Disusun oleh :
Friska Juliarty Koedoeboen
102008183
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Tahun ajaran 2014/2015
PENDAHULUAN
Abortus menurut pengertian secara medis ialah gugur kandungan atau keguguran dan
keguguran itu sendiri berarti berakhirnya kehamilan, sebelum fetus dapat hidup sendiri diluar
kandungan. Batas umur kandungan 28 minggu dan berat badan fetus yang keluar kurang dari
1000 gram. Abortus dapat terjadi secara spontan tanpa tindakan, sekitar 10-20% dari kehamilan
akan berakhir dengan abortus; yang secara yuridis tidak mempunyai arti apa-apa.
Pengertian penguguran kandungan menurut hukum ialah tindakan menghentikan
kehamilan atau mematikan janin sebelum waktu kelahiran, tanpa melihat usia kandungannya.
Juga tidak dipersoalkan, apakah dengan pengguguran kehamilan tersebut lahir bayi hidup atau
mati (Yurisprudensi Hoge Raad HR 12 April 1898). Yang dianggap penting adalah bahwa
sewaktu pengguguran kehamilan dilakukan, kandungan tersebut masih hidup (HR 1 November
1897, HR 12 April 1898).
Pengertian pengguguran kandungan menurut hukum tentu saja berbeda dengan pengertian
abortus menurut kedokteran, yaitu adanya faktor kesengajaan dan tidak adanya faktor usia
kehamilan. Kita mengetahui bahwa abortus menurut pengertian kedokteran terbagi ke dalam (a)
abortus spontan dan (b) abortus provokatus, yang terbagi lagi ke dalam abortus provokatus
terapeutikus dan abortus provokatus kriminalis. Abortus provokatus kriminalis sajalah yang
termasuk ke dalam lingkup pengertian pengguguran kandungan menurut hukum.
Abortus yang dilakukan secara sengaja (abortus provocatus) merupakan salah satu masalah
hukum yang peka yang berkaitan dengan profesi kedokteran; paling banyak dibahas dan
menimbulkan dua pendapat yang saling bertentangan, di satu pihak tetap menentang di lain pihak
dengan pelbagai pertimbangan mengusahakan agar terdapat pengendoran atau liberasi hukum.
Selain kedua jenis abortus tadi masih ada lagi jenis lain yang juga tidak mempunyai arti bila
dipadang dari segi hukum, yaitu abortus yang terjadi kecelakaan.1,2
PEMBAHASAN
KASUS
Anda kebetulan sedang berdinas jaga di laboratorium di sebuah rumah sakit tipe B. Seorang
anggota polisi membawa sebuah botol ukuran 2 liter yang disebutnya sebagai botol dari sebuah
alat suction curret milik seorang dokter di kota anda. Masalahnya adalah bahawa dokter
tersebut disangka telah melakukan pengguguran kandungan yang ilegal dan di dalam botol
tersebut terdapat campuran darah dan jaringan hasil suction. Polisi menerangkan dalam surat
permintaanya, bahwa darah dan jaringan dalam botol berasal dari tiga perempuan yang saat ini
sedang diperiksakan ke Bagian Kebidanan di rumah sakit anda. Penyidik membutuhkan
pemeriksaan laboratorium yang dapat menjelaskan apakah benar telah terjadi pengguguran
kandungan dan apakah benar bahwa ketiga perempuan yangsedang diperiksa di kebidanan
adalah perempuan yang kandungannya digugurkan oleh dokter tersebut. hail pemeriksaan
tersebut penting agar dapat dilanjutkan ke proses hukum terhadap dokter tersebut. anda tahu
bahwa harus ada komunikasi antara anda dengan dokter kebidanan yang memeriksa perempuanperempuan diatas, agar pemeriksaanmedis dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi
penyidik dan penegak hukum.
ASPEK HUKUM
PENGGUGURAN KANDUNGAN KRIMINALIS
Pasal 346 KUHP
Seorang wanita yang secara sengaja mengugurkan atau mematikan kandungannya atau
menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun. 3
Pasal 347KUHP
1.
Barang siapa dengan sengaja menggurgurkan atau mematikan kandungan seorang wanita
2.
tanpa persetujuannya, dinacam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.
Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, diancam dengan pidana
penjara paling lama lima belas tahun. 3
HR 1 November 1897
Pengguguran dalam kandungan hanya dapat dipidana apabila pada waktu perbuatan itu
dilakukan, kandungannya hidup. Undang-undang tidak mengenal suatu dugaan menurut
hukum, darimana dapat disimpulkan bahwa ada kehidupan atau kepekaan hidup. 3
HR 12 April 1898
Untuk pengguguran yang dapat dihukum vide pasal-pasal 346-348 KUHP di syaratkan
bahwa kandungan ketika perbuatan dilakukan masih hidup dan adalah tidak perlu bahwa
kandungan itu mati karena pengguguran.
Keadaan bahwa anak itu lahir hidup, tidak menghalangi bahwa kejahatan telah selesai
dilakukan. Undang-undang tidak membedakan antara tingkat kehidupan kandungan yang
jauh atau kecil, akan tetapi mengancam dengan hukuman pengguguran yang tidak tepat.3
HR 20 Desember 1943
Dari bukti-buktu yang dipakai oleh Hakim dalam keputusannya harus dapat disimpulkan
bahwa wanita itu mengandung kandungan yang hidup dan bahwa terdakwa mempunyai
niat dengan sengaja hendak menyebabkan pengguguran dan kematian.3
UU RI No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan pasal 15 mengatur tentang tindakan
medik tertentu yang dapat dilakukan oleh dokter terhadap wanita hamil dengan persyaratan
tertentu.
Pasal 15 UU Kesehatan:
1.
2.
Dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu yang hamil dan
atau janinnya, dapat dilakukan tindakan medis tertentu.
Tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat dilakukan:
a. Berdasarkan indikasi medis yang mengharuskan diambilnya tindakan tersebut.
b. Oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan
dilakukan sesuai dengan tanggung jawab profesi serta berdasarkan pertimbangan tim
ahli.
3.
c. Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan atau suami atau keluarganya.
d. Pada sarana kesehatan tertentu.
Ketentuan lebih lanjut mengenai tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) dan (2) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Tindakan medis dalam bentuk pengguguran kandungan dengan alas an apapun dilarang
karena bertentangan dengan norma hokum, norma agama, norma kesusilaan, dan norma
kesopanan. Namun, dalam keadaan darurat sebagai upaya menyelamatkan jiwa ibu dan
atau janin yang dikandungannya dapat diambil tindakan medis tertentu.
Penjelasan perbutir:
a. Indikasi medis adalahsuatu kondisi yang benar-benar mengharuskan diambilnya
tindakan medis tertentu, sebab tanpa tindakan medis tertentu itu, ibu hamil dan atau
janinnya terancam bahaya maut.
b. Tenaga kesehatan yang dimaksud adalah dokter ahli kebidanan dan penyakit
kandungan. Sebelum melakukan tindakan tersebut, ia harus meminta pertimbangan
tim ahli yang dapat terterdiri dari berbagai bidang seperti medis, agama, hokum dan
psikologi.
c. Hak utama memberikan persetujuan adalah ibu hamil yang bersangkutan, kecuali
dalam keadaan tidak sadar atau tidak dapat memberikan persetujuan, dapat
dimintakan dari suami atau keluarganya.
d. Sarana kesehatan tertentu adalah sarana yang memiliki tenaga dan peralatan yang
memadai dan telah ditunjuk oleh Pemerintah.4
a. indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan, baik yang
mengancam nyawa ibu dan/atau janin, yang menderita penyakit genetik berat
dan/atau cacat bawaan, maupun yang tidak dapat diperbaiki sehingga menyulitkan
bayi tersebut hidup di luar kandungan; atau
b. kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis bagi korban
perkosaan.
3. Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat dilakukan setelah melalui
konseling dan/atau penasehatan pra tindakan dan diakhiri dengan konseling pasca
tindakan yang dilakukan oleh konselor yang kompeten dan berwenang.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai indikasi kedaruratan medis dan perkosaan, sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 76
Aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 hanya dapat dilakukan:
a.
sebelum kehamilan berumur 6 (enam) minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir, kecuali
dalam hal kedaruratan medis;
b.
oleh tenaga kesehatan yang memiliki keterampilan dan kewenangan yang memiliki sertifikat
yang ditetapkan oleh menteri;
c.
d.
e.
penyedia layanan kesehatan yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh Menteri.
Pasal 77
Pemerintah wajib melindungi dan mencegah perempuan dari aborsi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 75 ayat (2) dan ayat (3) yang tidak bermutu, tidak aman, dan tidak bertanggung
jawab serta bertentangan dengan norma agama dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 194
Setiap orang yang dengan sengaja melakukan aborsi tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh)
tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).5
ASPEK MEDIKOLEGAL
KEWAJIBAN DOKTER MEMBANTU PERADILAN
Kewajiban dokter untuk membuat keterangan ahli telah diatur dalam pasal 133 KUHAP.
Keterangan Ahli ini akan dijadikan sebagai alat bukti yang sah di depan sidang pengadilan (pasal
184 KUHAP). Pengertian Keterangan Ahli adalah sesuai dengan pasal 1 butir 28 KUHAP :
keterangan ahli adalah keterangan yang diberikan oleh seorang yang memiliki keahlian khusus
tentang hal yang diperlukan untuk membuat terang suatu perkara pidana guna kepetingan
pemeriksa.
Keterangan ahli ini dapat diberikan secara lisan di depan sidang pengadilan (pasal 186
KUHAP), dapat pula dinerikan pada masa penyidikan dalam bentuk laporan penyidik
(penjelasan pasal 186 KUHAP), atau dapat diberikan dalam bentuk keterangan tertulis di dalam
suatu surat (pasal 187 KUHAP).
Pasal 133 KUHAP
1. Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka,
keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia
berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman
dan atau ahli lainnya.
2. Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara
tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau
pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.
3. Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada rumah sakit
harus diperlakukan secara baik dengan penuh penghormatan terhadap mayat tersebut dan
diberi label yang memuat identitas mayat, dilak dengan diberi cap jabatan yang
dilekatkan pada ibi jari kaki atau bagian lain badan mayat.
Penjelasan Pasal 133 KUHAP
(1) Keterangan yang diberikan oleh ahli kedokteran kehakiman disebut keterangan ahli,
sedangkan keterangan yang diberikan oleh dokter bukan ahli kedokteran kehakiman
disebut keterangan.
3. Apabila dalam waktu dua hari tidak ada tanggapan apapun dari keluarga atau pihak yang
perlu diberitahu tidak diketemukan, penyidik segera melaksanakan ketentuan
sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 133 ayat (3) undang-undang ini. 3
Pasal 179 KUHAP
1. Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakiman atau dokter
2.
10
a. Berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat oleh pejabat umum yang
berwenang atau yang dibuat dihadapannya, yang memuat keterangan tentang kejadian atau
keadaan yang didengar, dilihat atau dialaminya sendiri, disertai dengan alasan yang jelas dan
tegas tentang keterangan itu;
b. Surat yang dibuat menurut ketentuan peraturan perundang-undangan atau surat yang dibuat
oleh pejabat mengenai hal yang termasuk dalam tata laksana yang menjadi tanggung
jawabnya dan yang diperuntukkan bagi pembuktian sesuatu hal atau sesuatu keadaan;
c. Surat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat berdasarkan keahliannya
mengenai sesuatu hal atau sesuatu keadaan yang diminta secara resmi dari padanya;
d. Surat lain yang hanya dapat berlaku jika ada hubungannya dengan isi dari alat pembuktian
yang lain.3
SANKSI BAGI PELANGGAR KEWAJIBAN DOKTER
Pasal 216 KUHP
1. Barang siapa dengan sengaja tidak menuruti perintah atau permintaan yang dilakukan
menurut undang-undang oleh pejabat yang tugasnya mengawasi sesuatu, atau oleh
pejabat berdasarkan tugasnya. Demkian pula barang siapa dengan sengaja mencegah,
menghalang-halangi atau menggagalkan tidakan guna menjalankan ketentuan, diancam
dengan pidana penjara paling lama empat bulan dua minggu atau denda paling banyak
sembilan ribu rupiah
2. Disamakan dengan pejabat tersebut di atas, setiap orang yang menurut ketentuan undangundang terus menerus atau untuk sementara waktu diserahi tugas menjalankan jabatan
umum.
3. Jika pada waktu melakukan kejahatan belum lewat dua tahun sejak adanya pemidanaan
yang menjadi tetap karena kejahatan semacam itu juga, maka pidananya dapat ditambah
sepertiga.3
Pasal 222 KUHP
Barang siapa dengan sengaja mencegh, menghalang-halangi atau menggagalkan
pemeriksaan mayat untuk pengadilan, diancam dengan pidana penjara paling lama
sembilan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.3
Pasal 224 KUHP
Barang siapa yang dipanggil menurut undang-undang untuk menjadi saksi, ahli atau juru
bahasa, dengan sengaja tidak melakukan suatu kewajiban yang menurut undang-undang ia harus
melakukannya:
11
12
Pasal 4
Seorang dokter wajib menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri.
Pasal 5
Tiap perbuatan atau nasihat dokter yang mungkin melemahkan daya tahan psikis maupun
fisik, wajib memperoleh persetujuan pasien keluarganya dan hanya diberikan untuk
kepentingan dan kebaikan pasien tersebut.
Pasal 6
Setiap dokter wajib senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan atau menerapkan setiap
penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya dan terhadap hal-hal
yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat.
Pasal 7
Seorang dokter waajib hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah diperiksa
sendiri kebenarannya.
Pasal 8
Seorang dokter wajib, dalam setiap praktik medisnya, memberikan pelayanan secara
kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang
(compassion) dan penghormatan atas martabat manusia.
Pasal 9
Seorang dokter wajib bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasien dan sejawatnya, dan
berupaya untuk mengingatkan sejawatnya pada saat menangani pasien dia ketahui memiliki
kekurangan dalam karakter atau kompetensi, atau yang melakukan penipuan atau
penggelapan.
Pasal 10
13
Seorang dokter wajib menghormati hak-hak- pasien, teman sejawatnya dan tenaga kesehatan
lainnya, serta wajib menjaga kepercayaan pasien.
Pasal 11
Setiap dokter wajib senantiasa mengingat kewajiban dirinya melindungi hidup makhluk
insani.
Pasal 12
Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter wajib memperhatikan keseluruhan aspek
pelayanan kesehatan (promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif), baik fisik maupun psikososial-kultural pasiennya serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi sejati masyarakat.
Pasal 13
Setiap dokter dalam bekerjasama dengan para pejabat lintas sektoral dibidang kesehatan,
bidang lainnya dan masyarakat, wajib saling menghormati.
Kewajiban Dokter Terhadap Pasien
Pasal 14
Seorang dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan seluruh keilmuan dan
ketrampilannya untuk kepentingan pasien, yang ketika ia tidak mampu melakukan suatu
pemeriksaan atau pengobatan, atas persetujuan pasien/keluarganya, ia wajib merujuk pasien
kepada dokter yang mempunyai keahlian untuk itu.
Pasal 15
Setiap dokter wajib memberikan kesempatan pasiennya agar senantiasa dapat berinteraksi
dengan keluarga dan penasihatnya, termasuk dalam beribadat dan atau penyelesaian masalah
pribadi lainnya.
Pasal 16
Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien,
bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.
14
Pasal 17
Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu wujud tugas
perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu memberikannya.
Kewajiban Dokter Terhadap Teman Sejawat
Pasal 18
Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan.
Pasal 19
Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawat, kecuali dengan
persetujuan keduanya atau berdasarkan prosedur yang etis.
15
Yang dapat dikenakan hukuman adalah tindakan mengugurkan atau mematikan kandungan
yang termasuk tindakan pidana sesuai dengan pasal-pasal pada KUHP (abortus kriminalis),
sedangkan tindakan yang serupa demi keselamatan si-ibu yang dapat dipertanggung jawabkan
secara medis (abortus medicinalis atau abortus theurapeticus), tidaklah dapat dihukum,
walaupun pada kenyataan dapat saja dokter melakukan abortus medicinalis itu diperiksa oleh
penyidik dan dilanjutkan dengan pemeriksaan di Pengadilan bertujuan untuk mencari bukti-bukti
akan kebenaran bahwa pada kasus tersebut memang murni tidak ada unsur kriminalnya, sematamata untuk keselamatan jiwa si-ibu. Perlu diingat bahwa hanya hakimlah yang berhak
memutuskan bahwa apakah seorang itu (dokter), bersalah atau tidak bersalah.
Empat macam abortus menurut proses terjadinya
1. Abortus yang terjadi secara spontan atau natural.
Diperkirakan 10-20% dari kehamilan akan berakhir dengan abortus, dan secara yuridis tidak
membawa implikasi apa-apa.
2. Abortus yang terjadi akibat kecelakaan
Seorang ibu yang sedang hamil bila mengalami rudapaksa, khususnya rudapaksa di daerah
perut, misalnya karena terjatuh atau tertimpa sesuatu diperutnya, demikian pula bila ia
menderita syok, akan dapat mengalami abortus; yang biasanya disertai dengan perdarahan
yang hebat. Abortus yang demikian kadang-kadang mempunyai implikasi yuridis, perlu
penyidikan akan kejadiannya.
3. Abortus provocatus medicinalis atau abortus theurapeticus
Abortus ini dilakukan semata-mata atas dasar pertimbangan medis yang tepat, tidak ada cara
lain untuk menyelamtakan nyawa si-ibu kecuali jika kandungannya digugurkan, misalnya
pada penderita kanker ganas. Abortus provocatus medicinalis kadang-kadang membawa
implikasi yuridis, perlu penyidikan dengan tuntas, khususnya bila ada kercurigaan perihal
tidak wajarnya tarif atau biaya yang diminta oleh dokter, sehingga menimbulkan
komersialisasi yang berkedok demi alasan medis.
4. Abortus provocatus criminalis atau abortus kriminalis
Jelas tindakan penguguran kandungan di sini semata-mata untuk tujuan yang tidak baik dan
melawan hukum. Tindakan abortus yang tidak bisa dipertanggungjawabkan secara medis, dan
dilakukan hanya untuk kepentingan si-pelaku, walaupun ada kepentingan juga dari si-ibu
yang malu akan kehamilannya. Kejahatan jenis ini sulit untuk melacaknya oleh karena kedua
belah pihak menginginkan agar abortus dapat terlaksana dengan baik (crime without victim,
walaupun sebenarnya korbannya ada yaitu bayi yang dikandung).1
16
hormonal,
Penyuntikan cairan ke dalam rahim agar terjadi separasi dari placenta dan amnion, atau
maksud agar terjadi dilatasi mulut rahim yang berakihir dengan abortus.
3. Pada umur kehamilan antara 12-16 minggu
Menusuk kandungan
Melepaskan fetus
Memasukkan pasta atau cairan sabun
Dengan instrument; kuret.
Kemungkinan yang dapat terjadi pada abortus:
1. Fetus atau janin yang mati atau dirusak itu keluar tanpa mengganggu kesehatan ibu.
2. Terjadi komplikasi pada ibu; kejang, diare, perdarahan dan kondisi kesehatan yang kritis.
3. Kematian yang berlangsung cepat, yang dimungkinkan karena terjadinya; syok vagal,
perdarahan hebat dan emboli udara.
17
4. Kematian yang berlangsung lambat (dua hari atau lebih) setelah abortus, yang pada
umumnya disebabkan oleh infeksi keracunan, syok, perdarahan hebat dan emboli.1
Komplikasi
Penggunaan obat-obatan abortifasien sebenarnya tidak ada yang efektif tanpa
menimbulkan gangguan pada si ibu. Cara yang efektif dan adalah dengan melakukan manipulasi
mekanik oleh tangan yang terampil.
18
19
dengan cara apa ia melakukan pengguguran kandungan wanita tersebut. Untuk benar-benar
mengetahui bahwa darh dan jaringan yang terdapat pada botol suction tersebut maka perlu
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk pembuktiannya.
Ada beberapa alasan wanita tidak menginginkan kehamilannya:
Wanita bersangkutan.
Dokter atau tenaga medis lain (demi keuntungan atau demi rasa simpati).
Orang lain yang bukan tenaga medis (misalnya dukun)
Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum dan Tanda-tanda vital
Keadaan umum wanita pasca abortus biasanya tampak sakit ringan hingga berat tergantung
dari ada atau tidaknya komplikasi dari tindakan yang dilakukan pada wanita tersebut.
Tekanan darah dapat normal hingga menurun, frekuensi nadi dapat normal atau meningkat,
frekuensi napas dapat normal hingga meningkat dan suhu tubuh dapat pula meningkat,
normal
atau
menurun.
Perubahan-perubahan
tanda-tanda
vital
tersebut
dapat
20
melasma gravidarum. Selain itu, pada areola dan daerah genitalia juga akan terlihat
pigmentasi yang berlebihan. Pigmentasi yang berlebihan itu biasanya akan hilang atau
sangat jauh berkurang setelah melahirkan.
Perubahan Payudara
Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya menjadi lebih lunak. Setelah
bulan kedua payudara akan bertambah ukurannya dan vena-vena di bawah kulit akan lebih
terlihat. Puting payudara akan lebih besar, kehitaman, dan tegak. Setelah bulan pertama satu
cairan berwarna kekuningan yang disebut kolostrum dapat keluar. Kolostrum ini berasal dari
kelenjar-kelenjar asinus yang mulai bersekresi. Meskipun dapat dikeluarkan, air susu belum
dapat di produksi karena hormon prolaktin ditekan oleh prolactin inhibiting hormone. Pada
bulan yang sama areola akan lebih besar dan kehitaman. Kelenjar Montgomery, yaitu
kelenjar sebasea dari areola, akan membesar dan cenderung untuk menonjol keluar.
Perubahan pada Uterus
Pada minggu-minggu pertama kehamilan, meningkatnya ukuran uterus terutama terbatas
pada diameter anteroposterior, tetapi pada masa gestasi selanjutnya, korpus uterus hampir
membulat garis tengah uterus rata-rata 8 cm dicapai pada minggu ke-12. Pada akhir
kehamilan 12 minggu uterus akan terlalu besar dalam rongga pelvis dan seiring dengan
perkembangannya, uterus akan menyentuh dinding abdominal, mendorong usus kesamping
dan keatas, terus bertumbuh hingga hampir menyentuh hati. Usia kehamilan dapat
diperkirakan melalui tinggi fundus uteri, usia kehamilan 12 minggu diperkirakan jika
ketinggian fundus uteri setinggi simfisis pubis, usia kehamilan 24 minggu setinggi umbilicus
dan dua jari dibawah prosesus xyphoideus menandakan kehamilan sudah mencapai
kehamilan 36 minggu.7
3. Pemeriksaan Tanda-tanda Kekerasan
Kekerasan mekanik lokal dapat dilakukan dari luar maupun dari dalam. Kekerasan dari luar
dapat dilakukan sendiri oleh si ibu atau oleh orang lain, seperti melakukan gerakan fisik
berlebihan, jatuh, pemijatan/pengurutan perut bagian bawah, kekerasan langsung pada perut
atau uterus, pengaliran listrik pada serviks dan sebagainya. Kekerasan dapat pula dari dalam
dengan melakukan manipulasi vagina atau uterus. Manipulasi vagina dan serviks uteri,
misalnya dengan penyemprotan air sabun atau air panas pada porsio; aplikasi asam arsenic,
21
kalium permanganate pekat, atau jodium tinktur; pemasangan laminaria stift atau kateter ke
dalam serviks; atau manipulasi serviks dengan tangan. Manipulasi uterus, dengan
melakukan pemecahan selaput amnion atau dengan penyuntikan ke dalam uterus.
Pemecahan selaput amnion dapat dilakukan dengan memasukkan alat apa saja yang cukup
panjang dan kecil melalui serviks. Penyuntikan atau penyemprotan cairan biasanya
dilakukan dengan menggunakan Higginson type syringe, sedangkan cairannya adalah air
sabun, desinfektan atau air biasa/air panas. Penyemprotan ini dapat mengakibatkan emboli
udara.1
4. Pemeriksaan Ginekologi
Inspeksi vulva :
Adakah perdarahan pervaginam atau tidak, ada jaringan hasil konsepsi, tercium atau tidak
keluar dari ostium, ada/tidak cairan atau jaringan berbau busuk dari ostium.
Pemeriksaan dalam :
Porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak jaringan dalam kavum uteri,
besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang,
tidak nyeri pada perabaan adneksa, kavum Douglasi, tidak menonjol dan tidak nyeri.
Melalui pemeriksaan ginekologi, kita dapat mendeteksi jika perempuan itu telah
melakukan aborsi atau tidak dengan melihat komplikasi setelah dilakukan aborsi seperti
berikut:
Perforasi
Dalam melakukan dilatasi dan kerokan selalu ada kemungkinan terjadinya perforasi
dinding uterus, yang dapat menjurus ke rongga peritoneum, ke ligamentum latum, atau ke
kandung kencing. Bahaya perforasi ialah perdarahan dan peritonitis.
22
Pemeriksaan Darah
Di antara berbagai cairan tubuh, darah merupakan yang paling penting karena merupakan
cairan biologik dengan sifat-sifat potensial lebih spesifik untuk golongan manusia tertentu.
Tujuan utama pemeriksaan darah forensik sebenarnya adalah untuk membantu identifikasi
pemilik darah tersebut, dengan membandingkan bercak darah yang ditemukan di Tempat
Kejadian Perkara (TKP) pada objek-objek tertentu seperti lantai, meja, kursi, karpet, senjata
dan pakaian yang dilumuri dengan darah korban atau darah tersangka pelaku kejahatan. Hasil
pemeriksaan laboratorium tersebut penting untuk menunjang atau menyingkirkan
keterlibatan seseorang dengan TKP. Walaupun dengan uji yang modern dan dengan peralatan
23
yang canggih sekalipun, masih sulit untuk memastikan bahwa darah tersebut berasal dari
individu tertentu.
Dari bercak yang dicurigai harus dibuktikan bahwa bercak tersebut benar darah, darah dari
manusia atau hewan, golongan darahnya bila darah tersebut berasal dari manusia, dan darah
tersebut merupakan darah menstruasi atau bukan. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
tersebut, harus dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan laboratorium sebagai berikut:
1. Pemeriksaan mikroskopik
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat morfologi sel-sel darah merah. Cara ini tidak
dapat dilakukan bila telah terjadi kerusakan pada sel-sel darah tersebut. Darah yang
masih basah atau baru mengering ditaruh pada kaca objek dan ditambahkan 1 tetes
larutan garam faal, kemudian ditutup dengan kaca penutup. Cara lain adalah dengan
membuat sediaan apus dengan pewarnaan Wright atau Giemsa. Dari kedua sediaan
tersebut, dapat dilihat bentuk dan inti sel darah merah.
Pemeriksaan mikroskopik terhadap kedua sediaan tersebut hanya dapat menentukan
kelas dan bukan spesies darah tersebut. Kelas mamalia mempunyai sel darah merah
berbentuk cakram dan tidak berinti, sedangkan kelas-kelas lainnya berbentuk oval/elips
dan berinti. Dari kelas mamalia, genus Cannelidae (golongan unta) merupakan
perkecualian dengan sel darah merah berbentuk oval/elips tetapi tidak berinti.
Keuntungan sediaan apus dibandingkan dengan sediaan tanpa pewarnaan adalah dapat
terlihatnya sel-sel leukosit berinti banyak. Bila terlihat drum stick dalam jumlah lebih
dari 0,05%, dapatlah dipastikan bahwa darah tersebut berasal dari seorang wanita.2
2. Pemeriksaan kimiawi
Cara ini digunakan bila ternyata sel darah merah sudah dalam keadaan rusak sehingga
pemeriksaan mikroskopik tidak bermanfaat lagi. Pemeriksaan kimiawi terdiri dari
pemeriksaan penyaring darah dan pemeriksaan penentuan darah.
Pemeriksaan penyaring darah
Prinsip pemeriksaan penyaring adalah : H2O2H2O + On
24
Reaksi Teichman
o Seujung jarum bercak kering diletakkan pada kaca objek, tambahkan 1 butir
Kristal NaCl dan 1 tetes asam asetat glasial, tutup dengan kaca penutup dan
dipanaskan. Hasil positif dinyatakan dengan tampaknya Kristal hemin-HCl
25
Hasil positif pada pemeriksaan penentuan darah memastikan bahwa bercak adalah
darah. Hasil yang negatif selain menyatakan bahwa bercak tersebut bukan bercak darah,
juga dapat dijumpai pemeriksaan terhadap bercak darah yang struktur kimianya telah
rusak misalnya bercak darah yang sudah lama sekali, terbakar dan sebagainya.2
3. Pemeriksaan spektroskopik
Pemeriksaan spektroskopik memastikan bahan yang diperiksa adalah darah bila
dijumpai pita-pita absorpsi yang khas dari hemoglobin atau turunannya. Bercak kering
dilarutkan dengan akuades dalam tabung reaksi dan kemudian
dilihat dengan
26
pada temperatur ruang kurang lebih 1.5 jam. Hasil positif tampak sebagai cincin
presipitasi yang keruh pada perbatasan kedua cairan.
Reaksi Presipitasi dalam Agar
Gelas obyek dibersihkan dengan spiritus sampai bebas lemak, dilapisi dengan
selapis tipis agar buffer. Setelah agak mengeras, dibuat lubang pada agar dengan
diameter kurang lebih 2 mm, yang dikelilingi oleh lubang-lubang sejenis.
Masukkan serum anti-globulin manusia ke lubang di tengah dan ekstrak darah
dengan berbagai derajat pengenceran di lubang-lubang sekitarnya. Letakkan
gelas obyek ini dalam ruang lembab (moist chamber) pada temperatur ruang
selama satu malam. Hasil positif memberikan presipitum jernih pada perbatasan
27
Pemeriksaan DNA
28
29
sumber bahan biologis berupa cairan maupun bercak (darah, liur, mani), rambut, jaringan,
potongan tubuh, dsb. Setelah didapatkan dua profil DNA adalah IDENTIK, maka harus
dilakukan penghitungan Match Probability (MP), yang dikalkulasi dengan menggunakan
data frekuensi alel yang terdapat dalam populasi yang sama. MP adalah suatu angka yang
menyatakan bahwa sampel tertentu sekian kali lebih mungkin berasal dari seorang
individu, dibandingkan individu lain yang diambil secara acak dari populasi yang sama.
Dengan demikian, semakin tinggi MP maka semakin meyakinkan bahwa suatu sampel
berasal dairi individu tertentu.
Dari kedua analisis tadi terlihat bahwa adanya DNA population database, terutama data
frekuensi alel dari CODIS 13, amatlah penting dalam analisis kasus forensik. Dan pada
saat ini Indonesia telah memiliki data tersebut, yang telah dilakukan dalam penelitian
yang dilakukan oleh Untoro dkk pada tahun 2006.8
2. DNA Mitokondria dan DNA inti
Dalam sel manusia, DNA dapat ditemukan di inti sel dan mitokondria. Di dalam inti sel,
DNA membentuk suatu kesatuan untaian yang disebut kromosom. Setiap anak akan
menerima setengah pasang kromoson dari ayah dan setengah pasang kromosom dari ibu
sehingga setiap individu membawa sifat yang diturunkan baik dari ibu maupun ayah.
Dalam hal ini ada dua tes, yaitu:
Tes Paternitas
Tes ini untuk menentukan apakah seorang pria adalah ayah biologis dari seorang anak.
Tes paternitas membandingkan pola DNA anak dengan terduga ayah untuk memeriksa
bukti pewarisan DNA yang menunjukkan kepastian adanya hubungan biologis.
Tes Maternitas
Tes DNA ini untuk menentukan apakah seorang perempuan adalah ibu biologis seorang
anak. Tes ini bisa dilakukan untuk kasus dugaan bayi tertukar, bayi tabung, dan anak
angkat.
Selain di dalam inti sel, DNA juga bisa ditemukan di dalam mitokondria, yaitu bagian
dari sel yang menghasilkan energi. Berbeda dengan organel sel lainnya, mitokondria
30
memiliki materi genetik sendiri yang karakteristiknya berbeda dengan materi genetik di
inti sel. DNA Mitokondria, sesuai dengan namanya, merupakan rantai DNA yang terletak
di bagian sel yang bernama mitokondria. DNA mitokondria memiliki ciri-ciri yang
berbeda dari DNA nukleus ditinjau dari ukuran, jumlah gen, dan bentuk. Di antaranya
adalah memiliki laju mutasi yang lebih tinggi, yaitu sekitar 10-17 kali DNA inti. Selain
itu DNA mitokondria terdapat dalam jumlah banyak (lebih dari 1000 kopi) dalam tiap sel,
sedangkan DNA inti hanya berjumlah dua kopi. DNA inti merupakan hasil rekombinasi
DNA kedua orang tua sementara DNA mitokondria hanya diwariskan dari ibu
(maternally inherited). Berkat mitokondria, kita bisa bernapas dan sel bisa memperbaiki
diri. Tanpa mitokondria, sel akan mati. DNA mitokondria hanya diturunkan dari ibu.
Keunikan pola pewarisan DNA mitokondria menyebabkan DNA ini dapat digunakan
sebagai penanda untuk mengidentifikasi hubungan kekerabatan secara maternal/garis ibu.
INTERPRETASI HASIL
Pada kasus di atas, seorang dokter diduga melakukan pengguguran kandungan terhadap
salah satu dari ketiga perempuan yang sedang diperiksa di bagian kebidanan sebuah rumah sakit.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa tindakan abortus dapat terjadi secara spontan
maupun secara sengaja, namun yang perlu diperhatikan adalah apakah tindakan abortus tersebut
memiliki indikasi medis yang jelas atau merupakan suatu tindakan yang illegal secara hukum.
Pembuktian akan hal tersebut perlu pemeriksaan secara seksama terutama terkait dengan adanya
tanda-tanda kekerasan pada organ-organ reproduksi pada wanita hamil tersebut. Selain itu juga
diperlukan beberapa pemeriksaan laboratorium atau penunjang lainnya yang dapat membuktikan
bahwa jaringan atau darah yang terdapat pada alat penggugur kandungan atau di tempat kejadian
perkara tersebut adalah milik dari salah seorang atau ketiga wanita tersebut. Pada kasus abortus
provokatus biasanya ditemukan:
Pada pemeriksaan medis, ditemukan tanda-tanda kekerasan mekanik lokal pada organ
reproduksi (uterus, vagina, serviks, dsb) sebagai tanda adanya usaha aborsi provokatus.
Pada pemeriksaan toksikologi ditemukan adanya zat/obat yang digunakan untuk membantu
proses aborsi
Pada pemeriksaan mikroskopik, ditemukan adanya sel trofoblas (tanda kehamilan, tanda
kerusakan jaringan akibat usaha penghentian kehamilan), sel PMN (tanda intravitalitas)
Adanya peningkatan hormon hCG (human chorionic gonadothropin) menandakan adanya
kehamilan
31
suhu 36,5C
Ibu B : tekanan darah 110/70 mmHg, napas 18 kali per menit, nadi 88 kali per menit,
suhu 37,2C
Ibu C : tekanan darah 100/65 mmHg, napas 23 kali per menit, nadi 90 kali per menit,
suhu 37,9C.
Pada pemeriksaan kepala dan leher
Pada ketiga wanita tersebut terlihat adanya bercak kecokelatan yang tidak teratur di sekeliling
terdengar bunyi jantung janin serta terlihat adanya memar pada perut bagian bawah.
Ibu C perut terlihat membuncit, terdapat nyeri tekan pada perut bagian bawah, tidak
terdengar bunyi jantung janin serta terlihat adanya memar pada perut bagian bawah.
Pada pemeriksaan bibir kemaluan pada ketiga wanita tersebut terdapat memar pada kedua sisi
bibir kelamin dan pada wanita C ditemukan adanya luka baru yang masih berwarna
kemerahan.
Pada pemeriksaan leher rahim dan dinding dalam alat kelamin terdapat perlukaan pada sisi
kiri dan kanan dari leher rahim. Pada ibu B dan C ditemukan adanya sisa jaringan konsepsi
32
tabung) menhasilkan hasil positif berarti darah tersebut adalah darah manusia.
Penentuan golongan darah, dalam campuran sisa konsepsi tersebut ditemukan darah
wanita tersebut telah melakukan abortus namun dari hasil pemeriksaan laboratorium serta
pemeriksaan sisa konsepsi hasil suction disimpulkan bahwa darah dan jaringan memiliki
kecocokan dengan ibu C, dan dapat dipastikan bahwa jaringan janin dan darah tersebut adalah
miliki Ibu C.
VISUM ET REPERTUM
Visum et repertum adalah keterangan tertulis yang dibuat oleh dokter, berisi temuan dan
pendapat berdasarkan keilmuannya tentang hasil pemeriksaan medis terhadap manusia atau
bagian dari tubuh manusia, baik hidup maupun mati, atas permintaan tertulis (resmi) dan
33
penyidik yang berwenang (atau hakim untuk visum et repertum psikiatrik) yang dibuat atas
sumpah atau dikuatkan dengan sumpah, untuk kepentingan peradilan.
Beberapa jenis visum et repertum yaitu visum et repertum korban hidup termasuk visum et
repertum perlukaan, visum et repertum kejahatan susila, visum et repertum jenazah (korban mati
akibat tindak pidana atau dugaan tindak pidana) dan visum et repertum psikiatrik (dibuat oleh
dokter specialis psikiatri, biasanya untuk menilai kejiwaan terdakwa).
Visum et repertum adalah alat bukti yang sah berupa surat (Pasal 184 jo Pasal 187 butir c
KUHAP). Ketentuan umum pembuatan visum et repertum adalah:
1. Diketik di atas kertas berkepala surat instansi pemeriksa.
2. Bernomor, bertanggal dan di bagian kiri atasnya dicantumkan kata Pro Justitia.
3. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, tanpa singkatan dan tidak
menggunakan istilah asing.
4. Ditandatangani dan diberi nama jelas pembuatnya serta dibubuhi stempel instansi
tersebut.
Pada umumnya visum et repertum terdiri dari 5 bagian yang tetap, yaitu:
1. Bagian Pembukaan
Kata Pro Justitia yang diletakkan di bagian atas. Kata ini menjelaskan bahwa visum et
repertum khusus dibuat untuk tujuan peradilan. Visum et repertum tidak membutuhkan
meterai untuk dapat dijadikan sebagai alat bukti di depan sidang pengadilan yang mempunyai
kekuatan hukum.
2. Bagian Pendahuluan
Bagian ini sebenarnya tidak diberi judul Pendahuluan, melainkan langsung merupakan
uraian tentang identitas dokter pemeriksa, instansi pemeriksa, tempat dan waktu
dilakukannya pemeriksaan, instansi peminta visum et repertum, nomor dan tanggal surat
permintaan, serta identitas yang diperiksa sesuai dengan yang tercantum di dalam surat
permintaan visum et repertum tersebut. Di bagian ini dicantumkan ada/tidaknya label
identifikasi dari pihak penyidik, bentuk dan bahan label serta isi label identifikasi yang
dilekatkan pada benda bukti, biasanya pada ibu jari kaki kanan mayat.
3. Bagian Pemberitaan
Bagian ini diberi judul Hasil Pemeriksaan. Bagian ini memuat semua hasil pemeriksaan
terhadap barang bukti yang dituliskan secara sistematik, jelas dan dapat dimengerti oleh
34
orang yang tidak berlatar belakang pendidikan kedokteran. Pada pemeriksaan jenazah, bagian
ini terbagi tiga bagian, yaitu Pemeriksaan luar, Pemeriksaan dalam (bedah jenazah) dan
Pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan pendukung lainnya.
4. Bagian Kesimpulan
Bagian ini diberi judul Kesimpulan. Dalam bagian ini dituliskan kesimpulan pemeriksa
atas seluruh hasil pemeriksaan dengan berdasarkan keilmuannya atau keahliannya. Pada
pemeriksaan jenazah, bagian ini berisikan setidak-tidaknya jenis perlukaan atau cedera,
kelainan yang ditemukan, penyebabnya serta sebab kematiannya. Apabila memungkinkan,
tuliskan juga saat kematian dan petunjuk penting tentang kekerasan ataupun pelakunya.
5. Bagian Penutup
Bagian ini tanpa judul, melainkan langsung berupa uraian kalimat penutup yang menyatakan
bahwa visum et repertum ini dibuat dengan sebenarnya, berdasarkan keilmuan serta mengingat
sumpah dan sesuai dengan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).1
Rumah Sakit Sehat Selalu
Jl. Selalu Sehat no.1 Jakarta Barat 12121
Telp/fax 021-234567
PROJUSTISIA
Yang bertanda tangan dibawah ini, Mawar Melati, dokter ahli kedokteran forensik Rumah
Sakit Sehat Selalu Jakarta Barat, menerangkan bahwa atas permintaan tertulis dari Kepolisian
Resort Jakarta Barat No. Pol. F/123/VR/XIV/93/Serse tertanggal 18 Desember 2013, maka pada
tanggal Sembilan belas Desember tahun dua ribu tigabelas, pukul duapuluh lewat lima belas
menit Waktu Indonesia bagian Barat, bertempat di RS Sehat Selalu Jakarta Barat, telah
melakukan pemeriksaan dengan nomor registrasi 17081945 yang menurut surta tersebut adalah: Nama
: Larasati Indrawati--------------------------------------------------------------Jenis Kelamin
: Perempuan----------------------------------------------------------------------Umur
: 20 tahun--------------------------------------------------------------------------Agama
: Islam-----------------------------------------------------------------------------Kewarganegaraan : Indonesia------------------------------------------------------------------------Pekerjaan
: Mahasiswa----------------------------------------------------------------------Alamat
: Jl. Harum Mewangi no.1 Tangerang-----------------------------------------HASIL PEMERIKSAAN:
35
1. Korban merupakan wanita berusia duapuluh tahun, datang dengan keadaan umum tampak
sakit ringan, lemas, lemah dan pucat.-------------------------------------------------------------------2. Dari hasil anamnesa pasien mengatakan terakhir kali menstruasi adalah sekitar 2 bulan yang
lalu. Korban mengatakan pernah beberapa kali melakukan hubungan badan dengan
kekasihnya tanpa menggunakan pengaman.-----------------------------------------------------------3. Pada pemeriksaan frekuensi nadi sembilan puluh kali per menit, frekuansi napas duapuluh
tiga kali per menit, tekanan darah seratus per enampuluh lima milimeter air raksa dan suhu
tiga puluh tujuh koma Sembilan derajat celcius.------------------------------------------------------4. Pemeriksaan tanda kehamilan:
a.
Pada wajah terutama disekitar mata, pangkal hidung, dan daerah pipi terdapat
bercak
berwarna
kecoklatan
yang
tidak
beraturan.-------------------------------------------------------b.
Pada pemeriksaan payudara ditemukan pembuluh darah dapat terlihat lebih nyata,
puting serta daerah sekitar puting berwarna lebih gelap, dan kelenjar payudara tampak
menonjol
dan
membesar
serta
keluarnya
ASI
dari
payudara.-----------------------------------------------c.
Pada bagian perut terdapat garis putih tepat pada garis tengah depan dan garisgaris
kehamilan
disisi
perut
wanita
tersebut.------------------------------------------------------------d.
Pemeriksaan
tes
kehamilan
melalui
urin
menunjukkan
hasil
positif.--------------------------5. Pemeriksaan tanda-tanda kekerasan:
a. pada pemeriksaan ditemukan..
Lanjutan Visum et Repertum
Halaman kedua dari 2 halaman
a.
Pada pemeriksaan ditemukan perut terlihat membuncit, terdapat nyeri tekan pada
perut bagian bawah, tidak terdengar bunyi jantung janin serta didapatkan adanya memar
pada
perut
bagian
bawah.----------------------------------------------------------------------------------6. Pada pemeriksaan alat kelamin ditemukan:------------------------------------------------------------a. Terdapat memar pada kedua sisi bibir kelamin kanan dan kiri.--------------------------------b. Pada leher rahim dan dinding dalam alat kelamin terdapat perlukaan pada sisi kiri dan
kanan dari dinding kelamin.-------------------------------------------------------------------------c. Tinggi rahim dua jari dibawah pusar dan bentuk rahim bulat.----------------------------------7. Pada pemeriksaan golongan darah menyatakan golongan darah wanita tersebut adalah O.----8. Pada pemeriksaan toksikologi tidak terdapat kandungan obat-obat penggugur kandungan.----9. Hasil pemeriksaan DNA jaringan janin dari pihak kepolisian dengan pasien ini cocok.--------10. Hasil pemeriksaan golongan darah O pada sisa janin dari kepolisian dengan pasien ini cocok.
11. Pada korban ini diberi pengobatan berupa pemberian obat penahan rasa sakit.------------------KESIMPULAN
Pada wanita yang berusia 20 tahun ini, berdasarkan hasil pemeriksaan ditemukan adanya
tanda-tanda kehamilan, dan adanya tanda-tanda kekerasan pada alat kelamin korban.
Berdasarkan pemeriksaan golongan darah dan DNA ditemukan kecocokan antara wanita tersebut
dengan sisa jaringan dan darah yang diberikan oleh pihak Kepolisian yang berarti bahwa
36
jaringan dan darah tersebut merupakan milik dari wanita tersebut. Dari semua pemeriksaa dapat
disimpulkan bahwa keadaan ini merupakan akibat tindakan pengguguran kandungan atau
pengeluaran janin sebelum waktu kelahirannya.----------------------------------------------------------Demikianlah saya uraikan dengan sebenar-benarnya berdasarkan keilmuan saya yang
sebaik-baiknya mengingat sumpah sesuai dengan KUHAP.---------------------------------------------Dokter pemeriksa.
Dr. Mawar Melati, Sp.F
NIP. 19930124
PROJUSTISIA
Yang bertanda tangan dibawah ini, Mawar Melati, dokter ahli kedokteran forensik Rumah
Sakit Sehat Selalu Jakarta Barat, menerangkan bahwa atas permintaan tertulis dari Kepolisian
Resort Jakarta Barat No. Pol. F/123/VR/XIV/93/Serse tertanggal 18 Desember 2013, maka pada
tanggal Sembilan belas Desember tahun dua ribu tigabelas, pukul duapuluh lewat lima belas
menit Waktu Indonesia bagian Barat, bertempat di RS Sehat Selalu Jakarta Barat, telah
melakukan pemeriksaan dengan nomor registrasi 17081946 yang menurut surta tersebut adalah: Nama
: Bunga----------------------------------------------------------------------------Jenis Kelamin
: Perempuan----------------------------------------------------------------------Umur
: 25 tahun--------------------------------------------------------------------------Agama
: Islam------------------------------------------------------------------------------
37
Kewarganegaraan : Indonesia------------------------------------------------------------------------Pekerjaan
: Pegawai Swasta----------------------------------------------------------------Alamat
: Jl. Harum Semerbak no.1 Tangerang----------------------------------------HASIL PEMERIKSAAN:
1. Korban merupakan wanita berusia duapuluh lima tahun, datang dengan keadaan umum
tampak sakit ringan, lemas, lemah dan pucat.---------------------------------------------------------2. Dari hasil anamnesa pasien mengatakan terakhir kali menstruasi adalah sekitar 3 bulan yang
lalu. Korban mengatakan pernah beberapa kali melakukan hubungan badan dengan berganti-ganti
pasangan tanpa menggunakan pengaman.-----------------------------------------------------------------3. Pada pemeriksaan frekuensi nadi delapanpuluh lima kali per menit, frekuansi napas duapuluh
kali per menit, tekanan darah seratus duapuluh per delapanpuluh milimeter air raksa dan suhu
tigapuluh enam koma lima derajat celcius.------------------------------------------------------------4. Pemeriksaan tanda kehamilan:--------------------------------------------------------------------------a.
Pada wajah terutama disekitar mata, pangkal hidung, dan daerah pipi
terdapat
bercak
berwarna
kecoklatan
yang
tidak
beraturan.-------------------------------------------------------b.
Pada pemeriksaan payudara ditemukan pembuluh darah dapat terlihat
lebih nyata, puting serta daerah sekitar puting berwarna lebih gelap, dan kelenjar
payudara tampak menonjol dan membesar serta keluarnya ASI dari
payudara.-----------------------------------------------c.
Pada bagian perut terdapat garis putih tepat pada garis tengah depan dan
garis-garis
kehamilan
disisi
perut
wanita
tersebut.------------------------------------------------------------d. pemeriksaan tes kehamilan...
d.
38
KESIMPULAN
Pada wanita yang berusia 25 tahun ini, berdasarkan hasil pemeriksaan ditemukan adanya
tanda-tanda kehamilan, dan adanya tanda-tanda kekerasan pada alat kelamin korban.
Berdasarkan pemeriksaan golongan darah dan DNA ditemukan ketidakcocokan antara wanita
tersebut dengan sisa jaringan dan darah yang diberikan oleh pihak Kepolisian yang berarti bahwa
jaringan dan darah tersebut bukan merupakan milik dari wanita tersebut. Dari semua pemeriksaa
dapat disimpulkan bahwa wanita ini mengalami tindakan pengguguran kandungan atau
pengeluaran janin sebelum waktu kelahirannya namun jaringan dan darah yang diperiksakan dari
barang bukti bukan milik wanita tersebut.------------------------------------------------------------------Demikianlah saya uraikan dengan sebenar-benarnya berdasarkan keilmuan saya yang
sebaik-baiknya mengingat sumpah sesuai dengan KUHAP.---------------------------------------------Dokter pemeriksa.
Dr. Mawar Melati, Sp.F
NIP. 19930124
PROJUSTISIA
Yang bertanda tangan dibawah ini, Mawar Melati, dokter ahli kedokteran forensik Rumah
Sakit Sehat Selalu Jakarta Barat, menerangkan bahwa atas permintaan tertulis dari Kepolisian
Resort Jakarta Barat No. Pol. F/123/VR/XIV/93/Serse tertanggal 18 Desember 2014, maka pada
tanggal Sembilan belas Desember tahun dua ribu tigabelas, pukul duapuluh lewat lima belas
menit Waktu Indonesia bagian Barat, bertempat di RS Sehat Selalu Jakarta Barat, telah
melakukan pemeriksaan dengan nomor registrasi 17081947 yang menurut surta tersebut adalah: Nama
: Indah------------------------------------------------------------------------------
39
Jenis Kelamin
Umur
Agama
Kewarganegaraan : Indonesia------------------------------------------------------------------------Pekerjaan
: Pelajar----------------------------------------------------------------------------Alamat
: Jl. Harum Selamanya no.1 Tangerang---------------------------------------HASIL PEMERIKSAAN:
1. Korban merupakan wanita berusia duapuluh lima tahun, datang dengan keadaan umum
tampak sakit ringan, lemas, lemah dan pucat.---------------------------------------------------------2. Dari hasil anamnesa pasien mengatakan terakhir kali menstruasi adalah sekitar 3 bulan yang
lalu. Korban mengatakan pernah beberapa kali melakukan hubungan badan dengan teman sekolahnya
tanpa menggunakan pengaman.----------------------------------------------------------------------------3. Pada pemeriksaan frekuensi nadi delapanpuluh delapan kali per menit, frekuansi napas
delapanbelas kali per menit, tekanan darah seratus sepuluh per tujuhpuluh milimeter air raksa
dan suhu tigapuluh tujuh koma dua derajat celcius.--------------------------------------------------4. Pemeriksaan tanda kehamilan:
a.Pada wajah terutama disekitar mata, pangkal hidung, dan daerah pipi terdapat bercak
berwarna kecoklatan yang tidak beraturan.-------------------------------------------------------b.
Pada pemeriksaan payudara ditemukan pembuluh darah dapat terlihat lebih nyata,
puting serta daerah sekitar puting berwarna lebih gelap, dan kelenjar payudara tampak
menonjol
dan
membesar
serta
keluarnya
ASI
dari
payudara.-----------------------------------------------c.Pada bagian perut terdapat garis putih tepat pada garis tengah depan dan garis-garis
kehamilan disisi perut wanita tersebut.------------------------------------------------------------d.
Pemeriksaan
tes
kehamilan
melalui
urin
menunjukkan
hasil
positif.--------------------------5. Pemeriksaan tanda-tanda kekerasan:
a. pada pemeriksaan ditemukan..
Lanjutan Visum et Repertum
Halaman kedua dari 2 halaman
a.
Pada pemeriksaan ditemukan perut terlihat membuncit, terdapat nyeri
tekan pada perut bagian bawah, tidak terdengar bunyi jantung janin serta ditemukan
memar
pada
bagian
bawah
perut.-------------------------------------------------------------------------------------------6. Pada pemeriksaan alat kelamin ditemukan:-----------------------------------------------------------a. Terdapat memar pada kedua sisi bibir kelamin kanan dan kiri.--------------------------------b. Pada leher rahim dan dinding dalam alat kelamin terdapat perlukaan pada sisi kiri dan
kanan dari dinding kelamin.-------------------------------------------------------------------------c. Tinggi rahim satu jari dibawah pusar dan bentuk rahim bulat.---------------------------------7. Pada pemeriksaan golongan darah menyatakan golongan darah wanita tersebut adalah B.----8. Pada pemeriksaan toksikologi tidak terdapat kandungan obat-obat penggugur kandungan.----9. Hasil pemeriksaan DNA jaringan janin dari pihak kepolisian dengan pasien ini tidak cocok.-10. Hasil pemeriksaan golongan darah O pada sisa janin dari kepolisian dengan pasien ini tidak
cocok.--------------------------------------------------------------------------------------------------------
40
11. Pada korban ini diberi pengobatan berupa pemberian obat penahan rasa sakit.------------------KESIMPULAN
Pada wanita yang berusia 25 tahun ini, berdasarkan hasil pemeriksaan ditemukan adanya
tanda-tanda kehamilan, dan adanya tanda-tanda kekerasan pada alat kelamin korban.
Berdasarkan pemeriksaan golongan darah dan DNA ditemukan ketidakcocokan antara wanita
tersebut dengan sisa jaringan dan darah yang diberikan oleh pihak Kepolisian yang berarti bahwa
jaringan dan darah tersebut bukan merupakan milik dari wanita tersebut. Dari semua pemeriksaa
dapat disimpulkan bahwa wanita ini mengalami tindakan pengguguran kandungan atau
pengeluaran janin sebelum waktu kelahirannya namun jaringan dan darah yang diperiksakan dari
barang bukti bukan milik wanita tersebut.------------------------------------------------------------------Demikianlah saya uraikan dengan sebenar-benarnya berdasarkan keilmuan saya yang
sebaik-baiknya mengingat sumpah sesuai dengan KUHAP.---------------------------------------------Dokter pemeriksa.
Dr. Mawar Melati, Sp.F
NIP. 19930124
PENUTUP
KESIMPULAN
Abortus merupakan suatu penghentian kehamilan sebelum saatnya janin dapat dilahirkan.
Abortus dapat terjadi secara spontan, namun dapat pula merupakan suatu tindakan yang disengja
baik dengan atau tanpa indikasi medis. Tindakan abortus yang disengaja dan tanpa indikasi
medis merupakan suatu tindakan abortus provokatus kriminalis. Pembuktian terhadap terjadinya
tindakan tersebut harus melalui pemeriksaan fisik dan laboratorium yang sangat teliti. Pada
pemeriksaan medis yang diharapkan ditemukan adanya tanda-tanda kehamilan, dan tanda-tanda
kekerasan yang mengindikasikan adanya pemkasaan pengeluaran janin dari rahim wanita hamil
tersebut. Pemeriksaan laboratorium yang dimaksud adalah pemeriksaan terhadap jaringan atau
41
darah yang masih terdapat ditempat kejadian perkara yang perlu pembuktian bahwa jaringan atau
darah tersebut merupakan bagian dari wanita hamil yang digugurkan kandungannya.
Pemeriksaan laboratorium yang digunakan adalah pemeriksaan darah dan DNA. Dengan
demikian dapat ditentukan bahwa jaringan dan darah tersebut merupakan milik dari wanita
tersebut. Kasus abortus harus mendapatkan perhatian yang sangat baik dari pihak Kepolisian dan
Kedokteran, karena tidak sedikit yang menjadi pelaku tindak abortus ini adalah dokter sendiri
yang merupakan ahli dari tubuh manusia itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
1. Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S, Winardi T, Idries AM, Hertian S, etc. Ilmu
Kedokteran Forensik. Edisi pertama. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik FKUI. 1997. h.
159-82
2. Idries AM. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi pertama. Jakarta: Penerbit Binarupa
Aksara. 1997. h. 244-250
3. Peraturan Perundangan-Undangan Bidang Kedokteran. Edisi pertama. Jakarta: Bagian
Kedokteran Forensik FKUI. 1994. h. 11-43
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan. Di Unduh
dari http://sjdih.agribisnis.web.id/upload/pdf/UU_23_TAHUN_1992___KESEHATAN.pdf
42
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. Di unduh dari
http://www.jkn.kemkes.go.id/attachment/unduhan/UU%20Nomor
%2036%20Tahun2%20009%20tentang%20Kesehatan.pdf \
6. Kode
Etik
Kedokteran
Indonesia.
Di
unduh
dari
http://bemfkur.org/wp-
content/uploads/2013/04/KODEKI-2012.pdf
43