Anda di halaman 1dari 46

BAB I

PENDAHULUAN
I.

LATAR BELAKANG
Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat
dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu
pengetahuan, kemajuan tekhnologi dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat
yang tetap mampu meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih bermutu dan
terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggitingginya. Salah satu pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit adalah
pelayanan pembedahan, baik pembedahan yang bersifat gawat darurat (cito)
ataupun pembedahan yang terencana.
Instalasi Bedah Sentral merupakan suatu unit khusus di rumah sakit , tempat
untuk

melakukan

tindakan

pembedahan,

baik

elektif

maupun

cito

yang

membutuhkan keadaan / kondisi yang steril , memiliki tim kerja dengan


kemampuan

khusus

dan

peralatan

yang

lengkap

serta

memadai

untuk

memberikan pelayanan pembedahan yang terorganisir kepada pasien .


Dalam kegiatan sehari hari maupun dalam keadaan gawat darurat, pasien
dengan pembedahan akan melibatkan peleayanan pre operasi, durante operasi
dan post operasi sehingga memerlukan penanganan secara terpadu dan
pengaturan dalam satu sistem.
II.

TUJUAN UMUM
Sebagai dasar dalam pembuatan kebijakan bagi instalasi kerja dalam
memberikan pelayanan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Rumah Sakit
Cibitung Medika.

III. TUJUAN KHUSUS


Memudahkan bagi pemberi jasa Instalasi Bedah Sentral dalam memberikan
pelayanan pembedahan

yang bermutu dan profesional. Setiap pemberi jasa

pelayanan Instalasi Bedah Sentral dapat bekerja berdasarkan Visi, Misi, Falsafah
dan Tujuan Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit Cibitung Medika.

BAB II
GAMBARAN UMUM
1.

SEJARAH
Rumah Sakit Cibitung Medika adalah rumah sakit umum swasta yang terletak di
Kecamatan Cibitung, Kabupaten Bekasi, berdiri sejak tanggal 14 Oktober 2003
dibawah bendera kepemilikan PT. Manifestasi Mulia Abadi,dan bersifat independen.
Rumah Sakit Cibitung Medika Memiliki nilai-nilai dasar 6 S + 1 R (Senyum,
Salam, Sapa, Sopan, Santun, Sabar, dan Resik ) dengan Moto : Melayani dengan
kasih.
Rumah Sakit Cibitung Medika memiliki 8 orang dokter umum dan 26 orang Dokter
Spesialis, yang terdiri dari :
a. Spesialis Bedah.
b. Spesialis Obgyn.
c. Spesialis Anak.
d. Spesialis Penyakit Dalam.
e. Spesialis Tulang
f.

Spesialis Jantung

g. Spesialis Paru
h. Spesialis Syaraf
i.

Spesialis Bedah syaraf

j.

Spesialis gigi

k. Spesialis THT
l.

Spesialis Mata

m. Spesialis Rehabilitasi medis


n. Spesialis Radiologi
o. Spesialis Patologi Klinik

Jenis- jenis pelayanan yang diberikan di RS Cibitung Medika meliputi :


a. Pelayanan UGD 24 jam.
b. Pelayanan Rawat Inap :

1 ruang Suite dengan 1 jumlah tempat tidur.


15 ruang Exekutif dengan 14 jumlah tempat tidur.
23 ruang Deluxe dengan 46 jumlah tempat tidur.
8 ruang Superior dengan 32 jumlah tempat tidur.
3 ruang Standar dengan 30 jumlah tempat tidur.
1 ruang ICU dengan 6 jumlah tempat tidur.
1 ruang ICU isolasi 1 jumlah tempat tidur
1 ruang HCU dengan 8 jumlah tempat tidur.
a. Pelayanan Rawat Jalan

dengan praktek dokter umum mulai jam 08.00

15.00 dan dokter spesialis mulai jam 08.00 21.00


b. Pelayanan ICU, ICCU, HCU, PICU dan NICU
tepat

dilengkapai

dengan

fasilitas

peralatan

pelayanan cepat, akurat dan


seperti

monitor,

ventilator,

defibrilator, central oksigen ,suction, serta semua peralatan yang diperlukan


untuk perawatan dan pengobatan intensif (infus Pump, Suction)
c. Unit Kamar Bedah

Pelayanan cepat, akurat dan tepat 5 ruang operasi,

dilengkapi dengan teater berikut monitoring TV sehingga keluarga dapat


mengikuti jalannya operasi. Pembedahan dilaksanakan oleh dokter spesialis dan
superspesialis bedah terlatih dengan standar peralatan lengkap seperti meja
operasi + lampu LED, C-arm, mikroskop bedah, Ultrasonic Discetor, Electro
Surgery Bipular/Monopolar, mesin anesthesi, dll.
d. Pelayanan Ambulance
RS Cibitung Medika memiliki 2 unit ambulance
e. Pelayanan Farmasi Patient safety oleh tenaga apoteker, Pelayanan 24 jam
Penyimpanan fisik yang tepat dengan mengacu pada formularium terapi yang
berdasar kebutuhan tim medis.
f. Pelayanan Fisioterapi dilakukan oleh Fisioterapis terlatih untuk pasien umum
dan pasien rawat inap yang memerlukan pengembangan kemampuan fisik dan
kapasitas fungsional secara maksimal dengan tehnik-tehnik :

Latihan anggota

gerak aktif, Latihan anggota gerak pasif, Latihan/senam pernapasan


Alat-alat Fisioterapi yang disediakan :
1.
2.
3.
4.

Diatermi
Faradic dan Galvame
Intuperential/T.E.N.S
Infra Red Rays

5.
6.
7.
8.

Ultra Violet Rays


Trache Cervical
Trache Lumbal
Ultrasonic Nebulizer

g. Pelayanan Gizi Kerjasama menu makanan yang disajikan antara dokter


pemeriksaan dengan nutritionis Komposisi nutrisi makanan yang tepat sesuai
denga kebutuhan dan jenis penyakit.

Anda dapat berkonsultasi dengan

nutrisionis dan ahli gizi kami mengenai diet yang dianjurkan untuk menjaga dan
memulihkan kesehatan anda.
h. Pelayanan Laboratorium
Dokter Spesialis Patologi Klinik, hasil akurat didukung oleh Quality Control
berkala
i. Pelayanan Radiologi Pemeriksaan meliputi :
1. Diagnostic

General

Radiography

(X-Ray)

Dilengkapi

CR

(Computed

Radiography)
2. CT Scan
3. USG 3 Dimensi
4. C-ARM
Inspirasi mendirikan RSCM timbul karena melihat kenyataan eksodusnya
pasien berobat ke kota-kota besar, karena anggapan mereka pelayanan kesehatan
di Ciibitung kurang mampu menjawab kebutuhan mereka. Gagasan ini baru dapat
direalisasikan pada Oktober 2002, dan tepat setahun kemudian 14 Oktober 2003,
RSMP mulai beroperasi.
Pada awalnya status-nya sebagai RS Khusus Bedah dengan kapasitas 30 TT
(Tempat Tidur), yang kemudian pada tahun 2004 dirubah statusnya sebagai RS
Umum dengan kapasitas 52 TT. Pada tahun 2006, dengan berkembangnya brand
image pelayanan, kapasitas TT ditambah menjadi 75 TT.
Bertolak dari lokasi RS yang strategis dipinggir jalan Raya Utama dan dekat
pintu tol, maka ditetapkan Core Business RSMP adalah Bedah Trauma dan Bedah
Otak, sedang Core Competence sebagai pelayanan Bedah dan pelayanan Intensif.
Dalam perjalanannya melihat tingginya kebutuhan masyarakat akan pelayanan
kebidanan, maka peluang itupun dikembangkan, sehingga saat ini pelayanan
Kebidanan dan Anak merupakan salah satu pelayanan Unggulan di RSMP.
Dalam aspek pembangunan gedung, mimpi yang ingin diwujudkan oleh The
Founders adalah membangun 3 buah gedung utama.
Gedung Pertama adalah bangunan yang direncanakan untuk Central Diagnostik
IGD dan Poliklinik
Gedung Kedua adalah Gedung Perawatan
Gedung Ketiga adalah gedung untuk Pendidikan tenaga Kesehatan (saat ini belum
terealisasi)

Dengan selesainya gedung kedua saat ini kapasitas rumah sakit seluruhnya
menjadi 200 TT.
Rumah Sakit Mitra Plumbon Kini Senantiasa Terdepan.
RSMP dibangun dengan paradigma baru, yaitu mewujudkan sebuah rumah
sakit dengan arsitektur hotel berbintang, menyajikan pelayanan kesehatan
spesialistis, bermutu tinggi dan berfokus pada pasien.
Pada mulanya penampilannya menggentarkan masyarakat yang mengira pasti
akan bertarif tinggi. Namun kesan ini terhapus setelah publik melihat kenyataan
yang berbeda.
-

Pelayanan yang ramah dan kekeluargaan.

Kegiatan-kegiatan sosial mulai dari khitanan massal, operasi katarak,


operasi bibir sumbing, pengobatan gratis, penanganan gizi buruk dll
dilaksanakan secara cuma-cuma.

Kerja sama MOU dengan Askes, Jamkesmas, Jasa Raharja, Jamsostek serta
perusahaan lainnya.

Sistem tarif yang terjangkau dan tidak berbeda dengan rumah sakit
swasta lainnya, namun diimbangi dengan fasilitas kamar hotel berbintang.

Penyediaan kamar untuk ekonomi lemah dengan tarif Rp 60.000/hari.

Gedung Perawatan dibangun dengan menyerap aspirasi dan harapan


masyarakat, disesuaikan pada pangsa pasar yang memiliki preferensi berbeda,
maka ruang perawatan dipisahkan dalam dua sayap.Untuk sementara Mushola
dibuat luas yang memisahkan pria dan wanita, namun dalam waktu dekat sebuah
Masjid segera dibangun.
Peralatan medis canggih yang hanya dimiliki RSMP seperti CT-Scan,
Mikrosurgery, Endoskopi, CR (Computed Radiography), C-Arm, USG, peralatan
Fisioterapi dll mendukung mutu pelayanan medis spesialistis.
Manajemen yang dipakai berfokus pada Quality management melalui
aktivitas Continous Improvement terhadap penemuan-penemuan masalah yang
didapat dari Risk Manajement dan diatasi dengan respond time yang pendek.
Kinerja yang dihasilkan dari semua itu adalah peningkatan BOR secara signifikan
dari tahun ketahun sehingga pencapaian BOR pada tahun terakhir adalah 98 %.
Kondisi di atas menempatkan RSMP menjadi kiblat RS lain di wilayah Cirebon

2.

TUGAS POKOK DAN FUNGSI

RS Cibitung Medika merupakan rumah sakit umum dengan kapasitas 200 tempat
tidur,Dalam mengemban fungsi tersebut diatas, RS Cibitung Medika mempunyai
tugas pokok berupa :
1.

Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu tinggi.

2.

Senantisa meningkatkan kompetensi sumber daya manusia

agar selalu

memberikan pelayanan secara profesional, etis dan bermartabat.

BAB III
VISI, MISI, MOTTO, LANDASAN NILAI, TUJUAN RS CIBITUNG MEDIKA
A.

Visi, Misi, Landasan Nilai dan Tujuan


VISI
Menjadi Rumah sakit terbaik di wilayah bekasi dengan mewujudkan pelayanan
kesehatan yang bermutu dan aman
MISI
1. Menydiakan jasa layanan prima berfokus pada pelanggan yang adil dan setara
2. Memberikn pelayanan kesehatan lanjutan yang terstandarisasi dan bermutu
3. Memberdayaakn dan melibatkan karyawan alam manajemen mutu terpadu
4. Memberikan kesejahteraan karyawan dalam pemenuhan hak asasinya
5. Mengembangkan rumah sakit sebagai pilihan utama dengan manajemen yang
efektif dan efisien
MOTTO
Melayani dengan Kasih
NILAI DASAR
1. Kejujuran dalam bekerja
2. Etos kerja dengan karakter lebah
3. Kepekaan terhadap sesama
4. Tanggung jawab pada pekerjaan
5. Disiplin tinggi dalam bekerja dan bersikap
TUJUAN
Sumber daya manusia profesional dan berkomitmen serta berkarakter 6 S + 1 R
1.

Senyum

2.

Sapa

3.

Salam

4.

Sopan

5.

Santun

6.

Sabar

7.

Resik

BAB IV

STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT CIBITUNG MEDIKA


Struktur organisasi RS Cibitung Medika efektif berlaku sejak tanggal 1 Februari
2013. Organisasi RS Cibitung Medika dipimpin oleh Direksi yang terdiri dari Direktur
yang membawahi Pelayanan Medik serta Umum & Keuangan. pelayanan Medik
membawahi 3 Kepala Bagian dan Wadir Umum dan Keuangan membawahi tiga Kepala
bagian. Para Kepala Bidang dapat dibantu oleh KA.SIE. Sedangkan unsur lain adalah
Unit, yang dipimpin oleh Kepala Unit .
Struktur organisasi RS Cibitung Medika tidak menutup kemungkinan untuk
terjadinya perubahan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan organisasi RS
Cibitung Medika.
Direksi wajib membuat rencana jangka panjang berupa Rencana Strategis 5
tahun yang memuat sasaran dan tujuan yang hendak dicapai dalam waktu 5 tahun.
Renstra sekurang-kurangnya memuat :
1. Evaluasi kinerja 5 tahun sebelumnya.
2. Posisi rumah sakit saat ini.
3. Asumsi yang digunakan dalam menyusun renstra
4. Penetapan sasaran, strategi dan program kerja 5 tahunan.
Renstra disahkan oleh Ketua Divisi. RS Cibitung Medika dipimpin oleh seorang
direktur utama rumah sakit yang dibantu oleh direktur pelayanan dan direktur bagian
umum dan keuangan. Struktur organisasi Rumah Sakit Mitra Plumbon dan kedudukan
Instalasi Rekam Medis digambarkan sebagai berikut :

BAB V

VISI, MISI, DAN TUJUAN


INSTALASI BEDAH SENTRAL

PENGERTIAN
Instalasi Bedah Sentral : adalah instalasi pelayanan rumah sakit yang
memberikan pelayanan pada pasien yang memerlukan tindakan pembedahan,
baik kasus bedah terencana ( elektif ) maupun kasus bedah darurat / segera
( cito ) yang didukung oleh fasilitas dan tenaga dokter serta paramedis

yang

profesional dalam bidang pembedahan dan anestesi.


VISI
Tercapainya pelayanan Instalasi Bedah Sentral yang bermutu, menjadi pelayanan
andalan dan terpercaya di Rumah Sakit Mitra Plumbon.
MISI
1. Menyelenggarakan pelayanan operasi paripurna, profesional, bermutu dan
terjangkau oleh segenap lapisan masyarakat demi tercapainya derajat
kesehatan yang optimal
2. Melaksanakan

pelayanan

anastesi

dan

pembedahan

yang

handal

dan

pembedahan yang bermutu, komprehensif

dan

terpercaya sesuai dengan standar prosedur operasional


3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia di kamar bedah
TUJUAN
1. Tersedianya pelayanan
terintegrasi
2. Mengembangkan kemampuan sumber daya manusia agar menjadi tenaga
bedah yang profesional dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan
teknologi
3. Tersedianya fasilitas pelayanan pembedahan berteknologi
4. Terciptanya suasana kerja yang sehat

10

BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI BEDAH SENTRAL

SMF ANESTESI

KOORDINATOR
PELAYANAN
ANESTESI

Pelaksa
na

KEPALA INSTALASI
BEDAH SENTRAL

KOORDINATOR
CSSD

Pelaksan
a

KOORDINATOR
PELAYANAN BEDAH
DAN ENDOSCOPI

Pelaksana
Pelayanan
Bedah

Pelaksana
Pelayanan
Endoskopi

11

BAB VII
URAIAN TUGAS DAN JABATAN
I. Kepala Instalasi Bedah Sentral
1.
2.
3.

Nama Instalasi Kerja : Instalasi Bedah Sentral


Nama Jabatan
: Kepala Instalasi Bedah Sentral
Pengertian
:
Seorang tenaga dokter profesional dalam kelompok bedah yang diberi
tugas tanggung jawab dan wewenang dalam mengelola pelayanan

4.

medik di IBS.
Persyaratan dan Kualifikasi
a. Pendidikan Formal:
Dokter spesialis kelompok bedah
b. Pendidikan Non Formal:
Memiliki sertifikat tentang kegawatdaruratan.
c. Pengalaman Kerja:
Mempunyai pengalaman kerja sebagai dokter minimal 2 Tahun.
d. Ketrampilan:
Memiliki kemampuan kepemimpinan
e. Usia:
Usia antara 25 55 tahun

5.

Berbadan sehat jasmani dan rohani


Tanggung Jawab:

6.

Bertanggung jawab langsung kepada Kepala Bidang Pelayanan Medis


Uraian Tugas:
1. Menyusun program kerja Instalasi Bedah Sentral
2. Memimpin,

mengkoordinir

dan

mengevaluasi

pelaksanaan

operasional IBS secara efektif, efisien dan bermutu.


3. Bertanggung jawab terhadap koordinasi dengan bagian Gawat
darurat ,Rawat Inap ,Rawat Jalan dan instalasi intensif jika pasien
yang bersangkutan membutuhkan penanganan atau tindakan lebih
lanjut baik sebelum ataupun setelah penanganan pembedahan.
4. Memberikan pembinaan terhadap perawat pelaksana di IBS
5. Bersama Koordinator pelayanan bedah sentral dan CSSD membuat
perencanaan ketenagaan dan fasilitas yang dibutuhkan untuk
mencapai pelayanan yang berkualitas di IBS
6. Memimpin pertemuan rutin setiap bulan dengan staf IBS untuk
membahas dan menginformasikan hal-hal penting yang berkaitan
dengan pelayanan di IBS.
7. Menghadiri pertemuan manajemen, bila dibutuhkan.

12

8. Membuat laporan kinerja IBS setiap bulan dan akhir tahun.


9. Membuat usulan-usulan yang diperlukan kepada manajemen yang
berkaitan dengan peningkatan mutu pelayanan di IBS.

Wewenang:
1. Memberikan penilaian kinerja staf IBS
2. Membuat prosedur pelayanan IBS

8.

Hasil Kerja
1. Usulan perencanaan ketenagaan & fasilitas yang dibutuhkan
atau di IBS diperlukan
2. Standar Pelayanan Medik Usulan yang berkaitan dengan Mutu
Layanan

II.

KOORDINATOR PELAYANAN BEDAH

Nama Jabatan

: KOORDINATOR PELAYANAN BEDAH

Tugas Pokok

: Membantu

Kepala

IBS

untuk

memimpin,

mengatur,

mengendalikan dan melaksanakan penyelenggaraan dan


penyediaan

fasilitas

dalam

proses

pelayanan

pembedahan .
Wewenang

: 1. Berkoordinasi dengan kepala IBS untuk membuat


evaluasi hasil kegiatan.
2. Memberikan usulan atas pengajuan fasilitas instalasi.
3. Menegur pelaksana yang bekerja tidak sesuai dengan
prosedur dan peraturan Rumah Sakit.
4. Memberikan pembinaan kepada bawahannya dalam
upaya pengembangan instalasi.
5. Memberikan usulan dan pertimbangan

mengenai

kebutuhan tenaga.
6. Memberikan usulan SDM untuk mengikuti pelatihan.
7. Memberikan rekomendasi atas hasil penilaian kinerja
pelaksana dibawahnya.
8. Memberikan rekomendasi promosi, rotasi, mutasi dan
demosi.
Uraian Tugas

: FUNGSI MANAJERIAL :
1. Membantu membuat program , kegiatan dan anggaran
instalasi.
2. Membantu membuat prosedur dan standar pelayanan.

13

3. Membantu membuat perencanaan kebutuhan dan


pengembangan fasilitas ( SDM, sarana dan prasarana
serta K3L ).
4. Membantu memimpin

dan

mengawasi

kelancaran pelayanan.
5. Membantu
melaksanakan

kegiatan

pengawasan

dan

pengendalian pasien saat penerimaan sampai keluar


dari kamar operasi.
6. Mengawasi kelancaran , kelengkapan dan pembinaan
rekam medis.
7. Membantu pelaksanaan continues improvement dan
rantai pelayanan yang menimbulkan complain.
8. Berkoordinasi dengan pihak pihak internal dalam
meningkatkan pelayanan.
9. Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan program ,
kegiatan , prosedur dan instruksi kerja serta standar.
10.Melaksanakan pengawasan terhadap keberadaan dan
fungsi alat medis dan non medis.
11.Membantu membuat laporan rutin.
12.Membuat
jadwal
dinas
,

pendistribusian

sertamengendalikan pendayagunaan secara efektif


tenaga pelaksana di IBS.
13.Memberikaan pembinaan

serta

penilaian

kepda

pelaksana secra periodic atau sesuai kebutuhan.


14.Melakukan kegiatan supervise dan pembinaan sebagai
kepala perawatan : etika, kehadiran , seragam dan
atribut, pelaksanaan standar asuhan keperawatan,
pelaksanaan kolaborasi medic, dokumentasi asuhan
keperawatan,

kebersihan

dan

ketertiban

kamar

operasi serta indicator mutu pelayanan dan K3L.

FUNGSI PELAKSANA :
Melaksanakan tugas tugas fungsional sesuai dengan
profesinya.
Persyaratan

: 1. Pendidikan : D3 Keperawatan dengan pengalaman

Jabatan

sebagai pelaksana di kamar operasi minimal 1 tahun.


2. Memiliki kemampuan memimpin dan berwibawa.
3. Sehat jasmani dan rohani.
: 1. Secara administratif
bertanggung jawab kepada

Tanggung Jawab

Kepala Bidang Keperawatan.

14

2. Secara

fungsional

dan

tekhnis

pelayanan

medis,

bertanggung jawab kepada Kepala IBS.

III.

KOORDINATOR PELAYANAN ANESTESI DI KAMAR OPERASI

Nama Jabatan

Tugas Pokok

KOORDINATOR PELAYANAN ANESTESI DI KAMAR OPERASI


Membantu

Kepala

IBS

untuk

memimpin,

mengatur,

mengendalikan dan melaksanakan penyelenggaraan dan


penyediaan fasilitas dalam proses kegiatan pelayanan
anestesi di kamar operasi.
Wewenang

1.

Berkoordinasi dengan kepala

2.

IBS untuk membuat evaluasi hasil kegiatan.


Memberikan
usulan

3.

pengajuan fasilitas instalasi.


Menegur

pelaksana

atas
yang

bekerja tidak sesuai dengan prosedur dan peraturan


Rumah Sakit.
4.

Memberikan

pembinaan

kepada bawahannya dalam upaya pengembangan


instalasi.
5.

Memberikan

usulan

dan

6.

pertimbangan mengenai kebutuhan tenaga.


Memberikan
usulan

SDM

7.

untuk mengikuti pelatihan.


Memberikan

8.

atas hasil penilaian kinerja pelaksana dibawahnya.


Memberikan
rekomendasi

rekomendasi

promosi, rotasi, mutasi dan demosi.


Uraian Tugas

FUNGSI MANAJERIAL :
1.

Membant

2.

u membuat program dan kegiatan anestesi


Membant

3.

u membuat prosedur dan standar pelayanan.


Membant
u

membuat

pengembangan

perencanaan
fasilitas

kebutuhan
SDM,

sarana

dan
dan

prasarana serta K3L ).


4.

Membant
u memimpin dan mengawasi kegiatan kelancaran
pelayanan.

5.

Membant

15

u melaksanakan pengawasan dan pengendalian


pasien saat penerimaan sampai keluar dari kamar
operasi.
6.

Mengawa
si kelancaran , kelengkapan dan pembinaan rekam
medis.

7.

Membant
u pelaksanaan continues improvement dan rantai
pelayanan yang menimbulkan complain.

8.

Berkoordi
nasi

dengan

pihak

pihak

internal

dalam

meningkatkan pelayanan.
9.

Mengawa
si

10.

dan

mengevaluasi

pelaksanaan

program

kegiatan , prosedur dan instruksi kerja serta standar.


Melaksan
akan pengawasan terhadap keberadaan dan fungsi
alat medis dan non medis anestesi

11.

Membant
u membuat laporan rutin bulanan

12.

Membuat
jadwal dinas perawat anestesi , pendistribusian
sertamengendalikan pendayagunaan secara efektif
tenaga perawat anestesi di IBS

13.

Memberik
aan pembinaan serta penilaian kepda pelaksana
secra periodic atau sesuai kebutuhan.

14.

Melakuka
n kegiatan supervise dan pembinaan sebagai kepala
perawatan : etika, kehadiran , seragam dan atribut,
pelaksanaan

standar

asuhan

keperawatan,

pelaksanaan kolaborasi medic, dokumentasi asuhan


keperawatan,

kebersihan

dan

ketertiban

kamar

operasi serta indicator mutu pelayanan dan K3L.


FUNGSI PELAKSANA :
Melaksanakan tugas tugas fungsional sesuai dengan
profesinya.

16

Persyaratan

1. Pendidikan : D3 Keperawatan dengan pengalaman

Jabatan

sebagai pelaksana di kamar operasi minimal 1 tahun.


Dan pelatihan perawat anestesi minimal 1tahun
2. Memiliki kemampuan supervisi dan berwibawa.
3. Sehat jasmani dan rohani.

Tanggung Jawab

1. Menjamin sarana, prasarana dan peralatan sesuai


dengan kebutuhan pelayanan dan standar.
2. Menjamin terlaksananya pelayanan anestesiologi yang
bermutu dan mengutamakan keselamatan pasien.

Nama Jabatan

: KOORDINATOR CSSD

Tugas Pokok

: Membantu

Kepala

IBS

untuk

memimpin,

mengatur,

mengendalikan dan melaksanakan penyelenggaraan dan


penyediaan

instrument,

linen

serta

peralatan

steril

lainnya.
Wewenang

1.

Berkoordinasi dengan kepala IBS untuk membuat

2.
3.

evaluasi hasil kegiatan.


Memberikan usulan atas pengajuan fasilitas cssd
Menegur pelaksana yang bekerja tidak sesuai

4.

dengan prosedur dan peraturan Rumah Sakit.


Memberikan pembinaan kepada bawahannya dalam

5.

upaya pengembangan instalasi.


Memberikan usulan dan pertimbangan mengenai

6.
7.

kebutuhan tenaga.
Memberikan usulan SDM untuk mengikuti pelatihan.
Memberikan rekomendasi atas hasil penilaian

8.

kinerja pelaksana dibawahnya.


Memberikan rekomendasi promosi, rotasi, mutasi
dan demosi.

Uraian Tugas

: FUNGSI MANAJERIAL :
1. Membantu

membuat

program

anggaran cssd
2. Membantu
membuat

prosedur

kegiatan
dan

dan

standar

pelayanan.
3. Membantu membuat perencanaan kebutuhan dan
pengembangan

fasilitas

SDM,

sarana

dan

prasarana serta K3L ).


4. Membantu memimpin dan mengawasi kegiatan
kelancaran pelayanan.
5. Membantu
melaksanakan
pengendalian

pasien

saat

pengawasan
penerimaan

dan
sampai

17

keluar dari kamar operasi.


6. Mengawasi
kelancaran

kelengkapan

dan

pembinaan rekam medis.


7. Membantu pelaksanaan continues improvement dan
rantai pelayanan yang menimbulkan complain.
8. Berkoordinasi dengan pihak pihak internal dalam
meningkatkan pelayanan.
9. Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan program
, kegiatan , prosedur dan instruksi kerja serta
standar.
10.Melaksanakan pengawasan terhadap keberadaan
dan fungsi alat medis dan non medis.
11.Membantu membuat laporan rutin.
12.Membuat
jadwal
dinas
,
pendistribusian
sertamengendalikan pendayagunaan secara efektif
tenaga pelaksana di cssd
13.Memberikaan pembinaan serta penilaian kepada
pelaksana secara periodic atau sesuai kebutuhan.
FUNGSI PELAKSANA :
Melaksanakan tugas tugas fungsional sesuai dengan
fungsinya di cssd
Persyaratan

1.
2.
3.
4.

1.

Jabatan

Tanggung Jawab

Pendidikan : D3 Keperawatan
Memiliki sertifikat pelatihan sterilisasi.
Memiliki kemampuan memimpin dan berwibawa.
Sehat jasmani dan rohani.
Secara
bertanggung

jawab

kepada

administratif
Kepala

Bidang

Keperawatan.
2.

Secara fungsional dan tekhnis


pelayanan

medis,

bertanggung

jawab

kepada

Kepala IBS.

PENANGGUNG JAWAB SHIFT


1
2

Nama Instalasi Kerja :


Nama Jabatan
:

Pengertian

Instalasi Bedah Sentral


Penanggung jawab shift (PJ Shift )

Seorang perawat profesional yang diberi wewenang dan tanggung jawab


dalam mengkoordinasikan kegiatan pelayanan keperawatan di IBS pada
shift pagi, sore, malam dan hari libur.

18

Tujuan :
a. Agar kegiatan pelayanan Asuhan Keperawatan dapat berjalan sesuai
dengan standar keperawatan.
Agar mutu pelayanan asuhan keperawatan selalu terjaga, selalu
diupayakan, ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan atau tuntutan

masyarakat.
Persyaratan dan kualifikasi
a. Pendidikan Formal :
D III keperawatan
b. Pendidikan Non Formal :

Memiliki sertifikat PPGD

Memiliki sertifikat BTCLS

c. Pengalaman Kerja :
Memiliki pengalaman sebagai pelaksana perawatan minimal 5 tahun
d. Ketrampilan :
Memiliki kemampuan kepemimpinan, berwibawa, rajin dan jujur.
e. Usia :
Usia antara 25 35 Tahun
Berbadan sehat jasmani dan rohani
6

Tanggung Jawab :
Secara organisani bertanggung jawab langsung kepada PJ Pelayanan

Bedah
Tugas Pokok :
a. Sebagai koordinator masing-masing shift sesuai jadwal yang telah
ditetapkan.
b. Mempertanggung

jawabkan

pelaksanaan

Asuhan

Keperawatan

Kepada PJ Pelayanan Bedah


c. Bersama-sama pelaksana perawatan melakukan kegiatan pelayanan
Asuhan Keperawatan.
d. Bertanggung jawab dalam kebenaran isi laporan atau penulisan
asuhan keperawatan.
8

Uraian Tugas Penanggung Jawab Shift


a. Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan di IBS
pada shift pagi, sore, malam dan hari libur.
b. Memberi
perawatan

pengarahan
untuk

dan

motivasi

melaksankan

kepada

Asuhan

tenaga

pelaksana

Keperawatan

sesuai

ketentuan atau standard yang berlaku pada masing-masing shift

19

c. Bertanggung jawab atas pelaksanaan inventarisasi peralatan pada


masing-masing shift
d. Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar
selalu dalam keadaan siap pakai
e. Membantu melaksanakan program orientasi kepada karyawan baru
meliputi penjelasan tentang peraturan rumah sakit, tata tertib dan
fasilitas yang ada.
f.

Memelihara dan mengembangkan system pencatatan dan pelaporan


Asuhan Keperawatan secara tepat dan benar untuk tindakan
keperawatan selanjutnya

g. Memberi

motivasi

tenaga

non

perawatan

dalam

memelihara

kebersihan ruangan dan lingkungan pada shift pagi, sore, malam dan
hari libur
h. Memelihara buku register dan berkas catatan medik pada setiap shift
i.

Menyusun

rencana

keperawatan

pada

shift

setiap

shift

dan

melaksanakan tindakan keperawatan.


j.

Bersama-sama pelaksana perawat lainnya, melaksanakan Asuhan


Keperawatan kepada pasien.

k.
l.

Membuat laporan harian pada setiap shift


Melaksanakan serah terima tugas kepada penanggung jawab shift
berikutnya secara lisan maupun tertulis pada saat penggantian
dinas.

m. Mengikuti pertemuan berkala yang di adakan oleh Kepala Instalasi


IBS

PERAWAT PELAKSANA IBS


Pengertian :Seorang perawat profesional yang diberi wewenang dan ditugaskan di
Instalasi Bedah Sentral
Persayaratan Dan Kualifikasi
a.

Pendidikan Formal :
Berijazah Keperawatan dari semua jenjang yang disyahkan oleh pemerintah atau
yang berwenang.

b.

Pendidikan Non Formal :


Memiliki sertifikat kursus perawatan khusus.

c.

Pengalaman Kerja :
Memiliki pengalaman di Instalasi Bedah Sentral

d. Ketrampilan :

20

Memiliki bakat dan minat serta berdedikasi tinggi, berkepribadian mantap dan
emosional yang stabil.
e. Usia :
Usia antara >20 Tahun
Berbadan sehat jasmani dan rohani.
Tanggung Jawab :
a. Secara

administratif

dan

fungsional

bertanggung

jawab

kepada

coordinator

pelayanan bedah sentral


b. Secara teknis medis operasional bertanggung jawab kepada dokter operator atau
dokter Anestesi / Ka IBS
1. PERAWAT INSTRUMEN
Pengertian : seorang tenaga perawat professional yang diberi wewenang dan
ditugaskan

dalam

mengelola

paket

alat

pembedahan

selama

tindakan

pembedahan.
Tanggung jawab :
a. Secara administrative dan kegiatan keperawatan bertanggung jawab kepada
perawat kepala kamar operasi.
b. Secara operasional tindakan bertanggung jawab kepada dokter bedah
(operator) .
Tugas :
1. Sebelum pembedahan :
- Menyiapkan ruangan operasi dalam keadaan siap pakai seperti kebersihan
ruangan , peralatan, meja mayo atau instrument, meja operasi, lampu
-

operasi dan suction pump


Menyiapkan set instrument steril sesuai dengan jenis pembedahan, sarung
tangan steril, linen steril dan bahan desinfektan serta bahan lain sesuai

dengan keperluan operasi.


2. Saat pembedahan :
- Memperingatkan tim operasi jika terjadi penyimpangan prosedur aseptic.
- Membantu mengenakan gaun dan sarung tangan steril untuk dokter
bedah (operator) dan asiten operator.
- Menata instrument di meja mayo dan meja instrument.
- Memberikan desinfektan untuk desinfeksi lapangan operasi
- Memberikan duk steril untuk drapping
- Memberikan instrument kepada operator sesuai dengan kebutuhan
- Mempertahankan instrument dalam keadaan tersusun secara sistematis
- Mempertahankan kebersihan dan sterilisasi alat instrumen
- Merawat luka secara aseptik
3. Setelah pembedahan :
- Memfiksasi drain
- Membersihkan kulit pasien dari sisa desinfektan
- Mengganti linen dan baju pasien
- Memeriksa dan menghitung instrument lalu mencucinya
- Memasukkan instrument ke tempatnya untuk disterilisasi
2. PERAWAT SIRKULER
Pengertian :

21

Tenaga perawat professional yang diberi wewenang dan tanggung jawab


membantu kelancaran pelaksanaan tindakan pembedahan.
Tanggung jawab :
a. Secara administrative dan kegiatan keperawatan bertanggung jawab kepada
perawat kepala kamar operasi.
b. Secara operasional tindakan bertanggung jawab kepada dokter bedah
(operator) .
Tugas :
a. Sebelum pembedahan
Menerima pasien operasi di ruang persiapan kamar operasi
Memeriksa kelengkapan operasi, meliputi :
Kelengkapan dokumentasi medis , meliputi :
Surat persetujuan operasi
Hasil pemeriksaan laboratorium terakhir
Hasil pemeriksaan radiologi
Hasil pemeriksaan / konsultasi ke dokter anestesi pra

anestesi
Hasil konsultasi dokter spesialis lain sesuai kebutuhan
Kelengkapan obat obatan , cairan dan alat alat kesehatan
Persediaan darah ( bila diperlukan )
Memeriksa persiapan fisik
Melakukan serah terima pasien dan perlengkapan untuk pembedahan

dengan perawat anestesi untuk premedikasi


Memberikan penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan , tim bedah

yang akan menolong dan fasilitas kamar operasi


b. Saat pembedahan
- Mengatur posisi pasien sesuai jenis pembedahan dan bekerja sama
-

dengan perawat anestesi


Membuka set steril yang dibutuhkan dengan memperhatikan tekhnik

aseptic
Membantu mengikatkan tali gaun bedah
Memasang plate mesin diatermi
Setelah drapping , membantu menyambungkan slang suction dan senur

diatermi
Membantu menyiapkan cairan dan desinfektan pada kom steril
Mengambil instrument yang jatuh dengan menggunakan

memisahkan dari instrument yang steril


Mengumpulkan dan menyiapkan bahan pemeriksaan PA
Menghubungi laboratorium bila diperlukan
Menghitung dan mencatat pemakaian dan kelengkapan kassa dan

alat dan

instrumen, bekerjasama dengan perawat instrument agar tidak tertinggal


dalam tubuh pasien sebelum luka operasi ditutup
c. Setelah pembedahan
- Membersihkan dan merapihkan pasien yang sudah selesai dilakukan
-

pembedahan
Memindahkan pasien dari meja operasi ke brancard dorong bekerja sama

dengan perawat anestesi


Meneliti, menghitung dan mencatat obat obatan , cairan serta alat yang
telah diberikan kepada pasien

22

Mendokumentasikan tindakan keperawatan selama pembedahan, antara


lain :
Identitas pasien (nama pasien, jenis kelamin, umur, no RM ,
ruangan dirawat dan alamat pasien)
Diagnosis pra bedah
Jenis operasi ( infeksius atau non infeksius)
Tim bedah ( dokter bedah , dokter anestesi, asisten operator,

perawat instrument dan perawat sirkuler)


Waktu operasi ( mulai induksi , mulai insisi, selesai operasi)
Golongan operasi ( khusus, besar , sedang , kecil )
Membersihkan selang dan botol suction dari sisa jaringan serta cairan

operasi
Membantu membersihkan kamar operasi setelah tindakan pembedahan

3. PERAWAT ANESTESI
Pengertian :
Tenaga keperawatan professional yang diberi wewenagn dan tanggung jawab
dalam membantu terselenggaranya pelaksanaan tindakan anestesi di kamar
operasi
Tanggung jawab :
a. Secara administrative dan kegiatan keperawatan bertanggung jawab kepada
perawat kepala kamar operasi.
b. Secara operasional tindakan bertanggung jawab kepada dokter anestesi
Tugas :
a. Sebelum pembedahan
Melakukan kunjungan pra anestesi untuk menilai status fisik pasien
Menerima pasien di ruang penerimaan kamar operasi
Menyiapkan kelengkapan alat , gas medis dan mesin anestesi
Memasang infuse atau tranfusi darah bila diperlukan
Memberikan premedikasi sesuai dengan program dokter anestesi
Menyiapkan kelengkapan meja anestesi dan mesin suction
Memonitor kondisi fisik dan tanda vital pasien
Memindahkan pasien ke meja operasi
Menyiapkan obat anestesi dan membantu dokter anestesi dalam
proses induksi
b. Selama pembedahan
Membebaskan jalan nafas dengan mengatur posisi pasien dan ETT
Memenuhi keseimbangan gas medis
Mengatur keseimbangan cairan dengan menghitung input dan output
Memantau tanda vital dan mencatat perkembangan pasien
Memberikan obat obatan sesuai dengan program dokter anestesi
Memantau efek obat anestesi
c. Setelah pembedahan
- Mempertahankan jalan nafas pasien
- Memantau tingkat kesadaran pasien
- Memantau dan mencatat perkembangan pasien post operasi
- Memantau pasien terhadap efek obat anestesi
- Memindahkan pasien ke ruang pulih (RR)
- Merapihkakn dan membersihkan alat anestesi
- Mengembalikan alat anestesi ke tempat semula

23

VIII.
1
2
3

TENAGA PENUNJANG KEPERAWATAN (TPK)

Nama Instalasi Kerja : Instalasi Bedah Sentral


Nama Jabatan : Asisten Perawat (ASPER)
Hubungan Jabatan :
a.

Bertanggung Jawab Kepada :

koordinator Pelayanan

bedah
b. Sub Ordinasi : Anggota Tim IBS lainnya, Adm
c. Hubungan Koordinasi : IRNA Bagian Gizi,

Apotik,

Laboratorium, IRJ, radiologi, Rekam Medik, Kasir, Logistik,


Laundry, Bagian Umum
4

Persyaratan Jabatan:
Pendidikan Formal :
Minimal SMA
b.

Pengalaman :
Pelatihan dasar tentang dasar-dasar perawatan 6 bulan
dalam bidang terkait atau pengalaman minimal 2 tahun
di bidang keperawatan.

c.

Nilai Kerjasama dan Kepribadiannya :


Nilai rata-rata NPK 3,0

d.

Umur :
Minimal

19

tahun-

35

tahun

(bila

mampu

dapat

ketrampilan

dasar

diperpanjang pertahun).
e. Ketrampilan :
a. Memiliki

pengetahuan

dan

tentang pemenuhan kebutuhan dasar manusia.


b. Komunikasi yang baik
f. Sikap :
1. Disiplin atau jujur
2. Inisiatif
3. Kerjasama
4. Loyalitas dan tanggungjawab yang tinggi

24

Tujuan Instalasi Kerjanya :


1. Membuat RS Cibitung Medika dikenal sebagai rumah sakit
yang selalu memberi pelayanan dengan penuh cinta kasih
dan memuaskan pasien dan keluarganya, terkait sebagai
tenaga penunjang keperawatan.

a.

Turut

serta

mengoptimalkan

pelayanan

keperawatan yang ada di Instalasi Bedah Sentral

b.

Membuat

pelayanan

keperawatan

di

Instalasi

Bedah Sentral berlandaskan pada sentuhan cinta kasih.


6

Uraian Tugas :

1. Melaksanakan tugas pagi, sore, dan malam yakni :


Dinas pagi

: pkl. 07.00 14.00 wib

Dinas sore

: pkl. 14.00 21.00 wib

Dinas malam : pkl. 21.00-07.00 wib


2. Mengatur

tata

ruang

IBS

guna

mempermudah

dan

memperlancar pelayanan yang diberikan kepada pasien


3. Membantu menjaga dan memelihara kebersihan lingkungan
instalasi kerjanya guna memperlancar pelayanan yang
diberikan kepada pasien
4. Membantu menjaga kelengkapan alat alat yang ada di
instalasinya.
5. Menyiapkan dan memelihara peralatan yang ada di instalasi
kerjanya
6. Melaksanakan dan memelihara sistem pencatatan dan
pelaporan alat-alat rumah tangga termasuk alat-alat tenun
secara tepat dan benar sehingga tercipta suatu sistem
7

informasi yang dapat dipercaya.


Uraian Tanggung Jawab :
1.

Bertanggung jawab membantu menyelesaikan semua


tugas yang terkait dengan pelayanan pasien IBS

2.

Bertanggung

jawab

untuk

semua

tindakan

yang

dilakukan dan tugas yang diberikan


3.

Melaksanakan peraturan, kebijakan, dan prosedur yang


ditentukan

oleh

rumah

sakit

meliputi

kehadiran,

penampilan dan K3 (Keselamatan, Kesehatan, Kerja)


4. Menjunjung nama baik RS Cibitung Medika
5. Turut membantu kerahasiaan pasien
6. Membantu

mencegah

terjadinya

kecelakaan,

luka,

25

komplikasi dan infeksi nosokomial terhadap pasien


7. Selalu mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh
kepala instalasi IBS
8. Selalu ingin untuk menambah pengetahuan dan
8

ketrampilannya
Uraian Wewenang :
1. Memprioritaskan keperluan, kelengkapan perawatan guna
memperlancar jalannya tindakan keperawatan.
2. Menjaga kebersihan, kelengkapan, kerapihan ruangan dan
ketertiban pelayanan terhadap pasien.

26

BAB VIII
TATA HUBUNGAN KERJA

IRNA

ICU

Logistik
Umum

GIZI

IRJ

Logistik
Farmasi

Instalasi
Bedah
Sentral

Administrasi

Operator
Umum atau
Supir

Umum atau
Tehnisi

IGD

KASIR

Rekam
Medik

Radiologi

Laboratotiu
mm

Umum Atau
Keamanan

27

II. Keterkaitan Hubungan Kerja IGD RS Cibitung Medika dengan instalasi lain.
1. Logistik Farmasi
Kebutuhan obat dan alat medis di IBS, diperoleh dari bagian logistik farmasi
RS Cibitung Medika
2.

Logistik Umum
Kebutuhan alat-alat rumah tangga dan alat tulis kantor di IBS, diperoleh dari

logistik umum.
3.

Instalasi Gawat Darurat


Pasien IGD yang memerlukan tindakan operasi, akan dibuatkan surat
pengantar operasi oleh dokter, kemudian penanggung jawab atau keluarga
pasien dianjurkan ke bagian admission untuk dijelaskan biaya operasi serta
perawat IGD memberitahu bagian IBS tentang rencana operasi (bila keluarga
atau penanggung jawab sudah setuju).

4.

Laboratorium
Pasien IBS yang membutuhkan pemeriksaan laboratorium patologi anatomi
atau vriescope akan dibuatkan formulir permintaan PA oleh dokter operator
dan formulir serta spesimen jaringan yang akan diperiksa diserahkan kepada
petugas laboratorium oleh perawat IBS.

5. Tekhnisi
Kerusakan alat medis dan non medis di IBS akan dilaporkan dan diajukan
perbaikan ke bagian umum (tekhnisi)
6.

Rekam Medis
Catatan medis pasien operasi seperti laporan operasi dan laporan anestesi
akan disimpan di dalam status medis pasien dan disimpan di bagian rekam
medis.

7.

Registrasi
Setiap pasien yang menjalani operasi di IBS selalu didaftarkan ke bagian
registrasi, dari bagian registrasi

disiapkan status yang kemudian

akan

diberikan ke IBS.
8. Radiologi

28

Pasien IBS yang membutuhkan pemeriksaan radiologi, akan dibuatkan


formulir

permintaan

pemeriksaan

radiologi

oleh

dokter,

dan

formulir

diserahkan ke petugas radiologi oleh perawat IBS.

9. Operator
Apabila IBS membutuhkan sambungan telphone keluar RS maka bagian IBS
akan meminta bantuan ke bagian operator dengan cara menekan angka 0
(nol) pada pesawat telephone.
10.

Kasir

Pasien yang akan dan selesai tindakan operasi di IBS akan diarahkan ke
bagian kasir oleh perawat IBS untuk menyelesaikan administrasi.
11.

IRNA

Pasien yang akan menjalani tindakan operasi dari rawat inap akan dibuatkan
formulir

permintaan pemakaian kamar operasi oleh perawat rawat inap,

formulir tersebut akan diserahkan ke IBS oleh perawat rawat inap. Bila
rencana tindakan operasi telah dipastikan , perawat

rawat inap akan

melakukan persiapan operasi terhadap pasien yang bersangkutan dan pasien


operasi akan diantar ke kamar operasi oleh perawat rawat inap

dan akan

dijemput kembali setelah tindakan operasi selesai.


12

Gizi
Dokter operator dan dokter anestesi di IBS akan mendapat snack dan makan

dari bagian gizi .


13.

Intensive Care Instalasi (ICU)

Pasien yang akan menjalani tindakan operasi dari rawat intensif akan
dibuatkan formulir permintaan pemakaian kamar operasi oleh perawat rawat
inap, formulir tersebut akan diserahkan ke IBS oleh perawat rawat intesif. Bila
rencana tindakan operasi telah dipastikan , perawat

rawat intensif akan

melakukan persiapan operasi terhadap pasien yang bersangkutan dan pasien


operasi akan diantar ke kamar operasi oleh perawat rawat intensif dan akan
dijemput kembali setelah tindakan operasi selesai.
14. Instalasi Rawat Jalan (IRJ)

29

Pasien IRJ yang memerlukan tindakan operasi baik elektif maupun operasi
bedah sehari dapat menghubungi perawat IBS dan membuat formulir
permintaan pemakaian kamar operasi. Persiapan pre operasi dikerjakan oleh
perawat IRJ kemudian perawat IRJ mengantarkan pasien ke IBS dan melakukan
serah terima pasien kepada perawat IBS.
15. Umum atau Driver
Pasien IBS

yang memerlukan rujukan ke RS

lain dapat menggunakan

ambulance RS Cibitung Medika. Perawat IBS juga dapat berkoordinasi dengan


bagian umum atau driver untuk menjemput dokter operator .
16. Umum atau Security
Bila ada pasien IBS yang meninggal, maka setelah jenazah dirapikan akan
diantar ke kamar jenazah dengan terlebih dahulu menginformasikan kebagian
Umum atau Keamanan. Selain itu, security

membantu mengamankan

penunggu pasien operasi.

30

BAB IX
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI IBS

Nama

Jabatan

Kualifikasi
Formal

Sertifikat

Pengalaman dan

Jumlah

kualifikasi

yang
diperlukan

1.

Ka Instalasi

Dokter

ATLS

Bedah

spesialis

ACLS

Sentral

kelompok

dalam

bedah

kepemimpinan

Memiliki

kemampuan

Sehat

jasmani

dan rohani
2.

Koordinator

D3

PPGD

pelayanan

keperawat

BTLS/ BCLS

ketrampilan

bedah sentral

an / S1

Pelatihan

kemampuan dalam

keperawat

perawat

Kepemimpinan

an

kamar
operasi

Memiliki

1
dan

Memiliki
kemampuan untuk
mengontrol
dengan

emosi
baik,

membina
hubungan

baik

dengan orang lain


Sehat Jasmani dan
rohani
Sebagai

perawat

IBS minimal 5 th
Memiliki
kemampuan dalam
membina
hubungan

baik

dengan orang lain


Dapat dipercaya

31

3.

Koordinator

D3

Pelatihan

CSSD

Keperawat

sterilisasi

an

Memiliki

ketrampilan

dan

kemampuan dalam
Kepemimpinan
Memiliki
kemampuan untuk
mengontrol
dengan

emosi
baik,

membina
hubungan

baik

dengan orang lain


Sehat Jasmani dan
rohani
Memiliki
kemampuan dalam
membina
hubungan

baik

dengan orang lain


4.

Perawat

D3

PPGD

Pelaksana

Keperawat

BTCLS

Bedah

an

Dapat dipercaya
Memiliki
ketrampilan

dan

kemampuan dalam
hal pembedahan
Memiliki
kemampuan untuk
mengontrol
dengan

emosi
baik,

membina
hubungan

baik

dengan orang lain


Sehat Jasmani dan
rohani
Memiliki
kemampuan dalam
membina
hubungan

baik

dengan orang lain


Dapat dipercaya

32

5.

Perawat

D3

PPGD

Memiliki

Anestesi

Keperawat

Pelatihan

ketrampilan

an

Perawat

kemampuan dalam

Anestesi

bidang anestesi

min 6 bulan

5
dan

Memiliki
kemampuan untuk
mengontrol

emosi

dengan

baik,

membina
hubungan

baik

dengan orang lain


Sehat Jasmani dan
rohani
Memiliki
kemampuan dalam
membina
hubungan

baik

dengan orang lain


6.

Asper

SMA

Dapat dipercaya
Sebagi petugas

yang terkait
dibidang
keperawatan
minimal 2 thn.
Memiliki minat
kepribadian serta
komunikasi yang
baik
Disiplin atau jujur
atau memiliki
loyalitas

A.

Dasar Perhitungan Ketenagaan


IBS adalah sebagai berikut :
1. Perawat pelaksana Bedah

33

Dasar perhitungan ketenagaan perawat di IBS adalah sebagai berikut :


a. Jumlah jenis operasi
b. Jumlah kamar operasi
c. Pemakaian kamar operasi pada hari kerja
d. Tugas perawat di kamar operasi ( asisten operator, instrument , sirkuler = 3
orang / tim)
e. Ketergantungan pasien :
-

Operasi besar / khusus : 5 jam / 1 operasi

Operasi sedang : 2 jam / 1 operasi

Operasi kecil : 1 jam / 1 operasi

Rumus :
( jam perawatan / hari X operasi ) X perawat dalam tim
Jam kerja efektif / hari
Di RS Cibitung Medika terdapat 6 operasi / hari dengan rincian :
-

Operasi besar dan khusus : 1 operasi

Operasi sedang : 4 operasi

Operasi kecil : 1 operasi

Kebutuhan tenaga perawat bedah di IBS :


( 1x5 ) + ( 4x2 ) + ( 1x1 ) X 3
7 jam
= 42 / 7 = 6
Jadi jumalah tenaga perawat bedah yang dibutuhkan adalah 6 orang
2. Perawat anestesi
Rasio kebutuhan sesuai permenkes 262 / 1979 adalah 1 (satu) perawat ansetesi
berbanding 1 (satu) kamar operasi. Untuk 3 kamar operasi yang ada IBS RSCM
maka jumlah perawat anestesi yang dibutuhkan adalah 3 perawat anestesi.

D. REKRUTMEN DAN SELEKSI PERAWAT IBS


I. Penarikan Calon (Recruitment)

34

Penarikan calon adalah aktivitas atau usaha yang dilakukan untuk mengundang
para pelamar sebanyak mungkin sehingga Bagian Keperawatan memiliki
kesempatan yang luas untuk menemukan calon yang paling sesuai dengan
tuntutan jabatan yang diinginkan.
Penarikan calon dilakukan karena berdasarkan analisa kebutuhan tenaga,
ditemukan jumlah pasien dan kegiatan tidak seimbang dengan jumlah tenaga
yang ada.
Dilihat dari sumbernya penarikan calon dapat dibagi dua yaitu:

1.

Dari

dalam

RS

Cibitung

Medika

sendiri

(internal

resources)
Menarik calon dari dalam RS Cibitung Medika sendiri (Internal resources)
memiliki keuntungan lebih yaitu calon sudah dikenal dan proses dapat
dilakukan dengan lebih cepat dibanding menarik calon dari luar RS Cibitung
Medika.

Calon nantinya masuk ke Bagian Keperawatan akibat mutasi atau

promosi. Untuk mendapatkan calon pelamar dapat melalui :

Informasi dari mulut ke mulut

Berkas-berkas pelamar yang datang sendiri (unsolicited applicants).

Pengiriman surat pemberitahuan ke seluruh instalasi kerja akan adanya


kebutuhan tenaga di Bagian Keperawatan.

2. Dari luar RS Cibitung Medika

(external resources)

Proses penarikan calon dari luar RS Cibitung Medika dapat dilakukan dengan
cara :

Dari mulut ke mulut.

Iklan

Lembaga-lembaga pendidikan

Kantor penempatan tenaga kerja (milik swasta atau negara)

II.

Penyaringan atau seleksi calon (selection)


Seleksi adalah proses menyeleksi pelamar, sehingga Bagian Keperawatan dapat
memperoleh karyawan yang paling sesuai dengan tuntutan jabatan yang
diinginkan.
Tahapan seleksi terdiri dari :
1. Umum.
Para pelamar harus melalui proses seleksi umum yang diselenggarakan oleh
pihak rumah sakit.
2. Khusus

35

Setelah para pelamar lulus proses seleksi secara umum maka para pelamar
diseleksi secara khusus oleh Bagian Keperawatan dan IBS.
yang dilakukan oleh Bagian Keperawatan dan IBS

ini

Proses seleksi
menyangkut

pengetahuan dan kemampuan dalam menjalankan fungsi keperawatan.


Kompetensi yang harus dimiliki perawat adalah

minimal memiliki sertifikat

pelatihan kegawat daruratan.


Bentuk tes yang dilakukan terdiri atas :
1. Tes Tertulis
Tes tertulis diberikan dalam bentuk pilihan ganda terdiri dari 100 soal,
dengan materi soal sesuai dengan kompetensi yang harus dimiliki
perawat seperti yang sudah disebutkan sebelumnya. Batas kelulusan
adalah 70% benar.
2. Tes Ketrampilan
Tes ketrampilan yang diujikan meliputi :
-

BHD

Pasang Infus

Pemeriksaan tanda tanda vital

3. Tes Wawancara
Tes

ini

dilakukan

untuk

mengetahui

peminatan

terhadap

penyelenggaraan keperawatan, pandangan terhadap penyelenggaraan


keperawatan yang berorientasi terhadap kepuasan pelanggan.
4. Tes Kesehatan
Standar yang harus dimiliki oleh perawat :
- Sehat, tidak buta warna.
-

Berpenampilan rapi dan menarik.

36

BAB X
PENILAIAN KINERJA SDM

1.

Penilaian Kinerja SDM


Pada masa sekarang ini peningkatan produktifitas dan kualitas kerja

menjadi tuntutan dunia bisnis dan industri yang tidak bisa ditunda lagi bila ingin
memiliki daya saing yang memadai untuk mengatasi persaingan pasar baik
ditingkat nasional, regional maupun global. Gabungan dari kinerja ( hasil kerja )
setiap karyawan akan menghasilkan kinerja perusahaan secara menyeluruh.
Untuk menilai kinerja karyawan dibutuhkan instrumen penilaian kinerja,
yang selanjutnya disebut Pedoman Penilaian Prestasi Kerja Karyawan yang
terdapat standart prestasi kerja yang harus dicapai oleh setiap karyawan. Penilai
membuat penilaian atas dasar skala dengan peringkat baik sekali angka 5 (lima)
sampai dengan Buruk angka 1 (satu). Aspek yang dinilai terdiri dari tiga bagian
bersifat fundamental, yaitu hasil kerja, kerja sama dan kepribadian.
Penilaian prestasi kerja ini merupakan instrumen manajemen yang penting
untuk menilai karyawan sebagai dasar untuk melakukan promosi, mutasi,
pelatihan

dan

pendidikan

yang

dibutuhkan,

kompensasi,

pengakuan

dan

penghargaan bagi karyawan.


2.

Tujuan dan Sasaran

A. Tujuan ( > 1 tahun )


Tujuan pedoman penilaian prestasi kerja karyawan adalah :
Agar setiap karyawan mengerti standar prestasi kerja yang harus
dicapai dan bagaimana mencapainya, yang keseluruhannya mengacu pada
pelayanan dengan penuh cinta kasih, sehingga dapat memuaskan konsumen
dan selanjutnya dapat mengatasi persaingan pasar, serta menghasilkan laba
perusahaan yang dapat membuat manajemen mampu untuk meningkatkan
kesejahteraan karyawan dan mewujudkan misi bersama serta berkelanjutan.
Agar setiap karyawan termotivasi untuk meningkatkan kemampuan,
usaha dan sikap mental positifnya, sehingga dapat memperoleh keberhasilan
dalam karyanya.
Agar tercipta persatuan dan persatuan keluarga besar RS Cibitung
Medika dengan dilandasai hubungan yang harmonis antara atasan dan
bawahan, antar rekan kerja dan antar bagian untuk melayani dengan penuh
cinta kasih.
B. Sasaran ( < 1 tahun )

37

Meningkatkan produktifitas dan kualitas kerja karyawan serta efisiensi


perusahaan.

3.

Kriteria Penilaian Prestasi Kerja

A.

Hasil Kerja

1. Kecepatan
Kecepatan dalam menyelesaikan pekerjaan dibandingkan dengan waktu yang
telah ditentukan.
Penilaian
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Buruk

Cepat
Jauh lebih cepat
Lebih cepat
Sesuai
Lebih lama
Jauh lebih lama

Nilai
5
4
3
2
1

2. Banyaknya pekerjaan yang dikerjakan


Mengerjakan jumlah pekerjaan jauh lebih banyak dari volume pekerjaan yang
diharapkan.
Penilaian
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Buruk

Cepat
Jauh lebih banyak
Lebih banyak
Sesuai
Lebih sedikit
Jauh lebih sedikit

Nilai
5
4
3
2
1

B. Kerja sama
1.

Service excellent
Memahami kebutuhan pelanggan dan memberikan pelayanan sesuai dengan
prosedur tetapnya, dapat mengantisipasi dan memberi solusi atas keluhan
pelanggan dan serta menempatkan prioritas tinggi pada kepuasan pelanggan.

Penilaia

Pendeng

Informasi

Komplain

Pemecah

ar

akurat

pelanggan

an

Sangat

Yang baik
Selalu

Selalu

Baik
Baik

Selalu

Selalu

Nilai

Tidak ada

masalah
Selalu

Tidak ada

Hampir

selalu

38

Cukup

Selalu

Selalu

Kurang

Kadang-

Selalu

Buruk

kadang
Kadang-

Kadang-

kadang

kadang

Tidak ada

Kadang-

Ada

kadang
Kadang-

Ada

kadang
Kadang-

kadang

2. Team work & kerjasama lintas fungsi


Mendukung anggota tim dan sumber daya yang dibutuhkan, menghargai dan
mendukung keputusan tim serta memberikan ide dan masukan kepada tim
Penilaian

Team

Menerima

Memberi

work

saran

pemikiran

Nilai

konstrukti
Sangat baik
Baik

Selalu
Selalu

Selalu
Selalu

f
Selalu
Hampir

5
4

Cukup

Kadang-

Selalu

Selalu
Kadang-

Kurang

kadang
Sesekali

Hampir

kadang
Sesekali

Buruk

Sesekali

Selalu
Kadang-

Sesekali

kadang

C. Kepribadian
1. Etika terhadap Pelanggan
Berperilaku baik, menyenangkan dalam lingkungan kerja, dan menjadi teladan di
lingkungan kerjanya.
Ramah, memiliki nilai dasar 6S+ 1R serta proaktif terhadap kebutuhan dan
kesulitan pelanggan, rekan sekerja, sarana dan lingkungan kerja, serta mampu
mencari penyelesaiannya.
Penilaian
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Buruk

6S + 1R
Selalu
Hampir selalu
Kadang-kadang
Sesekali
Tidak pernah

Nilai
5
4
3
2
1

39

2. Atribut Karyawan
Berpakaian rapih dan selalu menggunakan atribut lengkap sesuai dengan
ketentuan, harum dan selalu menjaga kondisi tersebut pada saat jam
dinasnya.
Penilaian

Rapi

Atribut

Nilai

Sangat Baik
Baik
Cukup

Selalu
Hampir selalu
Kadang-

lengkap
Selalu
Hampir selalu
Kadang-kadang

5
4
3

Kurang
Buruk

kadang
Sesekali
Tidak pernah

Sesekali
Tidak pernah

2
1

3. Pemenuhan Jam Dinas


Bekerja sesuai dengan jam dinas, dan memenuhi panggilan dinas yang masih
dalam lingkup pekerjaannya diluar jam kerja sesuai dengan jadwal.
Penilaian
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Buruk

Keterlambatan
Ox
1-3 kali / 6 bulan
4-6 kali / 6 bulan
7-10 kali / 6 bulan
>10 kali / 6 bulan

Nilai
5
4
3
2
1

4. Time Management
Menyusun rencana kerja sesuai prioritas, menggunakan waktu kerja secara
efisien dan efektif.
Penilaian

Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Buruk

Bekerja

Waktu kerja

Sesuai

efisien &

Prioritas
Selalu
Selalu
Selalu
Kadang-kadang
Jarang

efektif
Selalu
Hampir selalu
Kadang-kadang
Kadang-kadang
Jarang

Nilai

5
4
3
2
1

5. Pelaksanaan Prosedur tetap


Mengetahui, mampu dan dapat melaksanakan prosedur tetap yang telah
ditetapkan (protap) secara konsisten, efektif dan efisien.

40

Penilaian
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Buruk

Pelanggaran

Nilai

Protap
Ox
1 - 3 kali / 6 bulan
4 - 6 kali / 6 bulan
7-10 kali / 6 bulan
>10 kali / 6 bulan

5
4
3
2
1

E. Pengembangan SDM IBS


Untuk meningkatkan mutu pelayanan di IBS khususnya dan RS Cibitung Medika
umumnya, diperlukan pembinaan atau pengembangan kompetensi tenaga dokter
dan perawat IBS. Pembinaan atau pengembangan dilakukan melalui pendidikan dan
pelatihan.
Tujuan pendidikan dan pelatihan adalah :

Untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan pelaksanaan tugas


sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja.

1.

Menambah pengetahuan wawasan bidang pelayanan kesehatan


Pendidikan
Perawat di IBS dengan pendidikan SPK diberi kesempatan untuk melanjutkan
pendidikan ke D III Keperawatan dan untuk perawat dengan pendidikan D3
Keperawatan diberi kesempatan melanjutkan pendidikan S1 Keperawatan.
Dengan persyaratan : masa kerja di RS Cibitung Medika minimal 2 tahun dan
Nilai Prestasi Kerja (NPK)
minimal : 3,5.

2. Pelatihan
Pelatihan untuk peningkatan kompetensi tenaga perawat di IBS dilaksanakan
melalui :
- Internal Training, yaitu program pelatihan yang diselenggarakan oleh RS
Cibitung Medika, meliputi :

Pelatihan Kegawat daruratan

Pelatihan Penanganan Bencana dan Kebakaran

Pelatihan Penggunaan APAR

Pelatihan K3 dan KPRS

- Eksternal Training, yaitu program pelatihan diluar rumah sakit yang diikuti
sesuai dengan kebutuhan dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan
rumah sakit khususnya mutu pelayanan IBS.
BAB XI

41

PROGRAM ORIENTASI

Program orientasi dilakukan pada seluruh pegawai

yang masuk ke Instalasi Gawat

Darurat, sebelum orientasi diadakan pre test dan post tes, berupa soal pilihan ganda
100 soal dengan materi yang meliputi :
1. Pelayanan IBS
2. Tindakan IBS
3. Asessment pasien operasi di IBS
Jadwal Orientasi sesuai tabel dibawah ini :
Tabel 11.1
Tabel Orientasi Umum SDM Instalasi Bedah Sentral
HARI

MATERI
Pengenalan personil
Orientasi ruangan dan alat-alat IBS
Sosialisasi Misi, Visi dan struktur
organisasi RSMP dan IGD
Sosialisasi Peraturan dan Kebijakan

II
III
IV
V
VI

RSMP dan IGD


Sosialisasi uraian jabatan dan tata
hubungan kerja
Sosialisasi pedoman kerja
Sosialisasi keselamatan kerja
Sosialisasi indikator kinerja
Sosialisasi perencanaan dan evaluasi
kerja
Sosialisasi Penunjang Medis di IBS
Pengenalan Alur Pelayanan IBS
Pengenalan Assesment Pasien IBS
Pengenalan Tindakan IBS
Pelaksanaan Pelayanan IBS dengan
Supervisi
Pelaksanaan Pelayanan IBS dengan
Supervisi
Pelaksanaan Pelayanan IBS dengan
Supervisi
Evaluasi Hasil Orientasi

WAKT

PENGARAH

U
30
60

Ka. IGD

30
30
30
30
30
30
30
60
60
120
60

Wa.Ka IBS

420

Ka.shift IGD

420

Ka.shift IGD

420

Ka.shift IGD

120

Ka.IGD

42

BAB XII
RAPAT

A. Pengertian
Rapat merupakan suatu pertemuan yang terdiri dari beberapa orang yang
memiliki

kepentingan

dan

tujuan

yang

sama

untuk

membicarakan

atau

pembedahan

yang

memecahkan suatu masalah tertentu.


B. Tujuan
i. Umum :
Dapat

membantu

terselenggaranya

pelayanan

profesional di IBS RS Cibitung Medika


ii. Khusus :
a.

Dapat menggali segala permasalahan terkait dengan pemberian


pelayanan di IBS

b.

Dapat mencari jalan keluar atau pemecahan permasalahan yang


terkait dengan pelayanan di IBS

C. Kegiatan Rapat
Rapat dilakukan dan diadakan oleh IBS yang dipimpin oleh Ka InstalasiBedah
Sentral dan Wakil Kepala IBS dan diikuti oleh seluruh stafnya. Rapat yang diadakan
ada 2 macam yaitu :
1. Rapat Terjadwal :
Rapat terjadwal merupakan rapat yang diadakan oleh Kepala IBS dan
Wakil Kepala IBS setiap bulan 1 kali dengan perencanaan yang telah dibuat
selama 1 tahun dengan agenda rapat yang telah ditentukan.
2. Rapat Tidak Terjadwal :
Rapat tidak terjadwal merupakan rapat yang sifatnya insidentil dan
diadakan oleh Ka IBS untuk membahas atau menyelesaikan permasalahan di IBS
dikarenakan adanya permasalahan yang ditemukan bersifat insiden.

43

BAB XIII
PELAPORAN

A. Pengertian
Pelaporan merupakan sistim atau metode yang dilakukan untuk melaporkan
segala bentuk kegiatan yang ada terkait dengan pemberian pelayanan pembedahan
di IBS.
B. Jenis Laporan
Laporan dibuat oleh kepala Instalasi IBS. Adapun jenis laporan yang dikerjakan
terdiri dari :
1. Laporan Harian
Laporan yang dibuat oleh Penanggung Jawab Shift dalam bentuk tertulis setiap
hari.
Adapun hal hal yang dilaporkan adalah :
a.

Laporan pasien operasi di IBS

b.

Laporan SDM IBS

c.

Laporan keadaan sarana dan fasilitas IBS

d.

Laporan mutu pelayanan

2.

Laporan Bulanan
Laporan yang dibuat oleh Wakil Kepala IBS dan administrasi IBS dalam
bentuk tertulis setiap bulannya dan diserahkan kepada Kepala instalasi setiap
tanggal 5. Adapun hal-hal yang dilaporkan adalah :
a.

Laporan pasien operasi di IBS yang meliputi :


1. Jumlah pasien operasi di IBS berdasarkan kasus ( cito, elektif, infeksius,
non infeksius, dan berdasarkan spesialisasi )
2. Jumlah pasien operasi di IBS berdasarkan kamar operasi yang digunakan ,
waktu pelaksanaan operasi, status administrasi pasien operasi , dll )

b.

Laporan SDM IBS yang meliputi :


1. Kuantitas SDM (Dokter dan Perawat IBS)
2.

Kualitas SDM (Dokter dan Perawat IBS)

c. Laporan keadaan fasilitas dan sarana IBS yang meliputi :


i.

Kelengkapan Alat dan Fasilitas.

ii. Kondisi alat dan Fasilitas.


d. Laporan Mutu Pelayanan IBS meliputi :

44

1.

Angka rata rata waktu tunggu operasi elektif

2.

Persentase komplikasi pasca operasi

3.

Persentase kematian di atas meja operasi

4.

Persentase kejadian salah operasi

5.

Persentase kejadian infeksi kurang dari 3 hari pasca operasi

e. Laporan Utilisasi kamar operasi


3. Laporan Triwulan
Laporan yang dibuat oleh Kepala Instalasi dalam bentuk tertulis setiap tiga
bulan dan diserahkan kepada Kepala Bidang pelayanan Medis tiap tanggal 10.
Adapun hal-hal yang dilaporkan adalah :

1. Laporan pasien IBS dan Evaluasi dalam 3 bulan


2. Laporan SDM IBS dan evaluasi dalam 3 bulan
3. Laporan keadaan fasilitas dan sarana IBS dan Evaluasi dalam 3 bulan.
4. Laporan mutu pelayanan IBS
4.

Laporan Tahunan
Laporan yang dibuat oleh Kepala Instalasi dalam bentuk tertulis setiap
tahun dan diserahkan kepada Kepala Bidang pelayanan medis Per tiap tanggal
10. Adapun hal-hal yang dilaporkan adalah :
1.

Laporan pasien IBS dan Evaluasi dalam 1 tahun.

2.

SDM atau Ketenagaan di IBS dan evaluasi dalam 1 tahun.

3. Laporan keadaan fasilitas dan sarana di IBS dan evaluasi dalam 1 tahun.
4. Laporan mutu pelayanan IBS.

45

DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR....................................................................................

DAFTAR ISI ..............................................................................................


ii
BAB I

PENDAHULUAN

.................................................................................................
BAB II

GAMBARAN UMUM

RS .....................................................................................
BAB III

VISI, MISI, NILAI DAN TUJUAN

RS ......................................................................
BAB IV

STRUKTUR ORGANISASI

RS ................................................................................
BAB V

10

STRUKTUR ORGANISASI

IBS ...............................................................................
BAB VII

VISI, MISI, NILAI DAN TUJUAN

IBS .....................................................................
BAB VI

11

URAIAN

JABATAN ...............................................................................................
12
BAB VIII TATA HUBUNGAN
KERJA ....................................................................................
BAB IX

POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI OERSONIL

IBS ........................................
BAB X

32

PENILAIAN KINERJA

SDM ....................................................................................
BAB XI

28

38

PROGRAM

ORIENTASI .........................................................................................
BAB XII

43

RAPAT

................................................................................................................
44
BAB XIII
PELAPORAN ........................................................................................................
45

46

Anda mungkin juga menyukai