40
dan
besaran
lain
yang
mempengaruhi
harga
konstanta
kinetika
juga
membahas
energi
aktivasi
dalam
reaksi,
pembentukan kompleks intermediate, konstanta laju reaksi dan besaranbesaran yang mempengaruhinya. Dalam pandangan secara kinetika, maka
suatu senyawa dapat dikatakan sebagai suatu senyawa yang labil, atau
senyawa inert. Terkait dengan senyawa kompleks, Taube (1950) telah
mengklasifikasikan senyawa kompleks menjadi kompleks labil dan kompleks
inert berdasarkan laju pertukaran ligan kompleks tersebut. Kompleks yang
labil mengalami pertukaran ligan dengan cepat. Sebaliknya pada kompleks
inert, pertukaran ligan berlangsung dengan sangat lambat atau bahkan tidak
berlangsung sama sekali.
Karena
tinjauan
yang
digunakan
dalam
aspek
kinetika
dan
41
yang labil. Sebaliknya, suatu kompleks yang tidak stabil mungkin saja
merupakan kompleks inert.
Stabilitas suatu senyawa bergantung pada energi reaksinya, sedangkan
labilitas senyawa bergantung pada energi aktivasi dari senyawa tersebut.
ML,
K1 =
[ML]
[M][L]
ML + L
ML2,
K2 =
[ML2]
[ML][L]
. ..
MLn-1 + L
MLn
..
Kn =
[MLn]
[MLn-1][L]
dinyatakan
secara
berturutan
seperti
di
atas,
tahapan
ML,
1 =
[ML]
[M][L]
M + 2L
ML2,
2 =
[ML2]
[M][L]2
. ..
..
MLn
42
n =
[MLn]
[M][L]n
K2 = [ML2]
[M][L]
K3 = [ML3]
[ML][L]
[ML2][L]
Perhatikan bahwa :
3 = [ML3]
[M][L]3
[ML]
[M][L]
[ML2]
[ML][L]
[ML3]
[ML2][L]
3 = K1 x K2 x K3
Berarti:
n = K1 x K2 x . x Kn
log n = log K1 + log K2 + .. + log Kn
Harga n merupakan ukuran dari stabilitas suatu senyawa kompleks.
Makin besar harga n, makin stabil kompleks tersebut.
Kadang-kadang dinyatakan 1/Kn sebagai konstanta instabilitas dari suatu
kompleks.
FAKTOR-FAKTOR
YANG
43
MEMPENGARUHI
STABILITAS
KOMPLEKS
Stabilitas dari suatu senyawa kompleks dipengaruhi dua faktor, yaitu
pengaruh dari ligan, dan pengaruh dari logam pusat kompleks tersebut.
A. Pengaruh Logam Pusat
Berikut ini beberapa sifat logam pusat yang menentukan stabilitas dari
suatu senyawa kompleks.
1. Ukuran dan Muatan Logam Pusat
Stabilitas kompleks umumnya menurun dengan kenaikan jari-jari ion
logam pusatnya. Perhatikan urutan stabilitas kompleks dengan logam
alkali sebagai ion pusat terhadap jari-jari ionnya sebagai berikut :
Li+ (r = 0,60) > Na + (r = 0,95) > K+ (r = 1,33 ) > Rb + (r = 1,48) >
Cs+ (r= 1,69)
Jika ditinjau dari muatan ion logam pusatnya, maka stabilitas
kompleks menurun seiring dengan penurunan muatan ion logam
pusat tersebut. Misalkan untuk ion Th 4+, Y3+, Ca2+ dan Na+, urutan
stabilitas kompleks dari logam tersebut dengan ligan yang sama
adalah sebagai berikut :
Th4+ (r = 0,95) > Y3+ (r = 0,93) > Ca2+ (r = 0,99) > Na+ (r = 0,95)
Jika kedua faktor tersebut (jari-jari ion dan muatan ion pusat)
digabungkan, maka secara umum dapat dilihat bahwa makin besar
perbandingan harga muatan (q) dan jari.jari (r) kation logam,
kompleks yang terbentuk akan semakin stabil. Hal ini dikarenakan
dengan harga q/r yang makin besar medan listrik dari logam pusat
semakin besar pula.
44
Li
Ca
2+
2+
Ni
Y3+
4+
Th
3+
Al
Be
2+
Jari-jari ion ()
q/r
0,60
1/0,60 = 1,6
0,99
2/0,99 = 2,0
0,72
2/0,72 = 2,97
0,93
3/0,93 = 3,22
0,95
4/0,95 = 4,20
0,50
3/0,50 = 6,0
0,31
2/0,31 = 6,45
Kestabilan meningkat
q/r meningkat
Logam Pusat
2. Faktor CFSE
Pada logam unsur-unsur transisi, adanya pemecahan orbital d yang
memberikan harga CFSE tertentu mempengaruhi stabilitas dari
kompleks yang terbentuk. Adanya CFSE akan meningkatkan
kestabilan kompleks, sehingga harga K maksimum dapat diramalkan
akan diperoleh pada kompleks dengan logam pusat yang memiliki
konfigurasi elektron d3 dan d8, karena konfigurasi ini akan
memberikan harga CFSE yang paling besar.
Secara umum, urutan stabilitas kompleks berdasarkan konfigurasi
elektron pada orbital d mengikuti urutan sebagai berikut :
d0 < d1 < d2 < d3d4 < d5 < d6 < d7 < d8 d9 < d10
Urutan d3 > d4 dan d8 > d9 akan terjadi pada kompleks dimana efek
Jahn-Taller cukup lemah dan kompleks memiliki bilangan koordinasi
6. Sedangkan urutan d3 < d4 dan d8 < d9 akan terjadi pada kompleks
dengan efek Jahn-Taller yang cukup kuat dan memiliki bilangan
koordinasi 4.
Efek dari faktor CFSE tersebut dapat diamati pada urutan stabilitas
kompleks dengan logam berikut :
Ion
Mn2+
Fe2+
Co2+
Ni2+
Cu2+
Zn2+
Jari-jari ion ()
0,91
0,83
0,82
0,78
0,69
0,74
d5
d6
d7
d8
d9
d10
Konfigurasi
elektron d
Urutan stabilitas
Mn2+ < Fe2+ < Co2+ < Ni2+ < Cu2+ < Zn2+
45
Logam golongan a
Logam golongan b
Urutan Kestabilan
F- > Cl- > Br- > IO >> S > Se> Te
N >> P > As > Sb > Bi
F- < Cl- < Br- < IO << S Se Te
N << P < As < Sb < Bi
46
47
kompleks.
Oleh
karena
itu,
ligan-ligan
yang
dapat
efek
resonansi,
adanya
resonansi
akan
meningkatkan
kestabilan
LATIHAN
Bab IV Kestabilan Senyawa Kompleks
1.
48