Enzyme Immunoassay
Enzyme Immunoassay
Tugas Pendahuluan
ENZYME IMMUNOASSAY
Patricia M.Tauran, Nurul H, Tenri Esa
Bagian Patologi Klinik FK-UNHAS/BLU RS Wahidin Sudirohusodo Makassar
I.
PENDAHULUAN
Imunoasai adalah suatu cara pemeriksaan untuk mengukur derajat imunitas atau kadar
antibodi dan antigen dalam cairan tubuh atau serum seseorang. Imunoasai dapat dibagi
menjadi 2 kelompok menurut jenisnya, yaitu imunoasai tak berlabel dan imunoasai
berlabel. Imunoasai tak berlabel terdiri dari beberapa teknik, yaitu : uji presipitasi, uji
aglutinasi, uji hemaglutinasi, lisis imun dan fiksasi komplemen, serta uji netralisasi.
Sedangkan imunoasai berlabel juga terdiri dari beberapa teknik yaitu : asai berlabel
fluoresens
(Fluorescent
Immunoassay
atau
FIA),
asai
berlabel
radioisotop
LIA),
asai
berlabel
enzim
(Enzyme
Immunoassay
atau
EIA),
lain seperti antigen Hepatitis B "e" (HBe), antibodi Rubella, antibodi Toxoplasma dan
antibodi Human Immunodeficiency Virus pada tahun 1980-an.3
II.
DEFINISI
Enzyme immunoassay (EIA) adalah tes untuk mendeteksi antigen atau antibodi
dengan penambahan enzim yang dapat mengkatalisa substrat sehingga terjadi perubahan
warna.2,4
Metode EIA menggunakan sifat katalisa dari enzim untuk mendeteksi dan
menghitung jumlah reaksi imunologi. Gabungan antibodi berlabel enzim atau antigen
berlabel enzim digunakan pada pemeriksaan imunologi. Enzim dan substratnya
mendeteksi keberadaan dan jumlah antigen atau antibodi yang terdapat pada sampel
pasien.2
Untuk dapat digunakan pada EIA, enzim harus memenuhi kriteria :
Stabilitas tinggi
Spesifitas tinggi
Tidak mengandung antigen atau antibodi
Tidak ada perubahan oleh inhibitor dalam sistem.2
Tabel 1. Enzim-enzim yang Digunakan pada EIA2
Enzim
Acetylcholinesterase
Alkaline phosphatase
-Galactosidase
Glucose oxidase
Glocose-6-phosphatase dehydrogenase (G6PD)
Lysozyme
Malate dehydrogenase
Peroxidase
Sumber
Electrophorous electicus
Escherichia coli
Escherichia coli
Aspergillus niger
Leuconostoc mesenteroides
Putih telur
Jantung babi
Lobak
1.
2.
3.
4.
radioimmunoassay.
EIA homogen untuk protein yang besar dapat dihasilkan tetapi membutuhkan
reagen imunokimia yang kompleks.5
III.
METODE
Pada tes EIA, sebuah manik plastik atau plat plastik dilapisi dengan antigen (contoh:
virus). Antigen bereaksi dengan antibodi pada serum pasien. Manik atau plat kemudian di
inkubasi dengan sebuah gabungan enzim-antibodi berlabel. Jika terdapat antibodi,
gabungan tersebut bereaksi dengan kompleks antigen-antibodi pada manik atau plate.
Aktivitas enzim diukur dengan spektrofotometer setelah penambahan substrat
kromogenik spesifik. Misalnya, peroksidase mengkatalisa substratnya, o-dianisidine,
menyebabkan perubahan warna. Pada beberapa kit, tes EIA dapat dibaca secara langsung
(visual). 2,6
Hasil pada tes EIA dapat juga dinilai dengan membandingkan hasil spektofometer
serum pasien dengan referensi serum kontrol. Keunggulan tes secara objektif adalah
hasilnya tidak tergantung dari interpretasi teknisi. Pada umumnya prosedur EIA lebih
cepat dan pekerjaan laboratorium lebih sedikit dibandingkan dengan metode serupa.2,6
IV.
3.
4.
3.
4.
3.
sama.
Ditambahkan substrat kromogenik, dan terjadi perubahan warna jika terdapat
enzim. Jumlah warna yang terjadi berbanding terbalik dengan jumlah antibodi
yang terdapat pada sampel pasien.2,4
5.
Hantavirus IgM
Measles IgM
Rubella IgM
Toxoplasma IgM
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
from: www.dshs.state.tx.us/lab/serology_eia.shtm
Henry J.B.MD : Clinical Diagnosis and Management by Laboratory Methods. 21st
ed. WB Saunders Co, Philadelphia ; 2007. p 803-8
7
6.