Anda di halaman 1dari 26

TUGAS ILMU KEPERAWATAN KLINIK 2 A

MAKALAH

oleh
Kelompok 2

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2015

ACLS : ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT ( DUKUNGAN


HIDUP JANTUNG LANJUT )

disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Keperawatan Klinik


2A dengan dosen pembimbing Ns. Siswoyo, M.Kep
MAKALAH
oleh
Kelompok 2
Sri Ariani

NIM 14231010

Jauharotun
Nafiah

NIM 14231010

Hamdani Rifki P.A


Diana Risqiyawati

NIM
142310101070

Dinda Krisdayanti

NIM 14231010

Novika Putri

NIM 14231010

Kholida Hida

NIM
142310101087

NIM 14231010

Nida Unun Vida

NIM
142310101105

Muhamad Alfian A.
Wardhatul Asfiah

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Makalah Keperawatan Klinik
IIAtentang ACLS (Advanced Cardiac Life Support) "Dukungan Hidup
Jantung Lanjut. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Keperawatan Klinik IIA.
Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan penulisan makalah ini. Akhirnya penulis berharap semoga karya tulis
ilmiah ini dapat bermanfaat.

Jember, Oktober 2015

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..
i
DAFTAR
ISI
..1
BAB 1. ANATOMI DAN FISIOLOGI.
2
1.1Anatomi Jantung..
..2

1.2 Fisiologi Jantung...


.9
BAB 2. KAJIAN
PUSTAKA..............................................................................13
2.1 Definisi.......
.
13
2.2 Indiksai...........
13
2.3 Algoritma ACLS....
...15
2.4 Tindakan.............
.16
BAB 3. KESIMPULAN.
23
3.1
Kesimpulan
..23
3.2 Saran.
23
DAFTAR
PUSTAKA
.24
BAB 1. ANATOMI DAN FISIOLOGI JANTUNG

1.1

Anatomi Jantung

Jantung adalah sebuah organ berotot dengan empat ruang yang terletak di
belakang tulang sternum, tepatnya di ruang mediastinum diantara kedua paru-paru dan
bersentuhan dengan diafragma. Bagian atas jantung terletak dibagian bawah sternal
notch, 1/3 dari jantung berada disebelah kanan dari midline sternum , 2/3 nya disebelah
kiri dari midline sternum. Sedangkan bagian apek jantung di interkostal ke-5 atau
tepatnya di bawah puting susu sebelah kiri. Ukuran jantung lebih kurang sebesar
genggaman tangan kanan dan beratnya kira-kira 250-300 gram.
Jantung mempunyai empat ruang yaitu atrium kanan, atrium kiri, ventrikel
kanan, dan ventrikel kiri. Atrium adalah ruangan sebelah atas jantung dan berdinding
tipis, sedangkan ventrikel adalah ruangan sebelah bawah jantung dan mempunyai
dinding lebih tebal karena harus memompa darah ke seluruh tubuh. Atrium kanan
berfungsi sebagai penampung darah rendah oksigen dari seluruh tubuh. Atrium kiri
berfungsi menerima darah yang kaya oksigen dari paru-paru dan mengalirkan darah
tersebut ke paru-paru. Ventrikel kanan berfungsi menerima darah dari atrium kanan dan
memompakannya ke paru-paru.ventrikel kiri berfungsi untuk memompakan darah yang
kaya oksigen keseluruh tubuh.
Atrium dipisahkan oleh sekat antar atrium (septum interatrioum), sementara
ventrikel dipisahkan oleh sekat antar ventrikel (septum inter-ventrikulorum). Atrium dan
ventrikel pada masing-masing sisi jantung berhubungan satu sama lain melalui suatu
penghubung yang disebut orifisium atrioventrikuler. Orifisium ini dapat terbuka atau
tertutup oleh suatu katup atrioventrikuler (katup AV). Katup AV sebelah kiri disebut
katup bikuspid (katup mitral) sedangkan katup AV sebelah kanan disebut katup
trikuspid.

Katup-Katup Jantung
Katup jatung terbagi menjadi 2 bagian, yaitu katup yang menghubungkan antara
atrium dengan ventrikel dinamakan katup atrioventrikuler, sedangkan katup yang
menghubungkan sirkulasi sistemik dan sirkulasi pulmonal dinamakan katup semilunar.
Katup atrioventrikuler terdiri dari katup trikuspid yaitu katup yang menghubungkan
antara atrium kanan dengan ventrikel kanan, katup atrioventrikuler yang lain adalah
katup yang menghubungkan antara atrium kiri dengan ventrikel kiri yang dinamakan
dengan katup mitral atau bicuspid.
Katup semilunar terdiri dari katup pulmonal yaitu katup yang menghubungkan
antara ventrikel kanan dengan pulmonal trunk, katup semilunar yang lain adalah katup
yang menghubungkan antara ventrikel kiri dengan asendence aorta yaitu katup aorta.
Katup berfungsi mencegah aliran darah balik ke ruang jantung sebelumnya sesaat
setelah kontraksi atau sistolik dan sesaat saat relaksasi atau diastolik. Tiap bagian daun
katup jantung diikat oleh chordae tendinea sehingga pada saat kontraksi daun katup

tidak terdorong masuk keruang sebelumnya yang bertekanan rendah. Chordae tendinea
sendiri berikatan dengan otot yang disebut muskulus papilaris.

Ruang,Dinding& Pembuluh Darah Besar Jantung


Jantung kita dibagi menjadi 2 bagian ruang, yaitu :
1.

Atrium (serambi)

2.

Ventrikel (bilik)
Karena atrium hanya memompakan darah dengan jarak yang pendek,
yaitu ke ventrikel. Oleh karena itu otot atrium lebih tipis dibandingkan dengan
otot

ventrikel.

Ruang atrium dibagi menjadi 2, yaitu atrium kanan dan atrium kiri. Demikian
halnya dengan ruang ventrikel, dibagi lagi menjadi 2 yaitu ventrikel kanan dan
ventrikel kiri. Kedua atrium memiliki bagian luar organ masing-masing yaitu
auricle. Dimana kedua atrium dihubungkan dengan satu auricle yang berfungsi
menampung darah apabila kedua atrium memiliki kelebihan volume.
Kedua atrium bagian dalam dibatasi oleh septal atrium. Ada bagian septal atrium
yang mengalami depresi atau yang dinamakan fossa ovalis, yaitu bagian septal

atrium yang mengalami depresi disebabkan karena penutupan foramen ovale saat
lahir.
Ada beberapa ostium atau muara pembuluh darah besar yang terdapat di kedua
atrium, yaitu :

Ostium Superior vena cava, yaitu muara atau lubang yang terdapat diruang
atrium kanan yang menghubungkan vena cava superior dengan atrium kanan.

Ostium Inferior vena cava, yaitu muara atau lubang yang terdapat di atrium
kanan yang menghubungkan vena cava inferior dengan atrium kanan.

Ostium coronary atau sinus coronarius, yaitu muara atau lubang yang terdapat di
atrium kanan yang menghubungkan sistem vena jantung dengan atrium kanan.

Ostium vena pulmonalis, yaitu muara atau lubang yang terdapat di atrium kiri
yang menghubungkan antara vena pulmonalis dengan atrium kiri yang
mempunyai 4 muara.
Bagian dalam kedua ruang ventrikel dibatasi oleh septal ventrikel, baik ventrikel

maupun atrium dibentuk oleh kumpulan otot jantung yang mana bagian lapisan dalam
dari masing-masing ruangan dilapisi oleh sel endotelium yang kontak langsung dengan
darah. Bagian otot jantung di bagian dalam ventrikel yang berupa tonjolan-tonjolan
yang tidak beraturan dinamakan trabecula. Kedua otot atrium dan ventrikel
dihubungkan dengan jaringan penghubung yang juga membentuk katup jatung
dinamakan sulcus coronary, dan 2 sulcus yang lain adalah anterior dan posterior
interventrikuler yang keduanya menghubungkan dan memisahkan antara kiri dan kanan
kedua ventrikel.
Tekanan jantung sebelah kiri lebih besar dibandingkan dengan tekanan jantung
sebelah kanan, karena jantung kiri menghadapi aliran darah sistemik atau sirkulasi
sistemik yang terdiri dari beberapa organ tubuh sehingga dibutuhkan tekanan yang besar
dibandingkan dengan jantung kanan yang hanya bertanggung jawab pada organ paruparu saja, sehingga otot jantung sebelah kiri khususnya otot ventrikel sebelah kiri lebih
tebal dibandingkan otot ventrikel kanan.
Pembuluh Darah Besar Jantung

Ada beberapa pembuluh besar, yaitu:


1.

Vena cava superior, yaitu vena besar yang membawa darah kotor dari bagian
atas diafragma menuju atrium kanan.

2.

Vena cava inferior, yaitu vena besar yang membawa darah kotor dari bagian
bawah diafragma ke atrium kanan.

3.

Sinus Coronary, yaitu vena besar di jantung yang membawa darah kotor dari
jantung sendiri.

4.

Pulmonary Trunk,yaitu pembuluh darah besar yang membawa darah kotor dari
ventrikel kanan ke arteri pulmonalis

5.

Arteri Pulmonalis, dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang membawa darah
kotor dari pulmonary trunk ke kedua paru-paru.

6.

Vena pulmonalis, dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang membawa darah
bersih dari kedua paru-paru ke atrium kiri.

7.

Assending Aorta, yaitu pembuluh darah besar yang membawa darah bersih dari
ventrikel kiri ke arkus aorta ke cabangnya yang bertanggung jawab dengan organ
tubuh bagian atas.

8.

Desending Aorta,yaitu bagian aorta yang membawa darah bersih dan


bertanggung jawab dengan organ tubuh bagian bawah.

Arteri Koroner
Arteri koroner adalah arteri yang bertanggung jawab dengan jantung
sendiri,karena darah bersih yang kaya akan oksigen dan elektrolit sangat penting sekali
agar jantung bisa bekerja sebagaimana fungsinya. Arteri koroner adalah cabang pertama
dari sirkulasi sistemik, dimana muara arteri koroner berada dekat dengan katup aorta
atau tepatnya di sinus valsava
Arteri koroner dibagi dua,yaitu:
1.

Arteri koroner kanan

2.

Arteri koroner kiri

Arteri Koroner Kiri


Arteri koroner kiri mempunyai 2 cabang yaitu LAD (Left Anterior Desenden)dan
arteri sirkumflek. Kedua arteri ini melingkari jantung dalam dua lekuk anatomis
eksterna, yaitu sulcus coronary atau sulcus atrioventrikuler yang melingkari jantung
diantara atrium dan ventrikel, yang kedua yaitu sulcus interventrikuler yang
memisahkan kedua ventrikel.Pertemuan kedua lekuk ini dibagian permukaan posterior
jantung yang merupakan bagian dari jantung yang sangat penting yaitu kruks jantung.
Nodus AV node berada pada titik ini.
LAD arteri bertanggung jawab untuk mensuplai darah untuk otot ventrikel kiri
dan kanan, serta bagian interventrikuler septum. Sirkumflex arteri bertanggung jawab
untuk mensuplai 45% darah untuk atrium kiri dan ventrikel kiri, 10% bertanggung
jawab mensuplai SA node.
Arteri Koroner Kanan
Arteri koroner kanan bertanggung jawab mensuplai darah ke atrium kanan,
ventrikel kanan,permukaan bawah dan belakang ventrikel kiri, 90% mensuplai AV
Node,dan 55% mensuplai SA Node.
Otot jantung terdiri atas 3 lapisan yaitu:
a) Luar/pericardium Berfungsi sebagai pelindung jantung atau merupakan kantong
pembungkus jantung yang terletak di mediastinum minus dan di belakang
korpus sterni dan rawan iga II- IV yang terdiri dari 2 lapisan fibrosa dan serosa
yaitu lapisan parietal dan viseral. Diantara dua lapisan jantung ini terdapat lender
sebagai pelican untuk menjaga agar gesekan pericardium tidak mengganggu
jantung.
b) Tengah/ miokardium Lapisan otot jantung yang menerima darah dari arteri
koronaria. Susunan miokardium yaitu:
i.
Otot atria: Sangat tipis dan kurang teratur, disusun oleh dua lapisan.
Lapisan dalam mencakup serabut-serabut berbentuk lingkaran dan lapisan
ii.

luar mencakup kedua atria.


Otot ventrikuler: membentuk

bilik

antrioventikuler sampai ke apeks jantung.

jantung

dimulai

dari

cincin

iii.

Otot atrioventrikuler: Dinding pemisah antara serambi dan bilik( atrium


dan ventrikel).

c). Dalam / Endokardium Dinding dalam atrium yang diliputi oleh membrane yang
mengilat yang terdiri dari jaringan endotel atau selaput lender endokardium
kecuali aurikula dan bagian depan sinus vena kava.
Bagian- bagian dari jantung:
a. Basis kordis

: bagian jantung sebelah atas yang berhubungan dengan

pembuluh darah besar dan dibnetuk oleh atrium sinistra dan sebagian oleh
atrium dekstra.
b. Apeks kordis

: bagian bawah jantung berbentuk puncak kerucut tumpul.

Permukaan jantung (fascies kordis) yaitu:


a. Fascies sternokostalis: permukaan menghadap kedepan berbatasan dengan
dinding depan toraks, dibentuk oleh atrium dekstra, ventrikel dekstra dan
sedikit ventrikel sinistra.
b. Fascies dorsalis: permukaan jantung menghadap kebelakang berbentuk
segiempat berbatas dengan mediastinum posterior, dibentuk oleh dinding
atrium sinistra, sebgain atrium sinistra dan sebgain kecil dinding ventrikel
sinistra.
c. Fascies diafragmatika: permukaan bagian bawah jantung yang bebatas
dengan stentrum tindinium diafragma dibentuk oleh dinding ventrikel
sinistra dan sebagian kecil ventrikel dekstra.
Tepi jantung( margo kordis) yaitu:
a. Margo dekstra: bagian jantung tepi kanan membentang mulai dari vena kava
superior sampai ke apeks kordis.
b. Margo sinistra: bagian ujung jantung sebelah tepi membentang dari bawah
muara vena pulmonalis sinistra inferior sampai ke apeks kordis.
Alur permukaan jantung:
a. Sulkus atrioventrikularis: Mengelilingi batas bawah basis kordis

10

b. Sulkus langitudinalis anterior: dari celah arteri pulmonalis dengan aurikula


sinistra berjalan kebawah menuju apeks kordis.
c. Sulkus langitudinals posterior: dari sulkus koronaria sebelah kanan muara
vena cava inferior menuju apeks kordis.
Peredaran Darah
Vena cava superior, vena cava inferior dan sinus coronarius mengalirkan darah
yang miskin oksigen ke Atrium kanan. Dari atrium kanan, darah akan dipompakan ke
ventrikel kanan melewati katup trikuspid. Dari ventrikel kanan, darah dipompakan ke
paru-paru untuk mendapatkan oksigen melewati Katup pulmonal, Pulmonal Trunk, dan
arteri pulmonalis.Darah yang kaya akan oksigen dari paru-paru akan di alirkan kembali
ke jantung melalui

vena pulmonalis. Dari atrium kiri darah akan dipompakan ke

ventrikel kiri melewati katup biskupid atau katup mitral. Dari ventrikel kiri darah akan
di pompakan ke seluruh tubuh termasuk jantung (melalui sinus valsava) sendiri
melewati katup aorta. Dari seluruh tubuh,darah balik lagi ke jantung melewati vena
kava superior,vena kava inferior dan sinus koronarius menuju atrium kanan.
1.2

Fisiologi Jantung

A. Fungsi umum otot jantung yaitu:


1. Sifat ritmisitas/otomatis: secara potensial berkontraksi tanpa adanya
rangsangan dari luar.
2. Mengikuti hukum gagal atau tuntas: impuls dilepas mencapai ambang
rangsang otot jantung maka seluruh jantung akan berkontraksi maksimal.
3. Tidak dapat berkontraksi tetanik.
4. Kekuatan kontraksi dipengaruhi panjang awal otot.
B. Metabolisme Otot Jantung
Seperti otot kerangka, otot jantung juga menggunakan energy kimia untuk
berkontraksi. Energy terutama berasal dari metabolism asam lemak dalam jumlah
yang lebih kecil dari metabolisme zat gizi terutama laktat dan glukosa. Proses
metabolisme jantung adalah aerob yang membutuhkan oksigen.
C. Pengaruh Ion Pada Jantung
1. Pengaruh ion kalium : kelebihan ion kalium dapat menyebabkan jantung
dilatasi, lemah dan frekuensi lambat.

11

2. Pengaruh ion kalsium: kelebihan ion kalsium menyebabkan jantung


berkontraksi spastis.
3. Pengaruh ion natrium: menekan fungsi jantung.
D. Elektrofisiologi Sel Otot jantung
Aktifitas listrik jantung merupakan akibat perubahan permeabilitas membrane
sel. Seluruh proses aktifitas listrik jantung dinamakan potensial aksi yang
disebabkan oleh rangsangan listrik, kimia, mekanika, dan termis. Lima fase aksi
potensial yaitu:
1. Fase istirahat: Bagian dalam bermuatan negative(polarisasi) dan bagian
luar bermuatan positif.
2. Fase depolarisasi(cepat):

Disebabkan

meningkatnya

permeabilitas

membrane terhadap natrium sehingga natrium mengalir dari luar ke dalam.


3. Fase polarisasi parsial: Setelah depolarisasi terdapat sedikit perubahan
akibat masuknya kalsium ke dalam sel, sehingga muatan positih dalam sel
menjadi berkurang.
4. Fase plato(keadaan stabil): Fase depolarisasi diikiuti keadaan stabil agak
lama sesuai masa refraktor absolute miokard.
5. Fase repolarisasi(cepat): Kalsium dan natrium berangsur-angsur tidak
mengalir dan permeabilitas terhadap kalium sangat meningkat.
E. Sistem Konduksi Jantung
Sistem konduksi jantung meliputi:
1. SA node: Tumpukan jaringan neuromuscular yang kecil berada di dalam
dinding atrium kanan di ujung Krista terminalis.
2. AV node: Susunannya sama dengan SA node berada di dalam septum
atrium dekat muara sinus koronari.
3. Bundle atrioventrikuler: dari bundle AV berjalan ke arah depan pada tepi
posterior dan tepi bawah pars membranasea septum interventrikulare.
4. Serabut penghubung terminal(purkinje): Anyaman yang berada pada
endokardium menyebar pada kedua ventrikel.
F. Siklus Jantung
Siklus jantung merupakan kejadian yang terjadi dalam jantung selama
peredaran darah. Gerakan jantung terdiri dari 2 jenis yaitu kontraksi (sistolik) dan
relaksasi (diastolik). Sistolik merupakan sepertiga dari siklus jantung. Kontraksi
dari ke-2 atrium terjadi secara serentak yang disebut sistolik atrial dan
relaksasinya disebut diastolik atrial. Lama kontraksi ventrikel 0,3 detik dan tahap
relaksasinya selama 0,5 detik. Kontraksi kedua atrium pendek,sedangkan

12

kontraksi ventrikel lebih lama dan lebih kuat. Daya dorong ventrikel kiri harus
lebih kuat karena harus mendorong darah keseluruh tubuh untuk mempertahankan
tekanan darah sistemik. Meskipun ventrikel kanan juga memompakan darah yang
sama tapi tugasnya hanya mengalirkan darah ke sekitar paru-paru ketika
tekanannya lebih rendah.
G. Curah jantung
Curah jantung merupakan volume darah yang di pompa tiap ventrikel per
menit. Pada keadaan normal (fisiologis) jumlah darah yang dipompakan oleh
ventrikel kanan dan ventrikel kiri sama besarnya. Bila tidak demikian akan terjadi
penimbunan darah di tempat tertentu. Jumlah darah yang dipompakan pada setiap
kali sistolik disebut volume sekuncup. Dengan demikian curah jantung = volume
sekuncup x frekuensi denyut jantung per menit.Umumnya pada tiap sistolik
ventrikel tidak terjadi pengosongan total ventrikel, hanya sebagian dari isi
ventrikel yang dikeluarkan. Jumlah darah yang tertinggal ini dinamakan volume
residu. Besar curah jantung seseorang tidak selalu sama, bergantung pada
keaktifan tubuhnya. Curah jantung orang dewasa pada keadaan istirahat lebih
kurang 5 liter dan dapat meningkat atau menurun dalam berbagai keadaan.
H. Denyut Jantung dan Daya pompa
Jantung Pada saat jantung normal dalam keadaan istirahat, maka pengaruh
sistem parasimpatis dominan dalam mempertahankan kecepatan denyut jantung
sekitar 60 hingga 80 denyut per menit. Kecepatan denyut jantung dalam keadaan
sehat dipengaruhi oleh pekerjaan, tekanan darah, emosi, cara hidup dan umur.
Pada waktu banyak pergerakan, kebutuhan oksigen (O2) meningkat dan
pengeluaran karbondioksida (CO2) juga meningkat sehingga kecepatan jantung
bisa mencapai 150 x/ menit dengan daya pompa 20-25 liter/menit.16 Pada
keadaan

normal

jumlah

darah yang dipompakan oleh ventrikel kanan dan ventrikel kiri sama sehingga
tidak teradi penimbunan. Apabila pengembalian dari vena tidak seimbang dan
ventrikel gagal mengimbanginya dengan daya pompa jantung maka vena-vena
dekat jantung jadi membengkak berisi darah sehingga tekanan dalam vena naik
dalam jangka waktu lama, bisa menjadi edema.
1. Bunyi Jantung

13

Bunyi jantung terdengar sewaktu katup AV(katup mitralis dan trikuspid)


serta katup pulmonalis dan aorta menutup. Paling sedikit dapat terdengan dua
(kadang-kadang empat) bunyi jantung.
Bunyi jantung pertama terdengar ketika katup AV menutup selama
kontraksi ventrikel. Bunyi ini sedikit memanjang, bernada rendah dan terjadi
pada permulaan sistole saat tekanan di ventrikel lebih besar daripada di
atrium. Bunyi jantung kedua berlangsung lebih singkat dan terjadi ketika
darah keluar dari ventrikel yakni katup pulmonalis dan aorta, menutup. Hal ini
terjadi selama diastole, saat ventrikel berelaksasi dan tekanan di dalam arteri
pulmonalis dan aorta(yang baru saja menerima aliran darah besar dari
ventrikel) lebih besar daripada tekanan di ventrikel kanan dan kiri. Bunyi
jantung ketiga dan keempat kadang terdengar dan berhubungan dengan bunyi
getaran aliran darah di ventrikel salama pengisian cepat (bunyi ketiga) atau
saat darah masuk ke aliran ventrikel yang kaku (bunyi keempat). Sebagai
contoh, dalam keadaan seperti hipertrifi ventrikel.

BAB 2. KAJIAN PUSTAKA


2.1

Definisi
Bantuan hidup dasar adalah usaha yang dilakukan untuk membantu

mempertahankan kehidupan seseorang yang mengalami konidisi yang mengancam jiwa,


seperti pada kasus henti nafas atau jantung, dengan sesegera mungkin mengenali tanda
dan gejala yang ditampilkan oleh penderita dan segera mengaktifkan sistem respon
kegawat daruratan, segera melaukan RJP, dan segera melakukan defibrilasi dengan
menggunakan AED (Automated External Defibrilator)(Rokhaeni, Heni dkk, 2001)
Advanced Cardiovascular Life Support adalah serangkaian penanganan klinis
untuk perawatan darurat serangan jantung, stroke, dan keadaan darurat medis lainnya.
Serta pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan penanganan.Merupakan upaya
tindak lanjut dalam resusitasi jantung paru (RJP) untuk mencegah serangan jantung,
mengobati serangan jantung, dan mencapai sirkulasi spontan kembali(ROSC) setelah
serangan jantung.

14

2.2

Indikasi
Penyebab kematian jantung mendadak yang paling utama di negara-negara

industri adalah penyakit jantung koroner. Sedangkan yang paling banyak berkaitan
dengan irama jantung adalah fibrilasi ventrikel (75-80% kasus).Bradiaritmia hanya
terjadi sekitar 5-10% kasus. Insiden kematian jantung mendadak dilaporkan 0.36
sampai 1.28 per 1000 penduduk di negara barat per tahun.BerdasarkanAmerican Heart
Association (AHA) pada Advanced Cardio-vascular Life Support(ACLS) 2010
tentangAdult Cardiac Arrest, dikemukakan bahwa kunci bertahan hidup padacardiac
arrest adalahBasic Live Support (BLS) dan sistem ACLS yang terintegrasi dengan baik.
Dasar berhasilnya ACLS adalah Resusitasi Jantung Paru (RJP) yang berkualitas, dan
untuk VF/ pulseless VT diperlukan defibrilasi yang cepat dan tepat.
Adapun indikasi Advanced Cardio-vascular Life

Support(ACLS)

berdasarkan American Heart Association (AHA) yaitu:


1. Henti Napas (Respiratory Arrest)
Henti Napas primer (respiratory arrest) dapat disebabkan oleh
banyak hal, misalnya serangan stroke, keracunan obat, tenggelam,
inhalasi asap/uap/gas, obstruksi jalan napas oleh benda asing,
tersengat listrik, tersambar petir, serangan infark jantung, radang
epiglottis, tercekik (suffocation), trauma dan lain-lain (Latief dkk,
2009).
Tanda dan gejala henti napas berupa tidak sadar (pada
beberapa kasus terjadi kolaps yang tiba-tiba), pernapasan tidak
tampak

atau

pasien

bernapas

dengan

terengah-engah

secara

intermitten, sianosis dari mukosa buccal dan liang telinga, pucat


secara umum, nadi karotis teraba (Muriel, 1995).
Pada awal henti nafas, jantung masih berdenyut, masih teraba
nadi, pemberian O2 ke otak dan organ vital lainnya masih cukup
sampai beberapa menit. Kalau henti napas mendapat pertolongan
dengan segera maka pasien akan terselamatkan hidupnya dan
sebaliknya kalau terlambat akan berakibat henti jantung yang
mungkin menjadi fatal (Latief dkk, 2009).
2.
Henti Jantung (Cardiac Arrest)

15

Henti jantung adalah keadaan terhentinya alran darah dalam


system

sirkulasi

tubuh

secara

tiba-tiba

akibat

terganggunya

efektifitas kontraksi jantung saat sistolik (Mansjoer, 2009).


Berdasarkan etiologinya henti jantung disebabkan oleh penyakit
jantung (82,4%); penyebab internal nonjantung (8,6%) seperti akibat
penyakit paru, penyakit serebrovaskular, penyakit kanker, perdarahan
saluran cerna obstetrik/pediatrik, emboli paru, epilepsi, diabetes
mellitus, penyakit ginjal; dan penyebab eksternal nonjantung (9,0%)
seperti akibat trauma, asfiksisa, overdosis obat, upaya bunuh diri,
sengatan listrik/petir (Mansjoer, 2009).
Henti jantung biasanya terjadi beberapa menit setelah henti
napas. Umumnya walaupun kegagalan pernapasan telah terjadi,
denyut jantung dan pembuluh darah masih dapat berlangsung terus
sampai kira-kira 30 menit. Pada henti jantung dilatasi pupil kadangkadang tidak jelas. Dilatasi pupil mulai terjadi 45 detik setelah aliran
darah ke otak berhenti dan dilatasi maksimal terjadi dalam waktu 1
menit 45 detik. Bila telah terjadidilatasi pupil maksimal, hal ini
menandakan sudah 50% kerusakan otak irreversible (Alkatiri dkk,
2007).Henti jantung ditandai oleh denyut nadi besar tak teraba
(karotis, femoralis, radialas), disertai kebiruan (sianosis) atau pucat
sekali, pernapasan berhenti atau satu-satu (gasping, apnu), dilatasi
pupil tak bereaksi dengan ranngsang cahaya dan pasien dalam
keadaan tidak sadar (Latief dkk, 2009).

2.3

Algoritma ACLS

16

2.4

Tindakan

A. CPR
Cara melakukan CPR :
a. Penderita harus berbaring terlentang di atas alas yang keras. Posisi penolong
berlutut di sisi korban sejajar dengan dada penderita.

17

b. Penolong meletakkan bagian yang keras telapak tangan pertama penolong di atas
tulang sternum di tengah dada di antara kedua puting susu penderita (2-3 jari di
atas prosesus Xihoideus) dan letakkan telapak tangan kedua di atas telapak
tangan pertama sehingga telapak tangan saling menumpuk. Kedua lutut
penolong merapat, lutut menempel bahu korban, kedua lengan tegak lurus,
pijatan dengan cara menjatuhkan berat badan penolong ke sternum.
c. Tekan tulang sternum sedalam 4-5 cm (sekurangnya 2 inci) kemudian biarkan
dada kembali normal (relaksasi). Waktu kompresi dan relaksasi dada diusahakan
sama. Jika ada dua penolong, penolong pertama sedang melakukan kompresi
maka penolong kedua sambil menunggu pemberian ventilasi sebaiknya meraba
arteri karotis untuk mengetahui apakah kompresi yang dilakukan sudah efektif.
Jika nadi teraba berarti kompresi efektif.
d. Setelah 30 kali kompresi dihentikan diteruskan dengan pemberian ventilasi 2
kali (1 siklus = 30 kali kompres dan 2 kali ventilasi). Setiap 5 siklus dilakukan
monitoring denyut nadi dan pergantian posisi penolong jika penolong lebih dari
satu orang.
e. Jika terpasang ETT maka tidak menggunakan siklus 30 : 2 lagi. Kompresi
dilakukan dengan kecepatan sekurangnya 100 kali/menit tanpa berhenti dan
ventilasi dilakukan 8-10 kali/menit. Setiap 2 menit dilakukan pergantian posisi
untuk mencegah kelelahan.
RJP pada anak
1. Letakkan penderita pada posisi terlentang di atas alas yang keras
2. Pijat jantung dengan menggunakan satu tangan dengan bertumpu pada telapak
tangan di atas tulang dada, di tengah sternum.
3. Penekanan tulang dada dilakukan sampai turun 3-4 cm (2 inches) dengan
frekuensi sekurangnya 100 kali/menit.
RJP pada bayi
1.

Letakkan penderita pada posisi terlentang di atas alas yang keras

2.

Untuk pijat jantung gunakan penekanan dua atau tiga jari. Bisa menggunakan

ibu jari tangan kanan dan kiri menekan dada dengan kedua tangan melingkari
punggung dan dada bayi. Bisa juga dengan menggunakan jari telunjuk, jari tengah
dan atau jari manis langsung menekan dada. kedalaman pijatan (1,5 inches)

18

3.

Tekan tulang dada sampai turun kira-kira sepertiga diameter anterior-posterior

rongga dada bayi dengan frekuensi minimal 100 kali/menit.


RJP pada situasi khusus
1. Tenggelam
Tenggelam merupakan penyebab kematian yang dapat dicegah.
Keberhasilan menolong korban tenggelam tergantung dari lama dan beratnya
derajat hipoksia.Penolong harus melakukan RJP terutama memberikan bantuan
nafas, secepat mungkin setelah korban dikeluarkan dari air. Setelah melakukan
RJP selama 5 siklus barulah seorang penolong mengaktifkan system emergensi.
Manuver yang dilakukan untuk menghilangkan sumbatan jalan nafas tidak
direkomendasikan karena bisa menyebabkan trauma, muntah dan aspirasi serta
memperlambat RJP.
2. Hipotermi
Pada pasien tidak sadar oleh karena hipotermi, penolong harus menilai
pernafasan untuk mengetahui ada tidaknya henti nafas dan menilai denyut nadi
unuk menilai ada tidaknya henti jantung atau adanya bradikardi selama 30-45
detik karena frekuensi jantung dan pernafasan sangat lambat tergantung derajat
hipotermi.
Jika korban tidak bernafas, segera beri pernafasan buatan. Jika nadi tidak
ada segera lakukan kompresi dada. Jangan menunggu suhu tubuh menjadi
hangat. Untuk mencegah hilangnya panas tubuh korban, lepaskan pakaian basah,
beri selimut hangat jika mungkin beri oksigen hangat.
3. Sumbatan jalan nafas oleh benda asing
Posisi sisi mantap (recovery position), posisi ini digunakan untuk korban
yang tidak sadar yang telah bernafas normal dan sirkulasi aman. Posisi ini dibuat
untuk menjaga jalan nafas tetap terbuka dan mengurangi risiko sumbatan jalan
nafas dan aspirasi. Caranya korban diletakkan miring pada salah satu sisi tubuh
dengan tangan yang dibawah berada di depan badan.
B. Defibrilasi elektrik
Defibrilasi adalah pengobatan yang menggunakan aliran listrik dalam waktu
yang singkat secara asinkron.
Indikasi
1. VF

19

2. VT tanpa nadi
3. VT polymorphyc yang tidak stabil
Defibrilasi harus dilakukan sedini mungkin dengan alasan :
1. Irama yang didapat pada permulaan henti jantung umumnya adalah ventrikel fibrilasi
(VF)
2. Pengobatan yang paling efektif untuk ventrikel fibrilasi adalah defibrilasi.
3. Makin lambat defibrilasi dilakukan, makin kurang kemungkinan keberhasilannya.
4. Ventrikel fibrilasi cenderung untuk berubah menjadi asistol dalam waktu beberapa
menit.
Alat yang dipergunakan
1. Defibrilator
Defibrilator adalah alat yang dapat memberikan shock listrik dan dapat menyebabkan
depolarisasi sementara dari jantung yang denyutnya tidak teratur, sehingga
memungkinkan timbulnya kembali aktifitas listrik jantung yang terkoordinir. Enerji
dialirkan melalui suatu elektrode yang disebut paddle. Defibrilator diklasifikasikan
menurut 2 tipe bentuk gelombangnya yaitu monophasic dan biphasic. Defibrilator
monophasic adalah tipe defibrilator yang pertama kali diperkenalkan, defibrilator
biphasic adalah defibrilator yang digunakan pada defibrilator manual yang banyak
dipasarkan saat ini.

2. Jeli
Jeli digunakan untuk mengurangi tahanan dada dan membantu menghantarkan
aliran listrik ke jantung, jeli dioleskan pada kedua paddle.Energi untuk VF dan VT
tanpa nadi, energi awal 360 joule dengan menggunakanmonophasic deflbrilator, dapat
diulang tiap 2 menit dengan energi yang sama, jika menggunakan biphasic deflbrilator
energi yang diperlukan berkisar antara 120 - 200 joule.
Prosedur defibrilasi
1. Nyalakan deflbrilator
2. Tentukan enerji yang diperlukan dengan cara memutar atau menggeser tombol enerji
3. Paddle diberi jeli secukupnya.

20

4. Letakkan paddle dengan posisi paddle apex diletakkan pada apeks jantung dan paddle
sternum diletakkan pada garis sternal kanan di bawah klavikula.
5. Isi (Charge) enerji, tunggu sampai enerji terisi penuh, untuk mengetahui enerji sudah
penuh, banyak macamnya tergantung dari defibrilator yang dipakai, ada yang memberi
tanda dengan menunjukkan angka joule yang diset, ada pula yang memberi tanda
dengan bunyi bahkan ada juga yang memberi tanda dengan nyala lampu.
6. Jika enerji sudah penuh, beri aba-aba dengan suara keras dan jelas agar tidak ada lagi
anggota tim yang masih ada kontak dengan pasien atau korban, termasuk juga yang
mengoperatorkan defibrilator.
7. Kaji ulang layar monitor defibrillator, pastikan irama masih VF/VT tanda nadi,
pastikan enerji sesuai dengan yang diset, dan pastikan modus yang dipakai adalah
asinkron, jika semua benar, berikan enerji tersebut dengan cara menekan kedua tombol
discharge pada kedua paddle. Pastikan paddle menempel dengan baik pada dada pasien
(beban tekanan pada paddle kira-kira 10 kg).
8. Kaji ulang di layar monitor defibrilator apakah irama berubah atau tetap sama scperti
sebelum dilakukan defibrilasi, jika berubah cek nadi untuk menentukan perlu tidaknya
dilakukan RJP, jika tidak berubah lakukan RJP untuk selanjutnya lakukan survey kedua.
Automated External Defibrilator (AED)
AED adalah sebuah defibrilator yang bekerja secara komputer yang dapat :
1. Menganalisa irama jantung seorang korban yang mengalami henti jantung.
2. Mengenal irama yang dapat dilakukan tindakan defibrilasi ( shock)
3. Memberikan petunjuk pada operator ( dengan memperdengarkan suara atau dengan
indikator cahaya)
AED digunakan jika korban mengalami henti jantung :
1. Tidak berespon
2. Tidak bernafas
3. Nadi tidak teraba atau tanda - tanda sirkulasi lain
Elektroda adhesif ditempatkan pada dada korban dan disambungkan ke mesin AED,
paddle elektroda mempunyai 2 fungsi yaitu :

21

1. Menangkap sinyal listrik jantung dan mengirimkan sinyal tersebut ke komputer.


2. Memberikan shock melalui elektroda jika terdapat indikasi.
C.

Pengaturan Jalan Udara

1. Tanpa Alat
a. Membuka Jalan nafas

Dapat dilakukan tindakan head-tilt, chin-tilt maneuver, jaw-thrust maneuver


Pada pasien dengan dugaan cedera leher dan kepala, hanya dilakukan jaw-thrust

dengan hati-hati dan mencegah gerakan leher


Bila jalan nafas tersumbat karena adanya benda asing dalam rongga mulut

dilakukan pembersihan manual dengan sapuan jari


Kegagalan membuka jalan nafas dengan cara ini perlu dipikirkan hal lain yaitu

adanya sumbatan jalan nafas daerah faring atau adanya henti nafas (apnea)
Bila hal itu terjadi dan pasien tidak sadar, lakukan peniupan udara melalui mulut.
Bila dada tidak tampak mengembang, maka kemungkinan adanya sumbatan pada
jalan nafas dan dilakukan Heimlich maneuver.

b. Membersihkan jalan nafas


Sapuan Jari (finger sweep) Bila jalan nafas tersumbat karena adanya benda
asing dalam rongga mulut belakang atau hipofaring (gumpalan darah, muntahan, benda
asing lainnya) dan hembusan nafas hilang, maka lakukan teknik Sapuan jari
Cara : Miringkan kepala pasien. Buka mulut pasien dengan jaw thrust dan tekan dagu
kebawah bila otot rahang lemas (ermaresi maneuver), gunakan 2 jari kita yang bersih
(sebaiknya bungkus dengan sarung tangan atau kain/kasa) korek/gaet semua benda
asing dalam rongga mulut.
c. Mengatasi sumbatan parsial nafas
1. Teknik manual thrust
a) Abdominal thrust (untuk dewasa)
Untuk penderita sadar dengan sumbatan jalan nafas parsial boleh dilakukan
tindakan Abdominal thrust
Bantu/tahan penderita tahap berdiri atau condong kedepan dengan merangkul dari
belakang.

Lalukan hentakan mendadak dan keras pada titik silang garis antar belikat dan garis
punggung tulang belakang

22

Rangkul korban dari belakang dengan kedua lengan dengan mempergunakan


kepalan kedua tangan, hentakan mendadak pada uluhati (abdominal thrust). Ulangi
hingga jalan nafas bebas atau hentikan bila korban jauh tidak sadar ulangi tindakan

tersebut pada penderita terlentang.


Segera panggil bantuan.

b) Chest thrust (untuk anak, orang gemuk & wanita hamil)


Penderita sadar:

Penderita anak lebih dari satu tahun:


Lakukan chest thrust 5 kali (tekan ulang dada dengan jari kedua dan ketiga kira-

kira satu jari di bawah garis imajinasi antar puting susu).


Ulangi tindakan tersebut, hingga sumbatan tergeser atau korban jatuh tidak sadar.
Penderita tidak sadar:
Tidurkan terlentang
Lakukan chest thrust
Tarik lidah dan lihat adakah benda asing
Berikan pernafasan buatan
Bila jalan nafas tersumbat di bagian bawah, lanjutkan dengan krikotirotomi jarum.
BAB 3. PENUTUP

3.1

Kesimpulan
ACLS merupakan upaya tindak lanjut dalam resusitasi jantung paru (RJP) yang
bertujuan untuk mengembalikan sirkulasi spontan pasien yang telah mengalami henti
jantung. Selain itu untuk mencegah

serangan

jantung,

mengobati

serangan jantung, dan mencapai sirkulasi spontan kembali setelah


serangan jantung. ACLS merupakan pertolongan-pertolongan lanjutan
pada

pasien-pasien

gangguan

jantung

seperti

henti

jantung,

bradikardi, takikardi. Tindakan yang dilakukan meliputi manajemen


jalan napas, dukungan ventilasi, dan pengobatan bradikardi dan
takikardi.
3.2

Saran

23

Setelah kita mendalami Advanced Cardiovascular Life Support (ACLS),


harapannya penulis, pembaca khususnya tenaga medis dirumah sakit
dapat menerapkan tindakan

yang

telah penulis uraikan dalam

makalah. Sehingga nantinya tenaga medis tidak hanya mampu melakukan BLS
akan tetapi harus mampu melakukan tindakan ACLS.

DAFTAR PUSTAKA

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31637/4/Chapter%20II.pdf
www.stikeskusumahusada.ac.id/images/file/36.pdf
Abdullah, Rozi. 2012. Anatomi & Fisiologi Jantung.
(http://bukusakudokter.org/2012/10/14/anatomi-fisiologi-jantung/)
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi Edisi 3. Jakarta: ECG
https://www.scribd.com/doc/246237669/Referat-Acls-Rapiin
Rokhaeni, Heni dkk, 2001, Buku ajar keperawatan kardiovaskuler. Bidang pendidikan
dan pelatihan pusat kesehatan jantung dan pebuluh darah nasional Harapan
Kita,Jakarta.
http://cintabebekk.blogspot.co.id/2014/09/kti-mini-acls.html [diakses 30
Oktober 2015 pukukl 11.38 WIB]

24

http://www.scribd.com/doc/246237669/Referat-Acls-Rapiin#scribd
(diakses pada 31/10/15 7:29)

Anda mungkin juga menyukai