MODUL Hernia Umbilikalis
MODUL Hernia Umbilikalis
B. Waktu
(1) Tingkat pengayaan dimulai dari semester 1 sampai 3.
(2) Kegiatan magang diprogram pada semester 4 sampai 5.
(3) Kegiatan mandiri dimulai dari awal semester 6 sampai akhir masa pendidikan.
Jenis Penyakit
Hernia
umbilikalis
ICD
10
K42
Tahap I
Jumlah
kasus
minimum
Tahap II
PBD
(3bl)
Sem
1
Sem
2
Sem
3
Sem
4
Sem
5
Sem
6
Sem
7
Sem
8
Sem
9
K6
K6
K6
K6
P5.A3
P5.A3
P5.A5
P5.A5
P5.A5
P5.A5
G
2
M
3
Kompetensi yang harus dikuasai dalam setiap tahap ditandai dengan warna. Warna merah adalah tingkat pengayaan dan pengusaan materi (K6), warna kuning adalah tingkat magang dan pengusaan psikomotor, attitude (P2,A3); sedangkan warna
hijau adalah tingat mandiri dan penguasaan psikomotor dan attitude (P5,A5). G : Kegiatan magang M : Operasi
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik memahami dan mengerti tentang embriologi, anatomi
dan topografi daerah umbilikus, patogenesis hernia umbilikalis, mampu menegakkan diagnosis,
melakukan persiapan pra operatif, melakukan tindakan operasi hernia umbilikalis, serta perawatan
pasca operasi.
2. Tujuan Khusus
1.
2.
3.
4.
5.
50 menit
1 kali, telaah kepustakaan
1 kali
2 x 50 menit, diskusi kasus menyangkut diagnosis,
teknik operasi, penyulit, dsb
3 x ronde
Minimal 2 kasus
Minimal 3 kasus
E. Kompetensi
Jenis Kompetensi
Tingkat
Kompetensi
K6
K6
K6
P2
A3
K6
P5
A5
K6
P5
A5
F. Persiapan Sesi
(1) Materi kuliah pengantar berupa kisi-kisi materi yang harus dipelajari dalam mencapai kompetensi,
mencakup
a) Embriologi, anatomi dan topografi daerah umbilikus
b) patologi dan patogenesis hernia umbilikalis
c) Diagnosis, penanganan dan tehnik operasi hernia umbilikalis
d) Perawatan perioperatif dan mengatasi komplikasinya
(2) Presentasi teknik operasi
(3) Peralatan penunjang untuk materi (audio-visual)
G. Referensi
1.
2.
3.
4.
5.
Grosfeld JL, ONeill JA, Fonkalsrud EW, Coran AG. Congenital Defect of Abdominal Wall.
Pediatric Surgery 6th ed. Mosby Elsevier. 2006. p. 1157-1170
ONeill JA, Grosfeld JL, Fonkalsrud EW, Coran AG, Caldamore AA. Abdominal Wall Defect. Dalam Principles of Pediatric Surgery. 2nd ed. . Mosby Elsevier. 2005. p. 423-430
Ashcraft, Holcomb KW, Murphy GW, Patrick J. Congenital Abdominal Wall Defect. Dalam
Pediatric Sugery. 4th ed. Elsevier Saunders. 2005. p. 659-669
P. Puri, M. Holwarth. Hernias Inguinal, Umbilical,Epigastric, Femoral and Hydrocele. Dalam
Pediatric Surgery. Springer-Verlag Berlin Heidelberg. 2006. p. 139-152
Oldham, K T, Colombani, PM, Foglia, RP, Skinner, MA. Abdominal Wall Defect. Dalam
Principles and Practice of Pediatric Surgery, 4 th ed. Lippincott Williams & Wilkins 2005. p.
1104-1119
H. Gambaran Umum
Pada awal kehamilan, embrio terhubung dengan khorion (placenta) oleh mesoderm ekstraembrional di daerah umbilicus. Sedangkan ductus omphalomesentericus merupakan penghubung antara umbilicus dengan saluran cerna (ileum). Secara normal, ductus ini akan terobliterasi dan mengalami involusi pada minggu keenam. Hernia umbilicalis terjadi akibat kegagalan penutupan cincin fascia pada umbilicus. Cincin pada daerah umbilicus ini, sejalan dengan umur
dapat mengalami penutupan dan fascia padadaerah defek tersebut menjadi bertambah kuat sehingga tidak jarang didapatkan resolusi spontan pada mayoritas anak.
Dari anamnesa didapatkan tonjolan pada pusar ketika anak menangis. Sedangkan pada pemerik saan fisik ditemukan defek fascia di bawah tonjolan pada umbilicus. Diagnosis ditunjang dengan pemeriksaan tambahan yaitu USG.
Pengelolaan : observasi hingga usia 2 tahun, bila tidak terjadi penutupan spontan dilakukan repair
hernia umbilical.
I. Contoh Kasus
Seorang anak laki-laki, usia 2 tahun, datang dengan keluhan tonjolan di umbilikus, yang menonjol
terutama bila menangis, dan menghilang bila anak tidur.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan massa oval pada umbilikus dan mudah di dorong ke rongga abdomen,
defek fascia pada umbilicus.
Pertanyaan:
1. Apa kemungkinan diagnosis pada pasien ini?
2. Kapan sebaiknya dilakukan tindakan operasi?
J. Rangkuman
Hernia umbilikalis adalah kelainan pada dinding perut yang ditandai dengan adanya protursi dari isi
peritoneum ke defek fascia abdominis di daerah umbilicus. Cincin pada daerah umbilicus ini, sejalan
dengan umur dapat mengalami penutupan dan fascia padadaerah defek tersebut menjadi bertambah kuat
sehingga tidak jarang didapatkan resolusi spontan pada mayoritas anak. Pada awal kehamilan, embrio
terhubung dengan khorion (placenta) oleh mesoderm ekstraembrional di daerah umbilicus. Sedangkan
ductus omphalomesentericus merupakan penghubung antara umbilicus dengan saluran cerna (ileum).
Secara normal, ductus ini akan terobliterasi dan mengalami involusi pada minggu keenam. Hernia
umbilicalis terjadi akibat kegagalan penutupan cincin fascia pada umbilicus. Cincin pada daerah umbilicus ini, sejalan dengan umur dapat mengalami penutupan dan fascia padadaerah defek tersebut menjadi
bertambah kuat sehingga tidak jarang didapatkan resolusi spontan pada mayoritas anak.
Dari anamnesa didapatkan tonjolan pada pusar ketika anak menangis. Sedangkan pada pemerik
saan fisik ditemukan defek fascia di bawah tonjolan pada umbilicus.Diagnosis ditunjang dengan pemeriksaan tambahan yaitu USG.
Pengelolaan : observasi hingga usia 2 tahun, bila tidak terjadi penutupan spontan dilakukan repair
hernia umbilical.
K. Evaluasi
Tujuan Pembelajaran
Mampu menjelaskan embriologi, anatomi dan topografi daerah umbilikus
Mampu menjelaskan patologi dan patogenesis hernia
umbilikalis
Mampu menjelaskan dan membuat diagnosis hernia
umbilikalis
Mampu menjelaskan dan melakukan tindakan operasi pada
hernia umbilikalis
Mampu melakukan perawatan perioperatif dan mengatasi
komplikasinya
Metode Penilaian
Ujian lisan dan tulis
Ujian lisan dan tulis
Pengamatan, penilaian kompetensi,
diskusi, dan penilaian buku log
Pengamatan, penilaian kompetensi,
diskusi, dan penilaian buku log
Pengamatan, penilaian kompetensi,
diskusi, dan penilaian buku log
L. Instrumen Penilaian
1. Ujian Pretest
Ujian ini dilaksanakan pada awal stase dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mengacu
pada pengetahuan esensial yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan tindakan atau prosedur
yang diperlukan dan berperilaku sesuai dengan baku penatalaksanaan operasi.
3. Buku Log
Buku log merupakan buku yang mencatat semua aktivitas dari peserta didik, untuk menilai
secara objektif kompetensi yang didapat dari peserta didik. Buku log berisi daftar kasus
yang diamati, sebagai asisten ataupun yang dilakukan secara mandiri yang telah
ditandatangai oleh pembimbing. Masalah yang dijumpai pada kasus yang ada juga dicatat
dalam buku log. Selain itu buku log juga berisi kegiatan ilmiah yang dilakukan selama
pendidikan.
M. Materi Baku
1. Menegakkan diagnosis
a). Anamnesa : tonjolan yang keluar dari umbilicus saat bayi menangis
b.
Tehnik Operasi
Herniotomy umbilikal
Penderita dalam posisi supine dan dilakukan anestesi umum. Dilakukan tindakan aseptik dan
antiseptik pada lapangan operasi.Lapangan operasi ditutup dengan doek steril. Dilakukan sayatan
mengelilingi umbilikus sedekat mungkin dengan umbilikal sac. Sayatan diperdalam sampai dasar
umbilikal sac dan dieksisi bersama protuberensia kulit. Dilakukan penutupan fascia dengan
jahitan figur of eight. Dilakukan umbilicoplasty dengan jahitan benang absorbable continous
purse string.
3.
Pasca bedah
a). Pasien dipuasakan sampai bising usus positif.
b). Perawatan luka operasi
c). Komplikasi yang dapat terjadi perdarahan, infeksi luka operasi, dan hernia rekuren.
N. Algoritma :
Tidak ada.
KEGIATAN
I.
II.
III.
Penyelesaian
a. Memberitahukan dan menjelaskan keadaan pasien kepada keluarganya
b. Membuat laporan operasi dan instruksi pasca operasi
TANGGAL
KEGIATAN
I.
NILAI
PENDAHULUAN
1. Memberikan penjelasan dan ijin tindakan
2. Menetapkan indikasi operasi
3. Memahami data data preoperasi seperti klinis dan pemeriksaan fisik
6.
Sayatan diperdalam sampai dasar umbilikal sac dan dieksisi bersama protuberensia
kulit.
7.
8.
III. PENYELESAIAN
9.