SGD
MODUL SYARAF LBM
SGD
MODUL SYARAF LBM
SGD
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
2; lapisan sel Purkinje (lapisan ganglioner) terdiri dari satu lapisan sel saraf berisi sel2
purkinje
3; lapisan granuler terdiri dari banyak sel2 neuron yg kecil2, sel2 granuler/sel horizontal
juga terdapat sel2 neuron golgi tipe II
MEDULA SPINALIS
Terdapat dalam columna vertebralis yg berbentuk tabung silindrik. Penampang
melintang medula spinalis :
1; pada penampang melintang dpt dibedakan antara substansia alba dan substansia grisea
-
substansia grisea terdiri dari : perikaryon, serabut2 saraf tak bermielin, sel neuroglia,
pembuluh drh dan jaringan penyambung
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
Vermis, terletak disebelah medial dari serebelum dan merupakan bagian yang
kecil dari serebelum
Otak besar(serebrum )
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktifitas mental, yaitu yang berkaitan
dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori),kesadaran, danpertim bangan.
Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan
kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks serebrum
yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di
sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon
rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik.
Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan
belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian yang mengatur kegiatan
psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan pusat proses berfikir (yaitu
mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di bagian
belakang.
http ://id.wikiped ia.org/wiki /Siste m_saraf_pusat
Otak tengah(mesensefalon )
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah terdapat
talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas
(dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti
penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.
Otak kecil(serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara
sadar,keseimb angan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya
maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.
TRAUMA CAPITIS
DEFINISI
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
Trauma capitis adalah gangguan traumatic yang menyebabkan gangguan fungsi otak
disertai atau tanpa disertai perdarahan in testina dan tidak mengganggu jaringan otak tanpa
disertai pendarahan in testina dan tidak mengganggu jaringan otak
Merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan utama pada kelompok usia produktif
dan sebagian besar terjadi akibat kecelakaan lalu lintas.
( KAPITA SELEKTA,Jilid 2 )
Tipe-Tipe Trauma :
1; Trauma Kepala Terbuka: Faktur linear daerah temporal menyebabkan pendarahan
epidural, Faktur Fosa anterior dan hidung dan hematom faktur lonsitudinal.
Menyebabkan kerusakan meatus auditorius internal dan eustachius.
2; Trauma Kepala Tertutup
Comosio Cerebri, yaitu trauma Kapitis ringan, pingsan + 10 menit, pusing dapat
menyebabkan kerusakan struktur otak.
Contusio / memar, yaitu pendarahan kecil di jaringan otak akibat pecahnya pembuluh
darah kapiler dapat menyebabkan edema otak dan peningkatan TIK.
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
2. Hipotensi sistemik
3. Hipoksia
4. Hiperkapnea
5. Udema otak
6. Komplikasi pernapasan
Konkusi
Muntah
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
SKG 13-15
Dapat terjadi kehilangan kesadaran atau amnesia tetapi kurang dari 30 menit.Tidak
ada fraktur tengkorak,tidak ada kontusio cerebral,dan hematoma.
SKG 9-12
Kehilangan kesadaran dan atau amnesia lebih dari 30 menit tetapi kurang dari 24
jam.Dapat mengalami fraktur tengkorak.
SKG 3-8
Kehilangan kesadaran dan atau terjadi amnesia lebih dari 24 jam,juga meliputi
kontusio serebral,laserasi atau hematoma intrakranial.
Annegers ( 1998 ) membagi trauma kepala berdasarkan lama tak sadar dan lama
amnesia pasca trauma yang di bagi menjadi :
1; Cidera kepala ringan,apabila kehilangan kesadaran atau amnesia berlangsung kurang
dari 30 menit
2; Cidera kepala sedang,apabila kehilangan kesadaran atau amnesia terjadi 30 menit
sampai 24 jam atau adanya fraktur tengkorak
3; Cidera kepala berat,apabiula kehilangan kesadaran atau amnesia lebih dari 24
jam,perdarahan subdural dan kontusio serebri.
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
Trauma tumpul
Keparahan cidera
v
Ringan
Sedang
: GCS 9-13.
Berat
: GCS 3-8.
Morfologi
v
Fraktur tengkorak
Lesi intrakranial
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
darah yang mengalir berhenti hanya beberapa menit saja dan kerusakan neuron tidak
dapat mengalami regenerasi.
4; Komosio. Komosio umumnya meliputi sebuah periode tidak sadarkan diri dalam
waktu yang berakhir selama beberapa detik sampai beberapa menit. Komosio
dipertimbangkan sebagai cidera kepala minor dan dianggap tanpa sekuele yang
berarti. Pada pasien dengan komosio sering ada gangguan dan kadang efek residu
dengan mencakup kurang perhatian, kesulitan memori dan gangguan dalam kebiasaan
kerja.
5; Kontusio. Kontusio serebral merupakan didera kepala berat, dimana otak mengalami
memar, dengan kemungkinan adanya daerah haemoragi. Pasien tidak sadarkan dari,
pasien terbaring dan kehilangan gerakkan, denyut nadi lemah, pernafsan dangkal,
kulit dingin dan pucat, sering defekasi dan berkemih tanpa di sadari.
6; Haemoragi intrakranial. Hematoma (pengumpulan darah) yang terjadi di dalam kubah
kranial adalah akibat paling serius dari cidera kepala, efek utama adalah seringkali
lambat sampai hematoma tersebut cukup besar untuk menyebabkan distorsi dan
herniasi otak serta peningkatan TIK.
7; Hematoma epidural (hamatoma ekstradural atau haemoragi). Setelah cidera kepala,
darah berkumpul di dalam ruang epidural (ekstradural) diantara tengkorak dan dura.
Keadaan ini karena fraktur tulang tengkorak yang menyebabkan arteri meningeal
tengah putus /rusak (laserasi), dimana arteri ini berada di dura dan tengkorak daerah
inferior menuju bagian tipis tulang temporal; haemoragi karena arteri ini
menyebabkan penekanan pada otak.
8; Hematoma sub dural. Hematoma sub dural adalah pengumpulan darah diantara dura
dan dasar, suatu ruang yang pada keadaan normal diisi oleh cairan. Hematoma sub
dural dapat terjadi akut, sub akut atau kronik. Tergantung ukuran pembuluh darah
yang terkena dan jumlah perdarahan yang ada. Hematoma sub dural akut d
hubungkan dengan cidera kepala mayor yang meliputi kontusio dan laserasi.
Sedangkan Hematoma sub dural sub akut adalah sekuele kontusio sedikit berat dan di
curigai pada pasien gangguan gagal meningkatkan kesadaran setelah trauma kepala.
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
Dan Hematoma sub dural kronik dapat terjadi karena cidera kepala minor dan terjadi
paling sering pada lansia.
9; Haemoragi intraserebral dan hematoma. Hemoragi intraserebral adalah perdaraan ke
dalam substansi otak. Haemoragi ini biasanya terjadi pada cidera kepala dimana
tekanan mendesak ke kepala sampai daerah kecil (cidera peluru atau luka tembak;
cidera kumpil).
Etiologi
Cedera kepala dapat disebabkan oleh dua hal antara lain :
1; Benda Tajam. Trauma benda tajam dapat menyebabkan cedera setempat.
2; Benda Tumpul, dapat menyebabkan cedera seluruh kerusakan terjadi ketika energi/
kekuatan diteruskan kepada otak.
Kecelakaan lalu lintas
Terjatuh
Tertembak peluru
Luka tusuk
( KAPITA SELEKTA,Jilid 2 )
Trauma mekanik dan non mekanik
Neurologi klinis dasar, Prof.DR.Mahar Mardjono,Prof.DR.Priguna
Shidarta
Kepala yang bergerak terbentur atau terpelanting akibat benda yang diam
Kepala yang tidak bergerak karena tertahan sesuatu mengalami benturan yang
menggencetnya
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
Lokasi
Kekuatan
Rotasi
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
ventrikel adalah perubahan gelombang T dan P dan disritmia, fibrilasi atrium dan vebtrikel,
takikardia.
Akibat adanya perdarahan otak akan mempengaruhi tekanan vaskuler, dimana
penurunan tekanan vaskuler menyebabkan pembuluh darah arteriol akan berkontraksi .
Pengaruh persarafan simpatik dan parasimpatik pada pembuluh darah arteri dan arteriol otak
tidak begitu besar.
Perubahan perilaku kognitif dan perubahan fisik pada berbicara dan gerakan motorik
dapat timbul segera atau secara lambat.
Dianostik:
1. Pengumpulan data klien baik subyektif atau obyektif pada gangguan sistem persarafan
sehubungan dengan cedera kepala tergantung pada bentuk, lokasi, jenis injuri dan
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
adanya komplikasi pada organ vital lainnya. Data yang perlu didapati adalah sebagai
berikut :
2. Identitas klien dan keluarga (penanggung jawab): nama, umur, jenis kelamin, agama,
suku bangsa, status perkawinan, alamat, golongan darah, pengahasilan, hubungan klien
dengan penanggung jawab.
3. Riwayat kesehatan :
Tingkat kesadaran / GCS ( < 15 )
Confulsi
Muntah
Dispnea / takipnea
Sakit kepala
Wajah simetris / tidak
Lemah
Luka di kepala
Paralise
Akumulasi sekret pada saluran napas
Adanya liquor dari hidung dan telinga
Kejang
Riwayat penyakit dahulu haruslah diketahui baik yang berhubungan dengan sistem
persarafan maupun penyakit sistem sistemik lainnya. demikian pula riwayat penyakit
keluarga terutama yang mempunyai penyakit menular.
Riwayat kesehatan tersebut dapat dikaji dari klien atau keluarga sebagai data
subyektif. Data-data ini sangat berarti karena dapat mempengaruhi prognosa klien.
4. Pemeriksaan Fisik
Aspek neurologis yang dikaji adalah tingkat kesadaran, biasanya GCS < 15,
disorientasi orang, tempat dan waktu. Adanya refleks babinski yang positif, perubahan nilai
tanda-tanda vital kaku kuduk, hemiparese.
Nervus cranialis dapat terganggu bila cedera kepala meluas sampai batang otak karena
udema otak atau perdarahan otak juga mengkaji nervus I, II, III, V, VII, IX, XII.
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
Penatalaksanaan medik cedera kepala yang utama adalah mencegah terjadinya cedera otak
sekunder. Cedera otak sekunder disebabkan oleh faktor sistemik seperti hipotesis atau
hipoksia atau oleh karena kompresi jaringan otak (Tunner, 2000). Pengatasan nyeri yang
adekuat juga direkomendasikan pada pendertia cedera kepala (Turner, 2000).
Penatalaksanaan umum adalah sebagai berikut :
Berikan oksigenasi.
Atasi shock
Penatalaksanaan lainnya:
1; Dexamethason/kalmethason sebagai pengobatan anti edema serebral, dosis sesuai
dengan berat ringannya trauma.
2; Therapi hiperventilasi (trauma kepala berat). Untuk mengurangi vasodilatasi.
3; Pemberian analgetika
4; Pengobatan anti oedema dengan larutan hipertonis yaitu manitol 20% atau glukosa 40
% atau gliserol 10 %.
5; Antibiotika yang mengandung barrier darah otak (penisilin).
6; Makanan atau cairan. Pada trauma ringan bila terjadi muntah-muntah tidak dapat
diberikan apa-apa, hanya cairan infus dextrosa 5% , aminofusin, aminofel (18 jam
pertama dan terjadinya kecelakaan), 2-3 hari kemudian diberikana makanan lunak.
7; Pada trauma berat, hari-hari pertama (2-3 hari), tidak terlalu banyak cairan. Dextrosa
5% untuk 8 jam pertama, ringer dextrose untuk 8 jam kedua dan dextrosa 5% untuk 8
jam ketiga. Pada hari selanjutnya bila kesadaran rendah, makanan diberikan melalui
ngt (2500-3000 tktp). Pemberian protein tergantung nilai urea N.
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
KOMPLIKASI
PERDARAHAN YANG SERING DITEMUKAN
Epidural Hematoma
Terdapat pengumpulan darah di antara tulang tengkorak dan duramater akibat pecahnya
pembuluh darah / cabang - cabang arteri meningeal media yang terdapat di duramater,
pembuluh darah ini tidak dapat menutup sendiri karena itu sangat berbahaya. Dapat terjadi
dalam beberapa jam sampai 1-2 hari. Lokasi yang paling sering yaitu di lobus temporalis dan
parietalis.
Gejala-gejala yang terjadi :
Penurunan tingkat kesadaran
Nyeri kepala
Muntah
Hemiparesis
Dilatasi pupil ipsilateral
Pernapasan dalam cepat kemudian dangkal irreguler
Penurunan nadi
Peningkatan suhu
Subdural Hematoma
Terkumpulnya darah antara duramater dan jaringan otak, dapat terjadi akut dan kronik.
Terjadi akibat pecahnya pembuluh darah vena / jembatan vena yang biasanya terdapat
diantara duramater, perdarahan lambat dan sedikit. Periode akut terjadi dalam 48 jam - 2
hari atau 2 minggu dan kronik dapat terjadi dalam 2 minggu atau beberapa bulan.
Tanda-tanda dan gejalanya adalah :
Nyeri kepala
Bingung
Mengantuk
Menarik diri
Berfikir lambat
Kejang
Udem pupil
Perdarahan intracerebral berupa perdarahan di jaringan otak karena pecahnya pembuluh
RETNO SRETNO sRETNO sRETNO SRETNO sRETNO sRETNO SRETNO sRETNO s
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]