Anda di halaman 1dari 6

TUGAS INDIVIDU RESUME

NAMA

FITRI WULANDARI

BUKU

TEKNIK PRAKTISI RISET KOMUNIKASI


Rachmat Kriyantono, S.Sos, M.Si

METODOLOGI RISET KOMUNIKASI

A.

METODE RISET KOMUNIKASI

Berdasarkan Metodologi Kuantitatif


Berdasarkan metodologi kuantitatif, dikenal beberapa metode riset, antara lain :
a.

Metode Survei
Survey adalah metode riset dengan menggunakan kuesioner sebagai instrument

pengumpulan datanya. Tujuannya untuk memperoleh informasi tentang sejumlah responden


yang dianggap mewakili populasi tertentu. Melalui kuesioner dalam survey, proses
pemngumpulan dan analisis data social bersifat sangat terstruktur dan mendetail.
Metode survei terdiri dari dua jenis, yaitu deskriptif dan eksplanatif (analitik).
Pembagian ini berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan jumlah variable yang
diteliti.
1.

Survei Deskriptif
Jenis ini digunakan untuk menggambarkan populasi yang sedang diteliti. Fokus riset ini
adalah perilaku yang sedang terjadi dan terdiri dari satu variabel.

2.

Survei Eksplanatif (Analitik)


Jenis survei ini digunakan untuk melihat dan menjelaskan hubungan antara dua atau
lebih variabel dengan membuat hipotesis sebagai asumsi awal hubungan antarvariabel
yang diteliti. Dalam survei ini, periset ingin mengetahui penyebab dan pengaruh situasi
atau kondisi tertentu yang terjadi.
Survei eksplanatif terbagi dalam dua sifat yaitu komparatif yang bermaksud untuk
membuat perbandingan antara variabel yang satu dan variabel lainnya yang sejenis.
Sifat kedua yaitu Asosiatif yang bermaksud menjelaskan hubungan antarvariabel.

b.

Metode Analisis Isi (Content Analysis)


Metode analisis isi adalah metode yang digunakan untuk meriset atau menganalisis isi

secara:

Sistematik
Segala proses analisis harus melalui proses yang sistematik, mulai dari penentuan isi
komunikasi yang dianalisis, cara menganalisis, maupun kategori yang dipakai.

Objektif
Periset harus mengesampingkan faktor-faktor yang bersifat subjektif atau bias personal,
sehingga hasil analisis benar-benar objektif.

Kuantitatif
Analisis isi harus dikuantifikasikan ke dalam angka-angka.

c.

Metode Eksperimen
Metode riset yang digunakan untuk meneliti hubungan atau pengaruh sebab akibat

dengan memanipulasi satu atau lebih variabel pada satu atau lebih kelompok eksperimental
dan membandingkannya dengan kelompok kontrol yang tidak mengalami manipulasi untuk
melihat efek dari eksperimen tersebut. Responden dalam metode ini terbagi dua kelompok
yaitu kelompok eksperimen (manipulasi) dan kelompok kontrol. Pemilihan anggota
kelompok harus melalui randomisasi (acak). Periset dalam eksperimen melakukan pretest,
kemudian memperkenalkan satu atau lebih variabel independen kepada kelompok
eksperimen, selanjutnya melakukan posttest.

Berdasarkan Metodologi Kualitatif


Berdasarkan metodologi kualitatif, dikenal beberapa metode riset, antara lain :
a.

Metode Focus Group Discussion


Focus Group Discussion atau FGD (Kelompok diskusi terfokus) adalah metode riset

dimana periset memilih orang-orang yang dianggap mewakili sejumlah public atau populasi
yang berbeda.
FGD memungkinkan periset mendapatkan data yang lengkap dari responden yang
biasanya dijadikan landasan suatu program. Pelaksanaan FGD juga relative cepat namun
membutuhkan biaya yang besar. FGD memungkinkan periset untuk lebih fleksibel dalam
menentukan desain pertanyaan.

b.

Metode Wawancara Mendalam (Depth Interviews)


Metode ini adalah metode riset dimana periset melakukan kegiatan wawancara tatap

muka secara mendalam dan terus menerus (lebih dari satu kali) untuk menggali informasi
dari responden. Karena itu responden juga disebut informan.

c.

Metode Observasi
Metode observasi adalah metode dimana periset mengamati langsung objek yang

diteliti. Ada dua jenis observasi: pertama, observasi partisipan, yaitu periset ikut
berpartisipasi sebagai anggota kelompok yang diteliti. Kedua, observasi nonpartisipan, yaitu
observasi dimana periset tidak memosisikan dirinya sebagai anggota kelompok yang diteliti.
Observasi sering dipadu dengan wawancara mendalam.

d.

Metode Studi Kasus


Studi kasus adalah metode riset yang menggunakan berbagai sumber data (sebanyak

mungkin data) yang bisa digunakan untuk meneliti, menguraikan, dan menjelaskan secara
komprehensif berbagai aspek yang ada secara sistematis. Penelaah berbagai sumber data ini
membutuhkan berbagai macam instrument pengumpulan data (wawancara mendalam,
observasi partisipan, dokumentasi, kuesioner, rekaman, bukti-butki fisik, dan lainnya.
Robert K. Yin (2000:18) memberikan batasan mengenai metode studi kasus sebagai
riset yang menyelidiki fenomena/ kasus khusus di dalam konteks kehidupan nyata, bilamana
batas-batas antara fenomena dan konteks tidak tampak dengan jelas dan dimana multisumber
bukti dimanfaatkan. Ciri-ciri studi kasus yaitu partikularistik, deskriptif, heuristic, dan
induktif.

B.

JENIS ATAU TIPE RISET


Berdasarkan tataran atau cara menganalisis data, dikenal beberapa jenis atau tipe riset :

a.

Jenis Eksploratif
Riset ini untuk menggali data, tanpa mengoperasionalisasi konsep atau menguji konsep

pada realitas yang diteliti. Periset langsung terjun ke lapangan, semuanya dilaksanakan di
lapangan.

b.

Jenis Deksriptif

Jenis riset ini bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, factual, dan akurat tentang
fakta-fakta atau sifat-sifat populasi atau objek tertentu. Periset sudah mempunyai konsep dan
kerangka konseptual.

c.

Jenis Eksplanatif
Periset menghubungkan atau mencari sebab akibat antara dua atau lebih variabel yang

akan diteliti. Periset membutuhkan konsep, kerangka konseptual, dan kerangka teori.

d.

Jenis Evaluatif
Riset ini mengkaji efektivitas atau keberhasilan suatu program. Riset ini membutuhkan

definisi konsep, kerangka konseptual, kerangka teori, operasionalisasi konsep, ukuran


keberhasilan riset, dan rekomendasi.

C.

PENILAIAN KESAHIHAN (VALIDITAS) RISET


Setiap riset harus bisa dinilai. Ukuran penilaian berbeda antara riset kualitatif dan

kuantitatif. Ukuran keberhasilan sebuah riset terletak pada kesahihan atau validitas data yang
dikumpulkan selama riset.
Riset Kuantitatif
Validitas riset kuantitatif terletak pada metodologinya yang terbagi ke dalam validitas
internal dan validitas eksternal. Validitas internal mencakup pemilihan dan kesesuaian alat
ukur, pemilihan teori/konsep, dan pengukuran konsep. Sedangkan validitas eksternalnya
adalah pemilihan sample, apa sudah respresentatif atau belum.

Riset Kualitatif
Penilaian kesahihan riset kualitatif biasanya terjadi sewaktu proses pengumpulan data
dan analisis-interpretasi data. Jenis-jenisnya adalah:
a.

Kompetensi Subjek Riset


Artinya subjek riset harus kredibel, caranya dengan menguji jawaban-jawaban
pertanyaan berkaitan dengan pengalaman subjek.

b.

Trustworthiness
Yaitu menguji kebenaran dan kejujuran subjek dalam mengungkap realitas menurut apa
yang dialami, dirasakan atau dibayangkan. Trustworthiness mencakup authenticity dan
analisis triangulasi. Authenticity memperluas konstruksi personal yang dia ungkapkan.
Analisis triangulasi menganalisis jawaban subjek dengan meneliti kebenarannya

dengan data empiris yang tersedia. Triangulasi terdiri dari beberapa macam yaitu
triangulasi sumber, waktu, teori, periset, metode.
c.

Intersubjectivity Agreement
Semua pandangan, pendapat, atau data dari suatu subjek di dialogkan dengan pendapat,
pandangan atau data dari subjek lain untuk menghasilkan titik temu.

d.

Conscientization
Kegiatan berteori dengan menyesuaikan analisis dengan konteks social, budaya, waktu,
dan historis spesifik sesuai kondisi dimana riset terjadi serta memadukan teori dengan
contoh praktis.

PROSEDUR RISET KOMUNIKASI

A.

TAHAPAN RISET
Tahapan atau proses riset memerlukan beberapa tahapan kegiatan. Gerald E. Miller dan

Henry Nicholson dalam buku Communication Inquiry (Littlejohn & Foss, 2005:6)
menemukan tiga tahapan riset, yaitu menanyakan pertanyaan (asking question), observasi,
dan mengkonstruksi jawaban mengacu pada teori.

1)

Perumusan Masalah (Latar Belakang Masalah)


Permasalahan adalah awal dari riset. Karena riset adalah upaya untuk menjawab

permasalahan

yang

dirumuskan.

Sebelum

merumuskan

masalah,

periset

harus

mendeskripsikan latar belakang masalah. Latar belakang masalah berisikan mengapa


permasalahan itu muncul, apakah ada kesenjangan antara teoretis dengan realitas di lapangan,
mengapa permasalahan tersebut menarik untuk diriset, apa yang diriset dan bagaimana
merisetnya. Deskripsi latar belakang masalah harus menampilkan bukti, informasi tambahan,
dan contoh-contoh.

2)

Perumusan Masalah (What is the Problem)


Perumusan masalah dirumuskan dalam kalimat Tanya. Perumusan masalah

mengandung konsep-konsep yang akan diriset. Perumusan masalah yang baik harus dapat
menjelaskan beberapa hal penting seperti metode riset, objek riset, hubungan antarvariabel

(untuk eksplanasi), dan tujuan riset. Jadi perumusan masalah adalah titik tolak sebuah proses
riset yang menentukan desain riset.
a.

Tujuan dan Manfaat Riset (Signifikansi)


Tujuan riset adalah menjawab permasalahan riset. Jadi jika perumusan masalah dalam
bentuk kalimat Tanya, tujuan berbentuk kalimat pertanyaan. Setelah itu, periset
merumuskan manfaat atau signifikansi penelitian. Manfaat riset adalah sesuatu yang
diharapkan dapat tercapai melalui riset yang dilakukan.

b.

Tinjauan Pustaka Atau Kajian Teori (Menyusun Kerangka Pemikiran/


Conceptualization)
Tujuan pustaka (literature review) berisi teori-teori, konsep-konsep, dan premis-premis
yang relevan dengan permasalahan. Tinjauan pustaka diperlukan sebagai alat analisis
periset. Jadi, sebelum terjun ke lapangan atau melakukan pengumpulan data, periset
diharapkan mampu menjawab secara teoritis permasalahan penelitian. Upaya menjawab
masalah ini disebut kerangka pemikiran.
Kerangka pemikiran merupakan kajian tentang bagaimana hubungan teori dengan
berbagai konsep yang ada dalam perumusan masalah. Manfaat kerangka pemikiran
adalah memberikan arah bagi proses riset dan terbentuknya persepsi yang sama antara
periset dan orang lain (orang yang membaca) terhadap alur berp

Anda mungkin juga menyukai