Disusun Oleh :
PRIYO RAGIL SAPUTRO
NPM : 11.11.106.701501.0425
LEMBAR PENGESAHAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
Direktur D4-K3
Dosen,
Universitas Balikpapan
Pembimbing Akademik
Ir. Maslina,MM,MT
Ir. Maslina,MM,MT
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas
rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Praktek
Kerja Lapangan (PKL) yang berjudul Implemntasi Cara Kerja Aman di
Ketinggian dalam pemasangan WiFi PT. Berca Hardaya Perkasa
Penulisan laporan merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas Mata Kuliah Praktek Kerja Lapangan di Universitas
Balikpapan Fakultas Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
Dalam penulisan laporan ini penulis merasa masih banyak kekurangan
kekurangan baik pada teknik penulisan maupun materi, mengingat kemampuan
yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi penyempurnaan pembuatan laporan ini.
Dalam penulisan laporan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang tak terhingga kepada pihak pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada:
1
Bapak Joko Arsantario selaku Plt. Area Manager PT. Berca Hardaya
Perkasa yang telah memperkenankan penulis untuk dapat menimba
ilmu di Wigo Wimax 4G Balikpapan.
Kedua orang tua penulis. Terima kasih untuk semua hal yang sudah
diberikan, yang juga senantiasa mendoakan setiap langkah yang
penulis kerjakan demi kesuksesan penulis.
Juga rekan rekan kerja yang tergabung dalam naungan PT. Berca
Hardaya Prkasa yang telah memberikan nasehat dan dorongan hingga
laporan ini selesai.
Tak lupa kepada seluruh anggota keluarga penulis yang tiada henti hentinya memberikan seluruh doa dan bantuan hingga penulis
menuntaskan laporan PKL ini.
Lalu kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu,
yang telah memberikan bantuan dalam penulisan laporan ini.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi telekomunikasi di dunia bisa dibilang
sangatlah pesat, tidak terkecuali Negara Indonesia. Walaupun dikatakan
Negara Indonesia tidak seperti negara - negara luar seperti Amerika dan
Jepang yang bisa menciptakan teknologi - teknologi canggih yang dibuat
untuk memudahkan kita dalam berkomunikasi, tetapi Indonesia mampu
mengikuti, meskipun hasil teknologi yang diciptakan tidak secanggih
negara - negara luar.
Sebelum membahas lebih jauh mengenai perkembangan teknologi
telekomunikasi di Indonesia, ada baiknya mendefinisikan terlebih dahulu
apa arti dari teknologi telekomunikasi itu sendiri. Yang dimaksud dari
Teknologi adalah studi atau peralatan elektronika, terutama komputer,
untuk menyimpan, menganalisa, dan mendistribusikan informasi apa saja,
termasuk kata-kata, bilangan, dan gambar. (kamus Oxford, 1995),
sedangkan
telekomunikasi
secara
terminologis
merupakan
proses
memudar
seiring
munculnya
fasilitas
baru
yang
lebih
dalam
telekomunikasi.
Teknologi
membantu
kita
dalam
karena
tuntutan
alam,
tidak
mungkin
selamanya
membantu
proses
komunikasi,
teknologi-teknologi
yang
Perkasa?
Apa sajakah persiapan sebelum melaksanakan kegiatan
Perkasa.
Untuk mengetahui sistem pengendalian bahaya kecelakaan
kerja pada
ketinggian di PT. Berca Hardaya Perkasa.
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
2.1
elektronik
untuk
bertukar
data secara
nirkabel (menggunakan
Group.
Murdaya
PT Berca
Perkasa
01.554.599.9-071.000
Gedung Pusat
Jumlah karyawan
Perkasa
Hardaya
Perusahaan
Niaga lantai 5,
NPWP :
dan merupakan
anak
perusahaan
baru.
2. Bertanggung jawab atas penjualan dan target penjualan yang
atau
perusahaan.
7. Bertanggung jawab terhadap kebersihan fasilitas kerja
dan lingkungan kerjanya.
8. Membuat laporan harian, mingguan, bulanan.
9. Mengurusi laporan ke polisi, pemadam dan departemen
terkait.
10. Bertanggung jawab sebagai bagian personalia.
11. Merencanakan anggaran operasional general affair.
Tugas dan wewenang Marketing:
a. Manajer Marketing
1. Membuat perencanaan strategi pemasaran secara berkala
dengan orientasi target marketing.
2. Membuat perencanaan aktivitas organisasi di departemen
marketing.
3. Menjamin pencapaian target dan memonitor semua
aspek atau segi operasi yang ada di departemen marketing.
4. Menjaga hubungan yang erat dan harmonis dengan
partner bisnis.
5. Memahami dan membaca suasana pasar dan customer.
b. Staf Marketing.
1. Membuat laporan kunjungan ke customer.
2. Membuat penagihan pembayaran ke customer.
3. Membuat PO (Purchase Order) / DO (Delivery Order).
4. Membuat invoice dan faktur pajak.
2.4 Kegiatan Usaha Perusahaan
PT Berca Hardaya Perkasa merupakan perusahaan yang bergerak pada
sektor penyedia layanan internet di Balikpapan dan beralamatkan di Jalan Jenderal
Sudirman No. 8 Markoni, Balikpapan Selatan. Efektif membuka cabang di Kota
Balikpapan mulai tanggal 12 Maret 2012, dan beroperasi melayani customer
hampir di seluruh wilayah Balikpapan, meliputi wilayah Balikpan Selatan,
Balikpapan Timur, Balikpapan Tengah dan Balikpapan Utara.
Visi
1. The best company to work for with challenging and rewarding jobs
2. The best company to buy from for its quality products and services
commitment
3. The best company to compete with respect and credibility
4. The best company to invest in for its goods returns and reputation
5. The best company to collaborated in a partnership for sustainability and
professionalism
Misi
To be the lueading and most reputable company in the information,
communication and measurement technology by providing the best value added
products and service for achieving the highest customers satisfaction based upon
excellent and profitable relationship with the business patners.
2.6 Prosedur Operasional atas Penjualan, Piutang Usaha dan Penerimaan Kas
2.6.1 Prosedur Penerimaan Pesanan
1.
or)
secara langsung, setelah melakukan penawaran produk dan customer tertarik
akan penawaran produk tersebut, dan apabila customer meminta penyesuaian
harga
dengan
harga
yang
telah
ditetapkan,
maka
harus
mendapatka
n
persetujuan manajer penjualan melalui salesman sehingga menghasilkan
kecocokan harga. Apabila sudah ada kecocokan harga yang telah disetuji
maka salesman membuat sales order.
2.
g,
apabila stoknya tidak tersedia atau tidak mencukupi, maka bagian gudang
meminta bagian produksi untuk membuat produk tersebut.
3.
er
bahwa sales order-nya telah diterima dan akan mengkonfirmasi kepada
customer jenis pembayarannya, akan dilakukan secara tunai atau kredit.
1.
ebih
dahulu kepada bagian billing and collection mengenai kelayakan pemberian
kredit pada customer yang bersangkutan. Apabila customer tersebut layak
mendapat kredit karena memiliki sejarah atau latar belakang penjualan yang
baik, maka bagian billing and collection memberikan persetujuan kredit
sesuai kebijakan yang berlaku. Salesman melanjutkan prosedur selanjutnya
yaitu meminta bagian gudang untuk membuat surat jalan dan meminta bagian
billing and collection untuk membuat invoice.
2.
Apabila customer tersebut tidak layak mendapat kredit maka tidak diberik
an
persetujuan kredit dan sales order yang telah dibuat oleh salesman dianggap
batal atau ditunda sampai ada pelunasan atas piutang sebelumnya. Dan
salesman harus menghubungi kembali pelanggan tersebut dan menjelaskan
alasan penundaan yang berkaitan dengan persetujuan kredit yang diminta
oleh pihak customer.
3.
Bagian billing and collection membuat invoice rangkap tiga, yang masi
Lembar ini untuk sementara disimpan oleh bagian billing and collection,
yang pada akhirnya diberikan kepada customer pada saat ia telah
melunasi piutang tersebut. Lembar ini diberikan oleh bagian billing and
collection kepada debt collector pada saat penagihan sebagai bukti
pendukung.
b.
Lembar ini disimpan sebagai arsip oleh bagian finance and accounting
yang digunakan sebagai dasar pencatatan pada pembukuan perusahaan,
dilampirkan, diarsip pada bukti penerimaan kas pada saat pembayaran
dan dicatat pada pembukuan perusahaan.
2.
ang
diterima, yang masing-masing didistribusikan sebagai berikut:
a.
Lembar ini diarsip oleh bagian billing and collection, sebagai bukti
produk telah dikirim dan pengeluaran produk dari gudang yang pada
epada
manajer penjualan untuk diperiksa dan diotorisasi.
4.
Setelah
diotorisasi
oleh
manajer
penjualan,
salesman
mendistribus
ikan
invoice dan surat jalan ke bagian billing and collection . Bagian billing and
collection menyimpan invoice dan surat jalan sebagai dasar pencatatan
laporan penjualan.
FLOWCART PENJUALAN
A. Tinjauan Pustaka
1. Bekerja Pada Ketinggian
Bekerja di ketinggian adalah setiap orang yang bekerja di ketinggian
meter dari tanah atau lebih dari 2 meter dan memiliki potensiensi jatuh
dan harus dilengkapi dengan arrestor (pelindung tubuh dengan
memanfaatkan Lanyards ganda) atau harus dilindungi dengan pegangan
atau jaring pengaman. Menurut Asosiasi Ropes Access Indonesia (2009)
bekerja pada ketinggian (work at height) adalah bentuk kerja dengan
mempunyai potensi bahaya jatuh (dan tentunya ada bahaya-bahaya lainnya).
Menurut Ropeand Work
adalah pekerjaan dengan tingkat risiko tinggi (high risk activity) yang
memerlukan pengetahuan serta ketrampilan khusus untuk melaksanakan
pekerjaan sebenarnya.
Menurut Management System (2010) bekerja pada ketinggian dapat
dikategorikan sebagai berikut:
a. Bekerja di ketinggian 4 feet (1.24 meter) atau lebih dari atas lantai atau
tanah.
Contoh: Pekerjaan sipil (civil work), pekerjaan electrical atau
pemasangan
kabel, pemasangan panel-panel, pekerjaan bangunan
(building atau structural work) seperti pemasangan atap,
pembangunan jembatan.
Pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan baik oleh karyawan sendiri
ataupun oleh kontraktor.
b. Bekerja pada ketinggian 6 feet (1.8) atau lebih pada pinggiran atau
sisi yangterbuka.
Contoh: Bekerja pada atap datar (flat roof), puncak tangki timbun.
c. Bekerja di ketinggian 10 feet (3.1 meter) atau lebih pada pinggiran
atau sisi yang terbuka dengan menggunakan peralatan mekanis.
Body
Harness
dengan
pengait
sentak
b. Bahan
Bahaya dari bahan meliputi berbagai risiko sesuai dengan
sifat bahan antara lain mudah terbakar, mudah meledak, menimbulkan
alergi, menimbulkan kerusakan pada kulit dan jaringan tubuh,
menyebabkan kanker, mengakibatkan kelainan pada janin, bersifat racun
dan radio aktif.
c. Proses
Bahaya dari proses sangat bervariasi tergantung
teknologi yang digunakan. Proses yang digunakan di industri
ada yang sederhana tetapi ada proses yang rumit. Industri kimia
biasanya menggunakan proses yang berbahaya, dalam prosesnya
digunakan suhu, tekanan yang tinggi dan bahan kimia berbahaya
yang memperbesar resiko bahayanya. Dari proses ini kadangkadang
timbul asap debu, panas, bising, dan bahaya mekanis
seperti terjepit, terpotong, atau tertimpa bahan.
d. Cara Kerja
Bahaya dari cara kerja dapat membahayakan karyawan itu sen
diri dan orang lain disekitarnya. Cara kerja yang demikian antara lain
cara kerja yang mengakibatkan hamburan debu dan serbuk logam,
percikan api serta tumpahan bahan berbahaya.
e. Lingkungan Kerja
Bahaya dari lingkungan kerja dapat di golongkan atas
berbagai jenis bahaya yang dapat mengakibatkan berbagai gangguan
kesehatan dan penyakit akibat kerja serta penurunan produktivitas dan
efisiensi kerja. Bahaya tersebut adalah:
1. Terjatuh.
2. Tertimpa atau kejatuhan benda atau objek kerja
3. Tersandung benda atau ojek, terbentur benda, terjepit antara dua benda
4. Gerakan-gerakan paksa atau peregangan otot berlebih
5. Terpapar atau kontak dengan benda panas atau suhu tinggi
6. Terkena arus listrik
7. Terpapar kepada atau bahan-bahan berbahaya atau radiasi, dan lain-lain.
b.
2. Sarana alat angkat dan angkut, seperti forklift, alat angkut kereta, alat
angkut beroda selain kereta, alat angkut di perairan, alat angkut
di udara, dan lain-lain.
3. Peralatan-peralatan lain seperti: bejana tekan, tanur atau dapur
peleburan, instalasi listrik termasuk motor listrik, alat-alat tangan
listrik, perkakas, tangga, perancah, dan lain-lain.
4. Bahan-bahan berbahaya dan radiasi, seperti: bahan mudah
meledak, debu, gas, cairan, bahan kimia, radiasi, dan lain-lain
5. Lingkungan kerja, seperti: tekanan panas dan tekanan dingin,
intensitas kebisingan tinggi, getaran, ruang di bawah tanah, dan
lain-lain.
c.
1) Patah tulang
2) Keseleo atau dislokasi atau terkilir
3) Kenyerian otot dan kejang
4) Gagar otak dan luka bagian dalam lainnya
5) Amputasi dan enukleasi
6) Luka tergores dan luka luar lainnya
7) Memar dan retak
8) Luka bakar
9) Keracunan akut
10) Aspixia atau sesak nafas
11) Efek terkena arus listrik
12) Efek terkena paparan radiasi
13) Luka pada banyak tempat di bagaian tubuh, dan lain-lain
d.
a.
Kerusakan
b.
Kekacauan organisasi
c.
d.
e.
Kematian
Bagian mesin, pesawat, alat kerja, bahan, proses, tempat dan
dan
pemeriksaan
kesehatan.
b.
mengenai
misalnya
tertentu,
konstruksi
jenis-jenis
yang
peralatan
d.
Penelitian bersifat teknik yaitu meliputi sifat dan ciri-ciri bahanbahan yang berbahaya, penyelidikan tentang pagar pengaman,
pengujian alat-ala pelindungan diri, penelitian tentang pencegahan
peledakan gas dan debu, atau penelaahan tentang bahan-bahan dan
desain paling tepat untuk tambang tambang pengangkat dan
peralatan perangkat lainnya.
e.
f.
g.
i.
j.
k.
l.
Pada
tidaknya
penerapan
keselamatan
b.
c.
d.
e.
b.
c.
d.
Menentukan hal- hal atau lingkup yang harus dianalisa lebih lanjut.
b.
c.
d.
e.
f.
a.
b.
Perbedaan jenis objek kerja, seperti: objek kerja yang berpindahpindah atau objek kerja tetap, mesin-mesin, alat kerja, dan
lain-lain
c.
d.
Mempelajari Informasi
b.
Survey
proyek
c. Wawancara
Wawancara dengan ahli-ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja
bidang pekerjaan konstruksi juga bisa digunakan sebagai cara
untuk mengidentifikasi bahaya.
d.
Inspeksi
Observasi
Tempat kerja diatas 1.5 dari ujung lantai terbuka atau tidak?
b.
c.
ecekan,
pengetesan, perawatan, perbaikan atau pembersihan?
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
oeh supleyer.
(4) Pemeriksaan sebaiknya dilaksanakan oleh P2K3 atau
safety atau personil yang ditugaskan.
(5)
b) Lanyard
(1) Harus dilengkapi dengan locking snaphooks.
(2) Harus dipasangkan pada D ring mounted di bagian belakang
harness.
(3) D-ring depan dan samping hanya digunakan untuk
positioning saja.
(4) Ujung yang lain pada lanyard harus di kaitkan pada tempat
kaitan atau gantungan atau titik jangkar (anchor point) pada
batas atau di atas pinggang si pekerja.
(5) Snap hook dari ujung lanyard yang dikaitkan pada a nchor
point harus dari jenis double-locking (double-action);
dalam hal ini jenis carabineratau karabiner dapat digunakan
untuk sambungan dengan D-ring belakang.
(6) Panjang ideal lanyard adalah 4 feet (1.24m) dan tidak
melebihi 6 feet (1.8m)
(7) Sebelum digunakan lanyards harus dicek untuk
mengetahui adanya yang rapuh, robek atau tanda-tanda
kerusakan lainnya.
(8) Lanyard yang sudah terkena impact atau akibat dari
jatuh sebaiknya tidak digunakan lagi
(9) Lanyard harus disimpan di tempat yang terjaga baik suhu
serta kelembannya.
c)
Anchor Point
(1) Harus mampu menahan berat minimal 2270 kg (500 lbs).
(2) Palang pipa pada struktur dapat digunakan sebagai anchor point,
Tetapi yang berikut ini tidak diijinkan untuk digunakan sebagai
anchor point:
(a)
(b)
(c)
(plastic pipe)
(3) Sesuatu yang memiliki sisi atau pinggiran yang tajam
tidak dapatdigunakan sebagai anchor point karena dapat
mengakibatkan lanyard terkoyak.
o
b) Untuk tangga yang terpasang tegak (90 dengan dasar):
(1) Pemanjat tidak boleh membawa barang ketika memanjat atau
turun.
(2) Kedua tangan harus bebas untuk pegangan.
90
a)
Dari Lantai):
1) Persyaratan Perancah
a)
lantai kerja, dan terkait kuat pada struktur perancah. Papan harus
kuat dengan ketebalan minimal 1 inchi. Menggunakan papan yang
rapuh dan retak tidak dibenarkan.
f)
c)
tim).
b) Lakukan komunikasi oleh pengawal korban ke kapten
tim dan anggota lainnya yang terlibat, dalam proses evakuasi
(via HT atau bahasa isyarat)
c)
f)
ambulance.
Identifkasi Bahaya
j)
Catat dan laporkan kepada tim medis atau puskes penanganan yang
Pengendalian Bahaya
l)
APD
Prosedure
Berfungsi
Aman
B. KERANGKA PEMIKIRAN
Tidak
Ya
BAB IV
METODELOGI PENGAMATAN
Identifikasi Tujuan
Studi Literatur
Identifikasi
Presentasi
Kesimpulan
ke
Permasalahan
Perusahaan
dan Saran
Studi Lapangan
Pengumpulan dan
Pengolahan Data
Analisa dan Interpretasi
Data
Dalam penyususnan laporan ini diperlukan alur atau kerangka kerja yang
terstruktur dan sistematis dan biasa disebut sebagai Metode Penelitian ini
merupakan suatu proses yang terdiri dari tahap-tahap yang saling terkait antara
satu dengan yang lain. Gambaran umum penyusunan laporan kerja praktek ini
adalah sebagai berikut.
a. Identifikasi tujuan
g.
h.
Presentasi perusahaan
Setelah laporan kerja praktek telah diselesaikan maka hasil kerja praktek
yang
dilakukan
selama
kurang
lebih
bulan
di
perusahaan,
BAB V
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Jenderal Sudirman No.08 Markoni, Balikpapan Selatan pada Bulan Januari 2015.
Jenis pengamatan yang digunakan dalam pengamatan ini adalah deskriftif, yaitu
memberikan gambaran secara jelas yang terbatas pada usaha mengungkapkan
suatu masalah dan keadaan sebagaimana adanya sehingga hanya merupakan
penyingkapan suatu fakta dan data yang diperoleh digunakan sebagai bahan
penulisan laporan. Dan dilaporan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
gambaran bagaimana penerapan SOP bekerja pada ketinggian di PT Berca
Hardaya Perkasa.
2) Wawancara
Metode interview adalah metode pengumpulan data informasi dengan
mengajukan pertanyaan secara langsung pada staf yang berwenang atau berkaitan
langsung dengan obyek studi.
3) Dokumentasi
Dilakukan dengan cara mempelajari dokumen-dokumen dan catatan-catatan serta
literature-literature yang ada di perusahaan yang berhubungan dengan pekerjaan
pada ketinggian
5.5 Pelaksanaan
Pengamatan ini dilaksanakan dalam suatu rangkaian kegiatan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) yang dilaksanakan dari tanggal 1 Januari hingga 30 januari 2015,
dengan perincian sebagai berikut :
BAB VI
ANALISA DAN PEMBAHASAN
A. Prosedur Permintaan Pemasangan Antena
a. Peralatan
- Tools set
- Tangga lipat
- Modem WiFi Huawei BM652w Ports
b. Personel
BARU
REVISI KE
TANGGAL DOKUMEN 12 FEB 2012
1. TUJUAN
Agar seluruh teknisi/ karyawan yang terlibat dalam
pemasangan antenna wifi mengetahui procedure kerja yang
aman sesuai dengan procedure kerja yang sudah dibuat
dengan tujuan mengurangi resiko terjadinya kecelakaan yang
disebabkan oleh ketidaktahuan teknisi/ karyawan yang
terlibat dalam pemasangan antenna wifi.
2. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup dalam procedure ini adalah teknisi dan
karyawan lainnya yang terlibat dalam proses pemasangan
antenna di tempat customer PT. Berca Hardaya Perkasa.
3. REFERENSI
a. UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 1
TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
b. KEPDIRJEN NO 45 TAHUN 2008 TENTANG
PEDOMAN BEKERJA DI KETINGGIAN DENGAN
MENGGUNAKAN AKSES TALI (ROPE AKSES).
4. PROSEDURE DAN URUTAN LANGKAH TUGAS
4.1