Pneumatik Laporan
Pneumatik Laporan
FULL PNEUMATIK
PROYEK AKHIR
Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Diploma Tiga
Untuk mencapai gelar ahli madya
Disusun Oleh :
Nama
: Muh. Samsudin
NIM
: 5250303010
Program Studi
: Teknik Mesin D3
Jurusan
: Teknik Mesin
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2006
PENGESAHAN
Laporan Praktik Kerja Lapangan dengan judul SISTEM REM (BRAKE SYSTEM)
PADA MOBIL SUZUKI APV ini telah disahkan dan disetujui oleh Bengkel Suzuki
PT. SUN MOTOR PRPP Semarang dan Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Negeri Semarang pada:
Hari
Tanggal
Dosen Pembimbing
Pembimbing Perusahaan
Bengkel Suzuki Sun
Motor
Trisno Susanto
NIP : 131876223
Kepala Mekanik
Mengetahui
Ketua Jurusan Teknik Mesin
FT UNNES
Drs. Pramono
NIP. 131474226
ii
MOTTO:
1. Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu pengetahuan
maka Allah SWT akan memudahkan kepadanya jalan yang baik/surga (Htz
muslim).
2. Bersyukur atas segala karunia dan kenikmatan yang diberikan oleh Allah
SWT
3. Menjadi manusia yang berguna orang tua, agama, masyarakat, serta bagi
bangsa dan negara.
4. Keberhasilan tidak akan dinikmati tanpa adanya usaha dan pengorbanan
(Qs Anam:3)
PERSEMBAHAN:
1. Ayah dan Ibu tersayang yang senantiasa memberi dukungan kepada penulis
baik material dan spiritual demi kelancaran laporan ini.
2. Bapak Trisno yang selalu memberi bimbingan pada saat penulis mengadakan
PKL (praktek kerja lapangan)
3. Kedua adik dan kakakku tercinta.
4. Dian Puspita Sari tercinta yang selalu memberi semangat pada penulis.
5. Teman-teman yang membantu penulis demi kelancaran laporan ini.
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat serta hidayahNya, sehingga penulis dapat menyusun
laporan Praktek Kerja Lapangan ini. Laporan ini disusun sebagai realisasi
pertanggungjawaban saya setelah melaksanakan PKL (Praktek Kerja Lapangan) di
Bengkel Suzuki Sun Motor PRPP Semarang.
Terlaksananya PKL ini tidak lepas dari bantuan semua pihak antara
jurusan Teknik Mesin UNNES dengan Bengkel Suzuki Sun Motor PRPP Semarang.
Untuk itu dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Wirawan Sumbodo, MT yang membimbing saya dalam menyusun
laporan ini.
2. Bapak Drs. Pramono, Ketua Jurusan Teknik Mesin FT UNNES.
3. Bapak Imelda Tio, Presiden Direktur
Semarang.
4. Bapak Trisno, Kepala Mekanik Bengkel Suzuki Sun Motor PRPP Semarang yang
senantiasa membimbing penulis.
5. M Rohmad dan para mekanik, Bengkel Suzuki Sun Motor PRPP Semarang yang
telah membimbing penulis selama penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan
(PKL).
Di samping hal di atas penulis juga menyadari masih banyak kekurangan
dalam pembuatan laporan ini, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
sangat penulis harapkan. Semoga laporan ini bisa berguna bagi pembaca yang
budiman.
Semarang, 18 mei 2006
Penulis
iv
ABSTRAK
Muh. Samsudin, 2006, Sistem Rem (Brake System) Pada Mobil Suzuki
APV, Drs. Wirawan Sumbodo, MT, Laporan Praktik Kerja Lapangan, Teknik Mesin,
Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.
Sistem rem (Brake System) pada mobil adalah sangat penting karena rem
berfungsi sebagai alat untuk menghentikan laju kendaraan, serta untuk keamanan dan
kenyamanan bagi pengemudi dan orang lain. Sistem rem yang digunakan pada mobil
APV adalah rem cakram untuk ban depan dan rem tromol tipe leading and trailing
untuk ban belakang.
Komponen-komponen yang paling pokok dari mobil Suzuki APV adalah
Master silinder, Booster rem, Katup Pengimbang (P. Valve), Backing plate, Silinder
roda, Sepatu dan Kanvas rem, Tromol rem.
Praktek kerja lapangan ini bertujuan untuk menggali pengetahuan dan
ketrampilan yang ada di lapangan khususnya tentang sistem rem sebagai latihan
untuk mengatasi trouble shooting sistem rem pada mobil Suzuki APV. Selain itu kita
dapat melatih ketrampilan serta mengetahui lengkap tentang istilah dalam bengkel
dan mengatasi permasalahan secara langsung.
Dengan laporan ini diharapkan bisa menambah pengetahuan bagi pembaca
dalam masalah sistem rem pada mobil APV dan dapat digunakan sebagai wacana
yang bermanfaat bagi pembaca dan penulis khususnya.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.....................................................................................
PENGESAHAN ............................................................................................
ii
MOTTO ........................................................................................................
iii
iv
DAFTAR ISI.................................................................................................
vii
BAB I
BAB II
BAB III
PENDAHULUAN ......................................................................
E. Sistematika Laporan..............................................................
12
13
14
14
vi
BAB IV
15
17
18
E. Trouble Shooting...................................................................
30
PENUTUP...................................................................................
41
A. Kesimpulan ........................................................................... 41
B. Saran-saran............................................................................ 44
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 01 Prinsip Kerja Rem ......................................................................
15
16
18
19
20
21
22
23
24
25
25
26
27
27
28
33
33
34
19
36
viii
36
37
38
39
39
40
ix
BAB I
PENDAHULUAN
industri-industri
yang
menggunakan
sistem
pneumatik
dalam
menjalankan usahanya.
Salah satu teknologi itu adalah dengan otomatis berupa peralatan atau
mesin-mesin yang menggunakan sistem pneumatik. Pneumatik merupakan salah
satu teknologi yang menggunakan udara sebagai bahan baku yang diharapkan
mampu meningkatkan efisiensi yang sangat di butuhkan industri.
Akhir-akhir ini di industri-industri manufaktur maupun jenis industri yang
lain telah banyak dikembangkan peralatan sistem pneumatik dari industri yang
berskala menengah sampai pada industri yang berskala besar. Selain peralatan
yang sederhana juga memberikan keamanan dan keselamatan kerja. Pada sistem
pneumatik ini pemindah energinya menggunakan udara sehingga kebutuhan akan
energinya mudah didapatkan dan tidak merusak lingkungan dalam hal
pembuangannya.
Keuntungan
menggunakan
sistem
pneumatik
adalah
udara
dapat
mengembang dengan cepat dalam ruang yang sempit dan dalam waktu yang
singkat. Untuk menghasilkan udara bertekanan digunakan kompresor sebagai
pemadat udara sampai pada tekanan kerja yang diinginkan diantaranya biasa
terdapat pada penggerak pneumatik. Salah satunya adalah sistem stempel
otomatis full pneumatik yang menggunakan tiga silinder (tiga penggerak).
Penggunaan sistem stempel otomatis full pneumatik ini dipengaruhi oleh tekanan
udara. Dengan elemen ini diharapkan bisa digunakan dalam industri-industri
besar dan mampu menghasilkan kwalitas dan hasil stempel yang baik serta
berkwalitas.
Dengan latar belakang tersebut, penulis bermaksud membuat membuat alat
peraga dan menganalisa tentang sistem kerja sistem stempel otomatis full
pneumatik.
1.2 TUJUAN
Dalam penulisan proyek akhir ini secara spesifikasi mempunyai tujuan yaitu
sebagai berikut:
1.
2.
3.
1.3 MANFAAT
Manfaat yang hendak dicapai dalam pembuatan sistem stempel otomatis full
pneumatik ini adalah:
1.
Dapat menganalisis sistem kerja dari sistem stempel otomatis full pneumatik
dengan tiga silinder (tiga penggerak).
2.
3.
4.
Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi para pembaca yang sedang
dan meneruskan alat serupa sehingga menjadi alat yang sempurna.
BAB II
MEJA (STAND) PNEUMATIK DAN ANALISIS SISTEM KERJA
STEMPEL OTOMATIS FULL PNEUMATIK
Gergaji
f. Las listrik
b.
Meteran
g. Ampelas
c.
d.
Gunting plat
e.
Gerinda
Bahan yang digunakan dalam pembuatan pneumatik stand ini adalah
sebagai berikut:
a.
Besi L
c. Papan kayu
b.
Plat galvanis
2.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
3. Keselamatan kerja
Dalam setiap pengerjaan benda kerja harus memperhatikan keselamatan
kerja kita. Hal yang pelu diperhatikan dalam keselamatan kerja dalah sebagai
berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
d
b
c
c
b
4.
Stempel Otomatis
Stempel otomatis adalah suatu alat yang diciptakan untuk memberikan
suatu tanda tertentu pada sebuah benda kerja, selain itu stempel otomatis
bisa atur untuk pemakaian secara terus-menerus atau sekali jalan. Biasanya
sistem stempel otomatis ini digunakan pada inidustri-industri yang bertujuan
untuk menghasilkan hasil stempel yang berkualitas dan baik, selain itu
mampu menghasilkan hasil stempel yang sebanyak-banyaknya atau
semaksimal mungkin dengan waktu yang efisien.
5. ALur pendisainan benda kerja sistem stempel otomatis full pneumatik dengan
tiga penggerak ganda
f
g
Benda
f. Cekik
g. Silinder A
h. Silinder B
i. Silinder C
10
Cekik silinder A
Cekik silinder B
Silinder A
Silinder B
Katup 3/2
Cekik silinder C
Silinder C
11
6. Spesifikasi alat sistem stempel otomatis full pneumatik dengan tiga penggerak
ganda:
1. Dimensi: (1,35 x 0,1 x 0,85 x 0,05 x 0,0,05 x 0,05) m
2. Kompresor: a) Kompresor tipe torak resiprokal
b) Tekanan maksimal 10 bar
3. Katup penggerak ganda:
a) Silinder A
- Panjang langkah 75 mm
- Diameter silinder 20 mm
- Diameter batang torak 12 mm
b) Silinder B
c) Silinder C
4. Katup-katup (valve)
a) Katup 5/2 way (2 buah)
b) Katup 3/2 roll rever (2 buah)
c) Katup 3/2 dengan penekan manual (manual operated)
5. Unit pelayanan udara (Air service unit) yang terdiri dari penyaring udara
bertekanan (filter), pelumasan (lubrikator), pengatur udara (regulator),
pengukur udara bertekanan (manometer)
12
Katup pengontrol
satu arah (cekik)
Katup 5/2
Udara bertekanan
13
Cara kerja dari sistem stempel otomatis full pneumatik adalah dengan
menggunakan
(maju), B+ (maju) secara bersamaan, B- (mundur), A- (mundur), C+ (maju), C(mundur) yaitu: silinder A mendorong benda kerja, silinder B menyetempel benda
kerja dan silinder C mendorong benda kerja yang telah distempel ke tempat
penampungan.
14
B. SISTEM PNEUMATIK
Penggunaan komponen pneumatik sangat membantu dalam pelaksanaan
pekerjaan pemindahan benda dengan sistem otomatis. Saat ini sistem pneumatik
digunakan di berbagai industri mulai dari industri makanan, minuman, hingga
industri yang berskala besar seperti industri pesawat terbang maupun pesawat
ruang angkasa.
Pneumatik merupakan pengetahuan tentang udara yang bergerak. Istilah
pneumatik itu berasal dari kata pneuma yaitu dari bahasa yunani kuno yang
berarti hembusan (tiupan) atau bisa juga diartikan sebagai nyawa secara
philosophi. Dengan kata lain pneumatik berarti mempelajari tentang gerakan
angin (udara) yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan tenaga dan
kecepatan. Jadi penerapan sistem pneumatik dalam industri berarti penggunaan
udara sebagai bahan kerja dalam industri sebagai penggerak dan pengendali
mesin dan alat kerja. Pneumatik merupakan salah satu terapan dari ilmu mekanika
fluida yang tidak hanya meliputi aliran udara melalui suatu sistem saluran yang
berupa pipa atau selang, tetapi juga penggunaan udara bertekanan.
Tidak mustahil apabila menginginkan peralatan yang mempunyai efisiensi
yang
lebih
tinggi,
alat-alat
pneumatik
dalam
perangkat
kontrolnya
15
1.
2.
3.
4.
1.
dapat mengembang dengan begitu kuat dan cepat di ruangan yang sempit dalam
waktu yang relatif singkat. Juga oleh beberapa bukti yang nyata dalam berbagai
masalah untuk otomatisasi tidak ada media lain yang dapat dipakai secara lebih
mudah dan ekonomis. Sifat-sifat udara bertekanan yang sangat mencolok adalah :
1.
Jumlah
Angin ada di setiap kehidupan manusia jadi udara tersedia secara praktis
dimana saja untuk menghasilkan udara bertekanan dalam jumlah yang tidak
terbatas.
16
2.
Transport
Udara dapat mudah dialirkan lewat pipa-pipa. Bahkan pada jarak yang
cukup jauh pun tidak akan dapat berkurang dan tidak akan kembali ke
sumbernya (ke kompresornya).
3.
Penyimpanan
Untuk mendapatkan udara tidak perlu tidak perlu menghidupkan kompresor
secara terus-menerus. Udara dapat disimpan dalam tangki kompresor dan
pasti tahan lama.
4.
Suhu
Udara terkompresi tidak akan terpengaruh oleh perubahan suhu. Hal ini
akan menjamin saat pemakaian, bahkan pada saat suhu yang rendah
sekalipun.
5.
Tahan ledakan
Udara tidak terlalu memberi resiko terhadap letusan (menimbulkan api).
Jadi jelas murah biaya perlindungan melawan bahaya letusan.
Kebersihan
Penggunaan udara tidak akan menimbulkan pencemaran udara (polusi), dan
tidak akan membuat kotoran semacam kerak pada pipa-pipa saluran yang
biasanya dapat menyumbat aliran.
7.
Peralatan
Bentuk dan konstruksi dari komponen untuk mendapatkan dan pemanfaatan
udara cukup dibuat sederhana sehingga membuat relatif murah harganya.
17
8.
Kecepatan
Udara mempunyai kecepatan sangat tinggi untuk pekerjaan-pekerjaan
medium. Biasanya udara pada peralatan pneumatik memiliki kecepatan
kerja 1 m/dtk s/d 2 m/dtk.
9.
Pengaturan
Udara mempunyai fleksibilitas tinggi dengan komponen-komponen
pneumatik yang telah direkayasa maka akan didapatkan kecepatan udara
dan tenaga
Penggunaan
Penggunan udara bertekanan memerlukan persiapan yang baik. Kelembapan
udara dan debu (kotoran) supaya terjaga betul sehingga komponenkomponen peralatan pneumatik dapat tahan lama.
2.
Tenaga
Ada keterbatasan tenaga dari udara bertekanan. Hal ini tergantung dari
kecepatan dan tekanan kerja angin itu sendiri. Tekanan kerja angin (working
18
pressure) dalam peralatan pneumatik adalah 6,102 kg/cm2 (6 Bar atau 600
kPa atau 87 psi) dan (1 Bar = 14,5 psi)
3.
Kebisingan
Setiap komponen pneumatik khususnya lubang pembuangan angin diberi
peredam suara untuk menghindari dan mengurangi tingkat kebisingan
karena angin yang keluar dari tangki akan menimbulkan suara. Peredam
suara ini dikenal sebagai silencer.
4.
Pembiayaan
Biasanya untuk penyediaan udara dalam sistem pneumatik ini masih
dipandang masih sedikit lebih mahal.
Sumber energi
b.
c.
d.
19
a.
Kompresor
Penampung udara bertekanan (receiver) berfungsi untuk menstabilkan
b.
c.
Ukuran saluran
d.
e.
20
Jenis-jenis kompresor
Kompresor torak
gerak resiprokal
Kompresor
torak
Kompresor
diapragma
Kompresor rotari
baling-baling luncur
Kompresor torak
gerak rotari
Kompresor
sistem aliran
Kompresor
aliran radial
Kompresor
sekrup
Kompresor
aliran aksial
Roots Blower
baling kupu-kupu
21
udara diatur oleh katup masuk dan dihisap oleh torak yang gerakannya menjauhi
katup kemudian didorong kembali oleh torak. Pada saat terjadi pengisapan, katup
masuk terbuka dan katup buang tertutup.
22
b.
2.
3.
23
Selain itu untuk memperoleh kualitas udara yang baik juga perlu
memperhatikan beberapa aspek berikut, antara lain:
a.
b.
c.
d.
e.
2.
3.
4.
24
1).
1.
2.
Mangkuk cairan sebaiknya tembus pandang, tahan pecah, dan diberi kran
pembuangan
3.
4.
5.
25
Cara kerja dari sistem saringan udara adalah: udara masuk sringan, udara
kempaan baru mengalir melalui lubang putaran angin (1). Ini menyebabkan udara
yang masuk berputar terlebih dahulu. Gerakan sentrifugal menyebabkan butiranbutiran air dan benda-benda padat yang ikut terlempar melawan dinding dan
mangkuk saringan (2). Kotoran-kotoran mengalir dan akhirnya terkumpul
dibagian bawah mangkuk. Udara kempaan mengalir melalui dindingdinding
saringan (3) ke saluran luar. ukuran dari pada butiran-butiran kotor masih dapat
terbawa oleh udara tergantung pada lebar celah antara satu dengan lainnya pada
dinding saringan. Hal yang harus diperhatikan bahwa apabila cairan dan kotoran
(kondensat) yang terkumpul di bagian bawah mangkuk sudah tercapai pada tinggi
maksimum yang sudah ditentukan, maka cairan tersebut harus dikeluarkan. Hal
ini dapat dilakukan dengan memutar baut (4) searah jarum jam. Mangkuk
saringan harus sering dibersihkan dari butiran-butiran debu dan karat didalamnya.
Karena bila tidak demikian lubang-lubang laluannya akan tersumbat.
26
Keterangan:
1. Diafragma
2. Pegas
3. Baut penyetel
4. Tangkai katup
5. Pegas
6. Dudukan katup
7. Lubang saluran
27
perlengkapan atau penyetelan yang rendah dari pegas penekan (2) maka
pembebanan yang lebih besar pada diapragma menyebabkan pegas (3) tadi
terdorong ke bawah. Oleh sebab itu batang katup (4) melepas dudukan katup (6),
dan udara bertekanan dapat keluar bebas lewat lubang saluran (7). Udara
bertekanan akan terus keluar sampai tekanan yang diatur sebelumnya sudah
tercapai kembali.
28
Cara kerja alat ini adalah udara mengalir masuk ke pengatur tekanan lewat
lubang saluran P. Tekanan di dalam pipa yang melengkung Bourdon (2)
menyebabkan pipa memanjang. Tekanan lebih besar akan mengakibatkan belokan
radius lebih besar pula. Gerak perpanjangan pipa tersebut kemudian diubah ke
suatu jarum penunjuk (6) lewat tuas penghubung (3), tembereng roda gigi (4), dan
roda gigi pinion (5). Tekanan pada saluran masuk dapat dibaca pada garis
lengkung skala penunjuk (7). Prinsip pembacaan pengukuran tekanan manometer
ini adalah bekerja atas dasar prinsip analog.
4).
gesekan
memerlukan
pelumasan.
Untuk
menjamin
bagian-bagian
yang
bergesekan pada perlengkapan pneumatik dapat bekerja dan dipakai secara terusmenerus, maka harus diberikan pelumasan yang cukup. Jumlah tertentu dari
minyak pelumas (oli) ditambahkan ke udara bertekanan kemudian udara akan
bercampur dengan butiran-butiran oli ke bagian-bagian peralatan pneumatik yang
saling bergesekan.
Keuntungan pelumasan ini adalah:
1.
2.
3.
29
Keterangan:
1. Saluran masuk
2. Saluran keluar
3. Check valve
4. Pipa penaik minyak
5. Katup penghambat
saluran
6. Jembatan minyak
pelumas
7. Ruang tetes
8. Pembuluh
c.
KATUP (VALVE)
Katup pneumatik adalah perlengkapan untuk mengontrol ataupun pengatur ,
baik untuk mulai (start), berhenti (stop), arah aliran, tekanan aliran dari suatu
30
tekanan perantara yang di bawa oleh pompa hidro atau disimpan dalam suatu
bejana.
Katup-katup pneumatik secara garis besar dibagi menjadi lima kelompok
menurut fungsinya, yaitu:
a.
b.
c.
d.
e.
31
Jenis saluran
Sistem huruf
Sistem angka
A, B, C......
2, 4, 6........
Tenaga (pressure)
P (pressure)
R, S, T........
3, 5, 7.......
Kontrol/sinyal
X, Y, Z......
saat
pemasangan awal atau saat pembuatan konstruksi baru, atau mungkin untuk
pengecekan karena harus melakukan perbaikan. Hal ini sangat penting jika jumlah
katup-katup pada rangkaian pneumatik sangat banyak.
Jenis-jenis katup pengarah yang sering digunakan adalah:
a).
32
Pada saat katup pneumatik belum tertekan atau saat katup belum
teroperasikan, saluran A berhubungan dengan R, dan lubang P tertutup sehingga
tidak akan terjadi apa-apa. Katup ini akan bekerja dan memberikan reaksi pada
saat ujung batang piston (batang piston) sudah mendekat dan menekan pada
roller-nya. Pada saat roller-nya tertekan dari lubang P tersebut akan diteruskan
kesaluran A. Aplikasi nantinya adalah saluran A akan dihubungkan pada katup
pneumatik berikutnya. Jadi saluran A berfungsi sebagai pemberi sinyal kepada
katup pneumatik berikutnya.
Katup ini bekerja saat gerakan piston pada saat batang piston sudah
mencapai pada batas tertentu, maka katup ini disebut sebagai pembatas gerakan
yang berlebihan. Katup pneumatik pada dasarnya identik dengan saklar listrik,
maka katup ini disebut juga sebagai saklar pembatas.
b).
Fungsi dari katup ini adalah untuk mengatur atau mengontrol rangkian yang
membutuhkan satu atau lebih sinyal input secara bersamaan.
33
34
pengatur dan pengendali aliran udara bertekanan khususnya udara yang harus
masuk kedalam silinder pneumatik. Salah satu jenis katup pengontrol yaitu: katup
pengontrol aliran satu arah (one way flow control) dengan hasil aliran yang dapat
diatur besar-kecilnya hanya satu arah saja atau biasa disebut katup hambat bantu
(throttle orifice valve).
35
Katup pengontrol aliran satu arah (one way flow control) berfungsi sebagai
pengatur kecepatan aliran udara dimana udara yang akan lewat ke kanan dapat
dibuat tidak sama dengan kecepatan aliran udara yang akan lewat ke kiri.
Secara operasional fungsi dan prinsip dari katup hambat bantu adalah
sebagai pengatur kecepatan aliran udara yang akan masuk ke dalam silinder
pneumatik sehingga kecepatan gerak batang pistonnya dapat diatur sesuai
keinginan.
36
keluaran dikontrol oleh sistem kontrol dan aktuator bertanggung jawab pada
sinyal kontrol melalui elemen kontrol terakhir.
Macam-macam aktuator dalam pneumatik yaitu:
1. Silinder kerja tunggal (single acting cylinder)
Elemen kerja silinder kerja tunggal ini digerakkan hanya dari satu sisi arah
saja, sehingga hanya menghasilkan satu arah saja. Untuk gerakan baliknya alat ini
digerakkan atau dikembalikan oleh pegas yang telah terpasang di dalam silinder
tersebut, sehingga besarnya kecepatan tergantung dari pegas yang dipakai.
Panjang langkah silinder kerja tunggal ini terbatas dari pegas yang dipakai.
Pada umumnya jenis ini mempunyai panjang langkah kira-kira 100 mm
saja, biasanya digunakan untuk menjepit benda kerja (clamping), pemotongan,
pengeluaran, pengepresan, pemberian dan pengangkatan ringan.
37
Bahan piston dibuat dari plastik atau bahan yang cukup fleksibel, dipasang
pada torak yang terbuat dari logam, piston ini kebanyakan dilengkapi dengan
perapat (seal) untuk mencegah kebocoran udara yang dipakai. Pemakaian seal
dimaksudkan supaya perangkat torak dapat bergerak meluncur (sliding) pada
silindernya dengan baik.
2. Silinder kerja ganda (double acting cylinder)
Berbeda dengan silinder kerja tunggal, elemen ini dapat digerakkan dari dua
arah. Pada waktu langkah maju dan mundur dapat dipakai untuk kerja sehingga
dalam hal ini akan dapat digunakan semua langkah. Secara prinsip panjang
langkah torak tidak sampai mepet pada setiap ujungnya. Bahan piston dibuat dari
bahan fleksibel dan dipasang pada torak dari bahan logam.
38
Keuntungan dari silinder kerja ganda adalah bisa dibebani kedua arah
gerakan arah batang pistonnya. Ini memungkinkan pemasangan lebih fleksibel.
Gaya yang diberikan pada batang piston yang lebih besar untuk gerakan keluar
dari pada gerakan masuk. Karena efektif permukaan piston dikurangi pada sisi
batang piston. Silinder aktif adalah di bawah kontrol suplai udara pada kedua arah
gerakan. Pada prinsipnya panjang langkah silinder dibatasi.
a. Panjang langkah
Langkah silinder pneumatik tidak boleh lebih dari 2 (dua) meter,
karena berakibat dengan langkah yang panjang tekanan mekanik batang piston
dan bantalan menjadi terlalu besar. Untuk menghindari bahaya tekanan, diameter
batang piston pada langkah yang panjang harus sedikit lebih besar.
b. Kecepatan piston
Kecepatan silinder pneumatik bergantung pada beban, tekanan udara
yang ada, panjang saluran, penampang antara elemen kontrol terakhir dan elemen
kerja, dan juga jumlah aliran udara yang melalui elemen kontrol terakhir.
Kecepatan pun dipengaruhi oleh peredam akhir langkah.
Kecepatan piston rata-rata dari silinder standar berkisar antara 0,1-1,5
m/s. Silinder khusus biasa mencapai kecepatan sampai 10 m/s. Kecepatan piston
dapat diatur dengan katup pengontrol aliran satu arah dan dapat ditingkatkan
dengan katup pembuangan cepat, untuk penyiapan udara dan untuk mengetahui
biaya pengadaan energi, terlebih dahulu harus diketahui konsumsi udara pada
39
sistem. Pada tekanan kerja diameter piston dan langkah tertentu konsumsi
dihitung:
Konsumsi udara = perbandingan kompresi x luas bidang piston x panjang
langkah
1,031 + tekanan
Perbandingan kompresi =
.............................(1)
1,031
c. Gaya piston
Gaya piston yang dihasilkan oleh silinder bergantung pada tekanan udara,
diameter silinder, dan tahanan gesekan dari komponen perapat. Gaya piston
secara teoritis dihitung menurut rumus:
F = A x p ............................(2)
atau =
p.A
Faktual
................................(3)
Fteoritis
................................(4)
40
Keterangan: -
1 Kp = 9,81 N
- 1 bar = 100.000 Pa
- 1 bar = 10 5 N/m2
Tabel 2. komponen-komponen yang dipergunakan
No
Jenis Komponen
jumlah
1 buah
2 buah
1 buah
Alat stempel
1 buah
Katup 5/2
2 buah
6 buah
3 buah
Filter
1 buah
Regulator
1 buah
10
Manometer
1 buah
11
secukupnya
41
(maju), B+ (maju) secara bersamaan, B- (mundur), A- (mundur), C+ (maju), C(mundur) yaitu: silinder A mendorong benda kerja, silinder B menyetempel benda
kerja dan silinder C mendorong benda kerja yang telah distempel ke tempat
penampungan.
42
Katup pengontrol
satu arah (cekik)
Katup 5/2
Udara bertekanan
43
a.
44
Pada waktu sinder A (1.0) maju (A+) dan silinder B (2.0) maju (B+) secara
bersamaan, pada silinder B akan menyentuh sinyal (S1) dan (S2) dan
menyebabkan katup 3/2 (b1) aktif . udara akan keluar/melakukan kerja (2)
menuju sinyal/kontrol (1.2) pada katup 5/2 way yang kemudian udara akan
keluar/melakukan kerja (2) menuju silinder A yang sebelum menuju ke silinder A
udara di cabangkan lagi dengan pipa yang menghubungkan dengan silinder B
sehingga menyebabkan silinder A mundur (A) dn silinder B mundur (B) secara
bersamaan.
Pada saat silinder A (1.0) dan silinder B (2.0) maju, katup 3/2 (b1) aktif
karena sinyal pada katup 3/2 (S2) mendapat tekanan dari piston silinder B. Pada
katup 3/2 (b1) aktif dan udara keluar/melakukan kerja (2), udara dicabangkan
dengan katup 5/2 way menuju sinyal/kontrol (1.4) yang kemudian udara akan
keluar/melakukan kerja (4) menuju silinder C (3.0). Sebelum udara menuju ke
silinder C (3.0), udara melewati katup pengontrol satu arah (cekik) pada gerak
maju pada silinder C dengan pengaturan 50% (3.01). udara yang telah melewati
cekik selanjutnya akan langsung menuju silinder C (3.0) dan mengakibatkan
silinder C maju (C+).
Pada saat silinder C (3.0) maju (C+) piston akan melakukan gerak maju
(kebawah pada kenyataan rangkaian) dan menyentuh sinyal katup 3/2 (S3) dan
mengaktifkan katup 3/2 (c1). Udara dari katup 3/2 (c1) akan keluar/melakukan
kerja (2) menuju ke sinyal/kontrol (1.2) dan mengaktifkan katup 5/2. udara dari
katup 5/2 akan keluar/melakukan kerja menuju ke silinder C (3.0) yang
45
mengakibatkan silider C (3.0) mundur (C). Proses ini akan terus terjadi apabila
tombol pada katup 3/2 dengan tombol ditekan.
: 20 mm
= 0,020 m
= 0,012 m
= 0,1 m
: 100 mm
= (4.105 N/m2)
= (kali/menit)
:1
F = Pe . A.
46
0,8
4
5
Q = 2 0,000314 x 0,1 x 5
47
Q = 0,000314 m3/dtk
Q = 0,00052 liter/menit 0,00052 dm3/menit
Kecepatan silinder
V maju = 3,14 . 10 - 5
3,14 . 10 - 5
= 1 m/dtk
c)
V=S
t
Contoh perhitungan kecepatan dan debit udara pada putaran cekik pada
silinder C
Diketahui:
S = 100 mm = 0,100 m
D = 20 mm = 0,020 m
t = 2,75 detik
Vmaju = 0,1
2,75
= 0,036 m/dtk
Q maju = V.A
= V. 3,14.(0,020)2
4
= 0,036 . 0,000314
= 0,0000113 m3/detik
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan pengamatan serta analisis pada sistem stempel otomatis
full pneumatik maka dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Pada sistem pneumatik komponen pendukung sangat berpengaruh penting
dari hasil kerja sistem pneumatik itu sendiri
2. Tiap-tiap komponen pneumatik membutuhkan perawatan yang baik agar
komponen tersebut dapat berfungsi dengan baik dan dapat tahan lama (awet)
3. Pada tiap-tiap silinder memerlukan penyetelan cekik yang tepat agar proses
kerja dari sistem pneumatik dapat berjalan dengan baik dan lancar
4. Apabila terdapat kesalahan dalam pemasangan selang maka rangkaian
pneumatik tidak akan dapat berjalan
5. Gaya piston dapat di hitung dengan menggunakan rumus:
Fth = A x p
Efisiensi kerja silinder yaitu:
F
=
atau =
p.A
Faktual
Fteoritis
48
49
6. Peletakan katup rol 3/2 yang kurang tepat akan menyebabkan proses tidak
bekerja secara maksimal.
7. Silinder A dan silinder B bergerak secara bersamaan, tetapi silinder A
bergerak lebih dulu dikarenakan pada silinder A udara lebih cepat penuh dan
yang membedakan adalah panjang langkah kedua silinder tersebut.
8. Semakin banyak komponen dan panjang pendek saluran udara sangat
mempengaruhi jumlah tekanan masuk yang dibutuhkan untuk menggerakkan
sistem.
9. Pengaturan cekik antara silinder A dan silinder B berbeda, ini dimaksudkan
agar pergerakan antara silinder A dan silinder B dapat bergerak secara
bersamaan tetapi silinder A dapat bergerak lebih dulu daripada silinder B.
10. Hasil stempel akan baik jika seluruh komponen pada sistem pneumatik sesuai
pengaturannya.
50
B. Saran
1.
2.
3.
4.
Peletakan air service unit harus tegak agar dpat bekerja secara maksimal
5.
DAFTAR PUSTAKA
51
52
LAMPIRAN
53
Lampiran 1
54
lampiran 2
55
Lampiran 3