I.
Pendahuluan
Oat (Avena sativa) merupakan sejenis spesies bijiran dan biji benih
tumbuhan ini. Oat digunakan sebagai makanan manusia dan juga sebagai
makanan bagi hewan, terutama ternak ayam dan kuda. Jerami oat digunakan
sebagai tempat tidur hewan dan juga sebagai makanan hewan (Wikipedia, 2006).
Gambar tanaman dan taksonomi oat disajikan pada Gambar 1.
Kerajaan
Plantae
Sub Kerajaan
Tracheobionta
Super Filum
Spermatophyta
Filum
Magnoliophyta
Pengelasan
Liliopsida
Sub Kelas
Commelinidae
Ordo
Cyperales
Famili
Poaceae
Genus
Avena
Spesies
Avena sativa
II.
III.
III.1
a.
Protein
Oat yang diproduksi di Amerika Utara umumnya mengandung
15-20% protein ketika menjadi groat dan merupakan kandungan protein yang
paling tinggi dibandingkan jenis serelia lainnya. Hal ini dikarenakan oat memiliki
kandungan protein utama, yaitu globulin dimana memiliki konsentrasi lisin dan
asam amino esensial lainnya yang tinggi daripada protein yang terkandung dalam
komoditas serelia lainnya, yaitu prolamin. High-lysine pada komoditas serelia
lainnya seperti sorgum dan barli mengalami penurunan pada saat fraksinasi.
Berbeda dengan oat, yang memiliki prolamin yang rendah.
Para peneliti oat telah meneliti konsentrasi protein oat baik yang
dihasilkan dengan teknik basah maupun kering. Sehingga oat sangat baik
digunakan sebagai bahan pangan manusia mupun pakan ternak. Bahkan para
peternak dapat meningkatkan konsentrasi protein oat dengan cara hibridisasi dan
seleksi walaupun menekan peningkatan protein tidak menjadi sesuatu yang
penting bagi sebagian besar untuk program para peternak (Peterson, 2004).
b.
Lemak
Lemak oat memiliki konsentrasi tertinggi sekitar 7% jika dibandingkan
minyak kedelai dan minyak bunga matahari karena dianggap baik sebagai minyak
nabati untuk kesehatan.
Salah satu jenis lemak oat yang polar, fraksi glikolipid yang tinggi sangat
cocok untuk pengobatan, kosmetik dan pengolahan pangan. Hal ini karena
Liposom yang terbentuk dari glikolipid non-ionik sangat stabil jika dibandingkan
dispersi yang dibuat dari fospolipid seperti kedelai atau lesitin dari telur. Emulsi
yang terbentuk dari glikolipid oat dan minyak sawit akan membuat rasa kenyang
jika dicampurkan dalam yogurt rendah lemak sehingga produk ini sangat berguna
untuk program diet. Fraksi Digalactosyl diacylglycerol (DGDA) digunakan untuk
produk krim emulsi minyak dalam air (oil-in-water) yang cocok sebagai krim
pelembab untuk melindungi kulit dari iklim tropis. Liposom dari DGDA oat
sangat bermanfaat sebagai pengontrol sifat carrier dalam bidang pengobatan
(Peterson, 2004).
c.
-Glukan
Oat dan Barli mempunyai konsentrasi ikatan -glukan (serat terlarut) yang
tinggi sebagai komponen dari dinding sel endosperma. Beberapa penelitian yang
dilakukan terhadap manusia dan hewan percobaan menunjukkan bahwa diet
dengan menggunakan -glukan oat dapat menurunkan kolestrol sehingga akan
mengurangi resiko penyakit liver. Beberapa penelitian lain menunjukkan bahwa glukan yang terkandung dalam oat dapat memperlambat peningkatan gula darah
apabila dihubungkan dengan penyakit diabetes.
-glukan terdapat pada kulit oat yang dihasilkan dengan teknik
penggilingan. -glukan merupakan komponen penting dari oatrim, yaitu pengganti
lemak yang dikembangkan di laboratorium USDA. Biasanya -glukan digunakan
pada bidang medis seperti penyembuhan luka dan sebagai perlindungan untuk
kulit (Peterson, 2004).
Tetapi yang lebih penting dari oat adalah kandungan GLA (Gamma
Linoliec Acid) dan serat terlarutnya yaitu Glukan. Adanya serat terlarut tersebut
memberikan tekstur seperti gum pada oat dan oat dapat berlaku seperti lemak
yang dapat membentuk gel pada suhu ruang dan mencair selama pemasakan. Serat
larut tersebut membantu menurunkan tingkat kolesterol dalam darah. Sedangkan
Pati Oat
Pati merupakan komponen yang paling banyak dalam komoditas serelia.
Pati oat mengandung amilosa sekitar 25-30%. Pati oat memiliki karakteristik
gelatinisasi yang khas tetapi sangat rentan dan cenderung menunjukkan reaksi
seperti waxy starch. Sebagian pati oat yang dihidrolisis (amilodekstrin terlarut)
dapat dipakai sebagai pembentuk komponen utama dari oatrim (Peterson, 2004).
III.2
dipandang sebagai salah satu serealia yang dapat dikonsumsi manusia. Hal ini
dikarenakan oat selama ini hanya digunakan sebagai pakan ternak. Biji oat kaya
akan berbagai macam nutrisi seperti, karbohidrat, lemak, vitamin E dan 9 mineral
termasuk Kalsium. Pada Tabel 1 ditunjukkan kandungan nutrisi dalam 100 g oat.
Tabel 1. Kandungan nutrisi dalam 100 g oat
Jumlah
% Kelebihan Kandungan Nutrisi bila
Dibandingkan Gandum
Energi
389 KCal
19 %
Total lemak
6,9 Gms
348 %
Vitamin E
1,09 mg
Infinite
Thiamin
0,763 mg
99%
Riboflavin
0,139 mg
21 %
Folacin
56 mg
47 %
Potassium
429 mg
18 %
Kalsium
54 mg
86 %
Phospor
523 mg
82 %
Magnesium
177 mg
40 %
Zat besi
4,72 mg
48 %
Zinc
3,97 mg
50 %
Asam pantotenat
1,349 mg
41 %
Copper
0,626 mg
44 %
Mangan
4,916 mg
23 %
Sumber : Eborn (2001)
Nutrisi
Menurut Bowers (2005), kualitas dan kuantitas protein pada oat lebih
besar daripada gandum dan bijibijian lain. Satu ons oat flakes memiliki
kandungan dua kali protein dari wheat flakes atau corn flakes. Salah satu produk
yang cukup digemari dari oat yaitu oat flakes. Bentuknya yang instant
memudahkan konsumen untuk mengkonsumsinya.
Oat seringkali dihidangkan sebagai bubur yang dihasilkan dari oats
(oatmeal) dan juga dibakar menjadi biskut (cookies). Dalam bentuk tepung oat
atau oatmeal, dapat juga digunakan untuk biskut (baked goods) dan sereal sejuk,
dan sebagai bahan dalam muesli dan granola. Menurut Bower (2005), oat boleh
dimakan mentah karena teksturnya yang lembut, berbentuk butir padi basah dan
dibuat dengan suhu 212oF karena oat mudah tengik (rancid). Sehingga, walaupun
oat tidak akan bertunas karena telah di-nonaktifkan enzimnya dengan proses
pemanasan.
IV. Produk Olahan Oat (Oat Flakes)
Oat sering dipakai sebagai bahan mentah untuk pembuatan berbagai
macam produk makanan seperti kue, roti, biskuit, makanan ringan (snack),
minuman dan sereal untuk sarapan pagi seperti oak flake. Oat flake dibuat dengan
teknik menggulung (rolled) atau dengan menggiling (milling) dari groat oat secara
keseluruhan. Bentuk sereal yang berasal dari oat dikategorikan menjadi tiga tipe
yaitu old fashioned oat flakes, quick oat flakes dan instant oat flakes. Semua
produk oat flake pada umumnya hampir sama, tetapi yang membedakannya
adalah ketebalan yang dihasilkan dari tingkat karakteristik absorpsi sehingga
dapat dibedakan secara visual (North American Millers Association, 2006).
Beberapa produk dari oat disajikan pada Gambar 4.
Whole Oats
Oat Groats
Oat Bran
Thick Rolled
Thin Rolled
Nutrisi
Protein
Lemak
Karbohidrat
Serat
Vitamin E
Vitamins B1 and B2
Folasin
Kalsium
Kalium
Zat besi
Setelah dianggap sesuai, dilakukan preliminary cleaning pada oat yaitu biji
oat dilewatkan separator atau vacuum cleaner yang cukup besar untuk
menghilangkan jerami, gulma atau bijibijian lain selain oat, selanjutnya oat
disimpan sesuai dengan kriteria giling. Dibawah ini disajikan alat untuk
Preliminary Cleaning.
produk
yang
seragam
dengan
kualitas
yang
baik
(Fast and Elwood, 2000). Selama dalam penyimpanan aerasi dalam silos harus
dijaga dengan baik dan suhu direkam setiap hari.
3. Pembersihan (Cleaning)
Cleaning bertujuan menghilangkan materi asing seperti debu, batang dan
biji gulma yang tidak hilang pada preliminary cleaning serta oat yang tidak sesuai
untuk digiling. Proses pembersihan ini menggunakan beberapa alat yang
penggunaannya memanfaatkan ciri fisik biji. Alat tersebut (Gambar 6) meliputi
penyaring yang memanfaatkan ukuran biji, aspirator dan gravity tables yang
memanfaatkan densitas biji dan discs dengan indent pockets dan atau indent
silinder yang memanfaatkan panjang biji atau bentuk biji. Setelah proses tersebut
selesai biji oat disebut sebagai biji giling bersih (clean milling oats atau green
oats) (Anonymousa, 1995).
DAFTAR PUSTAKA
Anonymousa. 1995. Food and Agricultural Industries. http://www.rogersfoods.
com/pro_cereal.htm. Diakses tanggal 19 Maret 2007.
Anonymousb.
2006.
Oatmeal.
http://www.nordicplate.org/nordicplateen/dishes/Kjotsupa-en/totalreport. Diakses tanggal 20 Maret 2007.
Bowers, K. K. 2005. Everything Oats. http://www.karenskitchen.com/
a/recipe_oat.htm. Diakses tanggal 20 Maret 2007.
Clark, J. P. 2006. Processing Breakfast Cereal to Deliver Nutrition.
http://www.ift.org. Diakses tanggal 20 Maret 2007.
Eborn, D. 2001. Oats. http://waltonfeed.com/self/oats.html.
Diakses tanggal 20 Maret 2007.
Fast, R. B. and Elwood, F. 2000. Breakfast Cereals and How They are Made 2nd
Ed. Caldwell, The American association of cereal chemistry Inc. USA.
Gibson, L and Benson, B. 2002. Origin, History, and Uses of Oat (Avena
sativa) and Wheat (Triticum aestivum). Iowa State University,
Department of Agronomy.
http://www.agron.iastate.edu/courses/agron212/Readings/Oat_wheat_hist
ory.htm. Diakses tanggal 19 Maret 2007.
Heinio, R. L. 2003. Influence of processing on the flavour formation of oat
and rye. http://www.vtt.fi/inf/pdf. Diakses tanggal 19 Maret 2007.
Herbst, S. T. 1995. Oats.
http://www.epicurious.com/cooking/how_to/food_dictionary/entry?id=3686.
Diakses tanggal 19 Maret 2007.
Kobs, L. 1999. Bar Talk.
http://www.foodproductdesign.com/archive/1999/0999de.html.
Diakses tanggal 19 Maret 2007.
North American Millers Association. 2006. Oat Products.
http://namamillers.org/ci_products_oats_prd_new.htm.
Diakses tanggal 20 Maret 2007.
Peterson, D. M. 2004. Oat-a Multifunctional Grain. Proceedings 7th
International Oat Conference. http://www.mtt.fi/met/pdf/met51.pdf. Diakses
tanggal 20 Maret 2007.
http://ms.wikipedia.org/wiki/Oat.
Diakses
tanggal