Walikotarnadya Kepala Daerah cq. Kepala Subdit Agraria setempat dan lembar ketiga
dikirim ke Pengadilan Agama yang mewilayahi tanah wakaf tersebut.
(3) Salinan Akta lkrar Wakaf dibuat rangkap empat:
Salinan lembar pertama disampaikan kepada wakif;
Salinan lembar kedua disampaikan kepada nadzir;
Salinan lembar ketiga dikirim kepada Kandepag;
Salinan lembar keempat dikirim kepada Kepala Desa yang mewilayahi tanah wakaf
tersebut.
Pasal 4.
Saksi ikrar wakaf harus telah dewasa dan sehat akalnya serta yang oleh hukum tidak
berhalangan untuk melakukan perbuatan hukum.
(3) Perubahan status tanah wakaf dapat diizinkan apabila diberikan penggantian yang
sekurang-kurangnya senilai dan seimbang dengan kegunaannya sesuai dengan ikrar
wakaf.
BAB VI. PENGAWASAN DAN BIMBINGAN
Pasal 14.
Pengawasan dan bimbingan perwakafan tanah dilakukan oleh unit-unit organisasi Departemen
Agama secara hirarkis sebagai diatur dalam Keputusan Menteri Agama tentang susunan
organisasi dan tata kerja Departemen Agama.
BAB VII. TATA CARA PENDAFTARAN WAKAF YANG TERJADI SEBELUM PP NO. 28 TAHUN
1977
Pasal 15.
(1) Tanah wakaf yang sudah terjadi sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah
pendaftarannya dilakukan oleh nadzir yang bersangkutan kepada KUA setempat.
(2) Apabila nadzir yang bersangkutan sudah tidak ada lagi maka wakif atau ahli warisnya,
anak keturunan nadzir atau anggota masyarakat yang mengetahuinya mendaftarkan
kepada KUA setempat.
(3) Apabila ada tanah wakaf dan tidak ada orang yang man mendaftarkannya maka kepala
desa berkewajiban mendaftarkannya kepada KUA setempat.
(4) Pendaftaran dimaksud pada ayat (1), (2) dan (3) pasal ini disertai:
a. Surat keterangan tentang tanah atau surat keterangan kepala desa tentang
perwakafan tanah tersebut;
b. Dua orang saksi ikrar wakaf atau dua orang saksi istifadhah (orang yang mengetahui
atau mendengar tentang perwakafan tersebut).
Pasal 16.
(1) Untuk mernbuktikan pendaftaran tanah wakaf sebagai dirnaksud dalam pasal 15
peraturan ini ditetapkan Akta Pengganti Akta Ikrar Wakaf.
(2) Dalam melaksanakan ketentuan ayat (1) pasal ini Kepala KUA selaku Pejabat Pembuat
Akta lkrar Wakaf berkewajiban untuk:
a. Meneliti keadaan tanah wakaf;
b. Meneliti dan mengesahkan nadzir serta meneliti saksi;
c. Menerima penyaksian tanah wakaf;
d. Membuat Akta Pengganti Akta lkrar Wakaf dan salinannya;
e. Menyampaikan Akta Pengganti Akta lkrar Wakaf dan salinannya sebagai diatur dalam
pasal 3 ayat (2) dan (3) peraturan ini;
f.
Memasukkan Akta Pengganti Akta lkrar Wakaf dalam Daftar Akta Pengganti Akta lkrar
Wakaf;
g. Menyimpan dan memelihara Akta dan Daftarnya;
h. Mengurus pendaftaran perwakafan seperti tercantum dalam pasal 10 ayat (1)
Peraturan Pemerintah.