politik kewarganegaraan belum berkembang menjadi budaya politik dominan. Terbukti rezim yang berkembang selama ini masih otoriter. Hal ini disebabkan budaya politik suatu negara tidak terlepas dari pengaruh nilai-nilai sosial yang ada di masyarakat.
Clifford Geertz, antropolog dari Amerika,
mengadakan penelitian mengenai budaya politik yang berkembang di Indonesia, (khususnya Jawa), yaitu: 1. Budaya Politik Abangan 2. Budaya Politik Santri 3. Budaya Politik Priyayi
Budaya Politik Abangan
Budaya politik yang menekankan pada aspek animisme atau kepercayaan kepada roh halus. Budaya ini dapat ditemui pada masyarakat PETANI era 60-an dengan tradisi selamatan.
Budaya Politik Santri
Budaya politik yang menekankkan pada aspek
agama (islam). Masyarakat tipe ini sudah menjalankan ibadah dan ritual agama islam. Selain itu politik budaya santri berpusat di tempat perdagangan atau pasar.
Budaya Politik Priyayi
Budaya politik yang menekankan pada keluhuran tradisi. Kelompok ini merupakan kebalikan dari budaya politik abangan, karena pada umumnya meraka adalah dari kalangan birokrat (pegawai pemerintah) yang intinya berpusat di kota.