Anda di halaman 1dari 82

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN GUNUNG MAS


TAHUN 2014
BAB III
PROFIL SANITASI WILAYAH
Dalam Profil Sanitasi Wilayah yang termuat dalam Bab III ini yaitu adalah menjelaskan
beberapa hal yang berkaitan dengan kondisi rill sanitasi yang ada di Kabupaten Gunung Mas, lebih
jelasnya ada bebrapoa pokok persoalan sanitasi yang harus diangkat untuk menjadi perhatian bagi
pemerintah Kabupaten Gunung Mas. Untuk itu pembangunan sanitasi adalah langka besar dan
diharapkan juga menjadi langka nyata bahwa persoalan sanitasi merupakan hal yang harus
diselesaikan walau hal tersebut tidaklah mudah untuk dijalani dalam waktu yang singkat. Perlu

juga

kita ketahui bahwa sanitasi terkait dengan beberapa hal yang diantaranya adalah persoalan dalam
upaya penanganan drainase lingkungan, penyediaan air bersih, pengelolaan sampah serta sampai
dengan pembuangan air limbah yang berasal dari tingkat kepadatan rumah rumah tangga, selain itu
juga dikenal dengan PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat) telah menjadi hal yang harus dapat di serap
oleh masyarakat guna mengenal lebih jauh dan dapat diterima akan pentinganya pola kehidupan yang
bersih baik kebersihan lingkungan juga kebersihan dalam kehidupan sehari hari.
Dalam penyusunan sanitasi di butuhkan banyak data yang akurat guna pentingnya kita untuk
mengetahui sasaran pembangunan sanitasi itu sendiri dan juga selain itu perencanaan wilayah yang
akan di kelola, serta menghitung jumlah besaran biaya pembangunan untuk sanitasi, karena untuk itu
dibutuhkan kelengkapan data dari berbagai pihak yang ada di lingkup Satuan Kerja Pemerintah
Daerah (SKPD) Kabupaten Gunung Mas. Permasalahan sanitasi ini juga pemerintah daerah
Kabupaten Gunung Mas menuruh harapan besar kepada segenap lapisan masyarakat yang ada untuk
menyangkut perlikau hidup masyarakat untuk berkeinginan berubah untuk mengikuti pola hidup
bersih dan sehat agar pemerintah Kabupaten Gunung Mas tidak secara sia sia mempersiapkan
sarana dan parasana, begitu juga peran swata dan mayarakat ikut mengawasinya, sehingga anggaran
yang di persiapkan bisa tepat guna, tepat sasaran dan bisa dirasakan langsung oleh masyarakat
Kabupaten Gunung Mas.
Secara umum pola bermukima atau kehidupan masyrakat masih ada sebagain besar berada di
sepanjang pinggiran sungai, khususnya sungai Kahayan, sungai Miri, dan juga sungai rungan, kerena
kativitas tersebsar hamper lebih banyak bergantung dari sungai tersebut, baik aktivitas yang di
gunakan untuk mencuci, mandi dan buang air besar disana. Hala tersebut dikenal dengan istilah
Jamban atau dengan istilah lainya menggunakan WC terapung atau dengan kata lain WC
Helikopter, kerena pola tersebut kotoran dihanyutkan melalui arus aliran sungai sampai dengan
dihabiskan oleh biota yang ada di sungai. Hal tersebut terjadi karena masyrakat telah terbiasa dengan
kondisi tersebut karena dari sisi kemudahan, sehingga hal tersebut telah menjadi kebiasaan bagi
masyarakat yang ada di sepanjang pinggiran bantaran sungai yabng ada di Kabupaten Gunung Mas.
Program Percepatan Sanitasi Permukiman (PPSP)
Kabupaten Gunung Mas
Tahun 2014

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014
3.1

Wilayah Kajian Sanitasi


Wilayah Kajian Sanitasi yang ada di Kabupaten Gunung Mas berdasarakan kesepakatan

dalam rapat Pokja Sanitasi pada tanggal 23 Juni 2014 di tentukan lah wilayah kajian sanitasi yang di
hadiri oleh berbagai lembaga Satuan Kerja Pereangkat Daerah (SKPD) yang hadir saat itu adalah
pihak SKPD dari Sekretaris Daerah Kabupaten Gunung Mas, Ass. II Pembangunan dan Pembangunan
Kabupaten Gunung Mas,Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gunung Mas, Badan Lingkungan Hidup
Kabupaten Gunung Mas, Dinas Kesehatan Kabupaten Gunung Mas, Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Gunung Mas, Badan Pemeberdayaan Masyrakat Desa
(BPM-Des) Kabupaten Gunung Mas, Dinas Pendidikan Kabupaten Gunung Mas, Dan Dinas
Perhubungan Telekomunikasi dan Informasi Kabupaten Gunung Mas. Dengan rapat Pokja sanitasi
maka menetapkan beberapa wilayah Kajian sanitasi yang berada di 6 Kecamatan Kabupaten Gunung
Mas yaitu adalah sebagai berikut :
1. Kecamatan Sepang Kabupaten Gunung Mas
2. Kecamatan Mihing Raya Kabupaten Gunung Mas
3. Kecamatan Kurun Kabupaten Gunung Mas
4. Kecamatan Tewah Kabupaten Gunung Mas
5. Kecamatan Kahayan Hulu Utara Kabupaten Gunung Mas
6. Kecamatan Rungan Hulu Kabupaten Gunung Mas
Adapun beberapa alasan penetapan wilayah kajian sanitasi tersebut adalah karena kawasan
tersebut merupakan sebagian pola kehidupan masyrakatnya memiliki tingkat kepadatan tinggi yang
bermukim di sepanjang pinggiran sungai. Kiriteria Penatapan Wilayah Kajian Sanitasi Yang
Pertama tersebut adalah salah satunya di lihatnya perlunya penanganan tingkat pola hidup masyarakat
yang sampai sekarang ini masih melakukan buang air besar yang ada di pinggiran sungai Kahayan,
Kriteria Penetapan Wilayah Kajian Sanitasi Yang Ke Dua adalah masih banyak sistem drainase
lingkungan wilayah kota kecamatan khususnya di tingkat kelurahan sistem dari drainasenya masih
adal yang belum terbangun dengan baik bahkan ada beberapa tempat belum memiliki saluran drainase
sehingga dirasakan perlu menjadi wilayah kajian dan juga rawan terjadi genangan untuk terjadi banjir,
Kriteraia Penetapan Wilayah Kajian Sanitasi Yang Ke Tiga adalah sistem pengelolaan sampah
masih belum terdapat sisitem pengelooan sampah yang baik terkecuali untuk Kecmatan Kurun yang
merupakan Ibu Kota Kabupaten yang bisa dikatakan telah memiliki sistem pengelolaan sampah cukup
baik karena adanya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah sampai dengan disediakan angkutan
Program Percepatan Sanitasi Permukiman (PPSP)
Kabupaten Gunung Mas
Tahun 2014

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014
sampah. Kiteria Penetapan wilayah Kajian Sanitasi Yang Ke Empat adalah kebutuhan akan air
bersih, untuk air bersih yang ada di dalam 6 (Enam) Kecamatan tersebut untuk sumber air bersih
masih banyak beberapa sumber air bersihnya masih minim khususnya yang berada di beberapa desa
di masing masing tiap kecamatan, namun tidak terkecuali bagi ibu kota Kabupaten yaitu kota Kuala
Kurun yang sisitem Air bersihnya di kelola oleh pihak PDAM yang di kenal dengan namanya yaitu
Tirta Bahalap dan juga ada di Kecamatan Mihing Raya khususnya di Kota Kecamatan Kampuri,
sedangkan untuk kecamatan lainya ,masih belum terkelola dengan baik.
Sehingga dalam kesimpulan maka oreintasi wilayah kajian tersebut merupakan hal hal yang
sangat mendasar, karena wilayah kajian yang ditetapkan tadi merupakan wilayah kajian yang memang
perlu mendapatkan peningkatan hingga penanganan khusus, melului adanya pembahasan sanitasi ini
maka sangat perlu untuk di sampaikan dalam wilayah kajian agar dalam rencana kedepan wilayah
kajian sanitasi ini bisa menjadi prioritas yang akan di dorong kedepan dalam program percepatan
pembangunan sanitasi yang ada di Kabupaten Gunung Mas. Dalam kesempatan ini juga dimaksudkan
agar dapat memberikan dampak positif unutuk menuju Kabupaten Gunug Mas dalam mencapai
sisitem pola hidup bersih dan sehat di setiap wilayah.
Secara detail juga wilayah kajian sanitasi yang ditentukan tersebut adal wilayah yang sekarang ini
adalah bagian dari wilayah kecamatan aksesnya sangat mudah di jangkau untuk sampai sekarang
karena wilayah tersebut telah terbukanya akses yang dapat dilalui dengan roda dua sampai dengan
roda empat, dengan keterbukaan akses tersebut diharapkan pelayanan kepada masyarakat lebih dekat
dan lebih mudah dijangkau, untuk itu kajian wilayah sanitasi menjadi pokok orientasi sehingga pola
hidup bersih dan sehat tadinya dapat terlaksana dengan baik karena program pembangunan sanitasi
pemukiman ini adalah hal yang dilakukan untuk masyarakat dari masayarakat oleh masyarakat itu
sendiri.
Untuk diperlukan keterpaduan dalam wilayah kajian sanitasi ini bisa memberi petunjuk yang jelas
dalam dalam tata guna lahan yang diperuntukan dalam suatu masing masing kecamatan agar dapat
diketahui tingkat akses penggunaan lahan yang ada di setiap wilayah kecamatan, dengan diketahuinya
wilayah tersebut sehingga dapat memperjelas besaran wilayah kajian sanitasi yang masuk dalam
wilayah administrasi Kabupaten Gunung Mas, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta wilayah
kajian sanitasi kabupaten gunung mas yang dapat dilihat pada halaman berikut.

Program Percepatan Sanitasi Permukiman (PPSP)


Kabupaten Gunung Mas
Tahun 2014

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014
PETA WILAYAH KAJIAN SANITASI KABUPATEN GUNUNG MAS

Program Percepatan Sanitasi Permukiman (PPSP)


Kabupaten Gunung Mas
Tahun 2014

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014

3.2

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Terkait Sanitasi


Perilaku hidup bersih dan sehat di Kabupaten Gunung Mas di mulai dari tingkat tatanan

rumah tangga agar diharapkan mampu memberikan dampak perubahan besar khusunya bagi orang
tuang sampai dengan anaknya guna mengetahui seberapa besar manfaat dari pola hidup bersih dan
sehat itu di mulai dari dalam rumah tangga, beberapa hal kecil yang bisa mempengaruhi hal tersbut
baik orang tua yang bisa memberitahukan dan mengajarkan kepada anaknya bagaimana cara pola
hidup bersih dan sehat, seperti nilai contoh kecil adala mencuci tangan dengan sabun, melakukan
kegiatan bersih bersih di lingkungan perkarangan perumahan, melaksankan gotong royong di
lingkungan kawasan perumahan, hal hal kecil seperti tersebut dianggap mampu memperkenalkan
bagaiman menjaga sisitem lingkungan hidup bersih dan sehat di setiap kelaurga baik tingkat rumah
tangga. Khusunya terkait sanitasi adalah adalh menerapkan buang air air besar ditempat yang benar
tanpa mencemari lingkungan dengan cara stop BABS (Buang Air Besar Sembarangan) dengan cara
melakukan pendekatan STBM (sanitasi total berbasis masyrakat) dengan pendekatan partisifatif untuk
mengajak masyarakat untuk menganalisa kondisi sanitasi mereka melalui suatu proses pemuicuan,
sehingga masyrakat dapat berpikir dan mengambil tindakan untuk meninggalkan kebiasaan buang air
besar di tempat sembarangan dan di area terbuka. Pendekatan dalam STBM menyerang dan
menimbulakan rasa nyeri dan rasa malu pada masyarakat tentang kondisi lingkungannya.
Adapun tatanan selajutnya yaitu sekolah dalam lingkungan sekolah atau pendidikan perlu kita
perkenalkan juga pentingnya Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS) Terkait Sanitasi, dengan
demikian masyarakat akan secara sukarela membangun jamban secara swadaya, tanpa tergantung
sedikitpun dari proyek atau pihak lain. Adapun juga menerapakan cuci tangan pakai sabun hal yang
mungkin dilakukan adalah dimulai dari guru memeprkenalakan hal tersebut atau beberapa penyuluh
kesehatan untuk melakukan gerakan partisifatif kepada para murid pentingnya akan cuci tangan pakai
sabun. Seperti diketahui tangan merupakan hal yang bisa terkontaminasi dengan tinja, sewaktu cebok
atau pada waktu membersihkan tinja pada waktu buang air besar, tangan harus di cuci dengan sabun
karena telah mengalami kontak dengan tinja (Setelah buang air besar) karena untuk melarutkan
partikel lemak yang mengandung kuman. Dan hal cuci tangan pakai sabun juga perlu dilakukan
sebelum makan atau setelah bermain perlunya cuci tangan pakai sabun tersebut, guna menghindari
dari berbagai kuman yang ada di tangan yang mana hal tersebut bisa mencegah para anak murid dari
berbagai penyakit.
Penjelasan tatanan tersebut adalah hal yang saling berkaitan atau berkesinambungan karena
terkait dalam sanitasi menjadi inti yang harus diperhatikan adalah tidak membaung air besar secara
sembarangan dan mencuci tangan pakai sabun setelah melakukan buang air besar.
Bab 3| 49

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014
3.2.1

Tatanan Rumah Tangga


Dalam Tatanan Rumah Tangga Perilaku hidup bersih terkait sanitasi untuk tingkat tatanan

dalam rumah tangga yang ada di masing wilayah Kabupaten Gunung Mas mengacu pada 5 (Lima)
pilar STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) yang terdiri dari (CPTS, BABS, Pengelolaan Air
Minum, Pengelolaan Sampah dan Pengelolaan Air Limbah) dalam penjelasanya akan di uraikan
secara rinci pada pembahasannya.
1. Cuci Tangan Pakai Sabun (CPTS) di Jamban

Grafik 3.1. Ketersediaan Sarana CTPS di Jamban


Berdasarkan hasil kajian EHRA di wilayah kabupaten gunung mas yang melakukan cuci
tangan pakai sabun dari hasil grafik di jelaskan bahwa yang melakukan cuci tangan pakai
sabun di jamban mencapai 4,7 % sedangkan tidak melakukan cuci tangan pakai sabun di
jamban mencapai 95,3 %.

2. Grafik persentase Penduduk yang melakukan BABS


Bab 3| 50

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014

Grafik 3.3. Persentase Penduduk yang melakukan BABS


Berdasarkan hasil kajian EHRA di wilayah kabupaten gunung mas yang melakukan cuci
tangan pakai sabun dari hasil grafik di jelaskan bahwa yang melakukan cuci tangan pakai
sabun di jamban mencapai 4,7 % sedangkan tidak melakukan cuci tangan pakai sabun di
jamban mencapai 95,3 %.
3. Grafik Pengelolaan Air Mium ( pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan air)

Grafik 3.3. Pengelolaan Air Minum


Berdasarkan hasil EHRA kabupaten Gunung Mas diketahui bahwa Pengelolaan Air Minum
(Pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan air)

4. Grafik Pengolahan Sampah Setempat

Bab 3| 51

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014

Grafik 3.4 Pengolahan Setempat


Berdasarkan hasil EHRA Kabupaten Gunung Mas diketahui bahwa Pengelolaan Sampah pada
Rumah Tangga sebesar 75 % tidak diolah dan hanya sebesar 25 % yang sudah diolah.
5. Grafik Pencemaran karena SPAL

Grafik 3.5 Pencemaran Karena SPAL


Berdasarkan Hasil EHRA Kabupaten Gunung Mas diketahui bahwa sebagian besar
masyarakat atau 76% belum mengelola air limbah dari dapur sedangkan 24% sudah
mengelola air limbah, kamar mandi dan tempat cuci tangan dengan benar

Permasalahan dan isu mendesak promosi higiene dan sanitasi

Bab 3| 52

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014
No

Permasalahan Mendesak

Isu Strategis

1.

Masih rendahnya pengetahuan dan kesadaran


masyarakat dalam pembangunan sarana dan
prasarana sanitasi

Pentingnya peningkatan pengetahuan dan


kesadaran masyarakat dalam pembangunan
sarana dan prasarana sanitasi agar hidup
lebih sehat dan berkualitas.

2.

Masih rendahnya kepemilikan sarana dan


prasarana sanitasi

Pentingnya peningkatan kepemilikan sarana


dan prasarana sanitasi agar hidup lebih sehat
dan berkualitas.

3.

Masih rendahnya pemeliharaan sarana dan


prasarana sanitasi

Pentingnya peningkatan pemeliharaan dalam


pemeliharaan sarana dan prasarana sanitasi
agar hidup lebih sehat dan berkualitas.

4.

Belum optimalnya peran kelembagaan sanitasi


(KSM) dalam pembangunan dan pengelolaan
sarana dan prasarana sanitasi

Pentingnya peningkatan peran kelembagaan


sanitasi (KSM) dalam pembangunan dan
pengelolaan sarana dan prasarana sanitasi.

3.2.2 Tatanan Sekolah


Siswa sekolah merupakan komunitas besar dalam masyarakat, dalam wadah organisasi
sekolah yang telah mapan, tersebar luas di pedesaan maupun perkotaan, serta telah ada program usaha
kesehatan sekolah. Diharapkan setelah siswa sekolah mendapat pembelajaran perubahan Perilaku
Bab 3| 53

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014
Hidup Bersih dan Sehat di sekolah secara partisipatif, dapat mempengaruhi orang tua, keluarga lain
serta tetangga dari siswa sekolah tersebut. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di sekolah harus
diintegrasikan ke dalam program usaha kesehatan sekolah, melalui koordinasi dengan Tim Pembina
UKS di tingkat Kecamatan, Kabupaten, Propinsi dan Pusat.
Pada Umumnya Seringkali terjadi WC di sekolah hanya terdiri atas dua unit WC, khususnya
di kabupaten Gunung Mas hal tersebut terjadi juga, dua unit WC tersebut satu unit untuk guru dan
yang lain untuk murid. Sementara kondisi WC murid berbeda jauh dengan WC guru. Di mana WC
murid sangat jauh dari kondisi bersih dan terpelihara atau tidak jarang dalam kondisi rusak. Akibatnya
banyak murid yang kemudian buang air baik buang air kecil maupun buang air besar di halaman
sekolah. Kebiasaan ini membuat sekolah menjadi bau dan sangat rentan untuk menjadi sarang
penyakit. Selain itu, seringkali WC di sekolah tidak dilengkapi dengan Tempat untuk cuci tangan dan
penerangan yang cukup. Murid Pun merasa takut untuk menggunakan WC yang kondisinya gelap,
berbau dan kotor. Kondisi seperti ini harus dihindari dengan cara membuat WC dengan penerangan
yang cukup baik dari lampu ataupun sinar matahari dan ventilasi yang memadai serta tempat untuk
mencuci tangan.
Selain program pembangunan fisik, program pendidikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di
sekolah tentang hubungan antara air, WC, perilaku dan kesehatan juga menjadi kegiatan yang penting
dalam program kesehatan di sekolah. Di antaranya adalah hubungan antara air-kondisi sanitasi dan
penyakit; bagaimana sarana sanitasi dapat melindungi kesehatan kita; bagaimana penyakit dapat
timbul dari kondisi sanitasi dan perilaku yang buruk; Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun;
Pencegahan Penyakit cacingan dan monitoring kualitas air.
Adapun lingkup kegiatan yang termasuk dalam kegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah
sebagai berikut :
a. Pembangunan sarana air bersih, sanitasi dan fasilitas cuci tangan termasuk pendidikan
menjaga kebersihan WC sekolah
b. Pendidikan pemakaian dan pemeliharaan WC sekolah
c. Penggalakan cuci tangan pakai sabun (CTPS)
d. Pendidikan tentang hubungan air minum, WC, praktek kesehatan individu, dan kesehatan
masyarakat
e. Kampanye pemberantasan penyakit cacingan
f. Pendidikan kebersihan saluran pembuangan/SPAL
g. Pelatihan guru dan murid tentang PHBS
h. Pengembangan tanggungjawab murid, guru dan pihak-pihak lain yang terlibat di
sekolah,mencakup : pengorganisasian murid untuk pembagian tugas harian, pembagian tugas
guru pembina dan Komite Sekolah dan meningkatkan peranan murid dalam mempengaruhi
keluarganya.

Beberapa jenis kegiatan yang dapat di lakukan dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, adalah :

Bab 3| 54

Penyuluhan kelompok di kelas, penyuluhan perorangan (penyuluhan antar teman)


Pemutaran film/video
Penyuluhan dengan metode demonstrasi
Pemasangan poster, leaflet
Lomba kebersihan kelas Lomba membuat poster Lomba menggambar lingkungan sehat

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014

Kampanye kebersihan perorangan/murid


Kegiatan pemeliharaan dan membersihkan WC sekolah
Pelatihan guru UKS
Pelatihan siswa/kader UKS
Pemilihan duta Sanitasi

Keberhasilan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di masyarakat dan sekolah di tingkat desa banyak
dipengaruhi oleh hubungan jaringan komunikasi antara PUSKESMAS (kepala Puskemas, Sanitarian,
Staf lain, Bidan Desa), Cabang Dinas Pendidikan (termasuk Kepala Sekolah, Guru, Komite Sekolah,
orang tua siswa) serta Tokoh Masyarakat (Aparat Desa, tokoh masyarakat, tokoh agama, organisasi
kemasyarakatan, serta semua anggota masyarakat).
Masalah dan isu strategis sanitasi disekolah adalah : ketersediaan air bersih yang kurang, air
bersih tercemar karena letak septik-tank sangat dekat dengan sumur, saluran pembuangan air limbah
(SPAL) dan drainase tidak ada, sampah tidak terkelola, pembuangan sampah dengan menggali tanah
dan selebihnya dibakar serta jumlah WC/KM (MCK) terlalu sedikit.
Pada Tabel 3.1 Kondisi sarana sanitasi di sekolah(SD/MI) (sumber air, toilet, SPAL dan tempat cuci
tangan) terlihat bahwa jumlah WC siswa dan guru tidak seimbang dari kebutuhan riil di sekolah.
Kebutuhan WC untuk siswa berbanding 1 WC untuk seluruh siswa di SD tersebut.
Pada Tabel 3.2 Kondisi sarana sanitasi sekolah (tingkat sekolah/setara: SD/MI) (pengelolaan sampah
dan hygiene dan sanitasi) terlihat bahwa pengelolaan sampah masih dikumpulkan, belum dilakukan
pemisahan apalagi dilakukan pengomposan sampah. Disamping itu kondisi septik tank telah lebih dari
5 tahun tidak dilakukan penyedotan. Kondisi higiene sokolah umumnya relatif baik. Dengan kondisi
tersebut Pemerintah Kabupaten Pasaman melalui SKPD terkait telah melakukan PHBS pada tataran
sekolah tetapi perlu ditingkatkan lagi kuantitas dan kualitasnya. Peningkatan sumber pendanaan
sanitasi sekolah sudah mulai dilakukan yaitu untuk pembangunan penambahan WC di tingkat sekolah
dasar hal ini terlihat dalam renja Kabupaten Gunung Mas untuk tahun 2015 yaitu pengadaan WC
untuk sekolah dasar.

Bab 3| 55

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014
Tabel 3.1 Rekapitulasi Jumlah Sarana Air Bersih dan Sanitasi Tingkat Sekolah Dasar/ MI Kabupaten Gunung Mas

JumlahSiswa
No

Status SekolahDasar

Jumlah
Guru

Sumber Air Bersih

Tolilet Guru

JumlahSekolah
L

PDAM

SPT/PL

SGL

L/P

L
&

Toilet Siswa

L/P

Sekolah Dasar

L
&

Fasilitas Cuci
Tangan

Fasilitas
TPS
Sekolah

SaluranDrainase

30

Negeri :
1. SDN 1 Sepang

71

84

Kota
2. SDN 2

53

50

11

SepangSimin
3. SDN Tampelas

41

39

4. SDN

41

40

10

PematangLimau
5.

SDN TewaiBaru

72

74

12

6.

SDN 3 Tewah

117

102

10

7.

SDN 1 Tewah

104

88

11

8.

SDN

89

76

12

TumbangMiwan

Bab 3| 49

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014
JumlahSiswa
No

Status SekolahDasar

Jumlah
Guru

Sumber Air Bersih

Tolilet Guru

JumlahSekolah
L

PDAM

SPT/PL

SGL

L/P

L
&

Toilet Siswa

L/P

9.

SDN

L
&

Fasilitas Cuci
Tangan

Fasilitas
TPS
Sekolah

SaluranDrainase

114

95

14

TampangTbgAnjir
10. SDN 3 Kuala Kurun

188

196

21

11. SDN 4 Kuala Kurun

107

95

10

12. SDN

82

68

TumbangTambirah
13. SDN 1

87

73

10

TumbangRahuyan
14. SDNTumbangLapan

61

64

15. SDN 8 Tewah

41

39

16. SDN 4 Tewah

75

77

17. SDN 2 Tewah

80

72

18. SDN 2 Sepang Kota

90

66

19. SDN 1 SepangSimin

59

58

20. SDN 1 Rabambang

63

44

21. SDN 2 Rabambang

77

70

22.

78

47

95

68

SDN 2

TumbangRahuyan

23.
Bab 3| 50

SDN Sei Antai

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014
JumlahSiswa
No

Status SekolahDasar

Jumlah
Guru

Sumber Air Bersih

Tolilet Guru

JumlahSekolah
L

PDAM

SPT/PL

SGL

L/P

L
&

Toilet Siswa

L/P

L
&

Fasilitas Cuci
Tangan

Fasilitas
TPS
Sekolah

SaluranDrainase

24. SDN 1

76

48

TumbangJutuh
25. SDN 1

35

12

101

86

27. SDN 1

82

65

TumbangTalaken
28. SDN 2

114

75

47

31

88

61

TumbangMalahoi

26.

SDN 1 Tehang

TumbangTalaken
29.

SDN 1
TumbangMarikoi

30.

SDN 1

TumbangMiri

Sumber : Hasil Kajian Sanitasi Sekolah Kabupaten Gunung Mas


Tabel 3.2 Kondisi Sarana Sanitasi Sekolah Dasar (MI) Kabupaten Gunung Mas

No

KondisiSaranaSanitasi

%SangatBaik

%Baik

%KurangBaik

1
2
3

Toilet Guru
Toilet Siswa
Fasilitas Cuci Tangan Pakai Sabun
(CTPS)

10,00%
3,33%
16,67%

66,67%
66,67%
26,67%

23,33%
30,00%
56,67%

Sarana Air Bersih

26,67%

33,33%

40,00%

Bab 3| 51

BUKU PUTIH SANITASI


5
6
7

Pengelolaan Sampah
Saluran Drainase
Ketersediaan dana untuk kegiatan
Higiene
dan
sanitasi
PHBS
terkaitSanitasi
8
Pendidikan Higiene dan Sanitasi
CuciTanganPakai

Baik

23,33%
10,00%
10,00%
%
23,33%
26,67%

Sabun

Gunung Mas

KABUPATEN GUNUNG MAS


TAHUN 2014
30,00%
46,67%
16,67%
73,33%
66,67%
23,33%
KurangBaik
%
30,00%
Masihminimnyasosialisasidari
56,67% 46,67%
guru sertakurangnyafasilitas
yang disediakan
Tabel. 3.3
PHBS Terkait
sanitasi pada
Sekolah Dasar
/MI kabupaten

Penggunaan Toilet

Sudahtersedianyafasilit
as toilet yang
adadisekolah

66,67%

Kurangbaiknyaataukurangm
emadai toilet yang
adabahkansarana toilet
jugabelumada

30%

PerilakuBuang
Sampah

Sudahadanyasosialisas
idanpengertiankepadaa
nakmuridsertatelahters
ediafasilitasolehsekolah

30,00%

Masihminimnyasosialisasida
ri guru
sertakurangnyafasilitas yang
disediakan

46,67%

Bab 3| 52

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014
3.3 Pengelolaan Air Limbah Domestik
Kegiatan perumahan, industri dan berbagai kegiatan pelayanan, seperti di klinik, rumah sakit,
pasar, penginapan dan sebagainya, yang umumnya terletak didalam atau dekat wilayah perkotaan,
akan menghasilkan berbagai limbah. Misalnya: limbah rumah tangga (domestik), limbah dari pabrikpabrik makanan (tahu, tempe, bakso, dan lain-lain, farmasi, dan masih banyak lagi, yang semuanya
menimbulkan dampak terhadap kesehatan. Pada umumnya seluruh limbah domestik dibuang langsung
ke dalam badan sungai atau sembarang tempat yang tidak bertuan dan tanpa didahului pengolahan
walaupun sederhana. Padahal limbah domestik mengandung campuran unsur-unsur yang sangat
kompleks. Kehadiran bahan pencemar di dalam badan air ada yang secara langsung dapat diketahui
tanpa melakukan pemeriksaan laboratorium, seperti timbulnya busa, warna dan bau yang tidak sedap.
Akibat kepadatan penduduk, seringkali ditemukan letak lobang-lobang pembuangan (WC) sangat
berdekatan dengan sumber air (misal: sumur), yang tentu saja tak memenuhi syarat kebersihan dan
kesehatan bagi masyarakat penghuninya. Beberapa penelitian membuktikan banyaknya kandungan
bakteri Ecoli yang berasal dari kotoran manusia telah mencemari badan air (terutama permukaan) dan
media tanah, penyebab pokok penyakit-penyakit amoebiasis.
Kawasan permukiman di perkotaan atau di perdesaan mempunyai kawasan-kawasan dalam
bentuk Strata dengan kepadatan penduduk yang berbeda dan kondisi sosial yang berbeda. Kondisi ini
mempengaruhi pola pengelolaan air limbah domestik. Secara tehnis dan kesehatan untuk kepadatan
tertentu yaitu > 50 orang/ha, penggunaan cubluk sudah menyebabkan kontaminasi pada sumur- sumur
tetangga. Kepadatan penduduk 100 orang/ha memberikan dampak pencemaran cukup besar terhadap
lingkungan. Di atas kepadatan 200 orang/ha penggunaan septik tank dengan bidang resapannya akan
memberikan dampak kontaminasi bakteri coli dan pencemaran pada tanah dan air tanah. Kepadatan
penduduk ini juga akan menentukan teknologi yang akan diterapkan dalam pengelolaan air limbah
domestik.
Isu-isu utama/strategis yang teridentifikasi dalam pengelolaan sub-sektor Air Limbah Domestik di
Kabupaten Gunung Mas terdiri dari isu teknis operasional maupun non teknis. Masalah teknis
operasional berkaitan dengan layanan pengelolaan air limbah dan ketersediaan sarana prasarananya,
sedangkan isu non teknis adalah masalah operasional yang muncul yang terkait dengan dukungan
aspek-aspek lain dalam pengelolaan air limbah. Adapun isu-isu strategis dalam pengelolaan air limbah
di Kabupaten Gunung Mas adalah sebagai berikut:
1) Isu teknis operasional layanan pengelolaan air limbah domestik
a. Masyarakat Kabupaten Gunung Mas sebagian besar menggunakan septic tank dan
cubluk untuk mengolah air limbah rumah tangga, namun sebagian besar fasilitas septic
tank masih belum memenuhi standar teknis yang ditetapkan. Disamping itu, pengurasan
septic tank juga masih rendah.
b. Sebagian kecil masyarakat masih mempergunakan cubluk untuk membuang black water.
c. Belum dimilikinya mobil tinja dan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) di
Kabupaten Gunung Mas.
d. Masih ada masyarakat yang membuang black water dan grey water secara langsung
maupun terselubung ke saluran drainase dan sungai tanpa mengalami pengolahan
terlebih dahulu. Hal ini berarti pencemaran akibat pembuangan air limbah yang tidak
terkontrol telah menyebabkan pencemaran air di badan air. Selain itu dibeberapa tempat
masih dijumpai perilaku BAB sembarangan.
2) Isu kebijakan daerah dan kelembagaan
Bab 3| 71

BUKU PUTIH SANITASI


a.
b.
c.
d.

e.

KABUPATEN GUNUNG MAS


TAHUN 2014
Adanya program bantuan penyediaan sarana pengolahan air limbah domestik bagi
kalangan masyarakat Padat penduduk seperti terlihat dalam program pengadaan WC
komunal bagi masyarakat padat Penduduk.
Belum adanya lembaga pelaksana teknis (operator) setingkat UPTD yang bertanggung
jawab secara khusus untuk memberikan layanan pengolahan limbah tinja.
Belum tersedianya Perda pendukung bagi penyediaan sarana dan kegiatan pengelolaan
air limbah domestik.
Organisasi/lembaga pengelola layanan air limbah masih lemah dalam melaksanakan
fungsi operasi dan pemeliharaan karena keterbatasan sumber daya manusia, anggaran
serta sistem pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Gnung Mas yang masih
belum terintegrasi.
Sistem layanan pengelolaan air limbah belum dirancang untuk terintegrasi antar SKPD,
dan juga belum menetapkan dengan tegas pola kerjasama dengan swasta yang akan
dijalankan oleh Pemerintah Gunung Mas dalam pengelolaan air limbah domestik skala
Kabupaten.

3) Isu keuangan
a. Komitmen Pemerintah Kabupaten Gunung Mas terhadap pembangunan sub sektor air
limbah domestik makin meningkat dengan indikasi belanja publik dan trend alokasi
anggaran sub sektor air limbah meningkat dari tahun ke tahun.
b. Belum adanya retribusi dari penanganan air limbah.
c. Tersedia sumber-sumber potensial pendanaan sanitasi alternatif (pendanaan berbasis
masyarakat), yang berpotensi memfasilitasi dalam mengakses pendanaan dan bahkan
menyediakan pendanaan kepada masyarakat terkait pembangunan sarana air limbah domestik
sederhana.
4) Isu komunikasi
a. Rendahnya prioritas pembahasan regulasi pengelolaan air limbah domestik dikalangan
DPRD, SKPD dan Panitia Anggaran.
b. Lemahnya keterlibatan jaringan dan aliansi kemitraan yang telah terbina selama ini
dalam sosialisasi bersama akan akibat dari pencemaran limbah cair.
c. Kurangnya keterlibatan dan kerjasama antar sesama lembaga dan program yang terkait
dalam pengelolaan air limbah domestik.
d. Lemahnya pengetahuan dan kesadaran akan bahaya pencemaran air limbah domestik.
e. Sosialisasi kurang efektif karena tidak menjangkau seluruh pemangku kepentingan.
5) Isu keterlibatan pelaku bisnis
Belum tersedianya truk sedot dan angkut lumpur tinja baik oleh Pemerintah Daerah maupun
Swasta.
6) Isu peran serta masyarakat
a.
Operasional dan Maintenance SLBM belum optimal
b.
KSM belum terbiasa untuk menjalankan pemeliharaan sarana pengolahan air limbah
domestik yang telah dibangun, ketergantungan kepada pemerintah masih tinggi.
c.
Ada 91,1 % penduduk yang mempergunakan septick tank (hasil studi EHRA 2013)
d.
Pemanfaatan saluran drainase untuk buangan air limbah secara langsung maupun secara
terselubung.
3.3.1

Kelembagaan
Keberhasilan jasa sanitasi sangat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah, baik di tingkat pusat
maupun daerah. Aspek hukum dan peraturan diidentifikasi sebagai salah satu dari sejumlah aspek
yang perlu didorong untuk menciptakan lingkungan yang mendukung. Sejauh ini, tidak ada
Bab 3| 72

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014
perundangan khusus yang mengatur penatalaksanaan limbah domestik di Kabupaten Gunung Mas
karena sebagian besar peraturan ditetapkan untuk perlindungan lingkungan dan kesehatan lingkungan,
bukan penatalaksanaan air limbah. Dengan cara lain, untuk mencapai perlindungan lingkungan dan
kesehatan lingkungan, penatalaksanaan air limbah domestik menjadi bagian yang penting. Kondisi
serupa terjadi di Kabupaten Gunung Mas , peraturan tentang penatalaksanaan air limbah domestik
hingga saat ini belum ada. Akibatnya pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Gunung Mas
menjadi terkesampingkan. Padahal resiko pencemaran air akibat air limbah domestik cukup besar
seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Oleh karena itu program penyehatan lingkungan yang
melekat pada Dinas Pekerjaan Umum saat ini harus mengintegrasikan pengelolaan air limbah
domestik.
Berikut adalah beberapa peraturan perundangan yang melandasi pengelolaan air limbah di Indonesia,
diantaranya:
a. Undang-undang nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan PengelolaanLingkungan
Hidup
b. Peraturan Pemerintah nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air
c. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor 37 tahun 2003 tentang Metoda Analisis
Kualitas Air Permukaan dan Pengambilan Contoh Air Permukaan
d. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor 110 tahun 2003 tentang Pedoman Penetapan
Daya Tampung Beban Pencemar Air Pada Sumber Air
e. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor 111 tahun 2003 tentang Pedoman Mengenai
Syarat dan Tata Cara Perizinan serta Pedoman Kajian Pembuagan Air Limbah ke Air atau
Sumber Air.
f. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor 112 tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah
Domestik
g. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor 52 tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair
Bagi Kegiatan Hotel
h. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor 58 tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair
Bagi Kegiatan Rumah Sakit
i. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan
j. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup nomor 11 tahun 2006 tentang Jenis Rencana Usaha
dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup
k. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor 86 tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
l. Peraturan Pemerintah nomor 16 tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum
m. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 16/PRT/M/2008 tentang Kebijakan Strategis Air
Limbah
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Gunung Mas Nomor 11 Tahun 2013 Tentang
organisasi dan tata kerja dinas Daerah Kabupaten Gunung Mas. Dinas Pekerjaan Umum adalah SKPD
yang diberi kewenangan dan pengelolaan air limbah di kabupaten Gunung Mas. Dalam pengelolaan
air limbah domestik ini, pada SKPD Dinas Pekerjaan Umum pada Bidang Cipta Karya Seksi
Penyehatan Lingkungan Permukiman merupakan seksi yang diberi kewenangan dalam mengelola air
limbah.

Bab 3| 73

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014
Struktur Organisasi
Bidang Tata Ruang
Kepala Dinas
Pekerjaan Umum
Kabupaten Gunung Mas

Kepala Bidang
Cipta Karya

Kepala Seksi
Tata
Bangunan
dan
Permukiman

Kepala Seksi
Air Bersih

Kepala Seksi
Lingkungan
Permukiman

STAF

STAF

STAF

Bab 3| 74

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014
Tabel 3.4: Daftar Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Air Limbah Domestik
FUNGSI
PERENCANAAN
Menyusun targe pengelolaan air limbah domestik skala kab/kota
Menyusun rencana program air limbah domestik dalam rangka pencapaian target
Menyusun rencana anggaran program air limbah domestik dalam rangka pencapaian target
PENGADAAN SARANA
Menyediakan sarana pembuangan awal air limbah domestik
Membangun sarana pengumpulan dan pengolahan awal (TangkiSeptik)
Menyediakan sarana pengangkutan dari tangki septik ke IPLT (truk tinja)
Membangun jaringan atau saluran pengaliran limbah dari sumber keIPAL (pipakolektor)
Membangun sarana IPLT dan atau IPAL
PENGELOLAAN
Menyediakan layanan penyedotan lumpur tinja
Mengelola IPLT dan atau IPAL
Melakukan penarikan retribusi penyedotan lumpur tinja
Memberikan izin usaha pengelolaan air limbah domestik,dana tau penyedotan air
limbahdomestik
Melakukanpengecekankelengkapanutilitasteknisbangunan(tangkiseptik,dansalurandrainaseper
kotaan)dalam pengurusan IMB
PENGATURAN DAN PEMBINAAN

PemerintahKabupaten/Kota

PEMANGKU KEPENTINGAN
Swasta

Masyarakat

Mengatur prosedur penyediaan layanan air limbah domestik (pengangkutan,


personil, peralatan, dll)

Melakukan sosialisasi peraturan,dan pembinaan dalam hal pengelolaan air limbah


domestik
Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan air limbah domestik

MONITORING DAN EVALUASI


Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan air limbah
domestik skala kab/kota

Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana


pengelolaan air limbah domestik

Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan air limbah


domestic, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan air limbah
domestik monitoring dan evaluasi terhadap baku mutu air limbah domestik
Melakukan

Bab 3| 71

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014
Tabel. 3.5
Daftar Peraturan Air Limbah Domestik Kabupaten Gunung Mas

Ketersediaan
Peraturan

Ada (Sebutkan)

Pelaksanaan
Tidak
Ada

Efektif
Dilaksanakan

Belum Efektif
Dilaksanakan

Tidak Efektif
Dilaksanakan

Keterangan

AIR LIMBAH DOMESTIK

Target capaian pelayanan pengelolaan air limbah


domestik di Kab/Kota

1. Ada
2. Target pencapaian
60% sampai dengan
Tahun 2019

Belum ada
Perda Air
Limbah
Domestik

Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota


dalam penyediaan layanan pengelolaan air limbah
domestik

Belum ada
Perda Air
Limbah
Domestik

Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota


dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha
dalam pengelolaan air limbah domestik

Belum ada
Perda Air
Limbah
Domestik

Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau


pengembang untuk menyediakan sarana pengelolaan
air limbah domestik di hunian rumah

Belum ada
Perda Air
Limbah

Bab 3| 71

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014
Pelaksanaan

Ketersediaan
Peraturan

Ada (Sebutkan)

Tidak
Ada

Efektif
Dilaksanakan

Belum Efektif
Dilaksanakan

Tidak Efektif
Dilaksanakan

Keterangan

Domestik

Kewajiban dan sanksi bagi industri rumah tangga


untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah
domestik di tempat usaha

Kewajiban dan sanksi bagi kantor untuk


menyediakan sarana pengelolaan air limbah
domestik di tempat usaha

Kewajiban penyedotan air limbah domestik untuk


masyarakat, industri rumah tangga, dan kantor
pemilik tangki septik

Belum ada
Perda Air
Limbah
Domestik

Belum ada
Perda Air
Limbah
Domestik

Belum ada
Perda Air
Limbah
Domestik

Retribusi penyedotan air limbah domestik

Belum ada
Perda Air
Limbah
Domestik

Tatacara perizinan untuk kegiatan pembuangan air


limbah domestic bagi kegiatan permukiman, usaha
rumah tangga, dan perkantoran

Belum ada
Perda Air
Limbah
Domestik

Bab 3| 72

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014
Pelaksanaan

Ketersediaan
Peraturan

Ada (Sebutkan)

Tidak
Ada

Efektif
Dilaksanakan

Belum Efektif
Dilaksanakan

Tidak Efektif
Dilaksanakan

Keterangan

Peluang keterlibatan swasta dalam pengelolaan air


limbah domestik

Belum ada
Perda Air
Limbah
Domestik

Kewajiban dan sanksi bagi swasta dalam


pengelolaan air limbah domestik

Belum ada
Perda Air
Limbah
Domestik

Layanan Pemerintah Kab/Kota bagi masyarakat


yang tidak mampu dalam pengelolaan air limbah
domestik

Belum ada
Perda Air
Limbah
Domestik

Bab 3| 73

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014
3.3.2

Sistem dan Cakupan Pelayanan

Cakupan pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Gunung Mas berdasarkan data
dari Dinas Pekerjaan Umum dapat digambarkan sebagai berikut : Sistem pengelolaan air limbah di
Kabupaten Gunung Mas masih banyak menggunakan sistem pengolahan air limbah setempat (on-site
system) baik itu secara individu dan di beberapa tempat secara komunal. Di sisi lain masih banyak
warga masyarakat yang belum memiliki pengelolaan air limbah dan membuang limbahnya ke saluran
atau sungai. Pengelolaan limbah cair domestik yang ada di Kabupaten Gunung Mas lebih pada
pemanfaatan sistem setempat (on site system) antara lain black water dan grey water yan g
dihasilkan langsung di buang ke sungai, lahan terbuka serta ada yang dibuang ke septik tank
kemudian dibuang ke drainase lingkungan.
Sistem pembuangan air limbah seharusnya dipisahkan dengan sistem pembuangan air hujan,
tapi di Kabupaten Gunung Mas masih sering dijumpai limbah dari rumah tangga dibuang kedalam
sistem pembuangan air hujan yang dapat mengakibatkan polusi/pencemaran lingkungan. Pengelolaan
prasarana dan sarana air limbah pada setiap daerah mempunyai karakteristik yang berbeda, baik
tingkat pelayanan, jenis dan jumlah pelayanannya. Pengelolaan sanitasi dapat dilakukan dengan 2
(dua) sistem yaitu:
a. Sistem Pengolahan Air Limbah Setempat (on-site system).
b. Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat (off-site system).
Di beberapa tempat, pada bangunan-bangunan tertentu diwajibkan menyediakan fasilitas instalasi
pengolahan air limbah (IPAL) seperti: rumah sakit, industri, penginapan dll. Fasilitas pengolahan ini
sangat dibutuhkan untuk menghindari dampak pencemaran lingkungan hidup. Prasarana pembuangan
air limbah yang ada di Kabupaten Gunung Mas antara lain :
Pengadaan prasarana Jamban keluarga diupayakan oleh masyarakat itu sendiri, dan sebagian
merupakan sumbangan dari Pemerintah Daerah Gunung Mas melalui berbagai sumber pendanaan baik
dari APBN, dan APBD Kabupaten Gunung Mas. Sistem pengolahan air limbah umumnya
pengolahan setempat (on-site system) baik secara individual (Jamban keluarga) maupun komunal
(MCK) dengan fasilitas dan pelayanan dari satu atau beberapa bangunan, yang pengelolaannya
diselesaikan secara setempat atau di lokasi sumber seperti : cubluk, tangki septik (septic tank) dan
paket pengolahan skala kecil
Sampai saat ini Kabupaten Gunung Mas belum memiliki sistem pengolahan air limbah
terpusat berupa (IPAL) dan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja IPLT. Walaupun demikian, dibeberapa
lokasi sudah dibangun sistem komunal untuk melayani satu kawasan pemukiman melalui program
Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM). Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)
merupakan suatu sistem untuk menampung dan menyalurkan air limbah dari dapur, kamar mandi,
jamban dan atau septic tank yang berfungsi sebagai wadah pengumpul dengan sebuah pipa
pembuangan atau sebagai tabung pengolahan yang berhubungan langsung dengan tanah. Kondisi
SPAL yang ada di Kabupaten Gunung Mas pada umumnya masih menyatu dengan pembuangan air
drainase.
Kriteria suspek aman adalah sebagai berikut:
Bab 3| 74

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014
1
2

Dibangun kurang dari lima tahun lalu.


Dibangun lebih dari lima tahun lalu dan pernah dikuras/dikosongkan kurang dari lima tahun
lalu.

Kriteria suspek tidak aman adalah sebagai berikut:


1
2

Dibangun lebih dari lima tahun lalu dan tidak pernah dikuras.
Dibangun lebih dari lima tahun lalu dan pernah dikuras lebih dari lima tahun lalu.

Kondisi aman dan tidak aman dilihat dari praktik pembuangan kotoran balita antara lain :
1) Praktik pembuangan yang aman yang mencakup :

a. Anak yang diantar untuk BAB di jamban.


b. Anak yang BAB di penampung (popok sekali pakai/pampers, popok yang dapat dicuci,
gurita, ataupun celana), kotoran di buang ke jamban, dan penampung dibersihkan di
Watter Closed.
2) Praktik pembuangan yang relatif tidak aman :

a. Anak BAB di ruang terbuka (lahan di rumah atau diluar rumah).


b. Anak yang BAB di penampung (popok sekali pakai/pampers, popok yang dapat dicuci,
gurita, ataupun celana), kotoran di buang ke ruang terbuka/tidak di jamban dan
dibersihkan bukan di jamban.
6. Grafik Tempat Penyaluran Akhir Tinja

Grafik 3.6. Tempat Penyaluran Akhir Tinja


Dari Hasil Studi EHRA Diketahui bahwa Tempat Penyaluran akhir Tinja Keluarga sebagian besar
menggunakan jamban pribadi yaitu sebesar 62,50 %, sungai/pantai/laut sebesar 31%, dan 6,5%
sisanya menggunakan WC Umum, WC Helikopter, sungai, selokan/parit lubang galian dan
lainnya.

7.
Bab 3| 75

Grafik Persentase Tangki Septik Suspek Aman dan Tidak Aman

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014

Grafik 3.7. Persentase Tangki


Dari Grafik Hasil Data EHRA Kabupaten Gunung Mas Diatas dapat diketahui Kualitas Tangki
Septick untuk kabupaten Gunung Mas yang dinyatakan suspek aman sebesar 96,8 % dan suspek
tidak aman sebesar 3,2 %.

Bab 3| 76

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014
Peta 3.2 Peta Cakupan layanan pengelolaan air limbah domestik termasuk IPAL terpusat

Bab 3| 77

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014
Gambar 3.8 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan air limbah domestik Kabupaten Gunung Mas
Diagram Sistem Sanitasi : Air Limbah Domestik
Produk Input

(user interface)

Pengumpulan &
Penampungan
Pengolahan awal
Setempat

Pengangkutan/Pengaliran

(semi)
Pengolahan Akhir
Terpusat

Daur Ulang
dan/ atau
Pembuangan
Akhir

Black
Water
Tangki Septik
WC/Klose
t

Grey
Water

Drainase
Jamban

Cuci
Piring

Bak
Mandi

Bab 3| 78

Sungai

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014
Tabel 3.6. Cakupan layanan air limbah domestik yang ada di Kabupaten Gunung Mas
Sarana tidak
layak

Sarana Layak

BABS*
No

(i)

(ii)

Berbasis Komunal

Cubluk,
Tangki septik tidak
aman** (KK)

Jamban
Keluarga dgn
tangki septik aman
(KK)

(iii)

(iv)

(v)

MCK
umum
/Jamban
Bersama
(KK)
(vi)

307

1843

614

86

517

200

MCK++
(KK)

Kawasan /terpusat

Tangki
Septik
Komunal (KK)

IPAL
Komunal
(KK)

(vii)

(viii)

(ix)

(x)

325

60

60

172

90

40

1232

410

308

45

45

Sambungan
Rumah(KK)

KecamatanKurun
KelurahanKurun

Offsite System

Individual

(KK)

KelurahanTampang
Tumbang Anjir
KecamatanTewah
KelurahanTewah

Onsite System

NamaKecamatan/
Kelurahan

Kecamatan Manuhing

79

477

159

85

40

40

Kelurahan Tumbang
Taleken
Kecamatan Rungan
Kelurahan Jakatan
Raya

54

325

108

65

50

50

*Yang termasuk BABS: (i) mempunyai jamban keluarga (individual) tanpa tangki septik (black water disalurkan kebadan air atau lingkungan;(ii)
BABlangsungdikebun,kolam,laut,sungai,sawah/ladang,dsb.

** Aman:sesuaikriteriaSNI
Tabel 3.7: Kondisi Prasarana dan Sarana Air Limbah Domestik Kabupaten Gunung Mas
Bab 3| 79

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014
No

Jenis

Satuan

Kondisi

Jumlah/
Kapasitas
Berfungsi

(i)

(ii)

(iii)

(iv)

(v)

Keterangan

Tdkberfungsi
(vi)

(vii)

Sistem Onsite
1

Berbasis komunal

6/(851 M3)

IPAL 1 Unit (143 M3)


IPAL Kecamatan Kurun
(123 M3)
IPAL Tewah 2 Unit (144 M3)
IPAL Kecamatan Manuhing
(144 M3)
IPAL Kecamatan Rungan
(144 M3)
MCK Plus Kecamatan
Tewah
(2 Unit) 6 Orang
MCK Kecamatan Kurun
(1 Unit) 9 Orang

- IPALKomunal

unit

- MCK ++

unit

5/(39 Ruang/Orang)

unit

- Tangkiseptik komunal
2.

Truk Tinja

unit

IPLT:kapasitas

M3/hari

Sistem Offsite
4

IPALKawasan/Terpusat
- kapasitas
- sistem

Bab 3| 80

M3/hari

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014
3.3.3

Peran Serta Masyarakat


Pengelolaan air limbah domestik seharusnya lebih bersifat

buttom-up sehingga perlu

ditanamkan nilai-nilai atau pemahaman yang berkenaan dengan pengelolaan air limbah domestik
pada masyarakat baik berupa dampaknya pada kesehatan maupun terhadap lingkungan. Dari sini
diharapkan muncul suatu gerakan dari dalam masyarakat untuk mengelola air limbah domestik
dengan cara-cara yang arif dan benar.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di masyarakat Kabupaten Gunung Mas bahwa pemahaman
masyarakat tentang air limbah domestik hanya terbatas pada dampak yang dapat dilihat dan dirasakan
secara visual dan seketika, seperti menimbulkan bau, membuat lingkungan kotor dan sebagai tempat
berkembangnya nyamuk. Sementara dampak air limbah domestik terhadap pencemaran air tanah dan
air permukaan hanya sebagian kecil yang mengetahui. Hal ini memberikan gambaran bahwa
pemahaman masyarakat tentang air limbah domestik terkait dengan dampaknya terhadap pencemaran
air masih rendah. Tetapi di sisi lain masyarakat kelihatan cukup kritis melihat perhatian pemerintah
terhadap keberadaan air limbah domestik di Kabupaten Gunung Mas. Sebagian besar masyarakat
merasa prihatin terhadap kurangnya upaya pemerintah dalam mengelola air limbah domestik. Hal ini
merupakan sebuah potensi yang dapat dijadikan entry point

bagi pemerintah untuk mengajak

masyarakat secara bersama-sama melakukan pengelolaan air limbah yang berbasis masyarakat.
Peluang untuk merubah persepsi masyarakat dalam rangka meningkatkan peran serta mereka dalam
pengelolaan air limbah domestik ditunjukkan juga dari pendapat masyarakat tentang tanggung jawab
pengelolaan air limbah domestik. Menurut sebagian besar masyarakat, tanggung jawab pengelolaan
air limbah domestik terletak bukan saja pada pemerintah tetapi juga semua unsur masyarakat. Hal ini
juga menggambarkan bahwa inisiator awal dalam memulai pengelolaan air limbah domestik tidak
harus berasal dari pemerintah tetapi bisa saja dari masyarakat, LSM, swasta atau unsur yang lain
dalam masyarakat. Dalam pengelolaan air limbah domestik harus terdapat suatu kerjasama antara
pemerintah dan masyarakat, agar tujuan pengelolaan dapat berhasil sesuai yang diharapkan dalam
mendukung terciptanya lingkungan yang sehat. Keduanya harus mampu menciptakan sinergi. Tanpa
melibatkan masyarakat, pemerintah tidak akan dapat mencapai hasil pembangunan secara optimal.
Pembangunan hanya akan melahirkan produk-produk baru yang kurang berarti bagi masyarakatnya
karena tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya. Demikian pula sebaliknya, tanpa peran yang
optimal dari pemerintah, pembangunan akan berjalan secara tidak teratur dan tidak terarah, yang
akhirnya akan menimbulkan permasalahan baru.
Untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam pembangunan pengelolaan air limbah
domestik maka masyarakat membutuhkan pemahaman yang utuh tentang dampak air limbah domestik
terhadap sumber daya air baik air permukaan maupun air tanah. Dengan pemahaman yang baik pada
Bab 3| 81

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014
masyarakat tentang air limbah diharapkan akan melahirkan inisiatif yang konstruktif dalam upaya
pengelolaan air limbah domestik. Dengan demikian masyarakat tidak lagi memandang air limbah
domestik hanya sebatas jijik dan prihatin apalagi menganggap biasa saja tetapi menjadi sebuah
ancaman bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Langkah yang dapat diambil dalam

rangka meningkatkan partisipasi masyarakat dalam

pengelolaan air limbah domestik, menurut informan kunci dari unsur tokoh masyarakat adalah dengan
memanfaatkan peran tuan guru dalam membina masyarakat. Peran pemuka adat dan agama ini dapat
dimanfaatkan dengan baik dalam upaya pengelolaan air limbah domestik, pemerintah akan
mendapatkan kemudahan dalam mengajak masyarakat berperan serta aktif dalam program sanitasi
bahkan dalam setiap tahapan programkegiatan pembangunan yang dilaksanakan. Peran pemuka adat
dan agama di Kabupaten Gunung Mas selama ini lebih banyak membina masyarakat terkait dengan
hubungan kepada tuhan dan sesama manusia. Materi yang diberikan dalam setiap dakwahnya berkisar
pada ibadah sholat, puasa, akhlak, muamalah dan sejenisnya. Oleh karena itu ke depan diharapkan
peran

tuan guru dapat dimanfaatkan oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan persepsi

masyarakat terhadap air limbah domestik.


Persepsi masyarakat terhadap air limbah domestik memiliki pengaruh terhadap perlakuan masyarakat
terhadap air limbah domestik itu sendiri. Semakin baik kualitas persepsi masyarakat maka perlakuan
terhadap air limbah domestik semakin meningkat. Beberapa perlakuan masyarakat terhadap air
limbah domestik di Kabupaten Gunung Mas yang merupakan bentuk partisipasi masyarakat adalah
sebagai berikut :
a. Membersihkan saluran drainase dalam kampung atas ajakan ketua RT. Tujuan pembersihan
saluran drainase ini adalah untuk menghambat perkembangan nyamuk yang dapat membawa
bibit penyakit, mengurangi bau yang mengganggu warga dan meningkatkan kebersihan
lingkungan.
b. Membuang air limbah domestik ke sungai, selokan/got/drainase dan Lobang penampungan,
Perlakuan ini dilakukan karena tidak membutuhkan biaya, tidak ada larangan dan lebih
mudah.

Berangkat dari hasil analisis tersebut maka dalam pembangunan pengelolaan air limbah harus
diterapkan pendekatan partisipasi pada proses perencanaan, konstruksi, dan operasi. Pembangunan
melalui partisipasi masyarakat merupakan salah satu upaya untuk memberdayakan potensi masyarakat
dalam merencanakan pembangunan yang berkaitan dengan sumber daya lokal berdasarkan kajian
musyawarah, yaitu peningkatan aspirasi berupa keinginan dan kebutuhan nyata yang ada dalam
Bab 3| 82

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014
masyarakat, peningkatan motivasi dan peran serta kelompok masyarakat dalam proses pembangunan
dan peningkatan rasa memiliki pada kelompok masyarakat terhadap program kegiatan yang telah
disusun. Prinsip kerja dari pembangunan melalui partisipasi masyarakat adalah sebagai berikut :
1

Program kerja disampaikan secara

terbuka kepada masyarakat dengan melakukan

komunikasi partisipatif agar mendapat dukungan masyarakat


Program kerja dilakukan melalui kerjasama kelompok masyarakat dan segenap warga untuk

3
4
5

memperkecil hambatan
Koordinasi selalu dilakukan baik secara vertikal maupun horizontal
Bersungguh-sungguh dan tidak mengumbar janji
Tidak bersifat merasa paling tahu dalam setiap kesempatan pelaksanaan program

Intinya Community development dengan segala kegiatannya dalam pembangunan, menurut Ndraha
(1990), harus menghindari metode kerja doing for the community tetapi mengadopsi metode doing
with the community. Metode yang pertama akan menjadikan masyarakat menjadi pasif, kurang kreatif
dan tidak berdaya bahkan mendidik masyarakat untuk bergantung kepada pemerintah.

Sedang

metode yang kedua merangsang masyarakat menjadi aktif dan dinamis serta mampu mengidentifikasi
mana kebutuhan yang sifatnya real needs, felt needs dan expected needs. Pemberdayaan masyarakat
dapat dilakukan melalui pendampingan dan fasilitasi agar terbentuk peningkatan partisipasi dan
keterlibatan seluruh stakeholder, terutama masyarakat dalam suatu perencanaan, operasi, serta
pemeliharaan sarana dan prasarana. Tetapi terkendala kurangnya SDM Di Kabupaten Gunung Mas.
Pembangunan sanitasi bidang air limbah domestik belum dilaksanakan dengan maksimal,
hal ini terbukti dari data tentang pengelolaan sarana jamban keluarga dan MCK oleh masyarakat,
kondisi sarana MCK dan daftar Program/Proyek layanan yang berbasis masyarakat masih sedikit
untuk akses jamban sehat baik skala individual maupun komunal.

Bab 3| 83

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014
Tabel 3.8: Daftar Program/Kegiatan Air Limbah Domestik Berbasis Masyarakat

Nama
Program/Kegiatan

No

Pelaksana/PJ

Lokasi

Tahun
Program/
kegiatan
**)

Penerima
manfaat***)

L
1

Program Pengembangan
Kinerja Pengelolaan Air
Limbah
Kegiatan pembuatan
sistem air limbah
komunal berbasis
masyrakat

KSM/Dinas
PU

Program Pengembangan
Kinerja Pegelolaan Air
Limbah

KSM Berkat
Mandiri/ Dinas
PU

Bab 3| 84

Kegiatan Pembuatan
Sistem Air Limbah
Komunal Berbasis
masyarakat

Jumlah
Sarana
P

KondisiSaranaSaatIni
****)

Berfungsi

Kelurahan Tampang
Tumbang Anjir

2010

1 Unit

1 Unit IPAL

Kelurahan Kurun

2011

2 Unit

1 Unit
IPAL

1 Unit
IPAL
MCK Plus

Tidak
Berfungsi
1

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014
3

Program Pengembangan
Kinerja Pengelolaan Air
Limbah
Kegiatan pembuatan
Sistem Air Limbah
Komunal Berbasis
Masyarakat di Desa
Tewah

Program Percepatan
Pembangunan Sanitasi
Permukiman

Pembangunan MCK
Plus di Kelurahan
Jakatan Raya

Pembangunan MCK
Plus Di Desa Tumbang
Talaken

KSM Tugu
Permai Dinas
PU
KSM Pusaka
Pandohop/
Dinas PU

Kelurahan Tewah

KSM Eka
Kelurahan Jakatan Raya
Permai/ Dinas
PU

2012

2013

Total

Sumber Data: Data Sekunder Pokja, wawancara dengan SKPD dan kunjungan lapangan

Bab 3| 85

1 Unit

2 Unit

1 Unit

IPAL

KSM
Kapakat

Tabel 3.9: Pengelolaansarana air limbahdomestikolehMasyarakat

2 Unit

2 Unit

IPAL MCK
++
1 Unit
IPAL
1 Unit
IPAL MCK
++
1 Unit
IPAL
1 Unit
MCK ++
1 Unit
IPAL
1 Unit
MCK ++

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014

No

JenisSarana

TahunSarana
Dibangun

Lokasi

Lembaga
1

Bab 3| 86

IPAL Komunal

IPAL Komunal

MCK ++

IPAL Komunal

2010

2011

2011

2012

Kelurahan Tampang Tumbang


Anjir

Kelurahan Kurun

Kelurahan Kurun

Kelurahan Tewah

Biayaoperasidanpem
eliharaan

Pengelola

KSM

KSM Berkat
Mandiri

KSM Berkat
Mandiri

KSM Tugu Permai


KSM Pusaka
Pandohop

Kondisi

Pengosongantangki
septik/IPAL
Waktu

Layanan

Aktif
-

Aktif

Aktif

Aktif

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014
5

MCK ++

IPAL Komunal

WC ++

IPAL Komunal

WC ++

2012

2013

2013

2013

2013

Kelurahan Tewah

Kelurahan Tumbang talaken

Kelurahan Tumbang Talaken

Kelurahan Jakatan Raya

Kelurahan Jakatan Raya

KSM Tugu Permai


KSM Pusaka
Pandohop

Aktif

KSM Kapakat

Aktif

KSM Kapakat

KSM Jakatan
Permai

KSM Jakatan
Permai

Sumber Data: Data Sekunder Pokja, wawancara dengan SKPD dan kunjungan lapangan

Bab 3| 87

Aktif

Aktif

Aktif

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014

3.3.4 Komunikasi dan Media


Kegiatan Komunikasi dan Media merupakan kegiatan penting diantara kegiatan non teknis
dalam bidang sanitasi khususnya peningkatan akses kepemilikan sarana dan prasarana air limbah
domestik dan akses layanan air limbah untuk skala kesehatan. Kegiatan Komunikasi di Gunung Mas
Lebih Sering Menggunakan Letplet, Brosur, dan Spanduk. Dengan adanya Komunikasi dan Media
dalam peningkatan pengelolaan sanitasi diharapkan adanya kebijakan dari Pemerintah Kabupaten
Gunung Mas untuk meningkatkan peran media dalam pembangunan bidang sanitasi.
Sampai dengan saat ini Pemerintah kabupaten Gunung Mas belum ada kegiatan sanitasi yang
menggunakan media masa elektronik dalam menyebarkan informasi komponen air limbah.
Sebagaimana pers, masyarakat dalam segala manifestasinya seperti Kelompok Swadaya Masyarakat
(KSM), para cerdik pandai, maupun masyarakat umumnya, dapat menyampaikan gagasannya sebagai
wujud peran sertanya dalam pengelolaan lingkungan. Terpenting, pesan yang disampaikan dapat
dijadikan in put bagi pengambil kebijakan publik, dalam hal ini kebijakan pengelolaan lingkungan.
Berkenaan dengan tuntutan terhadap kebijakan-kebijakan yang berorientasi pada lingkungan, maka
pressure masyarakat harus ada, dalam hal ini media massa dapat dijadikan sarana (Purnaweni, 2004).
Peran pers atau media massa, yang dalam hal ini sebagai bagian dari Civil Society tentunya sangat
penting dalam kerangka pengelolaan lingkungan. dari hal ini telah sangat jelas diatur di dalam
Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers maupun Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997
tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Sementara itu dalam konteks pelaksanaan otonomi daerah sebagaimana diamanatkan Undangundang Nomor 32 tahun 2004 tentang Otonomi Daerah, konsep Good Governance dalam pengelolaan
lingkungan hidup yang lebih dikenal dengan Good Environmental Governance (GEG) setidaknya
mengedepankan 10 hal antara lain : Visi strategis, penegakan hukum, transparansi, kesetaraan, daya
tanggap, partisipasi, akuntabilitas, pengawasan, efisiensi dan efektifitas, serta profesionalisme
(Santosa, 2006). Kesepuluh prinsip tersebut saling memperkuat dan tidak dapat berdiri sendiri yang
harus menjadi karakteristik pemerintah daerah dalam pengelolaan lingkungan hidup dalam kerangka
penyelenggaraan otonomi daerah sesuai semangat Undang-undang Nomor 32 tahun 2004.
Pemanfaatan media massa sebagai saluran dalam menyampaikan aspirasi tadi merupakan salah satu
cara untuk membentuk opini publik sehingga dapat direspon oleh Pengambil Kebijakan. Pemanfaatan
media massa sebagai sarana mengkampanyekan sekaligus penyebaran informasi lingkungan harus
sering dilakukan.

Gambar 3.9
Bab 3| 88

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014
Kegiatan Penyuluhan atau Sosialisasi Yang Pernah Di Ikuti
Di Kabupaten Gunung Mas

Dari grafik penyuluhan atau sosialisasi yang pernah dilaksanakan dalam menggerakan
sosialisasi mengenai prosentase terbesar adalah cendrung

pada masalah sampah dan kebersihan

lingkungan mencapai 52 % karena dalam permasalahan teresebut banyak beberapa bagian di


lingkungan masyarakat cenderung lebih besar akan ketertiban dan peraturan di suatu lingkungan
dalam penerapan mengatasi masalah persampahan, sedangkan untuk air limbah dan jamban keluarga
penyuluhan sosialisasinya mencapai 6 %, dan untuk saluran dari kotor mencapai 14 %, masalah air
bersih 11 %, untuk lain lainnya.

3.3.5 Peran Swasta


Dalam pembangunan sanitasi di Kabupaten Gunung Mas masih Kurang terlihatnya Peran
Swasta khususnya dalam pengelolaan air limbah kalau pun ada hanya berbentuk Kelompok swadaya
masyarakat KSM, KSM disini pun hanya untuk kegiatan MCK Komunal tugasnya nanti Memelihara
dan mengoperasikan sarana yang telah dibuat pemerintah daerah sedangkan untuk Pengangkutan dari
wc komunal ke instalasi pengolah IPLT dan IPAL nya masih belum ada. hal ini disebabkan tidak
adanya peraturan daerah yang mengatur partisipasi dunia usaha dalam pengelolaan air limbah
domestik dan kegiatan pengelolaan air limbah belum layak secara ekonomi.
Tabel 3.10: Penyedia layanan air limbah domestik yang ada di Kabupaten/Kota

Bab 3| 89

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014
No

Nama
Provider/Mitra
Potensial

Tahun mulai
operasi/
Berkontribusi

Jenis kegiatan/
Kontribusi
Terhadap
Sanitasi

Volume

Sumber : Tidak ada data Peran Serta Masyarakat

Bab 3| 90

Potensi Kerjasama

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014
3.3.6

Pendanaan dan Pembiayaan


Pembiayaan alokasi investasi air limbah pada tahun 2014 sebesar Rp. 1.342.977.000,- ( Satu milyar tiga ratus empat dua juta Sembilan ratus
tujuh puluh tujuh ribu rupiah) untuk membiayai pembangunan 2 ( dua ) unit IPAL Komunal/ MCK Plus di kecamatan sepang dan Kecamatan Rungan
Barat di kabupaten Gunung Mas melalui SKPD Pekerjaan Umum Kabupaten Gunung Mas.

Tabel 3.11
Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi air limbah domestik
Kabupaten Gunung Mas

No

Komponen

Belanja (Rp)
n-4

n-3

n-2

n-1

Pertu
mbuha
n (%)

Air Limbah (1a+1b)

494.195.000,-

624.580.000,-

702.647.000,-

730.260.000,
-

1.246.975.000
,-

757.731.400,-

18,8

1.a

Pendanaan Investasi air limbah

494.195.000,-

624.580.000,-

702.647.000,-

730.260.000,
-

1.246.975.000
,-

757.731.400,-

18,8

1.b

Pendanaan OM yang dialokasikan dalam APBD

1.c

Perkiraan biaya OM berdasarkan infrastruktur


terbangun

22.000.000,-

25.000.000,-

25.000.000,-

30.000.000,-

26.493.950,-

Tabel 3.12
Bab 3| 91

Ratarata

30.500.000,-

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014
Realisasi dan Potensi Retribusi Air Limbah
Kabupaten Gunung Mas
No

SKPD

Retribusi Sanitasi Tahun (Rp)


n-4

n-3

n-2

n-1

Pertumbuh
an (%)

Retribusi Air Limbah

1.a

Realisasi retribusi

1.b

Potensi retribusi

Sampai saat ini belum ada perda tentang retribusi layanan air limbah domestik dan belum adanya layanan air limbah domestik di Kabupaten Gunung Mas.

Bab 3| 92

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014
3.3.7

Permasalahan mendesak dan isu strategis

Permasalahan yang dihadapi adalah persepsi dari sebagian masyarakat bahwa sarana sanitasi
air limbah belum menjadi kebutuhan yang mendesak. Sebagian masyarakat Kabupaten Gunung Mas
lebih mudah membuang limbahnya ke saluran/sungai, halaman atau karena keterbatasan ekonominya
belum mampu menyediakan sarana sanitasi sendiri.
Permasalahan air limbah rumah tangga di Kabupaten Gunung Mas secara rinci adalah sebagai berikut :
1

Terbatasnya sarana infrastruktur pengelolaan air limbah rumah tangga, dibeberapa wilayah
banyak dijumpai sarana pembuangan air limbah tidak tertata atau dikelola dengan benar.
Kurangnya ketersediaan air bersih untuk Jamban dan MCK cenderung mendorong masyarakat
berperilaku kurang sehat.
Masyarakat dari kalangan kurang mampu sering beralasan tidak memiliki biaya untuk membuat
jamban.
Kurangnya kesadaran masyarakat akan penanganan air limbah yang betul seperti pembuangan air
limbah digabung dengan saluran drainase, hal ini menyebabkan terjadinya pencemaran
lingkungan yang berimplikasi pada kesehatan masyarakat.
Belum adanya peran sektor swasta dalam mengolah air limbah di Kabupaten Gunung Mas.

2
3
4

Tabel 3.18
Tabel 3.13 Permasalahan dan Isu mendesak komponen air limbah domestik Kabupaten Gunung Mas

No

Permasalahan Mendesak

Isu Strategis

1.

Belum adanya master plan air limbah dan


perencanaan serta studi lain bidang air
limbah domestik

Dalam implementasi program air limbah domestik


memerlukan perencanaan dan koordinasi yang terpadu
antara para pemangku kepentingan sehingga perlu
adanya masterplan yang menjadi tolak ukur dalam
menjalankan
program
dibidang
perencanaan
pengelolaan air limbah domestik.

2.

Kurangnya kepemilikan jamban dan


septik tank/cubluk yang memenuhi syarat

Pentingnya sosialisasi kepada masyarakat tentang


kepemilikan jamban yang memenuhi standar kesehatan
serta mengubah pula hidup masyarakat sehingga PHBS
menjadi gaya hidup di masyarakat.

3.

Kurangnya pendanaan pembangunan air


limbah domestik

Perlunya pendanaan sanitasi akan meningkatkan akses


dan cakupan layanan air limbah domesik, sehingga
diharapkan pemerintah daerah dapat mengalokasikan
dana untuk pembangunan air limbah domestic baik itu
pendanaan melalui APBN dan APBD, bahkan
keterlibatan pihak swasta juga diharapkan bisa terlibat.

Bab 3| 93

BUKU PUTIH SANITASI


4.

Kurangnya jumlah dan kualitas SDM


dalam penanganan di bidang air limbah
domestik

5.

Belum tersedianya Peraturan


bidang air limbah domestik

daerah

KABUPATEN GUNUNG MAS


TAHUN 2014
Pentingnya peningkatan SDM baik itu dari segi
kualitas maupun kuantitas yang secara khusus
menangani bidang air limbah domestik sehungga
diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan
kepada masyarakat.
Ketersediaan peraturan Daerah akan menjadi payung
hukum dalam implementasi dan eksekusi bidang air
limbah domestik.

3.4. Pengelolaan Persampahan


Untuk pengelolaan persampahan di Kabupaten Gunung Mas sampai dengan saat ini sistem
pengelolaan yang dapat kitakan dikelola secara teknis adalah Kota Kabupaten Sendiri yaitu kota Kuala
Bab 3| 94

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014
Kurun, untuk itu masih ada beberapa kota kecamatan yang saat ini memrlukan penangangan secara teknis
seperti kecamatan tewah yang penduduknya terus bertambah setiap tahunnya.
Untuk kota kuala kurun sendiri dengan luasan wilayah 7.651 Ha, yang fungsi kawasanya terdiri dari
kawasan hutan, kawasan pemukiman, peraiaran (sungai, danau, rawa) dan kawasan pertanian (sawah,
lading dan kebun). Dengan luasan yang tersebar di kkta Kuala Kurun dimanfaatkan untuk kegiatan
pertanian, terutama tegalan/perkebunan, tanah permukiman perkarangan dan lahan yang masih banyak
belum dimanfaatkan untuk dijadikan wilayah perkembangan.
Pengelolaan persampahan di Kota Kuala Kurun rata rata dalam masing ruas jalan disediakan bak
sampah masing masing dalam satu ruas jalan dilihat dari banyaknya rumah yang ada di dalam suatu
tempatpaling besar 7 (tujuh) buah tong sampah mewakili 33 rumah dan sebaran yang terkecil adalah 2
(dua) tong sampah sampai dengan 3 (tiga) tong sampah dengan besaran sebaran rumah 10 (sepuluh)
rumah sampai 41 rumah. Naming dari beberapa sebaran yang ada masih terdapat ruas jalan yang masih
belum mendaptkan fasilitas tong sampah.
Kondisi riil dalam pengelolaan persampahan yang ada di Kota Kuala Kurun fasilitas tempat
pembuangan sampah di kelola oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gunung Mas dan Badan
Lingkungan hidup Kabupaten Gunung Mas, yang mana seperti yang ada dari kondisi existingnya material
fisik tong sampah masih terbuat dari kayu, ada juga tong sampah yang dibuat dari cor beton dan container
sebagai tempat pembuangan sampah sementara (TPS) yang digunakan sebagai penampung sampah yang
ada baik lingkungan perumahan, pusat perdagangan (Pasar), perkantoroan dan pendidikan.
Terakit Kualitas dalam pengelolaan sampah yang ada di Kota Kuala Kurun cendrung pada jenis
ampah yang dihasilkan dari rumah tangga khususnya di kawasan pemukiman jenis jenis sampah yang
dihasilkan berupa gelas mineral, gelas plastic, dan juga kantong plastic. Untuk kualitas penanganan
sampah yang ada di Kabupaten Gunung Mas yaitu di muat dalam Peraturan Daerah Nomor 24 Tahun
2011 yang mana sarana dan prasarana tersebut terdiri sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Bab 3| 95

TPS 3R (Kapasitas 2 M3) jumlah 9 Buah


TPS (Kapasitas 4 M3) jumlah 2 Buah
Bak Sampah Kayu (Kapasitas 0,7 M4) jumlah 281 Buah
Dump Truck berjumlah 1 Buah
Truck Ambrol berjumlah 2 Buah
TPA (9 Ha) terdiri 1 Lokasi
Tenaga Petugas Kebersihan berjumlah30 orang

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014
Sedangkan untuk kuantitas dalam pengelolaan persampahan Kota Kuala Kurun selaku ibukota
Kabupaten dengan luasan mencapai 842 KM 2 dengan jumlah jiwa produksi timbulan sampah yang
dihasilkan sebesar 0,025 M3/Hari sedangkan produksi timbulan sampah adalah sebesar 404,85 M 3/Hari
sedangkan daya tampung bak sampah/TPS yang ada adalah 222,7 M 3 sehingga perlu pengelolaan yang
serius dari Pemerintah Daerah untuk mengulangi sampah yang belum tertangani sebsar 182,15
M3.Sedangakan dalam penanganan persampahan yang ada kegiatannya dilaksanakan oleh Dinas
Pekerjaan Umum pelaksanaannya dibidangi oleh Tata Ruang. Proses pengelolaan yaitu TPS, Bak
Sampah, Pengumpulan sampah dengan jam pelaksanaan operasional dilakukan selama 7 (tujuh) jam yaitu
dari jam 06.00 WIB sampai dengan jam 13.00 WIB dan langsung dibuang ke TPA dengan sistem
dumping.
Permasalahan yang menjadi prioritas yang dihadapi untuk Kabupaten Gunung Mas yaitu sampai
dengan sekarang ini minimnya fasilitas serta keterbatasan dalam anggaran untuk menyediakan sarana bak
sampah yang diharapakan masing masing kecamatan bisa mendaptkan fasilitas tersebut agar dalam
masing masing kecamatan dapat mengatur dan mengelola sampah yang ada, karena dari mekanisme
yang ada selain Kecamatan Kurun kecamatan lain masih menerapakan sampahnya ada yang membuang
sampah di pinggiran bantaran sungai, adapun juga pokok persoaln lainya masih belum ada dibuatnya
aturan yang untuk pengelolaan persampahan hal hal yang dapat memberikan aturan serta sanksi sanksi
dalam suatu pengelolaan suatu wilayah.
3.4.1

Kelembagaan
Dalam kelembagaan untuk kondisi riil pengelolaan persampahan di Kabupaten/Kota dalam aspek

legal formal setiap masyrakat diharuskan untuk membuang sampah pada tempatnya dan tidak melakukan
pembuangan sampah di sepanjang pinggiran sungai, hal ini tersu di ingatkan selalu kepada masyarakat
yang ada di kota kula kurun, mengingat fasilitas yang sudah di buat mampu menkan jumlah sampah yang
tidak tertur dapat di minimalisir dengan baik. Secara struktur tugas pelaksanaan Pemerintah Daerah
Kabupaten menugaskan Dinas Pekerjaan Umum secara langsung di Bidangi oleh Tata Ruang dan seksi
yang menangani adalah Seksi Kebersihan Kota dan kepala seksi ini yang langusng menjadi pengawas
dalam pelaksanaan kebersihan mulai sampai dengan administrasi, angkutan sampah, sehingga dalam seksi
ini di pilah atas dua Petugas Kebersihan dan Taman Kota, dan Petugas Kebersihan Sampah.
Untuk institusi dalam pengelolaan persampahan seperti yang sudah di jelaskan sebelumnya
sampai saat ini ada 2 (Dua) institusi dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum dalam sistem pengelolaanya
dan untuk beberapa bagian instiusi lainya adalah Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Gunung Mas juga
Bab 3| 96

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014
memiliki peran ada beberapa bagian dalam menyediakan prasana terkait angkutan sampah setempat dan
penyediaan bak sampah setempat sampai dengan tingkat Analisa Malasah Dampak Lingkungan di Seksi
persampahan perkotaan.
Tabel 3.14
Daftar Pemangku Kepentingan Yang terlibat Dalam
Pengelolaan Persampahan di Kabupaten Gunung Mas

Fungsi

PERENCANAAN
Menyusuntargetpengelolaansampahskala kab/kota,
Menyusunrencanaprogrampersampahandalam rangkapencapaiantarget
Menyusunrencanaanggaranprogram
PENGADAANSARANA
Menyediakansaranapewadahansampahdi sumbersampah
Menyediakansaranapengumpulan(pengumpulan darisumbersampahkeTPS)
MembangunsaranaTempatPenampunganSementara (TPS)
Membangunsaranapengangkutansampahdari TPS ke Tempat
PembuanganAkhir(TPA)
MembangunsaranaTPA
Menyediakansarana komposting
PENGELOLAAN
MengumpulkansampahdarisumberkeTPS
Mengelola sampah di TPS
Mengangkutsampahdari TPS ke TPA
Mengelola TPA
Melakukan pemilahansampah*
Melakukan penarikan retribusisampah
Memberikanizinusahapengelolaansampah
PENGATURANDANPEMBINAAN
Mengaturprosedur penyediaanlayanansampah(jampengangkutan, personil,
peralatan,
dll)
Melakukansosialisasiperaturan,danpembinaandalamhal
pengelolaansampah
Memberikansanksiterhadap pelanggaranpengelolaansampah
MONITORING DANEVALUASI
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan
sampah skala kab/kota
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana
pengelolaan persampahan
Melakukanmonitoringdanevaluasiterhadapefektivitaslayananpersampahan,da
natau menampungserta mengelolakeluhanatas layananpersampahan

PEMANGKU KEPENTINGAN
Pemerintah Kabupaten/Kota
Swasta
Masyarakat

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan Badan Lingkungan Hidup

Dari penjelasan table yang ada diatas dapat dijelaskan bahwa pelasanaan kegiatan tersebut
ditangani oleh pemerintah Kabupaten Gunung Mas khususnya dilaksanakan langsung oleh Dinas
Pekerjaan Umum dan badan Lingkungan Hidup khususnya mulai dari rencana dan monitoring evaluasi.
Dalam hal pelaksaan tersebut dalam penjelasan tabel diatas untuk peran swasta masih belum ada dengan
hal tersebut itu juga bisa dikatakan dalam sektor swasta pihak pemerintah Kabupaten Gunung Mas masih
Bab 3| 97

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014
bisa menanganai maslah persampahan tersebut tanpa adanya campur tangan pemrintah mengingat
wilayah Kabupaten Gunug Mas tingkat volume sampahnya masih bisa ditangani langsung oleh
pemerintah daerah, sedangakan untuk masyarakat juga masih mampu terlayani dengan adanya
pelakasanaan yang di sediakan pemerintah daerah, agar lebih jelas lagi melihat dari perkembangan
mengenai persampahan adalah bisa dilihat pada tabel 3.15 mengenai daftar peraturan sanitasi, yaitu
sebagai berikut.

Ketersediaan
Substansi

Target capaianpelayananpengelolaan
persampahan diKab/Kotaini

Ada (Sebutkan)

KewajibandansanksibagiPemerintah
Kab/Kotadalam menyediakanlayanan
pengelolaansampah
KewajibandansanksibagiPemerintah
Kab/Kotadalam memberdayakan
masyarakat danbadan usahadalam
pengelolaansampah
Kewajibandansanksibagimasyarakat
untuk mengurangisampah,
menyediakantempat sampahdi hunian
rumah,danmembuangkeTPS
Kewajibandansanksibagikantor/unit
usahadi kawasankomersial / fasilitas
social / fasilitas umum untuk
mengurangi sampah, menyediakan
tempat sampah,dan membuangke
TPS
Pembagiankerjapengumpulansampah
darisumberke TPS, dari TPS ke TPA,
pengelolaandi TPA, danpengaturan
waktu pengangkutansampahdari TPS
keTPA

Bab 3| 98

Pelaksanaan
Efektif
Tidak Ada
Dilaksanakan
PERSAMPAHAN

BelumEfektifDilaksanakan

Keterangan
TidakEfektif
Dilaksanakan

Target pengurangan
Sampah (2019) =
20%
Target
Penanganan
Sampah (2019) = 70
%

Tabel 3.15 -

Daftar Peraturan Daerah Terkait Sanitasi


Kabupaten Gunung Mas

Petugas pengumpul
sampah/pemungut
sampah terbatas pada
daerah seperti pasar
dan fasilitas umum
dan sampah di
kumpulkan ke TPS
terdiri dari 1 mandor
dan 11 pekerja.
Petugas pengankut
sampah dari TPS ke
TPA terdiri TPS ke
TPA dari supir 1
orang, 1 orang.

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014

Mandor dan 3 pekerja,


terdapat 3 Truck
pengankut dengan rute
masing masing sehingga
total tenaga pengangkut 18
orang.
Kerjasama pemerintah kabupaten/kota
dengan swasta atau pihak lain dalam
pengelolaan
Retribusi Sampah atau kebersihan

Peraturan daerah nomor 24


Tahun 2011 tentang
retribusi pelayanan
persampahan/kebersihan

Sumber : Dinas Pekerjaam Umum Kabupaten Gunung Mas

3.4.2

Sistem dan Pengelolaan Sampah

Sistem pengelolaan persampahan di Kabupaten Gunung Mas, seperti yang sudah pernah didefinisikan
adalah semua kegiatan yang bersangkut paut dengan pengendalian timbulnya sampah, pengumpulan,
transfer

dan

transportasi,

pengolahan

dan

pemprosesan

akhir/pembuangan

sampah,

dengan

mempertimbangkan faktor kesehatan lingkungan, ekonomi, teknologi, konservasi, estetika, dan faktor
faktor lingkungan lainya yang erat kaitannya dengan respon masyarakat. Menurut Undang Undang No.
18 Tahun 2008 pengelolaan sampah didefinisikan sebagai kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan

Bab 3| 99

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014
berkesinambungan yang meliputi Pengurangan dan Penganan Sampah, Kegiatan yang mana pengurangan
meliputi :
a. Pembatasan Timbulan Sampah
b. Pendauran Ulang Sampah
c. Pemanfaatan Kembali Sampahsedangkan kegiatan penanganan meliputi :
1. Pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai dengan jenis, jumlah,
dan/sifat sampah
2. Pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber sampah ke
tempat penampungan sementara (TPS) atau tempat pengolahan sampah 3R skala kawasan
(TPS 3R), atau tempat pengolahan sampah terpadu
3. Pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan / atau dari tempat
penampungan sampah sementara atau dari tempat pengolahan sampah 3R terpadu menuju ke
tempat pemprosesan akhir (TPA) atau tempat pengolahan sampah terpadu (TPST)
4. Pengolahan dalam bentuk mengubah karakateristik, komposisi, dan jumlah sampah
5. Pemprosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah dan residu hasil pengolahan
sebelumnya ke media lingkungan secara aman.
Untuk Kabupaten Gunung Mas sistem pengolahan sampahnya dilakukan dengan cara ditampung
dari wadah bak sampah yang sudah di sediakan di pinggiran ruas jalan lingkungan pemukiman kemudian
sampah tersebut diangkut oleh truck pengangkut sampah pada saat bertugas kemudian sampah yang ada
tersebut di buang ke dalam Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan ada juga beberapa tempat juga
disediakan bak truck ambrol sebagai tempat penyimpanan sementara.
Untuk kegiatan 3R dalam persampahan baru sekarang ini penerapannya masih dalam batasan
penerapanya dengan menyediakan bak sampah jenis 3R yang sebaranya ada di beberapa kantor di lingkup
Satuan Keraja Perangkat Daerah di Kabupaten Gunung Mas. Sampah yang dihasilkan dari 3R tersebut
berdasarkan kondisi riil yang ada dilapangan ketersedian bak sampah tersebut masih mengalami9
keterbatasan dalam menuediakan jenis bak sampah tersebut karena masih ada beberapa kantor dan
lingkungan pendidikan yang masih belaum mendaptakan bak sampah 3R tersebut, untuk itu pemerintah
daerah Kabupaten Gunung Mas berkeingan jenis kategori bak sampah tersebut dapat di perbanyak agar
masing masing lokasi bak sampah tersebut sudah dapat pemerataan dalam pembagiannya mengingat
dalam waktu dan biaya dalam hal tersebut sementara ini masih dilaksanakan proses secara bertahap.
Dalam penyampaian berbasis teknologi sudah hampir sebagain besar masyarakat dapat menegrti
mengenai tentang pemilahan jenis sampah, baik untuk jenis sampah kering, sampah basah, dan jenis
sampah yang dapat di daur ulang, untuk itu ada beberapa gerakan Satuan Kerja Perangkat Daerah seperti,
Badan Lingkungan Hidup, Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Kesehata bersama sama melakukan
gerakan sosialisai ini sebagai pendekatan yang mendasar ke masyakarat, guna masyarakat dapat
Bab 3| 100

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014
memahami akan guna manfaat dari 3R tersebut, memang bukan hal mudah ini bisa dapat diterima
langsung oleh masyakat namun dengan harapan ini juga masyarakat bisa ikut bereperan aktif dan
memiliki rasa social yang tinggi untung mau menegrti kan pola lingkungan hidup bersih dan sehat serta
terbebas dari masalah sampah di wilayah Kabupaten Gunung Mas.
Untuk informasi mengenai jumlah masyarakat yang sudah menerima manfaat hal tersebut di
terutama di wilayah kota Kuala Kurun dalam artian mengetahui tingkat layanan dari sistem pengelolaan
persampahan yang ada, hal tersebut di terapakan dengan adanya pelaksanaan beberapa petugas kebersihan
yang di rencanakan bahakan sudah berjalan sampai dengan saat ini yaitu dengan adanya hamper dalam 5
kali kegiatan pengengkutan sampah dalam 1 (satu) minggu intuk mengangkut sampah yang dilengkapi
dengan Dump Truck yang di laksanakan 6 (Enam) orang untuk 1 moda angkutan Dump Truck sebanyak 3
sebagai moda oprasional dalam 3 (Tiga) bagian tersebut salah satunya supir 1 orang, mandor 1 orang dan
4 pekerja sedangkan petugas pesampahan dilaksankan sebanyak 12 (Dua Belas) orang. Untuk mengenal
lebih jauh dalam pengelolaan persampahan dapat dilihat beberap[a kajian berdasarka hasil dari EHRA
mengenai layanan pengangkutan sampah di tingkat rumah tangga yang bersumber mengenai layanan
pengangkutan sampah dan paraktik pemilahan sampah oleh rumha tangga akan dijelaskan pada grafik
berikut ini dan juga akan dijelaskan menegani besaran pengangkutan sampah.

Gambar 3.10
Grafik Pengelolaan Sampah
Di Kabupaten Gunung Mas

Hasil kajian studi EHRA masih banyak pengolahan sampah yang tidak di olah mencapai 75 %
salah satu kendala yang dihadapi tidak lain karena adanya masih ada beberapa wilayah kecamatan yang
infrastruktur dalam pengolahan persamphan sampai dengan sarana dan prasana persampahan sedangkan
untuk pengolahan sampah yang di olah sebsar 25 % hal teerbut di tunjukan berada di ibu kota kabupaten
Bab 3| 101

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014
yaitu Kota Kuala Kurun dan hal tersebut masih besar keinginan pemerintah daerah dalam terus
mengembangkan sarana dan prasana di bidang persampahan ini. Pengelolaan persampahan sebenarnya
secara umum di kabupaten Gunung mas sampai dengan saat ini masih dikelola oleh pemerintah daerah
dan dari grafik tersebut hanya 25 % saja yang masih terkelola dengan cukup baik, selebihnya belum ada
elemen masyrakat yag belum turun tangan untuk mengelola persampahan.
Hal tersebut juga dapat diperhatikan juga berdasarkan grafik pengangkutan sampah dapat
diperjelas bahwa saran dan prasana untuk pengangkutan sampah yang ada di Kabupaten sangat minim
sekali dan hal terbut memerlukan peningkatan dalam menyediakan angkutan sampah mulai dari hal yang
terkecil seperti sarana gerobak angkutan sampah sampai dengan perlengkapan kebersihan sampah.

Gambar 3.10
Grafik Pengangkutan Sampah
Di Kabupaten Gunung Mas

Dari penjelasan grafik yang ada diatas bahwa besaran angkutan terhadap sampah yang ada di
Kabupaten Gunung Mas untuk sampah yang banyaknya terangkut sebesar 7,80 % dan masih banyak
sampah yang tidak terangkut sebsar 92,20 %. Mengingat hal tersebut juga berate ada banyak sampah yang
ada di lingkungan masyrakat yang masih belum terlayani dan juga ada di lingkungan masyarakat juga
tdak membuang sampah pada tempatnya hal untuk itu juga menjadi pokok perhatian bagi Pemerintah
Dareah Kabupaten Gunung Mas.
Bab 3| 102

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014
Besaran sampah tidak terangkut juga ada beberapa faktor faktor yang menajdi bahan analisa
kedepan di Kabupaten Gunung mas yaitu sebagai berikut
1. Banyaknya jumlah penduduk namun sarana prasana pendukung belum menunjang dalam
melayani persampahan yang ada.
2. Sampah yang ada di masyrakat selama ini tidak di buang pada tempatnya namun kebanyakan
sampah yang sudah dibakar saja namun tidak di buang ke tempat penampungan sampah
sementara.
3. Rendahnya kesadaran masyarakat untuk membuang sampah di pada tempatnya.
4. Ada beberapa bagian wilayah kecamatan yang ada di Kabupaten Gunung Mas masih belum
mendapat sarana dan parasana dalam mengelola persampahan.
5. Belum ada lembaga elemen masyarakat dalam pembentukan pengelolaan persampahan.

Bab 3| 103

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014
PETA 3.3
CAKUPAN LAYANAN PERSAMPAHAN

Bab 3| 104

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014
Gambar 3.12 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Gunung Mas
Diagram Sistim Sanitasi : Persampahan Domestik

Produk
Input

(user interface)

Pengumpulan
Setempat

Penampungan

Pengangkutan

(Semi)
Pengolahan
Akhir
Terpusat

Daur Ulang/
Pembuangan
Akhir

Sementara
( TPS)

Sampa
h
Organi
k

Sampa
h
Organi
k

Bab 3| 105

Kompos
skala
Rumah
Tangga

Kegiatan
composting
di TPS

Residu

Residu

Bak Sampah

Residu

Gerobak
Sampah

TPS

Dum Truck

jalan
Daur Ulang
skala
rumah
tangga

Kegiatan
daur ulang
di TPS

Residu

TPA Open
Dumping

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014
Tabel 3.16
Sistem pengelolaan persampahan yangada
diKabupaten Kabupaten Gunung Mas
Volume Terlayani
Nama Kecamatan/
Kelurahan

No

Jumlah
Penduduk

Timbulan
Sampah

(orang)

(M3)

(%)

(M3)

3R

TidakTerlayani
InstitusiPengelola
(%)

TPA

(M3)

(%)

(M3)

(%)

(M3)

KecamatanKurun
KelurahanTampang
Tumbang Anjir

3.447

86

88

76

88

76

12

10

KelurahanKurun

12.747

318,67

18

40,33

128,52

45,98

146,52

54

172,15

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum

Untuk wilayah Kabupaten Gunung Mas dalam sisitem pengelolaannya sendiri yang sampai
dengan sat ini hanya terdapat di Kecamatan Kurun khususnya untuk Kelurahan Tampang Tumbang Anjir
dan Kelurahan Kurun, dalam besaran jumlah penduduknya pada table diatas dijelaskan bahwa Kelurahan
Kurun adalah lebih besar jumlah penduduknya mencapai 12.747 Jiwa dibandingkan dengan Kelurahan
Tampang Tumbang Anjir sebesar 4.447 dan dengan jelas juga bahwa timbulan sampah lebih banyak
dihasilkan di Keluarahn dipengaruhi oleh besaran jumlah penduduknya. Untuk 3R kelurahan Kurun lebih
dominan dibandingkan dengan Keluarahan Tampang tumbang Anjir.Bahkan sampai dengan Institusi
Pengelola sampah juga lebih banyak di Kelurahan Kurun, namun masih dikelurahan kurun masih banyak
sisitem pengelolaan samphnya masih banyak belum terlayani di bandingkan dengan Kelurahan Tampang
Tumbang Anjir.
Tabel 3.17
Sistem Pengelolaan Persampahan yang ada
diKabupaten Gunung Mas
JenisPrasarana /
Sarana

No
(i)

3.

(ii)

PengumpulanSetempat
- Gerobak
- Becak/Becak Motor
Penampungan
Sementara
- Bak Biasa
- Container
- TransferDepo
Pengangkutan
- DumpTruck
- Arm Roll Truck
- CompactionTruck

Satuan
(iii)

Jumlah/
Kapasitas

Ritasi
/hari

(iv)

Berfungsi
(v)

Kondisi
Tdkberfungsi
(vi)

Keterangan
(vii)

unit
unit

1 M3
-

4 Unit
-

unit
unit
unit

0,7 M3
-

281 Unit
-

unit
unit
unit

2,5 M3
2,5 M3
-

15 Rit
15 Rit
-

2
-

1
-

3 Unit truck
3 Unit
-

unit
unit

9
-

18 M3
-

Ha
Ha
Ha

unit
unit
unit

(Semi)Pengolahan
AkhirTerpusat
- TPS 3R
- SPA (stasiun peralihan)antara
TPA/TPA Regional
- Sanitary landfill
- Controlledlandfill
- Opendumping
AlatBerat
- Bulldozerl
- Whell/truck loader
- Excavator/backhoe
IPL
- sistem

Bab 3| 106

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gunung Mas\

Sistem pengelolaan persampahan di kota Kuala Kurun masih banyak jenis sarana dan prasana
yang belum dilengkapi oleh Pemrintah Kabupaten Gunung Mas, Hal tersebut di karenakan adanya
pengaturan dalam dana anggaran terbagi dengan infrastruktur lainya. Dalam kedepan harapan pemerintah
daerah bisa melangkapi sarana prasarana persampahan terbut agar lebih optimal dan terlengkapi dengan
lebih baik lagi dan dapat melaksanakan akses pelayanan di bidang persampahan lebih baik lagi.
3.4.3

Peran Serta Masyrakat


Tingkat kesadaran masyrakat di Kabupaten Gunung Mas saat ini dapat dikatakan masih ada

beberapa bagian wilayah yang memiliki tingkat kesadaran untuk tidak membuang sampah di sembarang
tempat khususnya di wilayah kecamatan lain penyebab tersebut juga disebabkan oleh belum ada sistem
pengelolaan sampah yang belum ada di beberapa tempat untuk wilayahnya masing. Untuk ibu Kota Kuala
Kurun bisa dikatan oal sampah masih mendapat penganan serius dari phak pemerintah daerah mengingat
di wilayah Kota Kuala Kurun suadah ada wadah penampungan sampah sementara sampai dengan lokasi
tempat pembuangan akhir sampah. Keterlibatan masyarakat dalam penangana sampai dengan sekarang ini
cukup karena masyrakat masih berkeingan membuang sampah pada tempatnya khusus pada bak sampah
yang sudah disediakan dekata dengan lingkungan pemukiman, dan juga di wilayah pasar, sehingga
masyrakat tidak perlu merasakan kesulitan untuk membuang sampah karena jarak relative dekat dengan
lingkungan tempat tinggal, sedangkan akses untuk pengelolaan sampah dirasakan sampai dengan saat ini
bisa dikatakan cukup nyaman karena jalur badan jalan sudah dilakukan perkerasan dengan pengaspalan
sampai dengan lokasi pembuangan akhir sampah, untuk manfaat bagi rumah tangga miskin juga sebagian
besar sudah terjangkau dengan baik da nada juga yang masih belum mengingat ada beberapa wilayah
yang letaknya sulit untuk di akses, nsamun bukan menjadi kendala besar kerena proses penahapan
sosialisasi persampahan agar tidak membuang sampah di pinggiran sungai.
Tabel 3.18
Daftar Program/Kegiatan Persampahan Berbasis Masyarakat
Di Kabupaten Gunung Mas

Nama
Program/Kegiatan

No

Pelaksana/PJ

Program Pengembangan
Kinerja Pengelolaan Air
Limbah
Kegiatan pembuatan
sistem air limbah
komunal berbasis
masyrakat

KSM/Dinas
PU

Program Pengembangan
Kinerja Pegelolaan Air
Limbah

KSM Berkat
Mandiri/ Dinas
PU

Kegiatan Pembuatan
Sistem Air Limbah
Komunal Berbasis
masyarakat
Program Pengembangan
Kinerja Pengelolaan Air
Limbah
Kegiatan pembuatan
Sistem Air Limbah
Komunal Berbasis
Masyarakat di Desa
Tewah

Bab 3| 107

Lokasi

Tahun
Program/
kegiatan
**)

Kelurahan Tampang
Tumbang Anjir

2010

Kelurahan Kurun

2011

Penerima
manfaat

Jumlah
Sarana
P

Kondisi SaranaSaatIni
****)

Berfungsi

Tidak
Berfungsi

1 Unit

1 Unit IPAL

2 Unit

1 Unit IPAL
1 Unit IPAL

MCK Plus

KSM Tugu
Permai Dinas
PU
KSM Pusaka
Pandohop/
Dinas PU

Kelurahan Tewah

2012

2 Unit

1 Unit IPAL
1 Unit IPAL

2 Unit

MCK ++
1 Unit IPAL

1 Unit IPAL
MCK ++

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014
4

Program Percepatan
Pembangunan Sanitasi
Permukiman

Pembangunan MCK
Plus di Kelurahan
Jakatan Raya

Pembangunan MCK
Plus Di Desa Tumbang
Talaken

KSM Eka
Permai/ Dinas
PU

Kelurahan Jakatan
Raya

2013

2 Unit

1 Unit IPAL
1 Unit MCK

++

KSM
Kapakat

1 Unit IPAL
1 Unit MCK
++

Sumber :Dinas Pekerjaan Kabupaten Gunung Mas


Untuk daftar program kegiatan persampahan yang berbasis masyarakat di Kabupaten Gunung
hanya tersebar di 3 (Tiga) kecamatan yaitu Kecamatan Kurun, Kecamatan Tewah dan Kecamatan
Rungan, dan dikelola oleh Dinas Pekerjaan Umum dan KSM (Kelompok Sawadaya Masyrakat).
Tabel 3.19
Pengelolaan Sarana Persampahan olehMasyarakat
Di Kabupaten Gunung Mas
Pengelola

No

Jenis Kegiatan

Lokasi

Pemilahan Sampah di
Rumahtangga

Pengangkutansampahke
TPS

Pengolahansampah:

Kerjasama
denganpihak
lain

Keterangan

Lembaga

Kondisi

a) Pengolahan sampah organik

Pengelolaan sampah
masih dikelola oleh
pemerintah Daerah
Kabupaten

b) Pengolahan sampah
nonorganik

Pengelolaan sampah
masih dikelola oleh
pemerintah Daerah
Kabupaten

c) Pengelolaan sampah terpadu

Pengelolaan sampah
masih dikelola oleh
pemerintah Daerah

Pengelolaan sampah
masih dikelola oleh
pemerintah Daerah
Kabupaten
Pengelolaan sampah
masih dikelola oleh
pemerintah Daerah
Kabupaten

Sumber :Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gunung Mas


Dalam penjelasan Tabel yang terakait dengan pengelolaan persampahan berbasis masyrakat
sampai dengan saat ini masih belum ada, karena masih belum ada pergerakan dari masyarakat dalam
mengelola persampahan baik bentukan kelompok masyrakat, mengingat permsalahan tersebut sampai
dengan saat ini masih menjadi tanggungan pemerintah daerah Kabupaten Gunung mas sendiri yang
menangani dan mengelola di bidang persampahan, selain itu juga masih belum adanya penyusunan tata
atauran pelaksanaan pengelolaan yang berbasis masyarakat, namun dalam waktu kedepan pastinya hal ini
lebih manjadi pokok perhatian Pemerintah Kabupaten Daerah Kabupaten Gunung Mas.
Melihat dari pentingnya akan data yang dimaksud yang harus dikelola oleh lapisan elemen
masyarakat maka bagian daftar table ini juga akan menjadi bahan usulan ke pada masyrakat intuk depan
dan juga akan menjadi bahan baku dapat di sosialisasikan kepada masrakat yang mana bisa menentukan
menjadi batasan wewenang masyarakat dalam mengelola bidang persampahan, baik sampai dengan
lembaga dan kerjasama dengan pihak lain bersama sama dengan masyarakat untuk menyusun konsep
yang lebih matang lagi.
3.4.4

Komunikasi dan Media

Bab 3| 108

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014
Untuk sarana media sampai saat ini masih belum menyampaikan akan pentingnya mengenai
sampah bahkan sampai dengan sanitasi, namun pemerintah Kabupaten Gunung Mas lebih berperan aktif
dalam pelaksanaan pengutusan untuk delagsi perwakilan daerah dalam ajang pelaksanaan untuk duta
sanitasi yang beberapa waktu lalu di gelar di Ibu Kota Parovinisi Kalimantan Tengah tepatnya di Kota
Palangka Raya.
Dinas Kesehatan Kabupaten Gunung Mas dalam setiap kunjungannya ke wilayah kecamatan
lainya sampai di dalam daerah Untuk lebih jelas dalam komunikasi media ini akan dijelaskan dalam
gambar kegiatan penyuluhan atau sosilisi dalam penyuluhan yang pernah di ikuti oleh pemerintah daerah
Kabupaten Gunung Mas. Dalam komunakasi media ini juga dirasakan sangat perlu dimaksudkan agar
selalu mengingatkan kepada masyrakat untuk pentingnya akan sampah, dan dapat memilah jenis sampah
yang ada di sekitar lingkungannya.
Gambar 3.13
Kegiatan Penyuluhan atau Sosialisasi Yang Pernah Di Ikuti
Di Kabupaten Gunung Mas

Dari grafik penyuluhan atau sosialisasi yang pernah dilaksanakan dalam menggerakan sosialisasi
mengenai persampahan prosentase terbesar adalah cendrung pada masalah sampah dan kebersihan
lingkungan mencapai 52 % karena dalam permasalahan teresebut banyak beberapa bagian di lingkungan
masyarakat cenderung lebih besar akan ketertiban dan peraturan di suatu lingkungan dalam penerapan
mengatasi masalah persampahan, sedangkan untuk air limbah dan jamban keluarga penyuluhan
sosialisasinya mencapai 6 %, dan untuk saluran dari kotor mencapai 14 %, masalah air bersih 11 %, untuk
lain lainnya.

3.4.5

Peran Swasta
Peran swasta dalam penangana sampah di Kabupaten Gunung Mas untuk sampai dengan saat ini

masih belum ada, baik peran swasta dalam penyediaan layanan pengelolaan persampahan sampai dengan
tingkat dunia usaha maupun LSM, sampai dengan sekarang ini belum tersentuh. Karena itu ini menjadi
salah satu catatan penting bagi pemerintah daerah terutama dalam agenda penyusunan peraturan
persampahan khususnya kedepan menjadi bahan masukan yang akan segera di bentuk oleh pemerintah
daerah setempat.
Bab 3| 109

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014

Tabel 3.20
Peran Swasta Dalam Penyediaan Layanan Persampahan
Di Kabupaten Gunung Mas
No

Nama

Tahun Mulai

Jenis

Provider/Mitra

Operasi/

Kegiatan/Kontribusi

Potensial

berkontribusi

Terhadap Sanitasi

Potensi

Volume

Kerjasama

Peran Swasta Dalam Layanan Persampahan


Belum Terbentuk

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gunung Mas

3.4.6

Pendanaan dan Pembiayaan


Untuk pendanaan dan pembiayaan dalam mengelola bidang persampahan yang ada di Kabupaten

Gunung Mas berdasarkan rancangan anggaran daerah tepatnya bersumber dari Dana Alokasi Umum
(DAU) pemerintah Kabupaten Gunung Mas.Sempai dengan saat ini ada beberapa SKPD yang terkait
yaitu Dinas Pekerjaan Umum, BLH, Bappeda, lebih jelasnya lihat tabel berikut ini.

Tabel 3.21
Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi Persampahan
Kabupaten Gunung Mas
N
o
1

Dinas PU-CK

Persampahan
BLH

4
5
6

Persampahan
Bappeda
Persampahan
Pendanaan
Investasi
Pendanaan OM
Perkiraan Biaya
OM

Rata2
pertumbuh
an

Belanja Sanitasi (Rp.)

SUBSEKTOR
2010

2011

2012

2013

2014

841.543.
200

795.490.00
0

1.003.510.
500

1.195.420.
000

1.857.560.
000

499.983.
000

1.153.599.0
00

1.198.278.
000

968.442.85
0

12.105.100

8.000.000

1,20

0,93

Sumber : DPA SKPD Kabupaten Gunung Mas dan Dinas Pekerjaan Umum

Berdasarkan rekapitulasi realisasi pendanaan sanitasi untuk bidang persampahanterdapat 3 (Tiga)


SKPD yang terkait yang mana pelakasanaan teknis pekerjaan dalam persampahan di bawahi oleh Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Gunung Mas dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Gunung Mas,
sementara dalam pelaksanaan identifikasi dan montoring evaluasi sampai dengan Koordinasi dibawahi
oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Gunung Mas (BAPPEDA). Dalam hal tersebut
itu juga bidang persampahan sudah dilaksanakan mulai Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2014 sudah
dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Untuk Badan Lingkungan Hidup dimulai dari Tahun 2010
sampai dengan Tahun 2013, sementara monitoring dan evaluasinya BAPPEDA baru di mulai Tahun 2013
Bab 3| 110

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014
sampai dengan Tahun 2014, lebih jelasnya dapat dilihat pada untukTabel 3.22 realisasi dan potensi
retribusi sampah, sampai dengan permasalahan mendesak terkait dengan persampahan yang ada Di
Kabupaten Gunung Mas.
Tabel 3.22
Realisasi Dan Potensi Retribusi Sampah
Di Kabupaten Gunung Mas
N
o
1
a
b

Belanja Sanitasi (Rp.)

Uraian
Retribusi
Sampah
Realisasi
retribusi
Potensi
retribusi

2010

2011

2012

2013

2014

138.900.
000

79.144.8
00
79.144.8
00

127.070.
150
127.070.
150

175.908.
000
175.908.
000

36.152.5
00
36.152.5
00

Rata2
pertumbuh
an

-0,54
-0,54

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gunung Mas

Tabel 3,23
Permasalahan Mendesak
Di Kabupaten Gunung Mas
No

Permsalahan Mendesak

Perlunya Perluasan TPA yang ada sekarang ini

Perlunya

Penambahan

Sarana

Angkutan

Persampahan
3

Perlunya

Pelaksanaan

Penyusunan

Peraturan

Daerah Mengenai Pengelolaan Sampah Baik


Tingkat Swasta, Lembaga Masyrakat.
4

Sangat

membutuhkan

sarana

dan

prasana

persampahan di Seluruh Kecamatan yang ada di


Kabupaten Gunung Mas
Sumber : Analisa Kekurangan Data Yang ada

3.5

Pengelolaan Drainase Perkotaan


Secara umum kondisi drainase perkotaan di Kabupaten Gunung Mas untuk saat ini sebagian

besar berpasir dengan campuran tanah material sehingga dilihat dari sifat porus dalam menyerap air,
memberikan kemampuan drainase yang cukup baik. Walaupun demikian, untuk mengantisipasi
perkembangan yang ada di kota sejalan tingakt pertumbuhan suatu kota perlu dibuat laningan drainase
yang baik. Untuk saat ini di wilayah kecamatan yang tersebar di wilayah Kabupaten gunung mas kondisi
drainase masih banyak yang belum dikelola secara teknis bahkan masih banyak saluran drainase tersebut
banyak kurang diperhatikan khususnya di wilayah kecamatan di luar ibu kota Kabupaten Gunung Mas
Bab 3| 111

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014
yaitu Kota Kuala Kurun, khususnya untuk drainase yang berada di kawasan lingkungan pemukiman
sampai dengan kawasan yang cukup padat penggunaan lahanya. Seperti yang kita ketahui akan
pentingnya saluran drainase tersebut adalah sebagai penampung saluran tadah hujan dan juga sebagai
resapan air.untuk kondisi drainase sangat banyak hal yang harus dibenahi dan peningkatan kembali
mengingat kondisi topograpi di Kabupaten Gunung Mas adalah perbukatan dan terjal dan kurang relative
datar.
Permasalahan prioritas untuk drainase perkotaan sampai sekarang ini peninjauan tersebut untuk
sekarang ini masih hanya sebatas dalam kota kuala kurun saja dan permasalahan yang menjadi
prioritasnya adalah disebabkan oleh beberapa hal yaitu sebagai berikut :
1. Faktor almiah saluran itu sendiri karena adanya penggerusan dan terbawanya material saluran
oleh aliaran sehingga terjadi pendangkalandan sedimentasi yang mengakibatkan terjadinya
penyempitan kapasitas dimensi saluran drainase.
2. Faktor perilaku masyrakat di sekitar saluran yang menimbulkan masalah yaitu :
a. Masyarakat membuang sampah kedalaman saluran drainase
b. Pembangunan fisik tidak memperhatikan sempadan saluran
c. Berkurangnya bidang resapan karena peribahan penggunaan lahan di daerah tangkapan air.
d. Pembangunan saluran yang kurang memperhatikan kemiringan dasar saluran
e. Belum adanya pelaksanaan program pemeliharaan secara rutin dan berkesinambungan
f. Belum adanya alokasi anggaran pengelolaan drainase perkotaan
Selain berfungsi sebagai penampung air hujan saluran saluran yang ada juga dimanfaatkan
sebagai menampung buangan rumah tangga baik dari dapur, kamar mandi bahkan berfungsi juga sebagai
pembuangan tinja.Kondisi fisik saluran dibangun secara permanen (dari pasangan) dan lainnya berupa
saluran tanah. Untuk masalah genangan banjir masih ada di kota kabupaten sendiri khususnya Kota Kuala
Kurun dan masalah utama yang menyebabkan genangan tersebut adalahpada alam salah satu faktor
tingginya curah hujan, adanya pengendapan serat sumber dari manusia yaitu membuang sampah tidak
pada tempatnya (sembarangan). Ada juga beberapa saluran yang kondisinya tertutup oleh rerumputan
lebat yang masuk ke dalam saluran dan tidak diperhatikan dengan baik sehingga saluran tersebut
mengabat arus aliran air yang ada dalam saluran drainase.
Dalam permsalahan lainya juga untuk saluran drainase adalah terdapat tiga hal pokok masalahan
fisik drainase yaitu yang sampai sekarang ini masih dihadapi oleh pelaksan teknis di Dinas Pekerjaan
Umum Kabupaten Gunung Mas adalah sebagai berikut :

3.5.1

1. Saluran Sekunder yang masih kurang terawat


2. Lebih banyak sampah yang tertampung di saluran drainase
3. Saluran primer terjadi pendangkalan akibat sedimen terutama bagian hilir
Kelembagaan
Aspek legal formal terkait kebijakan yang ada mengenai pengelolaan drainase perkotaan saat ini

masih belum ada yang mengatur dalam upaya pengelolaan drainase perkotaan yang ada sampai dengan
saat ini adalah pelaksanaan pembangunan fisik drainase secara bertahap baik drainase perkotaan sampai
dengan drainase yang ada di kawsan lingkungan pemukiman, pendidikan dan daerah genangan terhadapa
banjir.
Dalam urusan bidang drainase perkotaan di Kabupaten gunung mas saat ini masih ditangani oeh
dinas teknis terkait yaitu Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gunung Mas khususnya di Bidang Bagian
Cipta Karya dan Bina Marga. Sampai dengan saat ini pelaksanaan pekerjaan yang terkait maslaah drianse
dibedakan atas tiga jenis pekerjaan dalam pelaksanaan pekerjaannya yaitu sebagai berikut :
1. Drainase Galian Tanah
2. Drainase Tertutup
3. Drainase Pasangan Batu Belah
Bab 3| 112

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014
Untuk mendapatkan penjelasan secara rinci menegani data pemangku kepentingan masalah
darainase perkotaan yang ada di Kabupaten Gunung Mas akan di jelaskan pada tabel daftar pemangku
kepentingan yang terlibat dalam pengelolaan drainase perkoktaan , yaitu sebagai berikut.
Tabel 3.24
Daftar Pemangku Kepentingan Yang Terlibat Dalam Pengelolaan Drainase Perkotaan
Di Kabupaten Gunung Mas
PEMANGKU KEPENTINGAN
Pemerintah Kabupaten/Kota
Swasta
Masyarakat
PERENCANAAN
Menyusuntargetpengelolaandrainaseperkotaan skala kab/kota
Menyusunrencanaprogramdrainaseperkotaan dalamrangkapencapaiantarget
Menyusunrencanaanggaranprogramdrainaseperkotaandalam rangkapencapaiantarget
PENGADAANSARANA
Menyediakan/membangunsaranadrainaseperkotaan
PENGELOLAAN
Membersihkansalurandrainaseperkotaan
Memperbaikisaluran drainaseperkotaan yangrusak
Melakukanpengecekankelengkapanutilitasteknisbangunan(salurandrainaseperkotaan)

PENGATURANDANPEMBINAAN
Menyediakan advis planning untuk pengembangan kawasan permukiman, termasuk
penataan drainaseperkotaandi wilayahyangakandibangun
Memastikan integrasi sistem drainase perkotaan (sekunder) dengan sistem drainase
sekunderdanprimer
Melakukansosialisasiperaturan,danpembinaandalamhal pengelolaan drainaseperkotaan
Memberikansanksiterhadap pelanggaranpengelolaandrainaseperkotaan
MONITORING DANEVALUASI
Melakukanmonitoringdanevaluasiterhadapcapaiantargetpengelolaandrainaseperkotaan skala
kab/kota
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan
drainaseperkotaan
Melakukanmonitoringdanevaluasiterhadapefektivitaslayanandrainaseperkotaan,dan atau
menampungserta mengelola keluhan atas kemacetanfungsidrainaseperkotaan

Dalam daftar pemangku kepentingan yang ada berdasarkan uraian dari tabel diatas dapat dijelaskan
bahwa seluruh daftar pemangkunya berada di pemerintah kabupaten yang bertanggung jawab sekaligus
dalam pelaksanaannya mulai dari perencanaan drainase perkotaan, pengadaan sarana, pengelolaan,
pengaturan pembinaan, monitoring dan evaluasi. Untuk itu harapan kedepan juga dalam bidang darainase
perkoataan dalam pemangku kepentingannya bisa berajalan bersama - sama dengan pihak sawasta dan
masyarakat. Selanjutnya juga dalam tabel berikutnya akan di jelaskan juga mengani daftar peraturan
terkait drainase perkotaan .

Ketersediaan
Efektif

Substansi

Target capaianpelayananpengelolaan
drainaseperkotaan di Kab/Kotaini

KewajibandansanksibagiPemerintah

Kab/Kotadalam menyediakan
drainase perkotaan
KewajibandansanksibagiPemerintah
Kab/Kotadalam memberdayakan
masyarakat dalam pengelolaan
drainaseperkotaan
Kewajibandansanksibagimasyarakat
danataupengembanguntuk
Bab 3| 113
menyediakansarana drainase
perkotaan, danmenghubungkannya
dengansistemdrainasesekunder
Kewajibandansanksibagimasyarakat
untuk memeliharasaranadrainase
perkotaan sebagai saluran
pematusan air hujan

Tabel 3.25

Ada
Daftar
Peraturan
Taget
pencapaian
50 %sampai Terkait
dengan
Tahun 2019

Pelaksanaan
TidakEfektif
BelumEfektif

Drainase
Perkotaan
-

Di Kabupaten Gunung Mas

Masih belum
ada penyusunan
peraturan daerah
terkait dengan

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gunung Mas

Dalam daftar target capaian pelayanan drainase perkotaan pengelolaan ada tercapai sebesar 50 %
pada tahun 2019 sedangakan dalam penyusunan peraturan penyusunan daerah terkait masih belum ada
aturan yang mengikat dalam msalah peraturan drainase perkotaan tersebut, untuk dalam samlah drainase
perkotaan memerlukan langkah da;lam mengambil kebijakan dan menentukan bagian mana saja yang
menjadi prioritas kedapan dalam pelaksanaan pembangunan drainase perkotaan.
3.5.2

Sistem dan Cakupan Pelayanan


Sistem cakupan pelayanan drainase perkotaan yang ada untuk sampai dengan saat ini ssitem yang

digunakan masih menggunakan sistem secara alami yaitu mengalir oleh gaya gravitasi dari daerah yang
tinggi ke daerah yang rendah melalui alur laur alam dan saluran buatan sesuai dengan topografinya.
Sebagaian bentuk saluran yang terlayani dalam perkotaan adalah saluran terbuka umumnya terletak di
tepi pinggiran jalan, sedangkan saluran yang lain adalah merupakan saluran tertutup yang sebagian
terletak dijalan jalan permukiman kota lama atau pusat kota. Aliran air pada saluran ini mengalir
menuju ke sungai Kahayan, anak sungai Kahayan dan daerah rendah yang berada di sekitar Kota Kuala
Kurun, bentuk saluran drainasetepi jalan yang ada sebagian berupa saluran terbuka dan terbuat dari
konstruksi batu belah serta tidak dilengkapi dengan steet inlet atau lubang pembuang tepi jalan, sebagian
saluran tertutup dengan dimensi yang umum relative kecil.
Untuk Kabupaten Gunung Mas Jumlah Rumah Tangga yang menyatakan pernah mengalami banjir
sebanyak 34,7 % dengan yang terbesar pada Klaster 2 yaitu sebesar 44,4 % dan yang terkecil pada Klaster
0 yaitu sebesar 3,8 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar grafik presentase rumah tangga
yang mengalami banjir rutin.
Gambar 3.14
Grafik Presentase Rumah Tangga Yang Mengalami Banjir Rutin
Di Kabupaten Gunung Mas

Bab 3| 114

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014

Sumber : Kajian Studi EHRA Dinas Kesehatan Kabuapten Gunung Mas

Berdasarkan grafik prosentase rumah tangga yang mengalami banjir rutin di Wilayah Kabupaten
Gunung Mas menurut kajian studi EHRA sampai dengan sekarang ini berada nilai angka tertinggi berada
44,4 pernah mengalami banjir dan tingkat sedangnya mencapai angka 24,4 pernah mengalami banjir dan
angka terendah tidak mengami banjir mencapai 3,8. Namun besaran yang tidak pernah mengami banjir
mencapai 92,3 selebihnya tidak tahu tentang wilayahnya yang mengalami banjir.

Bab 3| 115

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014
Diagram Sistem Sanitasi : Drainase Perkotaan
Produk Input

(user interface)

Pengumpulan &
Penampungan
Pengolahan awal
Setempat

Pengangkutan/Pengaliran

(semi) Pengolahan
Akhir Terpusat

Daur Ulang
dan/ atau
Pembuangan
Akhir

Air Mandi

Air Cuci
Piring

Sumur
Resapan

Air Cuci
pakaian
Saluran Tersier
dan sekunder
Sungai
Jalan
Talang

Atap
Rumah

Bab 3| 116

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014

PETA JARINGAN DRAINASE DAN WILAYAH GENANGAN


DI KOTA KUALA KURUN

Bab 3| 117

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014

Grafik 3.15
Keberadaan Saluran Drainase Lingkungan
Di Kabupaten Gunung Mas

Keberadaan saluran drainase lingkungan di Kabupaten Gunung Mas besaran prosentasenya untuk
sampai saat ini jenis drainase tertutup mencapai 8,10 % dan untuk saluran drainase terbuka mencapai 38,30
%, di wilayah Kabupaten Gunung Mas sampai dengan saat ini lebih banyak tidak ada saluran drainase.
Untuk lebih jelasnya mengenai luas wilayah genangan yang ada di Kabupaten Gunung Mas dapat dilihat
pada Tabel berikut ini.
Tabel 3.26
Luas Wilayah Genangan
Di Kabupaten Gunung Mas

No

Wilayah Genangan

Nama Kecamatan/
Kelurahan

Luas

Ketinggian

(Ha)

(M)

Lama

Frekuensi

(jam/hari)

(kali/tahun)

Penyebab

KecamatanKurun
KelurahanTampang
Tumbang anjir

KelurahanKurun

24 jam

3 kali/tahun

Di akibatkan tingginya atau naiknya debit


besaran air sungai pada saat banjir musiman

Kecamatan Tewah

Program Percepatan Pembangunan


Sanitasi Permukiman

III 65

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014

KelurahanTewah

24 jam

3 kali/tahun

1. Dikarenakan adanya luapan anak


sungai
2. Pendangkalan akibat aktivitas
Penambangan emas tanpa izin
(PETI)

24 jam

3 kali/tahun

Di akibatkan tingginya atau naiknya debit


besaran air sungai pada saat banjir musiman

Kecamatan Sepang

Kelurahan Sepang

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gunung Mas

Untuk luas wilayah genangan yang ada di Kabupaten Gunung Mas sampai dengan sat ini masih
belum diketahui luasan dan besaran tinggi genangannya adapun genangan air itu terjadi khususnya berad di
wilayah dataran yang rendah dan berad di sepanjang pinggiran sungai, untuk lama rata rata gengang yang
terjadi mencapai 1 hari dengan itensitas waktu mencapai 24 Jam dan kejadian seperti itu terjadi 3 kali
setahun, adapun wilayah kejadian tersebut berada di 3 (Tiga) kecamatan di wilayah Kabupaten Gunung Mas,
bebrtapa faktor mendasar adalah karena besarnya itensitas hujan yang terjadi serat besaran luapan tinggi
permukaan sungai yang disebabkan oleh kegiatan penambangan liar yang ada di pinggiran sungai.Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel kondisi saran dan prasarana drainase di Kabupaten Gunung Mas yaitu
sebegai berikut.
Tabel 3.27
Kondisi Sarana Dan Prasarana Drainase Perkotaan
Di Kabupaten Gunung Mas
No

JenisPrasarana /

Satuan

Sarana
(i)

(ii)

(iv)

Berfungsi
(v)

FrekuensiPemeliharaan

Tdkberfungsi

(kali/tahun)

(vi)

(vii)

SaluranPrimer
- S.PrimerA

2.356m

Ya

- S.PrimerB

-m

- SaluranSekunderA1

690m

Ya

- SaluranSekunderA2

450m

Ya

1972 m

Ya

- RumahPompa

- unit

- PintuAir

- unit

SaluranSekunder

- SaluranTersier
3.

Kapasitas
(iii)

Kondisi

Jumlah/

BangunanPelengkap

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gunung Mas

Program Percepatan Pembangunan


Sanitasi Permukiman

III 66

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014

Kondisi sarana dan prasarana drainase perkotaan di Kabupaten Gunung Mas dari data yang
diperoleh panjang saluran primer 2.356 Meter, dan untuk saluran sekunder 690 Meter untuk saluran
sekunder A1, dan untuk saluran sekunder A2 sepanjang 450 meter, dan selebihnya saluran tersier 1972
Meter.
3.5.3

Peran Serta Masyarakat


Peran serta masyrakat yang ada di Kabupaten Gunung Mas terkait dengan drainase baik untuk

sampai dengan keterlibatan dalam partisipasi maupun sampai dengan pengelolaan sampai dengan saat ini
masih sangat kurang menjadi pokok perhatian karena ada beberapa hal juga hal tersebut terjadi masih
rendahnya kesadaran akan masyrakat fungsi dan manfaat akn drainase yang ada, walupun seringkali selalu
disampaikan namun masih kurang cukup informasi yang diterima. Keterlibatan masyrakat yang ada dalam
memperhatikan kondisi drianse lingkungan dapat diperhatikan oleh masyrakat sekitar hanya pada saat ada
pelaksanaan kerja bakhti gotong royong di kawasan lingkungannya masing masing, namun dalam ikut
peran aktif dalam pengelolaan masih belum ada.
Tabel 3.28
Daftar Program/Kegiatan Drainase PerkotaanBerbasis Masyarakat
Di Kabupaten Gunung Mas

Kondisi SaranaSaatIni
Penerima
Tahun
Program/
kegiatan

Nama
No

Program/Kegiatan

Pelaksana/PJ

Lokasi

**)

****)

manfaat***)
Jumlah
L

Sarana

Tidak
Berfungsi

Berfungsi

Total

Sumber : Dinas Pekerkaan Umum Kabupaten Gunung Mas

Program Percepatan Pembangunan


Sanitasi Permukiman

III 67

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014

Tabel 3.29
Pengelolaan Sarana DrainasePerkotaanoleh Masyarakat
Di Kabupaten Gunung Mas

No

JenisSarana

Pengelola
an

Lokasi

Lembaga

Kondisi

Iuran

Keterangan

MASIH BELUM ADA PERATURAN DAERAH YANG DIBUAT DALAM


MENGATUR PENGELOLAAN
SARANA DRAINASE PERKOTAAN OLEH MASYRAKAT

2
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gunung Mas

3.5.4 Komunikasi dan Media


Komunikasi media hampir belum ada dilaksanakan menegani drainase baik komunikasi dan media
hanya saja bila terjadi bila terjadi masalah kebanjiran dan kerusakan lingkungan dalam suatu kawasan.
Terlebih lagi dalam komunikasi mengenai saluran drianse sampai saat ini hanya sebatas komunikasi antar
lingkungan masyarakat, sedangkan media masih belum ada hal hal yang disampaikan kepada publik.
Gambar 3.16
Kegiatan Penyuluhan atau Sosialisasi
Yang Pernah Di Ikuti Pemerintah Kabupaten Gunung Mas

3.5.5

Peran Swasta

Program Percepatan Pembangunan


Sanitasi Permukiman

III 68

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014

Peran swasta dalam penanganan drainase di Kabupaten Gunung Mas untuk sampai dengan saat ini
masih belum ada, baik peran swasta dalam penyediaan layanan pengelolaan drainase sampai dengan tingkat
dunia usaha maupun LSM, sampai dengan sekarang ini belum tersentuh. Karena itu ini menjadi salah satu
catatan penting bagi pemerintah daerah terutama dalam agenda penyusunan peraturan drainase khususnya
kedepan menjadi bahan masukan yang akan segera di bentuk oleh pemerintah daerah setempat, mulai
dengan hal pengelolaan, pengawasan, sampai dengan rencana dan pelaksanaan.
Ini juga menjadi bahan koreksi bagi pemerintah setempat adan juga hal yang segera akan di tindak
lanjuti setidak tidaknya bisa merapatkan beberapa unsur lemen penting pemerintah agar bisa duduk
bersama memikirkan kembali pelaksanaan tentang drainase bisa dibahas dan menemukan jalan eluar dalam
meyatukan bebrbagai lembaga masyrakat setempat, dalam hal ini juga akan dapat di tunjukan data berikut
ini.
Tabel 3.30
PenyediaLayanan PengelolaanDrainasePerkotaan Yang Ada
Di Kabupaten Gunung Mas
Jeniskegiatan/

1
2

Nama
Provider/Mitra
Potensial

Tahunmulai
operasi/
Berkontribusi

Kontribusi
Terhadap

MASIH BELUM ADA PERATURAN DAERAH YANG DIBUAT DALAM MENGATUR


PENYDIAAN LAYANAN

3
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gunung Mas

3.5.5 Pendanaan Dan Pembiayaan


Dalam pendanaan dan Pembiayaan sanitasi perkomponen sampai dengan saat ini di Kabupaten
Gunung Mas yang menangani adalah Dinas Pekerjaan Umum, berdasarkan tugas pokok dan fungsinya hal
tersebut di bidangi oleh Cipta Karya, dan hal itu masih belum bisa melaksanakan pemerataan jaringan
draianse di seluruh tempat namun membagi anggran yang ada dengan tepat sasaran dan bisa tepat guna.

Tabel 3.31

Program Percepatan Pembangunan


Sanitasi Permukiman

III 69

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014

Rekapitulasi Pendanaan Sanitasi Per Komponen Drainase Perkotaan


Di Kabupaten Gunung Mas

N
o

Belanja Sanitasi (Rp.)


SUBSEKTOR

201
3

Rata2
pertumbuh
an

2010

2011

2012

1.639.509.
350

859.995.76
3

2.015.660.
000

6.294.600.
000

2,8

Pendanaan
Investasi

Pendanaan OM

Perkiraan Biaya
OM

2014

Dinas PU-CK
Drainase

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gunung Mas

Dari penjelasan tabel yang ada diatas menunjukan bahwa kegiatan dalam drainase telah dilakukan
selama 4 (Empat) Tahun mulai dari Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2012 dan Pada Tahun 2014 sekarang
ini, hanya saja pelaksanaan sempat tidak terbiayai pada Tahun 2013, namun dari data diatas huga masih
belum ada dana untuk pendanaan OM sampai dengan perkiraan biaya OM. Selanjutnya dalam hal tersebut
juga akan disampaikan dalan tabel Realisasi dan Potensi Retribusi Sanitasi yang juga memunujukan bahwa
sampai dengan ini masih belum ada realisasi dari hasil retribusi dan potensi retribusi untuk drainase,
mungkin memerlukan kajian kedepan dalam pengelolaan retribusi yang nantinya juga bisa segera menjadi
peraturan dalam suatu daerah
Tabel 3.32
Realisasi Dan Potensi Retribusi Drainase
Di Kabupaten Gunung Mas
Belanja Sanitasi (Rp.)
2010

2011

2012

2013

2014

Rata2
pertumbuh
an

Realisasi
retribusi

Potensi
retribusi

N
o

Uraian

Retribusi
Drainase

a
b

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gunung Mas

Program Percepatan Pembangunan


Sanitasi Permukiman

III 70

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014

3.5.6

Permasalahan Mendesak
Tabel 3,23
Permasalahan Mendesak
Di Kabupaten Gunung Mas
N

Permsalahan Mendesak

o
1

Perlunya Peningkatan Drainase Untuk Wilayah Yang sering


Menjadi Genangan Banjir

Sangat Membutuhkan Besaran Biaya Bagi Drainase Agar Dapat


Melaksanakan Pembangunan Drainase Di Berbagai Tempat

Perlunya Pelaksanaan Penyusunan Peraturan Daerah Mengenai


Pengelolaan Drainase Baik Tingkat Swasta, Lembaga Masyrakat.

Perlunya Peningkatan Pelaksanaan Pembanguan Draianse

Program Percepatan Pembangunan


Sanitasi Permukiman

III 71

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014

3.6.

Pengelolaan Komponen Terkait Sanitasi


Masyarakat kabupaten Gunug Mas menggunakan bermacam-macam sumber air

minum,

memasak, mencuci dan gosok gigi yang aman digunakan seperti air botol kemasan, air isi ulang, air ledeng
dari PDAM, sumur pompa tangan, sumur gali terlindungi dan mata air terlindungi, akan tetapi ada juga yang
masih menggunakan air sungai, air waduk dan air hujan untuk air minum, memasak dan gosok gigi dari
ketersediaan air yang ada dimasyarakat berdasarkan data EHRA kabupaten Gunung Mas tidak pernah
kesulitan mendapatkan air 68,4%, kesulitan memenuhi kebutuhan air pada waktu beberapa jam saja
(2,5%) , kesulitan mendapatkan air bersih seperti biasa pada waktu satu sampai beberapa hari 12,7%,
sampai seminggu 2,1%, dan sampai lebih dari seminggu 10.8% . Penggunaan air dari sumber yang tidak
aman serta kerawanan air menyebabkan resiko kesehatan yang harus dialami tinggi. Apa lagi sebanyak 11%
langsung mengkonsumsi air tanpa pengolahan, dan 89% mengolah dengan cara merebus, ditambah kaporit
dan menggunakan filter keramik.
3.6.1

Pengelolaan Air Bersih


Kabupaten Gunung Mas terdiri dari 12 (dua belas) kecamatan dan hanya 6 (enam) kecamatan yang

sudah terlayani jaringan perpipaan PDAM itu pun hanya di kelurahan belum sampai kedesa-desanya.
Kondisi ini terjadi karena perkembangan permukiman memusat pada wilayah-wilayah tertentu sehingga
sistem penyediaan air minum bersifat setempat serta mahalnya investasi jaringan perpipaan PDAM, untuk
daerah kecamatan yang belum terlayani jaringan perpipaan PDAM, Pemerintah daerah kabupaten Gunung
Mas melalui Dinas PU dengan Program Pembangunan Sistem Air Minum, Program Pengembangan
Pengelolaan Air Minum, Program Pembangunan Air Minum. Menyediakan sarana air bersih untuk
masyarakat berpenghasilan rendah dengan argument bahwa kelompok ini tergolong rentan dan perlu
mendapatkan perhatian pemerintah dalam penyediaan akses air bersih.
Untuk memenuhi kebutuhan air minum penduduk juga banyak menggunakan air tanah, air sungai,
mata air dan air hujan. Berdasarkan Data EHRA kabupaten Gunung Mas Akses terhadap air bersih pada
rumah tangga sebanyak 31,1 % menggunakan Sumur Bor/Pompa Mesin, sebesar 9,3 % menggunakan
Sumur Bor/Pompa Tangan dan yang menggunakan PDAM hanya sebesar 4,7 %. Dan Sumber air untuk
minum terbanyak berasal dari air minum isi ulang yaitu sebesar 30,1 % dan yang terkecil berasal dari sumur
gali tidak terlindungi yaitu sebesar 1,3 %. Sedangkan sumber air untuk memasak terbanyak berasal dari
sumur pompa tangan yaitu sebesar 35,2% dan yang terkecil berasal dari mata air tidak terlindungi yaitu
sebesar 1,7 % dapat dilihat selengkapnya pada Gambar grafik 3.17.
Untuk Potensi air baku air minum terbesar adalah air sungai karena kabupaten Gunung Mas banyak
di lewati oleh sungai-sungai, tapi kendalanya saat ini sungai-sungai tersebut tercemar oleh kegiatan
pertambangan emas yang dilakukan masyarakat secara illegal itu terbukti dari hasil pengujian air sungai
yang dilakukan BLH ,sedangkan Air tanah yang diambil melalui sumur gali, sumur pompa tangan dan
pompa listrik masih digunakan oleh warga mengandung PH netral sebesar 6,5.

Program Percepatan Pembangunan


Sanitasi Permukiman

III 72

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014

PDAM sebagai perusahaan Air Minum selalu mengadakan uji sampel untuk
menentukan kualitas air kepada pelanggan nya yang dilakukan rutin saat produksi,
sedangkan untuk jumlah pelanggan jaringan perpipaan PDAM kabupaten Gunung Mas
hanya mencapai 3142 atau hanya mampu melayani sekitar 30% dari total penduduk kabupaten Gunung
Mas hal ini disebabkan oleh PDAM kabupaten hanya mempunyai 6 (enam) unit IKK yang melayani 6
(enam) Kecamatan itupun hanya untuk lingkup kelurahan bukan desa . Untuk waktu pelayanan ke
konsumen PDAM kabupaten Gunung Mas hanya mampu melayani pelanggan untuk beberapa jam saja dan
pada Saat melakukan pelayanan kepada pelanggan PDAM kabupaten Gunung Mas mengalami kehilangan
air (UFW) sebesar 25% dari total produksi.
Untuk meningkat pelayanan produksi ke pelanggan PDAM harus Membangun IKK-IKK baru
yang masih belum ada di enam kecamatan

dan penambahan Jaringan-jaringan perpipaan baru tapi

kendalanya disini untuk penambahan kapasitas produksi dan luasan jangkauan perpipaan PDAM
memerlukan dana Ivestasi yang besar yang tidak mungkin bisa dilakukan oleh PDAM sendiri. Untuk itu
diperlukan kerjasama dengan pemerintah daerah kabupaten Guunung Mas guna mempercepat
pembangunan jaringan Air bersih yang ada dikabupaten.

Program Percepatan Pembangunan


Sanitasi Permukiman

III 73

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014
Peta 3.5 Peta Cakupan Layanan Air Bersih di kabupaten Gunung Mas

Program Percepatan Pembangunan

III -

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014
8. Gambar Grafik Sumber Air Untuk Minum dan Memasak

Grafik
3.17.
Sumber Air Untuk Minum dan Memasak

Program Percepatan Pembangunan


Sanitasi Permukiman

III 66

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014
Tabel 3.34.
Sistem Penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih Kabupaten Gunung Mas

No
1
2

Tingkat Pelayanan

Kapasitas Produksi

L/detik

57 L/s

Kapasitas Terpasang

L/detik

80 L/s

Unit

3142

Jumlah Sambungan Rumah


(Total)
Jumlah Kran Air

Unit

3142

Kehilangan Air (UFW)

25

Retribusi / Tarif (Rumah


Tangga)
Jumlah Pelanggan per
Kecamatan
IKK Ibu Kota Kabupaten
Kurun
Unit IKK Tewah

Rp/m3

7.197

Pelangga
n
Pelangga
n
Pelangga
n
Pelangga
n
Pelangga
n
Pelangga
n

1.621

Satuan

Siste
Keterang
m
an
Perpipa
PDAM Kabupaten Gunung Mas

Uraia
n
Pengelolaan

U n i t IKK Sepang

U n i t IKK tumban Miri

Unit IKK Tumbang


Talaken
Unit IKK Kampuri

30%

Dari seluruh penduduk


Kabupaten
Gunung Mas

Juli 2014

Harga pokok air Rp 7.197,-

690
194
344
176
117

Rencana pengembangan SPAM perpipaan untuk masing-masing Ibukota Kabupaten dan kelurahan
disekitarnya sebagai berikut:
1.

Kecamatan Kuala Kurun


Wilayah pelayanan IKK Kuala Kurun meliputi Satu kelurahan yaitu kelurahan Kurun dengan total
sambungan sebanyak 1.621 sambungan. Rencana pembangunan Pengadaan Pemasangan Pipa
Distribusi SPAM IKK Kuala Kurun.

Program Percepatan Pembangunan


Sanitasi Permukiman

III 67

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014
2.

Kecamatan Tewah
IKK Tewah hanya melayani Kelurahan Tewah dengan total Sambungan 690 Sambungan.
Belum Ada Pengembangan pelayanan untuk melayani desa-desa terdekat karena masih
mahalnya investasi.

3. Kecamatan Sepang
IKK Sepang Hanya bisa melayani sebagian masyarakat sepang dengan total pelanggan 194, dan
sebagian besar penduduk sepang masih menggunakan sumur dangkal dan air sungai untuk
kebutuhan air minumnya. Rencana pembangunan Pengadaan Pemasangan Pipa Distribusi SPAM
IKK sepang.
4. Kecamatan Kampuri
IKK Kampuri juga Hanya melayani kelurahan Kampuri dengan total pelanggan 117 Sambungan
pelanggan, kebanyakan Penduduk masih menggunakan Air sungai sebagai sumber air dan sumur
bor..
5. Kecamatan Kahayan Hulu Utara
IKK Kahayan Hulu Utara hanya melayani Kelurahan dengan total Sambungan 344 Sambungan.
Belum Ada Pengembangan pelayanan untuk melayani desa-desa terdekat karena masih mahalnya
investasi.
6. Tumbang Talaken
IKK Tumbang Talaken juga Hanya melayani kelurahan Tumbang Talaken dengan total pelanggan
176 Sambungan pelanggan, kebanyakan Penduduk masih menggunakan Air sungai sebagai
sumber air dan sumur dangkal..

3.6.2

Pengelolaan Air Limbah Industri Rumah Tangga

Pengelolaan lingkungan hidup merupakan kewajiban bersama berbagai pihak baik


pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat luas. Hal ini menjadi lebih penting lagi mengingat
perkembangan industrinya cukup tinggi, Khusus Industri rumah tangga seperti industri tempe,
tahu, rumah makan, dan lain-lain perlu dikelola karena Limbah dari industri rumah tangga
tersebut menimbulkan bau yang tidak enak dan bahan kimia sehingga mengganggu lingkungan
sekitarnya, untuk industri rumah tangga di kabupaten gunung mas masih belum berkembang
seperti yang diharapkan sehingga untuk pabrik tahu atau tempe pun tidak ada terdapat ada di
kabupaten Gunung Mas tetapi hal tersebut tidak menutupi adanya pencemaran karena banyak
industri-industri besar yang terdapat di kabupaten Gunung Mas di bidang pertambangan dan
perkebunan yang mencemari lingkungan dan sungai-sungai yang ada di kabupaten Gunung

Program Percepatan Pembangunan


Sanitasi Permukiman

III 74

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014

Mas itu berdasarkan data hasil uji Sungai yang ada di kabupaten Gunung Mas oleh dinas BLH
dengan nilai BOD nya diatas 1,2 mg/L.
Tabel 3.35
Pengelolaan limbah industri rumah tangga kabupaten Gunung Mas

Jenis Industri Rumah


Tangga

Lokasi

Jumlah industri RT

Jenis
Pengolahan

Kapasitas
(m3/hari)

Dst

Untuk Tabel 3.35 Pengolahan Limbah Industri rumah tangga Kabupaten Gunung Mas tidak di
isi
karena data yang terkait dengan limbah industri rumah tangga dikabupaten Gunung Mas tidak ada data.

Program Percepatan Pembangunan


Sanitasi Permukiman

III 74

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN GUNUNG MAS
TAHUN 2014
3.6.3. Pengelolaan Limbah Medis
Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, Kabupaten Gunung Mas sudah
mendirikan Rumah Sakit umum Daerah (RSUD) untuk melayani kesehatan masyarakat. Dalam
melaksanakan kegiatannya melayani masyarakat rumah sakit umum Kurun menghasilkan limbah
cair dan padat. Limbah rumah sakit tersebut dapat mencemari lingkungan penduduk di sekitar
rumah sakit dan dapat menimbulkan masalah kesehatan. Hal ini dikarenakan dalam limbah rumah
sakit dapat mengandung berbagai jasad renik penyebab penyakit pada manusia termasuk demam
typoid, kholera, disentri dan hepatitis sehingga limbah harus diolah sebelum dibuang ke lingkungan
(BAPEDAL, 1999).
Penanganan limbah medis di kabupaten Gunung Mas yang berasal dari rumah sakit dikelola
secara mandiri oleh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kurun. Rumah sakit bertanggung
jawab penuh untuk membangun dan mengelola air limbah medisnya sesuai dengan baku mutu
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 58 Tahun 1995 Tentang Baku Mutu Limbah
Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit. Pengawasan pengolahan limbah medis dilakukan oleh pihak
Dinas Kesehatan Kabupaten Gunung Mas, sebagai SKPD yang bertanggung jawab dalam
pengawasan dan pemantauan pengelolaaan limbah medis rumah sakit.
RSUD kurun mengolah limbah padat medisnya sendiri dengan melakukan pembakaran di
incenerator. RSUD Kurun memiliki kapasitas IPAL 10.000 M3 dan menghasil 2 M 3/ per hari
Sampah kering. Limbah medis yang dimusnahkan antara lain jaringan tubuh, jarum suntik,
ampul bekas, jarum infus, kateter, spuit, perban, sarung tangan dan masker.
Tabel 3.36
Pengelolaan limbah medis di fasilitas-fasilitas kesehatan Kabupaten Gunung Mas
Nama Fasilitas
Kesehatan

IPAL
INCENERATOR

Lokasi

RSUD Kurun
RSUD Kurun

Jenis Pengolahan Limbah Medis

Limbah Cair Medis


Limbah Padat

Kapasitas (m3/hari)

10.000
2 M3

Dst

Sumber: RSUD Kurun

Program Percepatan Pembangunan


Sanitasi Permukiman

III 74

Anda mungkin juga menyukai