Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KAPITA SELEKTA

ZEOLIT SEBAGAI ADSORBEN

Disusun Oleh :
Kelompok 7
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Rania Fardyani
Alfian Mauluddin
Hanna Handayani
Hilda Rosyanti A.
Mutia Tri Subekti
Faisal Akbar
Syaiful Bahri

0621.12.001
0621.12.007
0621.12.013
0621.12.027
0621.12.034
0621.14.704
0621.14.707

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2015
BAB I

PENDAHULUAN
A. Pengertian Adsorben
Adsorben merupakan zat padat yang dapat menyerap komponen tertentu dari
suatu fase fluida (Saragih, 2008). Kebanyakan adsorben adalah bahan-bahan yang
sangat berpori dan adsorpsi berlangsung terutama pada dinding pori-pori atau pada
letak-letak tertentu di dalam partikel itu. Oleh karena pori-pori biasanya sangat kecil
maka luas permukaan dalam menjadi beberapa orde besaran lebih besar daripada
permukaan luar dan bisa mencapai 2000 m/g. Pemisahan terjadi karena perbedaan bobot
molekul atau karena perbedaan polaritas yang menyebabkan sebagian molekul melekat
pada permukaan tersebut lebih erat daripada molekul lainnya. Adsorben yang digunakan
secara komersial dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu kelompok polar dan non polar
(Saragih, 2008).
1. Adsorben polar disebut juga hidrofilik. Jenis adsorben yang termasuk ke dalam
kelompok ini adalah silika gel, alumina aktif, dan zeolit.
2. Adsorben non polar disebut juga hidrofobik. Jenis adsorben yang termasuk ke dalam
kelompok ini adalah polimer adsorben dan karbon aktif.
Menurut IUPAC (Internasional Union of Pure and Applied Chemical) ada
beberapa klasifikasi pori pada adsorben, yaitu :
1. Mikropori
2. Mesopori
3. Makropori

: diameter < 2nm


: diameter 2 50 nm
: diameter > 50 nm

B. Pengertian Adsorbat
Adsorbat adalah substansi dalam bentuk cair atau gas yang terkonsentrasi pada
permukaan adsorben. Adsorbat terdiri atas dua kelompok yaitu kelompok polar seperti
air dan kelompok non polar seperti metanol, etanol dan kelompok hidrokarbon (Suzuki,
1990 dalam Saragih, 2008).
Karbondioksida merupakan jenis adsorbat yang sesuai digunakan untuk
adsorben

jenis

hidrofobik

seperti

karbon

aktif.

Karbondioksida

merupakan

persenyawaan antara karbon dengan oksigen. Pada kondisi tekanan dan temperatur
atmosfir, karbondioksida merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak
reaktif, tidak beracun dan tidak mudah terbakar (non flammable). Pada kondisi triple
point, karbondioksida dapat berupa padat, cair ataupun gas bergantung pada kondisinya.
Karbondioksida berada pada fase padat pada temperatur -109F (-78,5oC) dan pada

tekanan atmosfir akan langsung menyublimasi tanpa melalui fase cair terlebih dahulu.
Sedangkan pada tekanan dan temperatur di atas triple point dan di bawah temperatur
87,9F (31,1oC) maka karbondioksida cair dan gas akan berada pada kondisi
kesetimbangan.
C. Adsorpsi
Adsorpsi (penyerapan) adalah suatu proses pemisahan dimana komponen dari
suatu fase fluida berpindah ke permukaan zat padat yang menyerap (adsorben).
Biasanya partikel-partikel kecil zat penyerap dilepaskan pada adsorpsi kimia yang
merupakan ikatan kuat antara penyerap dan zat yang diserap sehingga tidak mungkin
terjadi proses yang bolak-balik.
Adsorpsi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
1. Adsorpsi fisika yang disebabkan oleh gaya Van Der Waals yang ada pada permukaan
adsorben. Apabila daya tarik menarik antara zat terlarut dengan adsorben lebih besar
dari daya tarik menarik antara zat terlarut dengan pelarutnya, maka zat yang terlarut
akan diadsorpsi pada permukaan adsorben. Adsorpsi ini mirip dengan proses
kondensasi dan biasanya terjadi pada temperatur rendah. Pada proses ini gaya yang
menahan molekul fluida pada permukaan solid relatif lemah, dan besarnya sama
dengan gaya kohesi molekul pada fase cair. Keseimbangan antara permukaan solid
dengan molekul fluida biasanya cepat tercapai dan bersifat reversibel.
2. Adsorpsi kimia, yaitu reaksi yang terjadi antara zat padat dengan zat terlarut yang
teradsorpsi. Adsorpsi ini bersifat spesifik dan melibatkan gaya yang jauh lebih besar
daripada adsorpsi fisika. Panas yang dilibatkan adalah sama dengan panas reaksi
kimia. Menurut Langmuir, molekul teradsorpsi ditahan pada permukaan oleh gaya
valensi yang tipenya sama dengan yang terjadi antara atom-atom dalam molekul.
Karena adanya ikatan kimia maka pada permukaan adsorben akan terbentuk suatu
lapisan, di mana terbentuknya lapisan tersebut akan menghambat proses penyerapan
selanjutnya oleh bantuan adsorben sehingga efektifitasnya berkurang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses adsorbsi (Prawira, 2008) :
1. Agitation (Pengadukan)
Tingkat adsorbsi dikontrol baik oleh difusi film maupun difusi pori,
tergantung pada tingkat pengadukan pada sistem.
2. Karakteristik Adsorban
Ukuran partikel dan luas permukaan merupakan karakteristik penting karbon
aktif sesuai dengan fungsinya sebagai adsorban. Ukuran partikel karbon

mempengaruhi tingkat adsorbsi; tingkat adsorbsi naik dengan adanya penurunan


ukuran partikel. Oleh karena itu adsorbsi menggunakan karbon PAC (Powdered
Acivated Carbon) lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan karbon GAC
(Granular Acivated Carbon). Kapasitas total adsorbsi karbon tergantung pada luas
permukaannya. Ukuran partikel karbon tidak mempengaruhi luas permukaanya. Oleh
sebab itu GAC atau PAC dengan berat yang sama memiliki kapasitas adsorbsi yang
sama.
3. Kelarutan Adsorbat
Senyawa terlarut memiliki gaya tarik-menarik yang kuat terhadap pelarutnya
sehingga lebih sulit diadsorbsi dibandingkan senyawa tidak larut.
4. Ukuran Molekul Adsorbat
Tingkat adsorbsi pada alifatik, aldehid atau alkohol biasanya naik diikuti
dengan kenaikan ukuran molekul. Hal ini dapat dijelaskan dengan kenyataan bahwa
gaya tarik antara karbon dan molekul akan semakin besar ketika ukuran molekul
semakin mendekati ukuran pori karbon. Tingkat adsorbsi tertinggi terjadi jika pori
karbon cukup besar untuk dilewati oleh molekul.
5. pH (derajat keasaman)
Adsorbsi asam organik lebih mudah teradsorbsi pada pH rendah, sedangkan
adsorbsi basa organik efektif pada pH tinggi.
6. Temperatur
Tingkat adsorbsi naik diikuti dengan kenaikan temperatur dan turun diikuti
dengan penurunan temperatur.

BAB II
ISI
A. Pengertian Zeolit
Zeolit merupakan senyawa alumino-silikat hidrat terhidrasi dengan unsur utama
yang terdiri dari kation alkali dan alkali tanah terutama Ca, K dan Na, dengan rumus
umum Lm [(AlO2)x (SiO2)y] nH2O di mana L adalah logam. Sifat umum dari zeolit adalah
kristal yang agak lunak dengan warna putih coklat atau kebiru-biruan. Senyawaan
kristalnya berwujud dalam sruktur tiga dimensi yang tak terbatas dan memiliki ronggarongga yang saling berhubungan membentuk saluran ke segala arah dengan ukuran
saluran tergantung dari garis tengah logam alkali ataupun alkali tanah yang terdapat
pada srukturnya. Di mana rongga-rongga tersebut akan terisi oleh air yang disebut air
kristal. Jadi, zeolit merupakan senyawa alumino silikat terhidrasi yang terdiri dari
tetrahedral (Si, Al) dan dikelilingi oleh atomatom O dalam ikatan tiga dimensi.
Mineral zeolit terdapat dalam senyawaan hampir murni dan mempunyai struktur
framework tiga dimensi dan menunjukkan sifat penukar ion, sorpsi molecular sieving
dan katalis sehingga memungkinkan digunakan dalam pengolahan limbah industri dan
limbah nuklir. Zeolit juga ditemukan sebagai bantuan endapan pada bagian tanah jenis
basalt dan komposisi kimianya tergantung pada kondisi hidrotermal linkungan lokal,
seperti suhu, tekanan uap air setempat dan komposisi air tanah lokasi kejadiannya. Hal
itu menjadikan zeolit dengan warna dan tekstur yang sama mungkin berbeda komposisi
kimianya bila diambil lokasi yang berbeda, disebabkan karena kombinasi mineral yang
berupa partikel halus dengan impuritis lainnya.
B. Struktur Zeolit
Zeolit berbentuk kristal aluminosilikat terhidrasi yang mengandung muatan
positif dari ion-ion logam alkali dan

alkali tanah dalam kerangka kristal tiga

dimensi (Hay, 1966), dengan setiap oksigen membatasi antara dua tetrahedral.
Struktur zeolit merupakan polimer kristal anorganik didasarkan kerangka
tetrahedral yang diperluas tak terhingga dari AlO 4 dan SiO4 dan dihubungkan satu
dengan lainnya melalui pembagian atau pemakaian bersama ion oksigen.

Unit pembentuk kerangka utama zeolit adalah tetrahedral, pusatnya ditempati


oleh atom silikon (Si) atau atom aluminium (Al), dengan empat atom oksigen di sudutsudutnya. Setiap atom oksigen menjadi bagian dari dua tetrahedral.

Zeolit pada dasarnya memiliki tiga variasi struktur yang berbeda yaitu:
1.

Struktur seperti rantai (chain-like structure), dengan bentuk kristal acicular dan
prismatic, contoh: natrolit.

2. Struktur seperti lembaran (sheet-like structure), dengan bentuk kristal platy atau
tabular biasanya dengan basal cleavage baik, contoh: heulandite.
3. Struktur rangka, dimana kristal yang ada memiliki dimensi yang hampir sama,
contoh: kabasit.
C. Sifat Fisika dan Kimia Zeolit
1. Sifat Fisika
a. Mineral zeolit yang terdapat di batu-batuan dapat berupa kristal tunggal
(single crystal) dengan ukuran beberapa mm.
b. Zeolit sintesis umumnya berbentuk polikristalin.
c. Kerapatan zeolit cukup rendah, berkisar antara 1,92,3 g/ml yang dapat
meningkat bila dilakukan pertukaran kation dengan ion logam yang berat menjadi
2,8 g/ml .
d. Pada keadaan murni (pure state), mineral zeolit tidak berwarna akan menjadi
berwarna bila ada pengotor berupa logam-logam transisi atau terjadi pertukaran
kation sehingga dapat memberikan warna pada zeolit yang bergantung dari tingkat
hidrasi dari kation tersebut.
e. Daya hantar listrik pada zeolit bersifat ionik, disebabkan oleh perpindahan
kation-kation.
2. Sifat Kimia
a. Dehidrasi
Zeolit mempunyai sifat dehidrasi yaitu melepaskan molekul H 2O apabila
dipanaskan. Pada umumnya struktur kerangka zeolit akan menyusut. Tetapi
kerangka dasarnya tidak mengalami perubahan secara nyata. Molekul H2O dapat

dikeluarkan secara reversibel. Pada pori-porinya terdapat kation-kation dan atau


molekul air. Bila kation-kation dan atau molekul air tersebut dikeluarkan dari pori
dengan perlakuan tertentu maka zeolit akan meninggalkan pori yang kosong.
Secara alami pori-pori Zeolite yang belum diolah akan mengandung
sejumlah molekul air dan alkali atau alkali tanah hidrat. Proses pemanasan pada
temperature 300-400C dapa menghilangkan kandungan air dan hidrat pada alkali
atau alkali tanah hidrat. Zeolit yang sudah mengalami pemanasan ini disebut
Zeolite Teraktivasi Fisika artinya Zeolite terdehidrasi atau Zeoli tyang kehilangan
air.
b. Penjerap
Zeolit mempunyai kapasitas yang tinggi sebagai penjerap (adsorben).
Mekanisme adsorpsi yang mungkin terjadi adalah adsorpsi fisika (melibatkan
gaya Van der Walls), adsorpsi kimia (melibatkan gaya elektrostatik), ikatan
hidrogen dan pembentukan kompleks koordinasi. Molekul atau zat yang dijerap
akan menempati posisi pori. Daya serap zeolit tergantung dari jumlah pori dan
luas permukaan. Molekul-molekul dengan ukuran lebih kecil dari pori yang
mampu terjerap oleh zeolit.
c. Pertukaran Kation
Kation-kation pada pori berperan sebagai penetral muatan zeolit. Kationkation ini dapat bergerak bebas sehingga dapat dengan mudah terjadi pertukaran
ion. Mekanisme pertukaran kation tergantung pada ukuran, muatan dan jenis
zeolitnya.
d. Penyaring
Zeolit dengan struktur kerangka framework mempunyai luas permukaan
yang besar dan berperan sebagai saluran yang dapat menyaring ion/molekul
(molecular sieving). Peran Zeolit sebagai penyaring ataupun pemisah molekul
didasarkan pada perbedaan bentuk, ukuran, dan polaritas molekul yang disaring.
Sifat ini disebabkan zeolit mempunyai pori dengan ukuran tertentu. Molekul yang
berukuran lebih kecil dari pori dapat melintas sedangkan yang berukuran lebih
besar dari pori akan tertahan.
e. Katalis
Sifat sebagai katalis didasarkan pada adanya ruang kosong yang dapat
digunakan sebagai katalis ataupun sebagai penyangga katalis untuk reaksi
katalitik. Kemampuan zeolit sebagai katalis berkaitan dengan tersedianya pusatpusat aktif dalam saluran antar zeolit. Pusat-pusat aktif tersebut terbentuk karena
adanya gugus fungsi asam tipe Bronsted maupun Lewis.

Perbandingan kedua jenis asam ini tergantung pada proses aktivasi zeolit
dan kondisi reaksi. Pusat-pusat aktif yang bersifat asam ini selanjutnya dapat
mengikat molekul-molekul basa secara kimiawi. Zeolite dengan rasio Si/Al yang
tinggi akan menyebabkan keasaman tinggi.

D. Jenis Zeolit
Berdasarkan cara pembentukannya zeolit dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Zeolit Alam
Zeolit alam merupakan jenis-jenis zeolit yang tersedia di alam yang
merupakan suatu kelompok mineral yang dihasilkan dari proses hidrotermal pada
batua beku basa. Mineral ini biasanya dijumpai mengisi celah-celah ataupun
rekahan dari batuan tersebut. Pada umumnya, zeolit dibentuk oleh reaksi dari air
pori dengan berbagai material seperti gelas, poorly cristalline clay, plagioklas,
ataupun silika. Pembentukan zeolit alam ini tergantung pada komposisi dari
batuan induk, temperatur, tekanan, tekanan parsial dari air, pH dan aktifitas dari
ion-ion tertentu.
Pada saat ini dikenal sekitar 40 jenis zeolit alam, meskipun yang mempunyai
nilai komersial ada sekitar 12 jenis, diantaranya klinoptilolit, mordernit, filipsit,
kabasit dan erionit.
Nama
Mineral

Rumus Kimia

Analsim

Na16(Al16Si32O96).16H2O

Kabasit

(Na2,Ca)6(Al12Si24O72).40H2O

Klipnoptolotit

(Na4K4)(Al8Si40O96).24H2O

Gambar

Ferrierit

(Na2Mg2)(Al6Si30O72).18H2O

Heulandit

Ca4(Al8Si28O72).24H2O

Laumonit

Ca(Al8Si16O48).16H2O

Mordenit

Na8(Al8Si40O96).24H2O

Filipsit

(Na,K)10(Al10Si22O64).20H2O

Na4(Al4Si6O20).4H2O
Natrolit

2. Zeolit Sintetik
Zeolit sintetis adalah suatu senyawa kimia yang mempunyai sifat fisik
dan kimia yang sama dengan zeolit yang ada di alam. Zeolit sintetis ini dibuat dari
bahan lain dengan proses sintetis, yang dibuat sedemikian rupa sehingga
menyerupai zeolit yang ada di alam.
Salah satu pembuatan zeolit sintetis adalah dengan proses hidro-gel
(Lefond, 1983). Alumina trihidrat Al2O3.3H2O, diuraikan dalam suhu tertentu
dan dicampur dengan sodium silikat dalam suatu tangki pembuat gel hingga
terbentuk suatu gel yang homogen. Gel ini kemudian dipompakan pada suatu
tangki yang lain, sesudah itu dikristalisasikan setelah beberapa jam pada suhu
200F diikuti dengan difraksi oleh sinar X (Lefond, 1983). Zeolit sintetis juga

dapat dibuat dengan proses clay conversion, proses ini menghasilkan bubuk yang
memiliki tingkat kemurnian rendahtinggi yang tidak saling terikat yang
kemudian menghasilkan zeolit dalam matriks lempung.
Perbedaan terbesar antara zeolit sintesis dengan zeolit alam adalah :
1. Zeolit sintetis dibuat dari bahan kimia dan bahan-bahan alam yang kemudian
diproses dari tubuh bijih alam.
2. Zeolit sintetis memiliki perbandingan silika dan alumina yaitu 1:1 dan sedangkan
pada zeolit alam hingga 5:1.
3. Zeolit alam tidak terpisah dalam lingkungan asam seperti halnya zeolit sintetis.
Zeolit sintetis dibuat dengan rekayasa yang sedemikian rupa sehingga
mendapatkan karakter yang sama dengan zeolit alam. Zeolit sintetis sangat
bergantung pada jumlah Al dan Si, sehingga ada 3 kelompok zeolit sintetis :
a.

Zeolit silika rendah dengan perbandingan Si/Al adalah 1:5,


memiliki konsentrasi kation paling tinggi, dan mempunyai sifat adsorpsi yang
optimum. Zeolit jenis ini banyak mengandung Al, berpori, mempunyai nilai
ekonomi tinggi karena

efektif

untuk

pemisahan

dengan

kapasitas

besar.

Volume porinya dapat mencapai 0,5 cm3 tiap cm3 volume zeolit. Contoh zeolit
silika rendah adalah zeolit A dan X.
b.

Zeolit silika sedang, Jenis

zeolit

modernit

mempunyai

perbandingan Si/Al = 5 sangat stabil, maka diusahakan membuat zeolit Y


dengan perbandingan Si/Al = 1-3. Contoh zeolit sintetis jenis ini adalah zeolit
omega, Mordernit, Erionit, Klinoptilolit, zeolit Y.
c.

Zeolit silika tinggi, dengan perbandingan kadar Si/Al antara


10:100, bahkan lebih. Zeolit jenis ini sangat higroskopis dan menyerap molekul
non polar sehingga baik untuk digunakan

sebagai katalisator asam untuk

hidrokarbon. Zeolit jenis ini misalnya zeolit ZSM-5, ZSM-11, ZSM-21, ZSM-24.
E. Kegunaan Zeolit
Zeolit mempunyai banyak kegunaan, dimana setiap kegunaan yang dimiliki
tentunya tidak terlepas dari sifat-sifat yang dimilikinya. Adapun kegunaan dari zeolit
adalah :
1. Pengolahan Limbah Industri Dan Nuklir
Untuk pemisahan ion ammonia/ammonium dari air limbah industri, untuk
pemisahan hasil fisi dari limbah radioaktif dan penggunaan dibidang limbah

pertanian. Clinoptilolit dapat memisahkan 99% ammoniak/ ammonium dari limbah


industri. Zeolit juga digunakan untuk dekontaminasi air pendingin reaktor Three
Mile Island Unit II dan pada tahun 1987 untuk penyerapan gas radioaktif reaktor
Chernobiel yang terbakar. Zeolit juga digunakan untuk pemisahan radionuklida hasil
fisi dalam air kolam penyimpanan bahan bakar nuklir disamping untuk pengganti
pasir digunakan campuran zeolit, fly ash dan slug pada proses sementasi limbah.
2. Bidang Industri
Berdasarkan sifat adsorpsinya terhadap gas dan hidrasi molekul air, zeolit
digunakan untuk pengeringan pada berbagai produk industri. Molekul uap air dapat
diserap sebanyak 8-10 g dengan 100 g zeolit dibandingkan 3 g dan 1,2 g oleh Al 2O3
dan gel silika dengan berat yang sama pada kondisi 1,33 atm dan 25oC.
Sebagai "drying agent" dari senyawa organik, zeolit digunakan antara lain :
a. Pada proses pemurnian metil khlorida dalam industri karet
b. Pemurnian fraksi alkohol, metanol, benzen, xylene, LPG dan LNG pada industri
petro- kimia
c. Untuk hidrokarbon propellents-fillers aerosol untuk pengganti freons
d. Penyerap klorin, bromin dan fluorin
e. Menurunkan humiditas ruangan.
Zeolit digunakan dalam proses penyerapan gas seperti :
a. Gas mulia antara lain Ar, Kr dan gas He,
b. Gas rumah kaca ( NH3, CO2, SO2, SO3 dan nox ),
c. Gas organik CS2, CH4, CH3CN, CH3OH, termasuk pirogas dan fraksi
etana/etilen,
d. Pemurnian udara bersih mengandung O2,
e. Penyerapan gas N2 dari udara sehingga meningkatkan kemurnian O2 diudara,
f. Campuran filter pada rokok,
g. Penyerapan gas dan penghilangan warna dari cairan gula pada pabrik gula.
3. Bidang Pertanian dan Lingkungan
Zeolit digunakan sebagai "soil conditioning" yang dapat mengontrol dan
menaikkan pH tanah serta kelembaban tanah. Dalam pengalaman petani di Jepang,
penambahan zeolit pada pupuk tanaman bervariasi dari 15-63% terutama untuk
tanaman apel dan gandum. Penambahan zeolit pada pupuk kandang ternyata juga
akan meningkatkan proses nitrifikasi. Pada saat ini bidang pertanian merupakan
pemakai zeolit terbesar di Indonesia. Disamping untuk "slow release fertilizer",
zeolit juga digunakan untuk sebagai carrier pestisida/herbisida dan fungisida.
Namun ada keraguan penambahan zeolit pada pupuk akan terjadi akumulasi zeolit
pada lahan pertanian. Jumlah penambahan zeolit ini akan tergantung pada jenis
tanah setempat. Untuk tanah arid dan semi desert penggunaan zeolit sebagai

campuran pupuk mungkin perlu dikurangi.


Dalam bidang peternakan, zeolit juga digunakan sebagai "food supplement"
pada ternak ruminansia dan non-ruminansia masing-masing dengan dosis 2.5 - 5%
dari rasio pakan perhari yang dapat mneningkatkan produktivitas baik susu, daging
dan telur, laju pertumbuhan serta memperbaiki kondisi lingkungan kandang dari bau
yang tidak sedap. Dalam hal fauna laut, zeolit berperan sebagai pengontol pH air
dan penyerap NH3NO3- dan H2S, filter air masuk ke tambak, pengontrol kandungan
alkali, oksigen dan perbaikan lahan dasar tambak melalui penyerapan logam berat
Pb, Fe, Hg, Sn, Bi dan As. Selektivitas penyerapan ion sangat penting ditentukan
mengingat kompleksnya komposisi kimia air (air tanah, permukaan, air limbah)
yang diperlakukan terhadap zeolit baik dalam penggunaannya pada bidang pertanian
dan lingkungan.
4. Bidang Peternakan
Dalam bidang ini, zeolit telah digunakan

sebagai

tambahan

dalam

makanan ternak domba dan sapi hingga sekarang ini masih dalam tahap
penelitian. Penggunaan zeolit dalam bidang peternakan didasarkan kepada dua
sifat zeolit yang penting, yaitu kapasitas pengikat ion NH 4+ yang berasal
dari ammonia sangat besar dan afinitas zeolit terhadap ion-ion yang bersifat
racun. Sifat zeolit sebagai penukar ion masih berperan dalam kegunaannya
di bidang ini. Selain itu mineral zeolit yang banyak mengandung Ca, K, Mg dan
Na juga baik bagi tubuh hewan dengan kadar tertentu. Tambahan zeolit pada
pakan ternak hewan-hewan ruminensia juga diketahui dapat mereduksi
penyakit lembuhg yang dideritanya.
5. Bidang Perikanan
Zeolit disini berfungsi sebagai pengontrol kandungan ion NH4+di dalam air.
Kandungan amonia yang tinggi dalam kolam bisa jadi berasal dari kotoran ikan,
bakas pakan ikan yang membusuk, atau karena sirkulasi air kolam yang kurang baik.
Tingginya kadar amonia dalam kolam akan sangat tidak baik bagi ikan ataupun
hewan tambak lainnya.
Oleh karena kemampuannya sebagai penukar kation, zeolit dapat
dimanfaatkan untuk mengikat kation NH4+, cara yang digunakan biasanya hanya
dengan menebarkan serbuk zeolit ke dalam kolam. Reaksi antara zeolit dengan ion
amonium sebagai berikut :
NH4++ Na, K Zeolit

NH4 Zeolit

Sehingga

ion amonium yang telah terikat dengan zeolit akan

terperangkap di dalam rongga yang dimiliki zeolit, dan air kolam kondisinya
akan semakin baik karena kadar amoniumnya berkurang.
Di dalam budidaya tambak, zeolite dapat berguna untuk membantu
mengendalikan kualitas tanah dasar tambak. Tepung zeolite juga berfungsi untuk
menjaga kualitas air tambak agar nilainya selalu sesuai dengan syarat hidup ikan.
Berikut ini adalah beberapa kegunaan tepung zeolite:
a. Mampu meningkatkan kadar oksigen terlarut dalam air (DO), khususnya
elemen SiO2 dan Al2O3. Pada tahap ini, peningkatan kadar DO secara tidak
langsung terjadi akibat pengikatan amoniak yang bersifat mereduksi.
b. Mampu menjaga derajat keasaman (pH) dalam tambak melalui daya tukar
ion yang terkandung di dalamnya.
c. Mampu menjaga kesadahan air (hardness) dalam tambak melalui daya tukar
ion yang terkandung didalamnya.
d. Mempunyai daya absorbsi terhadap gas-gas dalam wujud pakan yang tersisa
(tidak termakan) maupun yang berasal dari metabolisme organisme lain yang
hidup didasar tambak.
e. Mampu mengikat logam-logam berat, seperti Pb, Fe, Hg, Sn, Bi dan As, yang
terdapat didalam air maupun tanah dasar tambak, yang dapat mengancam
kelangsungan hidup ikan.
f. Mampu mengembalikan kesuburan tanah dasar tambak, dikarenakan mineral
yang terdapat didalam zeolite dapat mengembalikan mineral tanah dasar
tambak yang hilang selama masa operasional produksi.
g. Membantu tumbuh dan berkembangnya fitoplankton di tambak, sehingga
ketersediaan pakan alami untuk udang selalu terjaga.
h. Membantu udang terhindar dari penyakit kulit lembek dikarenakan tepung
zeolite mengandung kalsium dalam jumlah banyak.
i. Dapat memperbaiki nilai konversi pakan ikan.
j. Mampu menjaga kestabilan suhu air tambak dan suhu dilingkungan tambak.
Meskipun mempunyai banyak kegunaan, dalam setiap penggunaannya,
harus memperhatikan beberapa hal, diantaranya:
a. Dosis tepat guna. Selain mencegah membengkaknya biaya produksi,
penggunaan zeolite secara berlebihan dapat menyebabkan terjadinya blooming
plankton. Blooming plankton ini dapat menyebabkan naiknya derajat

keasaman (pH) air tambak yang pada akhirnya nanti dapat membahayakan
hidup ikan.
b. Zeolit berkualitas tinggi. Zeolit yang dipilih (dibeli) adalah zeolite yang telah
mendapat rekomendasi mutu dari Ditjen Pertambangan Umum Bagian Pusat
Pengembangan Teknologi Mineral.
6. Bidang pengolahan air
Pada bidang pengolahan air, zeolit bisa dimanfaatkan untuk penghilangan
kesadahan air. Dalam hal ini zeolit dimanfaatkan sebagai media filter dan media
adsorpsi. Air sadah adalah air yang banyak mengandung mineral kalsium atau
magnesium di dalamnya. Air sadah sukar digunakan untuk mencuci karena senyawa
kalsium dan magnesium bereaksi dengan sabun membentuk endapan dan mencegah
terjadinya busa dalam air. Oleh karena senyawa-senyawa kalsium dan magnesium
relatif sukar larut dalam air, maka senyawa-senyawa itu cenderung untuk memisah
dari larutan dalam bentuk endapan atau presipitat yang akhirnya menjadi kerak.
Untuk memperoleh air bersih yang layak dikonsumsi diperlukan suatu cara
untuk mengatasi kasadahan air tersebut. Salah satu cara yang bisa adigunakan adalah
filtrasi, dan dengan sifat yang dimiliki zeolit dapat berperan baik sebagai penyaring
air sadah untuk memperoleh air bersih. Tidak semua zeolit bisa digunakan,
dipilih zeolit yang kationnya bukan merupakan penyebab kesadahan air, untuk hal
ini zeolit jenis klinoptilolit yang kationnya adalah Na dapat digunakan. Zeolit
yang diletakkan sebagai filter dan akaa dilewati oleh air sadah akan bereaksi kontinu
sesuai persamaan reaksi berikut :
Na Zeolit + CaCl2

Ca Zeolit + 2NaCl

Dari reaksi di atas terlihat bahwa antara kation Ca dan Na dipertukarkan.

BAB III
PEMBAHASAN
A. Aktivasi Zeolit
Pengaktifan zeolit dimaksudkan sebagai suatu usaha untuk memodifikasi
keadaan pada struktur kerangka atau non kerangka zeolit sehingga diperoleh sifat-fisikakimia zeolit yang diinginkan. Pada zeolit alam, pengaktifan memberikan efek pencucian
atau penghilangan komponen pengotor (impurities) dari mineral zeolit sehingga
mempunyai kemampuan sebagai adsorben. Pengaruh pengaktifan zeolit, yaitu dapat
memurnikan

zeolite dari komponen pengotor, menghilangkan jenis kation logam

tertentu dan molekul air yang terdapat dalam rongga, memperbesar volume pori,
sehingga memiliki kapasitas yang lebih tinggi, aktivasi menyebabkan terjadinya
perubahan perbandingan Si/Al dan terjadi peningkatan porositas zeolit. Oleh sebab itu
zeolit alam perlu diaktifkan terlebih dahulu sebelum digunakan, untuk mempertinggi
daya kerjanya. Pengaktifan zeolit dapat dilakukan melalui beberapa cara antara lain:
1. Aktivasi Secara Kimia
Aktivasi secara kimia dapat dilakukan dengan menggunakan asam-asam
mineral (HCl atau H2SO4) atau basa-basa kuat (NaOH) dengan tujuan untuk
membersihkan permukaan pori, membuang senyawa pengotor dan mengatur
kembali letak atom yang dapat dipertukarkan. Proses aktivasi zeolit dengan
perlakuan asam HCl pada konsentrasi 0,1 N hingga 1 N menyebabkan zeolit
mengalami dealuminasi dan dekationisasi yaitu keluarnya Al dan kation-kation
dalam kerangka zeolit. Aktivasi asam menyebabkan terjadinya dekationisasi
yang menyebabkan bertambahnya luas permukaan zeolit karena berkurangnya
pengotor yang menutupi pori-pori zeolit. Luas permukaan yang bertambah
diharapkan meningkatkan kemampuan zeolit dalam proses penjerapan.
Zeolit alam yang sudah diaktivasi dengan asam mineral (H2SO4), akan lebih
tinggi daya pemucatnya karena asam mineral tersebut bereaksi dengan komponen
berupa garam Ca dan Mg yang menutupi pori-pori adsorben. Disamping itu asam
mineral melarutkan Al2O3 sehingga dapat menaikkan perbandingan jumlah SiO2 dan
Al2O3. Zeolit dengan perbandingan jumlah SiO2 dan Al2O3 tinggi bersifat hidrofilik
dan akan menyerap molekul yang tidak polar (Sutarti dan Rahmawati, 1994).

2. Aktivasi Secara Fisika


Aktivasi secara fisikawi dilakukan dengan pamanasan pada suhu tinggi.
Pemanasan terhadap zeolit alam bertujuan untuk mengeluarkan air atau garam
pengotor dari dalam rongga-rongga kristal zeolit. Kemampuan atau sifat
pertukaran kation zeolit teruatama selektifitas dan kapasitas pertukarannya akan
sangat ditentukan oleh struktur kristalnya.
Pemakaian panas terlalu

tinggi menyebabkan terjadinya pelepasan

aluminium dari struktur kerangka tetrahedral


aktifasi

pemanasan

yang

terlalu

tinggi

zeolit. Menurut Barrer (1982)


akan

menyebabkan

terjadinya

dehidroksilasi gugus OH pada struktur zeolit. Akibat terjadinya pemutusan ikatan


Si-O-Al, menyebabkan pembentukan gugus siloksan (Si-O-Al) dan aluminium yang
miskin gugus

hidroksil. Akibatnya bila terjadi kerusakan pada struktur zeolit

tersebut maka kemampuan mempertukarkan kation dan adsorbsinya berkurang atau


menurun.
Kestabilan zeolit terhadap temperatur tergantung pada jenis kandungan
mineral zeolitnya (perbandingan Si dengan Al, dan kation yang terdapat dalam
zeolit). Umumnya zeolit dengan silika lebih banyak mempunyai kestabilan yang
lebih besar. Clinoptilolit alam yang kaya akan Kalsium rusak pada temperatur
500C, jika kationnya diganti dengan Kalium, maka akan tetap utuh pada
temperature 800C. Komposisi kation yang berbeda dan perbandingan Si dan Al
yang berbeda dan perbandingan Si dengan Al yang berbeda pada beberapa zeolit
alam menyebabkan kestabilannya pada temperatur yang berbeda-beda. Seperti
modernit yang stabil pada 800-1000C sedangkan philipsit stabil pada 360-400C.
B. Rasio Unsur Silikon-Alumunium(Rasio Si/Al)
Parameter kimia yang penting dari zeolit adalah perbandingan Si/Al, yang
menunjukkan persentase Si yang mengisi di dalam tetrahedral, jumlah kation
monovalen dan divalen, serta molekul air yang terdapat di dalam saluran kristal.
Perbedaan kandungan atau perbandingan Si/Al akan berpengaruh terhadap ketahanan
zeolit terhadap asam atau pemanasan. Ikatan ion Al-Si-O adalah

pembentuk

struktur kristal sedangkan logam alkali adalah kation yang mudah tertukar
(exchangeable

cation). Jumlah molekul air menunjukkan jumlah pori-pori atau

volume ruang kosong yang terbentuk bila unit sel kristal tersebut dipanaskan.

1. Perbandingan Silikon-Alumuniuml (Si/Al) Tinggi


Zeolit memiliki Silikon tinggi dengan kandungan Alumunium rendah.
Muatan zeolit dapat menjadi lebih rendah dengan kation yang lebih sedikit. Pori-pori
zeolit akan lebih Hidrofobik, artiya pori-pori lebih tidak suka air atau cenderung
kering. Zeolit memiliki daya adsorpsi tinggi pada senyawa karbon. Selain itu zeolit
memiliki affinitas tinggi terhadap hidrokarbon. Rasio Si/Al yang tinggi
menyebabkan zeolit memiliki lebih banyak pusat aktif dengan keasaman tinggi.
Perubahan rasio Si/Al dapat dilakukan dengan proses dealuminasi.
2. Perbandingan Silikon-Alumunium (Si/Al) Rendah
Zeolit memiliki lebih banyak alumunium daripada silikon. Muatan zeolit
akan menjadi lebih tinggi dengan kation yang lebih banyak. Hal ini akan
menyebabkan kapasitas tukar ion menjadi lebih banyak. Pori-pori zeolit lebih
Hidrofilik artinya pori-pori lebih suka air, atau mudah basah. Zeolit memiliki daya
adsorpsi yang rendah. Zeolit dengan rasio Si/Al rendah mempunyai afinitas tinggi
terhadap molekul bersifat polar.
C. Zeolit sebagai Adsorben
Zeolit yang sudah diaktivasi baik secara kimia maupun fisika dapat digunakan
sebagai adsorben. Adsorpsi pada zeolit terjadi pada permukaan pori membran. Partikel
zeolit memiliki tiga tipe pori, yaitu macropore dan micropore (masing-masing dengan
ukuran > 50 nm dan < 2 nm). Di antara keduanya terdapat mesopore. Macropore
merupakan jalan masuk ke dalam partikel menuju micropore. Macropore tidak
berkontribusi terhadap besarnya luas permukaan membran zeolit. Sebaliknya,
micropore adalah penyebab besarnya luas permukaan membran zeolit. Micropore
tersebut sebagian besar terbentuk selama proses aktivasi. Pada micropore inilah
sebagian besar peristiwa adsorpsi terjadi.
Proses adsorpsi terjadi melalui tiga tahap, yaitu:
1. Macro transport : pergerakan material organik melalui sistem macropore membran
zeolit.
2. Micro transport : pergerakan material organik melalui sistem mesopore dan
micropore dari membran zeolit.
3. Sorption : melekatnya material organik pada permukaan membran zeolit, yaitu di
permukaan macropore, mesopore dan micropore.
Ini karena struktur zeolit yang berongga, sehingga zeolit mampu menyerap
sejumlah besar molekul yang berukuran lebih kecil atau sesuai dengan ukuran

rongganya. Selain itu kristal zeolit yang telah terdehidrasi merupakan adsorben yang
selektif dan mempunyai efektivitas adsorpsi yang tinggi. Zeolit yang terdehidrasi akan
mempunyai struktur pori terbuka dengan internal surface area besar sehingga
kemampuan mengadsorb molekul selain air semakin tinggi. Ukuran cincin dari jendela
yang menuju rongga menentukan ukuran molekul yang dapat teradsorb. Sifat ini yang
menjadikan zeolit mempunyai kemampuan penyaringan yang sangat spesifik yang dapat
digunakan untuk pemurnian dan pemisahan. Chabazite (CHA) merupakan zeolit
pertama yang diketahui dapat mengadsorb dan menahan molekul kecil seperti asam
formiat dan metanol tetapi tidak dapat menyerap benzena dan molekul yang lebih besar.
Selain itu zeolit juga dapat digunakan sebagai adsorben zat warna brom dan untuk
pemucatan minyak sawit mentah.

BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Zeolit merupakan senyawa alumino-silikat hidrat terhidrasi dengan unsur
utama yang terdiri dari kation alkali dan alkali tanah terutama Ca, K dan Na,
dengan rumus umum Lm [(AlO2)x (SiO2)y] nH2O dimana L adalah logam. Sifat umum
dari zeolit adalah kristal yang agak lunak dengan warna putih coklat atau kebirubiruan.
Zeolit mempunyai sifat kimia seperti dehidrasi, pertukaran kation, katalis,
penyaring dan menjerap. Zeolit dibagi menjadi 2 jenis, yaitu zeolit alam dan zeolit
sintetis. Sebelum digunakan sebagai adsorben zeolit harus diaktivasi terlebih dahulu
baik secara fisika (pemanasan suhu tinggi) maupun secara kimia (menggunakan asam
atau basa kuat).
Zeolit dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang seperti:
1. Bidang industri
2. Bidang pertanian dan perkebunan.
3. Bidang peternakan.
4. Bidang perikanan.
5. Bidang pengolahan air.
6. Bidang pengolahan limbah industri
B. Saran
Mineral zeolit memiliki manfaat baik itu dalam bidang pertanian, perkebunan,
peternakan, perikanan, pegolahan air, maupun dalam bidang pengolahan limbah. Untuk
itu pegolahan mineral zeolit, harus dilakukan dengan baik, sehingga mineral ini dapat
menjadi mineral yang lebih bernilai ekonomis.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2015. http://angkringan-kimia.blogspot.co.id/2013/01/perbaikan-mutuminyak-goreng-bekas.html. Selasa, 14 Oktober 2015 pukul 09.00.
Anonim. 2015. http://ardra.biz/sain-teknologi/mineral/mineral-zeolit/karakteristiksifat-sifat-zeolit/. Selasa, 13 Oktober 2015 pukul 14.45.
Anonim.

2015.

http://pestacarolgabe.blogspot.co.id/2010/10/pengertian-

adsorbenadsorben-merupakan.html. Selasa, 13 Oktober 2015 pukul 15.38.


Anonim. 2015. http://material-sciences.blogspot.co.id/2010/03/zeolit-struktur-danfungsi.html. Rabu, 14 Oktober 2015 pukul 13.23.
Anonim. 2015. http://www.batan.go.id/ptlr/11id/?q=content/potensi-zeolit-untukmengolah-limbah-industri-dan-radioaktif. Rabu, 14 Oktober 2015 pukul 19.50.
Anonim. 2015. https://id.wikipedia.org/wiki/Adsorpsi. Kamis, 15 Oktober 2015
pukul 05.15.
Anonim. 2015. http://guide-prof.blogspot.co.id/2011/10/zeolit.html. Kamis, 15
Oktober 2015 pukul 05.24.
Kurniasari, L, 2010. Potensi Zeolit Alam Sebagai Adsorben Air Pada Alat
Pengering. Makalah Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim,
Semarang.
Oben, A R dkk, 2011. Mineral Zeolit. Makalah Jurusan Teknik Pertambangan
Fakultas Sains dan Teknik Universitas Nusa Cendana, Kupang.

Anda mungkin juga menyukai