Anda di halaman 1dari 18

Tinjauan Pustaka

TERATOMA
Oleh:
Rezki Maulana D
Lisa Ramadhani
Ade Agustina Siahaan

Teratoma & Kista Dermoid 2012

DAFTAR ISI

Daftar isi.................................................................................................................................. ..1


BAB I. PENDAHULUAN
I.1 Gambaran Umum ............................................................................................................2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1. TERATOMA ................................................................................................................5
II.1.1 Definisi....................................................................................................................5
II.1.2 Etiologi....................................................................................................................5
II.1.3Patofisiologi ............................................................................................................6
II.1.4 Epidemiolodi ..........................................................................................................6
II.1.5 Diagnosis ..............................................................................................................10
II.1.6 Stadium ................................................................................................................14
II.1.7 Penatalaksanaan ...................................................................................................15
BAB III. KESIMPULAN ........................................................................................................18
DAFAR PUSTAKA ................................................................................................................19

Teratoma & Kista Dermoid 2012


BAB I
PENDAHULUAN
I. 1 GAMBARAN UMUM

Teratoma adalah tumor sel germinal yang umumnya terdiri atas beberapa jenis sel yang
berasal dari satu atau lebih 3 lapisan germinal endoderm, mesoderm dan ektoderm.
Nomenklatur yang inkonsisten sering membingungkan mengenai berbagai subtipe dari
teratoma. Teratoma berasal dari bahasa yunani dari teras yang berarti monster, yang pertama
kali disebutkan oleh Virchow pada edisi pertama bukunya yang diterbitkan pada tahun 1863.
Teratoma dibagi dalam tiga kategori yaitu teratoma matur (jinak), teratoma imatur dan
teratoma monodermal dengan diferensiasi khusus tergantung dari kuantitas derajat jaringan
imatur menunjukan potensi timbulnya keganasan. Umumnya teratoma kistik adalah jinak dan
yang padat adalah ganas. Teratoma bervariasi dari bentuk yang jinak yaitu lesi kistik well
differentiated (mature) sampai bentuk yang solid dan maligna (immature). Teratoma imatur
merupakan keganasan tumor sel germinal ke tiga tersering setelah disgerminoma dan tumor
sinus endodermal. Selain itu, ada juga yang memiliki komponen tertentu (umumnya
squamous) yang mengalami transformasi maligna, namun jarang ditemukan.

Pada tahun 1831, Leblanc menciptakan istilah kista dermoid pada literatur kedokteran
hewan ketika dia berhasil mengeluarkan lesi menyerupai kulit pada dasar tengkorak kuda.
Baik teratoma dan dermoid, merupakan istilah yang masih digunakan dan sering kali dipakai
bergantian. Implikasi awal behawa elemen tersebut menyerupai kulit dengan pelengkapnya
yang tersusun atas dermoid, sementara teratoma tidak memiliki batas seperti itu. Dermoid
sekarang dikenal sebagai trigeminal dan mengandung berbagai jenis jaringan.

Teratoma & Kista Dermoid 2012

Pada kelompok yang membedakan diantara keduanya, dermoid adalah tumor dengan
susunan yang lebih rapi, yaitu dengan ektodermal yang well differentiated dan jaringan
mesodermal yang mengelilingi komponen endodermal. Teratoma, khususnya solid teratoma,
tidak tersusun dengan baik. Dengan demikian, derajat susunan, derajat diferensiasi selular,
struktur kistik membedakan antara dermoid dengan teratoma.

kistik teratoma dari ovarium yang memperlihatkan beberapa jenis jaringan

Kistik teratoma matur dari ovarium dengan rambut, materil sebasea, dan jaringan tiroid.

Teratoma & Kista Dermoid 2012


Pada pembelahan tumor berwarna abu-abu agak kemerahan dengan bagian perdarahan
dan nekrosis. Adanya rambut dapat ditemukan pada 2/5 kasus, gigi jarang ditemukan tetapi
tulang, tulang rawan dan kalsifikasi sering ditemukan. Walaupun komponen utama adalah
tumor padat tetapi adanya bagian yang kistik selalu ditemukan.

Teratoma & Kista Dermoid 2012


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 TERATOMA
II. 1.1 DEFINISI
Teratoma adalah tumor sel germinal yang umumnya terdiri dari beberapa jenis sel yang
berasal dari satu atau lebih dari 3 lapisan germinal endoderm, mesoderm, dan ekktoderm.
Teratoma berasal dari bahasa yunani yaitu teras yang berarti monster. Teratoma dibagi dalam
tiga kategori yaitu teratoma matur (jinak), teratoma imatur, dan teratoma monodermal dengan
diferensiasi khusus. Teratoma bervariasi dari bentuk yang jinak yaitu

lesi kistik well

differentiated (mature) sampai bentuk yang solid dan maligna (immature). Umumnya
teratoma kistik adalah jinak dan yang padat adalah ganas.
Teratoma imatur merupakan keganasan tumor sel germinal ke tiga tersering setelah
disgerminoma dan tumor sinus endodermal. Selain itu, ada juga yang memiliki komponen
tertentu (umumnya squamous) yang mengalami transformasi maligna, namun jarang
ditemukan.

II.1.2 ETIOLOGI
Keberadaan teratoma telah diakui selama berabad-abad, selama itu pula

asal

penyebabnya masih berupa spekulasi dan perdebatan. Dahulu masyarakat mempercayai


penyebabnya adalah karena menelan gigi dan rambut, kutukan dari penyihir, mimpi buruk,
atau berhubungan dengan setan. Teori yang paling banyak dipakai saat ini adalah
parthenogenik yang mengatakan teratoma berasal dari sel germinal primordial. Teori ini
didukung oleh distribusi anatomi dari tumor yaitu sepanjang jalur migrasi sel germinal
primordial dari kantung yolk pada gonad primitif. Linder dan rekan melakukan penelitian
dari teratoma kistik matur dari ovarium . Mereka menggunakan teknik sitogenetik canggih
untuk menunjukkan bahwa tumor ini berasal dari sel germinal dan timbul dari sel germinal
tunggal setelah pembelahan meiosis pertama.

Teratoma & Kista Dermoid 2012


II. 1. 3 PATOFISIOLOGI
Teratoma tersusun atas berbagai jenis sel parenkimal yang berasal lebih dari satu
lapisan germinal dan sering berasal dari ketiga lapisan. Tumor ini berasal dari sel-sel
totipoten, umumnya pada garis tengah atau paraxial. Lokasi yang paling sering adalah
sacrococcygeal (57%). Karena berasal dari sel totipoten, sehingga sering ditemukan di
kelenjar gonad (29%). Sejauh ini, lokasi gonad yang paling sering terjadi adalah pada
ovarium, disusul pada testis. Kista teratoma kadang muncul pada sequestered midline
embryonic cell rests dan bisa pada mediastinum (7%), retroperitonial (4%), cervical (3%) dan
intrakranial (3%) . Sel-sel berdiferensiasi sesuai lapisan germinal, yang terdiri dari berbagai
jaringan pada tubuh, seperti rambut, gigi, lemak, kulit, otot, dan jaringan endokrin.

II.1.4 EPIDEMIOLOGI
Frekuensi
Freksuensi 25% dari tumor sel germinal pada wanita usia dibawah 15 tahun dengan
usia median 19 tahun.
Teratoma sakrokoksigeal adalah tumor tersering pada bayi baru lahir, terjadi pada 1
kelahiran diantara 20.000-40.000 kelahiran.
Kista Teratoma matur terjadi pada 10-20% keganasan ovarium. Tumor ini merupakan
tumor sel germinal ovarium dan juga keganasan tumor tersering pada pasien dibawah 20
tahun. Sementara, kasus tumor bilateral terjadi pada 8-14% dari seluruh kasus.
Insiden tumor testikular pada pria adalah sebesar 2,1-2,5 kasus per 100.000 populasi.
Tumor sel germinal terjadi pada 95% tumor testikular setelah pubertas, tetapi teratoma jinak
testis jarang terjadi, hanya sebesar 3-5% dari jumlah kasus tumor sel germinal. Insiden tumor
testis pada anak prepubertal adalah 0,5-2 kasus per 100.000, dengan prosentase teratoma
matur sebesar 14-27%. Tumor ini merupajan tumor sel germinal kedua tersering pada
populasi in. Teratoma jinak dari mediastinum jarang, yaitu 8% dari seluruh kasusu tumor
pada daerah ini.
Teratoma sakrokoksigeal
Teratoma sakrokoksigeal sering terdiagnosis pada periode prenatal, dan komplikasinya
dapat muncul selama sebelum dan setelah kelahiran. Outcome setelah diagnosis antenatal

Teratoma & Kista Dermoid 2012


lebih buruk bila dibandingkan yang didiagnosis post natal dan dilakukan pembedahan serial,
dengan tingkat survival bervariasi dari 54-77%
Potensi komplikasi pada uterus meliputi polihidramnion dan perdarahan tumor, yang
menyebabkan anemia dan nonimmune hydrops fetalis. Bila terdapat .atrioventricular
shunting terjadi dalam tumor, hydrops dapat disebabkan high output cardiac failure.
Perkembangan hidrops adalah tanda yang buruk. Jika berkembang setelah gestasi 30
minggu, tingkat mortalitasnya adalah sebesar 25%. Bila telah ditemukan ada hidrops, proses
persalinan

direkommendasikan

sesegera

mungkin

setelah

maturitas

paru

terjadi.

Perkembangan hidrops sebelum gestasi 30 minggu memiliki prognosis yang lebih buruk,
dengan tingkat mortalitas 93%. Makin dkk. melaporkan bahwa intervensi pengobatan pada
masa antenatal dari hidrop fetalis tidak meningkatkan outcome dengan tingkat kematian 6
dari 7 kasus (86%). Hidrop dan prematuritas merupakan dua faktor yang menyebabkan
kematian dan prematuritas.
Morbiditas pospartum teratoma sakrokoksigeal adalah terkait dengan anomali
kongenital, masa dari tumor, kekambuhan yang terjadi, dan komplikasi intra dan pasca
operasi. Sepuluh sampai dua puluh empat persen teratoma sakrokoksigeal dihubungkan
dengan anomali kongenital lainnya, terutama defek pada daerah hindgut dan kloaka, yang
melebihi estimasi 2,5% pada populasi umum [14,15,3].
Pada salah satu studi serial yang meneliti 57 kasus teratoma jinak selama peride 40
tahun dari sebuah lembaga, 5 kasus kekambuhan dilaporkan. Pada kasus tersebut, hanya satu
kasus kekambuhan yang tidak memerlukan koksigektomi, dan terdapat satu kasus yang
semula dianggap tumor jinak dengan komponen immature ditemukan adanya karsinoma
embrional setelah eksisi ketiga. Pada penelitian ini juga, 3 pasien didapatkan mengalami
infeksi luka pasca operasi dan satu pasien mengalami pneumonia pasca operasi. Tingkat
survival keseluruhan adalah sebesar 95% dan tingkat morbiditas atau mortalitas konsisten
selama periode 40 tahun penelitian .
Pada penelitian yang lebih baru, 26 pasien didiagnosisi dengan teratoma jinak. Tujuh
dari 20 pasien dengan follow up jangka panjang mengalami perkembangan neuropati bladder
dan gangguan usus [15]. Sebuah penelitian longitudinal cross-sectional menemukan gejala
sisa pada masa anak-anak, membaik seiring berjalannya waktu, sementara gejala fungsional
yang dilaporkan pada masa dewasa adalah sama dengan populasi umum dan tidak meningkat
melebihi kelompok kontrol [16].
8

Teratoma & Kista Dermoid 2012


Teratoma ovarium
Komplikasi dari teratoma ovarium meliputi torsi, ruptur, infeksi, anemia hemolitik, dan
degenerasi maligna
Torsi adalah penyebab morbiditas utama, terjadi pada 3-11% kasus. Beberapa
penelitian menunjukkan bawa peningkatan ukuran tumor berhubungan dengan peningkatan
risiko torsi [2,17].
Ruptur dari teratoma kistik memang jarang dan mungkin spontan atau terjadi karena
torsi. Banyak laporan penelitian menyebutkan bahwa tingkat kejadian ruptur kurang dari 1%
[2,1], meskipun penelian oleh Ahan dkk. melaporkan bahwa terjadi pada 2,5% dari 501
pasien yang diteliti [18]. Ruptur dapat terjadi tiba-tiba, menyebabkan shock atau perdarahan
dengan chemical peritonitis acute. Kasus yang kronis bisa juga terjadi, yang akan
mneyebabkan peritonitis granulomatosa. Prognosisi setelah kejadian ruptur biasanya baik,
tetapi ruptur sering kali menyebabkan adanya perlekatan tebal.
Infeksi jarang terjadi dan terjadi kurang dari 1-2% kasus. Bakteri coliform merupakan
organisme yang sering terlibat [18, 17].
Anemia hemolitik autoimmune telah dihubungkan dengan kasus teratoma kistik matur.
Pada kasus ini, pengeluaran tumor menyebabkan kesembuhan dari gejala ini. Teori yang
membelakangi mekanisme patogenesis dari kejadian ini adalah (1) zat dari tumor yang
merupakan antigen bagi host, sehingga menyebabkan pembentukan antibodi yang bereaksi
silang dengan sel darah merah host, (2) adanya produksi antibodi dari tumor yang secara
langsung melawan sel darah merah host, (3) terlapisnya sel darah merah oleh substansi tumor
sehingga menyebabkan perubahan antigenisitas sel darah merah. Dalam lingkup ini, imejing
radiologis dari pelvis diperlukan pada kasus anemia hemolitik refrakter [19,20].
Pada bentuk yang asli, teratoma kistik matur ovarium umumnya selalu jinak, namun
sekitar 0,2-2% kasus mengalami transformasi maligna pada salah satu komponennya, yang
seringkali adalah sel skuamos. Prognosis pasien dengan degenerasi maligna umumnya buruk
namun tergantung dari stadium dan jenis sel yang mengalami degenerasi [2,21].

Teratoma testis

Teratoma & Kista Dermoid 2012


Teratoma testis terjadi pada anak-anak dan dewasa, tetapi insiden dan perjalanan
penyakitnya sangat berbeda. Teratoma murni tersusun atas 38% tumor sel germinal pada bayi
dan ank-anak, tetapi hanya 2% saja setelah pubertas. Pada anak-anak, biasanya bersifat jinak,
sementara pada remaja dan dewasa sering kali mengalami metastase [22,23]. Oleh karena,
tidak adanya metastase pada kasus prepubertas, maka morbiditas terbatas pada komplikasi
pembedahan dan pascaoperasi.
Selama dan setelah pubertas, semua teratoma dianggap ganas karena meskipun
teratoma matur (yang secara histologis komponennya matur) dapat mengalami metastasis ke
kelenjar getah bening retroperitonial atau pada tempat lain. Tingkat metastasis bervariasi dari
29-76%. Morbiditas dihubungkan dengan pertumbuhan dari tumor, yang dapat menginvasi
atau mengobstruksi struktur lokal, sehingga menjadi tidak dapat direseksi. Sekitar 20%
pasien mengalami kekambuhan selama periode pengawasan [22].

Teratoma mediastinum
Teratoma matur mediastinum, merupakan tumor sel germinal mediastinum, adalah lesi
yang jinak. Tumor ini tidak memiliki potensi ganas seperti yang diamati pada teratoma testis
dan dapat disembuhkan dengan reseksi surgikal saja. Oleh karena letak dari lesi ini, maka
sumber morbiditas seringkali terkait dengan komplikasi intraoperasi dan pascaoperasi [24].

Jenis Kelamin
Teratoma sakrokoksigeal sering terjadi pada wanita daripada pria, dengan rasio wanita
dibandingkan pria 3-4:1. Sebagian besar laporan menyebutkan tidak ada predileksi seksual
pada teratoma medastinal. Kecuali, teratoma testikular, 75-80% teratoma terjadi pada
wanita .
Umur
Lokasi dari teratoma berhubungan dengan usia.

Pada bayi dan awal anak, lokasi paling sering adalah ekstragonadal, sedangkan teratoma
setelah anak-anak umumnya terjadi pada gonad.

Teratoma kistik ovarium dapat terjadi pada usia berapapun, meskipun seringkali pada
masa reproduksi. Insiden tersering pada usia 20-40 tahun.
10

Teratoma & Kista Dermoid 2012

Teratoma testikular dapat muncul pada usia berapapun tetapi lebih sering terjadi pada
masa bayi dan anak-anak. Pada dewasa, teratoma tetikular murni jarang terjadi, hanya 23% dari tumor sel germinal.
Teratoma mediastinum dapat muncul pada usia berapapun tetapi seringkali pada usia

20-40 tahun.

II.1. 5 DIAGNOSIS
Anamnesa
Teratoma Sacrococcygeal

Teratoma Sacrococcygeal dapat didiagnosis antenatal selama pemeriksaan USG rutin


atau saat ibu muncul dengan gejala klinis seperti ukuran kehamilan lebih besar daripada usia
kehamilan atau polihidramnion.
Mereka yang tidak terdiagnosis pada masa antenatal menunjukkan 2 pola.. Pola yang
paling umum adalah pada masa neonatus, yang hadir dengan tumor berukuran besar
umumnya jinak menonjol di daerah sakral yang terlihat setelah lahir. Pola yang lebih jarang,
pada bayi baru lahir mungkin hanya menunjukkan bokong yang asimetris atau muncul ketika
berusia 1 bulan sampai 4 tahun dengan tumor presakral yang dapat mencapai panggul. Gejala
kandung kemih atau disfungsi usus mungkin muncul. Kelompok yang kedua berada pada
risiko lebih tinggi untuk keganasan.

Epignathus teratomatous besar didiagnosis dengan USG.

Teratoma ovarium:

11

Teratoma & Kista Dermoid 2012


Teratoma kistik Matur pada ovarium sering ditemukan secara tidak sengaja pada
pemeriksaan fisik, pada pemeriksaan radiografi, atau selama operasi abdomen. Teratoma
kistik dewasa dari ovarium seringkali asimptomatik. Gejala-gejala yang mungkin
muncul:

Nyeri perut biasanya konstan dan berkisar dari ringan sampai sedang. Torsi dan
ruptur akut biasanya akan menyebabkan nyeri yang hebat.

Teraba adanya massa atau pembengkakan

Perdarahan uterus abnormal. Diduga karena gangguan produksi hormon, namun


belum ada bukti histologis yang mendukung.
Gejala pada kandung kemih, gangguan pencernaan, dan sakit punggung

mungkin namun jarang terjadi

Sebuah teratoma 12-cm kistik ovarium matur sebelum eksisi.


Teratoma Testis

Seringkali uncul sebagai massa di skrotum yang tidak menimbulkan rasa sakit,
kecuali pada teratoma yang mengalami torsi. Dalam kebanyakan kasus, massa tegas atau
keras, tidak ada nyeri tekan, dan tidak bertransiluminasi. . Hidrokel sering dikaitkan
dengan teratoma di masa kecil. Pada pemeriksaan, testis mengalami pembesaran yang
difus, bukan nodular.

12

Teratoma & Kista Dermoid 2012

Sebuah karsinoma testis terdapat campuran tulang rawan kebiruan dengan warna
merah dan jaringan tumor putih. Secara mikroskopis terdiri dari teratoma, tetapi terdapat pula
daerah karsinoma embrional

Teratoma mediastinum
Sering tanpa gejala. Gejala yang muncul, berhubungan dengan efek mekanik

termasuk nyeri dada, batuk, dyspnea, atau gejala yang berkaitan dengan pneumonitis
berulang. Banyak pasien datang dengan temuan pernapasan, dan ditemukannya
trichoptysis yang patognomonik, atau batuk produktif yang mengeluarkan materil rambut
atau sebacea dapat terjadi jika massa dan trakeobronkial berhubungan. Gejala serius
lainnya adalah sindrom vena kava superior atau pneumonia lipoid. Teratoma
mediastinum kadang-kadang ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan foto thorak.
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium

Peningkatan serum alpha-fetoprotein (AFP) dan beta-human chorionic gonadotropin


(HCG) tingkat mungkin menunjukkan keganasan.
Radiologi

Pemeriksaan penunjang untuk teratoma sebagian besar radiografi, dan gambarannya


hampir sama meskipun pada lokasi yang bervariasi.
Jika teratoma ditemuan di dalam uterus, harus dilakukan pemeriksaan USG serial pada
janin untuk mengawasi kemngkinan terjadinya hidropfetaliss. Dalam kasus teratoma
sacrococcygeal, pemeriksaan USG dapat menunjukkan komponen kistik dan perluasan tumor
ke dalam pelvis atau abdomen, seperti yang digambarkan pada gambar di bawah. USG
13

Teratoma & Kista Dermoid 2012


menggambarkan pergeseran vesica urinaria dan rektum, dengan kompresi ureter yang
mengakibatkan hidronefrosis atau hydroureter

Epignathus teratoma
CT scan dari abdomen dan pelvis sebelum eksplorasi bedah lebih lanjut dapat
menggambarkan tumor sacrococcygeal.
Serupa dengan ultrasonografi, ajuvan CT scan berguna dalam mendiagnosa teratoma
ovarium dan dapat mendeteksi keterlibatan hepar dan kelenlar lymph dalam kasus maligna.
Dalam sebuah studi ultrasonografi transvaginal memiliki tinggi untuk membedakan teratoma
dari massa ovarium lainnya.
MRI dapat membedakan kepadatan lipid dengan cairan lain dan darah dan mungkin
sebagai pemeriksaan tambahan yang berguna untuk diagnosis teratoma ovarium, dengan
akurasi 99%.
Dalam kasus yang dicurgai teratoma mediastinum foto thorak anterior-posterior dan
lateral dpat memberikan informasi penting tentang ukuran dan lokasi massa. CT scan dan /
atau MRI lebih lanjut dapat memperjelas diagnosis dan juga sangat berguna dalam
menggambarkan batas-batas massa mediastinum, keterlibatan pembuluh darah yang
potensial, dan kehormatan.
Echocardiography dapat digunakan untuk menggambarkan efek fisiologis dari massa
mediastinum, seperti tamponade atau stenosis pulmonal, dan dapat digunakan untuk
memandu needle biopy. Fine needle biopsy dapat digunakan untuk membedakan massa
mediastinum jinak dan ganas pada 90% kasus.
14

Teratoma & Kista Dermoid 2012


Histologi

Dalam teratoma, bagian luar dari dinding tumor biasanya dilapisi dengan jaringan
aslinya. Rongga kista sering dilapisi dengan epitel skuamosa keratin dan biasanya berisi
banyak sebasea dan kelenjar keringat. Rambut dan kulit pelengkap lainnya biasanya
muncul. Kadang-kadang,

dinding

kista

dilapisi

oleh

epitel

bronkial

atau

gastrointestinal. Reaksi Giant-cell dapat dilihat di berbagai tumor dan mungkin, dalam kasus
teratoma intraperitoneal, menyebabkan pembentukan adhesi yang luas jika isi tumor
pecah. Jaringan ectodermal ditemui mungkin termasuk otak, glia, jaringan saraf, retina,
choroids, dan ganglia. Mesodermal jaringan diwakili oleh tulang, tulang rawan, otot polos,
dan jaringan berserat.

II.1.6 STADIUM
Secara mikroskopis dipakai sistem diferensiasi dari Norris yang dimodifikasi oleh
Robboy dan Scully:
Derajat 0 : Jaringan seluruh tumor
Derajat 1 : Sebagian besar jaringan imatur, terutama ganglia. Mitosis dapat ditemukan,
tetapi epitel neural tidak ditemukan atau terbatas pada 1 lapangan pandang
per slaid
Derajat 2 : Sebagian besar imatur dengan epitel neural 1-3 per slaid
Derajat 3: Jaringan imatur berat dengan epitel neural > 4 per slaid dan sering
menyerupai koriokarsinoma.
Departemen Bedah dari American Academy of Pediatrics, Altman dan rekan
melaporkan sistem penggolongan tipe teratoma Sacrococcygeal sebagai berikut:
Tipe I

: Sebagian besar adalah tumor eksternal, melekat pada tulang ekor, dan
mungkin memiliki komponen presacral kecil (45,8%).Tidak ada metastasis
dikaitkan dengan kelompok ini.

Tipe II : Tumor memiliki massa baik eksternal dan ekstensi panggul signifikan
presacral (34%) dan memiliki tingkat metastasis 6%.
Tipe III: tumor terlihat dari luar, tetapi massa yang dominan adalah panggul dan
intraabdominal (8,6%). Tingkat 20% dari metastase ditemukan dalam kelompok ini.
15

Teratoma & Kista Dermoid 2012


Tipe IV: lesi tidak terlihat dari luar tetapi sepenuhnya presacral (9,6%) dan memiliki
tingkat metastasis 8%.

II.1.7 PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan dari teratoma sebagian besar terapi bedah.
Teratoma Sacrococcygeal
Teratoma Sacrococcygeal yang didiagnosis sebelum lahir harus dipantau ketat.
Pada janin dengan tumor yang lebih besar, operasi Sectio caesarea harus dipertimbangkan
untuk mencegah distosia atau pecahnya tumor. Karena prognosisnya yang buruk
berhubungan dengan perkembangan hidropfetalis sebelum usia kehamilan 30 minggu,
menguntungkan bagi janin apabila dilakukan operasi uterus. Dalam kebanyakan kasus,
teratoma sacrococcygeal harus dilakukan reseksi electif pada minggu pertama kehidupan,
karena semakin lama dituda dapat meningkatkan tingkat keganasan.
Teratoma Ovarium
Teratoma kistik matur dari ovarium dapat dihilangkan dengan kistektomi sederhana
daripada salpingo-ooforektomi.
Meskipun degenerasi ganas sangat langka, kista harus dihilangkan secara keseluruhan,
dan jika elemen-elemen imatur ditemukan, pasien harus menjalani prosedur penggolongan
stadium standar.
Teratoma testis
Teratoma testis diobati dengan orchiectomy sederhana atau radikal. Baru-baru ini,
eksisi konservatif dengan enukleasi juga telah direkomendasikan pada masa prepubertas pada
testis. Resiko keganasan meningkat seiring pematangan testis.
Teratoma mediastinum
Teratoma matur dari mediastinum harus direseksi. Tumor mungkin melekat dengan
struktur sekitarnya, yang memerlukan reseksi dari perikardium, pleura, atau paru-paru. Bila
reseksi lengkap dapat menurunkan resiko kekambuhan.

16

Teratoma & Kista Dermoid 2012


BAB III
KESIMPULAN
Teratoma adalah tumor sel germinal yang umumnya terdiri dari beberapa jenis sel yang
berasal dari satu atau lebih dari 3 lapisan germinal endoderm, mesoderm dan ektoderm.
Pada teratoma Sacrococcygeal dapat didiagnosis antenatal selama pemeriksaan USG
rutin atau saat ibu muncul dengan gejala klinis seperti ukuran kehamilan lebih besar daripada
usia kehamilan atau polihidramnion. Pada teratoma ovarium dan testis sering asimptomatik
kecuali apabila tumor tertorsi atau ruptur dapat menimbulkan nyeri. Sedangkan pada teratoma
mediastinum gejala yang muncul, berhubungan dengan efek mekanik termasuk nyeri dada,
batuk, dyspnea, atau gejala yang berkaitan dengan pneumonitis berulang.
Penatalaksanaan dari teratoma sebagian besar terapi bedah. Pengangkatan tumor yang
lengkap dan baik dapat menurunkan resiko kekambuhan.

17

Teratoma & Kista Dermoid 2012


DAFTAR PUSTAKA
1. Sjamsuhidajat R., Wim de Jong. Buku ajar Ilmu Bedah, Edisi II. Jakarta : EGC, 2004.
2. Mitchell R, Kumar Vinay. Et.al. Buku saku Dasar Patologis Penyakit, Edisi 7. Jkarta
3. Chad

Hamilton,

MD.

Cystic

teratoma.

Januari

2012.

http://emedicine.medscape.com/article/281850-overview
4.

Robert

Schwartz,

MD,

MPH.

Dermoid

Cyst.

Febuari

2012.

http://emedicine.medscape.com/article/1112963-overview
5. Adkins E Stanton, MD. Pediatric Teratomas and Other Germ Cell Tumors Follow-up.

Desember 2011. http://emedicine.medscape.com/article/939938-followup


6. Dr. Herry Setya Yudha Utama, Sp.B MHKes FinaCS. Case Report and Literature

Review: Fetus in Fetu Laki-laki Hamil Selama 4 tahun. November 2011.


http://www.herryyudha.com/2011/11/case-report-and-literatur-review-fetus.html
7.

18

Anda mungkin juga menyukai