Anda di halaman 1dari 44

BAB I

PENDAHULUAN
Sebagaimana diketahui keluarga merupakan bagian terkecil dari masyarakat yang dapat
mencerminkan kualitas dari suatu negara. Keluarga yang sejahtera, sehat, harmonis, berkualitas,
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa merupakan idaman dari setiap keluarga, oleh karena
itu program-program Keluarga Berencana telah dirubah visinya dari mewujudkan NKKBS
menjadi Keluarga Berkualitas Tahun 20151. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang
sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan,
bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dari visi tersebut
terlihat bahwa program Keluarga Berencana memiliki andil yang penting dalam upaya
meningkatkan kualitas penduduk.
Keluarga berencana merupakan salah satu upaya pelayanan kesehatan preventif yang
paling dasar dan utama. Pencegahan kematian dan kesakitan ibu merupakan alasan utama
diperlukannya pelayanan keluarga berencana1.
Perwujudan nyata dalam partisipasi program Keluarga Berencana adalah dengan menggunakan
kontrasepsi. Tetapi dilain pihak terdapat kendala berupa banyaknya jenis kontrasepsi yang
beredar dipasaran dan masyarakat hanya mampu menyebut jenis alat atau obat kontrasepsi
tersebut sedangkan informasi-infomasi mengenai keuntungan, kekurangan, kontraindikasi
maupun efek samping dari kontrasepsi tersebut tidak mereka dapatkan, belum lagi adanya
pandangan-pandangan atau norma budaya lingkungan dan orang tua yang dapat membuat
pengguna (akseptor) menjadi ragu-ragu dalam menggunakan kontrasepsi tersebut. Untuk itu
diperlukan suatu layanan konseling agar dapat menjelaskan secara benar setiap kontrasepsi
dengan jelas mengenai keuntungan, kerugian, efek samping maupun kontraindikasinya.
Penggunaan alat dan obat kontrasepsi memang tidak dapat lepas dari efek samping dan
risiko yang kadang-kadang dapat merugikan kesehatan, namun demikian yang harus dipikirkan
adalah benefit/ keuntungan dari penggunaan alat/ obat kontrasepsi tersebut yang lebih besar
dibanding tidak menggunakan kontrasepsi.
Adapun syarat metode kontrasepsi yang ideal adalah1 :

Aman, artinya tidak menimbulkan komplikasi yang berat bila digunakan

Berdaya guna, dalam arti bila digunakan sesuai dengan aturan akan dapat mencegah
kehamilan

Dapat diterima, bukan hanya oleh akseptor tapi juga oleh lingkungan budaya di
masyarakat

Terjangkau harganya oleh masyarakat

Bila metode tersebut dihentikan penggunaannya, kesuburan akan segera pulih, kecuali
untuk kontrasepsi mantap.
Pengaturan kelahiran memiliki benefit (keuntungan) kesehatan yang nyata, salah satu

contoh pil kontrasepsi dapat mencegah terjadinya kanker uterus dan ovarium, penggunaan
kondom Program KB menentukan kualitas keluarga, karena program ini dapat menyelamatkan
kehidupan perempuan serta meningkatkan status kesehatan ibu terutama dalam mencegah
kehamilan tak diinginkan, menjarangkan jarak kelahiran mengurangi risiko kematian bayi. Selain
memberi keuntungan ekonomi pada pasangan suami istri, keluarga dan masyarakat, KB juga
dapat mencegah penularan penyakit menular seksual, seperti HIV.

BAB II
PEMBAHASAN
Definisi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan, sedangkan konsepsi
adalah pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperm yang mengakibatkan kehamilan.
Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat
pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut.1,2
Kontrasepsi yang bagus:

Efektivitas yang tinggi


Efek samping yang minimal
Reversible
Melindungi dari STD
Mudah didapatkan
Tidak ada kontraindikasi

Tujuan kontrasepsi

Menunda kehamilan: sampai usia 20 tahun


Menjarangkan kehamilan:20-35
Menghentikan kehamilan/tidak hamil lagi:35 keatas

Urutan pemilihan kontrasepsi yang rasional1:


Tunda

Jarangkan 2-4 tahun Menghentikan

(<20 thn)
1)
2)
3)
4)

Pil
IUD
Implant
Suntikan

(20-35 thn)
1)
2)
3)
4)
5)

IUD
Suntik
Pil
Implan
Sterilisasi

(>35thn)
1)
2)
3)
4)
5)

Sterilisasi
IUD
Implant
Suntik
pil

Jenis kontrasepsi:
1) Kontrasepsi alamiah
Pantang berkala, suhu tubuh basal (STB), metode ovulasi billings (MOB), simptotermal
(STB+Mukosa Servik), senggama terputus, laktasi.
3

2) Kontrasepsi barier mekanik


Kondom, diafragma, spermisida, AKDR
3) Kontrasepsi hormonal
Bentuk pil, suntikan, implant
4) Kontrasepsi mantap
Tubektomi, vasektomi

Efektivitas

A.Keluarga berencana alamiah / kontrasepsi alamiah


Profil dan mekanisme kerja

Belajar mengetahui kapan masa subur


Efektif jika tertib
Tidak ada efek samping
Sanggama dihindari pada masa subur
Yang dapat menggunakan:
1. Semua perempuan
2. Paritas berapapun
3. Kurus atau gemuk
4. Merokok
5. Alasan kesehatan tertentu
4

6. Alasan agama atau filosofi


7. Tidak dapat menggunakan metode lain
Yang tidak menggunakan:
1. Kehamilan merupakan resiko tinggi
2. Belum mendapat haid
3. Pasangan tidak mau bekerja sama
4. Tidak suka menyentuh daerah genital
I.

Pantang berkala (sistem kalender)


Cara kerja: hindari senggama diwaktu subur.

II.

Metode suhu basal/suhu tubuh basal(STB)


Suhu tu
buh basal
adalah suhu
terendah yang dicapai oleh tubuh selama istirahat
atau dalam keadaan istirahat (tidur). Pengukuran
suhu basal dilakukan pada pagi hari segera setelah
banguntidur dan

sebelum

melakukan aktivitas lainnya.3


Tujuan pencatatan suhu basal untuk mengetahui
kapan terjadinya masa subuur / ovulasi. Suhu basal tubuh diukur dengan alat yang berupa
termometer basal. Termometer basal ini dapat digunakan secara oral, per vagina, atau
melalui dubur dan ditempatkan pada lokasi serta waktu yang sama selama 5 menit.
Suhu normal tubuh sekitar 35,5-360C. Pada waktu ovulasi, suhu akan turun terlebih
dahulu (hormone turun mendadak) dan naik menjadi 37-380C kemudian tidak akan
kembali pada suhu 350C. Pada saat itulah terjadi masa subur / ovulasi. (progesterone
tinggi membuat suhu tubuh lebih tinggi). Kondisi kenaikan suhu tubuh ini akan terjadi
sekitar 3-4 hari, kemudian akan turun kembali sekitar 20C dan akhirnya kembali pada

suhu tubuh normal sebelum menstruasi. Hal ini terjadi karena produksi progesteron
menurun.
Apabila grafik (hasil catatan suhu tubuh) tidak terjadi kenaikan suhu tubuh,
kemungkinan
suhu tubuh.

tidak
Hal

terjadi masa
ini

terjadi

subur/ovulasi sehingga
dikarenakan

tidak

tidak

terjadi

adanya korpus

kenaikan

luteum yang

memproduksi progesteron. Begitu sebaliknya, jika terjadi kenaikan suhu tubuh dan terus
berlangsung setelah masa subur/ovulasi kemungkinan terjadi kehamilan. Karena, bila sel
telur/ovum berhasil dibuahi, maka korpus luteum akan terus memproduksi hormon
progesteron, akibatnya suhu tubuh tetap tinggi.
Faktor yang mempengaruhi metode suhu basal tubuh antara lain:

III.

Penyakit.
Gangguan tidur.
Merokok dan atau minum alkohol.
Penggunaan obat-obatan ataupun narkoba.
Stres.
Metode ovulasi billings (MOB)
Efektivitas 9-20 hamil/100 prempuan/tahun
Cara kerja: mengenali masa subur dari siklus menstruasi dengan mengamati lendir
serviks dan perubahan rasa pada vulva menjelang hari-hari ovulasi.
Lendir / mukosa serviks ini tidak hanya dihasilkan oleh sel leher rahim tetapi juga
oleh sel-sel vagina. Pada saat menjelang ovulasi, lendir serviks akan mengalir
dari vagina. Ovulasi hanya terjadi pada satu hari di setiap siklus dan sel telur akan hidup
12-24 jam, kecuali dibuahi sel sperma. Oleh karena itu, lendir pada masa subur berperan
menjaga kelangsungan hidup sperma selama 3-5 hari.3
Pemeriksaan lendir:
1) lendir jernih, licin, mulus menunjukkan masa subur
2) Lendir kental, keruh, kekuningan dan lengket atau kering menunjukkan masa
tidak subur sehigga aman untuk berhubungan.

Kelebihan
1. Mudah digunakan.
2. Tidak memerlukan biaya.
Keterbatasan
1. Tidak

efektif

bila

digunakan

sendiri,

sebaiknya

dikombinasikan

dengan

metode kontrasepsilain (misal metode simptothermal).


2. Tidak cocok untuk wanita yang tidak menyukai menyentuh alat kelaminnya.
3. Wanita yang memiliki infeksi saluran reproduksi dapat mengaburkan tanda-tanda
kesuburan.
4. Wanita yang menghasilkan sedikit lendir.
Hal yang Mempengaruhi Pola Lendir Serviks

IV.

1. Menyusui.
2. Operasi serviks dengan cryotherapy atau electrocautery.
3. Perimenopause.
4. Penggunaan kontrasepsi hormonal termasuk kontrasepsi darurat.
5. Spermisida.
6. Infeksi penyakit menular seksual.
7. Terkena vaginitis.
Simptotermal (STB+Mukosa Servik)
Metode simptothermal merupakan metode keluarga berencana alamiah (KBA)
yang

mengidentifikasi masa

subur dari siklus

menstruasi wanita. Metode

ini

mengkombinasikan metode suhu basal tubuh dan mukosa serviks. Tetapi ada teori lain
yang

menyatakan

yaitu perubahan suhu

bahwa

metode

basal

ini

mengamati

tiga

indikator

tubuh, perubahan mukosa/lendir

kesuburan
serviks dan

perhitungan masa subur melalui metode kalender. 2,3


7

Metode simptothermal akan lebih akurat memprediksikan hari aman pada wanita
daripada menggunakan salah satu metode saja. Ketika menggunakan metode ini bersamasama, maka tanda-tanda dari satu dengan yang lainnya akan saling melengkapi.
V.

Senggama terputus - pra-ejakulasi atau pancaran ekstravaginal

Pengeluaran penis dari vagina sesaat sebelum terjadinya ejakulasi. Efektifitas 4-18

kehamilan/100 perempuan/tahun.
Prinsipnya adalah menghindari deposit sperma di dalam fornix atau vagina untuk

menghindarkan terjadinya pertemuan ovum dan sperma dalam periode subur.


keuntungan:
- Alamiah
- Efektif bila dilakukan dgn benar
- Tidak mengganggu produksi ASI
- Tak ada efek samping
- Dapat dikombinasikan dgn berbagai metode KB alamiah yang lain
- Tidak butuh biaya dan persiapan khusus.
Tidak dianjurkan pada:
pria dengan ejakulasi dini
pria yang sulit melakukan sanggama terputus
perempuan dengan pasangan yang sulit kerja sama
pasangan yang sulit berkomunikasi
Metode amenore laktasi(MAL)
MLA merupakan metode kontrasepsi alamiah yang mengandalkan (rely on)

VI.

pemberian ASI pada bayinya. Mekanisme kerjanya, dengan penghisapan ASI yang
intensif secara berulang kali akan menekan sekresi hormone GnRH sehingga sekresi
FHS&LH rendah dan menekan perkembangan folikel di ovarium dan menekan ovulasi.
Efektivitas 2 hamil/100/6bulan. 1,2
Hanya dianjurkan pada perempuan: Menyusui eksklusif (8-10x per hari dengan
interval <4jam) sejak bayi lahir sampai bayi berusia 6 bulan, tidak haid 4-6 bulan sejak
melahirkan bayinya.
Keterbatasan yaitu; tingkat efektivitas tergantung tingkat eksklusifitas menyusui bayi,
tidak melindungi pengguna dari PMS (HIV/AIDS), pada wanita yang bekerja dan
terpisah dari bayinya lebih dari 6 jam.
Instruksi yang diberikan,yaitu; memberikan ASI secara penuh (full breast feeding),
dari kedua payudara (sekitar 8-10x sehari), paling sedikit 1x pada malam hari (tidak
boleh > 4-6jam diantara 2 pemberian), jangan gantikan jadwal pemberian ASI dengan
makanan/cairan lain ,Selalu gunakan metode kontrasepsi pendukung misalnya kondom.
8

B. Metode barier
I.

Kondom
Kondom tidak hanya mencegah kehamilan, tetapi juga mencegah penyakit menular
seksual termasuk HIV/AIDS. Kondom akan efektif apabila pemakaiannya baik dan benar.
Selain itu, kondom juga dapat dipakai bersamaan dengan kontrasepsi lain untuk
mencegah PMS. Efektifitas 12-14 hamil/100/tahun.1,2,3
Kondom merupakan selubung/sarung karet yang terbuat dari berbagai bahan
diantaranya lateks (karet), plastik (vinil) atau bahan alami (produksi hewani) yang
dipasang pada penis saat berhubungan. Kondom terbuat dari karet sintetis yang tipis,
berbentuk silinder, dengan muaranya berpinggir tebal, yang digulung berbentuk rata.
Standar kondom dilihat dari ketebalannya, yaitu 0,02 mm.
KONDOM
Baik digunakan
Ingin berpartisipasi dalam program KB

Tidak baik digunakan


Mempunyai pasangan yang beresiko tinggi
apabila terjadi kehamilan

Ingin segera mendapatkan kontrasepsi

Alergi terhadap bahan dasar kondom

Ingin kontrasepsi sementara

Menginginkan kontrasepsi jangka panjang

Ingin kontrasepsi tambahan

Tidak mau terganggu dalam persiapan


untuk melakukan hubungan seksual

Hanya

ingin

menggunakan Tidak

alat kontrasepsi saat berhubungan

peduli

dengan

berbagai

persyaratankontrasepsi

Beresiko tinggi tertular/menularkan PMS

Cara pakai yang benar:


1.
Kondom lelaki

Tahap 1
Kondom dipasang saat penis ereksi, dan sebelum melakukan hubungan badan.

Tahap 2

Buka kemasan kondom secara hati-hati dari tepi, dan arah robekan ke arah tengah.
Jangan menggunakan gigi, benda tajam saat membuka kemasan.
Tahap 3

Tekan ujung kondom dengan jari dan jempol untuk menghindari udara masuk ke
dalam kondom. Pastikan gulungan kondom berada di sisi luar.
Tahap 4

Buka gulungan kondom secara perlahan ke arah pangkal penis, sambil


menekan

ujung kondom.

Pastikan

posisi kondom tidak

berubah

selama coitus, jika kondom menggulung, tarik kembali gulungan ke


pangkal penis.
Tahap 5

Setelah ejakulasi, lepas kondom saat penis masih ereksi. Hindari kontak penis dan
kondom dari pasangan anda.
Tahap 6

Buang dan bungkus kondom bekas pakai ke tempat yang aman.

2.

Kondom perempuan

Buka kemasan kondom secara hati-hati dari tepi, dan arah robekan ke arah
tengah. Jangan menggunakan gigi, benda tajam saat membuka kemasan.

Tahap 2

10

Sebelum hubungan seksual, perhatikan kondom wanita mempunyai ring yang


lebar (outer ring) untuk bagian luar dan ring yang kecil (inner ring) untuk
bagian dalam.

Tahap 3
Pegang inner ring kondom, lalu tekan dengan ibu
jari pada sisi ring, dan dengan jari lain pada sisi
yang berseberangan, kemudian tekan sehingga sisi
ring yang berseberangan akan bersentuhan dan
bentuk inner ring menjadi lonjong.

Tahap 4

Atur posisi yang nyaman. Posisi dapat dilakukan secara berdiri satu kaki di atas kursi, jongkok
maupun berbaring.

Tahap 5
Masukkan inner ring ke dalam vagina dengan hati-hati.
Sewaktu kondom masuk ke dalam vagina, gunakan jari
telujuk

untuk

menekan inner

ring lebih

jauh

ke

dalam vagina. Pastikan kondom jangan sampai berputar,


dan outer ring (ring yang besar) tetap berada di luar.

Tahap 6
Berikan sedikit minyak pelicin pada penis atau bagian dalam kondom.
Bantu penis masuk ke dalam kondom.

Tahap 7

11

Pasca coitus, keluarkan kondom secara hati-hati dengan memutar bagian outer ring untuk
menjaga air mani yang tertampung di dalam kondom tidak tumpah. Keluarkan kondom secara
hati-hati. Buang kondom bekas pakai ke tempat yang aman (tempat sampah). Jangan buang di
toilet.

II.

Diafragma
Diafragma adalah kap berbentuk bulat, cembung, terbuat dari lateks (karet) yang dimasukkan
ke

dalam vagina sebelum

berhubungan seksual dan

menutupi serviks.1,2,3 Beberapa

jenis

diafragma;
1.

Flat spring (Diafragma pegas datar). Jenis ini cocok untuk vagina normal dan disarankan
untuk pemakaian pertama kali. Memiliki pegas jam yang kuat dan mudah dipasang.

2.

Coil spring (Diafragma pegas kumparan). Jenis ini cocok untuk wanita yang vaginanya
kencang dan peka terhadap tekanan. Jenis ini memiliki pegas kumparan spiral dan jauh
lebih lunak dari pegas datar.

3.

Arching

spring.

Jenis ini

bermanfaat

pada

dinding vagina yang

tampak

kendur

atau panjang dan posisi serviksmenyebabkan pemasangan sulit. Tipe ini merupakan
kombinasi dari flat spring dan coil spring, dan menimbulkan tekanan kuat pada
dinding vagina.
Cara Kerja
1.

Mencegah masuknya sperma melalui kanalis servikalis ke uterus dan saluran telur (tuba
falopi).

2.

Sebagai alat untuk menempatkan spermisida.

Manfaat
1.

Efektif bila digunakan dengan benar.

2.

Tidak mengganggu produksi ASI.

3.

Tidak mengganggu hubungan seksual karena telah dipersiapkan sebelumnya.

4.

Tidak mengganggu kesehatan klien.


12

5.

Tidak mempunyai pengaruh sistemik.

6.

Memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual.

7.

Dapat menampung darah menstruasi, bila digunakan saat haid.

Keterbatasan
1. Efektifitas tidak terlalu tinggi (angka kegagalan 6-16 kehamilan per 100 perempuan per
tahun pertama, bila digunakan dengan spermisida).
2. Keberhasilan kontrasepsi ini tergantung pada cara penggunaan yang benar.
3. Memerlukan motivasi dari pengguna agar selalu berkesinambungan dalam penggunaan
alat kontrasepsi ini.
4. Pemeriksaan pelvik diperlukan untuk memastikan ketepatan pemasangan.
5. Dapat menyebabkan infeksi saluran uretra.
6. Harus masih terpasang selama 6 jam pasca senggama.
Pemasangan Diafragma
Dipasang 6 jam sebelum dan pasca sanggama, dan dilepas <24 jam pasca sanggama.
Tahap 1

Kosongkan kandung kemih dan cuci tangan dengan sabun


dan air mengalir. Pastikan diafragma tidak berlubang.
Oleskan spemisida pada kap diafragma secara merata.

Tahap 2
Cari

posisi

yang

pemasangan diafragma.

nyaman
Posisi

pada
dapat

saat
dengan

mengangkat satu kaki ke atas kursi, duduk di tepi


kursi, berbaring ataupun sambil jongkok. Pisahkan
bibir vulva. Tepi diafragma melipat menjadi dua
dengan sisi yang lain. Letakkan jari telunjuk di
tengah

kap

untuk

pegangan

yang

kuat. Spermisida harus berada di dalam kap.

Tahap 3
Masukkan diafragma ke dalam vagina jauh ke belakang,
13

dorong bagian depan pinggiran ke atas di balik tulang pubis. Masukkan jari ke
dalam vagina sampai menyentuh serviks. Sarungkan karetnya dan pastikan serviks telah
terlindungi.
\
Perhatian
Diafragma masih terpasang dalam vagina sampai 6 jam setelah berakhir hubungan
seksual. Jikahubungan seksual berlangsung di atas 6 jam setelah pemasangan,
tambahkan spermisida ke

dalam vagina.

Jangan

meninggalkan diafragma di

dalam vagina lebih dari 24 jam.


Pelepasan Diafragma

Tahap 1
Sebelum melepas diafragma, cuci tangan dengan sabun dan air
mengalir. Kait bagian ujungdiafragma dengan jari telunjuk dan
tengah untuk memecah penampung.

Tahap 2
Tarik diafragma turun dan tarik keluar. Cuci dengan
sabun dan air, kemudian keringkan sebelum disimpan
kembali di tempatnya

III.

Spermisida
Spermisida adalah alat kontrasepsi yang mengandung bahan kimia (non oksinol-9) yang
digunakan untuk membunuh sperma.
Jenis
1. Aerosol (busa).
2. Tablet vagina, suppositoria atau dissolvable film.
3. Krim.
14

Cara Kerja
1. Menyebabkan sel selaput sel sperma pecah.
2. Memperlambat motilitas sperma.
3. Menurunkan kemampuan pembuahan sel telur.
Pilihan
1. Aerosol (busa) akan efektif setelah dimasukkan (insersi).
2. Aerosol dianjurkan

bila spermisida digunakan

sebagai

pilihan

pertama

atau

metodekontrasepsi lain tidak sesuai dengan kondisi klien.


3. Tablet vagina, suppositoria dan

film

sangat mudah dibawa

dan

disimpan.

Penggunaannya dianjurkan menunggu 10-15 menit setelah dimasukkan (insersi)


sebelum hubungan seksual.
4. Jenis spermisida jeli biasanya digunakan bersamaan dengan diafragma.
Manfaat
1. Efektif seketika (busa dan krim).
2. Tidak mengganggu produksi ASI.
3. Sebagai pendukung metode lain.
4. Tidak mengganggu kesehatan klien.
5. Tidak mempunyai pengaruh sistemik.
6. Mudah digunakan.
7. Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual.
8. Tidak memerlukan resep ataupun pemeriksaan medik.
9. Memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual termasuk HBV
dan HIV/AIDS.
Cara pemakaian
Sebagai alat kontrasepsi, spermisida dapat digunakan sendiri. Namun demikian,
akan

jauh

lebih

efektif

bila

dikombinasikan

dengan

alat kontrasepsi lain

seperti kondom, diafragma,cervical caps ataupun spons. Bentuk spermisida bermacammacam, antara lain: aerosol (busa), krim dan jeli, vaginal contraceptive film/tissue,
maupun suppositoria.
Contraceptive

Technology menyatakan

bahwa

angka

kegagalan

dari

alat kontrasepsi spermisida ini 18 persen per tahun apabila digunakan dengan benar dan
15

konsisten dan 29 persen apabila digunakan tidak sesuai petunjuk dan kurang
berkesinambungan.
Petunjuk Umum
1. Sebagai alat kontrasepsi, spermisida harus diaplikasikan dengan benar sebelum
melakukan hubungan seksual.
2. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum mengisi aplikator (busa atau
krim) daninsersi spermisida.
3. Jarak tunggu 10-15 menit pasca insersi spermisida sebelum melakukan hubungan
seksual. Kecuali bentuk spermisida aerosol (busa), tidak memerlukan waktu tunggu
karena langsung larut dan bekerja aktif.
4. Perhatikan

petunjuk

pemakaian spermisida,

baik

cara

pemakaian

maupun

penyimpanan dari setiap produk (misal: kocok terlebih dahulu sebelum diisi ke dalam
aplikator).
5. Ulangi

pemberian spermisida,

bila

dalam

1-2

jam

pasca insersi belum

terjadi senggama atau perlu spermisida tambahan bila senggama dilanjutkan berulang
kali.
6. Menempatkan spermisida jauh ke dalam vagina agar kanalis servikalis tertutup secara
keseluruhan.
Di bawah ini merupakan cara pemakaian alat kontrasepsi spermisida sesuai dengan
bentuknya:
Aerosol (busa)
Cara pemakaian:
Sebelum digunakan, kocok tempat
aerosol

20-30menit.

Tempatkan

kontainer dengan posisi ke atas,


letakkan

aplikator

pada

mulut

kontainer dan tekan untuk mengisi


busa. Masukkan aplikator ke dalam
vagina mendekati serviks dengan
posisi berbaring. Dorong sampai busa keluar. Ketika menarik aplikator, pastikan untuk
tidak menarik kembali pendorong karena busa dapat masuk kembali ke pendorong.
16

Aplikator segera dicuci menggunakan sabun dan air kemudian keringkan. Aplikator
sebaiknya digunakan untuk pribadi. Spermisida aerosol (busa) dimasukkan dengan
segera, tidak lebih dari satu jam sebelum melakukan hubungan seksual.
Krim dan Jeli
Cara pemakaian:
Krim dan jeli dapat dimasukkan ke
dalam vagina dengan aplikator dan atau
mengoles di ataspenis. Krim atau jeli
biasanya

digunakan

dengan diafragma atau kap serviks, atau


dapat juga digunakan bersama kondom.
Masukkan spermisida 10-15

menit

sebelum melakukan hubungan seksual.


Isi

aplikator

dengan

krim

atau

jeli.

Masukkan

aplikator

ke

dalam vagina mendekatiserviks. Pegang aplikator dan dorong sampai krim atau jeli
keluar. Kemudian tarik aplikator keluar dari vagina. Aplikator segera dicuci
menggunakan sabun dan air kemudian keringkan.
Cara memasukkan spermisida bentuk busa, krim atau jeli dengan inserter.

Kontrasepsi Vagina Film/Tissue


Cara pemakaian:
Sebelum

membuka

kemasan,

terlebih

dahulu cuci tangan dengan sabun dan air


mengalir. Spermisida bentuk film/tissue ini
17

berupa kotak-kotak tipis yang larut dalam serviks. Untuk menggunakannya, lipat film
menjadi dua dan kemudian letakkan di ujung jari. Masukkan jari Anda ke
dalam vagina dan dorong film ke dalam vagina mendekati serviks. Keadaan jari yang
kering dan cara memasukkan film secepat mungkin ke dalam vagina, akan membantu
penempelan dan jari tidak menjadi lengket. Tunggu sekitar 15 menit agar film larut dan
bekerja efektif.
Suppositoria
Cara pemakaian:
Suppositoria merupakan spermisida berbentuk
kapsul yang dapat larut dalam vagina. Cuci
tangandengan sabun dan air mengalir sebelum
membuka kemasan. Lepaskan tablet vagina
atau suppositoria dari kemasan. Sambil
berbaring masukkan masukkan suppositoria
jauh ke dalam vagina. Tunggu 10-15 menit sebelum melakukan hubungan seksual.
Sediakan selalu tablet vagina atausuppositoria.
Cara memasukkan spermisida bentuk suppositoria.

IV.

AKDR/IUD

Jenis- jenis AKDR


Jenis alat kontrasepsi dalam rahim / IUD yang sering digunakan di Indonesia antara lain1,2,3:
a. Copper-T
18

AKDR berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen di mana pada bagian vertikalnya
diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek
antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik.
b. Copper-7
AKDR ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis
ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat
tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya
lilitan tembaga halus pada jenis Coper-T.
c. Multi Load
AKDR ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan
kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm.
Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375
mm2 untuk menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil),
dan mini.
d. Lippes Loop
AKDR ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S
bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop
terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A
berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30
mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D. Lippes Loop
mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari spiral jenis ini ialah bila
terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari
bahan plastik.

a.Lippes-Loop
b.Saf-T-Coil
c.Dana-Super
d.Copper-T (Gyne-T)

19

e.Copper-7 (Gravigard)
f.Multiload
g. Progesterone IUD
Keuntungan

Sangat efektif. 0,6 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1


kegagalan dalam 125 170 kehamilan). Pencegah kehamilan jangka panjang yang
ampuh, paling tidak 10 tahun

IUD dapat efektif segera setelah pemasangan

Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti)

Tidak mempengaruhi hubungan seksual. Hubungan intim jadi lebih nyaman karena
rasa aman terhadap risiko kehamilan

Tidak ada efek samping hormonal dengan CuT-380A

Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI. Aman untuk ibu menyusui tidak
mengganggu kualitas dan kuantitas ASI

Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak terjadi infeksi)

Dapat digunakan sampai menopause

Tidak ada interaksi dengan obat-obat

Membantu mencegah kehamilan ektopik

Setelah IUD dikeluarkan, bisa langsung subur

Efek samping dan kerugian


a. Efek samping yang umum terjadi:

Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang
setelah 3 bulan)
20

Haid lebih lama dan banyak

Perdarahan (spotting) antarmenstruasi

Saat haid lebih sakit

b. Komplikasi lain:

Merasakan sakit selama 3 5 hari setelah pemasangan

Perdarahan berta pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan


penyebab anemia

Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangannya benar)

c. Tidak mencegah IMS termasuk HIV / AIDS


d. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering
berganti pasangan
e. Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai AKDR.
Penyakit radang panggul memicu infertilitas
f. Prosedur medis, termasuk pemeriksaan plevik diperlukan dalam pemasangan AKDR.
Seringkali perempuan takut selama pemasangan
g. Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan AKDR.
Biasanya menghilang dalam 1 2 hari
h. Klien tidak dapat melepas AKDR sendiri
i. Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila AKDR
dipasang segera setelah melahirkan)
j. Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk mencegah
kehamilan normal
k. Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu. Untuk
melakukan ini perempuan harus memasukkan jarinya ke dalam vagina, sebagian
perempuan tidak mau melakukan ini.
Kontraindikasi
Relatif
1) Mioma uteri dengan adanya perubahan bentuk rongga uterus
2) Insufisiensi serviks uteri
21

3) Uterus dengan parut pada dindingnya seperti pada bekas seksio sesarea, enukleasi
mioma dan sebagainya
4) Kelainan yang jinak serviks uteri seperti erosio porsiones uteri
Mutlak
1) Kehamilan
2) Adanya infeksi yang aktif pada traktus genitalis
3) Adanya tumor ganas pada traktus genitalis
4) Adanya metroragia yag belum disembuhkan
5) Pasangan yang tidak lestari
Efektivitas
IUD sangat efektif, (efektivitasnya 92-94%) dan tidak perlu diingat setiap hari seperti
halnya pil. Tipe Multiload dapat dipakai sampai 4 tahun. Nova T dan Copper T 200 (CuT-200)
dapat dipakai 3-5 tahun. Cu T 380A dapat untuk 8 tahun . Kegagalan rata-rata 0.8 kehamilan per
100 pemakai wanita pada tahun pertama pemakaian.
Mekanisme kerja

Menimbulkan reaksi peradangan endometrium yang disertai dengan sebukan leukosit


yang dapat menghancurkan blastokista atau sperma.

Pada pemeriksaan cairan uterus pada pemakai AKDR sering kali dijumpai pula selsel makrofag (fagosit) yang mengandung spermatozoa.

Pemadatan endometriosis oleh lekosit.

Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.

IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, dengan membuat sperma
sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma
untuk fertilisasi

Persyaratan Pemakaian
A. Yang Dapat Menggunakan
22

Syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum seseorang akan memilih AKDR (IUD) adalah:
1) Usia reproduktif
2) Keadaan nulipara
3) Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
4) Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
5) Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya
6) Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
7) Resiko rendah dari IMS
8) Tidak menghendaki metode hormonal
9) Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari
10) Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 5 hari senggama
Pada umumnya seorang ibu dapat menggunakan AKDR dengan aman dan efektif.
AKDR juga dapat digunakan pada ibu dalam segala kemungkinan keadaan, misalnya:
1. Perokok
2. Pasca keguguran atau kegagalan kehamilan apabila tidak terlihat adanya infeksi
3. Sedang memakai antibiotika atau antikejang
4. Gemuk ataupun kurus
5. Sedang menyusi
Begitu juga ibu dalam keadaan seperti di bawah ini:
1) Penderita tumor jinak payudara
2) Penderita kanker payudara
3) Pusing-pusing, sakit kepala
4) Tekanan darah tinggi
5) Varises di tungkai atau di vulva
6) Penderita penyakit jantung (termasuk penyakit jantung katup dapat diberi antibiotika
sebelum pemasangan AKDR)
7) Pernah menderita stroke
8) Penderita diabetes
9) Penderita penyakit hati atau empedu
23

10) Malaria
11) Skistosomiasis (tanpa anemia)
12) Penyakit tiroid
13) Epilepsi
14) Nonpelvik TBC
15) Setelah kehamilan ektopik
16) Setelah pembedahan pelvic.
B. Yang Tidak Diperkenankan Menggunakan
1) Kehamilan
2) Penyakit kelamin (gonorrhoe, sipilis, AIDS, dsb)
3) Perdarahan dari kemaluan yang tidak diketahui penyebabnya
4) Tumor jinak atau ganas dalam rahim
5) Kelainan bawaan rahim
6) Penyakit gula (diabetes militus)
7) Penyakit kurang darah
8) Belum pernah melahirkan
9) Adanya perkiraan hamil
10) Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak normal dari alat
kemaluan, perdarahan di leher rahim, dan kanker rahim
11) Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm.
Peralatan Yang Diperlukan Untuk Pemasangan
1. Lampu
2. Speculum dua katup
3. Apusan bakleriologis (apabila diindikasikan)
4. Lidi kapas
5. Larutan antiseptik
6. Sarung tangan bersih
7. Wadah sekali pakai untuk instrument yang sudah dipakai dan sampah klinis
8. Baki/bengkok steril (wadah untuk instrument pemasangan)
9. Forseps steril 10 inci untuk memegang spons
24

10.

Sonde uterus lentur steril yang berskala sentimeter

11.

Forseps jaringan 12 inci atau tenaklum satu-gigi dengan ujung

tumpul yang steril


12.

Gunting yang cukup panjang sehingga dapat memotong benang

Pemasangan AKDR
a. Sewaktu haid sedang berlangsung. Dilakukan pada hari- hari pertama atau pada hari terakhir
haid. 1 Keuntungannya:
1) Pemasangan lebih mudah oleh karena serviks pada waktu itu agak terbuka dan
lembek
2) Rasa nyeri tidak seberapa keras
3) Perdarahan yang timbul sebagai alat pemasangan tidak seberapa dirasakan
4) Kemungkinan pemasangan AKDR pada uterus yang sedang hamil tidak ada
b.

Sewaktu postpartum, Pemasangan IUD pasca persalinan bisa dibagi menjadi 3


macam
Pemasangan post plasenta
Pemasangan IUD dalam 10 menit setelah lahirnya plasenta pada persalinan pervaginam.
Pemasangan bisa dilakukan dengan menggunakan ringed forceps atau secara manual.
Pada saat ini serviks masih berdilatasi sehingga memungkinkan untuk penggunaan tangan
atau forsep. Penggunaan inserter IUD interval tidak bisa digunakan pada pemasangan
post plasenta , karena ukuran inserter yang pendek sehingga tidak bisa mencapai fundus
selain itu , karena uterus yang masih lunak sehingga memungkinkan terjadinya perforasi
lebih besar dibandingkan dengan menggunakan ringed forceps atau secara manual. 1
Pemasangan segera pasca persalinan
Pemasangan IUD pada masa ini dilakukan setelah periode post plasenta sampai 48 jam
pasca persalinan. Teknik pemasangan IUD pada saat ini masih bisa dengan menggunakan
ringed forsep , karena serviks masih berdilatasi, tetapi tidak bisa dilakukan secara
manual. Penggunaan inserter IUD interval sebaiknya tidak digunakan, karena
kemungkinan terjadinya perforasi yang lebih tinggi. Pemasangan IUD setelah 48 jam
sampai 4 minggu pasca persalinan tidak dianjurkan karena angka kejadian ekspulsi yang
lebih tinggi jika dibandingkan dengan pemasangan segera pasca persalinan dan
pemasangan IUD interval. 1
Pemasangan IUD transcesarian
25

Pemasangan pada transcesarian dilakukan sebelum penjahitan insisi uterus. Bisa


dilakukan dengan meletakkan IUD pada fundus uteri secara manual atau dengan
menggunakan alat. 1
Pemasangan IUD interval
Merupakan pemasangan IUD yang dilakukan lebih dari 4 minggu pasca persalinan.
c.

Pemasangan. IUD dilakukan dengan menggunakan inserter IUD


Pemasangan Pasca abortus
Trimester 1 : bisa dilakukan dengan teknik pemasangan IUD interval karena serviks
berdilatasi minimal dan hanya inserter IUD yang bisa masuk kedalam kavum uteri. Selain
itu ukuran uterus relatif tidak mengalami perbesaran dan lebih kaku sehingga mempunyai
angka resiko perforasi yang kecil . 1
Trimester 2 : bisa dilakukan dengan menggunakan teknik interval atau dengan menggunakan
teknik forsep . forsep digunakan jika serviks cukup berdilatasi. 1

d.

Beberapa hari setelah haid terakhir

e.

Masa interval ( antara dua haid)

f.

After morning (dalam waktu 72 jam setelah berhubungan)

Teknik Pemasangan AKDR


Setelah kandung kencing dikosongkan, akseptor dibaringkan di atas meja
ginekologik dalam posisi litotomi. Kemudian, dilakukan pemeriksaan bimanual untuk
mengetahui letak, bentuk dan besar uterus. Spekulum dimasukkan ke dalam vagina dan
serviks uteri dibersihkan dengan larutan antiseptik (sol. Betadine atau tingtura jodii).
Sekarang dengan cunam serviks dijepit bibir depan porsio uteri dan dimasukkan sonde ke
dalam uterus untuk menentukan arah poros dan panjangnya kanalis servikalis serta kaum
uteri. AKDR dimasukkan ke dalam uterus melalui ostium uteri eksternum sambil
mengadakan tarikan ringan pada cunam serviks. 4
Tabung penyalur digerakkan di dalam uterus, sesuai dengan arah poros kavum
uteri sampai tercapai ujung atas kavum uteri yang telah ditentukan lebih dahulu dengan
sonde uterus. Selanjutnya, sambil mengeluarkan tabung penyalur perlahan- lahan,
pendorong menahan AKDR dalam posisinya. Setelah tabung penyalur keluar dari uterus,
pendorong juga dikeluarkan, cunam dilepaskan, benang AKDR digunting sehingga 2- 3
cm keluar dari ostium uteri dan akhirnya speculum diangkat.
26

Pemeriksaan lanjutan

Pemeriksaan sesudah AKDR dipasang, dilakukan 1 minggu sesudahnya

Pemeriksaan kedua 3 bukan kemudian dan selanjutnya tiap 6 bulan

Cara mengeluarkan AKDR


Mengeluarkan AKDR biasanya dilakukan dengan jalan menarik benang AKDR
yang keluar dari ostium uteri eksternum dengan dua jari, dengan pinset atau dengan
cunam. Kadang- kadang benang AKDR tidak tampak di ostium uteri eksternum. 4
Tidak terlihatnya benang AKDR ini dapat disebabkan oleh
1. akseptor menjadi hamil
2. perforasi uterus
3. ekspulsi yang tidak disadari oleh akseptor
4. perubahan letak AKDR, sehingga benang AKDR tertarik ke dalam rongga uterus,
seperti ada mioma uterus
C. Kontrasepsi hormonal
I. PIL
Pil KB atau oral contraceptives pill berisi hormon estrogen dan/atau progesteron yang
bertujuan untuk mengendalikan kelahiran atau mencegah kehamilan dengan menghambat
pelepasan sel telur dari ovarium setiap bulannya. Pil KB akan efektif dan aman apabila
digunakan

secara

benar

dan

konsisten

tetapi

secara

umum

tidak

sepenuhnya

melindungi wanita dari infeksi penyakit menular seksual.


Jenis Pil KB
1. Pil kombinasi atau combination oral contraceptive pill
Mengandung hormon estrogen dan progesteron dalam bentuk hormon aktif dan tidak aktif,
berupa;
1. Conventional Pack.

27

Paket konvensional biasanya berisi 21 pil dengan hormon aktif dan 7 pil
dengan hormon tidak aktif atau 24 pil aktif dan 4 pil tidak aktif. Haid terjadi setiap
bulan selama seminggu ketika minum pil pada hari ke 4-7 dari pil terakhir yang
tidak aktif.
2. Continuous Dosing Or Extended Cycle.
Merupakan pil kombinasi yang berisi 84 pil dengan hormon aktif dan 7 pil
dengan hormon tidak aktif. Haid terjadi setiap empat kali setahun selama seminggu
ketika minum pil pada hari ke 4-7 dari pil terakhir yang tidak aktif. Tersedia juga pil
KB yang mengandung 28 pil dengan hormon aktif yang dapat mencegah haid.
Jenis pil kombinasi atau combination oral contraceptive pill antara lain:
1. Monofasik.
Monofasik adalah pil kombinasi yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormon aktif estrogen dan progesteron dalam dosis yang sama, dengan
7 tablet tanpa hormon aktif. 1
2. Bifasik.
Bifasik adalah pil kombinasi yang

tersedia

dalam

kemasan

21

tablet

mengandung hormon aktif estrogen dan progesteron dengan dua dosis yang berbeda,
dengan 7 tablet tanpa hormon aktif. 1
3. Trifasik.
Trifasik adalah pil kombinasi yang

tersedia

dalam

kemasan

21

tablet

mengandung hormon aktif estrogen dan progesteron dengan tiga dosis yang berbeda,
dengan 7 tablet tanpa hormon aktif. 1
Cara Kerja
1.
2.
3.
4.
5.

Mencegah implantasi.
Menghambat ovulasi.
Mengentalkan lendir serviks.
Memperlambat transportasi ovum.
Menekan perkembangan telur yang telah dibuahi.

Efektifitas
Efektifitas pil kombinasi lebih dari 99 persen, apabila digunakan dengan benar dan
konsisten.

Ini

berarti,

kombinasi akan hamil setiap

kurang

dari

tahunnya.

Metode

dari
ini

100 wanita yang


juga

merupakan

menggunakan pil
metode

yang

paling reversibel, artinya bila pengguna ingin hamil bisa langsung berhenti minum pil dan
biasanya bisa langsung hamil dalam waktu 3 bulan.

28

Manfaat
Pil kombinasi memberikan manfaat antara lain:
1. Resiko terhadap kesehatan kecil.
2. Memiliki efektifitas tinggi, apabila diminum secara teratur.
3. Tidak mengganggu hubungan seksual.
4. Siklus haid teratur.
5. Dapat mengurangi kejadian anemia.
6. Dapat mengurangi ketegangan sebelum menstruasi (pre menstrual tension).
7. Dapat digunakan dalam jangka panjang.
8. Mudah dihentikan setiap waktu.
9. Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat.
10. Dapat digunakan pada usia remaja sampai menopause.
11. Membantu mengurangi kejadian kehamilan ektopik, kanker ovarium, kanker
endometrium,kista

ovarium, penyakit

radang

panggul, kelainan jinak

pada payudara, dismenorea dan jerawat.


Keterbatasan
Pil kombinasi mempunyai keterbatasan antara lain:
1.
2.
3.
4.

Tidak mencegah penyakit menular seksual termasuk Hepatitis B maupun HIV/AIDS.


Pengguna harus disiplin minum pil setiap hari.
Tidak boleh digunakan pada wanita menyusui.
Mahal.

Efek Samping
Efek samping yang dapat ditimbulkan dari penggunaan pil kombinasi ini antara lain:
1. Peningkatan resiko trombosis vena, emboli paru, serangan jantung, stroke dan kanker
leher rahim.
2. Peningkatan tekanan darah dan retensi cairan.
3. Pada kasus-kasus tertentu dapat menimbulkan depresi, perubahan suasana hati dan
penurunan libido.
4. Mual (terjadi pada 3 bulan pertama).
5. Kembung.
6. Perdarahan bercak atau spotting (terjadi pada 3 bulan pertama).
7. Pusing.
8. Amenorea.
9. Nyeri payudara.
10. Kenaikan berat badan.
Kriteria Yang Dapat Menggunakan Pil Kombinasi
Pada prinsipnya hampir semua wanita yang ingin menggunakan pil kombinasi diperbolehkan,
seperti:

29

1. Wanita dalam usia reproduksi.


2. Wanita yang telah atau belum memiki anak.
3. Wanita yang gemuk atau kurus.
4. Wanita setelah melahirkan dan tidak menyusui.
5. Wanita yang menginginkan metode kontrasepsi dengan efektifitas tinggi.
6. Wanita pasca keguguran/abortus.
7. Wanita dengan perdarahan haid berlebihan sehingga menyebabkan anemia.
8. Wanita dengan siklus haid tidak teratur.
9. Wanita dengan nyeri haid hebat, riwayat kehamilan ektopik, kelainan payudara jinak.
10. Wanita dengan diabetus melitus tanpa komplikasi pada ginjal, pembuluh darah, mata
dan saraf.
11. Wanita dengan penyakit tiroid, penyakit radang panggul, endometriosis atau tumor
jinak ovarium.
12. Wanita yang menderita tuberkulosis pasif.
13. Wanita dengan varises vena.
Kriteria Yang Tidak Dapat Menggunakan Pil Kombinasi
1. Kontra indikasi absolute; tromboplebitis atau tromboemboli, riwayat tromboplebitis
atau tromboemboli, kelainan serebrovaskuler atau penyakit jantung koroner, diketahui
atau diduga karsinoma mammae, diketahui atau diduga karsinoma endometrium,
diketahui atau diduga neoplasma yang tergantung estrogen, perdarahan abnormal
genetalia yang tidak diketahui penyebabnya, adenoma hepar, karsinoma atau tumortumor jinak hepar, diketahui atau diduga hamil, gangguan fungsi hati, tumor hati yang
ada sebelum pemakaian pil kontrasepsi atau produk lain yang mengandung estrogen.
2. Kontra indikasi relative; sakit kepala (migrain), disfungsi jantung atau ginjal, diabetes
gestational atau pre diabetes, hipertensi, depresi, varises, umur lebih 35 tahun,
perokok berat, fase akut mononukleosis, penyakit sickle cell, asma, kolestasis
selamakehamilan, hepatitis atau mononukleosis tahun lalu, riwayat keluarga (orang
tua, saudara) yang terkena penyakit reumatik yang fatal atau tidak fatal atau
menderita DM sebelum usia 50 tahun, kolitis ulseratif.
3. Selain itu, kriteria lain yang tidak dapat menggunakan pil kombinasi adalah:
1. Wanita yang tidak dapat disiplin minum pil setiap hari.
2. Wanita yang dicurigai hamil atau benar hamil.
3. Wanita yang menyusui secara eksklusif.
Waktu Mulai Menggunakan Pil Kombinasi
1. Hari pertama sampai hari ke tujuh siklus haid.
2. Sewaktu mendapat haid.

30

3. Setelah melahirkan (pasca keguguran, setelah 3 bulan tidak menyusui, setelah 6 bulan
pemberian ASI).
4. Saat ingin berhenti kontrasepsi hormonal jenis suntikan dan ingin ganti pil kombinasi.
2. Minipill.
Mini pil adalah pil KB yang hanya mengandung hormon progesteron dalam dosis rendah. Pil
mini atau pil progestin disebut juga pil menyusui. Dosis progestin yang digunakan 0,03-0,05 mg
per tablet.
Jenis Mini Pil
1) Mini pil dalam kemasan dengan isi 28 pil,mengandung 75 mikro gram desogestrel.
2) Mini pil dalam kemasan dengan isi 35 pil, mengandung 300 mikro gram levonogestrel atau
350 mikro gram noretindron.
Contoh mini pil antara lain:
1)
2)
3)
4)
5)

Micrinor, NOR-QD, noriday, norod mengandung 0,35 mg noretindron.


Microval, noregeston, microlut mengandunng 0,03 mg levonogestrol.
Ourette, noegest mengandung 0,5 mg norgeestrel.
Exluton mengandung 0,5 mg linestrenol.
Femulen mengandung 0,5 mg etinodial diassetat.

Cara Kerja
1)
2)
3)
4)

Menghambat ovulasi.
Mencegah implantasi.
Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma.
Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma menjadi terganggu.

Efektifitas
Pil progestin atau mini pil sangat efektif (98,5 persen). Penggunaan yang benar dan
konsisten sangat mempengaruhi tingkat efektifitasnya. Efektifitas penggunaan mini pil akan
berkurang pada saat mengkonsumsi obat anti konvulsan (fenitoin), carbenzemide, barbiturat, dan
obat anti tuberculosi (rifampisin).
Adapun cara untuk menjaga kehandalan mini pil antara lain:
1) Minum pil setiap hari pada saat yang sama.
2) Penggunaan mini pil jangan sampai ada yang lupa.
3) Senggama dilakukan 3-20 jam setelah minum mini pil.
Manfaat
Mini pil mempunyai manfaat kontrasepsi sebagai berikut:
1) Sangat efektif apabila digunakan dengan benar dan konsisten.
2) Tidak mempengaruhi ASI.
31

3)
4)
5)
6)
7)
8)

Nyaman dan mudah digunakan.


Hubungan seksual tidak terganggu.
Kesuburan cepat kembali.
Efek samping sedikit.
Dapat dihentikan setiap saat.
Tidak mengandung estrogen.

Mini pil mempunyai manfaat non kontrasepsi sebagai berikut:


1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)

Mengurangi jumlah darah haid.


Mengurangi kejadian anemia.
Menurunkan pembekuan darah.
Mengurangi nyeri haid.
Mencegah kanker endometrium.
Melindungi dari penyakit radang panggul.
Penderita endometriosis, kencing manis yang belum mengalami komplikasi dapat

menggunakan.
8) Tidak menyebabkan peningkaan tekanan darah, nyeri kepala dan depresi.
9) Mengurangi gejala pre menstrual sindrom.
Kerugian
Kontrasepsi pil progestin atau mini pil mempunyai kerugian, antara lain:
1)
2)
3)
4)

Memerlukan biaya.
Harus selalu tersedia.
Efektifitas berkurang apabila menyusui juga berkurang.
Penggunaan mini pil bersamaan dengan obat tuberkulosis

5)
6)
7)
8)

mengakibatkan efektifitas menjadi rendah.


Mini pil harus diminum setiap hari dan pada waktu yang sama.
Angka kegagalan tinggi apabila penggunaan tidak benar dan konsisten.
Tidak melindungi dari penyakit menular seksual termasuk HBV dan HIV/AIDS.
Mini pil tidak menjamin akan melindungi dari kista ovarium bagi wanita yang pernah

atau

epilepsi

akan

mengalami kehamilan ektopik.


Efek Samping
Efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan pil progestin atau mini pil antara lain:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)

Gangguan haid (perdarahan bercak, spotting, amenorea dan haid tidak teratur).
Peningkatan/penurunan berat badan.
Payudara tegang.
Mual.
Pusing.
Perubahan mood.
Dermatitis atau jerawat.
Hirsutisme (pertumbuhan rambut atau bulu yang berlebihan pada daerah muka), tetapi
sangat jarang.
32

Indikasi
Kriteria yang boleh menggunakan pil progestin atau mini pil antara lain:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)

Wanita usia reproduksi.


Wanita yang telah memiliki anak maupun yang belum mempunyai anak.
Pasca persalinan dan tidak menyusui.
Menginginkan metode kontrasepsi efektif selama masa menyusui.
Pasca keguguran.
Tekanan darah kurang dari 180/110 mmHg atau dengan masalah pembekuan darah.
Tidak boleh mengkonsumsi estrogen atau lebih senang menggunakan progestin.
Perokok segala usia.

Kontra Indikasi
1) Wanita usia tua dengan perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya.
2) Wanita yang diduga hamil atau hamil.
3) Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid.
4) Riwayat kehamilan ektopik.
5) Riwayat kanker payudara atau penderita kanker payudara.
6) Wanita pelupa sehingga sering tidak minum pil.
7) Gangguan tromboemboli aktif (bekuan di tungkai, paru atau mata).
8) Ikterus, penyakit hati aktif atau tumor hati jinak maupun ganas.
9) Wanita dengan mioma uterus.
10) Riwayat stroke.
3. Pil sekuenseal.
Pil ini dibuat seperti urutan hormon yang dikeluarkan ovariun pada tiap siklus. Maka
berdasarkan urutan hormon tersebut, estrogen hanya diberikan selama 1416 hari pertama
diikuti oleh kombinasi progestron dan estrogen selama 57 hari terakhir.
4. Once a month pill.
Pil hormon yang mengandung estrogen yang long acting yaitu biasanya pil ini
terutama diberikan untuk wanita yang mempunyai Biological Half Life panjang.
5. Morning after pill.
Morning after pill merupakan pil yang mengandung hormon estrogen dosis tinggi yang hanya
diberikan untuk keadaan darurat saja, seperti kasus pemerkosaan dan kondom bocor.
Jenis kontrasepsi oral yang lain dan sudah tersedia, namun masih terbatas antara lain:
1) Mifepristone.
Mifepristone adalah alat kontrasepsi oral harian yang mengandung anti progesteron yang
digunakan dalam uji klinis penelitian.
2) Ormeloxifene.
Ormeloxifene dikenal juga sebagai centchroman adalah alat kontrasepsi oral yang berupa
modulator reseptor estrogen yang digunakan 1-2 kali per minggu dan hanya tersedia di India.

33

II. Suntikan
Kontrasepsi suntikan kombinasi mengandung 25mg DMPA dan 5mg Estradiol sipionat,
diberikan IM sebulan sekali (cyclofem), 50 mg Noretindron enantat dan 5 mg Estradiol
valerat, diberikan IM sebulan sekali.
Sedangkan kontrasepsi suntikan progestin mengandung 150 mg DMPA diberikan setiap 3
bulan secara IM, depo noretisteron enantat (depo noristerat) mengandung 200 mg
noretindrone enatat, diberikan setiap 2 bulan secara IM
Cara kerja
A. Menekan ovulasi
B. Mengkentalkan lendir
C. Perubahan pada endometrium
Yang tidak boleh menggunakan
A. Hamil atau diduga hamil
B. Menyusui postpartum < 6minggu
C. Perdarahan pervaginam yang belum jelas
D. Penyakit hepatitis
E. Usia > 35 tahun yang merokok
F. Riwayat stroke dgn tekanan darah tinggi
G. Riwayat kelainan tromboemboli dgn DM > 20 tahun
H. Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau migraine
I. Keganasan payudara
Waktu mulai
A. Dalam waktu 7 hari siklus haid
B. Jika > hari ke 7, tidak boleh koitus atau menggunakan pelindung selama 7 hari
C. Bila haid (-), pastikan tidak hamil, diberikan setiap saat, tidak boleh koitus atau
menggunakan pelindung selama 7hari
D. Pascapersalinan 3minggu, tidak menyusui
E. Beralih dari kontrasepsi hormonal, diberikan sesuai dengan jadwal
F. Beralih dari kontrasepsi non hormonal, dapat diberikan segera atau menunggu saat haid
III.Sub-kutis/bawah kulit : Implant
Norplant adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandung levonorgestrel yang dibungkus
dalam kapsul silastic-silicone dan disusukkan dibawah kulit sebanyak 6 kapsul dan masingmasing kapsul panjangnya 34 mm dan berisi 36 mg levonorgestrel. Setiap hari sebanyak 30
mcg levonorgestrel dilepaskan ke dalam darah secara difusi melalui dinding kapsul.

34

Levonorgestrel adalah suatu progestin yang dipakai juga dalam pil KB seperti mini-pill atau
kombinasi atau pun pada AKDR yang bioaktif. 5
Mekanisme kerja
-

Mengentalkan lendir serviks uteri sehingga menyulitkan penetrasi sperma.

Menimbulkan perubahan-perubahan pada endometrium sehingga tidak cocok untuk


implantasi zygote.

Pada sebagian kasus dapat pula menghalangi terjadinya ovulasi.

Efek kontrasepsi norplabt merupakan gabungan dari ketiga mekanisme kerja tersebut di
atas. Daya guna norplant cukup tingi. Efektivitas antara 0,3 0,5 /100wanita/tahun.

Keuntungan
1. Cara ini cocok untuk wanita yang tidak boleh menggunakan obat yang mengandung
estrogen
2. Perdarahan yang terjadi lebih ringan
3. Tidak menaikkan tekanan darah,
4. Resiko terjadinya kehamilan ektopik lebih kecil jika dibandingkan dengan
pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR).
5.

Selain itu cara Norplant ini dapat digunakan untuk jangka panjang ( 5 tahun dan
bersifat reversibel. Menurut data-data klinis yang ada dalam waktu satu tahun
setelah pengangkatan Norplant, 80 % sampai 90 % wanita daat menjadi hamil
kembali.

Efek samping
1. Gangguan pola haid, seperti terjadinya spotting, perdarahan memanjang atau lebih
sering berdarah ( metrorrhagia ),
2. Amenore,
3. Mual-mual, anoreksia, pening, sakit kepala,
4. Kadang-kadang terjadi perubahan pada libido dan berat badan.
5. Timbulnya jerawat.
6.

Oleh karena jumlah progestin yang dikeluarkan ke dalam darah sangat kecil, maka
efek samping yang terjadi tidak sesering pada penggunaaan KB.

Indikasi

35

a. Wanita-wanita yang ingin memakai kontrasepsi untuk jangka waktu yang lama
tetapi tidak bersedia menjalani kontap atau menggunakan AKDR
b. Wanita-wanita yang tidak boleh menggunakan pil KB yang mengandung estrogen
Kontraindikasi
1. Kehamilan atau disangka hamil
2. Penderita penyakit hati
3. Kanker payudara
4. Kelainan jiwa ( psikosis, neurosis ),
5. varikosis
6. Riwayat kehamilan ektopik
7. Diabetes mellitus
8. Kelainan kardiovaskuler.
Waktu Pemasangan
Sewaktu haid berlangsung atau masa pra-ovulasi dari siklus haid, sehingga
adanya kehamilan dapat disingkirkan.
Macam-macam
- Norplant 6 batang
- Norplant 2 batang
- Impanon /Norplant 1 batang
D. Kontrasepsi Mantap
I.
Sterilisasi perempuan / Tubektomi
Dengan mengoklusi tuba falopii (mengikat dan memotong atau memasang cincin),
sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum. 1
Manfaat
Kontrasepsi

Sangat efektif (0,2-4 kehamilan per 100 perempan selama tahun pertama
penggunaan)

Permanen

Tidak mempengaruhi proses menyusui (breast feeding)

Tidak bergantung pada faktor senggama

Pembedahan sederhana dapat dilakukan dengan anastesi lokal


36

Tidak ada efek samping dalam jangka panjang

Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual (tidak ada efek pada produksi hormon
ovarium.

Nonkontrasepsi

Berkurangnya resiko kanker ovarium.

Sebaiknya tubektomi sukarela dilakukan pada wanita yang memenuhi syarat berikut:
1. Umur termuda 25 tahun dengan 4 anak hidup
2. Umur sekitar 30 tahun dengan 3 anak hidup
3. Umur sekitar 35 tahun dengan 2 anak hidup
Yang sebaiknya tidak menjalani tubektomi

Hamil (sudah terdeteksi atau dicurigai)

Perdarahan vaginal yang belum jelas penyebabnya

Infeksi sistemik atau pelvik yang akut

Belum memberikan persetujuan tertulis

Kapan Dilakukan

Setiap waktu selama siklus menstruasi apabila diyakini secara rasional pasien
tersebut tidak hamil.

Hari ke-6 hingga ke-13 dari siklus menstrasi (fase proliferasi)

Pasca persalinan:

minilap: didalam waktu 2 hari atau setelah 6 minggu atau 12 minggu

laparoskopi: tidak tepat untuk klien-klien pasca persalinan

Pasca keguguran:
-

Trismester I: dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi pelvik
(minilap atau laparoskopi)

Trismester II: dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi pelvik
(minilap saja)

II.

Vasektomi

37

Pengikatan / pemotongan vas deferens kiri dan kanan pad pria untuk mencegah
transport spermatozoa dari testis melalui vasa ke arah uretra. Dilakukan dengan cara
operasi, dapat dengan operasi kecil atau (minor Surgery)

Gambar 6. Vasektomi
Seorang yang telah mengalami vasektomi baru dapat dikatakan betul-betul steril
jika dia telah mengalami 8-12 kali ejakulasi setelah vasectomy. Oleh karena itu sebelum
hal tersebut diatas tercapai, yang bersangkutan dianjurkan pada saat koitus memakai
kontrasepsi lain. 1
Komplikasi vasektomi antara lain adalah infeksi pada sayatan, reasa nyari,
terjadinya hematoma karena perdarahan kapiler, epididimitis dan granuloma. 4
Kegagalan vasektomi dapat terjadi oleh karena terjadi rekanalisasi spontan, gagal
mengenal dan memotong vas deferens, tidak diketahui adanya anomali vas deferns
misalnya ada 2 vas deferens pada kanan atau kiri, koitus dilakukan sebelum kantong
seminalnya batul-betul kosong.

38

BAB III
KONTRASEPSI PASCAPERSALINAN DAN PASCAKEGUGURAN

A. Metoda kontrasepi pasca persalinan


Semua metoda kontrasepsi bisa diberikan pada ibu pada masa pascapersalinan. Waktu
untuk memulai suatu kontrasepsi tergantung dari status menyusui ibu. Metoda yang bisa
digunakan jika pasangan melakukan hubungan seksual meskipun segera setelah melahirkan
adalah : Spermisida, Kondom, Koitus interuptus. 1
1. Wanita menyusui
Wanita yang menyusui tidak perlu menggunakan kontrasepsi pada 6 minggu pasca
persalinan dan

6 bulan jika mereka menggunakan MAL. Gambar berikut menunjukkan

waktu yang direkomendasikan untuk memulai kontrasepsi pada wanita menyusui.

Gambar 1. Metoda kontrasepsi pada wanita menyusui


2. Wanita tidak menyusui
Meskipun sebagian besar wanita yang tidak menyusui akan mendapat haid
dalam 4-6 minggu pascapersalinan, hanya 1/3 dari menstruasi pertama yang terjadi
ovulasi dan hanya sebagian kecil yang terjadi kehamilan.

39

Gambar 2. Metoda kontrasepsi pada wanita yang tidak menyusui


Metode

Waktu pascapersalinan

Ciri-ciri khusus

kontrasepsi
MAL

Mulai segera pasca persalinan.


Efektivitas tinggi sampai 6 bulan
pascapersalinan dan sebelum haid

Manfaat kesehatan bagi ibu dan


bayi
Memberikan waktu untuk memilih
metode kontrasepsi yang lain

pill
kombinasi

Jika menyusui:
jangan dipakai sebelum 6-8minggu
pascapersalinan.
Sebaiknya tidak dipakai dalam 6
minggu- 6 bulan pasca persalinan
Jika pakai MAL, tunda sampai 6

Kontrasepsi kombinasi dapat


mengurangi ASI dan
mempengaruhi tumbuh-kembang
bayi.
Kontrasepsi kombinasi dapat
meningkatkan masalah
pembekuan darah.

bulan
Jika tidak menyusui dapat dimulai

3 minggu pascapersalinan
Mini pill

Jika menyusui, jangan digunakan


sebelum 6 minggu

Selama 6 minggu
pascaperalinan, progestin
mempengaruhi tumbuh40

Jika tidak menyusui dapat segera

kembang bayi

digunakan
Jika dengan MAL, dapat ditunda
samapi 6 bulan
Jika tidak menyusui >6 minggu
pascapersalinan atau sudah dapat
haid, dapat dimulai setelah yakin
tidak hamil
AKDR

Dapat dipasang lansung, sewaktu


SC, atau 4b jam pasca persalinan

Tidak ada pengaruh


terhadap ASI

Jika tidak, insersi ditunda sampai


4-6 minggu
Jika sudah haid, insersi dilakukan
setelah yakin tidak hamil.
Tubektomi

Dapat dilakukan dalam 48 jam


pascapersalinan
Jika tidak, tunda sampai 6 minggu
pasca persalinan

Tidak ada pengaruh terhadap


ASI
Minilaparatomi pascapersalinan
paling mudah dilakukan dalam
48jam pascapersalinan

B. KONTRASEPSI PASCA ABORTUS


Kontrasepsi pasca abortus dapat segera dimulai segera karena ovulasi dapat terjadi 11 hari
sesudah terapi abortus. 5,6
Metode

Waktu mulai

Ciri-ciri khusus

kontrasepsi
Pill
kombinasi

Segera dimulai

Dapat segera dimulai


walaupun terdapat infeksi

41

Mini pill

Sangat efektif

Suntikan

Langsung efektif

kombinasi

Mengurangi anemia

Implan
AKDR

Trismester I
AKDR dapat langsung dipasang bila
tidak ada infeksi
Tunda pemsangan hingga infeksi
sembuh, perdarahan diatasi, anemia
teratasi
Bila ada infeksi tunda hingga 3 bulan
infeksi teratasi

Kondom/

Mulai segera sewaktu berhubungan

Metode sementara

spermisida
KB alamiah

Tidak dianjurkan

Tubektomi

Dapat segera dilakukan, kecuali bila


terjadi perdarahan yang banyak

Minilaparatomi;
TS I, sama dengan waktu
interval
TS II, sama dengan
pascapersalinan

42

BAB IV
KESIMPULAN
Kontrasepsi ialah suatu usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan. Dan
usaha usaha pencegahan itu dapat bersifat sementara, dapat juga bersifat permanent.
Dalam hal ini setiap calon peserta KB (akseptor KB) bebas dalam menentukan dan
memilih jenis alat dan obat kontrasepsi yang paling cocok untuk dirinya.
Untuk dapat memilih mana alat atau obat kontrasepsi yang kiranya cocok untuk
mereka baik dalam hal rasionalitas, efektivitas dan efisiensi, maka masyarakat harus dapat
memperoleh informasi yang benar, jujur, dan terbuka mengenai kelebihan, kekurangan, efek
samping, dan kontrasindikasi dari masing-masing alat atau obat tersebut dari para
penyelenggara KB tersebut.
Ada pun maksud dan tujuan dari program KB tersebut ialah untuk mengendalikan laju
pertumbuhan penduduk, yang pada gilirannya akan berkontribusi pada peningkatan Sumber
Daya Manusia pada umumnya dan untuk menciptakan keluarga yang sehat, sejahtera dan
harmonis pada khususnya.

43

DAFTAR PUSTAKA
1. Saifuddin A B. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Edisi kedua. Jakarta;
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2006.
2. Wiknjosastro H. Ilmu Kandungan. Edisi kedua cetakan ketiga. Jakarta; Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2002
3. Cunningham F G, Gant NF. Williams Obstetri. Edisi ke-21.Volume 2. Jakarta;
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2006
4. Saifuddin A B. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Edisi pertama.cetakan
kedua. Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2001
5. Sarwono. Kontrasepsi; Dalam Ilmu Kandungan. Jakarta; Yayasan Bina Pustaka
sarwono; 2002.
6. Lesnewski R, Prine L Initiating Hormonal Contraception
www.aafp.org/afp

accessed from

7. Postpartum
Contraception
accessed
http://www.reproline.jhu.edu/english/6read/6multi/pg/ppc1.htm#Introduction

from

44

Anda mungkin juga menyukai