Korosi Pada Lgam
Korosi Pada Lgam
PENDAHULUAN
Pada kehidupan sehari-hari, kita mengenal istilah karat. Karat sering kita
jumpai pada barang-barang yang terbuat dari logam, misalnya pipa besi, sendok
makan, atap seng, dan sebagainya. Karat dipandang sebagai sesuatu yang sangat
merugikan untuk sekarang ini, diantaranya membuat logam menjadi lebih rapuh
dan mudah rusak, membuat peralatan elektronik menjadi tidak bekerja, dan masih
banyak lagi kerugian yang ditimbulkan oleh karat. Lalu apa sebenarnya yang
menyebabkan adanya karat pada berbagai jenis logam. Pada ilmu kimia dikenal
adanya korosi yang berarti degradasi material oleh reaksi elektrokimia. Karat
merupakan salah satu akibat yang ditimbulkan oleh proses korosi tersebut. Dalam
makalah ini akan dibahas secara mendalam kajian mengenai korosi dan beberapa
cara yang dapat digunakan untuk mengatasi hal yang merugikan itu.
Makalah ini terdiri dari beberapa rumusan masalah, yang pertama
mengenai pengertian korosi secara mendalam dan berbagai jenis korosi, lalu
bagaimana korosi bisa terjadi, proses apa yang terjadi dalam korosi, berbagai
dampak yang ditimbulkan oleh korosi, serta bagaimana cara yang tepat untuk
mengatasi korosi.
Setelah membaca makalah ini diharapkan para pembaca dapat mengenal
lebih jauh tentang korosi dan proses-proses yang ada di dalamnya, serta hal-hal
yang menyebabkan korosi sehingga dapat menghindarinya. Pembaca diharapkan
pula dapat mengetahui cara penanggulangan korosi secara baik dan tepat serta
dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari untuk mengurangi
dampak yang ditimbulkan akibat korosi.
PENGERTIAN KOROSI
Korosi memiliki pengertian sebagai suatu proses pembusukan suatu
bahan (terutama logam) atau proses perubahan sifat suatu bahan akibat pengaruh
reaksinya dengan lingkungan sekitar (Widharto, 2001:vii). Terdapat definisi lain
yang menjelaskan bahwa korosi adalah suatu penurunan mutu logam akibat
reaksi elektrokimia dengan lingkungannya (Trethewey & Chamberlain,
1991:25). Memang pada waktu lalu karat didefinisikan sebagai suatu proses
elektrokimia saja. Namun saat ini ditemukan ada beberapa jenis korosi yang
bukan melalui proses elektrokimia dan mekanismenya tidak dapat ditentukan
secara pasti, misalnya proses pelapukan pada bahan non-metal dan proses korosi
pelarutan selektif.
Pada korosi yang berprinsip pada elektrokimia, terdapat 3 komponen
penting dalam kelangsungan proses tersebut yaitu:
1. Anoda yaitu bahan logam yang mengalami korosi dengan melepaskan
elektron-elektron dari atom logam netral untuk membentuk ion. Ion ini yang
kemudian bereaksi membentuk karat.
2. Katoda yaitu bahan logam yang tidak mengalami korosi karena menerima
elektron. Reaksi yang terjadi pada katoda bergantung pada pH larutan. Pada
larutan asam akan terbentuk gas H2 sedangkan pada larutan basa akan terbentuk
gas O2.
3. Elektrolit yaitu larutan yang dapat menghantarkan listrik sebagai media
perpindahan elektron dari anoda menuju katoda. Jenis elektrolit bermacammacam. Air dapat digunakan sebagai elektrolit karena kebanyakan air bersifat
konduktif. Walaupun sebenarnya air yang murni tidak dapat menghantarkan
listrik.
Korosi dapat terjadi dimana saja, dan pada bahan apa saja. Boleh
dikatakan bahwa hampir tidak ada benda padat yang tidak dapat mengalami
korosi. Hingga saat ini dikenal sebanyak 105 jenis bahan yang dapat mengalami
korosi, yang 80 diantaranya merupakan bahan logam. Setiap jenis logam tersebut
mempunyai sifat kimiawi fisik dan mekanik yang bebeda-beda. Masing-masing
logam memiliki kelebihan dan kelemahan terhadap jenis korosi tertentu, misalnya
logam alumunium tahan terhadap korosi atmosfer, namun tidak tahan terhadap
korosi merkuri (air raksa). Logam yang sangat mulia seperti emas dan platina
yang kebal terhadap sebagian besar korosi, tidak akan tahan pada bromine basah,
atau pada karbon tetraklorida konsentrasi 60% ke atas (Widharto, 1991:vii). Perlu
diketahui bahwa dalam makalah ini hanya dibahas korosi yang terjadi pada bahan
logam.
Korosi sangat bermacam-macam. Hingga saat ini diperkirakan ada 57 jenis
korosi yang terjadi di permukaan bumi. Dalam makalah ini hanya akan disajikan
beberapa jenis korosi yang sering terjadi pada kehidupan sehari-hari dan menjadi
kendala dalam aktivitas manusia. Jenis-jenis korosi tersebut adalah:
1. Korosi atmosfer
Korosi ini disebabkan akibat terjadinya proses elektrokimia antara dua
bagian benda padat yang berbeda potensial dan langsung berhubungan dengan
udara terbuka. Pada setiap logam terutama besi, tidak ada yang terbebas dari
kotoran di dalam materialnya atau disebut impurities. Hal itu disebabkan karena di
dalam udara terdapat banyak sekali sampah, debu pencemar, yang terkadang
menimbulkan larutan yang sangat asam. Larutan asam (pH rendah) inilah yang
berfungsi sebagai bahan penghantar elektrolit sehingga terjadi karat pada bagian
permukaan logam tersebut (Widharto, 2001:3).
Korosi atmosfer sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Lingkungan
yang berbeda akan memberikan hasil yang berbeda pula. Misalnya di tepi pantai
zat pencemar yang dominan adalah NaCl yang berasal dari air laut, sedangkan di
daerah pedesaan zat pencemar yang dominan adalah COS (karbonil sulfida).
2. Korosi oksidasi
Korosi ini terjadi apabila suatu metal berhubungan dengan gas
pengoksidasi seperti zat asam, pada suhu kamar yang menyebabkan terbentuknya
karat tanpa kehadiran elektrolit. Peristiwa ini disebut juga dengan korosi kering
atau dry corrosion. Pada pengkaratan kering ini, hasil reaksinya berupa bahan
padat yang sering disebut dengan kerak.
Permukaan metal yang masih murni yang berhubungan dengan gas
pengoksidasi akan mengalami urutan reaksi dimulai dari adsorpsi zat asam,
terbentuknya inti oksida, lalu terbentuknya kerak oksida. Untuk korosi pada besi,
reaksi kimia yang terjadi adalah: 4 Fe + 3 O2 + 6 H2O 4 Fe(OH)3.
yang cukup serius sehingga dapat merusak konstruksi tersebut. Misalnya arus liar
yang terjadi akibat kereta listrik yang melaju di samping pipa air minum yang
terbuat dari baja di dalam tanah. Tempat di mana arus liar masuk ke dalam pipa
menjadi katoda, sedangkan tempat di mana arus liar meninggalkan pipa menjadi
anoda dan berkarat. Karat akhirnya dapat melubangi pipa air minum yang terbuat
dari baja tersebut (Widharto, 2001:49).
6. Korosi erosi
Korosi ini biasa terjadi pada pipa-pipa logam dengan fluida yang mengalir
di dalamnya. Korosi ini timbul akibat aliran fluida yang sangat cepat sehingga
membuat permukaan logam pipa menjadi terkikis. Proses erosi ini semakin cepat
apabila kandungan partikel zat padat dalam fluida tersebut semakin banyak.
Korosi erosi ini juga dapat terjadi pada permukaan yang bergerak cepat,
sementara fluida di sekitarnya mengandung partikel-partikel padat. Rusaknya
bagian permukaan karena terkikis oleh fluida akan menghilangkan lapisan
pelindung logam sehingga memudahkan terjadinya bentuk korosi yang lain.
7. Korosi bakteri
Secara teoritis apabila tidak terdapat zat asam, laju korosi pada berbagai
logam relatif lambat. Namun pada kondisi-kondisi tertentu ternyata laju
pengkaratannya justru semakin cepat. Setelah diselidiki ternyata terdapat
mikroorganisme yang dapat menyebabkan korosi. Mikroorganisme ini dapat
mengubah suatu garam menjadi asam yang sangat reaktif. Reaksi yang terjadi
pada besi yang mengalami korosi bakteri adalah:
Anoda
Katoda
Pada reaksi di atas bakteri dapat mengubah garam sulfat menjadi asam
sulfat. Oleh karena itu bakteri pada contoh di atas lazim disebut Sulfate Reducing
Bacteria. Keberadaan bakteri di atas dapat ditandai dengan adanya bau busuk
menyengat apabila kerak produk korosi tersebut dikupas. Untuk mendeteksinya
diberi beberapa tetes HCL pada kerak karat (Widharto, 2001:57).
Selain bakteri di atas ternyata masih banyak mikroorganisme lain yang
berpotensi untuk menyebabkan korosi pada beberapa konstruksi. Di bawah ini
adalah nama beberapa mikroorganisme yang dapat menimbulkan korosi:
Flavobacterium
Mucoids
Bakteri penyebab sel karat konsentrasi
Aerobacter
oksigen
Pseudomonas
B. Subtilis
B. Cereus
Gallionella
Chrenothrix
Desulfovibrio
Closfridia
Chroococcus
Oscillatoria
Chlorococcus
Ulothrix
Scenedesmus
Navicula
Aspergillus
Alternaria
Penicillium
Jamur
Trichoderma
Torula
Monilia
(Widharto, 2001:58)
FAKTOR PENYEBAB KOROSI
sulfur dioksida (SO2) yang berasal dari hasil pembakaran batu bara dan minyak
bumi.
Di kota metropolitan, seperti New York AS, diperkirakan dari hasil
pembakaran batu bara dan minyak bakar saja telah menyumbang sekitar 1,5 juta
ton SO2 tiap tahun, yang membebani udara di atas kota tersebut dengan rata-rata
6.300 ton H2SO4 setiap hari. Asam sulfat ini sangat merusak sekali hampir pada
keseluruhan material bangunan dan prasarana umum lainnya, bahkan apabila
terbawa hujan dapat menyebabkan hujan asam yang dapat membunuh tanaman
dan hewan ternak pemakan tumbuh-tumbuhan yang telah tercemar (Widharto,
2001:6).
2. Suhu
Laju korosi berbanding lurus dengan kenaikan temperatur. Dalam suatu
sistem terbuka, laju korosi dapat meningkat pada saat temperatur bertambah dan
berkurang ketika temperatur terus dinaikan (Widharto, 2001:21). Karena semakin
panas larutan, maka gas akan keluar dari larutan, sehingga laju korosi semakin
berkurang. Namun, dalam suatu sistem tertutup, tidak berlaku yang demikian.
Hal ini dikarenakan tekanan mencegah gas untuk keluar (Widharto, 2001:21).
3. Kelembaban
Air merupakan salah satu faktor penting untuk berlangsungnya proses
korosi. Udara yang banyak mengandung uap air (lembab) akan mempercepat
berlangsungnya proses korosi.
Faktor kelembaban dapat menyebabkan titik embun (dew point) atau
kondensasi. Tanpa adanya unsur kelembaban relatif, segala macam kontaminan
(zat pencemar) tidak akan atau sedikit sekali menyebabkan pengkaratan.
Hujan pada hakikatnya malah membersihkan lapisan polutan pada
permukaan metal sehingga sedikit banyak mengurangi pengarah pengkaratannya.
Kecuali apabila sisa-sisa air hujan tesebut tidak dapat segera mengering karena
terperangkap di daerah terlindung (di bawah atap), di celah-celah dan di
permukaan tanah basah, maka kondisi ini mempercepat proses pengkaratan.
10
DAMPAK KOROSI
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menemui peristiwa korosi. Tidak
banyak anggota masyarakat yang sadar mengenai betapa besarnya kerugian akibat
korosi. Selama ini korosi menjadi beban bagi peradaban manusia. Kerugian ini
dapat kita lihat dari berbagai sisi.
Dari segi biaya, korosi itu sangat mahal. Contohnya saja pada tahun 1980
di Amerika Serikat, Institut Battelle menaksir bahwa setiap tahun perekonomian
Amerika rugi 70 milyar dolar akibat korosi (Tretheway & Chamberlain, 1991:5).
Di Inggris misalnya, kebanyakan pengkajian serius tentang korosi
dilaksanakan oleh Komite Pemerintah untuk korosi dan proteksi. Komite itu
menyimpulkan bahwa total biaya yang harus ditanggung oleh ekonomi nasional
mencuat hingga 1365 juta (perhitungan 1971) dan sekitar 3,5% dari Gross
National Product (Tretheway & Chamberlain, 1991:6). Dari semua ini, sekitar
seperempatnya dapat dihemat melalui penggunaan teknik-teknik proteksi korosi
yang lebih baik secara lebih luas. Bahkan lebih mengejutkan lagi, survei itu belum
mencakup yang terjadi di industri pertanian. Menurut sebuah laporan, kerugian
finansial akibat korosi dalam industri pertanian sekitar 600 juta per tahun dan
dinyatakan bahwa sekitar separuh dari itu dapat dihemat melalui teknologi
pengendalian korosi yang sudah ada (Tretheway & Chamberlain, 1991:6).
11
12
laporan yang sama, industri makanan tergolong konservatif dan enggan mengubah
proses serta peralatan yang terbukti telah menghasilkan produk-produk
memuaskan (Tretheway & Chamberlain, 1991:9).
Korosi juga menyebabkan tingginya biaya bahan bakar dan energi akibat
kebocoran uap, bahan bakar, air atau udara mampat dari pipa-pipa tang terkena
korosi. Masalah serius telah timbul di Amerika Serikst ketika dalam tahun 1981
laporan Komisi Kongres untuk Pengawasan Instalasi Nuklir di Washington
menyatakan bahwa sebagian besar reaktor dengan sistem air bertekanan
pembangkit uap mengalami kerusakan pada tabung-tabung pendinginnya yang
terbuat dari baja nikarat. Mereka menduga bahwa biaya perawatan akan mencapai
$6 juta (Tretheway & Chamberlain, 1991:9).
Sumber lain biaya tak langsung adalah adanya tambahan modal kerja
karena peningkatan biaya pekerja dan besarnya biaya suku cadang. Sebuah
perusahaan berukuran sedang di Inggris, yang semula yakin bahwa mereka tidak
terganggu oleh masalah korosi, memutuskan untuk meneliti lebih dalam. Mereka
menemukan bahwa korosi sesungguhnya menghabiskan biaya 43.000 setahun.
Melalui penyempurnaan penanganan bahan dan perhatian yang lebih besar
terhadap pengendalian dan pencatatan persediaan, perusahaan bisa menghemat
lebih dari 10.000 dari jumlah ini (Tretheway & Chamberlain, 1991:9).
Selain itu, korosi sangat memboroskan sumberdaya alam. Telah dihitung
bahwa di Inggris, satu ton baja diubah menjadi karat setiap 90 detik. Disamping
tersia-sianya logam itu, energi yang dibutuhkan untuk memproduksi satu ton baja
dari bijih besi cukup untuk memasok kebutuhan energi satu keluarga selama tiga
bulan (Tretheway & Chamberlain, 1991:5).
Korosi sangat tidak nyaman bagi manusia, dan kadang-kadang
mendatangkan maut. Pada tahun 1985, atap sebuah kolam renang berusia 13 tahun
di Swiss telah rubuh, menewaskan 12 orang dan melukai banyak yang lainnya.
Diperkirakan penyebabnya adalah korosi pada baja nikarat terbuka yang
mendukung 200 ton atap beton bertulang. Korosi itu mungkin ditimbulkan oleh
serangan klorin dalam atmosfer (Tretheway & Chamberlain, 1991: 5).
13
14
15
16
a. Logam pelapis harus jauh lebih tahan terhadap serangan lingkungan dibanding
logam yang dilindungi.
b. Logam pelapis tidak boleh memicu korosi pada logam yang dilindungi
seandainya mengalami goresan atau pecah di permukaannya.
c. Sifat-sifat fisik, seperti kelenturan dan kekerasannya, harus cukup memenuhi
persyaratan operasional struktur atau komponen bersangkutan.
d. Metode pelapisannya harus bersesuian dengan proses fabrikasi yang digunakan
untuk membuat produk akhir.
e. Tebal lapisan harus merata dan bebas dari pori-pori (Trethewey & Chamberlain,
1991:269).
Namun demikian, tahapan paling penting sebelum suatu logam menjalani
proses pelapisan adalah tahapan penyiapannya, yaitu untuk :
1. Membuang semua kotoran pada permukaan seperti gemuk, minyak, debu, dan
serpihan dari proses produksi
2. Membuang produk-produk korosi yang sudah terbantuk pada permukaan
3. Mengatur karakteristik permukaan.
Metode-metode berikut merupakan yang umum digunakan untuk
pelapisan metalik atau pelapisan dengan logam :
a. Penyalutan listrik (penyepuhan, electroplating)
Dalam metode ini, komponen, bersama dengan batangan atau lempengan
logam yang akan disalutkan, direndam dalam suatu elektrolit yang mengandung
garam-garam logam penyalut (plating metal). Apabila suatu potensial diberikan ke
dalam sel itu sehingga komponen menjadi katoda dan batangan logam penyalut
menjadi anoda, ion-ion logam penyalut dari larutan akan mengendap ke
permukaan komponen sementara dari anoda ion-ion juga terus larut. Dengan
larutan-larutan dan anoda-anoda yang diformulasikan dengan tepat, kita dapat
menyepuh bukan saja logam murni tetapi juga logam-logam paduan.
17
PENUTUP
Berdasarkan uraian dalam makalah ini dapat disimpulkan bahwa korosi
merupakan suatu proses yang menurunkan mutu suatu bahan, terutama bahan
logam akibat bereaksi dengan lingkungan sekitarnya. Korosi hampir terjadi pada
semua bahan, sehingga kita harus berhati-hati tehadapnya. Penyebab korosi juga
sangat bermacam-macam mulai dari kemurnian bahan itu sendiri, zat pencemaran
udara, suhu, tekanan, kelembaban, maupun organisme. Setiap lingkungan
memiliki potensi yang berbeda-beda untuk mengorosi bahan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Trethewey, K.R. & Chamberlain, J. 1991. Korosi untuk Mahasiswa dan
Rekayasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Widharto, Sri. 2001. Karat dan Pencegahannya. Jakarta: PT Pradnya Paramita.
19