Anda di halaman 1dari 34

TUGAS FARMAKOLOGI

EFEK SAMPING OBAT

DISUSUN OLEH:
Kelompok: 1
1) Ni Kadek Ariyastuti
2) Putu Epriliani
3) I Gusti Ayu Cintya Adianti
4) Ni Putu Novia Indah Lestari
5) Kadek Poni Marjayanti

P07120214007
P07120214010
P07120214012
P07120214016
P07120214026

DIV KEPERAWATAN
TINGKAT 1 SEMESTER II

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
TAHUN 2015

PENGERTIAN DAN MASALAH EFEK SAMPING OBAT

Setiap obat mempunyai kemungkinan untuk menyebabkan efek samping,


oleh karena seperti halnya efek farmakologik, efek samping obat juga merupakan
hasil interaksi yang kompleks antara molekul obat dengan tempat kerja spesifik
dalam sistem biologik tubuh. Kalau suatu efek farmakologik terjadi secara
ekstrim, inipun akan menimbulkan pengaruh buruk terhadap sistem biologik
tubuh.
Pengertian efek samping obat dalam pembahasan ini adalah setiap efek yang
tidak dikehendaki yang merugikan atau membahayakan pasien (adverse reactions)
dari suatu pengobatan. Efek samping tidak mungkin dihindari/dihilangkan sama
sekali, tetapi dapat ditekan atau dicegah seminimal mungkin dengan menghindari
faktor-faktor risiko yang sebagian besar sudah diketahui.
Beberapa contoh efek samping misalnya:
1. Reaksi alergi akut karena penisilin (reaksi imunologik),
2. Hipoglikemia berat karena pemberian insulin (efek farmakologik yang
berlebihan),
3. Osteoporosis karena pengobatan kortikosteroid jangka lama (efek samping
karena penggunaan jangka lama),
4. Hipertensi karena penghentian pemberian klonidin (gejala penghentian obat
- withdrawal syndrome),
5. Fokomelia pada anak karena ibunya menggunakan talidomid pada masa
awal kehamilan (efek teratogenik), dan sebagainya.
Masalah efek samping obat dalam klinik tidak dapat dikesampingkan begitu
saja oleh karena kemungkinan dampak negatif yang terjadi, misalnya:
1. Kegagalan pengobatan,
2. Timbulnya keluhan penderitaan atau penyakit baru karena obat (druginduced disease atau iatrogenic disease), yang semula tidak diderita oleh
pasien,
3. Pembiayaan yang harus ditanggung sehubungan dengan kegagalan terapi,
memberatnya penyakit atau timbulnya penyakit yang baru tadi (dampak
ekonomik).
4. Efek psikologik terhadap penderita yang akan mempengaruhi keberhasilan
terapi lebih lanjut misalnya menurunnya kepatuhan berobat. Dll.

Sayangnya tidak semua efek samping dapat dideteksi secara mudah dalam
tahap awal, kecuali kalau yang terjadi adalah bentuk-bentuk yang berat, spesifik
dan jelas sekali secara klinis. Angka kejadian yang dilaporkan cukup beragam.
Dari negara-negara Barat, ternyata angka-angka yang didapatkan cukup
mengejutkan, yakni:
1. Dari pasien rawat tinggal, yang rata-rata menerima 5-10 jenis obat selama 10
hari perawatan di rumah sakit, + 25% nya akan menderita 1 macam atau
lebih efek samping obat dari berbagai derajad, dan 1% menderita efek
samping yang membahayakan kehidupan. Pada pasien rawat tinggal ini, efek
samping yang berat paling banyak terjadi pada pengobatan kemoterapi
kanker.
2. Di praktek swasta, kemungkinan terjadinya efek samping jauh lebih besar.
Terbukti dari pasien akut yang masuk rumah sakit (hospital admission), +
25% nya ternyata disebabkan karena atau berhubungan dengan efek samping
obat.
3. Dari kematian di rumah sakit, 0,24 - 2,9% adalah karena efek samping obat.
4. Golongan umur yang terbanyak mengalami efek samping adalah orang tua.
Kelompok ini umumnya menerima jenis obat cukup banyak, sedangkan
respons farmakokinetik dan farmakodinamik tidak sama.
Data di Indonesia belum banyak terungkap, namun paling tidak angka-angka
ini dapat memberikan gambaran kejadian dan masalahnya.

TANDA DAN GEJALA EFEK SAMPING OBAT


1. EFEK SAMPING KEMOTERAPI (ANTIKANKER)
Efek Samping Antikanker yaitu :
1. Terhadap sumsum tulang: leukopeni , anemi, trombositopenia.

2. Terhadap saluran cerna: mual, muntah, stomatitis,


gastritis, diare,ileus.
3. Terhadap kardiovaskuler: kardiomiopati, hipertensi, dekompensa
sio cordis
4. Terhadap paru : fibrosis
5. Terhadap hepar : fibrosis.
6. Terhadap ginjal : nekrosis tubulus
7. Terhadap kulit: hiperpigmentasi, alopesia.
8. Terhadap syaraf: parestesi, neuropati, , tuli.
9. Terhadap pankreas : pankreatitis.
10. Terhadap uterus : perdarahan.
11. Terhadap kandung kemih: sistitis.
Intensitas efek samping tergantung dari karakteristik obat, dosis pada
setiap pemberian, maupun dosis kumulatif, selain itu efek samping yang
timbul pada setiap penderita berbeda walaupun dengan dosis dan obat yang
sama, faktor nutrisi dan psikologis juga mempunyai pengaruh bermakna.
Efek samping yang selalu hampir dijumpai adalah gejala gastrointestinal,
supresi sumsum tulang, kerontokan rambut. Gejala gastrointestinal yang
paling utama adalah mual, muntah, diare, konstipasi, faringitis, esophagitis
dan mukositis, mual dan muntah biasanya timbul selang beberapa lama setelah
pemberian sitostatika dan berlangsung tidak melebihi 24 jam.
Gejala supresi sumsum tulang terutama terjadinya penurunan jumlah sel
darah putih (leukopenia), sel trombosit (trombositopenia), dan sel darah merah
(anemia), supresi sumsum tulang belakang akibat pemberian sitistatika dapat
terjadi segera atau kemudian, pada supresi sumsum tulang yang terjadi segera,
penurunan kadar leukosit mencapai nilai terendah pada hari ke-8 sampai hari
ke-14, setelah itu diperlukan waktu sekitar 2 hari untuk menaikan kadar
laukositnya kembali. Pada supresi sumsum tulang yang terjadi kemudian
penurunan kadar leukosit terjadi dua kali yaitu pertama-tama pada minggu
kedua dan pada sekitar minggu ke empat dan kelima. Kadar leukosit kemudian
naik lagi dan akan mencapai nilai mendekati normal pada minggu keenam.
Leukopenia

dapat

menurunkan

daya

tubuh,

trombositopenia

dapat

mengakibatkan perdarahan yang terus-menerus/ berlabihan bila terjadi erosi


pada traktus gastrointestinal.
4

Kerontokan rambut dapat bervariasi dari kerontokan ringan dampai pada


kebotakan. efek samping yang jarang terjadi tetapi tidak kalah penting adalah
kerusakan otot jantung, sterilitas, fibrosis paru, kerusakan ginjal, kerusakan
hati, sklerosis kulit, reaksi anafilaksis, gangguan syaraf, gangguan hormonal,
dan perubahan genetik yang dapat mengakibatkan terjadinya kanker baru.
Kardiomiopati akibat doksorubin dan daunorubisin umumnya sulit
diatasi, sebagian besar penderita meninggal karena pump failure, fibrosis
paru umumnya iireversibel, kelainan hati terjadi biasanya menyulitkan
pemberian

sitistatika

selanjutnya

karena

banyak

diantaranya

yang

dimetabolisir dalam hati, efek samping pada kulit, saraf, uterus dan saluran
kencing relatif kecil dan lebih mudah diatasi.
Tergantung jenisnya, Kemoterapi ada yang diberikan setiap hari,
seminggu sekali, tiga minggu sekali, bahkan sebulan sekali. Berapa seri
penderita harus menjalaniKemoterapi, juga tergantung pada jenis kanker
penderita. Yang paling ditakuti dari kemoterapi adalah efek sampingnya. Ada
orang yang sama sekali tidak merasakan adanya efek samping Kemoterapi.
Ada yang mengalami efek samping ringan. Tetapi ada juga yang sangat
menderita

karenanya.

Ada-tidak

atau

berat-ringannya

efek

samping

kemoterapi tergantung pada banyak hal, antara lain jenis obat kemoterapi,
kondisi tubuh Anda, kondisi psikis Anda, dan sebagainya. Efek samping
Kemoterapi timbul karena obat-obat kemoterapi sangat kuat, dan tidak hanya
membunuh sel-sel kanker, tetapi juga menyerang sel-sel sehat, terutama sel-sel
yang membelah dengan cepat. Karena itu efek samping kemoterapi muncul
pada bagian-bagian tubuh yang sel-selnya membelah dengan cepat. Efek
samping dapat muncul ketika sedang dilakukan pengobatan atau beberapa
waktu setelah pengobatan.
Efek samping yang bisa timbul adalah antara lain:
1.

Lemas

Efek samping yang umum timbul. Timbulnya dapat mendadak atau


perlahan. Tidak langsung menghilang dengan istirahat, kadang
berlangsung terus hingga akhir pengobatan.
2.

Mual dan Muntah


Ada beberapa obat Kemoterapi yang lebih membuat mual dan
muntah. Selain itu ada beberapa orang yang sangat rentan terhadap
mual dan muntah. Hal ini dapat dicegah dengan obat anti mual
yang

diberikan

sebelum,selama,

atau

sesudah

pengobatan

Kemoterapi. Mual muntah dapat berlangsung singkat ataupun


lama.
3.

Gangguan Pencernaan
Beberapa jenis obat Kemoterapi berefek diare. Bahkan ada yang
menjadi diare disertai dehidrasi berat yang harus dirawat. Sembelit
kadang bisa terjadi. Bila diare: kurangi makanan berserat, sereal,
buah dan sayur. Minum banyak untuk mengganti cairan yang
hilang. Bila susah BAB: perbanyak makanan berserat, olahraga
ringan bila memungkinkan.

4.

Rambut Rontok
Kerontokan rambut bersifat sementara, biasanya terjadi dua atau
tiga minggu setelah kemoterapi dimulai. Dapat juga menyebabkan
rambut patah di dekat kulit kepala. Dapat terjadi setelah beberapa
minggu terapi. Rambut dapat tumbuh lagi setelah kemoterapi
selesai.

5.

Otot dan Saraf


Beberapa obat kemoterapi menyebabkan kesemutan dan mati rasa
pada jari tangan atau kaki serta kelemahan pada otot kaki. Sebagian
bisa terjadi sakit pada otot.

6.

Perdarahan
Keping darah (trombosit) berperan pada proses pembekuan darah.
Penurunan jumlah trombosit mengakibatkan perdarahan sulit
berhenti, lebam, bercak merah di kulit.

7.

Anemia
Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah yang ditandai
oleh penurunan Hb (hemoglobin). Karena Hb letaknya di dalam sel
darah merah. Akibat anemia adalah seorang menjadi merasa lemah,
mudah lelah dan tampak pucat.

8.

Kulit dapat menjadi kering dan berubah warna


Lebih sensitive terhadap matahari. Kuku tumbuh lebih lambat dan
terdapat garis putih melintang.

Setiap obat memiliki efek samping yang berbeda! Reaksi tiap orang pada
tiap siklus juga berbeda! Tetapi Anda tidak perlu takut. Bersamaan dengan
kemoterapi, biasanya dokter memberikan juga obat-obat untuk menekan efek
sampingnya seminimal mungkin. Lagi pula semua efek samping itu bersifat
sementara. Begitu kemoterapi dihentikan, kondisi Anda akan pulih seperti
semula.
Beberapa produk suplemen makanan mengklaim bisa mengurangi efek
samping kemoterapi sekaligus membangun kembali kondisi tubuh Anda. Anda
bisa menggunakannya, tetapi konsultasikanlah dengan ahlinya, dan sudah
tentu dengan dokter Anda juga.
Saat ini, dengan semakin maraknya penggunaan obat-obatan herbal
(yang semakin diterima kalangan kedokteran), banyak klinik yang mengaku
bisa memberikan kemoterapi herbal yang bebas efek samping. Kalau Anda
bermaksud menggunakannya, pastikan yang menangani Anda di klinik
tersebut adalah seorang dokter medis. Paling tidak Anda harus berkonsultasi

dengan dokter yang merawat Anda, dan lakukan pemeriksaan laboratorium


secara teratur untuk memantau hasilnya.
Cara Mengatasi Efek Samping Kemoterapi
a. Pemberian anti mual dan muntah
Saat merasa mual duduk ditempat yang segar
b. Makan makanan tinggi kadar protein dan karbohidrat (sereal, bakso,
puding, susu, roti panggang, sup, yoghurt, keju, susu kental, kurma,
kacang, dll)
c. Lakukan perawatan mulut dengan menggosok gigi sebelum tidur dan
setelah makan. Bila tidak dapat menggosok gigi karena gusi berdarah,
gunakan pembersih mulut
d. Berikan pelembab bibir sesuai kebutuhan
e. Hindari rokok, makanan pedas dan air es.
Dalam beberapa penelitian kemoterapi mampu menekan jumlah
kematian penderita kanker tahap dini, namun bagi penderita kanker tahap
akhir / metastase, tindakan kemoterapi hanya mampu menunda kematian atau
memperpanjang usia hidup pasien untuk sementara waktu.
2. EFEK SAMPING ANTIMIKROBA DAN PARASIT
Antimikroba
Efek samping penggunaan antimikroba dapat dikelompokkan menurut
reaksi

alergi,

reaksi

idiosikrasi,

reaksi

toksik,

serta perubahan biologi dan metabolik pada hospes.


1. Reaksi Alergi
Reaksi alergi dapat ditimbulkan oleh semua jenis antibiotik dengan
cara melibatkan sistem imun dari tubuh hospes yang bersangkutan.
Terjadinyatidak bergantung pada besarnya dosis obat . Manifestasi gejala d
an derajat beratnya reaksi dapat bervariasi.
2. Reaksi Idiosinkrasi
Gejala ini merupakan reaksi abnormal yang diturunkan secara
genetik terhadap pemberian antimikroba tertentu. Sebagaicontoh 10% pria
berkulit hitam akan mengalami anemia hemolitik berat bila mendapat
primakulin. Ini disebabkan mereka kekurangan enzim G6PD.

3. Reaksi Toksik
AM pada umumnya bersifat toksik-selektif , tetapi sifat inirelatif.
Efek toksik pada hospes ditimbulkan oleh semua jenisantimikroba.
4. Perubahan Biologik Dan Metabolik
Pada tubuh hospes, baik yang sehat maupun yang menderitainfeksi,
terdapat populasi mikroflora normal.
Secara khusus, efek samping antimikroba pada masing-masing jenisnya
berbeda-beda. Berikut dapat dijelaskan efek samping beberapa jenis
antimikroba berdasarkan penyakitnya.
1. Golongan Penisilin
a) Amoksisilin
Nama dagang : Ammoxillin, Amosine
Indikasi : infeksi pada saluran napas, saluran genito-urinaria,
Gonnorrhoea
Kontra indikasi : hipersensitif terhadap Penisilin, gangguan ginjal,
leukimia limfatik.
Efek samping : gangguan ginjal, reaksi hipersensitif
b) Ampisilin
Nama dagang : Ambiopi, Ampisilin
Indikasi : ISK, saluran pernapasan dan pencernaan
Kontra indikasi : hipersensitif
Efek samping : mual, muntah, diare,hipersensitif
2. Golongan Sefalosporin
Deskripsi : Sefalosporin termasuk golongan antibiotika Betalaktam.
Sefalosporin aktif terhadap kuman gram positif maupun garam negatif,
tetapi spektrum masing-masing derivat bervariasi. Dihasilkan oleh
jamur Cephalosporium acremonium.
a) Sefadroksil
a. Nama dagang : Biodroxil

b. Indikasi : Infeksi saluran nafas, kulit dan jaringan, tulang dan


jaringan artikulasi
c. Kontra indikasi : Hipersensitif
d. Efek samping : gejala ruam kulit
b) Sefoperazon
a. Nama dagang : Biofotik, Cefobid
b. Indikasi : Infeksi saluran napas , saluran kemih, meningitis.
c. Kontra indikasi : Hipersensitif
d. Efek samping : ruam makulopapula, urtikaria.
c) Sefotaksim
a. Nama dagang : Biocef, Cefoxal
b. Indikasi : Infeksi bakteri pada saluran napas bawah, saluran
cerna, tulang, dan sendi.
c. Kontra indikasi : Hipersensitif
d. Efek samping : diare, nyeri abdomen, ruam kulit
3. Golongan Tetracycline
Deskripsi : Diperoleh dari Streptomyces aureofaciens & Streptomyces
rimosus. Khasiatnya bersifat bakteriostatik , pada pemberian iv dapat
dicapai kadar plasma yang bersifat bakterisid lemah.
a) Tetrasiklin
Nama dagang : Bimatra, Tetrasanbe
Indikasi : Infeksi bakteri positif dan negatif, infeksi ricketssia
Kontra indikasi : gangguan ginjal
Efek samping : gangguan saluran cerna, anoreksia, dermatitis,
urtikaria, anafilaksis
b)

Doksisiklin
Nama dagang : Doxin, Doxicor
Indikasi : infeksi saluran nafas,saluran pencernaan, saluran individu,
saaluran kemih dan kelamin
Kontra indikasi : kerusakan hati, diskrasia darah, hipersensitifitas
Efek samping : gangguan saluran pencernaan, kerusakan hati.

4. Golongan Kloramfenikol
Contoh : Kloramfenikol, Turunannya yaitu tiamfenikol. Nama
Dagang : Colme, Anicol, Biothicol.
10

Kontra indikasi : hipersensitif, penderita gangguan fungsi hati dan

ginjal.
Efek samping :
1) Reaksi Hematologik
Terdapat dalam 2 bentuk yaitu:
o Reaksi toksik dengan manifestasi depresi sumsum tulang.
Kelainan ini berhubungan dengan dosis, menjadi sembuh dan
pulih bila pengobatan dihentikan. Reaksi ini terlihat bila
kadar Kloramfenikol dalam serum melampaui 25 mcg/ml.
o Bentuk yang kedua bentuknya lebih buruk karena anemia
yang terjadi bersifat menetap seperti anemia aplastik dengan
pansitopenia. Timbulnya tidak tergantung dari besarnya dosis
atau lama pengobatan. Efek samping ini diduga disebabkan
oleh adanya kelainan genetik.
2) Reaksi Alergi
Kloramfenikol

dapat

menimbulkan

kemerahan

kulit,

angioudem, urtikaria dan anafilaksis. Kelainan yang menyerupai


reaksi Herxheimer dapat terjadi pada pengobatan demam Tifoid
walaupun yang terakhir ini jarang dijumpai.
3) Reaksi Saluran Cerna
Bermanifestasi dalam bentuk mual, muntah, glositis, diare
dan enterokolitis.
4) Sindrom Gray
Pada bayi baru lahir, terutama bayi prematur yang mendapat
dosis tinggi (200 mg/kg BB) dapat timul sindrom Gray, biasanya
antara hari ke 2 sampai hari ke 9 masa terapi, rata-rata hari ke
4.Mula-mula bayi muntah, tidak mau menyusui, pernafasan cepat
dan tidak teratur, perut kembung, sianosis dan diare dengan tinja
berwarna hijau dan bayi tampak sakit berat. Pada hari berikutnya
tubuh bayi menjadi lemas dan berwarna keabu-abuan; terjadi
pula hipotermia (kedinginan).

11

5) Reaksi Neurologik
Dapat terlihat dalam bentuk depresi, bingung, delirium dan
sakit kepala.
5. Golongan Makrolid
Deskripsi : Eritromisin merupakan bentuk prototipe dari obat
golongan makrolida yang disintesis dari S.erythreus. Eritromisin efektif
terhadap bakteri gram positif terutama pneumokokus, streptokokus,
stafilokokus, dan korinebakterium. Aktifitas antibakterial eritromisin
bersifat bakterisidal dan meningkat pada pH basa (Katzung, 2007).
a) Klaritromisin
Nama Dagang : Abbotic, Binoklar
Indikasi : Infeksi saluran pernapasan,otitis media akut, infeksi saluran
kulit
Kontra indikasi : Hipersensitivitas, gagal jantung, ibu hamil dan
menyusui.
Efek

samping

Diare,

mual,

pengecapan

yang

abnormal,

ketidaknyamanan pada perut.


b)

Eritromisin
Nama dagang : Bannthrocin, Duramycin
Indikasi : infeksi Streptokokus, Mycoplasma pneumoniae,Treponema
pallidum, Clostridium
Kontra indikasi : gangguan fungsi hati.
Efek samping : kejang perut, mual, muntah, diare.

c)

Azitromisin
Nama dagang : Mezatrin, Zithromax
Indikasi : Infeksi saluran nafas atas dan bawah, penyakit yang
ditularkan melalui hubungan seks.

12

Kontra indikasi : hipersensitif, pemberian bersama dengan derivat


ergot.
Efek samping : mual, muntah, diare, nyeri perut dan dada,
palpitasi,vertigo.
6. Golongan Kuinolon
Efek Samping : Golongan antibiotika Kuinolon umumnya dapat
ditoleransi dengan baik. Efek sampingnya yang terpenting ialah pada
saluran cerna dan susunan saraf pusat. Manifestasi pada saluran
cerna,terutama berupa mual dan hilang nafsu makan, merupakan efek
samping yang paling sering dijumpai. Efek samping pada susunan syaraf
pusat umumnya bersifat ringan berupa sakit kepala, vertigo, dan insomnia.
Efek samping yang lebih berat dari Kuinolon seperti psikotik, halusinasi,
depresi dan kejang jarang terjadi. Penderita berusia lanjut, khususnya
dengan arteriosklerosis atau epilepsi, lebih cenderung mengalami efek
samping ini.
7. Golongan Aminoglikosida
Deskripsi : Dihasilkan oleh fungi Streptomyces & micromonospora.
a) Amikasina
Nama dagang : Alostil, Amikin
Indikasi :infeksi kuman Gram nefatif pada intra abdominal, jaringan
lemak, combustio, saluran nafas bawah, saluran kemih.
Konta indikasi :Efek samping : ototoksis, nefrotoksik
b)

Gentamisin
Nama dagang: Ethigent, Gentamerck
Indikasi:Infeksi mikroba pada gentamisin,septikemia bakteri, infeksi
mikroba gram negatif dengan komplikasi, ISK, saluran napas, saluran
cerna.
Kontra indikasi: hipersensesitif

13

Efek samping: telinga berdengung, vertigo, tinitus, pusing.


c)

Kanamisin
Nama dagang:Kanarco, Kanoxin
Indikasi:Infeksi saluran napas, bronkitis, GO, ISK, uretritis.
Kontra indikasi: Hipersensitif
Efek samping: Ototoksisitas, hipersensitif, avitaminosis, gangguan
ginjal

d)

Spektinomisin
Nama dagang:Trobicin
Indikasi:Uretritis dan proktitis gonokokus akut
Kontra indikasi: hipersensitif
Efek samping: -

Antiparasit
1. Antelmintik
Deskripsi : Antelmintik atau obat cacing adalah obat yang digunakan
untuk memberantas atau mengurangi cacing dalam lumen usus atau
jaringan tubuh.
Contoh:
a)

Dietil karbamazin
Nama dagang : Filarzan
Indikasi

Filariasis,

onkoseriasis,

loaiasis,

askariasis,

dan

ibu

ankilostomiasis
Kontra

indikasi: anak

berumur

kurang

dari

tahun,

hamil/menyusui
Efek samping : demam, sakit kepala, sakit otot dan persendian,
mual, muntah, menggigil, urtikaria, gejalaasma bronkial. Sedangkan

14

gejala lokal berupa limfadenitis, limfangitis, abses, ulkus, funikulitis,


epidimitis, orchitis, dan limfedeme
b)

Levamisol
Nama dagang : Kam cek san, obat cacing kancisan
Indikasi : cacing perut, cacing tambang, cacing gelang, cacing kremi
Kontraindikasi : hipersensitif, gangguan fungsi ginjal, hati dan ibu
hamil
Efek samping : mual, muntah, nyeri perut, pusing, sakit kepala,
sindroma seperti enselopati.

c)

Mebendazol
Nama dagang : Gavox
Indikasi : Ascaris lumbricoides (cacing gelang), Trichuris trichiura
(cacing

cambuk),

Enterobius

vermicularis

(cacing

kremi),

Ancylostoma duodenale (cacing tambang), Necator americanus


(cacing tambang).
Kontra indikasi : kehamilan dan menyusui
Efek samping : Nyeri perut, diare
d)

Piperazin
Nama dagang : Degezine, Combicetrin
Indikasi : enterobiasis, askariasis
Kontra indikasi : pasien dengan riwayat epilepsi, pasien dengan
penyakit atau kerusakan ginjal kronik.
Efek samping : mual, muntah, kolik, diare, alergi, nyeri sendi,
demam, vertigo.

3. EFEK SAMPING OBAT IMUNOSUPRESAN


Pemberian imunosupresan digunakan untuk kondisi seperti :

15

1. Pencegahan penolakan organ atau jaringan transplant


2. Pengobatan penyakit autoimuna, seperti:
- Lupus b.
- Rhc.
- Chrons disease
- Multiple sclerosis
Masalah utamanya adalah efek samping pemberian obat imunosupresan
antara lain adalah hipertensi, gangguan fungsi ginjal, osteoporosis, dan
diabetes mellitus. Imunosupresan juga memungkinkan timbulnya kanker.
Efek samping beragam sesuai rute pemberian dan dosis.
1. Hematologi dan/atau toksisitas gastrointestinal : sering terjadi pada
penggunaan umum dari dosis umum metotreksat; reaksi ini lebih sedikit
terjadi ketika digunakan pada dosis topikal untuk reumatoid artritis.
2. SSP : (dengan pemberian intratekal atau terapi dosis tinggi): Arachnoides:
Manifestasi reaksi akut sebagai sakit kepala hebat, rigidity nuchal, muntah
dan demam, dapat alleviated dengan pengurangan dosis.
3. Subakut toksisitas: 10% pasien diobat dengan 12-15 mg/m2 dari intratekal
metotreksat bisa membuat ini dalam minggu kedua atau ketiga dari terapi;
konsis dari paralisis motor dari ekstremites,palsy nerve kranial, seizure,
atau koma.Hal ini juga terlihat pada pediatrik yang menerima dosis tinggi
IV metotreksat.
4. Demyelinating enselopati: telihat dalam bulan atau tahun setelah
menerima metotreksat; biasanya diasosiasikan dengan iradiasi kranial atau
kemoterapi sistemik yang lain.
1. 5.Dermatologi: Kulit menjadi kemerahan.Endokrin dan metabolik:
Hipoerurikemia,detektif oogenesis, atau spermatogenesis.
5. GI: Ulserativ stomatitis, glossitis, gingivitis, mual, muntah, diare,
anoreksia, perforasi intestinal, mukositis (tergantung dosis; terlihat pada 37 hari setelah terapi, terhenti setelah 2 minggu)

16

2. 7.Hematologi:

Leukopenia,

trombositopenia.Ginjal:

Gagal

ginjal,

azotemia,nefropati.Pernafasan: Faringitis. 1%-10%


8. Kardiovaskular: Vaskulitis.SSP, pusing, malaise, enselopati, seizure,
demam, chills.
9. Myelosupresif : Terutama faktor batas-dosis (bersama dengan mukositis)
dari metotreksat, terjadi sekitar 5-7 hari setelah terapi, dan harus
dihentikan selama 2 minggu.
10. WBC : Ringan, Platelet: Sedang, Onset: 7 hari, Nadir: 10 hari, Recovery:
21 hari

4. EFEK SAMPING OBAT HEMATOLOGI


Efek samping obat hematologi yaitu :
-

Mual
Rasa tidak enak di daerah epigastrium
Konstipasi
Diare.

Contoh-Contoh Obat Hematologi dan efek sampingnya


1. Adfer
Komposisi

: Fe glukonat 250 mg, Mangan sulfat 200 g, Tembaga


sulfat 200 g, Vitamin C 50 mg, Asam folat 1000 g,
Vitamin B12 7,5 g, dan Sorbitol 25 mg.

Indikasi

: Anemia yang disebabkan oleh kekurangan Fe, anemia


akibat traumatik atau anemia endogenik, anemia akibat
perdarahan selama masa pertumbuhan, usia lanjut dan
masa penyembuhan, kehamilan, menyusui, dan anemia
yang disebabkan malnutrisi umum atau diet.

Kontra Indikasi : Penumpukan Fe, gangguan penggunaan Fe.

17

Efek Samping

: Gangguan saluran pencernaan.

Kemasan

: Kapsul 100 biji.

Dosis

: Dosis awal 1-2 kapsul sehari.

2. Bufiron
Komposisi

: Fe (II) Fumarat 250 mg, Vitamin B12 10 ug, Mn (II)


Sulfat 0,2 mg, Cu (II) Sulfat 0,2 mg, dan Dioktil Natrii
Sulfosuccinate 20 mg.

Indikasi

: Pencegahan dan penyembuhan berbagai bentuk anemia


seperti anemia makrositik, anemia hipokromik, anemia
pernisiosa. Untuk mengobati keadaan kurang darah yang
disebabkan oleh karena kekurangan zat besi yaitu karena
pendarahan, pada wanita hamil dan pada masa
pertumbuhan karena kebutuhan akan zat besi meningkat.

Kontra Indikasi : Efek Samping

:-

Kemasan

: Dus 10x10 kapsul

Dosis

: Pencegahan 1 x 1 kapsul/hari, pengobatan 3 x 1


kapsul/hari

3. Dasabion Kapsul
Komposisi

: Besi (II) Fumarat 360 mg, Kalsium 20 mg, Asam Folat


1,5 mg, Vitamin B12 15 mkg, Vitamin C 75 mg, Vitamin
D3 400 SI, dan Sorbitol 25 mg.

Indikasi

: Segala macam anemia

Kontra Indikasi : Efek Samping : Nyeri pada saluran pencernaan disertai mual, muntah
dan diare. Pemberian secara terus menerus dapat
menyebabkan konstipasi dan feses menjadi hitam.
Kemasan

: Dus 100 kapsul

Dosis

: Sehari 1 kapsul atau menurut resep dokter

18

4. Emineton
Komposisi

: Ferrous Fumarate 90 mg, Cupric Sulfate 0,35 mg,


Cobaltous Sulfate 0,15 mg, Manganese Sulfate 0,05 mg,
Pyridoxine Hydrochloride 0,192 mg, Cyanocobalamine
5 mg, Ascorbicacid 60 mg, Dl-A-Tocopherol Acetate 5
mg, Folicacid 400 mg, Calcium Phosphate Dibasic 60
mg.

Indikasi

: Membantu mengurangi gejala anemia

Kontra indikasi :
Efek Samping :

Pemakaian

Emineton

secara

berlebihan

dapat

menyebabkan gangguan gastroenterik seperti diare atau


gastritis, mual dan muntah.
Dosis

: Dewasa (12 tablet/hari pada waktu atau sesudah


makan), Anak-anak (1 tablet/hari pada waktu atau
sesudah makan).

5. Ferro Glukonat
Komposisi

: Besi (II) sulfat 525 mg

Indikasi

: Untuk mencegah dan mengobati kekurangan vitamin


dan mineral seperti kekurangan darah (anemia) dan
membantu pembentukan darah.

Kontra indikasi :
Efek Samping : Konstipasi, diare, mual, dan muntah.
Kemasan

: Botol 100 tab

Dosis

: Sehari 1 kapsul pada waktu atau sesudah makan, sesuai


petunjuk dokter.

6. Fercee
Komposisi

: Besi (II) Fumarat 275 mg, Asatn Askorbat 100 mg,


Natrium Dioktilsulfosuksinat 20 mg, dalam bentuk
pelepasan yang diperlambat

19

Indikasi

: Penyakit kurang darah, yang esensial dan sekunder


yang disebabkan oleh kekurangan zat besi, penyakit
kurang darah yang disebabkan oleh pendarahan, masa
akil balik, masa hamil dan pada anak-anak.

Kontra Indikasi : Terapi besi kontra indikasi untuk pasien dengan iron
storage disease atau pasien yang cenderung ke arah
penyakit

tersebut

yang

disebabkan oleh

chronic

hemolytic anemia (seperti anomali keturunan dari


struktur/sintesa hemoglobin dan/atau defisiensi enzim
darah merah). Anemia oleh kekurangan piridoksina
hidroklorida sirosis hati.
Efek Samping : Reaksi sensitivitas dan gangguan saluran pencernaan
dapat terjadi.
Kemasan

: Dus 100 kapsul lepas lambat

Dosis

: 1 kapsul tiap hari sesudah makan pagi bila perlu dapat


sampai 2 kapsul tiap hari.

7. Hemobion
Komposisi

: Ferrous 360 mg, Asam Folat 1,5 mg, Vitamin B 12 15


mcg, Kalsium Pantotenat 200 mg, Kolekalsiferol 400 UI,
dan Vitamin C 75 mg.

Indikasi

: Sebagai vitamin pada anemia pada masa kehamilan dan


laktasi, pada masa kehamilan, dan anemia karena
kehilangan darah oleh berbagai sebab

Kontra indikasi : Efek samping

:-

Kemasan

: 10 x 10 kapsul

Dosis

: 1 Kapsul/hari

8. Livron B. Plex
Komposisi

: Vitamin B1 1,5 mg, Vitamin B2 0,25 mg, Vitamin B12 0,5


mcg, Vitamin C 12,5 mg, Kalsium Pantotenant 1,5 mg,

20

Nikotinamid 10 mg, Asam Folat 0,5 mg, Besi (II)


Glukonat 7,5 mg, Tembaga (II) Sulfat 0,65 mg, dan Hati
Kering 100 mg
Indikasi

: Anemia makrositik hiperkromik, seperti: anemia


megaloblasnak tropikal. Anemia hiperkromik. Anemia
yang bertalian dengan gangguan fungsi hati, perdarahan
pada gusi. Anemia hiperkromik sehabis keracunan.
Untuk segalat macam penyakit oleh karena kekurangan
vitamin B. Sesudah pengobatan dengan antibiouka,
sulfonamida dan sebagai tambahan vitamin. Dalam hal
hal yang tak memungkinkan penyunukan dengan
preparat hati, misalnya oleh karena terlalu peka. Sebagai
tonikum umum untuk pertumbuhan anakanak yang
tidak sehat. Sesudah mengalami berbagai penyakit
infeksi dan dalam masa sembuh dari suatu penyakit.

Kontra indikasi : Efek Samping

: Nausea, Nyeri Lambung, Konstipasi, Diare dan Kolik.

Kemasan

: Dus 10 x 10 tablet

Dosis

: Dewasa 3x sehari 1-2 Tablet Salut Gula, Anak-anak


3x sehari 1 Tablet Salut Gula

5. EFEK SAMPING OBAT YANG TERMASUK ELEKTROLIT


1. Diuretik
Penghambat kerja enzim karbonik anhidrase diantaranya Asetazolamid
dan diklorofenamid
2. Efek nonterapi dan kontraindikasi asetazolamid
Intoksikasi asetazolamid jarang terjadi. Pada dosis tinggi dapat
timbul

parestesia

dan

kantuk

yang

terus

menerus. Asetazolamid

mempermudah pembentukan batu ginjal karena berkurangnya ekskresi


sitrat, kadar kalium dalam urin tidak berubah atau meningkat.Reaksi alergi
yang jarang terjadi berupa demam, reaksi kulit, depresi sumsum tulang dan
lesi renal mirip reaksi terhadap sulfonamid.

21

6. EFEK

SAMPING

OBAT-OBAT

YANG

MEMPENGARUHI

KONSERVASI AIR
1. ADH
a. Efek ADH pada ginjal
Setelah dilepas oleh kelenjar hipofisis posterior ADH akan disirkulasi
oleh pembuluh darah dan pada individu dewasa ADH mempunyai
waktu paruh sekitar 17-35 menit. Ada beberapa faktor yang terlibat
dalam eliminasi hormone dan darah yang paling penting yaitu
pemutusan rantai peptida oleh enzim peptidase.
b. Efek ADH di luar ginjal
Efek ADH pada jantung merupakan efek tidak langsung, yaitu karena
adanya vasokonstriksi pembuluh darah koroner, penurunan aliran
darah koroner dan adanya perubahan tonus vegal dan tonus simpatis
secara refleks.
c. Efek samping
Suntikan ADH dosis besar menyebabkan vasokonstriksi, tekanan darah
naik dan kulit jadi pucat. Peristaltis usus meningkat, menyebabkan rasa
mual dan kolik usus. Pada wanita ADH menyebabkan spasme uterus.
7. EFEK SAMPING BEBERAPA VITAMIN
- Vitamin A Vitamin A merupakan salah satu jenis vitamin yang larut lemak.
Vitamin A (Acon, Aquasol) membantu menjaga pertumbuhan jaringan
epitel, mata, rambut, dan tulang. Selain itu juga digunakan untuk
pengobatan kelainan kulit seperti acne. Efek samping Nyeri kepala,
fatigue, drowsiness, iritabel, anorexia, muntah, diare, kulit kering,
-

perubahan visus, hipoprotrombinemia


Vitamin B6 (Pyridoxine) Vitamin B6 merupakan jenis vitamin yang larut
air. Pemberian vitamin B6 pada umumnya untuk mengkoreksi kekurangan
vitamin B6 dan membantu mengurangi gejala neuritis yang disebabkan

oleh pemakaian isoniazid (INH) pada terapi TB.


Vitamin C Vitamin C atau asam askorbat merupakan vitamin yang larut
dalam air. Vitamin C bekerja sebagai suatu koenzim dan pada keadaan
tertentu merupakan reduktor dan antioksidan. Vitamin ini dapat secara
langsung atau tidak langsung memberikan elektron ke enzim yang
membutuhkan ion-ion logam tereduksi dan bekerja sebagai kofaktor untuk

22

prolil dan lisil hidroksilase dalam biosintesis kolagen. Efek samping Nyeri
kepala, fatigue, drowsiness, mual, dada terbakar, muntah, diare.
8. EFEK SAMPING MINERAL
Mineral Mix Mineral mix merupakan salah satu komponen dalam
pembuatan Rehydration Solution for Malnutrition (ReSoMal) dan Formula
WHO (Formula 75 dan 100 ) yang digunakan dalam Tatalaksana Anak Gizi
Buruk untuk memenuhi kekurangan zat gizi mikro pada pada anak gizi buruk .
Sasaran penguna mineral mix adalah anak gizi buruk klinis dan atau
antropometri (BB/TB < -3 SD) dan anak gizi buruk paska perawatan (Siswono
2010). Tiap kemasan/ sachet mineral mix mengandung zat aktif KCl,
Tripotasium Citrat, Magnesium Clorida, Zn asetat dan Cuprum sulfat.
ReSoMal adalah cairan yang diberikan kepada anak gizi buruk yang menderita
diare dan atau dehidrasi. Formula WHO adalah formula yang diberikan pada
anak Page 15 VITAMIN dan MINERAL penderita gizi buruk. Mineral mix
dalam bentuk sachet sudah tersedia di Kementerian Kesehatan dan menjadi
pedoman tatalaksana anak gizi buruk di Indonesia (Soekandar AW, et al 2008).
9. EFEK SAMPING NUTRISI PARENTRAL
Nutrisi parenteral adalah suatu bentuk pemberian nutrisi yang diberikan
langsung melalui pembuluh darah tanpa melalui saluran pencernaaan
(Wiryana, 2007). Nutrisi parenteral diberikan apabila usus tidak dipakai
karena suatu hal, misalnya: malformasi kongenital intestinal, enterokolitis
nekrotikans, dan distress respirasi berat. Nutrisi parsial parenteral diberikan
apabila usus dapat dipakai, tetapi tidak dapat mencukupi kebutuhan nutrisi
untuk pemeliharaan dan pertumbuhan ( Setiati, 2000). Efek samping nutrisi
parentral Gangguan absorbs makanan seperti pada fistula enterokunateus,
atresia intestinal, colitis infeksiosa, obstruksi usus halus.Kondisi dimana usus
harus diistirahatkan seperti pada pancreatitis berat, status pre operatif dengan
malnutrisi berat, angina intestinal, diare berulang. Gangguan motilitas usus
seperti pada ileus yang berkepanjangan.

23

10. EFEK SAMPING VAKSIN


Kontraindikasi
Adanya penyakit kulit yang berat/menahun seperti eksim, furunkulosis dan
sebagainya, serta orang yang sedang menderita TBC.
1. Vaksin Jerap Difteri Tetanus
a. Efek Samping
Gejala-gejala seperti lemas, dan kemerahan pada lokasi suntikan yang
bersifat sementara, dan kadang-kadang gejala demam.
b. Kontraindikasi
Dosis kedua atau selanjutnya dari vaksin DT jangan diberikan pada
anak yang menderita gejala-gejala berat setelah pemberian dosis
sebelumnya.

Seseorang

yang

terinfeksi

dengan

Human

Immunodeficiency Virus (HIV) baik tanpa gejala maupun dengan


gejala, imunisasi DT harus berdasarkan jadual standar tertentu.
2. Vaksin Jerap Difteri Tetanus Pertusis
a. Efek Samping
Terjadinya gejala-gejala yang bersifat sementara seperti lemas, demam,
kemerahan pada tempat suntikan. Kadang-kadang terjadi gejala berat
seperti demam tinggi, iritabilitas, dan meracau yang biasanya terjadi
24 jam setelah imunisasi. Menurut dugaan komplikasi neurologis yang
disebabkan oleh komponen pertusis sangat jarang terjadi, observasi
yang telah dilakukan menunjukkan gejala ini jarang terjadi jika
dibandingkan dengan gejala-gejala lain yang ditimbulkan oleh
imunisasi DTP.
b. Kontraindikasi
Terdapat beberapa kontra indikasi yang berkaitan dengan suntikan
pertama DTP. Gejala-gejala keabnormalan otak pada periode bayi baru
lahir atau gejala-gejala serius keabnormalan pada saraf merupakan
kontraindikasi dari komponen pertussis. Imunisasi DTP kedua tidak
boleh diberikan kepada anak yang mengalami gejala-gejala parah pada
dosis pertama DTP. Komponen pertussis harus dihindarkan, dan hanya
dengan diberi DT untuk meneruskan imunisasi ini. Untuk individu
penderita HIV baik dengan gejala maupun tanpa gejala harus diberi
imunisasi DTP sesuai dengan standar jadual tertentu.
3. Vaksin Jerap Tetanus
a. Efek Samping

24

Efek samping jarang terjadi dan bersifat ringan. Gejala-gejala seperti


lemas, dan kemerahan pada lokasi suntikan yang bersifat sementara,
dan kadang-kadang gejala demam. Imunisasi TT aman diberikan
selama periode kehamilan.
b. Kontraindikasi
Gejala-gejala berat karena dosis pertama TT. Bagi Individu yang
terinfeksi oleh virus HIV baik yang tanpa gejala maupun dengan
gejala, imunisasi TT harus berdasarkan standar jadual tertentu.
4. Vaksin Tetanus Toksoid-Uniject
a. Efek Samping
Efek samping jarang terjadi dan bersifat ringan. Gejala-gejala seperti
lemas, dan kemerahan pada lokasi suntikan yang bersifat sementara,
dan kadang-kadang gejala demam. Imunisasi TT aman diberikan
selama periode kehamilan.
b. Kontraindikasi
Gejala-gejala berat karena dosis pertama TT. Bagi Individu yang
terinfeksi oleh virus HIV baik yang tanpa gejala maupun dengan
gejala, imunisasi TT harus berdasarkan standar jadual tertentu.
5. Vaksin Polio Oral
a. Efek Samping
Pada umumnya tidak terdapat efek samping. Efek samping berupa
paralisis yang disebabkan oleh vaksin sangat jarang terjadi (kurang
dari 0,17 : 1.000.000: Bull WHO 66: 1988).
b. Kontra Indikasi
Vaksin jangan diberikan pada individu yang menderita immune
deficiency. Tidak ada efek yang berbahaya yang timbul akibat
pemberian OPV pada anak yang sedang sakit. Namun jika ada
keraguan, misalnya sedang menderita diare, maka dosis ulangan dapat
diberikan setelah sembuh. Bayi yang mengidap HIV baik yang tanpa
gejala maupun dengan gejala, imunisasi OPV dilakukan berdasarkan
jadual standar tertentu.
6. Vaksin Hepatisis B Rekombinan
a. Efek Samping
Reaksi local seperti rasa sakit, kemerahan dam pembengkakan di
sekitar tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan
biasanya hilang setelah 2 hari. Keluhan sistemik seperti demam, sakit

25

kepala, mual, pusing dan rasa lelah belum dapat dibuktikan disebabkan
oleh pemberian vaksin.
b. Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap komponen vaksin. Sama halnya seperti vaksinvaksin lain, vaksin Hepatisis B Rekombinan tidak boleh diberikan
kepada penderita infeksi berat yang disertai kejang. Tetapi vaksinasi
dapat diberikan kepada penderita infeksi ringan.
11. EFEK SAMPING NAPZA
Berdasarkan efeknya terhadap perilaku yang ditimbulkan dari NAPZA
dapat digolongkan menjadi 3 golongan :
1. Golongan Depresan ( Downer ). Adalah jenis NAPZA yang berfungsi
mengurangi aktifitas fungsional tubuh. Jenis ini membuat pemakainya
menjadi tenang dan bahkan membuat tertidur bahkan tak sadarkan diri.
Contohnya: Opioda ( Morfin, Heroin, Codein ), sedative ( penenang ),
Hipnotik (obat tidur) dan Tranquilizer (anti cemas ).
2. Golongan Stimulan ( Upper ). Adalah jenis NAPZA yang
merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan kerja. Jenis ini
menbuat pemakainnya menjadi aktif, segar dan bersemangat. Contoh:
Amphetamine (Shabu, Ekstasi), Kokain.
3. Golongan Halusinogen. Adalah jenis

NAPZA

yang

dapat

menimbulkan efek halusinasi yang bersifat merubah perasaan, pikiran


dan seringkali menciptakan daya pandang yang berbeda sehingga
seluruh persaan dapat terganggu. Contoh: Kanabis ( ganja ).
Efek samping NAPSA timbul akibat penyalahgunaan yang disebabkan
sendiri oleh masyarakat dan kaula muda. Di dalam masyarakat NAPZA /
NARKOBA yang sering disalahgunakan adalah :
4. Opiada, terdapat 3 golonagan besar :
a. Opioda alamiah ( Opiat ) : Morfin, Opium, Codein.
b. Opioda semisintetik : Heroin / putauw, Hidromorfin.
c. Opioda sintetik : Metadon.

26

Nama jalanan dari Putauw : ptw, black heroin, brown sugar.


Heroin yang murni berbentuk bubuk putih, sedangkan yang tidak
murni berwarna putih keabuan. Dihasilkan dari getah Opium poppy diolah
menjadi morfin dengan proses tertentu dihasilkan putauw, yang
kekuatannya

10 kali

melebihi morfin.Sedangkan

opioda sintetik

mempunyai kekuatan 400 kali lebih kuat dari morfin. Morfin, Codein,
Methadon adalah zat yang digunakan oleh dokter sebagai penghilang sakit
yang sangat kuat, misalnya pada opreasi, penderita cancer.
Reaksi dari pemakaian ini sangat cepat yang kemudian menimbulkan
perasaan ingin menyendiri untuk menikmati efek rasanya dan pada taraf
kecanduan pemakai akan kehilangan percaya diri hingga tak mempunyai
keinginan untuk bersosialisasi. Pemakai akan membentuk dunianya
sendiri, mereka merasa bahwa lingkungannya menjadi musuh.
2. Kokain
Kokain berupa kristal putih, rasanya sedikit pahit dan lebih mudah
larut
Nama jalanan : koka, coke, happy dust, chalie, srepet, snow / salju.
Cara pemakainnya : membagi setumpuk kokain menjadi beberapa bagian
berbaris lurus diatas permukaan kaca atau alas yang permukaannya datar
kemudian dihirup dengan menggunakan penyedot seperti sedotan atau
dengan cara dibakar bersama dengan tembakau. Penggunaan dengan cara
dihirup akan beresiko kering dan luka pada sekitar lubang hidung bagian
dalam.
Efek pemakain kokain : pemakai akan merasa segar, kehilangan
nafsu makan, menambah percaya diri, dan dapat menghilangkan rasa sakit
dan lelah.
3. Kanabis

27

Nama jalanan : cimeng, ganja, gelek, hasish, marijuana, grass,


bhang.
Berasal dari tanaman kanabis sativa atau kanabis indica.
Cara penggunaan : dihisap dengan cara dipadatkan menyerupai rokok atau
dengan menggunakan pipa rokok.
Efek rasa dari kanabis tergolong cepat, pemakai cenderung merasa
lebih santai, rasa gembira berlebihan ( euphoria ), sering berfantasi /
menghayal, aktif berkomunikasi, selera makan tinggi, sensitive, kering
pada mulut dan tenggorokan.
4. Amphetamine
Nama jalanan : seed, meth, crystal, whiz.
Bentuknya ada yang berbentuk bubuk warna putih dan keabuan dan
juga tablet. Cara penggunaan : dengan cara dihirup. Sedangkan yang
berbentuk tablet diminum dengan air. Ada 2 jenis Amphetamine :
a. MDMA ( methylene dioxy methamphetamine )
Nama jalanan : Inex, xtc.
Dikemas dalam bentuk tablet dan capsul.
b. Metamphetamine ice
Nama jalanan : SHABU, SS, ice.
Cara pengunaan dibakar dengan mengunakan alumunium foil dan
asapnya dihisap atau dibakar dengan menggunakan botol kaca yang
dirancang khusus ( boong ).
5. LSD ( Lysergic Acid ).
Termasuk dalam golongan halusinogen.

28

Nama jalanan : acid, trips, tabs, kertas.


Bentuk : biasa didapatkan dalam bentuk kertas berukuran kotak kecil
sebesar seperempat perangko dalam banyak warna dan gambar. Ada juga
yang berbentuk pil dan kapsul.
Cara penggunaan : meletakan LSD pada permukaan lidah, dan
bereaksi setelah 30 60 menit kemudian, menghilang setelah 8 12 jam.
Efek rasa : terjadi halusinasi tempat, warna, dan waktu sehingga
timbul obsesi yang sangat indah dan bahkan menyeramkan dan lama
lama menjadikan penggunaanya paranoid.

6. Sedatif Hipnotik ( Benzodiazepin )


Termasuk golongan zat sedative ( obat penenang ) dan hipnotika
(obat tidur). Nama jalanan : Benzodiazepin : BK, Dum, Lexo, MG, Rohyp.
Cara pemakaian : dengan diminum, disuntikan, atau dimasukan lewat anus.
Digunakan di bidang medis untuk pengobatan pada pasien yang mengalami
kecemasan, kejang, stress, serta sebagai obat tidur.
7. Solvent / Inhalasi
Adalah uap gas yang digunakan dengan cara dihirup. Contohnya :
Aerosol, Lem, Isi korek api gas, Tiner, Cairan untuk dry cleaning, Uap
bensin.
Biasanya digunakan dengan cara coba coba oleh anak di bawah
umur, pada golongan yang kurang mampu.
Efek yang ditimbulkan : pusing, kepala berputar, halusinasi ringan,
mual, muntah gangguan fungsi paru, jantung dan hati.

29

8. Alkohol
Merupakan zat psikoaktif yang sering digunakan manusia
Diperoleh dari proses fermentasi madu, gula, sari buah dan umbi umbian
yang mengahasilkan kadar alkohol tidak lebih dari 15 %, setelah itu
dilakukan proses penyulingan sehingga dihasilkan kadar alkohol yang lebih
tinggi, bahkan 100 %.
Nama jalanan : booze, drink.
Efek yang ditimbulkan : euphoria, bahkan penurunan kesadaran

CARA MENGATASI EFEK SAMPING OBAT


Efek samping obat tidak selalu terjadi setiap kita menggunakan obat dan
dapat muncul dalam berbagai bentuk dan tingkatan. Kebanyakan efek samping
obat bersifat ringan, tidak berbahaya dan dapat ditoleransi oleh tubuh. Efek
samping obat yang ringan seperti mengantuk, batuk-batuk, mual, gatal-gatal,
sampai yang berat seperti syok anafilaksis, gangguan dalam sistem darah, sampai
kematian.
Efek samping ringan, misalnya mengantuk, mungkin tidak perlu
pengatasan, bahkan seringkali dimanfaatkan pasien untuk istirahat. Efek samping
meningkatkan nafsu makan juga kadang dimanfaatkan untuk memicu nafsu

30

makan anak yang susah makan. Tapi efek samping yang menganggu seperti mual
bahkan sampai muntah pada pasien yang menjalani kemoterapi misalnya, harus
dicegah atau diatasi dengan obat anti mual, karena kemoterapinya itu sendiri juga
tak mungkin dihentikan sebelum waktunya. Dan jika efek samping suatu obat bisa
mengancam jiwa, tentu obatnya harus dihentikan dan dicarikan alternatifnya yang
lebih kecil efek sampingnya. Untuk hal ini tentu harus dikonsultasikan dengan
apoteker atau dokter penulis resepnya.
Untuk mengetahui apakah suatu gejala itu merupakan efek samping khas
dari obat dapat dibaca pada leaflet/kemasan obat, atau dapat pula ditanyakan
kepada apoteker saat membeli obat. Hampir semua obat memiliki informasi
tentang efek samping yang mungkin ditimbulkannya. Yang agak susah adalah jika
terjadi reaksi alergi, karena ini sulit untuk diprediksikan sebelumnya. Jika ada
riwayat keluarga yang alergi terhadap obat tertentu, sebaiknya berhati-hati
terhadap penggunaan obat tersebut, karena kemungkinan juga alergi obat tersebut.
Jika Anda menemui suatu gejala-gejala tertentu yang diduga akibat efek
samping obat, sebaiknya konsultasikan lagi dengan dokter. Jika itu adalah obat
bebas, Anda bisa konsultasikan dengan Apoteker anda. Biasanya jika gejala efek
samping tersebut tidak membahayakan dan dapat ditoleransi pasien, tidak perlu
ada pengatasan apa-apa. Atau jika ada, sebaiknya tanpa menggunakan obat.
Keluhan sembelit, misalnya, diatasi dengan memperbanyak makanan berserat dan
minum air untuk mempermudah BAB. Jika terasa mulut kering, mungkin bisa
dibantu dengan mengulum permen. Sedangkan jika keluhan efek samping cukup
berat dan tidak dapat ditoleransi pasien, bisa diatasi dengan beberapa cara, yaitu
dengan penghentian konsumsi obat, pemberian obat lain untuk mengatasi efek
samping, penurunan dosis obat, atau penggantian obat, yang tentunya harus
sepengetahuan dokter.

31

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.

2010.

Imunosupresan.

(Online).

Available

https://bebekbetina.wordpress.com/2010/01/28/imunosupresan/. (28 April


2015)
Bowman, W. and Rand, M., 2000, Textbook of Pharmacology, Second Edition,
Blackwell Scientific Publications, London.
Chapter.

2011.

Antibiotik.

(Online).

Available

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37912/4/Chapter%20II.pdf.
(25 April 2015)

32

Darma,

2012.

Pengenalan

Vaksin

http://dwidayadarma.com/pengenalan-

vaksin.html (24 April 2015, pukul 16.20 WITA)


Farmakologi Dan Terapi. Edisi 5 tahun 2007. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
Habib.

2012.

Antikanker

pada

Siklus

Sel.

(Online).

http://habib.blog.ugm.ac.id/kuliah/antikanker-pada-siklus-sel/

Available
(25

April

2015)
Jaya Antara, Ngurah. 2013. Farmakologi Obat Kemoterapi Antikanker. (Online).
Available : http://ngurahjayaantara.blogspot.com/2013/12/farmakologi-obatkemoterapi-anti-kanker.html. (25 April 2015)
Jayanti, Irma. 2013. Antimikroba dan Antiinfeksi. (Online). Available :
https://www.academia.edu/8741499/Antimikroba. (28 April 2015)
Katzung, Bertram. 2002. Pharmacolog. EGC : Jakarta.
Khazanah, Nur. 2014. Farmakologi Antimikroba dan Antiparasit. (Online).
Available

http://chazanahnur.blogspot.com/2014/06/farmakologi-

antimikroba-dan-antiparasit.html. (25 April 2015)


Moko.

2008.

Efek

Samping

Obat.

(Online).

Available

https://moko31.files.wordpress.com/2008/12/efek-samping-obat.pdf.

:
(28

April 2015)
Putra, Semara. 2012. Antimikroba dan Antiparasit. (Online). Available.
http://semaraputraadjoezt.wordpress.com/2012/05/26/anti-mikroba-danantiparasit/. (25 April 2015)
Sari

Kumala

Ratih,

2010.

Vitamin

dan

Mineral.

http://skp.unair.ac.id/repository/webpdf/web_VITAMIN__dan_MINERAL_RATIH_KUMALA_SARI.pdf
(24 April 2015, pukul 16.00 WITA)

33

Sikawati,

Zullie.

2008.

Efek

Samping

Obat.

(Online).

https://zulliesikawati.wordpress.com/tag/efek-samping-obat/.

Available
(28

April

2015)
Stringer, Janet, 2001, Basic Concept of Pharmacology, Second Edition,
Singapore, McGraw-Hill Book Co.
Zen,

2007.

NAPZA

(Narkotika,

Psikotropika

dan

Zat

Aditif)

https://zenc.wordpress.com/2007/06/13/napza-narkotika-psikotropika-danzat-aditif/ (24 April 2015, pukul 16.10 WITA)

34

Anda mungkin juga menyukai