Kasus Anak
Observasi Ikterik ec Hepatitis Virus
Pembimbing:
dr. Gunawan Santosa
NIP:
Oleh:
dr. Angga Mintarsa
RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata
Purbalingga
2015
LEMBAR PENGESAHAN
PORTOFOLIO
Oktober 2015
Disusun oleh:
dr. Angga Mintarsa
Purbalingga,
Oktober 2015
Pembimbing,
Gunawan Santosa
Tempat Presentasi : RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga
Obyektif Presentasi :
Keilmuan
Diagnostik
Neonatus
Lansia
Keterampilan
Manajemen
Bayi
Bumil
Dewasa
Deskripsi :
Tujuan :
Mengetahui respon penanganan penanganan hepatitis
Bahan
Tinjauan
Riset
Kasus
Bahasan :
Pustaka
Cara
Diskusi
Presentasi dan E-mail
Membahas :
diskusi
Data Pasien :
Nama : An. R
Nomor Registrasi : 025798
Nama Klinik: IGD
Telp :
Audit
Pos
Sianosis : (-)
Ikterik : (+)
Pemeriksaan lokalis pada abdomen menunjukkan adanya tanda terjadinya
pembesaran hepar yang menyebabkan timbulnya keluhan0keluhan pasien
tersebut. Tahap selanjutnya yang disarankan pada pasien ini adalah dengan
melakukan pemeriksaan penunjang berupa pemerikaan darah lengkap.
Darah lengkap
Keterangan
1. Hb
: 15,9 gr/dl
2. Leukosit
: 5520 /ul
3. Hematokrit
: 46 %
4. Eritrosit
5. Trombosit
: 224.000 /ul
Kimia Klinik
Keterangan
SGOT
: 1878 U/L
meningkat
SGPT
: 1278 U/L
meningkat
Glukosa sewaktu
: 113 mg/dl
Sero Immunologi
HBsAg
nilai normal
Non reaktif
4. Plan :
Diagnosis : Hepatitis Virus
Terapi:
IVFD NaCl 16 tpm
Inj. Gentamicin 2x1 Amp
Inj Ranitidin 2x1 Amp
Inj. Ondancentron 2x1 Amp
(pasien alergi Ceftriaxone)
Non reaktif
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Virus hepatitis A adalah suatu penyakit dengan distribusi global.
Prevalensi infeksi yang ditandai dengantingkat antibody anti HAV telah
Gejala
- Mendadak.
- Demam.
- Tidak
enak
badan.
- Nafsu
makan
turun.
Populasi
Beresiko
Semua
orang
Cara
Penularan
Dari orang ke
orang, makanan
dan minuman
yang
terkontaminasi.
Masa
inkubasi
15-50 hari
(28-30 hari)
Mual.
Nyeri Perut.
Kulit kuning.
Urine
warna
gelap.
Faeces berubah
warna.
Fungsi hati ada
perubahan.
Anoreksia.
Demam ringan. Semua
Nyeri Perut.
golongan
Mual & Muntah. umur
Nyeri sendi.
Kulit kuning.
Bisa Spichinosis
Hepatitis
B
Hepatitis
C
Hepatitis
D
Hepatitis
E
C. Etiologi
Semua
golongan
umur
Semua
golongan
umur
- Mendadak.
Semua
- Demam.
golongan
- Tidak
enak umur
badan.
simpanse
- Nafsu
makan
hilang.
- Mual.
- Nyeri Perut.
- Kulit kuning.
- Urine
warna
gelap.
- Fungsi hati ada
perubahan
- Parenteral
melalui
skarifiksi.
- Peralatan
toilet.
- Jarum suntik.
- Tranfusi
darah.
- Produk
darah
yang
terkontamin
asi.
Darah
dan
plasma yang
syringe.
45-160 hari
(2-3 bulan)
- Darah
dan
cairan beku
yang
terkontamin
asi.
- Jarum suntik.
- Hubungan
seks.
- Air
yang
terkontamin
asi.
- Dari
orang
ke
orang
dengan fecal
oral.
2 - 10 minggu
pada
simpanse.
2 Minggu s/d
6 bulan. (6-9
minggu)
64 hari
Rata-rata 2642 hari.
kelompok kerusakan yaitu di daerah portal, dalam lobules dan dalam sel hati
sendiri. Daerah lobules yang mengalami nekrosis terutama yang terletak di
daerah sentral. Kadang-kadang hambatan aliran empedu ini mengakibatkan
tinja berwarna pucat seperti dempul dan terjadi peningkatan enzim alkali
fosfatase, 5 nukleotidase dan gamma glutamiltransferase (GGT), kerusakan
sel hati akan menyebabkan pelepasan enzim transaminase ke dalam darah.
Peningkatan SGPT member petunjuk adanya kerusakan sel parenkim hati
lebih spesifik dari peningkatan SGOT. LDH juga akan meningkat pada
kerusakan sel hati. (Kumar, Cotran, Robbins. 2007)
E. Patofisiologi
Diawali dengan masuk nya virus kedalam saluran pencernaan,
kemudian masuk kealiran darah menuju hati (vena porta), lalu menginvasi ke
sel parenkim hati. Di sel parenkim hati virus mengalami replikasi yang
menyebabkan sel parenkim hati menjadi rusak. Setelah ituvirus akan keluar
dan menginvasi sel parenkim yang lain atau masuk ke dalam ductus biliaris
yang akan dieksresikan bersama feses. Sel parenkim yang telah rusak akan
merangsang reaksi inflamasi yang ditandai dengan adanya agregasi makrofag,
pembesaran sel kupfer yang akan menekan ductus biliaris sehingga aliran
bilirubin direk terhambat, kemudian terjadi penurunan eksresi bilirubin ke
usus. Keadaan ini menimbulkan ketidak seimbangan antara uptake dan
ekskresi bilirubin dari sel hati sehingga bilirubin yang telah mengalami proses
konjugasi (direk) akan terus menumpuk dalam sel hati yang akan
menyebabkan reflux (aliran kembali keatas) ke pembuluh darah sehingga
akan bermanifestasi kuning pada jaringan kulit terutama pada sklera kadang
disertai rasa gatal dan air kencing seperti teh pekat akibat partikel bilirubin
direk berukuran
kecil
sehingga
dapat
masuk
ke
ginjal
dan di
G. Diagnosis
Diagnosis hepatitis dibuat dengan penilaian biokimia fungsi hati
(evaluasi laboratorium: bilirubin urin dan urobilinogen, bilirubin total serum
dan langsung, ALT dan / atau AST, fosfatase alkali, waktu protrombin, protein
total, albumin, IgG, IgA, IgM, hitung darah lengkap). Diagnosis spesifik
hepatitis akut A dibuat dengan menemukan anti-HAV IgM dalam serum
pasien.
Sebuah pilihan kedua adalah deteksi virus dan / atau antigen dalam
faeces. Virus dan antibodi dapat dideteksi oleh RIA tersedia secara komersial,
AMDAL atau ELISA kit. Tes ini secara komersial tersedia untuk anti-HAV
IgM dan anti-HAV total (IgM dan IgG) untuk penilaian kekebalan terhadap
HAV tidak dipengaruhi oleh administrasi pasif IG, karena dosis profilaksis
berada di bawah deteksi level. Pada awal penyakit, keberadaan IgG anti-HAV
selalu disertai dengan adanya IgM anti-HAV. Sebagai anti-HAV IgG tetap
seumur hidup setelah infeksi akut, deteksi IgG anti-HAV saja menunjukkan
infeksi masa lalu (WHO, 2010)
H. Penatalaksanaan
Pada dasarnya penatalaksanaan infeksi virus hepatitis A dan hepatitis
yang lainnya adalah terapi yang diberikan bersifat suportif, tidak ada yang
spesifik, yaitu :
1. Tirah baring, terutama pada fase awal penyakitnya dan dalam keadaan
penderita merasa lemah.
2. Diet: makanan tinggi protein, tinggi karbohidrat dan rendah lemak untuk
pasien dengan anoreksia dan nausea.
3. Pemberian obat-obatan simtomatik seperti: tablet antipiretik paracetamol
untuk demam, sekit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, pemberian anti mual
muntah dapat membantu menhilangkan keluhan mual.
4. Hindari alcohol dan pemakaian obat dibatasi.
Kematian
dikaitkan dengan
umur
penderita
atau bila ada penyakit hepatitis kronik lainnya, terutama hepatitis kronik C.
(Wilson, Walter R. And Merle A. Sande. 2001)
DAFTAR PUSTAKA