HO Nutrisi Heterotropik
HO Nutrisi Heterotropik
Minggu ke-3
A. Nutrisi Heterotrofik
Makan biasanya menyangkut ingesti-mengambil makanan kedalam tubuh- dan digestiproses multilangkah yang menyangkut pemecahan makanan secara mekanik dan kimiawi
makanan menjadi molekul organik besar, pemecahan molekul tersebut menjadi senyawa
yang lebih kecil, dan penyerapan serta pengubahan senyawa tersebut menjadi molekul
yang dapat digunakan dalam metabolisme seluler.
Arginin
Histidin*
Isoleusin
Leusin
Lisin
* Bagi kanak-kanak
Diantara 20 asam amino yang digunakan dalam sintesis protein, sepuluh asam amino
di atas harus dimasukkan dalam diet. Zat-zat tersebut tidak dapat disintesis dalam
tubuh dari prekursor lainnya.
Beberapa di antara vitamin pokok
Vitamin
Penyakit
Sumber
Informasi Lain
1
A
(Retinol)
Tiamin
(B1)
Riboflavin
(B2)
Asam
Nikotinat
(Niasin)
Asam folat
(Folasin)
B12
Asam askorbat
( C)
D
E (tokoferol)
Defisiensi
Buta Malam
Beri-beri
Merusak saraf
dan jantung
Peradangan
Lidah, Merusak
mata, Lemah
umum
Pelagra (kulit,
lefasin intertin,
dan mungkin
saraf)
Anemia
Anemia Ganas
Sariawan
Racket
(metabolisme Ca+
+
dan PO4 yang
abnormal
berakibat
perkembangan
abnormal tulang
dan gigi)
Tidak ada
penyakit
defisiensi yang
diketahui pada
manusia)
Penggumpal
darah jadi
perlahan
Susu, Mentega,
minyak hati ikan,
wortel, dan sayuran
lain
Khamir, daging,
butiran padi-padian
tak disosoh
Hati, telur, keju, susu
Daun hijau
(sayuran). Disintesis
oleh bakteri usus
Hati
Jeruk, tomat, cabai
hijau
Minyak hati ikan,
mentega, makanan
yang mengandung
steroid yang disinari
cayaha ultraviolet
Proses pencernaan: bahan makanan padat dipecah menjadi larutan yang berisi
molekul-molekul organik yang relatif kecil dan dapat larut sebelum dapat dipakai oleh
organisme heterotrofik.
Pencernaan Intraselular
Banyak jenis protozoa, seperti parasit internal dan invertebrata laut tertentu,
mengambil nutrien atau partikel makanan langsung melalui dinding sel. Nutrien
langsung diserap atau ditelan oleh dinding sel dan kemudian dipecah oleh
pencernaan intraseluler (intracellular digestion)-enzim pencernaan yang bekerja pada
setiap sel.
Pencernaan intraseluler: terjadi setelah bahan padat ditelan oleh sel
Pencernaan Ekstraselular
Ingesti
Mulut : "dijaga" oleh sepasang bibir (bawah dan atas) yang tersusun atas otototot yang penuh dengan pembuluh darah dan kaya akan saraf sensor. Di dalam
mulut terdapat gigi dan lidah.
Pemecahan makanan secara mekanik oleh gigi. Penting karena makanan
menjadi lebih mudah ditelan dan meningkatkan daerah permukaan yang akan
terkena enzim pencerna.
Pencernaan makanan secara kimiawi oleh saliva (musin, amilase). Saliva
dikeluarkan oleh 3 pasang kelenjar kedalam mulut dibawah kontrol sistem
saraf. Musin memungkinkan partikel-partikel kecil makanan terikat bersama
menjadi massa lunak yang mudah ditelan. Amilase, enzim pencerna pati,
menkatalisis hidrolisis pati menjadi maltosa.
3
Faring (pharynx): makanan dan cairan yang ditelan masuk melalui faring yang
berada di belakang mulut. Faring ini terbuka ke saluran pencernaan maupun
saluran respirasi. Epiglotis menutup trakea saat terjadi kegiatan menelan,
sehingga makanan dari faring akan diteruskan ke esofagus dan bukan ke trakea
(saluran pernapasan).
Esofagus: memanjang dari leher dan rongga dada, merupakan pembawa
makanan dengan cepat ke lambung. Dinding esofagus menagndung kelenjar
yang mengeluarkan musin untuk membasahi jalan makanan. Makanan didorong
ke bawah dengan gerakan relaksasi dan kontraksi yang disebut peristaltik.
Lambung
Kantung besar di bagian atas rongga perut, berbentuk J, terdapat kelenjar lambung
(dengan 3 macam sel: sel parietal, sel-sel pokok, dan sel penghasil lendir). Sel parietal
menghasilkan cairan yang mengadung HCl, sel pokok mensekresikan pepsinogen,
prekursor enzim pepsin, dan sel penghasil lendir yang menghasilkan lendir yang
menutupi permukaan dalam lambung dan melindunginya dari efek korosif dari enzim
pencernaan dan cairan lambung yang sangat asam. Pemecahan protein dimulai di
dalam organ ini.
Pangkreas
Kelenjar lonjong berwarna keputihan, terletak dalam simpul yang terbentuk dari
duodenum dan permukaan bawah lambung.
Usus Halus
Tempat terjadinya sebagian besar pencernaan makanan dan absorsi nutrien dan air.
Berdiameter sekitar 4 cm tetapi panjangnya mencapai 7-8 meter. Dilengkapi dengan
vilus-vilus (jonjot) yang meningkatkan daerah permukaan usus halus menjadi berlipat
kali. Sel epitel setiap vilus tertutup dengan tonjolan mikrovilus.
Terdiri dari duodenum (30 cm pertama) yang digestif, jejenum (3 m berikutnya), dan
4
Hati
Usus Besar
Menerima sisa cairan dari bahan yang tersisa setelah pencernaan dan absorbsi
dalam usus halus selesai.
5
Sisa pencernaan berupa air dan bahan-bahan yang tidak dapat dicernakan
(terutama selulosa). Sisa bahan ini merupakan bahan makanan bakteri usus (E.
coli). Bakteri ini menghasilkan gas dan sisa yang berbau.
Fungsi utama: reabsorbsi air.