Anda di halaman 1dari 4

EFEK TOKSIKadalah efek yang m,enimbulkan keracunan pada pasien

akibat penggunaan dosis maksimal yang berlebih


Efek teratogen :Adalah efek obat yang pada dosis terapetik untuk ibu hamil,
mengakibatkan cacat pada janin, misalnya : tangan dankaki seperti kepunyaan
anjing laut atau bentuk-bentuk lain yang tidak normal.4. Efek toksik :Adalah aksi
tambahan dari obat yang lebih berat dari efek samping dan merupakan efek yang
tidak diinginkan. Efekini disebabkan oleh dosis yang berlebih
Toksisitas
Atau keracunan obat adalah reaksi yang terjadi karena dosis berlebih atau
penumpukkan zat dalam darah akibatdari gangguan metabolisme atau ekskresi.
Perhatian harus diberikan pada dosis dan tingkat toksik obat, denganmenevaluasi
fungsi ginjal dan hepar. Beberapa obat dapat langsung berefek toksik setelah
diberikan, namun obatlainnya tidak menimbulkan efek toksik apapun selama
berhari-hari lamanya.Keracunan obat dapat mengakibatkan
kerusakan pada fungsi organ
. Hal yang umum terjadi adalah nefrotoksisitas(ginjal), neurotoksisitas (otak),
hepatotosisitas (hepar), imunotoksisitas (sistem imun), dan
kardiotoksisitas(jantung). Pengetahuan tentang efek toksisitas obat akan membantu
perawat untuk mendeteksi dini dan mencegahkerusakan organ secara permanen
pada klien.
Hal yang umum terjadi adalah nefrotoksisitas(ginjal), neurotoksisitas (otak),
hepatotosisitas (hepar), imunotoksisitas (sistem imun), dan
kardiotoksisitas(jantung).

Jenis kerusakan tidak hanya tergantung dari zat penyebab tapi juga tergantung
pada faseperkembangan embrio, yaitu fetus, tempat zatteratogenik bekerja. (lihat
gamabr 2.17)
Contoh kasus: Alkohol yang di konsumsi oleh
wanita hamil, dapat menyebabkan kelainan
jantung; terjadi craniofacial abnormalities
(kelainan pada tengkorak dan wajah), yaitu a.l:
microcephaly, small eyes, dan flat midface;
retardasi pada pertumbuhan; dan kelainan
pembentukan tulang. Selain itu juga dapat
menyebabkan retardasi mental, lemah otot,
kelainan bicara, dan kelainan pada pendengaran.
Meningkatnya kebutuhan akan uji toksikologik,
terutama zat yang dapat bersifat teratogenik,
namun pada kenyataannya terdapat keterbatasan
akan fasilitas dan sumber daya manusia yang
memenuhi syarat, Oleh sebab itu maka data

teratogenik yang dihasilkan dimana saja


sebaiknya dapat diterima secara international.
Agar data-data tersebut dapat diterima secara
umum, kama data tersebut harus memenuhi
standar tertentu. Untuk itu lembaga terkemuka
dunia mengeluarkan standar seperti yang
dikeluarkan oleh Lembaga pengawas obat dan
makanan Amerika ( US FDA = United States
Food and Drug Administration ) mengeluarkan
FDA Pregnancy Risk Factor , dimana standar ini
dapat diterima secara international.
FDA Pregnancy Risk Factor merupakan
kategori dari FDA mengenai resiko penggunaan
obat dalam kehamilan. Kategori adalah sebagai
berikut:
Kategori A: Studi terkontrol pada wanita gagal
memperlihatkan resiko terhadap janin pada
trimester ke-1 (dan tidak ada bukti mengenai
adanya resiko pada trimester berikutnya), dan
kemungkinan bahaya terhadap janin sangat kecil.
Kategori B: Studi terhadap reproduksi binatang
percobaan tidak memperlihatkan adanya resiko
terhadap janin. Tetapi tidak ada studi terkontrol
wanita hamil atau studi terhadapreproduksi
hewan percobaan yang memperlihatkan adanya
efek samping (selain dari penurunan tingkat

kesuburan) yang tidak dipastikan dalam studi


terkontrol pada wanita hamil trimester pertama
(dan tidak ada bukti mengenai adanya resiko
trismester berikutnya)
Kategori C: Studi pada hewan percobaan
memperlihatkan adanya efek samping pada janin
(teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan
tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi
terhadap wanita dan hewan percobaan tidak
dapat dilakukan. Obat hanya dapat diberikan jika
manfaat yang diperoleh sebanding dengan
besarnya potensi resiko terhadap janin.
Kategori D: Ada bukti positif mengenai resiko
terhadap janin manusia, tetapi manfaat yang
diperoleh dari penggunaan obat pada wanita
hamil lebih besar dari resikonya (misalnya jika
obat diperlukan untuk mengatasi kondisi yang
mengancam jiwa atau untuk penyakit serius
dimana obat yang lebih aman tidak efektif atau
tidak dapat diberikan)
Kategori X: Studi pada hewan percobaan atau
manusia memperlihatkan adanya abnormalitas pada janin dan atau terdapat bukti mengenai
resiko terhadap janin berdasarkan pengalaman
pada manusia. Dan resiko penggunaan obat
pada wanita hamil benar-benar melebihi
manfaatnya. Obat ini dikontra indikasikan pada
wanita yang sedan atau memiliki kemungkinan
untuk hamil.

Anda mungkin juga menyukai