Disusun Oleh :
Kelompok 7
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Rania Fardyani
Alfian Mauluddin
Hanna Handayani
Hilda Rosyanti A.
Mutia Tri Subekti
Faisal Akbar
Syaiful Bahri
0621.12.001
0621.12.007
0621.12.013
0621.12.027
0621.12.034
0621.14.704
0621.14.707
PENDAHULUAN
A. Pengertian Adsorben
Adsorben merupakan zat padat yang dapat menyerap komponen tertentu dari
suatu fase fluida (Saragih, 2008). Kebanyakan adsorben adalah bahan-bahan yang
sangat berpori dan adsorpsi berlangsung terutama pada dinding pori-pori atau pada
letak-letak tertentu di dalam partikel itu. Oleh karena pori-pori biasanya sangat kecil
maka luas permukaan dalam menjadi beberapa orde besaran lebih besar daripada
permukaan luar dan bisa mencapai 2000 m/g. Pemisahan terjadi karena perbedaan bobot
molekul atau karena perbedaan polaritas yang menyebabkan sebagian molekul melekat
pada permukaan tersebut lebih erat daripada molekul lainnya. Adsorben yang digunakan
secara komersial dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu kelompok polar dan non polar
(Saragih, 2008).
1. Adsorben polar disebut juga hidrofilik. Jenis adsorben yang termasuk ke dalam
kelompok ini adalah silika gel, alumina aktif, dan zeolit.
2. Adsorben non polar disebut juga hidrofobik. Jenis adsorben yang termasuk ke dalam
kelompok ini adalah polimer adsorben dan karbon aktif.
Menurut IUPAC (Internasional Union of Pure and Applied Chemical) ada
beberapa klasifikasi pori pada adsorben, yaitu :
1. Mikropori
2. Mesopori
3. Makropori
B. Pengertian Adsorbat
Adsorbat adalah substansi dalam bentuk cair atau gas yang terkonsentrasi pada
permukaan adsorben. Adsorbat terdiri atas dua kelompok yaitu kelompok polar seperti
air dan kelompok non polar seperti metanol, etanol dan kelompok hidrokarbon (Suzuki,
1990 dalam Saragih, 2008).
Karbondioksida merupakan jenis adsorbat yang sesuai digunakan untuk
adsorben
jenis
hidrofobik
seperti
karbon
aktif.
Karbondioksida
merupakan
persenyawaan antara karbon dengan oksigen. Pada kondisi tekanan dan temperatur
atmosfir, karbondioksida merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak
reaktif, tidak beracun dan tidak mudah terbakar (non flammable). Pada kondisi triple
point, karbondioksida dapat berupa padat, cair ataupun gas bergantung pada kondisinya.
Karbondioksida berada pada fase padat pada temperatur -109F (-78,5oC) dan pada
tekanan atmosfir akan langsung menyublimasi tanpa melalui fase cair terlebih dahulu.
Sedangkan pada tekanan dan temperatur di atas triple point dan di bawah temperatur
87,9F (31,1oC) maka karbondioksida cair dan gas akan berada pada kondisi
kesetimbangan.
C. Adsorpsi
Adsorpsi (penyerapan) adalah suatu proses pemisahan dimana komponen dari
suatu fase fluida berpindah ke permukaan zat padat yang menyerap (adsorben).
Biasanya partikel-partikel kecil zat penyerap dilepaskan pada adsorpsi kimia yang
merupakan ikatan kuat antara penyerap dan zat yang diserap sehingga tidak mungkin
terjadi proses yang bolak-balik.
Adsorpsi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
1. Adsorpsi fisika yang disebabkan oleh gaya Van Der Waals yang ada pada permukaan
adsorben. Apabila daya tarik menarik antara zat terlarut dengan adsorben lebih besar
dari daya tarik menarik antara zat terlarut dengan pelarutnya, maka zat yang terlarut
akan diadsorpsi pada permukaan adsorben. Adsorpsi ini mirip dengan proses
kondensasi dan biasanya terjadi pada temperatur rendah. Pada proses ini gaya yang
menahan molekul fluida pada permukaan solid relatif lemah, dan besarnya sama
dengan gaya kohesi molekul pada fase cair. Keseimbangan antara permukaan solid
dengan molekul fluida biasanya cepat tercapai dan bersifat reversibel.
2. Adsorpsi kimia, yaitu reaksi yang terjadi antara zat padat dengan zat terlarut yang
teradsorpsi. Adsorpsi ini bersifat spesifik dan melibatkan gaya yang jauh lebih besar
daripada adsorpsi fisika. Panas yang dilibatkan adalah sama dengan panas reaksi
kimia. Menurut Langmuir, molekul teradsorpsi ditahan pada permukaan oleh gaya
valensi yang tipenya sama dengan yang terjadi antara atom-atom dalam molekul.
Karena adanya ikatan kimia maka pada permukaan adsorben akan terbentuk suatu
lapisan, di mana terbentuknya lapisan tersebut akan menghambat proses penyerapan
selanjutnya oleh bantuan adsorben sehingga efektifitasnya berkurang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses adsorbsi (Prawira, 2008) :
1. Agitation (Pengadukan)
Tingkat adsorbsi dikontrol baik oleh difusi film maupun difusi pori,
tergantung pada tingkat pengadukan pada sistem.
2. Karakteristik Adsorban
Ukuran partikel dan luas permukaan merupakan karakteristik penting karbon
aktif sesuai dengan fungsinya sebagai adsorban. Ukuran partikel karbon
BAB II
ISI
A. Pengertian Zeolit
Zeolit merupakan senyawa alumino-silikat hidrat terhidrasi dengan unsur utama
yang terdiri dari kation alkali dan alkali tanah terutama Ca, K dan Na, dengan rumus
umum Lm [(AlO2)x (SiO2)y] nH2O di mana L adalah logam. Sifat umum dari zeolit adalah
kristal yang agak lunak dengan warna putih coklat atau kebiru-biruan. Senyawaan
kristalnya berwujud dalam sruktur tiga dimensi yang tak terbatas dan memiliki ronggarongga yang saling berhubungan membentuk saluran ke segala arah dengan ukuran
saluran tergantung dari garis tengah logam alkali ataupun alkali tanah yang terdapat
pada srukturnya. Di mana rongga-rongga tersebut akan terisi oleh air yang disebut air
kristal. Jadi, zeolit merupakan senyawa alumino silikat terhidrasi yang terdiri dari
tetrahedral (Si, Al) dan dikelilingi oleh atomatom O dalam ikatan tiga dimensi.
Mineral zeolit terdapat dalam senyawaan hampir murni dan mempunyai struktur
framework tiga dimensi dan menunjukkan sifat penukar ion, sorpsi molecular sieving
dan katalis sehingga memungkinkan digunakan dalam pengolahan limbah industri dan
limbah nuklir. Zeolit juga ditemukan sebagai bantuan endapan pada bagian tanah jenis
basalt dan komposisi kimianya tergantung pada kondisi hidrotermal linkungan lokal,
seperti suhu, tekanan uap air setempat dan komposisi air tanah lokasi kejadiannya. Hal
itu menjadikan zeolit dengan warna dan tekstur yang sama mungkin berbeda komposisi
kimianya bila diambil lokasi yang berbeda, disebabkan karena kombinasi mineral yang
berupa partikel halus dengan impuritis lainnya.
B. Struktur Zeolit
Zeolit berbentuk kristal aluminosilikat terhidrasi yang mengandung muatan
positif dari ion-ion logam alkali dan
dimensi (Hay, 1966), dengan setiap oksigen membatasi antara dua tetrahedral.
Struktur zeolit merupakan polimer kristal anorganik didasarkan kerangka
tetrahedral yang diperluas tak terhingga dari AlO 4 dan SiO4 dan dihubungkan satu
dengan lainnya melalui pembagian atau pemakaian bersama ion oksigen.
Zeolit pada dasarnya memiliki tiga variasi struktur yang berbeda yaitu:
1.
Struktur seperti rantai (chain-like structure), dengan bentuk kristal acicular dan
prismatic, contoh: natrolit.
2. Struktur seperti lembaran (sheet-like structure), dengan bentuk kristal platy atau
tabular biasanya dengan basal cleavage baik, contoh: heulandite.
3. Struktur rangka, dimana kristal yang ada memiliki dimensi yang hampir sama,
contoh: kabasit.
C. Sifat Fisika dan Kimia Zeolit
1. Sifat Fisika
a. Mineral zeolit yang terdapat di batu-batuan dapat berupa kristal tunggal
(single crystal) dengan ukuran beberapa mm.
b. Zeolit sintesis umumnya berbentuk polikristalin.
c. Kerapatan zeolit cukup rendah, berkisar antara 1,92,3 g/ml yang dapat
meningkat bila dilakukan pertukaran kation dengan ion logam yang berat menjadi
2,8 g/ml .
d. Pada keadaan murni (pure state), mineral zeolit tidak berwarna akan menjadi
berwarna bila ada pengotor berupa logam-logam transisi atau terjadi pertukaran
kation sehingga dapat memberikan warna pada zeolit yang bergantung dari tingkat
hidrasi dari kation tersebut.
e. Daya hantar listrik pada zeolit bersifat ionik, disebabkan oleh perpindahan
kation-kation.
2. Sifat Kimia
a. Dehidrasi
Zeolit mempunyai sifat dehidrasi yaitu melepaskan molekul H 2O apabila
dipanaskan. Pada umumnya struktur kerangka zeolit akan menyusut. Tetapi
kerangka dasarnya tidak mengalami perubahan secara nyata. Molekul H2O dapat
Perbandingan kedua jenis asam ini tergantung pada proses aktivasi zeolit
dan kondisi reaksi. Pusat-pusat aktif yang bersifat asam ini selanjutnya dapat
mengikat molekul-molekul basa secara kimiawi. Zeolite dengan rasio Si/Al yang
tinggi akan menyebabkan keasaman tinggi.
D. Jenis Zeolit
Berdasarkan cara pembentukannya zeolit dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Zeolit Alam
Zeolit alam merupakan jenis-jenis zeolit yang tersedia di alam yang
merupakan suatu kelompok mineral yang dihasilkan dari proses hidrotermal pada
batua beku basa. Mineral ini biasanya dijumpai mengisi celah-celah ataupun
rekahan dari batuan tersebut. Pada umumnya, zeolit dibentuk oleh reaksi dari air
pori dengan berbagai material seperti gelas, poorly cristalline clay, plagioklas,
ataupun silika. Pembentukan zeolit alam ini tergantung pada komposisi dari
batuan induk, temperatur, tekanan, tekanan parsial dari air, pH dan aktifitas dari
ion-ion tertentu.
Pada saat ini dikenal sekitar 40 jenis zeolit alam, meskipun yang mempunyai
nilai komersial ada sekitar 12 jenis, diantaranya klinoptilolit, mordernit, filipsit,
kabasit dan erionit.
Nama
Mineral
Rumus Kimia
Analsim
Na16(Al16Si32O96).16H2O
Kabasit
(Na2,Ca)6(Al12Si24O72).40H2O
Klipnoptolotit
(Na4K4)(Al8Si40O96).24H2O
Gambar
Ferrierit
(Na2Mg2)(Al6Si30O72).18H2O
Heulandit
Ca4(Al8Si28O72).24H2O
Laumonit
Ca(Al8Si16O48).16H2O
Mordenit
Na8(Al8Si40O96).24H2O
Filipsit
(Na,K)10(Al10Si22O64).20H2O
Na4(Al4Si6O20).4H2O
Natrolit
2. Zeolit Sintetik
Zeolit sintetis adalah suatu senyawa kimia yang mempunyai sifat fisik
dan kimia yang sama dengan zeolit yang ada di alam. Zeolit sintetis ini dibuat dari
bahan lain dengan proses sintetis, yang dibuat sedemikian rupa sehingga
menyerupai zeolit yang ada di alam.
Salah satu pembuatan zeolit sintetis adalah dengan proses hidro-gel
(Lefond, 1983). Alumina trihidrat Al2O3.3H2O, diuraikan dalam suhu tertentu
dan dicampur dengan sodium silikat dalam suatu tangki pembuat gel hingga
terbentuk suatu gel yang homogen. Gel ini kemudian dipompakan pada suatu
tangki yang lain, sesudah itu dikristalisasikan setelah beberapa jam pada suhu
200F diikuti dengan difraksi oleh sinar X (Lefond, 1983). Zeolit sintetis juga
dapat dibuat dengan proses clay conversion, proses ini menghasilkan bubuk yang
memiliki tingkat kemurnian rendahtinggi yang tidak saling terikat yang
kemudian menghasilkan zeolit dalam matriks lempung.
Perbedaan terbesar antara zeolit sintesis dengan zeolit alam adalah :
1. Zeolit sintetis dibuat dari bahan kimia dan bahan-bahan alam yang kemudian
diproses dari tubuh bijih alam.
2. Zeolit sintetis memiliki perbandingan silika dan alumina yaitu 1:1 dan sedangkan
pada zeolit alam hingga 5:1.
3. Zeolit alam tidak terpisah dalam lingkungan asam seperti halnya zeolit sintetis.
Zeolit sintetis dibuat dengan rekayasa yang sedemikian rupa sehingga
mendapatkan karakter yang sama dengan zeolit alam. Zeolit sintetis sangat
bergantung pada jumlah Al dan Si, sehingga ada 3 kelompok zeolit sintetis :
a.
efektif
untuk
pemisahan
dengan
kapasitas
besar.
Volume porinya dapat mencapai 0,5 cm3 tiap cm3 volume zeolit. Contoh zeolit
silika rendah adalah zeolit A dan X.
b.
zeolit
modernit
mempunyai
hidrokarbon. Zeolit jenis ini misalnya zeolit ZSM-5, ZSM-11, ZSM-21, ZSM-24.
E. Kegunaan Zeolit
Zeolit mempunyai banyak kegunaan, dimana setiap kegunaan yang dimiliki
tentunya tidak terlepas dari sifat-sifat yang dimilikinya. Adapun kegunaan dari zeolit
adalah :
1. Pengolahan Limbah Industri Dan Nuklir
Untuk pemisahan ion ammonia/ammonium dari air limbah industri, untuk
pemisahan hasil fisi dari limbah radioaktif dan penggunaan dibidang limbah
sebagai
tambahan
dalam
makanan ternak domba dan sapi hingga sekarang ini masih dalam tahap
penelitian. Penggunaan zeolit dalam bidang peternakan didasarkan kepada dua
sifat zeolit yang penting, yaitu kapasitas pengikat ion NH 4+ yang berasal
dari ammonia sangat besar dan afinitas zeolit terhadap ion-ion yang bersifat
racun. Sifat zeolit sebagai penukar ion masih berperan dalam kegunaannya
di bidang ini. Selain itu mineral zeolit yang banyak mengandung Ca, K, Mg dan
Na juga baik bagi tubuh hewan dengan kadar tertentu. Tambahan zeolit pada
pakan ternak hewan-hewan ruminensia juga diketahui dapat mereduksi
penyakit lembuhg yang dideritanya.
5. Bidang Perikanan
Zeolit disini berfungsi sebagai pengontrol kandungan ion NH4+di dalam air.
Kandungan amonia yang tinggi dalam kolam bisa jadi berasal dari kotoran ikan,
bakas pakan ikan yang membusuk, atau karena sirkulasi air kolam yang kurang baik.
Tingginya kadar amonia dalam kolam akan sangat tidak baik bagi ikan ataupun
hewan tambak lainnya.
Oleh karena kemampuannya sebagai penukar kation, zeolit dapat
dimanfaatkan untuk mengikat kation NH4+, cara yang digunakan biasanya hanya
dengan menebarkan serbuk zeolit ke dalam kolam. Reaksi antara zeolit dengan ion
amonium sebagai berikut :
NH4++ Na, K Zeolit
NH4 Zeolit
Sehingga
terperangkap di dalam rongga yang dimiliki zeolit, dan air kolam kondisinya
akan semakin baik karena kadar amoniumnya berkurang.
Di dalam budidaya tambak, zeolite dapat berguna untuk membantu
mengendalikan kualitas tanah dasar tambak. Tepung zeolite juga berfungsi untuk
menjaga kualitas air tambak agar nilainya selalu sesuai dengan syarat hidup ikan.
Berikut ini adalah beberapa kegunaan tepung zeolite:
a. Mampu meningkatkan kadar oksigen terlarut dalam air (DO), khususnya
elemen SiO2 dan Al2O3. Pada tahap ini, peningkatan kadar DO secara tidak
langsung terjadi akibat pengikatan amoniak yang bersifat mereduksi.
b. Mampu menjaga derajat keasaman (pH) dalam tambak melalui daya tukar
ion yang terkandung di dalamnya.
c. Mampu menjaga kesadahan air (hardness) dalam tambak melalui daya tukar
ion yang terkandung didalamnya.
d. Mempunyai daya absorbsi terhadap gas-gas dalam wujud pakan yang tersisa
(tidak termakan) maupun yang berasal dari metabolisme organisme lain yang
hidup didasar tambak.
e. Mampu mengikat logam-logam berat, seperti Pb, Fe, Hg, Sn, Bi dan As, yang
terdapat didalam air maupun tanah dasar tambak, yang dapat mengancam
kelangsungan hidup ikan.
f. Mampu mengembalikan kesuburan tanah dasar tambak, dikarenakan mineral
yang terdapat didalam zeolite dapat mengembalikan mineral tanah dasar
tambak yang hilang selama masa operasional produksi.
g. Membantu tumbuh dan berkembangnya fitoplankton di tambak, sehingga
ketersediaan pakan alami untuk udang selalu terjaga.
h. Membantu udang terhindar dari penyakit kulit lembek dikarenakan tepung
zeolite mengandung kalsium dalam jumlah banyak.
i. Dapat memperbaiki nilai konversi pakan ikan.
j. Mampu menjaga kestabilan suhu air tambak dan suhu dilingkungan tambak.
Meskipun mempunyai banyak kegunaan, dalam setiap penggunaannya,
harus memperhatikan beberapa hal, diantaranya:
a. Dosis tepat guna. Selain mencegah membengkaknya biaya produksi,
penggunaan zeolite secara berlebihan dapat menyebabkan terjadinya blooming
plankton. Blooming plankton ini dapat menyebabkan naiknya derajat
keasaman (pH) air tambak yang pada akhirnya nanti dapat membahayakan
hidup ikan.
b. Zeolit berkualitas tinggi. Zeolit yang dipilih (dibeli) adalah zeolite yang telah
mendapat rekomendasi mutu dari Ditjen Pertambangan Umum Bagian Pusat
Pengembangan Teknologi Mineral.
6. Bidang pengolahan air
Pada bidang pengolahan air, zeolit bisa dimanfaatkan untuk penghilangan
kesadahan air. Dalam hal ini zeolit dimanfaatkan sebagai media filter dan media
adsorpsi. Air sadah adalah air yang banyak mengandung mineral kalsium atau
magnesium di dalamnya. Air sadah sukar digunakan untuk mencuci karena senyawa
kalsium dan magnesium bereaksi dengan sabun membentuk endapan dan mencegah
terjadinya busa dalam air. Oleh karena senyawa-senyawa kalsium dan magnesium
relatif sukar larut dalam air, maka senyawa-senyawa itu cenderung untuk memisah
dari larutan dalam bentuk endapan atau presipitat yang akhirnya menjadi kerak.
Untuk memperoleh air bersih yang layak dikonsumsi diperlukan suatu cara
untuk mengatasi kasadahan air tersebut. Salah satu cara yang bisa adigunakan adalah
filtrasi, dan dengan sifat yang dimiliki zeolit dapat berperan baik sebagai penyaring
air sadah untuk memperoleh air bersih. Tidak semua zeolit bisa digunakan,
dipilih zeolit yang kationnya bukan merupakan penyebab kesadahan air, untuk hal
ini zeolit jenis klinoptilolit yang kationnya adalah Na dapat digunakan. Zeolit
yang diletakkan sebagai filter dan akaa dilewati oleh air sadah akan bereaksi kontinu
sesuai persamaan reaksi berikut :
Na Zeolit + CaCl2
Ca Zeolit + 2NaCl
BAB III
PEMBAHASAN
A. Aktivasi Zeolit
Pengaktifan zeolit dimaksudkan sebagai suatu usaha untuk memodifikasi
keadaan pada struktur kerangka atau non kerangka zeolit sehingga diperoleh sifat-fisikakimia zeolit yang diinginkan. Pada zeolit alam, pengaktifan memberikan efek pencucian
atau penghilangan komponen pengotor (impurities) dari mineral zeolit sehingga
mempunyai kemampuan sebagai adsorben. Pengaruh pengaktifan zeolit, yaitu dapat
memurnikan
tertentu dan molekul air yang terdapat dalam rongga, memperbesar volume pori,
sehingga memiliki kapasitas yang lebih tinggi, aktivasi menyebabkan terjadinya
perubahan perbandingan Si/Al dan terjadi peningkatan porositas zeolit. Oleh sebab itu
zeolit alam perlu diaktifkan terlebih dahulu sebelum digunakan, untuk mempertinggi
daya kerjanya. Pengaktifan zeolit dapat dilakukan melalui beberapa cara antara lain:
1. Aktivasi Secara Kimia
Aktivasi secara kimia dapat dilakukan dengan menggunakan asam-asam
mineral (HCl atau H2SO4) atau basa-basa kuat (NaOH) dengan tujuan untuk
membersihkan permukaan pori, membuang senyawa pengotor dan mengatur
kembali letak atom yang dapat dipertukarkan. Proses aktivasi zeolit dengan
perlakuan asam HCl pada konsentrasi 0,1 N hingga 1 N menyebabkan zeolit
mengalami dealuminasi dan dekationisasi yaitu keluarnya Al dan kation-kation
dalam kerangka zeolit. Aktivasi asam menyebabkan terjadinya dekationisasi
yang menyebabkan bertambahnya luas permukaan zeolit karena berkurangnya
pengotor yang menutupi pori-pori zeolit. Luas permukaan yang bertambah
diharapkan meningkatkan kemampuan zeolit dalam proses penjerapan.
Zeolit alam yang sudah diaktivasi dengan asam mineral (H2SO4), akan lebih
tinggi daya pemucatnya karena asam mineral tersebut bereaksi dengan komponen
berupa garam Ca dan Mg yang menutupi pori-pori adsorben. Disamping itu asam
mineral melarutkan Al2O3 sehingga dapat menaikkan perbandingan jumlah SiO2 dan
Al2O3. Zeolit dengan perbandingan jumlah SiO2 dan Al2O3 tinggi bersifat hidrofilik
dan akan menyerap molekul yang tidak polar (Sutarti dan Rahmawati, 1994).
pemanasan
yang
terlalu
tinggi
menyebabkan
terjadinya
pembentuk
struktur kristal sedangkan logam alkali adalah kation yang mudah tertukar
(exchangeable
volume ruang kosong yang terbentuk bila unit sel kristal tersebut dipanaskan.
rongganya. Selain itu kristal zeolit yang telah terdehidrasi merupakan adsorben yang
selektif dan mempunyai efektivitas adsorpsi yang tinggi. Zeolit yang terdehidrasi akan
mempunyai struktur pori terbuka dengan internal surface area besar sehingga
kemampuan mengadsorb molekul selain air semakin tinggi. Ukuran cincin dari jendela
yang menuju rongga menentukan ukuran molekul yang dapat teradsorb. Sifat ini yang
menjadikan zeolit mempunyai kemampuan penyaringan yang sangat spesifik yang dapat
digunakan untuk pemurnian dan pemisahan. Chabazite (CHA) merupakan zeolit
pertama yang diketahui dapat mengadsorb dan menahan molekul kecil seperti asam
formiat dan metanol tetapi tidak dapat menyerap benzena dan molekul yang lebih besar.
Selain itu zeolit juga dapat digunakan sebagai adsorben zat warna brom dan untuk
pemucatan minyak sawit mentah.
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Zeolit merupakan senyawa alumino-silikat hidrat terhidrasi dengan unsur
utama yang terdiri dari kation alkali dan alkali tanah terutama Ca, K dan Na,
dengan rumus umum Lm [(AlO2)x (SiO2)y] nH2O dimana L adalah logam. Sifat umum
dari zeolit adalah kristal yang agak lunak dengan warna putih coklat atau kebirubiruan.
Zeolit mempunyai sifat kimia seperti dehidrasi, pertukaran kation, katalis,
penyaring dan menjerap. Zeolit dibagi menjadi 2 jenis, yaitu zeolit alam dan zeolit
sintetis. Sebelum digunakan sebagai adsorben zeolit harus diaktivasi terlebih dahulu
baik secara fisika (pemanasan suhu tinggi) maupun secara kimia (menggunakan asam
atau basa kuat).
Zeolit dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang seperti:
1. Bidang industri
2. Bidang pertanian dan perkebunan.
3. Bidang peternakan.
4. Bidang perikanan.
5. Bidang pengolahan air.
6. Bidang pengolahan limbah industri
B. Saran
Mineral zeolit memiliki manfaat baik itu dalam bidang pertanian, perkebunan,
peternakan, perikanan, pegolahan air, maupun dalam bidang pengolahan limbah. Untuk
itu pegolahan mineral zeolit, harus dilakukan dengan baik, sehingga mineral ini dapat
menjadi mineral yang lebih bernilai ekonomis.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2015. http://angkringan-kimia.blogspot.co.id/2013/01/perbaikan-mutuminyak-goreng-bekas.html. Selasa, 14 Oktober 2015 pukul 09.00.
Anonim. 2015. http://ardra.biz/sain-teknologi/mineral/mineral-zeolit/karakteristiksifat-sifat-zeolit/. Selasa, 13 Oktober 2015 pukul 14.45.
Anonim.
2015.
http://pestacarolgabe.blogspot.co.id/2010/10/pengertian-