Askep Luka Bakar
Askep Luka Bakar
O
L
E
H
ENDRA AMALIA
NIM.9901075013-72
PENDAHULUAN
Luka bakar dapat dialami oleh siapa saja, dan dapat terjadi di mana saja baik di
rumah, tempat kerja bahkan di jalan atau di tempat-tempat lain. Penyebab luka bakarpun
bermacam-macam bisa berupa api, cairan panas, uap panas bahkan bahan kimia, aliran
listrik dan lain-lain
Luka bakar yang terjadi, akan menimbulkan kondisi kerusakan kulit selain itu juga
dapat mempengaruhi berbagai sistem tubuh. Cidera luka bakar terutama pada luka bakar
yang dalam dan luas masih merupakan penyebab utama kematian dan disfungsi berat
jangka panjang
Pendapat di atas tidak akan terwujud tanpa adanya penanganan yang cepat dan tepat
serta kerja sama yang baik antara anggota tim kesehatan yang terkait. Penderita luka bakar
memerlukan perawatan secara khusus karena luka bakar berbeda dengan luka tubuh lain
(seperti luka tusuk, tembak, dan sayatan). Hal ini disebabkan karena pada luka bakar
terdapat keadaan seperti:
1. Ditempati kuman dengan patogenitas tinggi
2. Terdapat banyak jaringan mati
3. Mengeluarkan banyak air, serum dan darah
4. Terbuka untuk waktu yang lama (mudah terinfeksi dan terkenal trauma)
5. Memerlukan jaringan untuk menutup
Berbagai karakteristik unit luka bakar membutuhkan intervensi khusus yang
berbeda. Perbedaan karakteristik tersebut dipengaruhi oleh penyebab luka bakar dan bagian
tubuh yang terkena. Luka bakar yang lebih luas dan dalam memerlukan perawatan/
intervensi lebih intensif dibandingkan luka bakar yang hanya sedikit dan superfisial. Luka
bakar yang terjadi karena tersiram air panas dengan luka bakar yang disebabkan zat kimia
atau radiasi atau listrik membutuhkan penanganan yang berbeda meskipun luas luka
bakarnya sama. Luka bakar yang mengenai daerah genetalia mempunyai resiko yang lebih
besar untuk terjadinya infeksi dibandingkan dengan luka bakar yang ukuran/luasnya sama
pada bagian tubuh yang lain. Luka bakar yang mengenai tangan dan kaki dapat
mempengaruhi kapasitas fungsi pasien (produktivitas/kemampuan kerja) sehingga
memerlukan teknik penanganan yang berbeda dengan bagian tubuh lain (Sherif dan Sato,
1989 dalam Effendi, 1999).
TUJUAN
Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan praktek di R.16 RSSA Malang, mahasiswa mampu
menerapkan pola pikir ilmiah dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan
luka bakar.
Tujuan Khusus
a. Mengkaji status kesehatan klien dengan masalah luka bakar.
b. Menyusun rencana asuhan keperawatan untuk pasien yang mengalami luka bakar
c. Melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien luka bakar
d. Memberikan pendidikan kesehatan yang tepat.
e. Mengevaluasi asuhan keperawatan berdasarkan pada hasil yang diharapkan pada pasien
luka bakar.
TINJAUAN TEORITIS
Definisi
Luka bakar adalah kerusakan/kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber
panas seperti api, air (cairan) panas, bahan kimia, listrik dan radiasi.
Klasifikasi Luka Bakar
1. Berdasarkan kedalaman kerusakan jaringan dibagi atas:
a. Luka bakar derajat I: kerusakan pada lapisan epidermis dimana kulit tampak kering,
hiperemik berupa eritema tanpa bulae. Penyembuhan luka spontan dalam waktu 5
10 hari.
b.
Luka bakar derajat II: kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis yang
ditandai ada reaksi inflamasi disertai eksudasi, bulae, rasanya nyeri karena ujung
syaraf teriritasi, dasar luka berwarna merah atau pucat
Derajat II dibagi atas:
Derajat II dangkal (superfisial): kerusakan mengenai bagian superfisial dari
dermis, organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar sebasea, kelenjar
keringat masih utuh. Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 10 14 hari.
Derajat II dalam (Deep): kerusakan mengenai hampir seluruh dermis, organ
kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat dan sebasea sebagian besar masih
utuh. Penyembuhan lebih lama yaitu 1 bulan
c.
Luka bakar derajat II: Kerusakan mengenai seluruh tebal dermis, organ-organ
kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat dan sebasea mengalami kerusakan,
tidak dijumpai bulae, kulit yang terbakar berwarna abu-abu, terjadi koagulasi
protein yang menyebabkan eskar dan tidak dijumpainya rasa nyeri karena ujung
syaraf sensorik mengalami kerusakan.
2. Berdasarkan luas luka bakar
Luka bakar secara umum digunakan rule of nine untuk orang dewasa yaitu luas kepala
dan leher, dada, punggung, bokong, ekstremitas atas kanan kiri, paha kanan kiri,
tungkai dan kaki kanan kiri, masing-masing 9% sisanya 1% adalah genetalia.
Komplikasi Luka Bakar
Komplikasi yang sering terjadi pada luka bakar adalah:
1. Hipertrofi jaringan parut
Terbentuk hipertrofi jaringan parut dipengaruhi oleh:
a. Kedalaman luka bakar
b. Sifat kulit
c. Usia klien
d. Lamanya waktu penutupan
Jaringan parut terbentuk secara aktif pada 6 bulan post luka bakar dengan warna awal
merah muda dan menimbulkan rasa gatal. Pembentukan jaringan parut terus berlangsung dan
warna berubah merah, merah tua dan sampai coklat muda dan terasa lebih lembut
2. Kontraktur
Kontraktur merupakan komplikasi yang sering menyertai luka bakar serta menimbulkan
gangguan fungsi pergerakan. Beberapa hal yang dapat mencegah atau mengurangi
terjadinya kontraktor antara lain:
Patofisiologi:
Bahan Kimia
Termis
Radiasi
Biologis
LUKA
BAKAR
Psikologis
Pada Wajah
Di ruang tertutup
Kerusakan kulit
Kerusakan mukosa
Penguapan meningkat
Oedema laring
CO2 mengikat Hb
Peningkatan pembuluh
darah kapiler
Hb tidak mampu
mengikat O2
Gagal nafas
Listrik/petir
MK:
Gangguan
Konsep diri
Kurang
pengetahuan
Anxietas
Masalah Keperawatan:
Resiko tinggi terhadap
infeksi
Gangguan rasa nyaman
Ganguan aktivitas
Kerusakan integritas kulit
Hipoxia otak
Tekanan onkotik
menurun. Tekanan
hidrostatik meningkat
Cairan intravaskuler
menurun
Hipovolemia dan
hemokonsentrasi
Masalah Keperawatan:
Kekurangan volume cairan
Gangguan perfusi jaringan
Gangguan sirkulasi
makro
Gangguan
sirkulasi seluler
Kardiovaskuler
Ginjal
Hepar
Hipoxia
Kebocoran
kapiler
Hipoxia
sel ginjal
Pelepasan
katekolamin
Penurunan
curah jantung
Fungsi
ginjal
menurun
Hipoxia
hepatik
Gagal
ginjal
Gagal hepar
Sel otak
mati
Gagal
fungsi
sentral
Gagal jantung
GI
Traktus
Dilatasi
lambung
Neurologi
Imun
Gangguan
Neurologi
Daya
tahan
tubuh
menurun
Gangguan
perfusi
Laju
metabolisme
meningkat
Hambahan
pertumbuhan
Glukoneogenesis
glukogenolisis
MK: Perubahan
nutrisi