Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
A.

LATAR BELAKANG
Sebuah tes yang sudah distandardisasikan dan sudah dapat disebut
sebagai tes standar, biasanya dilengkapi dengan sebuah manual. Manual ini
memuat keterangan-keterangan atau petunjuk-petunjuk yang perlu terutama
yang menjelaskan tenteng pelaksanaan, menskor, dan mengadakan
interpretasi.
Tes standar sebenarnya bukanlah sesuatu yang istimewa dalam tes prestasi
belajar. Tes ini disusun dalam tipe-tipe soal yang sama dan meliputi bahan
atau pengetahuan yang sama banyak dengan bahan atau pengetahuan yang
dicakup oleh tes buatan guru.
Guru yang sudah banyak berpengalaman, mengajar dan menyususn
soal-soal tes, juga masih sukar menyadari bahwa tesnya masih kurang
sempurna. Oleh karena itu cara yang paling baik adalah secara jujur melihat
hasil yang diperoleh oleh siswa. Untuk lebih jelasnya makalah ini akan
membahas tes standar tes buatan guru dan analisis hasil tes.
Tes adalah salah satu bentuk instrumen evaluasi untuk mengukur
seberapa besar kemampuan siswa dalam memahami dan menguasai pokokpokok materi yang sudah diajarkan. Tes ada yang dibuat oleh seorang guru
yang kemudian disebut tes buatan guru dan ada tes yang sudah memenuhi
standar suatu satuan pendidikan maupun lembaga pendidikan yang
kemudian disebut tes terstandar.
Dalam menilai, baik tes terstandar maupun tes buatan guru ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan yang berkaitan dengan analisis hasil
tes tersebut. Dalam makalah ini akan diuraikan tentang banyak hal yang
berkaitan dengan tes standar dan tes buatan guru. Serta dijelaskan juga
tentang analisis hasil tes.

B.

RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan TES?
2. Apa yang dimaksud dengan Tes Standar?
1

3. Apa yang dimaksud dengan Tes Buatan Guru ?


C.

TUJUAN
1.
Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan TES.
2.
Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan Tes Standar.
3.
Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan Tes Buatan Guru.

BAB II
PEMBAHASAN
A. TES
1. Pengertian TES

Secara harfiah, kata tes berasal dari bahasa Perancis kuno: testum
dengan arti: piring untuk menyisihkan logam-logam mulia (maksudnya
dengan menggunakan alat berupa piring itu akan diperoleh jenis-jenis
logam mulia yang nilainya sangat tinggi), dalam bahasa Inggris ditulis
dengan test yang dalam bahasa Indonesianya diterjemahkan dengan
makana tes, ujian atau percobaan. Dalam bahasa Arab Imtihan.
Sedangkan Sumadi Suryabrata, mengartikan tes adalah: pertanyaanpertanyaan yang harus dijawab dan atau perintah-perintah yang harus
dijalankan, yang mendasarkan harus bagaimana testee menjawab
pertanyaan-pertanyaan atau melakukan perintah-perintah itu, penyelidik
mengambil kesimpulan dengan cara membandingkan dengan standar atau
testee lainnya.
Dari kedua pengertian diatas, diambil pengertian, tes adalah alat
pengukuran berupa pertanyaan, perintah dan petunjuk yang dutujukan
kepada testee unruk mendapatkan respon sesuai dengan petunjuk itu. Atas
dasar respon tersebut ditentukan tinggi rendahnya skor dalam bentuk
kuantitatif, selanjutnya dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan
untuk ditarik kesimpulan yang bersifat kualitatif.
2.

Jenis Jenis Teknik Tes


a. Tes Tertulis
Tes tertulis adalah sekumpulan item pertanyaan dan atau
pernyataan

yang

direncanakan

guru

secara

sistematis

guna

memperoleh informasi tentang siswa. Tes ini tidak dapat digunakan


secara afektif untuk mengevaluasi ketrampilan psikomotorik siswa.
Namum dapat digunakan untuk mengevaluasi prinsip-prinsip yang
menyertai

ketrampian

termasuk

ketrampilan

kognitif

dan

psikomotorik. Ada dua macam bentuk tes tertulis yaitu tes objektif
dan subjektif.
1) Item Tes Objektif
Item tes dikatakan objektif karena para siswa tidak dituntut
merangkai jawaban yang atas dasar informasi yang dimilikinya.

Pada umumnya jawaban sudah tersedia atau sudah diarahkan dan


lebih bersifat pasti.
2) Item Tes Subjektif
Secara ontologi tes esai adalah salah satu bentuk tes tertulis
yang susunannya terdiri atas item pertanyaan yang masingmasing mengandung permasalahan yang menuntut siswa melalui
uraian-uraian kata yang nerefleksikan kemampuan berfikir siswa.
Tes ini juga disebut sebagai tes dengna pertanyaan terbuka,
dimana dalam tes tersebut siswa diharuskan menjasab sesuai
dengan pengetahuan yang dimiliki siswa. Jika dilihat dari asperk
jawaban yang diberikan siswa, tes esai menurut Grounlund (1990)
dapat debedakan menjadi dia macam yaitu tes esai dengan
jawaban panjang dan tes esai dengan jawaban singkat.
Tes esai dikatakan panjang apabila dalam aplikasi tes
memerlukan

jawaban

siswa

secara

luas.

Tes

jenis

ini

direncanakan oelh guru untuk meliahat kemampuan siswa dalam


menuangkan ide dalam satu kesatun yang komperhensif,
koherensi dan sistematis

sehingga memberikan kejelasan

jawaban. Tes ini juga digunakan untuk mengukur penguasaan


pengetahuan

yang mengandung unsur-unsur kedalam dan

keluasan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa. Sedangkan jenis


tes esai dengan jawaban pendek biasanya jawaban pertanyaan
pengarah pada jawaban yang lebih spesifik dan pasti seperti kunci
jawaban.
Bentuk pertanyaan tes esai dapat dikonstruksi dengan
menggunakan kata bantu pertanyaan tertentu yang mengandung
unsur singkat 5 W + 1 H. Dari jenis tes ini medorong siswa agar
memiliki kemampuan mengekspresikan ide mereka dengan
meggunakan bahasa dan kata-kata mereka sendiri bedasarkan
pengetahuan dan informasi yang mere miliki. Inilah yang menjadi
kelebihan jenis tes esai. Berikut adalah cara-cara dalam menyusun
tes esai, diantaranya:

Guru hendaknya memfokuskan pertanyaan esai pada materi


pembelajaran yang tidak dapat diungkap dengan bentuk tes

lain misalnya tes objektif


Guru kendaknya memformulasikan item pertanyaan yang
mengungkap

spesifik

yang

diperoleh

dari

pengalaman hasil belajar.


Item-item pertanyaan tes esai sebaiknya jelas dan tidak
menimbulkan

perilaku

kebingungan

sehingga

siswa

dapat

menjawabnya dengan tidak ragu-ragu


Sertakan petunjuk waktu pengerjaan untuk setiap pertanyaan,
agar para siswa dapat memperhitungkan kecepatan berpikir,
menulis dan menuangkan ide sesuai dengan waktu yang

disediakan.
Ketika mengontruksi sejumlah pertanyaan essai, para guru
hendaknya menghindari penggunaan pertanyaan pilihan.
Misalnya pilih empat soal dari lima pertanyaan yang tersedia.

Menurut Sukardi (2008) kelebihan dan kelemahan tes esai yaitu:


1) Kelebihannya
- Mengukur proses mental siswa dalam menuangkan ide ke
-

dalam jawaban item secara tepat


Mengukur kemampuan siswa dalam menjawab melalui

kata dan bahasa mereka sendiri.


Mendorong siswa untuk mempelajari,

merangkai, dan menyatakan pemikiran siswa secara aktif.


Mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat

serta menyusun dalam bentuk kalimat mereka sendiri.


Mengetahui seberapa jauh siswa telah memahami dan

menyusun,

mendalami suatu permasalahan atas dasar pengetahuan


yang diajarkan di dalam kelas
2) Kelemahan:
- Dalam memeriksa jawaban pertanyaan tes esai, ada
kecenderungan pengaruh subjektif yang selalu muncul
dalam pribadi seorang guru.

Pertanyaan esai yang disusun oleh seorang guru atau


evaluator cenderung kurang bisa mencakup seluruh materi

yang telah diberikan


Bentuk pertanyaan yang memiliki arti ganda, sering
membuat kesulitan pada siswa sehingga memunculkan
unsur-unsur menerka dan menjawab dengan ragu-ragu.
Untuk menilai hasil tes esai biasanya seorang guru

dipengaruhi

beberapa

faktor

yang

seperti

subjekitvitas,

pertimbangan dan pengaruh interaksi antara guru dengan siswa


selama proses belajar mengajarn berlangsung. Untuk mengatasi
tiga faktor tersebut, berikut beberapa petunjuk yang dapat
digunakan sebagai acuan para guru diantaranya:
a. Menyusun kunci jawaban yang mengandung materi penting
yang dapat digunakan sebagai acuan dasar penilaian.
b. Menentukan nilai dari setiap pertanyaan berdasarkan bobot
permasalahan,

kompleksitas

jawaban

dan waktu yang

diperlukan untuk menyelesaikan jawaban.


c. Memutuskan beberapa poin pengurangan skor penilaian
apabila siswa melakukan kesalahan kecil.
d. Mengevaluasi satu pertanyaan pada semua lembar jawaban
yang sebelum pindah ke pertanyaan lain.
e. Cek kesamaan kualitas jawaban dengan mengelompokkan
jawaban ke dalam 3 5 tumpukan.
f. Usahakan dalam proses penilaian jawaban soal tidak melihat
nama siswa penjawab.
g. Disarankan untuk sering beristirahat untuk mecegal keleahan
dan kejenuhan yang dapat mengakibatkan pemberian skor
berubah secara signifikan.
b. Tes Lisan
Tes lisan merupakan sekumpulan pertanyaan dan atau
pernyataan yang disusun secara terencana, yang diberikan kepada
siswa tanpa melalui media tulis. Pada kondisi tertentu tes ini dapat
digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran seperti ketika
6

melaksanakan kegiatan eksperimen di laboratorim dengan menanya


setiap kelompok yang melakukan eksperimen. Tes ini juga dapat
digunakan untuk melakukan remidi. Tes lisan ini sebaiknya sebagai
tes pelengkap setelah tes utama dalam bentuk tertulis dilakukan.
B. TES STANDAR
1. Pengertian Tes Standar
Pengertian tes standar secara sempit adalah tes yang disusun oleh
satu tim ahli, atau disusun oleh lembaga yang khusus menyelenggarakan
secara professional. Tes tersebut diketahui memenuhi syarat sebagai tes
yang baik. Tes ini dapat digunakan dalam waktu yang relatif lama, dapat
diterapkan pada beberapa obyek mencakup wilayah yang luas.
Istilah standar dalam tes dimaksudkan bahwa semua siswa
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sama dari sejumlah besar
pertanyaan dikerjakan dengan menggunakan petunjuk yang sama dan
dalam batasan waktu yang sama pula. Dengan demikian maka seolah-olah
ada suatu standar atau ukuran sehingga diperoleh suatu standar penampilan
(performance) dan penampilan kelompok lain dapat dibandingkan dengan
penampilan kelompok standar tersebut.
Istilah standar tidak mengandung arti bahwa tes tersebut
mengukur apa yang harus dan dapat diajarkan pada suatu tingkat tertentu
atau bahwa tes itu menyiapkan suatu standar prestasi dimana siswa harus
dan dapat mencapai suatu tingkat tertentu. Sekali lagi, tes standar
dipolakan untuk penampilan prestasi sekarang (yang ada) yang
dilaksanakan secara seragam, diusahakan dalam kondisi yang seragam,
baik itu diberikan kepada siswa dalam pelaksanaan perseorangan maupun
siswa sebagai anggota dari suatu kelompok.
2. Kegunaan Tes Standar
Secara garis besar dan Secara singkat dapat dikemukakan bahwa kegunaan
tes standar adalah:
a. Jika ingin membuat perbandingan.
b. Jika banyak orang yang akan memasuki suatu sekolah tetapi tidak
tersedia data tentang calon ini.
7

c. Membandingkan prestasi belajar dengan pembawaan individual atau


kelompok.
d. Membandingkan tingkat prestasi siswa dalam keterampilan di berbagai
bidang studi untuk individual atau kelompok.
e. Membandingkan prestasi siswa berbagai sekolah atau kelas.
f. Mempelajari perkembangan siswa dalam suatu periode atau waktu
tertentu.
3. Kelengkapan Tes Standar
Sebuah tes yang sudah distandarisasikan dan sudah dapat disebut
sebagai tes standar, biasanya dilengkapi dengan sebuah manual. Manual
ini memuat keterangan-keterangan atau petunju-petunjuk yang perlu
terutama yang menjelaskan tentang pelaksanaan, mengskor, dan
mengadakan interpretasi.
Secara garis besar manual tes standar ini memuat:
a. Ciri-ciri mengenai tes.
Misalnya menyebutkan tingkat validitas. Tingkat reliabilitas dan
sebagainya.
b. Tujuan serta keuntungan-keuntungan dari tes.
Misalnya yang disebutkan untuk siapa tes tersebut diberikan dan untuk
tujuan apa.
c. .Proses standarisasi tes.
Misalnya mengenai hal-hal yang berhubungan dengan sampel.
- Besarnya sampel,
- Teknik sampling,
- Kelompok mana yang diambil sebagai sampel(sifat sampel).
d. Petunjuk-petunjuk tentang cara melaksanakan tes.
Misalnya: dilaksanakan dengan lisan atau tertulis, watu yang
digunakan untuk mengerjakan setiap bagian, boleh tidaknya tercoba
keluar jika sudah selesai mengerjaan soal itu dan sebagainya.
e. Petunjuk-petunjuk bagaimana cara menskor.
Misalnya: untuk beberapa skor tiap-tiap soal/unit, menggunakan sistem
hukuman atau tidak, bagaimana cara menghitung nilai akhir dan
sebagainya.
f. Petunjuk-petunjuk untuk menginterpretasikan hasil.
Misalnya:
- Betul nomor sekian sampai sekian cocok untuk jabatan kepala
seksi,

- Betul nomor sekian saja, cocok untuk jabatan guru dan sebagainya.
g. Saran-saran lain.
Misalnya: siapa pun harus menjadi pengawas, bagaimana seandainya
tidak ada calon yang mencapai skor tertentu dan sebagainya.
4. Jenis-jenis Tes Standar
Tes standar diklasifikasikan menjadi 7 jenis utama dan beberapa
contoh dari setiap jenis yang sering digunakan dalam penelitian:
a. Tes kecerdasan
Tes kecerdasan memberikan perkiraan tingkat intelektual umum
dengan sampling kinerja seseorang pada berbagai tugas. Tugas-tugas
ini dapat mencakup definisi kata, pemecahan masalah matematika,
pengetahuan umum, dan memori jangka pendek.
Tes kecerdasan sangat dijunjung tinggi oleh para peneliti
pendidikan dan personil sekolah karena keberhasilan mereka dalam
memprediksi prestasi sekolah. Bahkan sering disebut tes bakat
skolastik karena mayoritas dari tes tersebut mengukur spek-aspek
kecerdasan yang tampaknya diperlukan untuk suksesd alam belajar di
sekolah.
b. Tes bakat
Tes bakat ditujukan untuk prediksi kinerja siswa dalam perilaku
spesifik. Tes yang tersedia untuk mengukur bakat bagi banyak mata
pelajaran tertentu seperti bahasa asing, seni, musik, dan matematika.
Sebuah kecenderungan utama dalam pengujian pendidikan adalah
perkembangan dari pengujian yang mengukur berbagai macam bakat
yang berkaitan dengan keberhasilan kejuruan dan skolastik.
c. Tes prestasi
Tes prestasi banyak tersedia. Beberapa tes dimaksudkan untuk
mengukur

pengetahuan

siswa

mengenai

fakta

yang

spesifik,

pemahaman siswa dan penguasaan prinsip-prinsip dasar. Meskipun tes


prestasi telah dikritik atas dasar sosial, tes tersebut mungkin yang
paling valid, dapat diandalkan, dan berguna untuk peneliti pendidikan.

Administrasi waktu untuk tes prestasi yang berbeda sangat


bervariasi, beberapa tes mengambil sedikitnya 30 menit, sedangkan
yang lain memerlukan dua hari pengujian. Tes prestasi juga berbeda
dalam subjek-materi cakupan. Dalam memilih suatu tes prestasi untuk
proyek penelitian, harus terlebih dahulu memutuskan bidang prestasi
yang akan diukur dan kemudian mengevaluasi tes yang dimaksudkan
untuk mengukur prestasi di bidang ini.
d. Tes diagnostic
Tes diagnostik adalah bentuk tes prestasi. Namun, tes prestasi
biasanya menghasilkan skor tunggal menunjukkan tingkat umum
prestasi siswa dalam mata pelajaran tertentu. Beberapa tes diagnostik
digunakan umum adalah Stanford Diagnostic Reading Test, Stanford
Diagnostic Mathematics Test, dan Diagnostic Skreening Test.
Ada beberapa keuntungan untuk administrasi tes diagnostik dalam
program penelitian atau perbaikan. Pertama, siswa yang memiliki
kekurangan tertentu dalam subjek dapat diidentifikasi. Kedua,
penggunaan tes diagnostik sangat membantu dalam perencanaan
perbaikan instruksi individual, pendekatan yang dianjurkan oleh
banyak pendidik. Kerugian dari beberapa tes diagnostik adalah bahwa
sub scores memiliki reliabilitas yang rendah dan sangat saling
berkorelasi dengan satu sama lain.
e. Mengukur kreatifitas
Cara untuk mengidentifikasi dan melatih kreatifitas seseorang
merupakan masalah utama dalam penelitian pendidikan selama dua
dekade ini. Sangat mengejutkan bahwa ternyata telah banyak
berkembang pula cara untk mengukur kreatifitas pada waktu yang dua
dekade ini. Alasan mendasar dalam melakukan penelitian dalam
kreativitas adalah meningkatnya ketertarikan para pendidik terhadap
factor-faktor non-intelektual, seperti kreatifitas dan personalitas, dalam
pencapaian siswa di sekolah.
Kebanyakan pengukuran tentang kreativitas ditekankan pada
penilaian terhadap kemampuan belajar siswa dan sifat-sifat siswa yang
10

dapat berkontribusi pada pencapaian kreatif siswa. Hal tersebut tidak


mengukur secara langsung tingkat krativitas siswa.
f. Self-report dalam pengukuran kepribadian
Pengukuran ini digunakan secara berkelanjutan dalam penelitian
pendidikan untuk menggambarkan karakteristik kepribadian kelompok
yang sesuai dengan kebutuhan peneliti; seperti kelompok minoritas,
kelompok anak-anak kurang beruntung dsb.
Mereka juga menggunakan cara tersebut dalam penelitian yang
dilakukannya untuk melihat keterkaitan antara karakteristik seseorang
dengan faktor-faktor lainnya, seperti tingkat kecerdasan, prestasi dalam
kelompoknya atau popularitas.
Keuntungan dari tes tersebut adalah murah dan mudah untuk
diatur dan dinilai. Pertanyaan yang dikemukakan pada tes tersebut
sebagian besar berupa pertanyaan objektif; seperti pertanyaan ya-tidak
atau pertanyaan berbentuk pilihan ganda.
Kekurangan dari tes ini adalah tes ini biasanya merupakan selfreport dari individu yang dites. Seperti self-report pada umumnya, tes
tersebut akan akurat apabila persepsi diri dari individu tersebut juga
akurat dan juga terkait dengan kejujuran individu tersebut dalam
mengisi tes tersebut. Hal tersebut merupakan masalah bagi banyak
penelitian di bidang pendidikan dan psikologi.
g. Teknik proyektif
Istilah teknik-teknik proyektif ini dipopulerkan oleh Frank LK.
Salah satu keuntungan yang diklaim sebagai teknik proyektif atas diri
sendiri-laporan persediaan adalah bahwa mereka kurang tunduk pada
berpura-pura. Teknik-teknik proyektif yang paling banyak digunakan
adalah Uji Rorschach dan Test Apperception Tematik (TAT). Di
Rorschach, subjek menanggapi satu set percikan tinta, sedangkan
dalam TAT subjek menanggapi satu set gambar.
Terlepas
dari
popularitas
tes
proyektif

kami

akan

merekomendasikan bahwa mereka akan digunakan dengan hati-hati


dalam proyek penelitian, karena sebagai aturan, ukuran ini

11

membutuhkan pelatihan yang ekstensif dan pengalaman untuk


mengelola, skor, dan menafsirkan. Jika Anda memutuskan untuk
menggunakan Rorschach atau teknik proyektif serupa dalam proyek
Anda, anda harus mempekerjakan orang-orang yang memenuhi syarat
untuk mengelola, skor dan menginterpretasikan hasil.
C. TES BUATAN GURU
1. Pengertian Tes Buatan Guru
Sesuai dengan namanya, tes buatan guru adalah tes yang dibuat
oleh guru-guru kelas itu sendiri. Tes tersebut dimaksud untuk mengukur
tingkat

keberhasilan

peserta

didik

mencapai

kompetensi

setelah

berlangsungnya proses pembelajaran yang dikelolah oleh guru kelas yang


bersangkutan. Penyusunan soal-soal tes yang dimaksudkan untuk
mengukur tingkat keberhasilan peserta didik tersebut, pada umumnya
dilakukan oleh para guru bidang studi yang bersangkutan. Hal itu
memang menjadi kewajiban para guru yang mengukur capaian prestasi
belajar peserta didik di kelas mata pelajarannya. Para guru itulah yang
merumuskan kompetensi dasar dan indikator yang akan dibelajarkan,
memilih bahan, melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan kamudian
menilai capaian peserta didik. Dalam keadaan seperti itum gurulah yang
palig tahu apa yang dipelajari dan harus di ukur pada peserta didik di
kelasnya sehingga dimungkinkan untuk membuat alat ukur tingkat.
Penyusunan butir-butir tes harus mendasarkan diri

pada

kompetensi dasar, indikator, dan deskripsi bahan yang telah diajarkan.


Dalam hal ini mungkin sekali terdapat perbedaan antara guru yang satu
dengan

yang lain waktu mereka satu mata pelajaran. Seorang guru

mungkin saja mengambil bahan pembelajaran yang berbeda dengan guru


yang lain walau kompetensi dasar yang diajarkan sama, misalnya samasama membelajarkan apresiasi sastra. Oleh karena itu, alat tes yang
disusun oleh seorang guru hanya tepat diterapkan pada kelasnya sendiri,
dan tidak pada kelas atau bahkan sekolah lain yang diajar oleh guru yang
berbeda. Dangan demikian, tes buatan guru hanya mempunyai daya

12

jangkau pakai yang terbatas. Hasil atau skor yang dicapai peserta didik
juga terbatas, dalam arti hanya dapat diperbandingkan dengan kawankawan sekelompoknya yang satu sekolah. Jika hasil tes itu dibandingkan
dengan capaian siswa dari sekolah lain kurang tepat karena mungkin
sekali alat ukur dan cara penafsiran yang dilakukan guru yang
mengetesnya tidak sama.
Pada umumnya, tes buatan guru tidak diujikan terlebih dahulu
karena berbagai hal, baik yang menyangkut masalah waktu, kesempatan,
tenaga,

biaya,

dan

juga

kemampuan

guru

itu

sendiri

untuk

menganalisisnya. Apa yang disusun guru pada waktu itu, itulah kemudian
yang diteskan, bahkan mungkin untuk berkali-kali. Kegiatan analisis dan
revisi butir-butir tes jarang (untuk tidak dikatakan tidak pernah) dilakukan.
itulah

sebabnya taraf kepercayaan tes buatan guru sering dikatakan

rendah, atau sebenarnya yang tepat adalah tidak diketahui secara pasti
karena memang jarang dilakukan pengujian kadar reabilitas terhadap alat
tes, khususnya oleh guru yang bersangkutan. Kondisi yang demikian
sebenarnya patut disayangkan.
Kelemahan tersebut sebenarnya mudah diatasi jika guru mau
memelajari dan menerapkan tekhnik penyusunan dan pengolahan hasil
penilaian yang tepat. Untuk tes buatan guru yang paling diutamakan
adalah adanya kesesuaian antara tujuan (kompetensi dasar, indikator),
deskripsi bahan, dan alat penilaian. Hal ini merupakan persyaratan untuk
pemenuhan validitas isi (content validity), sebuah tautan validitas yang
mesti terpenuhi dalam sebuah alat tes. Untuk menentukan butir-butir soal
mana yang layak atau sebaliknya yang tidak layak, kita bisa melakukan
pengetesan (mungkin ulangan umum, ujian semester) yang pertama itu
yang dianggap sebagai uji coba alat tes itu. Hasil analisisnya (termasuk
pengujian dengan berbagai kriteria dan tekniknya akan dibicarakan di
belakang) kemudian dijadikan masukan untuk melakukan revisi. Setelah
itu, alat tes tersebut barulah dipergunakan untuk keperluan pengukuran
hasil belajar peserta didik.

13

2. Ciri- Ciri Tes Buatan Guru


Tes buatan guru cenderung difokuskan pada tujuan
pembelajaran untuk kelas tertentu. Kualitas tes dan
keandalannya belum menjamin keobjektifannya, sebab
hanya di berikan kepada sekelompok peserta didik atau
kelas saja. Tes buatan guru juga bersifat sektoral dan
tingkat

kesukaran

itemnya

tidak

didasarkan

pada

karakteristik peserta didiknya. Ada beberapa ciri yang


dimiliki oleh tes buatan guru. Diantara ciri-ciri tersebut
adalah:
a. Didasarkan

atas

bahan

dan

tujuan

khusus

dirumuskan oleh guru untuk kelasnya sendiri.


b. Dapat terjadi hanya mencakup pengetahuan

yang
atau

keterampilan yang sempit.


c. Biasanya disusun sendiri oleh guru.
d. Jarang menggunakan butir tes yang sudah diujicobakan,
dianalisis, dan direvisi.
e. Mempunyai reliabilitas sedang atau rendah.
f. Norma kelompok terbatas kelas tertentu.
3. Kegunaan Tes Buatan Guru
Tes buatan guru bersifat temporer, artinya hanya
berlaku pada saat tertentu dan situasi tertentu pula. Pada
kesempatan lain belum tentu tes tersebut dapat digunakan
lagi karena mungkin ada perubahan baik bentuk itemnya
maupun kapasitas peserta didiknya. Secara singkat dapat
dikemukakan bahwa kegunaan tes buatan guru adalah:
a. Untuk menentukan seberapa baik siswa telah
menguasai bahan pelajaran yang diberikan dalam waktu
tertentu.
b. Untuk menentukan

apakah

sesuatu

tujuan

telah

tercapai.
c. Untuk memperoleh suatu nilai.
Bentuk tes buatan guru pun bermacam-macam. Ada tes
yang sifatnya hafalan semata, dan ada pula yang bersifat

14

analitis. Seorang guru yang profesional harus mampu


menyusun soal yang berimbang antara dua sifat tersebut.
Hal ini untuk mengetahui kemampuan peserta didiknya,
siapa yang mempunyai kemampuan yang tinggi dalam
mengingatatau

menghafal

sesuatu

dan

siswa

yang

mempunyai daya pikir kritis, analitis, luas, dan asosiatif.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tes adalah alat pengukuran berupa pertanyaan, perintah dan petunjuk yang
dutujukan kepada testee unruk mendapatkan respon sesuai dengan petunjuk
itu. Tes standar adalah tes yang disusun oleh satu tim ahli,
atau disusun oleh lembaga yang khusus menyelenggarakan
tes secara professional. Tes standar sangat memperhatikan
keobjektifitasnya, realibitasnya, dan validitanya. Tes standar
dilaksanakan secara seragam, diusahakan dalam kondisi yang

15

seragam, baik itu diberikan kepada siswa dalam pelaksanaan


perseorangan maupun siswa sebagai anggota dari suatu
kelompok. Tes standar dapat digunakan dalam waktu yang
relatif lama dan dapat diterapkan pada beberapa obyek
mencakup wilayah yang luas.
Tes buatan guru (teacher-made test) adalah tes yang
disusun sendiri oleh guru yang akan memepergunakan tes
tersebut. Tes buatan guru adalah

tes yang dibuat seorang

guru untuk merumuskan bahan dan tujuan khusus untuk


kelasnya sendiri dan masih dalam ruang lingkup sekolah
tempat dia mengajar. Tes buatan guru bersifat temporer,
artinya hanya berlaku pada saat tertentu dan situasi tertentu
pula. Pada kesempatan lain belum tentu tes tersebut dapat
digunakan lagi karena mungkin ada perubahan baik bentuk
itemnya maupun kapasitas peserta didiknya.
Penyusunan tes standar dilakukan dengan kelengkapan
staf-staf

yang

profesional.

Dalam

penyusunannya

pun

diperlukan waktu yang lama. Berbeda dengan tes buatan


guru, tes buatan guru disusun oleh gurur itu sendiri dengan
materi yang telah ditentukan hanya dalam lingkup kelas itu
sendiri. Dalam penyusunannya tidak memerlukan staf-staf
khusus seperti tes standar, karena tes buatan guru tidak
memperhatikan validitas, reabilitas, dan keobjektifitasnya.
B. SARAN
Demikianlah yang dapat penulis paparkan dalam bahasan
makalah ini. Penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan
dalam

penyusunan

makalah.

Kritik

dan

saran

membangun sangat penulis harapkan bagi makalah

16

yang

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja
Rosdakarya

17

Arikunto, Suharsimi. 2011. Dasar-dasar Evaluasi pendidikan.


Jakarta: Bumi Aksara
Daryanto. 2008. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Zainal

Arifin,

Evaluasi

Pembelajaran,

(Bandung:

Remaja

Rosdakarya)
Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rieneka Cipta, 2008)
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2011)
Tabrani

Rusyan,Dr.1993.Evaluasi

Dalam

Proses

Belajar

Mengajar.Bandung:Refika Ofset
Prof.Dr.S.Eko Putro Widoyoko,M.Pd.2011.Evaluasi Program Pembelajaran.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
18

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang....................................................................................................1
B. Rumusan masalah...............................................................................................2
C. Tujuan.................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. TES ....................................................................................................................3
B. TES STANDAR ................................................................................................7
C. TES BUATAN GURU ....................................................................................13
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan......................................................................................................17
2. Saran.................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA

ii

19

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan bayak terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadar sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena
itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang ingin member saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah ini tentang dapat
diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap
pembaca.

Bengkulu,

April 2015

Penyusun

20
i

MAKALAH
PENGEMBANGAN SISTEM EVALUASI PAI I
Tes Standard Dan Tes Buatan Guru

Disusun oleh :
HERLENA
2143020642

Dosen
Dr. H. Mawardi Lubis, M.Pd

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS MAGISTER PENDIDIKAN (S2)
21

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)


BENGKULU
2015

22

Anda mungkin juga menyukai