2 Syakir
2 Syakir
M. Syakir
Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik
ABSTRAK
Tanaman lada (Piper nigrum L)
merupakan salah satu tanaman rempah-rempah
dimana negara produsen terbesar di dunia
adalah Indonesia, India, Malaysia dan Brasil.
Secara tradisional tanaman lada diperbanyak
dari sulur panjat, sehingga dalam budidaya
memerlukan tiang panjat yang dapat berupa
tegakan mati atau tegakan hidup. Dari hasil
manipulasi teknologi agronomi tanaman lada
dapat dikembangkan dari cabang buah yang
menghasilkan lada perdu. Tanaman lada yang
dibudidayakan dengan menggunakan tiang
panjat mati ada kecenderungan memperlihatkan
pertumbuhan dan produksi lebih tinggi, namun
umur produktif lebih pendek dan biaya investasi
awal usaha tani lebih mahal, karena tiang panjat
mati yang tahan lama harganya lebih mahal dan
ketersediannya semakin sulit. Budidaya lada
yang menggunakan tiang panjat hidup,
manakala tidak dilakukan pemilihan tiang
panjat hidup yang tepat dan tidak dilakukan
pemangkasan tiang panjat hidup secara teratur
dapat menyebabkan pertumbuhan dan produktivitas tanaman ladanya lebih rendah akibat
dari terjadinya kompetisi dalam hal sinar
matahari, unsur hara, air, CO2, dan ruang
bahkan dapat menyebabkan efek alelopati tiang
panjat hidup terhadap tanaman ladanya. Dari
pengamatan di lapangan tanaman lada yang
menggunakan tiang panjat hidup memiliki umur
produktif lebih lama dan manakala dilakukan
pemeliharaan yang intensif, maka tanaman lada
yang dibudidayakan dengan tiang panjat hidup
memiliki tingkat produktivitas yang sama
dengan lada yang dibudidayakan dengan
menggunakan tiang panjat mati. Tulisan ini
bertujuan untuk memperlihatkan potensi dari
berbagai
ragam
teknologi
budidaya
tanaman lada sehingga dapat menjadi bahan
pertimbangan dalam memilih jenis teknologi
budidaya yang tepat dalam pengembangan
tanaman lada.
Kata kunci : Piper nigrum L, lada, lada perdu, tiang
panjat mati, tiang panjat hidup, potensi,
budidaya
ABSTRACT
Technology of Black Pepper
Cultivation
Black pepper plant (Piper nigrum L.) is
one of spice plants. The largest producing
countries in the world are Indonesia, India,
Malaysia and Brazil. Black pepper plants are
tradionally multiplied from climbing shoots, so
that in cultivation they require climbing poles in
the form of dead or alive poles. From the results
of agronomy technological manipulation, black
pepper plants can be developed from fruit
branches which produce clump black pepper.
The use of dead climbing poles tend to show the
higher growth and production, however, the
productive age is shorter and the cost is more
expensive. The use of alive climbing poles need
proper selection of plant poles. This is due to
competition in terms of sunshine, nutrients,
water, CO2 and space. Unproper poles will
decrease growth and productivity as well as
side effect of alive climbing poles, moreover can
cause allelopaty effect of alive climbing pole on
black pepper plants. From observation in the
field, black pepper plants use alive climbing
poles have longer productive age. Intensive
maintenance of black pepper plant cultivated
with alive climbing poles have the same
productivity with black pepper plants which are
cultivated by using dead climbing poles. This
13
PENDAHULUAN
Lada merupakan salah satu produk tertua dan terpenting dari produk
rempah-rempah yang diperdagangkan
di dunia. Theophratus yang hidup 372287 SM (sebelum masehi), menyebutkan dua jenis lada yang telah digunakan oleh bangsa Mesir dan Romawi
pada waktu itu yaitu lada hitam (Black
pepper) dan lada panjang (Pepper
longum). Purseglove (1968) menyebutkan bahwa lada merupakan produk
pertama yang diperdagangkan antara
Barat dan Timur. Pada abad pertengahan tahun 1.100 1.500 M,
perda-gangan lada memiliki kedudukan
yang sangat penting. Pada waktu itu
lada digunakan sebagai alat tukar dan
mas kawin, selain untuk keperluan
rempah-rempah.
Tanaman lada (Piper nigrum. L)
merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki peluang strategis dalam system usaha perkebunan,
baik secara ekonomi maupun sosial.
Secara ekonomi lada dapat menjadi
salah satu sumber utama pendapatan
petani dan devisa negara sektor non
migas, sedangkan secara sosial merupakan komoditas tradisional yang telah
dibudidayakan sejak lama dan keberadaannya merupakan penyedia lapangan
14
15
16
17
18
19
20
21
DAFTAR PUSTAKA
Almeida, R.T. de. I Vasconcelos, V.F.
Freire, 1984. Occurence of V.A.
mycorhizae in soils Ander legume
trees in Ceara. Brazil. Pesquisa
Agropecuaria Brasilieira 19 : 281282.
Barus, J., 1998. Pengaruh usuran
lubang tanam dan komposisi bahan
organik terhadap pertumbuhan dan
produksi lada perdu. Jornal Penelitian Tanaman Industri. Vol. 3 (56). Bogor : Puslitbangbun : 151158.
Darwis, S.N., 1988. Tanaman sela
diantara kelapa. Puslitbangtri Seri
Pengembangan (2) : 117 h.
Dhalimi, A. dan Amrizal Ray, 1995.
Pengaruh tiang panjat dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan
lada. Media Komunikasi Penelitian dan Pengembangan Tanaman
Industri No. 15 Jakarta : Balitbang
Pertanian : 75-77.
Dhalimi, A., M. Syakir dan E. Surmaini, 1998. Peningkatan efisiensi
pemberian hara lada perdu dibawah
tegakan kelapa melalui aplikasi
ZPT. Prosiding Konperensi Nasional Kelapa IV. Bandar Lampung,
21-23 April 1998 : 527 532.
Puslitbangbtri. Bogor.
Hasanah, Y. Pujiharti dan A. Sukawa,
1990. Penelitian pendahuluan minoriza pada tanaman lada (Piper
nigrum L.). Makalah disampaikan
pada seminar bulanan sub Balittro
Natar. 10 h.
22
23
24