Anda di halaman 1dari 25

Lomba Karya Tulis Ilmiah

Inovasi Penanganan 5 Masalah Gizi Utama untuk Indonesia Sehat


VIC (VEGETABLES INTENSIVE CONSUMPTION) PROGRAME SEBAGAI
LANGKAH JITU PENANGGULANGAN PERMASALAHAN ANEMIA GIZI
BESI PADA BALITA 1-5 TAHUN
TINGKAT NASIONAL

DISUSUN OLEH :
Andi Ahmad
Derada K. Imanadani
Fauzia Rafidah

2013 Ilmu Kesehatan Masyarakat


2013 Ilmu Kesehatan Masyarakat
2013 Ilmu Kesehatan Masyarakat

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


MALANG
2014

ii

KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah Tuhan semesta alam yang Maha memberi
kekuatan dan pertolongan sehingga penulis bisa menyelesaikan karya tulis ilmiah
ini yang berjudul:VIC (VEGETABLES INTENSIVE) PROGRAME sebagai
Langkah Jitu Penanggulangan Permasalahan Anemia Gizi Besi Pada Balita 1-5
Tahun. Shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan seluruh umatnya hingga akhir
zaman.
Karya tulis ilmiah ini diajukan untuk diikutsertakan dalam perlombaan karya
tulis ilmiah nasional. Penulis menyadari bahwa penyelesaian karya tulis ilmiah ini
tidak terlepas dari dukungan, bantuan, dan saran dari berbagai. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan Syukron Jazakumullah khairran
katsirra kepada:
1. Allah SWT, karena atas Kehendak-Nya penulis bisa menyelesaikan karya
tulis ilmiah ini.
2. Orang tua yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan baik secara
moril maupun materil.
3. Bapak Dr. Roesdiyanto, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Malang.
4. Bapak Drs. Muarifin, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Malang.
5. Ibu drg. Rara Warih Gayatri M.P.H. selaku pembimbing yang selalu
memberikan arahan-arahan, saran serta masukan bagi penulis dalam
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
6. Sahabat dan teman-teman yang selalu memberikan dukungan dan motivasi
serta semangat yang tinggi.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam karya tulis
ilmiahi ini. Walaupun demikian, penulis tetap mengharapkan dengan segala
kekurangan yang ada dapat bermanfaat dan merupakan suatu kebanggaan bagi
penulis apabila terdapat kritik dan saran untuk perbaikan lebih lanjut.
Malang, November 2014
Penulis

iii

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................1
1.2 Keunggulan Karya Tulis Ilmiah Dalam Pemecahan Masalah ..............2
1.3 Rumusan Masalah ..................................................................................3
1.4 Tujuan Penulisan ....................................................................................3
1.5 Manfaat Penulisan ..................................................................................3
BAB II TELAAH PUSTAKA
1.1 Pengertian Anemia Gizi Besi ................................................................4
1.2 Penyebab Anemia Gizi Besi ..................................................................4
1.3 Patofisiologi Anemia Gizi Besi .............................................................5
1.4 Akibat Anemia Gizi Besi ......................................................................6
1.5 Cara Mencegah Anemia Gizi besi .........................................................6
1.6 Penanganan Anemia Gizi Besi yang Pernah Dilakukan .......................7
BAB III METODE PENULISAN
3.1 Metode Pengumpulan Data ...................................................................8
3.2 Prosedure Penulisan ..............................................................................8
3.3 Sistematika Penulisan............................................................................8
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 VIC (VEGETABLES INTENSIVE CONSUMPTION) PROGRAME
sebagai Langkah Jitu Penanggulangan Permasalahan Anemia Gizi
Besi ......................................................................................................10
4.2 KomponenVIC (Vegetables Intensive Consumption) Programe ........10
4.3 Langkah-Langkah

Pelaksanaan

VIC

(Vegetables

Intensive

Consumption) Programe .....................................................................12

iv

4.4 Keunggulan VIC(Vegetables Intensive Consumption) Programe .......12


4.5 Kendala

Pelaksanaan

VIC(Vegetables

Intensive

Consumption)

Programe.............................................................................................13
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan..............................................................................................14
5.2 Saran ....................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

ABSTRAK
Anemia gizi besi merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia yang
belum terselesaikan dan hampir 40% balita di Indonesia mengalami anemia gizi
besi. penyakit tidak menular ini sangat berbahaya bagi kesehatan balita karena
akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan serta penurunan
daya tahan tubuh balita. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk memberikan
solusi baru kepada pemerintah dalam menangani anemia gizi besi balita melalui
VIC(Vegetables Intensive Consumption) Programe. Metode yang digunakan
dalam penulisan ini adalah metode deskriptif dengan pengumpulan data yang
dilakukan melalui pendekatan deskriptif kepustakaan dari beberapa jurnal
penelitian, modul dari departemen kesehatan atau ikatan-ikatan kesehatan serta
artikel-artikel kesehatan yang terpercaya. Dari beberapa sumber, didapatkan
bahwa jumlah balita penderita anemia gizi besi di Indonesia pada tahun 1995,
2001, dan 2007 mencapai 40% dan jumlah ini naik beberapa persen tiap
periodenya. Pemerintah telah membuat program Taburia untuk mengatasi masalah
ini, namun masih ada banyak kekurangan. Untuk mengatasi masalah anemia gizi
besi, kami memberikan solusi terbaru yaitu VIC (Vegetables Intensive
Consumption) Programe yang memberikan makanan tambahan berupa bubur
sayur secara gratis kepada balita penderita anemia gizi besi dua hari sekali hingga
balita kembali normal dengan pengawasan.

Kata Kunci : anemia gizi besi, balita, sayuran, VIC.

vi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki masalah kesehatan
yang begitu kompleks, terutama dalam masalah kekurangan zat gizi. Anemia
defisiensi besi (ADB) adalah anemia akibat kekurangan zat besi untuk
sintesis hemoglobin, dan merupakan defisiensi nutrisi yang paling banyak
pada anak dan menyebabkan masalah kesehatan yang paling besar di seluruh
dunia terutama di negara sedang berkembang termasuk Indonesia. Dari hasil
SKRT 1992 diperoleh prevalens ADB pada anak balita di Indonesia adalah
55,5%. Komplikasi ADB akibat jumlah total besi tubuh yang rendah dan
gangguan pembentukan hemoglobin (Hb) dihubungkan dengan fungsi
kognitif, perubahan tingkah laku, tumbuh kembang yang terlambat, dan
gangguan fungsi imun pada anak (Pudjiadi dkk. 2009).
Menurut Prof.dr.Djajadiman Gatot, Sp.A (K), dari Divisi Hematologi
Onkologi Departemen Ilmu Anak FKUI/RSCM menjelaskan anemia
defisiensi zat besi (ADB) merupakan kasus anemia yang paling sering
dijumpai. Beliau mengatakan bahwa setiap kelompok usia anak rentan
terhadap hal ini, namun kelompok yang paling tinggi mengalami ADB adalah
balita 0-5 tahun (Anna, 2011). Balita hanya membutuhkan 3 mg pada usia 0-6
bulan, 5 mg usia 7-12 bulan dan 8 mg usia 1-3 tahun. Besar zat besi tersebut
diperlukan oleh balita untuk pertumbuhan, karena anemia defisiensi zat besi
pada anak balita, secara perlahan-lahan akan menghambat pertumbuhan dan
perkembangan kecerdasan, anak-anak akan lebih mudah terserang penyakit
karena penurunan daya tahan tubuh, dan hal ini tentu akan melemahkan
keadaan anak sebagai generasi penerus (Wijayanti dalam Wahyuni, 2004).
Menurut data WHO worldwide prevalence of anemia 1993-2005
menyebutkan seluruh anak dan balita di seluruh dunia tak luput dari prevalensi
anemia. Jumlah tersebut termasuk lebih dari 40% anak dan balita di Indonesia
(Anggara, 2011). Berdasarkan data SKRT tahun 2007 menunjukkan Angka

kejadian anemia defisiensi besi (ADB) pada anak balita di Indonesia


sekitar40-45%. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001
menunjukkan prevalens ADB pada bayi 0-6 bulan, bayi 6-12 bulan, dan anak
balita berturut-turut sebesar 61,3%, 64,8% dan 48,1% (Widiastuti, 2013).
Menurut SKRT 1995, prevalensi ratarata nasional pada ibu hamil 63,5%,
anak balita 40,1% (kodyat dalam Wahyuni, 2004). Maka dapat disimpulkan
bahwa kasus anemia pada balita belum teratasi dengan baik karena angka
presentase penderita pada tahun 1995 , 2001 dan 2007 masih sama berkisar
40%.
Masalah anemia zat besi ini merupakan salah satu masalah utama negara
ini, karena jumlah penderita pada balita memiliki presentase yang cukup
tinggi dibawah presentase ibu hamil. Kekurangan zat besi sangat mengancam
nyawa dari bayi serta mempengaruhi perkembangan otak dan organ
lainnya.Maka dari itu, untuk menyelesaikan permasalahan ini dibutuhkan
analisis penyebab masalah atau faktor anemia zat besi, kemudian mencari
solusi untuk mengurangi jumlah balita penderita anemia zat besi dan
mengaplikasikannya ke daerah-daerah yang memiliki kasus tersebut.
Dari latar belakang tersebut kami menawarkan VIC ( Vegetables Intensive
Consumption) Programeyang bertujuan untuk mengatasi masalah kekurangan
zat gizi besi. Sayuran banyak memiliki vitamin dan mineral terutama zat besi
yang dibutuhkan oleh balita. Vitamin dan mineral alami sayuran tidak
memiliki efek samping dan dapat dikonsumsi secara berkepanjangan serta
secara tidak langsung membiasakan konsumsi sayur-sayuran kepada balita.
1.2 Keunggulan Karya Tulis Ilmiah Dalam Pemecahan Masalah
1.2.1 Keunggulan Karya Tulis Ilmiah Secara Umum
Penyelesaian masalah dengan karya tulis ilmiah sangatlah efektif
dilakukan karena memiliki sifat sistematis, tata urutan yang jelas, dapat
diterima akal sehat, menggunakan fakta yang dapat dipercaya, serta
objektif dan aktual (Darmayanti:2008).
1.2.2 Keunggulan Karya Tulis Ilmiah Secara Khusus
Secara khusus karya tulis ini memiliki keunggulan yaitu mampu
memberikan gagasan untuk menanggulangi masalah anemia gizi besi.

1.3 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam tulisan ini adalah
Bagaimana VIC (Vegetables Intensive Consumption) Programe dapat
mengatasi masalah anemia gizi besi?
1.4 Tujuan Penulisan
1.

Untuk mengetahui VIC (VEGETABLES INTENSIVE CONSUMPTION)


PROGRAME sebagai Langkah Jitu Penanggulangan Permasalahan
Anemia Gizi Besi.

2.

Untuk mengetahui komponen-komponen pendukung program VIC.

3.

Untuk mengetahui langkah-langkah pelaksanaan program VIC.

4.

Untuk mengetahui keunggulan dari program VIC.

5.

Untuk mengetahui kendala dalam melaksanakan program VIC.

1.5 Manfaat Penulisan


1.5.1 Bagi Penulis
Penulisan karya tulis ini diharapkan meningkatkan pengalaman bagi
penulis untuk mengembangkan diri dalam kepenulisan dan menjadi
referensi untuk penanganan masalah anemia gizi besi.
1.5.2 Bagi Pengembangan Penelitian
Hasil dari penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat menjadi bahan
penelitian lebih lanjut.

BAB II
TELAAH PUSTAKA

2.1 Pengertian Anemia Gizi Besi


Anemia gizi besi adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan
cadangan besi dalam hati, sehingga jumlah hemoglobin darah menurun
dibawah normal. Sebelum terjadi anemia gizi besi, diawali lebih dulu dengan
keadaan kurang gizi besi (KGB). Apabila cadangan besi dalam hati menurun
tetapi belum parah, dan jumlah hemoglobin masih normal, maka seseorang
dikatakan mengalami kurang gizi besi saja (tidak disertai anemia gizi besi).
Keadaan kurang gizi besi yang berlanjut dan semakin parah akan
mengakibatkan anemia gizi besi, dimana tubuh tidak lagi mempunyai cukup
zat besi untuk membentuk hemoglobin yang diperlukan dalam sel-sel darah
yang baru (Soekirman, 2000).
2.2 Penyebab Anemia Gizi Besi
Menurut Husaini (dalam Wahyuni, 2004) penyebab anemia gizi besi
dijelaskan sebagai berikut:
Penyebab tak langsung
Ketersediaan zat besi
dalam bahan makanan
rendah,
Praktek pemberian
makanan kurang baik,
Sosial ekonomi rendah

Komposisi makanan
kurang beragam,
Terdapat zat-zat
penghambat absorpsi

Penyebab langsung

Jumlah zat besi


dalam makanan
tidak cukup

Absorpsi zat
besi rendah

Pertumbuhan fizik,
Kehamilan dan menyusui
Perdarahan kronis parasit,
infeksi,
Pelayanan kesehata
rendah

Status besi

Kebutuhan
Naik

Keadaan
kurang
Besi

Anemia
Gizi Besi

Kehilangan
Darah

Gambar 2.1 Penyebab anemia gizi besi ( Husaini dalamWahyuni:2004)

2.3 Patofisiologi Anemia Gizi Besi


Anemia defisiensi besi merupakan hasil akhir keseimbangan negatif besi
yang berlangsung lama. Bila kemudian keseimbangan besi yang negatif ini
menetap akan menyebabkan cadangan besi terus berkurang. tahap defisiensi
besi, yaitu:(Raspati, 2006)
Tabel 2.3.1 Tahapan kekurangan besi
Hemoglobin

Tahap I
(Normal)

Tahap II
(sedikit menurun)

Tahap III
(menurun jelas)
Mikrositik
hipokrom

Cadangan besi
(mg)
Fe serum (ug/dl)

<100

Normal

<60

<40

TIBC (ug/dl)

360-390

>390

>410

Saturasitransferin
(%)

20-30

<15

<10

Feritin serum
(ug/dl)

<20

<12

<12

Sideroblas (%)

40-60

<10

<10

FEP (ug/dl
eritrosit)

>30

>100

>200

Normal

Menurun

MCV
Normal
Sumber: (Raspati, 2006)

Tahap pertama disebut iron depletion atau storage iron deficiency, yaitu
berkurang atau tidak ada cadangan besi. Hemoglobin dan fungsi protein besi
lainnya masih normal. Saat ini terjadi peningkatan absorpsi besi non heme
dan feritin serum menurun. Tahap selanjutnya, dikenal dengan istilah iron
deficient erythropoietin atau iron limited erythropoiesis didapatkan suplai
besi yang tidak cukup untuk menunjang eritropoisis. Keadaan ini diperolah
nilai besi serum menurun dan saturasi transferin menurun sedangkan total
iron binding capacity(TIBC) meningkat dan free erythrocyte porphyrin (FEP)
meningkat. Kemudian, pada tahap iron deficiency anemia besi yang menuju
eritroid sumsum tulang tidak cukup sehingga menurunkan kadar Hb. Tahap ini
telah terjadi perubahan epitel terutama pada anemia defisiensi besi lanjut.

2.4 Akibat Anemia Gizi Besi


Menurut Wahyuni (2004), beberapa akibat dari anemia gizi besi adalah:
1.

Terhadap kekebalan tubuh (imunitas seluler dan humoral)


Seseorang yang menderita defisiensi besi ( terutama balita) lebih
mudah

terserang

mikroorganisme,

karena

kekurangan

zat

besi

berhubungan erat dengan kerusakan kemampuan fungsional dari


mekanisme kekebalan tubuh yang penting untuk menahan masuknya
penyakit infeksi.
2.

Terhadap Kemampuan Intelektual


Banyak

penelitian

membuktikan

bahwa

defisiensi

besi

mempengaruhi pemusnahan perhatian (atensi), kecerdasan dan prestasi di


sekolah. Dengan memberikan intervensi besi maka nilai kognitif tersebut
naik secara nyata.
2.5 Cara Mencegah Anemia Gizi besi
Menurut Metta (2014) cara mencegah anemia gizi besi pada balita adalah
sebagi berikut:
1.

Memberikan ASI Ekslusif


Meskipun kandungan zat besi dalam asi rendah akan tetapi tingkat
penyerapan relatif tinggi. Untuk bayi yang baru lahir, ASI yang cukup
dapat membantu mereka menghindari anemia.

2.

Pilihan Waktu Tepat dalam Pemberian MPASI


Selain itu, makanan pendamping asi harus tepat waktu, yaituusia 6
bulan. Banyak dari makanan tambahan mengandung zat besi yang
melimpah, seperti kuning telur dan daging tanpa lemak. Makanan yang
mengandung banyak vitamin C juga harus diberikan untuk anak-anak,
yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi.

3. Bahan Makanan yang Mengandung Penyerapan Zat Besi


Meskipun zat besi sudah dapat diperoleh dengan baik akan tetapi hal
yang harus dipertimbangkan selanjutnya adalah bahan makanan yang
dapat membantu anda dalam penyerapan zat besi, contohnya adalah
brokoli, jus tomat, jeruk, stroberi.

2.6 Penanganan Anemia Gizi Besi yang Pernah Dilakukan


a.

Pengertian NICE dan Taburia


NICE (Nutrition Improvement through Community Empowerment =
Perbaikan Gizi Melalui Pemberdayaan Masyarakat) merupakan proyek
PHLN (Pinjaman Hibah Luar Negeri) di Direktorat Bina Gizi Masyarakat
yang memberikan pelayanan kesehatan dan perbaikan gizi. Salah satu
program yang baru diluncurkan adalah pemberian makanan berfortifikasi
dalam bentuk bubuk yang disebut TABURIA.Taburia merupakan
tambahan multivitamin dan multimineral untuk memenuhi kebutuhan
gizi dan tumbuh kembang balita.

b.

Tujuan
Tujuan pemberian taburia antara lain untuk membantu balita tumbuh
kembang secara optimal, meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan
nafsu makan, mencegah anemia dan mencegah kekurangan zat gizi.

c.

Penggunaan Taburia
1.

Taburia dapat diberikan pada anak baik dalam keadaan sehat


maupun sakit setiap sehari sekali, satu bungkus pada waktu makan
pagi.

2.

Bubuk ini bisa dicampurkan pada makanan utama nasi atau bubur.
Namun tidak boleh dicampur dengan makanan berair seperti susu,
teh, sup karena akan menggumpal. Demikian juga jangan dicampur
dengan makanan panas karena lemak yang melapisi zat besi akan
rusak dan berinteraksi dengan makanan sehingga menimbulkan rasa
kurang enak (Direktorat Bina Gizi Masyarakat: 2011).

d.

Efek Samping Penggunaan Taburia


Adaefek samping selama mengonsumsi taburia terjadi susah buang
air besar dan tinja berwarna hitam karena kandungan zat besi, hal ini
dikarenakan taburia tidak mengandung serat yang dimiliki oleh sayuran
alami. Selain itu akibat beredarnya taburia di pasaran membuat
konsumen mudah untuk memperolehnya. Pada akhirnya timbul persepsi
baru dimasyarakat bahwa lebih baik memberikan taburia pada anak
daripada memberikan sayuran asli karena lebih murah dan lebih praktis.

BAB III
METODE PENULISAN

3.1 Metode Pengumpulan Data


Penulisan karya tulis ilmiah ini dilakukan dengan menggunakan metode
deskriptif. Metode deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang
diselidiki

dengan

menggambarkan/melukiskan

keadaan

subjek/objek

penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang


berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. (Hadari,
2005). Adapun metode pengumpulan data dilakukan pendekatan penelitian
deskriftif kepustakaan (library research). Library research dilakukan melalui
penelurusan, pengumpulan, dan telaah pustaka yang relevan, aktual, dan
faktual dengan masalah yang dikaji. Bahan kajian tersebut adalah data
sekunder berupa analisis informasi yang relevan dengan permasalahan. Data
dan informasi diperoleh dari berbagai media cetak (literatur, artikel) dan
berbagai media elektronik (internet).
3.2 Prosedur Penulisan
Prosedur penulisan karya tulis ilmiah ini adalah ;
1.

Identifikasi masalah

2.

Kerangka penulisan untuk mengetahui data-data dan informasi yang


dibutuhkan sebagai bahan analisa kajian

3.

Merumuskan masalah dan penelusuran pustaka dan pengumpulan data

4.

Analisis deskriptif terhadap fenomena dan data penelitian yang ada

5.

Penulisan karya tulis

3.3 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut :
1.

Bagian awal
Terdiri atas halamana judul yang memperlihatkan judul karya tulis
serta penyusunanya. Pada bagian awal ini juga terdapat kata pengantar
yang merupakan cerita penulis pada saat penyusunan karya tulis dan
ringkasan yang mencerminkan keseluruhan isi karya tulis.

2.

Bagian Inti
Pada bagian inti, karya tulis ini dibagai ke dalam lima bagian:
I.

PENDAHULUAN
Bagian pendahuluan berisi latar belakang, keunggulan karya
ilmiah dalam menyelesaikan masalah, perumusan masalah, tujuan
dan manfaat yang ingin dicapai melalui penulisan.

II. TELAAH PUSTAKA


Tinjauan pustaka berisi uraian yang menunjukkan landasan teori
dan konsep-konsep yang relevan dengan masalah yang dikaji, uraian
mengenai pendapat yang berkaitan dengan masalah yang dikaji,
uraian mengenai pemecahan masalah yang pernah dilakukan.
III. METODE PENULISAN
Penulisan dilakukan mengikuti metode yang benar dengan
menguraikan secara cermat cara/prosedur pengumpulan data,
dan/atau informasi, pengolahan data dan/atau informasi, analisissintesis, mengambil kesimpulan, serta merumuskan saran atau
rekomendasi.
IV. PEMBAHASAN
Bagian ini berisi pembahasan permasalahan didasarkan pada
data dan/atau informasi serta telaah pustaka untuk menghasilkan
alternatif model pemecahan masalah atau gagasan yang kreatif.
V. PENUTUP
Penutup berisi tentang simpulan dan saran.
3.

Bagian Akhir
Bagian yang berisi daftar pustaka

10

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 VIC

(VEGETABLES

INTENSIVE

CONSUMPTION)

PROGRAME

sebagai Langkah Jitu Penanggulangan Permasalahan Anemia Gizi Besi


Anemia gizi besi merupakan penyakit tidak menular yang disebabkan
oleh kekurangan zat gizi besi. Indonesia adalah salah satu negara yang
memiliki penderita anemia gizi besi cukup tinggi, penyakit ini banyak terjadi
pada ibu hamil dan balita. Ibu hamil yang kekurangan gizi besi berpengaruh
terhadap calon bayi, sehingga bayi yang dilahirkan menjadi BBLR (berat
badan lahir rendah). Dan dampak anemia gizi besi pada balita, berpengaruh
terhadap tumbuh kembang balita terutama perkembangan otak. Sehingga
kekurangan gizi besi balita sangat berbahaya dan perlu penanganan khusus
agar balita dapat berkembang dengan baik.
Kekurangan gizi besi pada balita disebabkan oleh dua faktor yaitu
sedikitnya asupan gizi besi dan kurangnya absorpsi gizi besi yang di
pengaruhi oleh vitamin C. Untuk pemenuhan dua zat gizi ini bisa didapatkan
dari sayuran yang dikonsumsi secara teratur, maka dari itu kami memberikan
solusi baru yaitu VIC (Vegetables Intensive Consumption) Programe.
VIC (Vegetables Intensive Consumption) Programe merupakan suatu
program yang mengajak masyarakat untuk memberikan konsumsi sayuran
intensif kepada balita penderita anemia gizi besi melalui pemberian makanan
sayuran gratis dengan cara pengolahan yang tepat oleh posyandu yang
didanai oleh pemerintah melalui anggaran kesehatan.
4.2 Komponen VIC (Vegetables Intensive Consumption) Programe
Komponen-komponen

pendukung

VIC

(Vegetables

Intensive

Consumption) Programe adalah perangkat atau bahan yang mendukung


jalannya pelaksanaan VIC (Vegetables Intensive Consumption) Programe.
Ada dua komponen penting program ini, yaitu:

11

1.

Pihak- Pihak Terkait


Pihak-pihak terkait adalah pemerintah sebagai pemilik wewenang
untuk

menjalankan

VIC

(Vegetables

Intensive

Consumption

Programeyang diserahkan pelaksanaannya kepada Posyandu sebagai


pelayanan kesehatan dasar yang dekat dengan masyarakat serta
masyarakat sebagai pelaksana dan mendukung kerja dari program ini.
2.

Menu
Sayur- sayuran berupa bayam dan wortel dikombinasikan dengan
makanan pokok yaitu nasi yang dijadikan bubur, kemudian bubur sayur
diberikan secara intensif setiap hari kepada balita penderita anemia gizi
besi, sebagai penikmat ditambahkan santan, gula dan garam secukupnya.
Kadar zat besi pada bahan makanan yang akan dibuat menjadi bubur
sayur per 100 gram menurut beberapa sumber adalah sebagai berikut :
No

Jenis Bahan Makanan

KadarZat Besi

Beras

3,65 mg/ 100 gram

Bayam

3,5 mg/ 100 gram

Wortel

1.3 mg/ 100 gram

Tomat

0,5 mg/ 100 gram

Santan

2 mg/ 100 gram

Setiap harinya kader posyandu membuat 100 gram beras yang di


khususkan untuk satu balita, dan diberikan pada pagi dan sore hari.
Pengolahan bubur dapat dilakukan dengan beberapa langkah.
Pertama untuk membuat bubur, rebus beras, air santan kelapa sampai
setengah kental. Kemudian memasukkan potongan sayur bayam, wortel,
dan tomat yang telah direbus sebelumnya dan diaduk sampai merata.
Bubur siap disajikan dan dikonsumsikan pada balita.

12

Berikut adalah informasi nilai gizi dari bubur sayur:

Sumber: NutriSurvey 2007.


4.3 Langkah-Langkah Pelaksanaan VIC (Vegetables Intensive Consumption)
Programe
Program ini dirancang dengan berbagai tahapan dimana hal ini
mengandalkan keahlian dan peran serta dari masyarakat yang terlibat di
posyandu, tahapan tersebut adalah:
1. Pada tahap awal kader posyandu diberikan bimbingan mengenai
pengolahan paket makanan yang berupa bubur sayur.
2. Tahap kedua pembuatan makanan dilakukan oleh kader posyandu
untuk diberikan pada sasaran.
3. Tahap ketiga adalah memberikan paket makanan gratis kepada
sasaran sampai dirasa sasaran sudah kembali pada keadaan normal.
4. Tahap akhir, ketika sasaran sudah terbebas dari masalah anemia gizi
besi selanjutnya para orang tua diberikan pengetahuan atau bimbingan
mengenai pengolahan bubur sayur yang merupakan paket makanan
dari program VIC

sebagai upaya pencegahan agar tidak terjadi

masalah anemia gizi besi kembali pada balita.


4.4 Keunggulan VIC(Vegetables Intensive Consumption)Programe
Keunggulan program VIC adalah lebih mengutamakan bahan- bahan
alami yang tidak menimbulkan efek samping dan tidak membahayakan
pengkonsumsi serta dapat dikonsumsi setiap hari dan dalam jangka panjang.

13

Program ini juga tepat sasaran karena ditujukan langsung kepada sasaran
sehingga meminimalisir salah sasaran yang kerap terjadi pada program
sebelumnya. Sasaran yang dimaksud adalah balita yang mengalami
kekurangan gizi besi.
Pada akhirnya harapan dari program VIC adalah terciptanya suatu
gerakkan peduli gizi balita dengan cara mengkonsumsi makanan alami guna
menghindari bahaya yang ditimbulkan oleh suplemen makanan.Penggunaan
sayuran di dalam program ini ditujukan untuk mengatasi kekurangan dari
program Taburia, yaitu agar balita tidak mengalami kesulitan buang air besar
(BAB) dan memenuhi vitamin C pada balita untuk memaksimalkan absorbsi
gizi besi.
4.5 Kendala PelaksanaanVIC (Vegetables Intensive Consumption) Programe
VIC(Vegetables

Intensive

Consumption)

Programe

membutuhkan

anggaran yang cukup besar karena proses dan bahan produksi yang relatif
cukup mahal. Namun hal ini dapat diatasi dengan peningkatan anggaran
dengan menjalin kerjasama dengan mitra kerja dan mengajak keterlibatan
dengan pihak yang terkait dalam hal ini adalah pemerintah.

13

BAB V
PENUTUP

4.1 Simpulan
Anemia gizi besi merupakan penyakit tidak menular yang disebabkan
oleh kurangnya asupan gizi besi dan absorpsi gizi besi yang tidak maksimal.
Maka

dari

itu,

VIC

(Vegetables

Intensive

Consumption)Programe

menggerakkan masyarakat melalui kader-kader posyandu untuk menerapkan


pola hidup sehat dengan mengonsumsi sayur secara intensif yang
ditambahkan pada bubur balita dan memaksimalkan kandungan zat besi
dalam rangka mengatasi anemia gizi besi. Program ini juga mengatasi
keluhan-keluhan ibu balita tentang sulitnya buang air besar sang anak akibat
konsumsi zat besi melalui Taburia. Anggaran yang besar dalam pelaksanaan
VIC programe menjadi kendala program ini, namun kendala tersebut dapat
diatasi dengan melakukan kerjasama dengan kemitraan yang mendukung
program ini.
4.2 Saran
Dalam pelaksanaan VIC (Vegetables Intensive Consumption) Programe
dibutuhkan kerjasama dan dukungan pihak-pihak terkait, yaitu pemerintah
dan POSYANDU, serta masyarakat yang harus bekerjasama dan saling
bersimbiosis mendukung terbentuknya masyarakat yang bebas dari anemia
gizi besi.Penulis berharap tulisan ini dapat menjadi bahan penelitian dan
kajian strategis dalam penanggulangan masalah anemia gizi besi.

DAFTAR PUSTAKA

Adam, Mohammad, dkk. 2014 RAPBN 2015: Ada 7 Kementrian dan Lembaga Da
pat Anggaran Besar Dalam situs http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/
529340-rapbn-2015--ada-7-kementerian-dan-lembaga-dapat-anggaran-be
sar diakses pada tanggal 10 November 2014.
Anggara Norma, 2011. Lebih dari 40% Anak Indonesia Berpotensi Anemia. Dala
m situs http://news.detik.com/surabaya/read/2011/05/22/140039/1644168
/466/lebih-dari-40-anak-indonesia-berpotensi-anemia diakses pada tangg
al 31 Oktober 2014.
Anna,Kus Lusia. 2011. Anemia Ancam Kecerdasan Anak. Dalam situs http://healt
h.kompas.com/read/2011/04/26/14151230/Anemia.Ancam.Kecerdasan.A
nak diakses pada tanggal 31 Oktober 2014.
Darmayanti, Nani. 2008. Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Kejuruan Ti
ngkat Unggul (Kelas XII). Bandung: Grafindo Media Pratama.
Direktorat Bina Gizi Masyarakat. 2011. TABURIA yang Menyehatkan dan
Mencerdaskan.

Dalam

situs

http://gizi.depkes.go.id/taburia-yang-

menyehatkan -dan-mencerdaskan diakses pada tanggal 31 Oktober 2014.


Hadari, Nawawi. 2005. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Metta. 2014. 5 Tips Mencegah Anemia pada Anak. Dalam situs http://bidanku.co
m/5-tips-mencegah-anemia-pada-anak diakses pada tanggal 31 Oktober
2014.
Mustinda, Lusiana. 2014. Mana yang Lebih Kaya Kandungan Zat Besi, Bayam
Hijau atau Bayam Merah?. Dalam situs http://food.detik.com/read/2014
/03 /20/061635/2531041/900/mana-yang-lebih-kaya-kandungan-zat-besibay am-hijau-atau-bayam-merah diakses tanggal 10 November 2014.
Pudjiadi, H, Antonius dkk. 2009. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak
Indonesia. Dalam situs idai.or.id/downloads/PPM/Buku-PPM.pdf diakses
tanggal 6 November 2014
Raspati H, Reniarti L, dkk. 2006. Anemia Defisiensi Besi. Buku Ajar Hematologi
Onkologi Anak. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.

Soekirman. 2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya. Jakarta : Direktorat Jendral Pendidik
an Tinggi Departemen pendidikan Nasional.
Wahyuni, Sri Arlinda. 2004. Anemia Defisiensi Besi Pada Balita. Dalam situs http
://library.usu.ac.id/download/fk/fk-arlinda%20sari2.pdfdiakses pada tang
gal 31 Oktober 2014.
Wardayati, K. Tatik. Profil Buah & Sayur: Kangkung. Dalam situs http://intisario
nline .com/read/profil-buah-sayur-kangkung diakses pada tanggal 10 Nov
ember 2014.
Widiastuti, Endang, 2013, Anemia Defisiensi Besi pada Bayi dan Anak. Dalam sit
us http://idai.or.id/public-articles/seputar-kesehatan-anak/anemia-defisien
si-besi-pada-bayi-dan-anak.html diakses pada tanggal 31 Oktober 2014.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


Nama

: Andi Ahmad

Tempat, Tanggal Lahir

: Blora, 25 November 1995

No. Telp

: 085712104201

Alamat

: Randublatung, Blora, Jawa Tengah

Karya-Karya Ilmiah yang pernah dibuat :


1. LED OUTDOOR DISPLAY BERTENAGA SURYA PADA TRAFFIC
LIGHT SEBAGAI PEMBENTUK KARAKTER DAN PENAMBAH
WAWASAN PENGENDARA
2. TELEVISI

KESEHATAN

SARANA

SOSIALISASI

NASIONAL
DAN

(TEKENAS)

SEBAGAI

INFORMASI

KESEHATAN

Prestasi

Lingkup

Tahun

Juara 1

Se-Fakultas FIK UM

2013

Juara 1

Se-UM

2013

Juara 1

Se-UM

2013

NASIONAL
Penghargaan ilmiah yang pernah diraih :
Nama Kegiatan
Program
Kreativitas
Mahasiswa
bidang Gagasan
Tertulis
Program
Kreativitas
Mahasiswa
bidang Gagasan
Tertulis
Debat Diklatsar
Koperasi
Mahasiswa

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


Nama

: Derada Karunia Imanadani

Tempat, Tanggal Lahir

: Lumajang, 10 April 1995

No. Telp

: 089682244112

Alamat

: Jalan Lawu gang Asabri II blok A.20 Lumajang

Karya-Karya Ilmiah yang pernah dibuat :


1.

MENSERBU Geranium (Pelargonium citrosa) sebagai Usaha Gebrak Malaria


di Wilayah Endemik Guna Mensukseskan Eliminasi Malaria 2030.

2.

Breast Health Education: Program Peningkatan Pengetahuan Payudara


Sekaligus Ketrampilan Pemanfaatan Daun Sirsak menjadi Teh Herbal di
Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


Nama

: Fauzia Rafidah

Tempat, Tanggal Lahir

: Sidoarjo, 09 November 1995

No. Telp

: 089694363671

Alamat

: Jl. Panglima Sudirman No. 110 RT/RW 01/05


Porong-Sidoarjo

Karya-Karya Ilmiah yang pernah dibuat :


1.

Muk2m Mobil Unit KesehatanKelilingMasyarakatUntuk Daerah


Tertinggal, Perbatasan Dan Kepulauan (Dtpk) Di Indonesia.

2.

Upaya Peningkatan KonsumsiSayuranBagi Anak Melalui Veggie SushiDan


Rainbow Roladedi KelurahanBakalanKrajanKecamatanSukun Kota Malang.

Anda mungkin juga menyukai