Anda di halaman 1dari 21

1.

1.1

PENDAHULUAN
Tujuan Praktikum

Mengetahui perbedaan pengukuran warna secara visual dan dengan menggunakan alat
chromameter. Memahami prinsip pengukuran warna dengan skala warna L,a,b
menggunakan chromameter. Mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
pengukuran warna dengan chromameter.
1.2

Tinjauan Pustaka

Pengukuran warna pada banyak bahan pangan merupakan komponen kualitas yang
penting dalam pemasaran. Walaupun tidak menunjukkan kandungan nutrisi, rasa, dan
manfaat namun para konsumen lebih memilih bahan pangan berdasarkan penampilan
luar. Pengukuran warna pada bahan pangan menyediakan indeks objektif terhadap
kualitas bahan pangan. Warna dapat menjadi indikator kematangan ataupun
kerusakan. Contohnya warna keripik kentang tergantung pada pengurangan
kandungan gula, cara penyimpanan dan cara pembuatan. Lalu warna kuning pada
kuning telur menunjukkan fungsi dari adanya pigmen (Clifton,1987). Titik akhir
proses pemasakan juga ditentukan berdasarkan warnanya. Selain itu, perubahan warna
dapat menimbulkan masalah dalam pemprosesan dan pengemasan makanan. Warna
coklat dan hitam dapat disebabkan oleh reaksi enzimatis ataupun non-enzimatis.
Reaksi pencoklatan no-enzimatis yang dominan antara lain reaksi Maillard yang
meyebabkan penghitaman pada kentang ataupun pencoklatan pada jus jeruk.
Sedangkan pencokltan enzimatis yang biasa terjadi pada buah dan beberapa jenis
sayuran terjadi akibat oksidasi enzim katalis, yaitu senyawa fenol. (Parker, 2003).
Untuk menjaga kualitas, warna pada produk pangan harus diukur dan distandarisasi.
Jika makanan berwarna transparent, seperti jus atau ekstrak, dapat diukur dengan
kalorimeter maupun spektrofotmeter sebagai pengukur warna. Warna makanan yang
berbentuk cairan ataupun padatan dapat diukur dengan membandingkan warna yang
telah terstandarisasi. Warna pada makanan dapat dinyatakan dengan tiga komponen
angka. Yatu,tristimulus kolorimetri. Dalam pengukuran warna,cahaya direfleksikan
oleh suatu bahan pangan dapat dogolongkan menjadi tiga komponen yaitu value,hue
dan chroma. Salah satu instrumen tang dapat digunakan untuk pengukuran warna
adalah chromameter (Parker,2003).

Beberapa hal yang mempengaruhi pengamatan terhadap warna :


1. Perbedaan sumber cahaya
Setiap jenis pencahayaan (sinar matahari, sinar lmpu TL, sinar bohlam, dan
lain-lain) akan membuat bahan pangan yang sama menjadi berbeda.
2. Perbedaan pengamat
Warna akan tampak berbeda menurut pengamat yang berbeda karena
perbedaan

kesensitifan

penglihatan

seseorang,sehingga

dapat

terjadi

kemungkinan bias terhadap suatu warna. Selain itu, ketajaman penglihatan


juga berbeda-beda karena faktr usia.
3. Perbedaan ukuran
Warna-warna pada area yang sangat luas cenderung Nampak lebih terang dan
jelas dibandingkan warna yang sama pada area yang lebih sempit, akibat efek
area tersebut. Memilih objek yang memiliki area warna yang luas dari sampel
yang kecil dapat menyebabkan kesalahan pemilihan warna.
4. Perbedaan latar
Bahan pangan yang diletakkan di depan latar yang terang akan terlihat lebih
buram daripada ketika ditempatkan di tempat yang gelap. Hal ini berhubungan
dengan efek kontras yang tidak diinginkan dalam menilai keakuratan warna.
5. Perbedaan sudut pandang
Bahan pangan yang dilihat dari sudut pandang yang benar-benar berbeda
dapat membuat titik terlihat lebih gelap ataupun lebih terang. Hal ini
merupakan akibat dari karateristik arah warna bahan pangan tersebut. Arah
sudut pandang terhadap objek dan arah sudut pencahayaan harus konstan
untuk komunikasi warna yang akurat(Anonim,2009).
Jika diklasifikasikan warna-warna dapat dapat diungkapkan atas hue,terang
(brightness/lightness), dan saturasi/kejenuhan (vividness). Penetapan ketiga skala
tersebut digunakan untuk mengukur warna secara numeris, sehingga warna dapat
dikuantisasi dengan tujuan memudahkan seseorang dalam mengkomunikasikan
warna.
Hue adalah istilah yang dipakai dalam dunia warna untuk diklasifikasikan merah,
kuning, biru, dan lain-lain. Meskipun merah dan kuning adalah hue yang berbeda,
pencampuran kedua menghasilkan jingga (kuning kemerahan), pencampuran kuning
dan hijau menghasilkan kuning kehijauan, pencampuran biru dan hijau menghasilkan

hijau kebiruan, dst. Hue merupakan ragam warna seperti yang dihasilkan dari cakram
warna.
Lightness berdasarkan perbandingan lightness-nya (seperti cerah), warna dapat
dibedakan sebagai warna cerah dan gelap. Lightness dapat diukur secara independen
dari setiap hue. Lightness warna berubah (cerah-gelap) secara vertical.
Saturation berkaitan dengan saturasi atau kejelasan warna. Saturasi berkaitan dengan
warna jelas-warna buram.
Salah satu metode yang dapat digunakan dalam pengukuran warna adalah satuan
warna L*a*b*.
L* menandakan lightness, a* menunjukkan warna merah (+a*) dan hijau (-a*),
sedangkan b* menunjukkan warna kuning (+b*) dan biru (-b*). Jika titik yang diamati
bergerak dari pusat kearah luar, berarti saturasi warna bertambah.

2. MATERI DAN METODE


2.1 Materi
2.1.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah chromameter,pisau,panci,
dan kompor.
2.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam dalam praktikum ini adalah 1 buah tomat, 1 buah
jeruk, 1 buah nanas yang telah dikupas kulitnya, 1 potong daging sapi, air.
2.2
2.2.1

Metode
Percobaan I

1 buah tomat dan satu buah jeruk disiapkan, kemudian didiskripsikan warna kedua
buah benda dengan visual mata manusia, setelah itu kedua jenis buah diukur
warnanya dengan chromameter masing-masing pada 5 titik yang berbeda di
permukaan buah.
2.2.2

Percobaan II

1 buah nanas yang sudah dikupas kulitnya dipotong sedemikian rupa sehingga
terbentuk irisan buah dengan permukaan yang datar. Warna irisan buah tersebut
didiskripsikan dengan menggunakan visual mata manusia, setelah itu irisan buah
nanas diukur warnanya menggunakan chromameter pada 5 titik yang berbeda.
2.2.3

Percobaan III

1 potong daging sapi disiapkan kemudian dibagi menjadi 5 irisan dengan ukuran
dan ketebalan yang seragam. Kemudian warna daging pertama diukur sebelum
pemanasan dengan menggunakan chromameter. Daging kedua direbus dengan
panci dalam waktu 1 menit. Daging kedua direbus dengan menggunakan panci
dalam waktu 2 menit. Daging ketiga direbus dengan menggunakan panci dalam
waktu 3 menit. Daging keempat direbus dalam waktu 4 menit. Dan daging kelima
diukur dalam waktu 5 menit. Kemudian masing-masing daging yang sudah
direbus diukur warnanya dengan menggunakan chromameter.

3. HASIL PENGAMATAN
Pengukuran Warna dengan Chromameter
NO
1
2
3
4

Bahan
Buah tomat utuh
Buah jeruk utuh

Deskripsi warna secara visual (mean = standar devasi)


L*
Orange kemerah-merahan
46,988 3,170
Hijau kekuning-kuningan
57,718 4,092

a*
10,518 2,027
5,382 2,525

b*
8,844 7,293
17,464 3,895

dengan bintik-bintik hitam


Kuning pucat

Irisan buah nanas


64,640 1,972
2,370 0,0526
13,500 1,078
Daging rebus
a. Menit ke-0
Merah keunguan
43,542 2,494
12,264 2,112
1,316 0.640
b. Menit ke-1
Abu-abu kemerah-merahan
51,982 1,087
10.084 0,708
4,092 0,386
c. Menit ke-2
Merah kecoklatan
50,266 3520
10,370 0,576
3,766 0,444
d. Menit ke-3
Coklat semen
50,868 3,452
8,412 0,528
3,438 0,690
e. Menit ke-4
Coklat kemerahan
49,228 1,702
9,850 0,446
6,282 0,588
f. Menit ke-5
Coklat
49,078 1,232
6,442 1,648
4,664 0,391
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai L* pada buah tomat utuh adalah 46,988 3,170, buah jeruk utuh adalah 57,718 4,092, irisan
buah nanas adalah 64,640 1,972.,daging yang belum direbus adalah 43,542 2,494, daging pada mint ke-1 adalah 51,982 1,087,
daging padamenit ke-2 adalah 50,266 3520, daging pada menit ke-3 adalah 50,868 3,452 ,daging pada menit ke-4 adalah 49,228
1,702 daging pada menit ke-5 adalah 49,078 1,232.
Sedangkan nilai (+a*) pada buah tomat utuh adalah 10,518 2,027 , buah jeruk utuh adalah 5,382 2,525, buah nanas adalah 2,370
0,0526 , daging menit ke-0 adalah 12,264 2,112, daging menit ke-1 adalah 10.084 0,708 , daging menit ke 2 adalah 10,370 0,576 ,
daging menit ke 3 adalah 8,412 0,528, daging menit ke 4 adalah 9,850 0,446 , daging menit ke 5 adalah 6,442 1,648.

Sedangkan nilai (+b*) pada buah tomat utuh 8,844 7,293 , buah jeruk utuh 17,464 3,895 , buah nanas 13,500 1,078 , daging menit
ke-0adalah 1,316 0.640, daging menit ke-1 adalah 4,092 0,386 , daging menit ke 2 adalah 3,766 0,444 , daging menit ke 3 adalah
3,438 0,690, daging menit ke 4 adalah 6,282 0,588 , daging menit ke 5 adalah 4,664 0,391

4. PEMBAHASAN
4.1 Perbedaan pengukuran warna secara visual dan dengan menggunakan
alat chromameter
Pengukuran warna tidak hanya dilihat secara visual tetapi dapat juga menggunakan
alat chromameter. Warnanya yang dilihat secara visual bersifat subjektif, antara
pengamat yang satu dengan pengamat yang lain hasilnya bisa berbeda. Metode yang
dapat digunakan dalam pengukuran warna (pada chromameter) adalah satuan warna
L*a*b*. L* menandakan lightness, a* menunjukkan warna merah (+a*) dan hijau (a*), sedangkan b* menunjukkan warna kuning (+b*) dan biru (-b*). Jika titik yang
diamati bergerak dari pusat kearah luar, berarti saturasi warna bertambah.

4.2 Prinsip pengukuran warna dengan skala warna L, a, dan b menggunakan


chromameter
Chromameter digunakan dengan cara pertama-tama dikaliberasi sehingga nilai L, a,
dan b sesuai dengan standar. Kemudian alat sensor pendeteksi ditempelkan pada
sampel. Kemudian alat dijalankan dengan cara ditekan tombol pada pegangannya
sehingga akan muncul nilai L, a, dan b pada layar. Percobaan harus diulangi pada 5
titik yang berbeda, agar diperoleh data yang solid. Dapat dilihat pada data percobaan
nilai L, a, dan b selalu berbeda setiap pengulangan. Jika titik yang diamati bergerak
dari pusat kearah luar, berarti saturasi warna bertambah. Pada percobaan pengukuran
warna, buah tomat utuh memiliki L* 46,988 3,170 dan memiliki +a* 10,518 2,027
dan +b* 8,844 7,293. Hal ini menunjukkan bahwa tomat memiliki warna yang
terang dan memiliki warna merah yang terang. Sedangkan pada buah nanas memiliki
warna yang terang yaitu 57,718 4,092. Dibandingkan dengan buah tomat, warna
dari buah jeruk lebih terang. Warna kuning yang dihasilkan lebih banyak yaitu dengan
nilai (+b*) 17,464 3,895. Sedangkan pada buah nanas, warna terang nya lebuh
menyala dibandingkan daripada buah tomat dan buah jeruk. Namun ada kesalahan
dalam mengukur nilai(+b*) lebih sedikit dibandingkan dengan buah jeruk.
Seharusnya warna kuning pada buah nanas lebih besar daripada buah jeruk. Hal ini
diakibatkan karna banyak faktor , salah satunya adalah faktor cahaya. Sedangkan pada
daging, pada menit ke-0 warna terang yang dihasilkan sebesar 43,542 2,494, dengan

warna (+a*) 12,264 dan warna (+b*) sebesar 1,316 0,640. Hal ini menunjukkan
bahwa daging menit ke-0 memiliki terang yang lebih kecil dibandingkan dengan
daging yang sudah direbus. Warna merah dominan karena antara (+a*) dan (+b*),
lebih besar nilai (+a*). Jadi warna yang lebih mencolok adalah warna merah.
Sedangkan pada daging yang sudah direbus pada menit ke-1, warna terangnya
mencolok namun warna merahnya lebih sedikit memudar dibandingkan dengan
daging yang belum direbus. Pada daging menit ke-2 warna terangnya semakin
memudar, dan warna merah dari daging tersebut bertambah dibandingkan dengan
menit ke-1. Seharusnya warna merah dari daging yang direbus menit ke-2 lebih pudar
dari daging yang direbus pada menit ke-1. Kesalahan ini terjadi karena kesalahan
dalam kegiatan praktikum. Warna terang dari daging yang direbus pada menit ke-3
lebih terang dari daging yang belum direbus. Namun warna merah memudar
dibandingkan daging yang belum direbus. Warna terang dari daging yang direbus
pada menit ke-4 terangnya lebih besar dibandingkan dengan daging yang belum
direbus. Warna merahnya juga lebih kecil dibandingkan dengan daging yang belum
direbus. Seharusnya semakin lama perebusan, warna merah pada daging makin
memudar. Warna terang pada menit ke-5 lebih terang diabandingkan dengan daging
yang belum direbus. Namun warna merah yang dihasilkan sudah memudar menjadi
lebih kecil dari menit-menit sebelumnya.

4.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pengukuran warna dengan


chromameter
Pengukuran warna dalam chromameter dipengaruhi oleh:
Perbedaan sumber cahaya, setiap jenis pencahayaan akan membuat bahan pangan
yang sama menjadi berbeda. Saat percobaan digunakan sinar matahari sebagai sumber
cahaya. Apabila menggunakan sinar lampu ataupun sinar bohlam hasil dari L, a, dan b
akan berbeda-beda.
Perbedaan ukuran, pada saat chromameter ditempelkan pada sampel dengan bagian
yang luas maka nilai dari L,a,b akan menjadi lebih terng dan jelas jika dibandingkan
dengan saat ditempelkan pada sisi lain yang lebih sempit.

Perbedaan latar, bahan pangan yang ditempatkan di depan latar yang terang akan
terlihat lebih buram daripada ketika ditempatkan di tempat yang lebih gelap. Hal ini
terjadi karena saat sampel diletakkan pada latar yang terang akan terjadi kekontrasan
warna sehingga mempengaruhi kearutan warna.
Perbedaan sudut pandang, pada saat chromameter ditempelkan pada bidang yang
tidak datar maka pengukuran hasil dari L, a, dan b juga akan ikut berubah. Karena
sudut yang dibentuk antara chromameter dengan bahan pangan tegal larus. Atau alat
sensor harus masuk semua ke dalam bahan pangan tersebut.

4.4 Aplikasi pengukuran warna dibidang pangan


Aplikasi pada bidang pangan dapat dilihat pada sampel. Jika dilihat ada perubahan
warna pada bahan pangan maka bahan pangan tersebut akan menunjukkan kerusakan
bahan pangan ataupun kematangan bahan pangan. Contohnya pada buah apel,
pertama kali apel dikupas akan menunjukkan kuning pucat setelah didiamkan
beberapa saat maka apel akan mengalami perubahan warna menjadi kecoklatan. Hal
ini telah menunjukkan penurunan kualitas kesegaran dari apel tersebut.

5. KESIMPULAN
Pengukuran warna secara visual bersifat subjektif tergantung mata

pengamat.
Pengukuran warna menggunakan chromameter memiliki skala warna yaitu
L mewakili terang, a menunjukkan warna merah (+a*) dan hijau (-a*).

Sedangkan b menunjukkan warna kuning (+b*) dan biru (-b*).


Factor yang mempengaruhi pengukuran warna dengan chromameter

adalah perbedaan sumber cahaya, perbedaan ukuran, perbedaan latar


Dalam pengukuran warna dengan chromameter tidak bisa hanya satu sisi
sampel, harus beberapa titik karena perbedaan sisi mempengaruhi skala
pengukuran.

6. DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2009). Komunikasi Warna Perisai : Kontrol Warna dari Persepsi ke


Instrumentalisasi. Minolta.
Clifton, E. M. (1987). Food Analysis Theory and Practice 2nd edition. Van Nostrand
Reinhold Co Inc. New York.
Parker,R.(2003). Introduction to Food Science. Delmar.

7. LAMPIRAN
7.1 Perhitungan Data

L* (buah tomat utuh)


No.
1
2
3
4
5

SD =
=

X
40,320
41,930
42,620
41,430
47,610
42,782

=0

6,061
0,725
0,026
1,828
23,310
=31,950

X
23,270
19,250
22,440
24,440
15,560
10,518

0,982
-1,288
3,052
-0,768
-1,978
=0

0,964
1,658
9,314
0,589
3,912
=16,437

-2,462
-0,852
-0,162
-1,352
4,828

31,950
4
2,826

H = (42,782 2,826)
a*
No.
1
2
3
4
5

SD =
=

2,027

H = (10,518 2,027)
b*
No.
1
2
3
4
5

X
5,180
11,370
6,950
9,590
11,130
8,844

SD =
=

7,293

-3,664
2,526
-1,894
0,746
2,286
=0

13,424
6,380
3,587
0,556
5,225
=29,172

H = (8,844 7,293)
8. L* (buah jeruk)
No.
1
2
3
4
5

X
59,310
59,240
50,790
57,770
61,480
57,718

1,592
1,522
-6,928
0,052
3,762

2,534
2,316
47,997
2,704x
14,152
=67,001

-0,692
-0,282
-1,022
-2,312
4,308

0,478
0,079
1,044
5,345
18,558
=25,504

-1,184
2,256
-5,974
0,646
4,256

1,401
5,089
35,688
0,417
18,113
=60,708

=0

SD =
=

4,092

H = (4,092

57,718)

a*
No.
1
2
3
4
5

X
4,690
5,100
4,360
3,070
9,690
5,382

=0

SD =
=

2,525

H = (5,382

2,525)

b*
No.
1
2
3
4
5

X
16,280
19,720
11,490
18,110
21,720
17,464

SD =
=

15,177

=0

H = (17,464

3,895)

9. L* (irisan buah nanas)


No.
1
2
3
4
5

X
67,110
64,490
62,160
66,000
63,440
64,640

2,470
-0,150
-2,480
1,360
-1,200
=0

6,100
0,022
6,150
1,849
1,440
=15,561

SD =
=

1,972

H = (64,640

1,972)

a*
No.
1
2
3
4
5

X
2,730
2,200
2,390
2,140
2,390
2,370

0,360
-0,170
0,020
-0,230
0,020

0,1296
0,028
0,0004
0,052
0,0004
=0,2104

-0,810
0,760
-1,480
0,590
0,940

0,656
0,577
2,190
0,348
0,883
=4,654

=0

SD =
=

0,0526

H = (2,370

0,0526)

b*
No.
1
2
3
4
5

X
12,690
14,260
12,020
14,090
14,440
13,500

=0

SD =
=

1,078

H = (1,078

13,500)

10. L* (daging rebus) menit ke-0


No.
1
2
3
4
5

X
43,980
44,450
39,190
45,500
44,590
43,542

0,438
0,908
-4,352
1,958
1,048
=0

0,191
0,824
18,939
3,833
1,098
=24,885

1,246
-3,464
1,686
1,076
-0,544
=0

1,552
11,999
2,842
1,157
0,295
=17,845

SD =
=

2,494

H = (43,542

2,494)

a*
No.
1
2
3
4
5

X
13,510
8,800
13,950
13,340
11,720
12,264

SD =
=

2,112

H = (12,264

2,112)

b*
No.
1
2
3
4
5

X
1,070
0,660
1,890
2,100
0,860

-0,246
-0,656
0,574
0,784
-0,456

0,060
0,430
0,329
0,614
0,207

1,316

=0

=1,640

SD =
=

0,640

H = (1,316

0,640)

11. L* (daging rebus) menit ke-1


No.
1
2
3
4
5

X
53,120
51,310
50,520
52,900
52,060
51,982

1,138
-0,672
-1,462
0,918
0,078

1,295
0,451
2,137
0,842
0,0068
=4,7318

-1,024
1,876
0,046
-0,304
0,594

1,049
3,519
0,002
0,092
0,353
=1,003

-0,182
0,098
0,158

0,033
0,009
0,024

=0

SD =
=

1,087

H = (51,982

1,087)

a*
No.
1
2
3
4
5

X
9,000
11,960
10,130
9,780
9,490
10,084

=0

SD =
=

0,708

H = (10,084

0,708)

b*
No.
1
2
3

X
3,910
4,190
4,250

4
5

4,570
3,540
4,092

0,478
-0,552

0,228
0,304
=0,598

2,114
-2,816
-3,986
4,614
0,074

4,468
7,929
15,888
21,288
0,0054
=49,5784

0,120
0,130
0,830
-0,430
-0,650

0,0144
0,0169
0,6889
0,1849
0,4225
=1,3276

=0

SD =
=

0,386

H = (4,092

0,386)

12. L* (daging rebus) menit ke-2


No.
1
2
3
4
5

X
52,380
47,450
46,280
54,880
50,340
50,266

=0

SD =
=

3,520

H = (50,266

3,520)

a*
No.
1
2
3
4
5

X
10,490
10,500
11,200
9,940
9,720
10,370

=0

SD =
=

0,576

H = (10,370

0,576)

b*
No.
1

X
4,380

0,614

0,376

2
3
4
5

3,430
3,930
3,790
3,300
3,766

-0,336
0,164
0,024
-0,466
=0

0,112
0,026
0,0576
0,217

X
45,950
48,680
53,030
52,390
54,290
50,868

-4,918
-2,188
2,162
1,522
3,422
=0

24,186
4,787
4,674
2,316
11,710

X
8,020
9,170
8,720
7,890
8,260
8,412

-0,392
0,758
0,308
-0,522
-0,152
=0

0,153
0,574
0,094
0,272
0,023

=0,7886

SD =
=

0,444

H = (3,766

0,444)

13. L* (daging rebus) menit ke-3


No.
1
2
3
4
5
=47,673

SD =
=

3,452

H = (50,868

3,452)

a*
No.
1
2
3
4
5
=1,116

SD =
=

0,528

H = (8,412

0,528)

b*
No.
1
2
3
4
5

X
3,530
4,450
3,250
2,520
3,440
3,438

0,092
1,012
-0,188
-0,918
0,002
=0

0,0084
1,024
0,035
0,842
0,000004

X
47,010
49,560
48,470
49,280
51,820
49,228

-2,218
0,332
-0,758
0,052
2,952
=0

4,919
0,110
0,579
0,002
6,718

X
10,280
9,670
10,010
10,130

0,430
-0,180
0,160
0,280

0,1849
0,0324
0,0256
0,0784

=1,909

SD =
=

0,690

H = (3,438

0,690)

14. L* (daging rebus) menit ke-4


No.
1
2
3
4
5
=11,595

SD =
=

1,702

H = (49,228

1,702)

a*
No.
1
2
3
4

9,160
9,850

-0,690
=0

0,4761

X
7,200
5,840
6,300
6.370
5,700
6,282

0,918
-0,442
0,018
0,088
-0,582
=0

0,842
0,195
0,00032
0,0077
0,338

1,292
-1,518
-0,918
0,022
1,122
=0

1,669
2,304
0,842
0,0004
1,258

=0,7974

SD =
=

0,446

H = (9,850

0,446)

b*
No.
1
2
3
4
5
=1,383

SD =
=

0,588

H = (6,282

0,588)

15. L* (daging rebus) menit ke-5


No.
1
2
3
4
5

X
50,370
47,560
48,160
49.100
50,200
49,078

=6,0734

SD =
=

1,232

H = (49,078

1,232)

a*
No.
1
2
3
4
5

X
5,080
5,150
7,950
5,530
8,500
6,442

-1,362
-1,292
1,508
-0,912
2,058
=0

1,855
1,669
2,274
0,831
4,235

X
4,150
4,710
4,430
5,170
4,860
4,664

-0,514
0,046
-0,234
0,506
0,196
=0

0,264
0,002
0,054
0,256
0,038

=10,864

SD =
=

1,684

H = (6,442

1,684)

b*
No.
1
2
3
4
5
=0,614

SD =
=

0,391

H = (4,664

0,391)

Anda mungkin juga menyukai