MAKALAH
oleh
Kelompok 2
NIM 14231010
Jauharotun
Nafiah
NIM 14231010
NIM
142310101070
Dinda Krisdayanti
NIM 14231010
Novika Putri
NIM 14231010
Kholida Hida
NIM
142310101087
NIM 14231010
NIM
142310101105
Muhamad Alfian A.
Wardhatul Asfiah
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Makalah Keperawatan Klinik
IIAtentang ACLS (Advanced Cardiac Life Support) "Dukungan Hidup
Jantung Lanjut. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Keperawatan Klinik IIA.
Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan penulisan makalah ini. Akhirnya penulis berharap semoga karya tulis
ilmiah ini dapat bermanfaat.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..
i
DAFTAR
ISI
..1
BAB 1. ANATOMI DAN FISIOLOGI.
2
1.1Anatomi Jantung..
..2
1.1
Anatomi Jantung
Jantung adalah sebuah organ berotot dengan empat ruang yang terletak di
belakang tulang sternum, tepatnya di ruang mediastinum diantara kedua paru-paru dan
bersentuhan dengan diafragma. Bagian atas jantung terletak dibagian bawah sternal
notch, 1/3 dari jantung berada disebelah kanan dari midline sternum , 2/3 nya disebelah
kiri dari midline sternum. Sedangkan bagian apek jantung di interkostal ke-5 atau
tepatnya di bawah puting susu sebelah kiri. Ukuran jantung lebih kurang sebesar
genggaman tangan kanan dan beratnya kira-kira 250-300 gram.
Jantung mempunyai empat ruang yaitu atrium kanan, atrium kiri, ventrikel
kanan, dan ventrikel kiri. Atrium adalah ruangan sebelah atas jantung dan berdinding
tipis, sedangkan ventrikel adalah ruangan sebelah bawah jantung dan mempunyai
dinding lebih tebal karena harus memompa darah ke seluruh tubuh. Atrium kanan
berfungsi sebagai penampung darah rendah oksigen dari seluruh tubuh. Atrium kiri
berfungsi menerima darah yang kaya oksigen dari paru-paru dan mengalirkan darah
tersebut ke paru-paru. Ventrikel kanan berfungsi menerima darah dari atrium kanan dan
memompakannya ke paru-paru.ventrikel kiri berfungsi untuk memompakan darah yang
kaya oksigen keseluruh tubuh.
Atrium dipisahkan oleh sekat antar atrium (septum interatrioum), sementara
ventrikel dipisahkan oleh sekat antar ventrikel (septum inter-ventrikulorum). Atrium dan
ventrikel pada masing-masing sisi jantung berhubungan satu sama lain melalui suatu
penghubung yang disebut orifisium atrioventrikuler. Orifisium ini dapat terbuka atau
tertutup oleh suatu katup atrioventrikuler (katup AV). Katup AV sebelah kiri disebut
katup bikuspid (katup mitral) sedangkan katup AV sebelah kanan disebut katup
trikuspid.
Katup-Katup Jantung
Katup jatung terbagi menjadi 2 bagian, yaitu katup yang menghubungkan antara
atrium dengan ventrikel dinamakan katup atrioventrikuler, sedangkan katup yang
menghubungkan sirkulasi sistemik dan sirkulasi pulmonal dinamakan katup semilunar.
Katup atrioventrikuler terdiri dari katup trikuspid yaitu katup yang menghubungkan
antara atrium kanan dengan ventrikel kanan, katup atrioventrikuler yang lain adalah
katup yang menghubungkan antara atrium kiri dengan ventrikel kiri yang dinamakan
dengan katup mitral atau bicuspid.
Katup semilunar terdiri dari katup pulmonal yaitu katup yang menghubungkan
antara ventrikel kanan dengan pulmonal trunk, katup semilunar yang lain adalah katup
yang menghubungkan antara ventrikel kiri dengan asendence aorta yaitu katup aorta.
Katup berfungsi mencegah aliran darah balik ke ruang jantung sebelumnya sesaat
setelah kontraksi atau sistolik dan sesaat saat relaksasi atau diastolik. Tiap bagian daun
katup jantung diikat oleh chordae tendinea sehingga pada saat kontraksi daun katup
tidak terdorong masuk keruang sebelumnya yang bertekanan rendah. Chordae tendinea
sendiri berikatan dengan otot yang disebut muskulus papilaris.
Atrium (serambi)
2.
Ventrikel (bilik)
Karena atrium hanya memompakan darah dengan jarak yang pendek,
yaitu ke ventrikel. Oleh karena itu otot atrium lebih tipis dibandingkan dengan
otot
ventrikel.
Ruang atrium dibagi menjadi 2, yaitu atrium kanan dan atrium kiri. Demikian
halnya dengan ruang ventrikel, dibagi lagi menjadi 2 yaitu ventrikel kanan dan
ventrikel kiri. Kedua atrium memiliki bagian luar organ masing-masing yaitu
auricle. Dimana kedua atrium dihubungkan dengan satu auricle yang berfungsi
menampung darah apabila kedua atrium memiliki kelebihan volume.
Kedua atrium bagian dalam dibatasi oleh septal atrium. Ada bagian septal atrium
yang mengalami depresi atau yang dinamakan fossa ovalis, yaitu bagian septal
atrium yang mengalami depresi disebabkan karena penutupan foramen ovale saat
lahir.
Ada beberapa ostium atau muara pembuluh darah besar yang terdapat di kedua
atrium, yaitu :
Ostium Superior vena cava, yaitu muara atau lubang yang terdapat diruang
atrium kanan yang menghubungkan vena cava superior dengan atrium kanan.
Ostium Inferior vena cava, yaitu muara atau lubang yang terdapat di atrium
kanan yang menghubungkan vena cava inferior dengan atrium kanan.
Ostium coronary atau sinus coronarius, yaitu muara atau lubang yang terdapat di
atrium kanan yang menghubungkan sistem vena jantung dengan atrium kanan.
Ostium vena pulmonalis, yaitu muara atau lubang yang terdapat di atrium kiri
yang menghubungkan antara vena pulmonalis dengan atrium kiri yang
mempunyai 4 muara.
Bagian dalam kedua ruang ventrikel dibatasi oleh septal ventrikel, baik ventrikel
maupun atrium dibentuk oleh kumpulan otot jantung yang mana bagian lapisan dalam
dari masing-masing ruangan dilapisi oleh sel endotelium yang kontak langsung dengan
darah. Bagian otot jantung di bagian dalam ventrikel yang berupa tonjolan-tonjolan
yang tidak beraturan dinamakan trabecula. Kedua otot atrium dan ventrikel
dihubungkan dengan jaringan penghubung yang juga membentuk katup jatung
dinamakan sulcus coronary, dan 2 sulcus yang lain adalah anterior dan posterior
interventrikuler yang keduanya menghubungkan dan memisahkan antara kiri dan kanan
kedua ventrikel.
Tekanan jantung sebelah kiri lebih besar dibandingkan dengan tekanan jantung
sebelah kanan, karena jantung kiri menghadapi aliran darah sistemik atau sirkulasi
sistemik yang terdiri dari beberapa organ tubuh sehingga dibutuhkan tekanan yang besar
dibandingkan dengan jantung kanan yang hanya bertanggung jawab pada organ paruparu saja, sehingga otot jantung sebelah kiri khususnya otot ventrikel sebelah kiri lebih
tebal dibandingkan otot ventrikel kanan.
Pembuluh Darah Besar Jantung
Vena cava superior, yaitu vena besar yang membawa darah kotor dari bagian
atas diafragma menuju atrium kanan.
2.
Vena cava inferior, yaitu vena besar yang membawa darah kotor dari bagian
bawah diafragma ke atrium kanan.
3.
Sinus Coronary, yaitu vena besar di jantung yang membawa darah kotor dari
jantung sendiri.
4.
Pulmonary Trunk,yaitu pembuluh darah besar yang membawa darah kotor dari
ventrikel kanan ke arteri pulmonalis
5.
Arteri Pulmonalis, dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang membawa darah
kotor dari pulmonary trunk ke kedua paru-paru.
6.
Vena pulmonalis, dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang membawa darah
bersih dari kedua paru-paru ke atrium kiri.
7.
Assending Aorta, yaitu pembuluh darah besar yang membawa darah bersih dari
ventrikel kiri ke arkus aorta ke cabangnya yang bertanggung jawab dengan organ
tubuh bagian atas.
8.
Arteri Koroner
Arteri koroner adalah arteri yang bertanggung jawab dengan jantung
sendiri,karena darah bersih yang kaya akan oksigen dan elektrolit sangat penting sekali
agar jantung bisa bekerja sebagaimana fungsinya. Arteri koroner adalah cabang pertama
dari sirkulasi sistemik, dimana muara arteri koroner berada dekat dengan katup aorta
atau tepatnya di sinus valsava
Arteri koroner dibagi dua,yaitu:
1.
2.
bilik
jantung
dimulai
dari
cincin
iii.
c). Dalam / Endokardium Dinding dalam atrium yang diliputi oleh membrane yang
mengilat yang terdiri dari jaringan endotel atau selaput lender endokardium
kecuali aurikula dan bagian depan sinus vena kava.
Bagian- bagian dari jantung:
a. Basis kordis
pembuluh darah besar dan dibnetuk oleh atrium sinistra dan sebagian oleh
atrium dekstra.
b. Apeks kordis
10
ventrikel kiri melewati katup biskupid atau katup mitral. Dari ventrikel kiri darah akan
di pompakan ke seluruh tubuh termasuk jantung (melalui sinus valsava) sendiri
melewati katup aorta. Dari seluruh tubuh,darah balik lagi ke jantung melewati vena
kava superior,vena kava inferior dan sinus koronarius menuju atrium kanan.
1.2
Fisiologi Jantung
11
Disebabkan
meningkatnya
permeabilitas
12
kontraksi ventrikel lebih lama dan lebih kuat. Daya dorong ventrikel kiri harus
lebih kuat karena harus mendorong darah keseluruh tubuh untuk mempertahankan
tekanan darah sistemik. Meskipun ventrikel kanan juga memompakan darah yang
sama tapi tugasnya hanya mengalirkan darah ke sekitar paru-paru ketika
tekanannya lebih rendah.
G. Curah jantung
Curah jantung merupakan volume darah yang di pompa tiap ventrikel per
menit. Pada keadaan normal (fisiologis) jumlah darah yang dipompakan oleh
ventrikel kanan dan ventrikel kiri sama besarnya. Bila tidak demikian akan terjadi
penimbunan darah di tempat tertentu. Jumlah darah yang dipompakan pada setiap
kali sistolik disebut volume sekuncup. Dengan demikian curah jantung = volume
sekuncup x frekuensi denyut jantung per menit.Umumnya pada tiap sistolik
ventrikel tidak terjadi pengosongan total ventrikel, hanya sebagian dari isi
ventrikel yang dikeluarkan. Jumlah darah yang tertinggal ini dinamakan volume
residu. Besar curah jantung seseorang tidak selalu sama, bergantung pada
keaktifan tubuhnya. Curah jantung orang dewasa pada keadaan istirahat lebih
kurang 5 liter dan dapat meningkat atau menurun dalam berbagai keadaan.
H. Denyut Jantung dan Daya pompa
Jantung Pada saat jantung normal dalam keadaan istirahat, maka pengaruh
sistem parasimpatis dominan dalam mempertahankan kecepatan denyut jantung
sekitar 60 hingga 80 denyut per menit. Kecepatan denyut jantung dalam keadaan
sehat dipengaruhi oleh pekerjaan, tekanan darah, emosi, cara hidup dan umur.
Pada waktu banyak pergerakan, kebutuhan oksigen (O2) meningkat dan
pengeluaran karbondioksida (CO2) juga meningkat sehingga kecepatan jantung
bisa mencapai 150 x/ menit dengan daya pompa 20-25 liter/menit.16 Pada
keadaan
normal
jumlah
darah yang dipompakan oleh ventrikel kanan dan ventrikel kiri sama sehingga
tidak teradi penimbunan. Apabila pengembalian dari vena tidak seimbang dan
ventrikel gagal mengimbanginya dengan daya pompa jantung maka vena-vena
dekat jantung jadi membengkak berisi darah sehingga tekanan dalam vena naik
dalam jangka waktu lama, bisa menjadi edema.
1. Bunyi Jantung
13
Definisi
Bantuan hidup dasar adalah usaha yang dilakukan untuk membantu
14
2.2
Indikasi
Penyebab kematian jantung mendadak yang paling utama di negara-negara
industri adalah penyakit jantung koroner. Sedangkan yang paling banyak berkaitan
dengan irama jantung adalah fibrilasi ventrikel (75-80% kasus).Bradiaritmia hanya
terjadi sekitar 5-10% kasus. Insiden kematian jantung mendadak dilaporkan 0.36
sampai 1.28 per 1000 penduduk di negara barat per tahun.BerdasarkanAmerican Heart
Association (AHA) pada Advanced Cardio-vascular Life Support(ACLS) 2010
tentangAdult Cardiac Arrest, dikemukakan bahwa kunci bertahan hidup padacardiac
arrest adalahBasic Live Support (BLS) dan sistem ACLS yang terintegrasi dengan baik.
Dasar berhasilnya ACLS adalah Resusitasi Jantung Paru (RJP) yang berkualitas, dan
untuk VF/ pulseless VT diperlukan defibrilasi yang cepat dan tepat.
Adapun indikasi Advanced Cardio-vascular Life
Support(ACLS)
atau
pasien
bernapas
dengan
terengah-engah
secara
15
sirkulasi
tubuh
secara
tiba-tiba
akibat
terganggunya
2.3
Algoritma ACLS
16
2.4
Tindakan
A. CPR
Cara melakukan CPR :
a. Penderita harus berbaring terlentang di atas alas yang keras. Posisi penolong
berlutut di sisi korban sejajar dengan dada penderita.
17
b. Penolong meletakkan bagian yang keras telapak tangan pertama penolong di atas
tulang sternum di tengah dada di antara kedua puting susu penderita (2-3 jari di
atas prosesus Xihoideus) dan letakkan telapak tangan kedua di atas telapak
tangan pertama sehingga telapak tangan saling menumpuk. Kedua lutut
penolong merapat, lutut menempel bahu korban, kedua lengan tegak lurus,
pijatan dengan cara menjatuhkan berat badan penolong ke sternum.
c. Tekan tulang sternum sedalam 4-5 cm (sekurangnya 2 inci) kemudian biarkan
dada kembali normal (relaksasi). Waktu kompresi dan relaksasi dada diusahakan
sama. Jika ada dua penolong, penolong pertama sedang melakukan kompresi
maka penolong kedua sambil menunggu pemberian ventilasi sebaiknya meraba
arteri karotis untuk mengetahui apakah kompresi yang dilakukan sudah efektif.
Jika nadi teraba berarti kompresi efektif.
d. Setelah 30 kali kompresi dihentikan diteruskan dengan pemberian ventilasi 2
kali (1 siklus = 30 kali kompres dan 2 kali ventilasi). Setiap 5 siklus dilakukan
monitoring denyut nadi dan pergantian posisi penolong jika penolong lebih dari
satu orang.
e. Jika terpasang ETT maka tidak menggunakan siklus 30 : 2 lagi. Kompresi
dilakukan dengan kecepatan sekurangnya 100 kali/menit tanpa berhenti dan
ventilasi dilakukan 8-10 kali/menit. Setiap 2 menit dilakukan pergantian posisi
untuk mencegah kelelahan.
RJP pada anak
1. Letakkan penderita pada posisi terlentang di atas alas yang keras
2. Pijat jantung dengan menggunakan satu tangan dengan bertumpu pada telapak
tangan di atas tulang dada, di tengah sternum.
3. Penekanan tulang dada dilakukan sampai turun 3-4 cm (2 inches) dengan
frekuensi sekurangnya 100 kali/menit.
RJP pada bayi
1.
2.
Untuk pijat jantung gunakan penekanan dua atau tiga jari. Bisa menggunakan
ibu jari tangan kanan dan kiri menekan dada dengan kedua tangan melingkari
punggung dan dada bayi. Bisa juga dengan menggunakan jari telunjuk, jari tengah
dan atau jari manis langsung menekan dada. kedalaman pijatan (1,5 inches)
18
3.
19
2. VT tanpa nadi
3. VT polymorphyc yang tidak stabil
Defibrilasi harus dilakukan sedini mungkin dengan alasan :
1. Irama yang didapat pada permulaan henti jantung umumnya adalah ventrikel fibrilasi
(VF)
2. Pengobatan yang paling efektif untuk ventrikel fibrilasi adalah defibrilasi.
3. Makin lambat defibrilasi dilakukan, makin kurang kemungkinan keberhasilannya.
4. Ventrikel fibrilasi cenderung untuk berubah menjadi asistol dalam waktu beberapa
menit.
Alat yang dipergunakan
1. Defibrilator
Defibrilator adalah alat yang dapat memberikan shock listrik dan dapat menyebabkan
depolarisasi sementara dari jantung yang denyutnya tidak teratur, sehingga
memungkinkan timbulnya kembali aktifitas listrik jantung yang terkoordinir. Enerji
dialirkan melalui suatu elektrode yang disebut paddle. Defibrilator diklasifikasikan
menurut 2 tipe bentuk gelombangnya yaitu monophasic dan biphasic. Defibrilator
monophasic adalah tipe defibrilator yang pertama kali diperkenalkan, defibrilator
biphasic adalah defibrilator yang digunakan pada defibrilator manual yang banyak
dipasarkan saat ini.
2. Jeli
Jeli digunakan untuk mengurangi tahanan dada dan membantu menghantarkan
aliran listrik ke jantung, jeli dioleskan pada kedua paddle.Energi untuk VF dan VT
tanpa nadi, energi awal 360 joule dengan menggunakanmonophasic deflbrilator, dapat
diulang tiap 2 menit dengan energi yang sama, jika menggunakan biphasic deflbrilator
energi yang diperlukan berkisar antara 120 - 200 joule.
Prosedur defibrilasi
1. Nyalakan deflbrilator
2. Tentukan enerji yang diperlukan dengan cara memutar atau menggeser tombol enerji
3. Paddle diberi jeli secukupnya.
20
4. Letakkan paddle dengan posisi paddle apex diletakkan pada apeks jantung dan paddle
sternum diletakkan pada garis sternal kanan di bawah klavikula.
5. Isi (Charge) enerji, tunggu sampai enerji terisi penuh, untuk mengetahui enerji sudah
penuh, banyak macamnya tergantung dari defibrilator yang dipakai, ada yang memberi
tanda dengan menunjukkan angka joule yang diset, ada pula yang memberi tanda
dengan bunyi bahkan ada juga yang memberi tanda dengan nyala lampu.
6. Jika enerji sudah penuh, beri aba-aba dengan suara keras dan jelas agar tidak ada lagi
anggota tim yang masih ada kontak dengan pasien atau korban, termasuk juga yang
mengoperatorkan defibrilator.
7. Kaji ulang layar monitor defibrillator, pastikan irama masih VF/VT tanda nadi,
pastikan enerji sesuai dengan yang diset, dan pastikan modus yang dipakai adalah
asinkron, jika semua benar, berikan enerji tersebut dengan cara menekan kedua tombol
discharge pada kedua paddle. Pastikan paddle menempel dengan baik pada dada pasien
(beban tekanan pada paddle kira-kira 10 kg).
8. Kaji ulang di layar monitor defibrilator apakah irama berubah atau tetap sama scperti
sebelum dilakukan defibrilasi, jika berubah cek nadi untuk menentukan perlu tidaknya
dilakukan RJP, jika tidak berubah lakukan RJP untuk selanjutnya lakukan survey kedua.
Automated External Defibrilator (AED)
AED adalah sebuah defibrilator yang bekerja secara komputer yang dapat :
1. Menganalisa irama jantung seorang korban yang mengalami henti jantung.
2. Mengenal irama yang dapat dilakukan tindakan defibrilasi ( shock)
3. Memberikan petunjuk pada operator ( dengan memperdengarkan suara atau dengan
indikator cahaya)
AED digunakan jika korban mengalami henti jantung :
1. Tidak berespon
2. Tidak bernafas
3. Nadi tidak teraba atau tanda - tanda sirkulasi lain
Elektroda adhesif ditempatkan pada dada korban dan disambungkan ke mesin AED,
paddle elektroda mempunyai 2 fungsi yaitu :
21
1. Tanpa Alat
a. Membuka Jalan nafas
adanya sumbatan jalan nafas daerah faring atau adanya henti nafas (apnea)
Bila hal itu terjadi dan pasien tidak sadar, lakukan peniupan udara melalui mulut.
Bila dada tidak tampak mengembang, maka kemungkinan adanya sumbatan pada
jalan nafas dan dilakukan Heimlich maneuver.
Lalukan hentakan mendadak dan keras pada titik silang garis antar belikat dan garis
punggung tulang belakang
22
3.1
Kesimpulan
ACLS merupakan upaya tindak lanjut dalam resusitasi jantung paru (RJP) yang
bertujuan untuk mengembalikan sirkulasi spontan pasien yang telah mengalami henti
jantung. Selain itu untuk mencegah
serangan
jantung,
mengobati
pasien-pasien
gangguan
jantung
seperti
henti
jantung,
Saran
23
yang
makalah. Sehingga nantinya tenaga medis tidak hanya mampu melakukan BLS
akan tetapi harus mampu melakukan tindakan ACLS.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31637/4/Chapter%20II.pdf
www.stikeskusumahusada.ac.id/images/file/36.pdf
Abdullah, Rozi. 2012. Anatomi & Fisiologi Jantung.
(http://bukusakudokter.org/2012/10/14/anatomi-fisiologi-jantung/)
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi Edisi 3. Jakarta: ECG
https://www.scribd.com/doc/246237669/Referat-Acls-Rapiin
Rokhaeni, Heni dkk, 2001, Buku ajar keperawatan kardiovaskuler. Bidang pendidikan
dan pelatihan pusat kesehatan jantung dan pebuluh darah nasional Harapan
Kita,Jakarta.
http://cintabebekk.blogspot.co.id/2014/09/kti-mini-acls.html [diakses 30
Oktober 2015 pukukl 11.38 WIB]
24
http://www.scribd.com/doc/246237669/Referat-Acls-Rapiin#scribd
(diakses pada 31/10/15 7:29)