Anda di halaman 1dari 25

ALMUNIUM

Kelompok 2
Ade Alvian A (131.01.1003)
Dwi Adhi Putra (131.01.007)
Rahmat Ashary (131.01.1030)

MENGENAL ALUMINIUM
Aluminium (atau aluminum, alumunium, dan
almunium) dalam sistem periodik ialah unsur kimia
yang terletak pada golongan 13 periode 3. Lambang
aluminium ialah Al, dan nomor atomnya 13.

ASAL USUL ALUMINIUM


Aluminium ditemukan oleh Sir Humprey Davy pada
tahun 1809 sebagai suatu unsur, dan pertama kali
direduksi sebagai logam oleh Hans Christian Oesterd
pada tahun 1825. Dari segi industrial, pada tahun
1886, Paul Heroult di Prancis dan C. M. Hall di
Amerika Serikat, secara terpisah telah memperoleh
logam aluminium dari alumina dengan cara elektrolisa
dari garamnya yang terfusi.

KARAKTERISTIK ALUMINIUM
1) Ringan : memiliki bobot sekitar 1/3 dari bobot besi dan
baja, atau tembaga. Berat jenisnya ringan (hanya 2,7
gr/cm, sedangkan besi 8,1 gr/ cm)
2) Kuat : terutama bila dipadu dengan logam lain, Paduan
Al dengan logam lainnya menghasilkan logam yang
kuat seperti Duralium (campuran Al, Cu, mg).
3) Reflektif : dalam bentuk aluminium foil digunakan
sebagai pembungkus makanan, obat, dan rokok.
4) Konduktor panas : sifat ini sangat baik untuk
penggunaan pada mesin-mesin / alat-alat pemindah
panas sehingga dapat memberikan penghematan
energi.

5) Konduktor listrik : setiap satu kilogram aluminium dapat


menghantarkan arus listrik dua kali lebih besar jika
dibandingkan dengan tembaga. Karena aluminium relatif
tidak mahal dan ringan, maka aluminium sangat baik untuk
kabel-kabel listrik overhead maupun bawah tanah.
6) Tahan korosi : sifatnya durabel sehingga baik dipakai untuk
lingkungan yang dipengarui oleh unsur-unsur seperti air,
udara, suhu dan unsur-unsur kimia lainnya, baik diruang
angkasa atau bahkan sampai ke dasar laut.
7) Tak beracun : dan karenanya sangat baik untuk
penggunaan pada industry makanan, minuman, dan obatobatan yaitu untuk peti kemas dan pembungkus
8) Mudah di-fabrikasi/ dibentuk dengan semua proses
pengerjaan logam. Mudah dirakit karena dapat disambung
dengan logam / material lainnya melalui pengelasan,
brazing, solder, adhesive bonding, sambungan mekanis,

PROSES PENGOLAHAN
ALUMINIUM

Meliputi :
1) Proses Penambangan Aluminium
2) Proses Pemurnian Aluminium
3) Proses Peleburan Aluminium

1) Proses Penambangan
Aluminium
Aluminium ditambang dari biji bauksit yang banyak terdapat di permukaan
bumi, kemudian dilakukan proses pemanasan untuk mengurangi kadar air
yang ada dari penambangan di permukaan bumi. Bauksit yang ditambang
untuk keperluan industri mempunyai kadar aluminium sekitar 40 60 %.
Setelah ditambang biji bauksit digiling dan dihancurkan supaya halus dan
merata. Selanjutnya bauksit mengalami proses pemurnian.

2) Proses Pemurnian Aluminium


Pengolahan aluminium menjadi aluminium murni dapat
dilakukan melalui Proses pemurnian dengan metode
Bayer. Proses Bayer adalah sarana industri utama
bauksit pemurnian untuk menghasilkan alumina. Bauksit,
bijih paling penting dari aluminium, berisi alumina hanya
30-54 %, Al2O3, sisanya menjadi campuran dari silika
(SiO2), oksida besi (Fe2O3), dan titanium dioksida (TiO2)
dan. Caranya adalah dengan melarutkan bauksit dalam
larutan natrium hidroksida (NaOH),

Bayer Siklus
Proses Bayer adalah satu siklus dan sering disebut
Bayer siklus. Ini melibatkan empat langkah :
a) Digestion (pencernaan),
b) Clarification (klarifikasi),
c) Precipitation (pengendapan), dan
d) Calcination (kalsinasi).

a) Digestion (Pencernaan)
Pada langkah pertama, bauksit adalah tanah, slurried
dengan larutan soda kostik (natrium hidroksida), dan
dipompa ke tank tekanan besar disebut digester, dikontrol
mengalami panas uap 175 C dan tekanan. natrium
hidroksida bereaksi dengan mineral alumina bauksit untuk
membentuk solusi jenuh natrium aluminat; pengotor tak
larut, disebut lumpur merah (RM) , tetap dalam suspensi
dan dipisahkan pada langkah klarifikasi. Proses Bayer
menurut persamaan kimia :

Persamaan Reaksi :

Al2O3 + 2OH- + 3H2O 2[Al(OH)4]Atau


Al2O3 (s) + 2NaOH (aq) + 3H2O (l)

2NaAl(OH)4 (aq)

b) Clarification
(klarifikasi)
pengotor tak larut
yang disebut lumpur merah
/Red Mud (RM) , tetap dalam suspensi dan
dipisahkan dengan menyaring dari kotoran
padat, selanjutnya didinginkan di exchangers
panas, untuk meningkatkan derajat jenuh dari
alumina terlarut, dan dipompa menuju tempat
yang lebih tinggi yaitu presipitator silolike untuk
proses Precipitation (pengendapan)

c) Precipitation (pengendapan)
Selanjutnya aluminium diendapkan dari filtratnya dengan
cara mengalirkan gas CO2 dan pengenceran.
2NaAl(OH)3 (aq) + CO2 (g)
Na2CO3 (aq) + H2O (l)

2Al(OH)3 (s) +

Campuran dari kotoran padat disebut lumpur merah, dan


menyajikan masalah pembuangan. Selanjutnya, solusi
hidroksida didinginkan, dan aluminium hidroksida
dilarutkan presipitat sebagai putih solid halus.

d) Calcination (kalsinasi)
kemudian dipanaskan sampai 1050 C (dikalsinasi),
aluminium hidroksida terurai menjadi alumina,
memancarkan uap air dalam proses:
2Al(OH)3 (s)

Al2O3 (s) + 3H2O (g)

Dan dihasilkan aluminium oksida murni (Al2O3) yang


selanjutnya menuju proses peleburan dengan proses
Hall-Hroult untuk menghasilkan material aluminium.

Bijih Aluminium

1)Proses Peleburan Aluminium


Proses pembuatan Al pada tahap selanjutnya
adalah proses hall-heroult. Ini merupakan
proses metode elektrolisis yang ditemukan
oleh Charles M. Hall dan Paul Heroult. Berikut
tahap-tahap dalam proses Hall-Heroult :

Dalam proses Hall-Heroult, aluminum oksida


Al2O3 dilarutkan dalam lelehan kriolit (Na3AlF6)
dalam bejana baja berlapis grafit yang sekaligus
berfungsi sebagai katode (-). Sebagai anode (+)
digunakan batang grafit.

Selanjutnya elektrolisis dilakukan pada suhu 950


o
C. Dalam proses elektrolisis dihasilkan aluminium
di katode dan di anode terbentuk gas O 2 dan CO2.

Reaksi yang terjadi:


Al2O3

Al3+ + 3O2-

Katode (-) :

Al3+ + 3e

Anode (+) :

2O2

4Al3 + 6O2

Al
O2 + 4e

x4
x3

4Al + 3O2

Lalu O2 bereaksi dengan C menjadi C02. Jadi hasil


akhirnya adalah
3C(s) + 4Al3+ + 6O2

4Al(l) + 3CO2 (s)

Aluminium yang terbentuk berupa zat cair dan


terkumpul di dasar wadah lalu dikeluarkan
secara periodik ke dalam cetakan untuk
mendapat aluminium batangan (ingot). Jadi,
selama elektrolisis, Anode grafit terus menerus
dihabiskan karena bereaksi dengan O2 sehingga
harus diganti dari waktu ke waktu. Rata-rata
Untuk mendapat 1 Kg Al dihabiskan 0,44 kg
anode grafit.

KEGUNAAN ALUMINIUM DAN


SENYAWANYA
Alumunium mempunyai banyak kegunaan
dalam kehidupan manusia. Alumunium
banyak digunakan untuk alat-alat dapur,
mobil, pesawat terbang dan tutup kaleng.
Hal ini karena sifatnya yang khas yaitu
ringan, tahan karat, mudah dibentuk dan
dipadu dengan logam lain.

a) Sektor industri otomotif, untuk membuat baktruk


dankomponen kendaraan bermotor lainnya
b) Pembuatan badan pesawat terbang
c) Sektor pembangunan perumahaan, untuk kusen
pintu dan jendela
d) Sektor industri makanan, contohnya aluminium foil
dan kaleng aluminium untuk kemasan berbagai jenis
produk makanan/minuman
e) Sektor lainnya, misalnya untuk kabel listrik,
perabotan rumah tangga dan barang kerajinan
f) Pembuatan termit, yaitu campuran serbuk aluminium
dengan serbuk besi(III) oksida yang digunakan untuk
mengelas baja di tempat misalnya untuk
menyambung rel kereta api

KELEMAHAN DAN KELEBIHAN


ALUMINIUM
Kelebihan Aluminium dibandingkan dengan kayu, yaitu :
1) Bebas rayap dan tidak keropos.
2) Warna tidak akan luntur, tidak perlu dicat ulang.
3) Kedap air, udara dan suara.
4) Sifat bahan yang lentur dan ulet.
5) Pemasangan sangat mudah dan cepat.
Kelemahan Aluminium, yaitu :
1) Keterbatasan untuk ukuran tinggi dan lebar (untuk
ukuran diluar normal) kurang lebih 1,5 - 2 meter.
2) Pemakaian kusen, pintu dan jendela aluminium pada
rumah tinggal terkesan kurang alamiah.
3) Harganya relatif mahal, terbatas dalam warna dan
tidak kuat menahan beban.

Anda mungkin juga menyukai