inensi
pericarpium setara dengan diosmin
90% dan hespersidin 10%)
Dosis: hemoroid: 6 tablet/ hari selama
4 hari kemudian 4 tab selama 3 hari
diminum waktu makan
HIPERTENSI
R/ HCT tab mg 25 No.XXI
S 1 dd tab 1 mane
R/ Captopril tab mg 12,5 No.XXI
S 2 dd tab 1 ac
Pro : Tn. A (40 thn)
Bendroflazid/bendroflumetazid ( Corzide )
1. Indikasi: edema, hipertensi
2. Kontra indikasi: hipokalemia yang refraktur, hiponatremia, hiperkalsemia, , gangguan
ginjal dan hati yang berat, hiperurikemia yang simptomatik, penyakit adison.
3. Bentuk sediaan obat: tablet
4. Dosis: edema dosis awal 5-10 mg sehari atau berselang sehari pada pagi hari; dosis
pemeliharaan 5-10 mg 1-3 kali semingguHipertensi, 2,5 mg pada pagi hari
5. Efek samping:hipotensi postural dan gangguan saluran cerna yang ringan; impotensi
(reversibel
bila
obat
dihentikan);
hipokalemia,
hipomagnesemia,
hiponatremia,
23
Farmakologis
- Antibiotik berdasarkan tes resistensi kuman, bila belum ada berikan antibiotic
berdasarkan pola kuman yang ada, biasanya mencakup Escherichia coli dan gram
negative lainnya
- Antibiotik oral hanya direkomendasikan untuk ISK tak berkomplikasi dengan lama
pemberian 7-10 hari pada perempuan dan 10-14 hari pada laki-laki
- Antibiotik parenteral untuk ISK berkomplikasi dengan lama pemberian tidak kurang dari
14 hari
- Antibiotik
golongan fluorokuinolon masih digunakan sebagai pengobatan pilihan
pertama dan kadang dikombinasi dengan aminoglikosida, sefalosporin gen-3 dan
ampisilin
- Keberhasilan pengobatan pada ISK simptomatik adalah hilangnya gejala dan bukan
hilangnya bakteri.
- Evaluasi ulang dengan kecurigaan adanya kelainan anatomi atau struktural dapat mulai
dipertimbangkan bila terjadi ISK berulang > 2 kali dalam waktu 6 bulan.
- Jika belum tahu jenis bakterinya gunakan Bactrim 2x2 (480 mg). Bactrim adalah nama
paten yang merupakan kombinasi sulfametosazol(400mg) dan trimetroprim(50mg)
(cotrimoksazol) merupakan plihan pertama pada isk tanpa komplikasi. Efektif untuk
gram positif dan negative. Walaupun keduanya hanya bersifat bakteristatik namun
kombinasi berkhasiat bakterisid. Keuntungannya timbulnya resistensi lebih lambat.
Karena bakteri yng resisten dengan satu komponen masih dapat dimusnahkan dengan
komponen lain. Kontraindikasinya : kerusakan parenkim hati, gagal ginjal berat, hamil,
hipersensitifitas. ISK akut tanpa komplikasi 3 tablet forte dosis tunggal(10 mg). Kalo
anak-anak bentuk sirup 2 x sehari 6 mg-5 bln 2,5 ml, 6 bln-5 th 5 ml, 6 th -12 th 5-10
ml. diberikan segera sesudah makan. Efek samping : ggn GIT, stomatitis, reaksi kulit,
sindroma steven jonson, leukimia, trombositopeni.
- Pada bakteri yang udah diketahui. Senyawa kuinolon hanya dapat digunakan pada
infeksi saluran kemih tanpa komplikasi, sedangkan fluorkuinolon lebih luas karena
kadarnya dalam darah tercapai lebih tinggi. Sehingga dapat digunakan pada isk
dengan komplikasi. Macam obat (norfloksasin, pefloksasin(krg kuat untuk
pseudmonas), siprofloksasin, ofloksasin, levofloksasin, lomefloksasin, fleroksasin,
sparfloksasin). lomefloksasin, fleroksasin, dan sparfloksasin punya efek samping
fotosintesis sehingga dibatasi dalam penggunaan. Siprofloksasin( wkt paruh 3-5 jam)
lebih kuat namun efeknya kristaluri atau hematuria. Ofloksasin(wkt paruh 6 jam) dan
levofloksasin(lebih banyak ke gram positif, wkt paruh 6-8 jam) hampir sama dengan
sipro namun levo efek lebih ringan.
- Sipro (oral: 2 dd 125-250 mg, iv: 2 dd 100 mg infus), ofolksasin( isk tdk komplikasi : 1-2
dd 200 mg 7- 10 hr), Levofloksasin 1-2 dd 250-500 mg
Resep :
R/ Bactrim 480 mg No.X
S 2 dd tab I
R/ Paracetamol Tab mg 500 no X
S prn
Pro:Tn R (30 th)
24
25
KONJUNGTIVITIS
Definisi : peradangan pada konjungtiva
Tanda dan gejala
Bakteri : mata merah, bengkak, dan berair, sekret mata lengket (purulen)
Virus : mata merah, sekret watery
Alergi : mata merah, gata
Resep :
R/ Gentamycin 0,3% guttae ophtalmic fl No. I
S 6 dd gtt I-II ODS
Pro : Tn. A (40 thn)
Gentamycin merupakan golongan aminoglikosida untuk bakteri basil gram (-) aerob.
Mekanisme :
Aminoglikosid + ribosom : menghambat sintesis protein
Mempercepat transport aminoglikosid ke dalam sel kerusakan membran sitoplasma
kematian sel / terjadi misreading kode genetik hambat sintesis protein
Bakterisid cepat
Spektrum luas
Paten : Genoint tetes mata
Dosis : 1-2 tetes tiap 4 jam
Sediaan 5 ml
Atau
R/ Cendoxitrol guttae ophtalmic fl No. I
S 3 dd gtt I ODS
Pro : Tn. A (38 thn)
Kandungan cendoxitrol :
Dexamethasone 0,1 %
Neomicin sulfat 3,5 mg/ml
Polimiksin sulfat 6.000 UI
Mengobati infeksi mata yang meradang, konjungtivitis akut atau kronis yang tidak bernanah.
KONSTIPASI
Konstipasi adalah masalah pada pencernaan yang umum terjadi. Pada orang dengan
konstipasi sering mengalami sensasi pergerakan pada usus dan sulit buang air besar. Orang
yang buang air besar lebih sedikit dari tiga kali seminggu dengan tinja yang cenderung kering
ada kemungkinan mengalami konstipasi. Banyak kasus konstipasi bersifat sementara.
Perubahan gaya hidup dengan makan lebih banyak serat dan berolahraga akan membantu
26
menghilangkan konstipasi. Konstipasi juga dapat diobati dengan obat pencahar tanpa resep
yang dijual bebas.
Tanda dan gejala konstipasi antara lain:
Buang air besar lebih sedikit dari tiga kali seminggu
Sulit buang air besar
Tekanan pada perut yang menyiksa saat terjadinya pergerakan pada usus
Perasaan terjadi penyumbatan pada dubur
Perasaan tidak selesai setelah buang air besar
Penyebab :
Normalnya tinja di dalam usus didorong dengan kontraksi otot usus. Pada usus besar air
dan garam diserap kembali karena penting bagi tubuh. Tetapi ketika usus besar menyerap
terlalu banyak air, atau kontraksi otot usus besar lambat maka tinja akan menjadi keras dan
kering sehingga pergerakan pada usus besar menjadi terlalu lambat. Anda mungkin juga
mengalami konstipasi jika otot yang digunakan untuk menggerakkan usus tidak berfungsi
secara benar. Masalah ini disebut anismus.
Resep :
R/ Dulcolax supp mg 10 No. I
S 1 dd supp I
Pro : Tn A (50 th)
MIGRAIN
Obat :
1. Ergotamin (obat khas migrain)
dpt menstimulasi maupun memblokir reseptor alfa adrenergik dan serotoninerg.
menstimulasi reseptor 5HT1 dan memblokir reseptor alfa, punya efek vasodilatasi
ringan
punya daya vasokonstriksi kuat terhadap arteri otak dan arteri perifer berdasar daya
antiserotoninnya (blokade 5HT1)
efek smping : mual,muntah,skt kepala mirip gejala migren (unt efek sampingnya pakai
obat anti muntah seperti Siklizin dan tmn2ny (kalau perlu).
2. Paten : Cafergot (Ergotamin 1mg + kofein 100mg)
27
28
menimbulkan
gejala
sisa
sekret
menetap
di
30
PREEKLAMSIA
Definisi: timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan . Penyakit ini
umumnya terjadi dalam triwulan ke 3 kehamilan, atau segera setelah persalinan.
Contoh resep:
R/ infus RL flab No. III
Cum infus set No. I
IV Catheter no. 22 No. I
imm
R/ Suifas magnesikus 40% ins. fll No. III
imm
R/ Nifedipin tab mg 10 No. III 160 mmHg/ > 110
prn (1-3) dd tab I
Pro:Ny.B (30th)
Jenis obat:
1. RL elektrolit mengembalikan keseimbangan
2. MgSo4
anti kejang untuk preeklamsi & eklamsia.
pada wanita hamil terjadi penurunan magnesium darah.
mekanisme: menekan pengeluaran Asetilkolin pada motor end plate
mencegah Ca masuk, Ca antagonis
mengatasi kejang eklamptik, mempertahankan aliran darah ke uterus & fetus.
3. Nifedifin
Golongan Ca antagonis
Mekanisme: menghambat masuknya Ca2+ ke dalam sel sehingga terjadi
relaksasi otot polos vaskuler sehingga menurunkan kontraksi jantung &
menurunkan kecepatan konduksi AV & nodus SA.
Dosis: 10 mg/oral
ES: pusing, sakit kepala, hipotensi, takikardia, mual, muntah, edema periter,
batuk.
Antidotum: Ca gluconas 10% diberikan IV selama 3 menit.
R/ Ca gluconas 10% = 70ml No. I.
NaCl 0,4 flab No. I
Cum disposable syringe cc 10 No. I
imm
Pro: Ny.B (30 th)
31
RHINITIS ALERGI
Menurut WHO ARIA 2001, rhinitis alergi adalah kelainan pada hidung dengan gejala
bersin-bersin, rhinore, rasa gatal, dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar alergen
yang diperantari oleh IgE.
Etiologi dari penyakit ini adalah adanya paparan dari alergen tertentu. Berdasar cara
masuknya alergen dapat dibagi menjadi alergen inhalan (debu rumah tangga, serpihan
epitel kulit binatang,dll), aleren ingestan (susu sapi, telur, coklat, kepiting, udang, kacangkacangan, dll.), alergen injektan (penisilin, sengatan lebah, dll), dan alergen kontaktan
(bahan kosmetik, perhiasan, dll)
Dahulu rhinitis alergi diklasifikasikan menjadi dua berdasar sifat berlangsungnya,
yaitu:
a. Musiman (seasonal): terjadi di Negara 4 musim. Alergen penyebab spesifik,
seperti tepung sari (pollen) dan jamur.
b. Sepanjang tahun (perennial): gejala penyakit dapat timbul intermiten atau
persisten, tanpa ada variasi musim, sehingga dapat dijumpai sepanjang tahun.
Klasifikasi berdasarkan WHO adalah:
a. Intermitten (kadang-kadang): bila gejala muncul kurang dari 4 hari/minggu atau
kurang dari 4 minggu.
b. Persisten (menetap): bila gejala muncul lebih dari 4 hari/minggu dan lebih dari 4
minggu.
Gejala Klinis:
a. bersin lebih dari 5 kali dalam satu serangan
b. Rhinore yang encer, banyak, hidung tersumbat, lakrimasi
c. Bila penyakit telah berlangsung lama (> 2 tahun), ada bayangan gelap di bawah
mata (allergic shiner), allergic salute pada hidung, allergic crease.
d. sering disertai asma, urtikaria, eksem
e. pada rhinoskopi anterior didapatkan mukosa edema basah, pucat atau livid,
disertai banyak secret encer.
Pengobatan
Loratadin
Merupakan obat anti histamin 1 golongan piperidin. Reaksi anafilaksis dan reaksi
alergi refrakter terhadap pemberian AH1, karena bukan hanya histamin saja yang
dilepaskan, namun juga autokoid lainnya. Efektivitasnya bergantung beratnya
gejala akibat histamin. Loratadin merupakan anti histamin non sedatif.
Otrivin
Berisi Xylometazolin HCL yang termasuk dalam golongan adrenergik imidazolin
alfa 2 agonis. Bekerja sebagai vasokonstriktor lokal pada mata dan lapisan mukosa
hidung.
Becerfort
Berisi vitamin B plek, vitamin C 500mg,Vitamin E yang dapat meningkatkan
pertahanan tubuh.
Resep :
R/ Loratadine tab mg 10 No. VII
1 dd tab I
R/ Otrivin lag No. I
2 dd gtt I nasales
R/ Becefort tab No. VII
1 dd tab I
Pro : Tn. T (30 tahun)
32
33
2.
SCABIES
Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau (mite) Sarcoptes scabei,
yang termasuk dalam kelas Arachnida. Tungau ini berukuran sangat kecil dan hanya bisa
dilihat dengan mikroskop atau bersifat mikroskopis. Penyakit ini mudah menular dari
manusia ke manusia , dari hewan ke manusia dan sebaliknya. Scabies mudah menyebar
baik secara langsung melalui sentuhan langsung dengan penderita maupun secara tak
langsung melalui baju, seprai, handuk, bantal, air, atau sisir yang pernah digunakan
penderita dan belum dibersihkan dan masih terdapat tungau Sarcoptesnya. Scabies
menyebabkan rasa gatal pada bagian kulit seperti sela-sela jari, siku, selangkangan.
Scabies identik dengan penyakit anak pondok. penyebabnya adalah kondisi kebersihan
yang kurang terjaga, sanitasi yang buruk, kurang gizi, dan kondisi ruangan terlalu lembab
dan kurang mendapat sinar matahari secara langsung. Penyakit kulit scabies menular
dengan cepat pada suatu komunitas yang tinggal bersama sehingga dalam
pengobatannya harus dilakukan secara serentak dan menyeluruh pada semua orang dan
lingkungan pada komunitas yang terserang scabies, karena apabila dilakukan pengobatan
secara individual maka akan mudah tertular kembali penyakit scabies.
Gejala klinis yang sering menyertai penderita adalah :
1. Gatal yang hebat terutama pada malam hari sebelum tidur.
2. Adanya tanda : papula (bintil), pustula (bintil bernanah), ekskoriasi (bekas garukan),
bekas-bekas lesi yang berwarna hitam.
3. Dengan bantuan loup (kaca pembesar), bisa dilihat adanya kunikulus atau lorong di
atas papula (vesikel atau plenthing/pustula).
Pengobatan:
Terapi topikal harus menjangkau seluruh tubuh kecuali kepala dan leher. Terapi yang
efektif termasuk penggunaan air panas dan dua kali pengolesan pada seluruh tubuh.
1. Permethrin 5% cream (scabimite).
Tampaknya paling aman sebagai pengobatan yang paling efektif untuk skabies.
Permethrin adalah pyrethroid sintetik yang dapat membunuh tungau yang mempunyai
toksisitas yang benar-benar rendah untuk manusia. Krim permethrin 5% dalam bentuk
dosis tunggal.
Cara penggunaan permethrin adalah dengan mengoleskan di belakang telinga
dan menyeluruh dari leher ke tapak kaki, terutama pada bagian lipatan-lipatan seperti
sela-sela jari tangan dan kaki, umbilicus, lipat paha, pantat, dan bagian bawah jari
tangan dan kaki. Penggunaannya selama 8-12 jam kemudian dicuci bersih-bersih. Jika
belum sembuh, obat digunakan 5 sampai 7 hari kemudian.
Pengobatan pada skabies krustosa sama dengan skabies klasik hanya perlu
ditambahkan salep keratolitik. Skabies subungual susah diobati. Bila didapatkan infeksi
sekunder perlu diberikan antibiotik sistemik.
Permethrin tidak boleh diberikan pada bayi kurang dari 2 bulan dan pada wanita
hamil dan menyusui karena dapat menimbulkan reaksi panas, eksaserbasi gatal, dan
dermatitis kontak.
Malathion.
Malathion 0,5% dengan dasar air digunakan selama 24 jam. Pemberian berikutnya
diberikan beberapa hari kemudian.
3. Benzyl Benzoat 25%.
Tersedia dalam bentuk krim atau lotion 25%. Sebaiknya obat ini digunakan
selama 24 jam, kemudian digunakan lagi 1 minggu kemudian. Obat ini disapukan ke
badan dari leher ke bawah. Penggunaan berlebihan dapat menyebabkan iritasi. Bila
digunakan untuk bayi dan anak-anak harus ditambahkan air 2-3 bagian.
4. Lindane 1% (gamma benzene heksaklorida).
Tersedia dalam bentuk cairan atau lotion, tidak berbau, tidak berwarna. Obat ini
membunuh kuta atau nimpa. Obat ini digunakan dengan cara menyapukan ke seluruh
tubuh dari leher ke bawah selama 12-24 jam kemudian dicuci bersih-bersihpada pagi
hari. Jika belum membaik, pengobatan diulang 1 minggu kemudian. Penggunaan yang
berlebihan dapat menimbulkan efek pada sistem saraf pusat. Pada bayi dan anak-anak
bila digunakan berlebihan dapat menimbulkan neurotoksisitas. Obat ini tidak aman
digunakan untuk ibu menyusui, wanita hamil, pasien dengan gangguan otak, dan
pasien dengan riwayat kejang.
34
5. Monosulfiran.
Tersedia dalam bentuk lotion 25% yang sebelum digunakan harus ditambahkan 2-3
bagian air dan digunakan setiap hati selama 2-3 hari. Selama dan segera setelah
pengobatan penderita tidak boleh minum alkohol karena dapat menyebabkan keringat
yang berlebihan dan takikardi.
6. Sulfur.
Dalam bentuk parafin lunak sulfur 10% secara umum aman dan efektif digunakan.
Dalam konsentrasi 2,5% dapat digunakan pada bayi. Obat ini digunakan pada malam
hari selama 3 malam dan dicuci 24 jam kemudian. Obat aman digunakan buat wanita
hamil dan menyusui.
7. Ivermectin.
Ivermectin adalah anti parasit. Sejak 1993, ivermectin diberikan oral dengan dosis 200
mikrogram/BB efektif sebagai antiskabies. Dosis yang lebih tinggi efektif diberikan
terutama untuk pasien yang imunosupresif seperti penderita AIDS. Ivermectin topikal
seperti 1% propilen glycol solution diteliti juga merupakan obat skabies yang cukup
efektif.
8. Anti pruritus.
Rasa gatal pada skabies akan tetap ada sampai beberapa minggu setelah pemberian
terapi. Antihistamin sedatif bisa mengurangi rasa gatal. Tetapi kortikosteroid topikal
atau sistemik potensi rendah lebih efektif. Pada anak-anak dapat diberikan 1% krim
hidrokortison. Pada dewasa dapat diberikan krim triamsolon (0,1%). Untuk mengatasi
gatal sebaiknya jangan menggunakan steroid ataupun kortikosteroid karena dapat
melemahkan imunitas dan menciptakan penyakit baru maupun varian scabies yang
lebih buruk.
Sistemik : R/ Interhistin tab mg 50 No. XIV
S 2 dd tab 1
Topikal
35
SKIZOFRENIA PARANOID
Tujuan penatalaksanaan:
1. Mengatasi agresivitas, hiperaktivitas, dan labilitas emosional pasien.
(neuroleptik: Klorpromazin, Haloperidol, Klorprotiksen)
2. Mengurangi kecemasan.
(antiansietas: Diazepam, Klordiazepoksid, Klorazepat)
3. Memperbaiki suasana perasaan (mood).
(antikolinergik: Triheksifenidil, Benztropin)
Penatalaksanaan dilakukan melalui:
a.
Psikofarmaka:
Largactil 1 x 100 mg
Dores 3 x 5 mg
Valium 3 x 5 mg
Artane 3 x 2 mg
b.
Psikoterapi
Terhadap pasien :
1. Pengenalan terhadap penyakit, manfaat pengobatan, cara pengobatan, efek
samping pengobatan.
2. Memotivasi pasien agar minum obat secara teratur dan rajin kontrol setelah
pulang dari perawatan.
3. Membantu pasien agar dapat kembali melakukan aktivitas sehari-hari
secara bertahap.
Terhadap keluarga :
1. Memberikan pengertian untuk menjaga suasana hati pasien. Pasien jangan
terlalu sedih atau terlalu senang.
2. Menyarankan keluaga jangan membiarkan pasien melamun atau tanpa
aktivitas, keluarga mengarahkan dan mendukung kegiatan yang disukai
pasien dan bermanfaat secara ekonomi.
3. Mengawasi dan mendampingi pasien kontrol meminum obat secara teratur
dan rutin.
Penulisan resep:
R/
R/
R/
R/
36
Shigelosis: 5 hari.
Paten
:
Bactrim,
trizole,
yekaprim.
2. Diafrom (Neo Diafrom)
Pektin 20 mg
Indikasi
: Pengobatan simtomatik
pada diare non spesifik
Mekanisme:
Obat
anti
diare
mengeraskan tinja &mengabsorsi zat
toksik.
Sediaan kaolin, pektin: neo kacitin 5
ml suspensi (kaolin 700 mg & pektin
50 mg).
Dosis
:
Dewasa % anak > 12 th 2,5 tab
post detecatio max: 7,5 tab/hari
(maksimal 15 tab/ hari).
Anak 6-12 tahun: 1,5 tab post
detecatio (maksimal 7,5 tab/hari).
3. Metoklopramid
Sediaan
: -10 mg/tab.
- 10 mg/2 ml (injeksi).
Indikasi
: - antiematik.
- dispepsia pasca
gastrektomi.
Mekanisme :
Blokade reseptor dopamin di CTZ
(chemoreceptor trigger zone)
Memperkuat
pergerakan
&
pengosongan lambung.
ES
: Sedasi & gelisah
Dosis
: Dewasa 10 mg 3x/hari.
4. Oralit (200 ml)
Komposisi
:
- Kalium klorida 0,3 gr (1,5 gr)
- NaCl 0,7 gr (3,5 gr).
- Na bikarbonat 0,5 gr (2,5 gr).
- Glukosa anhidrat 4 gr (20 gr).
Indikasi :rehidrasi muntaber, diare,
kolera.
Dosis
:
Dewasa 2 jam pertama 6 gelas,
selanjutnya 2 gelas setiap BAB
Anak < 1 th: 2 jam pertama 2 gelas
larutan gelas
Anak 1-5 th: 2 jam pertama 4 gelas
larutan 1 gelas
SINUSITIS
Definisi
:peradangan mukosa sinus paranasal.
Gejala
1. Gejala sistemik : demam dan rasa lesu
2. Gejala lokal
:
ingus kental kadang berbau dan dirasa mengalir ke nasofaring,
dirasakan hidung tersumbat,
rasa nyeri di daerah sinus yang terkena (kadang dirasa nyeri alih)
38
Resep
R/ Amoxycillin tab mg 500 No. X
3 dd tab I
R/ Lameson tab mg 4 No. X
3 dd tab I
R/ Demacolin tab No. X
3 dd tab I
Pro:Ny.M (40 th)
Atau
R/ Oksimetazolin Hydrocloride 0,05 % gtt nasales
Tag No. I
2 dd gtt II nasals dextra
Pro:Ny.M (40 th)
Jenis obat:
a. Lameson
Kandungan: metilprednisolon 4 mg; 8 mg; 16 mg.
b. Demacolin
Kandungan:
- Asetaminoson 500 mg
- Pseudoetedrin Hcl 30 mg
- CTM 2 mg
- Katein 10 mg
Pseudrotedrin Dekongestan
Golongan simpatomimetik/bereaksi pada reseptor adrenergik pada mukosa hidung
untuk menyebabkan vasokontriksi, menciutkan mukosa yang bengkak.
Stimulasi reseptor 1 adrenergik yang terdapat pada pembuluh darah mukosa
saluran nafas atas vasokonstriksi.
c. Oksimetazolin:
menstimulasi adrenergik reseptor dari sistem simpatik.
vasokonstriksi lokal.
39
STOMATITIS
Definisi: Stomatitis Aphtous Reccurent atau yang di kalangan awam disebut sariawan adalah
luka yang terbatas pada jaringan lunak rongga mulut. Istilah recurrent digunakan karena
memang lesi ini biasanya hilang timbul. Luka ini bukan infeksi, dan biasanya timbul soliter
atau di beberapa bagian di rongga mulut seperti pipi, di sekitar bibir, lidah, atau mungkin juga
terjadi di tenggorokan dan langit-langit mulut.
Terapi:
R/Betadine Gargle lag No.I
3 dd garg I uc
R/ FG Trochees tab No III
1 dd tab I
R/ Becefort tab No III
1 dd tab I
Pro:Tn.K (34 th)
Jenis Obat:
1. Betadine Gargle :
a. Komposisi :
Mengandung Peovidone Iodine 1% dan bahan tambahan denatured alkohol.
b. Indikasi :
Obat kumur antiseptik untuk mengatasi flu, radang tenggorokan, sariawan, gusi
bengkak, dan bau mulut.
c. Cara pakai :
Hanya untuk dewasa dan anak-anak diatas 6 tahun. Kumurlah secukupnya pada rongga
mulut sampai 4 kali sehari, penggunaan maksimal sampai 14 kali.
d. Kontra indikasi :
Yang hipersensitif terhadap Yodium, penderita penyakit tyroid, wanita hamil dan
menyusui.
2. FG Trochees
a. Komposisi : Fradiomisin Sulfat 2,5 Mg, Gramisidin-s Hcl 1 Mg.
b. Indikasi: Gingivitis (radang gusi), stomatitis (radang rongga mulut), faringitis (radang
faring/tekak), bronkhitis (radang bronkhus/cabang-cabang tenggorok), tonsilitis (radang
tonsil/amandel), angina Vincent (radang selaput lendir mulut dengan tukak-tukak
berselaput), difteria faringeal, periodontitis geraham bungsu.
3. Becefort: Isi (VitaminC mg 500, Vitamin B komplek, Vitamin E). Pemberian vitamin
dimaksudkan sebagai prokolagen sehingga dapat menutup luka atau jejas yang terjadi di
rongga mulut.
40
SYOK ANAFILAKTIK
Syok anafilaktik merupakan suaru resiko pemberian obat baik melalui suntikan atau
cara lain. Reaksi dapat berkembang menjadi suatu kegawatan berupa syok, gagal napas,
henti jantung dan kematian mendadak. Obat-obat yang sering memberikan reaksi anafilaktik
adalah golongan antibiotic, seperti penisilin, ampisilin, sefalosporin, tetrasiklin, kloramfenikol,
neomisin, sulfanamid, serum antitetanus, antirabies. Alergi terhadap gigitan serangga, insulin,
zat radiodiagnostik, obat bius, heparin maupun makanan seperti telur, susu, kacang, ikan laut
pun dapat menyebabkan reaksi anafilaktik.
Manifestasi Klinis
4. Reaksi local: urtikaria, edema setempat
5. Reaksi sistemik: reaksi timbul segera atau 30 menit setelah terpapar antigen
a. Ringan: mata bengkak, hidung tersumbat, gatal-gatal di kulit dan mukosa, bersinbersin, biasanya timbul 2 jam setelah terpapar allergen
b. Sedang: bronkospasme, edema laring, mual, muntah, biasa terjadi dalam 2 jam
setelah terpapar antigen
c. Berat: terjadi langsung setelah terpapar allergen bronkospasme, edema laring,
stridor, sesak napas, sianosis, disfagia, nyeri perut, diare, muntah-muntah, kejang,
hipotensi, aritmia jantung, henti jantung, koma
Contoh resep:
Cito!
R/
Adrenalin 0,1%
inj amp No. II
Cum disposable syringe cc1 No. II
imm
Pro : Ny. F ( 33th)
Jenis obat:
1. Adrenalin cepenetrin
Merupakan obat simpatomiometik efek menyerupai efek yg di timbulkan untuk
susunan saraf simpatis.
Mekanisme
:
Menstimuli 1 di jantung dan 2 di otot polos pembuluh darah skeletal muscle
( vasodilatasi)
Prinsip Terapi:
Injeksi epinefrin 0,3-0,5 ml untuk vasodilatator dan meningkatkan kerja jantung
Perlu pemberian 02 4-6 lt/menit untuk breathing.
Bila ada hipotensi, berikan IV dekstrose 5%/ RL/ NaCl 0,9%
41
TETANUS
Definisi : suatu kelainan neuromuskuler akut akibat Clostridium tetani yang mengeluarkan
toksin tetanospasmin. Manifestasi klinis dapat berupa trismus.
Tujuan terapi:
Memperbaiki KU(rehidrasi)
Menangani kegawatan + komplikasi (antibiotik spectrum luas)
Resep:
R/ Diazepam inj amp No. VI
Cum dysposible syringe cc 3 No. VI
S imm
R/ Peniciline G procaine inj 3 juta IU No.I I
Cum Aquadest Steril fl No. I
Cum dysposible syringe cc 10 No. I
S imm
R/ Inf. NaCl 0,9 % flab No. III
Cum infuse set No. I
Cum Abbocath no. 22 No. I
S imm
R/ Antitetanus serum Inj 20.000 IU vial No.I
Cum dysposible syringe cc 10 No. I
S imm
R/ Metronidazole Inf fl No.III
S imm
Pro. Ny. I (35 th)
Keterangan:
a. Peniciline G Procaine ( lactam)
Sediaan : 1ml = 600.000 IU; 2ml = 1.200.000 IU
Merupakan penisilin G larut air, lepas lambat IM; vial/ampul 200.000 20 juta IU
diencerkan menjadi 100 ribu-300ribu IU/ml
b.
c.
d.
e.
42
THYPUS ABDOMINALIS
Definisi
Penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi
Manifestasi Klinis
Minggu pertama: demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah, obstipasi/
diare, perasaan tidak enak di perut, batuk, dan epistaksis
Minggu kedua: demam, bradikardi relative, lidah tifoid, hepatomegali, splenomegali,
meteorismus, gangguan kesadaran.
Contoh resep:
R/
Ringer lactat
Cum Infus set
Iv Catheter
imm
R/
Chloramphenicol
4 dd tab I
R/
Pro:
Jenis obat:
1. Chlorampenicol : sebagai anti mikroba
Sediaan
: 125 mg/5ml syrp chemotrex
500mg, 250 mg/ kapsul
1000mg injeksi
Dosis
: 3-4X sehari ( 50mg/kgBB/ hari)
Mekanisme
: menghambat sintesis protein human. Kloramfenikol terikat pada
ribosom subunit 5os dan menghambat enzim peptidil transferase shg ikatan peptida
tdk dpt terbentuk pd sintesis protein kuman.
Efek samping : reaksi hematologik depresi sumsum tulang, anemia aplastik
Reaksi sal. Cerna mual,muntah, glositis. Diare
Syndrom gray dosis tinggi pada neonatos
Neuropati optik dan perifer
Interaksi obat
: memperpanjang masa paruh eliminasi fenitoin, tolbutamid,
klorpopamid, warfarin.
Kontra indikasi : hamil, laktasi, trisemester ahkir, hipoksia
Kloramfenikol mampu menurunkan panas lebih cepat 3-5 hari
2. Ringer lactat
Mencegah dehidrasi, mencegah asidosis
Tambahan, ampisilin mampu membunuh carier s.thypii karena kloramphenikol inaktif
pada empedu maka kuman dalam empedu masih hidup sebagai carier.
3. Paracetamol
Menurunkan demam
Mengurangi nyeri
Mekanisme :
Mekanisme aksi utama dari parasetamol adalah hambatan terhadap enzim
siklooksigenase (COX: cyclooxigenase), dan penelitian terbaru menunjukkan bahwa
obat ini lebih selektif menghambat COX-2. Meskipun mempunyai aktifitas antipiretik
dan analgesik, tetapi aktifitas anti-inflamasinya sangat lemah karena dibatasi beberapa
faktor, salah satunya adalah tingginya kadar peroksida dapa lokasi inflamasi. Hal lain,
43
karena selektifitas hambatannya pada COX-2, sehingga obat ini tidak menghambat
aktifitas tromboksan yang merupakan zat pembekuan darah.
44
TUBERCULOSIS
Definisi : Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman
Mycobacterium tuberculosis (TB). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat
juga mengenai organ tubuh lainnya. Ini juga salah satu penyakit tertua yang diketahui
menyerang manusia. Jika diterapi dengan benar tuberkulosis yang disebabkan oleh
kompleks Mycobacterium Tuberkulosis paru terkonfirmasi secara bakteriologis tuberculosis,
yang peka terhadap obat, praktis dapat disembuhkan. Tanpa terapi tuberkulosa akan
mengakibatkan kematian dalam lima tahun pertama pada lebih dari setengah kasus.
Gejala utama tuberkulosis ialah batuk selama 3 minggu atau lebih, berdahak, dan biasanya
bercampur darah. Gejala respiratorik lainnya adalah nyeri dada dan sesak nafas. Selain itu
juga terdapat gejala sistemik seperti demam yang biasanya dijumpai pada sore dan malam
hari, keringat malam, anoreksia, penurunan berat badan serta malaise.
Klasifikasi :
dan histologis
Tuberkulosis millier
Contoh resep :
R/ Isoniazid tab
mg 300
No. VII
S 1 dd tab I
R/ Rifampisin
tab
mg 450
No. VII
S 1 dd tab I
R/ Pirazinamid tab mg 250
No. XIV
S 1 dd tab II
R/ Etambutoltab
mg 250
No. XIV
S 1 dd tab II
Pro : Tn. L (39 th)
Jenis obat:
1. Isoniazid (INH)
Bakterisid pada kuman dalam keadaan
aktif, bakteriostasik terhadap kuman
yang diam.
Mekanisme
:
menghambat
enzim
esensial untuk sintesis asam mikolat
dan dinding sel mikobakterium.
ESO : neuritis perifer dicegah dengan
pemberian piridoksin, hepatitis (radang
hati), alergi, demam, dan ruam kulit.
Dapat menembus plasenta tapi tidak
teratogenik.
Sediaan : tab50,100,300,400 mg. syr 10
mg/ml
Dosis : - single dose biasanya sudah
digabung dengan vit B6 10n mg/ml
- dewasa: 510mg/KgBB/hr,max:
300mg/hari
2. Rifampisin
Bakteriosid pada intra dan ekstrasel,
dapat masuk semua jaringan dan
membunuh kuman semi dorman yang
tidak dapat dibunuh INH.
Mekanisme
:
menghambat
DNA
dependent
RNA
polymerase
dari
mikrobakteria dan mikroorganisme lain
45
URTIKARIA
Definisi. Urtikaria adalah suatu reaksi vaskuler di kulit akibat bermacam-macam sebab,
biasanya ditandai dengan edema setempat yang cepat timbul dan menghilang
perlahan-lahan, berwarna pucat dan kemerahan, meninggi di permukaan kulit,
sekitarnya dapat dikelilingi halo. Umumnya ukuran lesi dan bentuknya bervariasi dari
beberapa millimeter sampai plakat. Lesi dapat timbul pada kulit atau membrane
mukosa. Keluhan subyektif biasanya gatal, rasa tersengat atau tertusuk
Terapi. Terdapat tiga jenis obat yang cukup baik untuk mengontrol gejala pada urtikaria,
yakni agen simpatomimetik, antihistamin, dan kortikosteroid.
1. Agen
simpatomimetik
,ex:
epinefrin&efedrin,
efek
berlawanan
dengan histamine, yaitu vasokonstriksi
superfisial dan
permukaan mukosa.
Umumnya untuk urtikaria akut dan dapat
dikombinasi dengan AH.
2. Antihistamin
Diklasifikasikan menjadi H1, H2, dan H3
berdasarkan kemampuan menghambat
aksi spesifik reseptor histamin dalam
jaringan. Hampir pada semua urtikaria,
47
mengendalikan
urtikaria,
pertimbangkan untuk menambahkan
AH1 dari golongan kimia lainnya,
misalnya:
i.
Tab klemastin fumarat 1,34 mg or
2,68 mg, tidak>8,04mg/hari or
>3tab2,68 mg 3x 1hr.
ii.
Siproheptadin hcl 4 mg PO@ 8 jam.
iii.
Timeprazin tartrat spansul 5 mg,
1@12 jam, atau tablet 2,5 mg empat
kali sehari.
iv.
Klorfeniramin maleat 4 mg tiga kali
sehari
2. Penghambat H2: simetidin 300 mg empat
kali sehari, atau ranitidin 150 mg dua kali
sehari.
3. Prednison 0,5-1,0 mg/kg/hari, dikurangi
setiap 10-15 hari untuk mengendalikan
kasus yang tidak memberikan respon
terhadap antihistamin pada urtikaria
akut.
Kortikosteroid
oral
tidak
diindikasikan pada penanganan urtikaria
kronik.
49
Unalium (paten mengandung flunarizine)sediaan tablet ada yang 10mg dan 5 mg.
Dosis rata-rata 10 mg sehari dosis tunggal pada malam hari. Pada orang tua 5 mg
Maksimal pemberian 2 bulan, untuk terapi pemeliharaan diberikan 5 hari dalam
seminggu. Indikasi: profilaksis migren, vertigo, ggn konsentrasi. ES: somnolen,
lesu, gejala ekstrapiramidal, penurunan berat badan selama terapi.
Mertigo (paten mengandung betahistine mesylate) sediaan tablet 6 mg.dosis 1-2
tablet 3 x sehari.ES: ggn GIT, ruam kulit. Indikasi: vertigo dan pusing pada
penyakit meniere, sindroma meniere, vertigo perifer.
Valisanbe (paten mengandung diazepam), Indikasi : neurotik, psikosomatik,
rematik. Dosis dewasa: 2-5 mg, anak 6-14 th 2-4 mg, <6 th 1-2 mg, diberikan 3x
sehari. Im/iv amp 5-10 mg untuk epileptikus, tetanus. Kontraindikasi: psikosis
berat, glaukoma, serangan asma akut,hamil. ES: ggn mental, mengantuk,
amnesia, ketergantungan, penglihatan kabur,retensi urin, depresi pernapasan,
hipotensi