Anda di halaman 1dari 17

MODUL SYARAF LBM

SGD
MODUL SYARAF LBM
SGD
MODUL SYARAF LBM
SGD

1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]

1; Pembagian otak secara anatomis, histology, maupun fisiologis??


HISTOLOGI
CEREBRUM
Dinding cerebrum terdiri dari 2 bagian yaitu : bagian luar yg dinamakan kortex
cerebri dan bagian dalam disebut medulla. Berlainan dengan medula spinalis, maka
kortex bagian luar merupakan substansia grisea sedangkan medula merupakan
substansia alba. Utk memperluas permukaan otak, maka kortex melipat2 membentuk
gyrus dan sulcus. Pd substansia grisea (kortex cerebri) terdpt gambaran histologik
berupa :
1; lapisan molekuler : mengandung relatif banyak serabut2 yg berjalan ke segala arah
tetapi msh sejajar dengan permukaan kortex
2; lapisan granuler luar : lapisan ini mengandung bahan sel neuron yg kecil sehingga
lapisan ini nampak bergranula
3; lapisan piramidal dalam : lapisan ini mengandung badan sel neuron yg bentuknya spt
piramida
4; lapisan granuler dlm : tampak spt lapisan granuler yg luar
5; lapisan piramidal dalam : lapisan ini mengandung badan sel yg bentuknya spt
piramid, pd lapisan ini ukuran sel piramidalnya besar yg disebut sel Betz
6; lapisan sel polimorf : terdiri dari gabungan serabut2 saraf bermielin dan juga terdpt pd
sel neuroglia.
pada pengamatan mikroskopis : lapisan2 tsb diatas sukar sekali dibedakan. Dalam
pengamatan panoramic (10x10) yang terlihat mendominasi adalah sel2 piramid. Pd
bagian cortex sebelah luar sel2 piramid nampak ukuran kecil sedang semakin ke
medula berukuran lbh besar. Ukuran yg paling besar ditemukan pada bagian yg disebut
dengan lapisan piramid dalam sedang sel piramid besar disebut juga sel BETZ.
CEREBELLUM
Cortex cerebellum terdiri dari 3 lapisan :
1; lapisan molekuler terdiri dari sel basket, sel2 stellata, dan axon collateral

RETNO SRETNO sRETNO sRETNO SRETNO sRETNO sRETNO SRETNO sRETNO s

MODUL SYARAF LBM


SGD
MODUL SYARAF LBM
SGD
MODUL SYARAF LBM
SGD

1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]

2; lapisan sel Purkinje (lapisan ganglioner) terdiri dari satu lapisan sel saraf berisi sel2
purkinje
3; lapisan granuler terdiri dari banyak sel2 neuron yg kecil2, sel2 granuler/sel horizontal
juga terdapat sel2 neuron golgi tipe II
MEDULA SPINALIS
Terdapat dalam columna vertebralis yg berbentuk tabung silindrik. Penampang
melintang medula spinalis :
1; pada penampang melintang dpt dibedakan antara substansia alba dan substansia grisea
-

substansia grisea ditengah berbentuk huruf H dengan lubang ditengah yg dinamakan


Canalis Sentralis

substansia alba letaknya dibagian luar dari substansia grisea

2; penyusun substansia grisea dan alba


-

substansia grisea terdiri dari : perikaryon, serabut2 saraf tak bermielin, sel neuroglia,
pembuluh drh dan jaringan penyambung

substansia alba terdiri dari : didominasi oleh serabut2 yg bermielin


ANATOMI

SSP (Susunan saraf pusat terdiri) dari:


a; Otak (otak besar dan otak kecil)
Otak besar (serebrum), terdiri atas:
Korteks serebri, adalah substansia grisea yang terletak pada permukaan
hemisfer serebri. Tiap hemisfer serebri terdiri atas lobus frontalis, lobus
parietalis, lobus temporalis dan lobus oksipitalis
Medula serbri, adalah bagian sentral dari hemisfer serebri yang letaknya
dibawah korteks serebri. Medula serebri terdiri atas substansia alba,
ventrikulus lateralis, dan kelompok nuklei

RETNO SRETNO sRETNO sRETNO SRETNO sRETNO sRETNO SRETNO sRETNO s

MODUL SYARAF LBM


SGD
MODUL SYARAF LBM
SGD
MODUL SYARAF LBM
SGD

1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]

Otak kecil (serebelum), terdiri atas

Vermis, terletak disebelah medial dari serebelum dan merupakan bagian yang
kecil dari serebelum

Hemisfer serebeli, terletak disebelah lateral serebelum dan merupakan bagian


yang besar.

b; Batang otak (terdiri atas mesensefalon, pons dan medula oblongata)


c; Medula spinalis
Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut:
1.Durameter; merupakan selaput yang kuat dan bersatu dengan tengkorak.
2.Araknoid; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di dalamnya
terdapat cairanserebrospinal is; semacam cairan limfa yang mengisi sela sela membran
araknoid. Fungsi selaput araknoid adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak dari bahaya
kerusakan mekanik.
3.Piameter. Lapisan ini penuh dengan pembuluh darah dan sangat dekat dengan permukaan
otak. Agaknya lapisan ini berfungsi untuk memberi oksigen dan nutrisi serta mengangkut
bahan sisa metabolisme.
Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:
1; badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)

serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)


3; sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam
2;

sistem saraf pusat


FISIOLOGI
Fungsi Bagian-bagian Otak4

Otak besar(serebrum )

RETNO SRETNO sRETNO sRETNO SRETNO sRETNO sRETNO SRETNO sRETNO s

MODUL SYARAF LBM


SGD
MODUL SYARAF LBM
SGD
MODUL SYARAF LBM
SGD

1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]

Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktifitas mental, yaitu yang berkaitan
dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori),kesadaran, danpertim bangan.
Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan
kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks serebrum
yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di
sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon
rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik.
Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan
belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian yang mengatur kegiatan
psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan pusat proses berfikir (yaitu
mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di bagian
belakang.
http ://id.wikiped ia.org/wiki /Siste m_saraf_pusat
Otak tengah(mesensefalon )
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah terdapat
talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas
(dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti
penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.

Otak kecil(serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara
sadar,keseimb angan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya
maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.

TRAUMA CAPITIS
DEFINISI

RETNO SRETNO sRETNO sRETNO SRETNO sRETNO sRETNO SRETNO sRETNO s

MODUL SYARAF LBM


SGD
MODUL SYARAF LBM
SGD
MODUL SYARAF LBM
SGD

1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]

Trauma capitis adalah gangguan traumatic yang menyebabkan gangguan fungsi otak
disertai atau tanpa disertai perdarahan in testina dan tidak mengganggu jaringan otak tanpa
disertai pendarahan in testina dan tidak mengganggu jaringan otak
Merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan utama pada kelompok usia produktif
dan sebagian besar terjadi akibat kecelakaan lalu lintas.
( KAPITA SELEKTA,Jilid 2 )
Tipe-Tipe Trauma :
1; Trauma Kepala Terbuka: Faktur linear daerah temporal menyebabkan pendarahan
epidural, Faktur Fosa anterior dan hidung dan hematom faktur lonsitudinal.
Menyebabkan kerusakan meatus auditorius internal dan eustachius.
2; Trauma Kepala Tertutup

Comosio Cerebri, yaitu trauma Kapitis ringan, pingsan + 10 menit, pusing dapat
menyebabkan kerusakan struktur otak.

Contusio / memar, yaitu pendarahan kecil di jaringan otak akibat pecahnya pembuluh
darah kapiler dapat menyebabkan edema otak dan peningkatan TIK.

Pendarahan Intrakranial, dapat menyebabkan penurunan kesadaran, Hematoma yang


berkembang dalam kubah tengkorak akibat dari cedera otak. Hematoma disebut
sebagai epidural, Subdural, atau Intra serebral tergantung pada lokasinya.

Cedera kepala menurut patofisiologi dibagi menjadi dua :


CEDERA KEPALA PRIMER
Akibat langsung pada mekanisme dinamik (acelerasi - decelerasi rotasi ) yang
menyebabkan
gangguan pada jaringan.
Pada cedera primer dapat terjadi :
1. Gegar kepala ringan
2. Memar otak
3. Laserasi
CEDERA KEPALA SEKUNDER
1. Pada cedera kepala sekunder akan timbul gejala, seperti :

RETNO SRETNO sRETNO sRETNO SRETNO sRETNO sRETNO SRETNO sRETNO s

MODUL SYARAF LBM


SGD
MODUL SYARAF LBM
SGD
MODUL SYARAF LBM
SGD

1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]

2. Hipotensi sistemik
3. Hipoksia
4. Hiperkapnea
5. Udema otak
6. Komplikasi pernapasan

Ada berbagai klasifikasi yang di pakai dalam penentuan derajat kepala.


The Traumatic Coma Data Bank mendefinisakan berdasarkan skor Skala Koma
Glasgow (cited in Mansjoer, dkk, 2000: 4):
Cidera kepala ringan/minor (kelompok resiko rendah)

Skor skala koma Glasglow 15 (sadar penuh,atentif,dan orientatif)

Tidak ada kehilangan kesadaran(misalnya konkusi)

Tidak ada intoksikasi alkohaolatau obat terlarang

Pasien dapat mengeluh nyeri kepala dan pusing

Pasien dapat menderita abrasi,laserasi,atau hematoma kulit kepala

Tidak adanya kriteria cedera sedang-berat.

Cidera kepala sedang (kelompok resiko sedang)

Skor skala koma glasgow 9-14 (konfusi, letargi atau stupor)

Konkusi

Amnesia pasca trauma

Muntah

Tanda kemungkinan fraktur kranium (tanda battle,mata rabun,hemotimpanum,otorhea


atau rinorhea cairan serebrospinal).

Cidera kepala berat (kelompok resiko berat)

Skor skala koma glasglow 3-8 (koma)

RETNO SRETNO sRETNO sRETNO SRETNO sRETNO sRETNO SRETNO sRETNO s

MODUL SYARAF LBM


SGD
MODUL SYARAF LBM
SGD
MODUL SYARAF LBM
SGD

1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]

Penurunan derajat kesadaran secara progresif

Tanda neurologis fokal

Cidera kepala penetrasi atau teraba fraktur depresikranium.

Menurut Keperawatan Klinis dengan pendekatan holistik (1995: 226):


Cidera kepala ringan /minor

SKG 13-15

Dapat terjadi kehilangan kesadaran atau amnesia tetapi kurang dari 30 menit.Tidak
ada fraktur tengkorak,tidak ada kontusio cerebral,dan hematoma.

Cidera kepala sedang

SKG 9-12

Kehilangan kesadaran dan atau amnesia lebih dari 30 menit tetapi kurang dari 24
jam.Dapat mengalami fraktur tengkorak.

Cidera kepala berat

SKG 3-8

Kehilangan kesadaran dan atau terjadi amnesia lebih dari 24 jam,juga meliputi
kontusio serebral,laserasi atau hematoma intrakranial.

Annegers ( 1998 ) membagi trauma kepala berdasarkan lama tak sadar dan lama
amnesia pasca trauma yang di bagi menjadi :
1; Cidera kepala ringan,apabila kehilangan kesadaran atau amnesia berlangsung kurang
dari 30 menit
2; Cidera kepala sedang,apabila kehilangan kesadaran atau amnesia terjadi 30 menit
sampai 24 jam atau adanya fraktur tengkorak
3; Cidera kepala berat,apabiula kehilangan kesadaran atau amnesia lebih dari 24
jam,perdarahan subdural dan kontusio serebri.

RETNO SRETNO sRETNO sRETNO SRETNO sRETNO sRETNO SRETNO sRETNO s

MODUL SYARAF LBM


SGD
MODUL SYARAF LBM
SGD
MODUL SYARAF LBM
SGD

1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]

Arif mansjoer, dkk (2000) mengklasifikasikan cidera kepala berdasarakan mekanisme,


keparahan dan morfologi cidera.
Mekanisme : berdasarkan adanya penetrasi durameter:
v

Trauma tumpul

: Kecepatan tinggi(tabrakan mobil).


: Kecepatan rendah(terjatuh,di pukul).

Trauma tembus(luka tembus peluru dan cidera tembus lainnya.

Keparahan cidera
v

Ringan

: Skala koma glasgow(GCS) 14-15.

Sedang

: GCS 9-13.

Berat

: GCS 3-8.

Morfologi
v

Fraktur tengkorak

: kranium: linear/stelatum; depresi/non depresi; terbuka/tertutup.

Basis:dengan/tanpa kebocoran cairan serebrospinal, dengan/tanpa kelumpuhan nervus VII.


v

Lesi intrakranial

: Fokal: epidural, subdural, intraserebral. Difus: konkusi ringan,

konkusi klasik, cidera difus.


Jenis-jenis cidera kepala (Suddarth, dkk, 2000, l2210-2213)
1; Cidera kulit kepala. Cidera pada bagian ini banyak mengandung pembuluh darah,
kulit kepala berdarah bila cidera dalam. Luka kulit kepala maupun tempat masuknya
infeksi intrakranial. Trauma dapat menyebabkan abrasi, kontusio, laserasi atau avulsi.
2; Fraktur tengkorak. Fraktur tengkorak adalah rusaknya kontinuitas tulang tengkorak di
sebabkan oleh trauma. Adanya fraktur tengkorak biasanya dapat menimbulkan
dampak tekanan yang kuat. Fraktur tengkorak diklasifikasikan terbuka dan tertutup.
Bila fraktur terbuka maka dura rusak dan fraktur tertutup keadaan dura tidak rusak.
3; Cidera Otak. Cidera otak serius dapat tejadi dengan atau tanpa fraktur tengkorak,
setelah pukulan atau cidera pada kepala yang menimbulkan kontusio, laserasi dan
hemoragi otak. Kerusakan tidak dapat pulih dan sel-sel mati dapat diakibatkan karena

RETNO SRETNO sRETNO sRETNO SRETNO sRETNO sRETNO SRETNO sRETNO s

MODUL SYARAF LBM


SGD
MODUL SYARAF LBM
SGD
MODUL SYARAF LBM
SGD

1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]

darah yang mengalir berhenti hanya beberapa menit saja dan kerusakan neuron tidak
dapat mengalami regenerasi.
4; Komosio. Komosio umumnya meliputi sebuah periode tidak sadarkan diri dalam
waktu yang berakhir selama beberapa detik sampai beberapa menit. Komosio
dipertimbangkan sebagai cidera kepala minor dan dianggap tanpa sekuele yang
berarti. Pada pasien dengan komosio sering ada gangguan dan kadang efek residu
dengan mencakup kurang perhatian, kesulitan memori dan gangguan dalam kebiasaan
kerja.
5; Kontusio. Kontusio serebral merupakan didera kepala berat, dimana otak mengalami
memar, dengan kemungkinan adanya daerah haemoragi. Pasien tidak sadarkan dari,
pasien terbaring dan kehilangan gerakkan, denyut nadi lemah, pernafsan dangkal,
kulit dingin dan pucat, sering defekasi dan berkemih tanpa di sadari.
6; Haemoragi intrakranial. Hematoma (pengumpulan darah) yang terjadi di dalam kubah
kranial adalah akibat paling serius dari cidera kepala, efek utama adalah seringkali
lambat sampai hematoma tersebut cukup besar untuk menyebabkan distorsi dan
herniasi otak serta peningkatan TIK.
7; Hematoma epidural (hamatoma ekstradural atau haemoragi). Setelah cidera kepala,
darah berkumpul di dalam ruang epidural (ekstradural) diantara tengkorak dan dura.
Keadaan ini karena fraktur tulang tengkorak yang menyebabkan arteri meningeal
tengah putus /rusak (laserasi), dimana arteri ini berada di dura dan tengkorak daerah
inferior menuju bagian tipis tulang temporal; haemoragi karena arteri ini
menyebabkan penekanan pada otak.
8; Hematoma sub dural. Hematoma sub dural adalah pengumpulan darah diantara dura
dan dasar, suatu ruang yang pada keadaan normal diisi oleh cairan. Hematoma sub
dural dapat terjadi akut, sub akut atau kronik. Tergantung ukuran pembuluh darah
yang terkena dan jumlah perdarahan yang ada. Hematoma sub dural akut d
hubungkan dengan cidera kepala mayor yang meliputi kontusio dan laserasi.
Sedangkan Hematoma sub dural sub akut adalah sekuele kontusio sedikit berat dan di
curigai pada pasien gangguan gagal meningkatkan kesadaran setelah trauma kepala.

RETNO SRETNO sRETNO sRETNO SRETNO sRETNO sRETNO SRETNO sRETNO s

MODUL SYARAF LBM


SGD
MODUL SYARAF LBM
SGD
MODUL SYARAF LBM
SGD

1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]

Dan Hematoma sub dural kronik dapat terjadi karena cidera kepala minor dan terjadi
paling sering pada lansia.
9; Haemoragi intraserebral dan hematoma. Hemoragi intraserebral adalah perdaraan ke
dalam substansi otak. Haemoragi ini biasanya terjadi pada cidera kepala dimana
tekanan mendesak ke kepala sampai daerah kecil (cidera peluru atau luka tembak;
cidera kumpil).
Etiologi
Cedera kepala dapat disebabkan oleh dua hal antara lain :
1; Benda Tajam. Trauma benda tajam dapat menyebabkan cedera setempat.
2; Benda Tumpul, dapat menyebabkan cedera seluruh kerusakan terjadi ketika energi/
kekuatan diteruskan kepada otak.
Kecelakaan lalu lintas
Terjatuh
Tertembak peluru
Luka tusuk
( KAPITA SELEKTA,Jilid 2 )
Trauma mekanik dan non mekanik
Neurologi klinis dasar, Prof.DR.Mahar Mardjono,Prof.DR.Priguna
Shidarta

Kepala yang bergerak terbentur atau terpelanting akibat benda yang diam

Kepala yang diam yang dibentur oleh benda yang bergerak

Kepala yang tidak bergerak karena tertahan sesuatu mengalami benturan yang
menggencetnya

Kapita selekta neurologi


Kerusakan jaringan otak karena benda tumpul tergantung pada :

RETNO SRETNO sRETNO sRETNO SRETNO sRETNO sRETNO SRETNO sRETNO s

MODUL SYARAF LBM


SGD
MODUL SYARAF LBM
SGD
MODUL SYARAF LBM
SGD

1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]

Lokasi

Kekuatan

Fraktur infeksi/ kompresi

Rotasi

Delarasi dan deselarasi

Mekanisme cedera kepala


1; Akselerasi, ketika benda yang sedang bergerak membentur kepala yang
diam. Contoh : akibat pukulan lemparan.
2; Deselerasi. Contoh : kepala membentur aspal.
3; Deformitas. Dihubungkan dengan perubahan bentuk atau gangguan integritas bagan
tubuh yang dipengaruhi oleh kekuatan pada tengkorak.
PATOFISIOLOGI
Otak dapat berfungsi dengan baik bila kebutuhan oksigen dan glukosa dapat
terpenuhi. Energi yang dihasilkan didalam sel-sel saraf hampir seluruhnya melalui proses
oksidasi. Otak tidak mempunyai cadangan oksigen, jadi kekurangan aliran darah ke otak
walaupun sebentar akan menyebabkan gangguan fungsi. Demikian pula dengan kebutuhan
oksigen sebagai bahan bakar metabolisme otak tidak boleh kurang dari 20 mg %, karena
akan menimbulkan koma. Kebutuhan glukosa sebanyak 25 % dari seluruh kebutuhan
glukosa tubuh, sehingga bila kadar glukosa plasma turun sampai 70 % akan terjadi
gejalagejala
permulaan disfungsi cerebral.
Pada saat otak mengalami hipoksia, tubuh berusaha memenuhi kebutuhan oksigen
melalui proses metabolik anaerob yang dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah. Pada
kontusio berat, hipoksia atau kerusakan otak akan terjadi penimbunan asam laktat akibat
metabolisme anaerob. Hal ini akan menyebabkan asidosis metabolik.
Dalam keadaan normal cerebral blood flow (CBF) adalah 50 - 60 ml / menit / 100
gr. jaringan otak, yang merupakan 15 % dari cardiac output.
Trauma kepala meyebabkan perubahan fungsi jantung sekuncup aktivitas atypicalmyocardial,
perubahan tekanan vaskuler dan udem paru. Perubahan otonom pada fungsi
RETNO SRETNO sRETNO sRETNO SRETNO sRETNO sRETNO SRETNO sRETNO s

MODUL SYARAF LBM


SGD
MODUL SYARAF LBM
SGD
MODUL SYARAF LBM
SGD

1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]

ventrikel adalah perubahan gelombang T dan P dan disritmia, fibrilasi atrium dan vebtrikel,
takikardia.
Akibat adanya perdarahan otak akan mempengaruhi tekanan vaskuler, dimana
penurunan tekanan vaskuler menyebabkan pembuluh darah arteriol akan berkontraksi .
Pengaruh persarafan simpatik dan parasimpatik pada pembuluh darah arteri dan arteriol otak
tidak begitu besar.

Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala cedera kepala dapat dikelompokkan dalam 3 kategori utama ( Hoffman,
dkk, 1996):
1; Tanda dan gejala fisik/somatik: nyeri kepala, dizziness, nausea, vomitus
2; Tanda dan gejala kognitif: gangguan memori, gangguan perhatian dan berfikir
kompleks
3; Tanda dan gejala emosional/kepribadian: kecemasan, iritabilitas

Gambaran klinis secara umum pada trauma kapitis :

Pada kontusio segera terjadi kehilangan kesadaran.

Pola pernafasan secara progresif menjadi abnormal.

Respon pupil mungkn lenyap.

Nyeri kepala dapat muncul segera/bertahap seiring dengan peningkatan TIK.

Dapat timbul mual-muntah akibat peningkatan tekanan intrakranial.

Perubahan perilaku kognitif dan perubahan fisik pada berbicara dan gerakan motorik
dapat timbul segera atau secara lambat.

Dianostik:
1. Pengumpulan data klien baik subyektif atau obyektif pada gangguan sistem persarafan
sehubungan dengan cedera kepala tergantung pada bentuk, lokasi, jenis injuri dan

RETNO SRETNO sRETNO sRETNO SRETNO sRETNO sRETNO SRETNO sRETNO s

MODUL SYARAF LBM


SGD
MODUL SYARAF LBM
SGD
MODUL SYARAF LBM
SGD

1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]

adanya komplikasi pada organ vital lainnya. Data yang perlu didapati adalah sebagai
berikut :
2. Identitas klien dan keluarga (penanggung jawab): nama, umur, jenis kelamin, agama,
suku bangsa, status perkawinan, alamat, golongan darah, pengahasilan, hubungan klien
dengan penanggung jawab.
3. Riwayat kesehatan :
Tingkat kesadaran / GCS ( < 15 )
Confulsi
Muntah
Dispnea / takipnea
Sakit kepala
Wajah simetris / tidak
Lemah
Luka di kepala
Paralise
Akumulasi sekret pada saluran napas
Adanya liquor dari hidung dan telinga
Kejang
Riwayat penyakit dahulu haruslah diketahui baik yang berhubungan dengan sistem
persarafan maupun penyakit sistem sistemik lainnya. demikian pula riwayat penyakit
keluarga terutama yang mempunyai penyakit menular.
Riwayat kesehatan tersebut dapat dikaji dari klien atau keluarga sebagai data
subyektif. Data-data ini sangat berarti karena dapat mempengaruhi prognosa klien.
4. Pemeriksaan Fisik
Aspek neurologis yang dikaji adalah tingkat kesadaran, biasanya GCS < 15,
disorientasi orang, tempat dan waktu. Adanya refleks babinski yang positif, perubahan nilai
tanda-tanda vital kaku kuduk, hemiparese.
Nervus cranialis dapat terganggu bila cedera kepala meluas sampai batang otak karena
udema otak atau perdarahan otak juga mengkaji nervus I, II, III, V, VII, IX, XII.

RETNO SRETNO sRETNO sRETNO SRETNO sRETNO sRETNO SRETNO sRETNO s

MODUL SYARAF LBM


SGD
MODUL SYARAF LBM
SGD
MODUL SYARAF LBM
SGD

1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]

1; CT Scan : mengidentifikasi adanya lesi, hemoragi menentukan ukuran ventrikel


pergeseran cairan otak.
2; MRI : sama dengan CT Scan dengan atau tanpa kontraks.
3; Angiografi Serebral : menunjukkan kelainan sirkulasi serebral seperti pergeseran
jaringan otak akibat edema, perdarahan dan trauma.
4; EEG : memperlihatkan keberadaan/ perkembangan gelombang.
5; Sinar X : mendeteksi adanya perubahan struktur tulang (faktur pergeseran struktur
dan garis tengah (karena perdarahan edema dan adanya frakmen tulang).
6; BAER (Brain Eauditory Evoked) : menentukan fungsi dari kortek dan batang otak..
7; PET (Pesikon Emission Tomografi) : menunjukkan aktivitas metabolisme pada otak.
8; Pungsi Lumbal CSS : dapat menduga adanya perdarahan subaractinoid.
9; Kimia/elektrolit darah : mengetahui ketidakseimbangan yang berpengaruh dalam
peningkatan TIK.
10; GDA (Gas Darah Arteri) : mengetahui adanya masalah ventilasi atau oksigenasi yang
akan dapat meningkatkan TIK.
11; Pemeriksaan toksitologi : mendeteksi obat yang mungkin bertanggung jawab terhadap
penurunan kesadaran.
12; Kadar antikonvulsan darah : dapat dilakukan untuk mengetahui tingkat terapi yang
cukup efektif untuk mengatasi kejang.
Komplikasi
1; Kebocoran cairan serebrospinal akibat fraktur pada fossa anterior dekat sinus frontal
atau dari fraktur tengkorak bagian petrous dari tulang temporal.
2; Kejang. Kejang pasca trauma dapat terjadi segera (dalam 24 jam pertama dini,
minggu pertama) atau lanjut (setelah satu minggu).
3; Diabetes Insipidus, disebabkan oleh kerusakan traumatic pada rangkai hipofisis
meyulitkan penghentian sekresi hormone antidiupetik.
Penatalaksanaan Medik

RETNO SRETNO sRETNO sRETNO SRETNO sRETNO sRETNO SRETNO sRETNO s

MODUL SYARAF LBM


SGD
MODUL SYARAF LBM
SGD
MODUL SYARAF LBM
SGD

1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]

Penatalaksanaan medik cedera kepala yang utama adalah mencegah terjadinya cedera otak
sekunder. Cedera otak sekunder disebabkan oleh faktor sistemik seperti hipotesis atau
hipoksia atau oleh karena kompresi jaringan otak (Tunner, 2000). Pengatasan nyeri yang
adekuat juga direkomendasikan pada pendertia cedera kepala (Turner, 2000).
Penatalaksanaan umum adalah sebagai berikut :

Nilai fungsi saluran nafas dan respirasi.

Stabilisasi vertebrata servikalis pada semua kasus trauma.

Berikan oksigenasi.

Awasi tekanan darah

Kenali tanda-tanda shock akibat hipovelemik atau neuregenik.

Atasi shock

Awasi kemungkinan munculnya kejang.

Penatalaksanaan lainnya:
1; Dexamethason/kalmethason sebagai pengobatan anti edema serebral, dosis sesuai
dengan berat ringannya trauma.
2; Therapi hiperventilasi (trauma kepala berat). Untuk mengurangi vasodilatasi.
3; Pemberian analgetika
4; Pengobatan anti oedema dengan larutan hipertonis yaitu manitol 20% atau glukosa 40
% atau gliserol 10 %.
5; Antibiotika yang mengandung barrier darah otak (penisilin).
6; Makanan atau cairan. Pada trauma ringan bila terjadi muntah-muntah tidak dapat
diberikan apa-apa, hanya cairan infus dextrosa 5% , aminofusin, aminofel (18 jam
pertama dan terjadinya kecelakaan), 2-3 hari kemudian diberikana makanan lunak.
7; Pada trauma berat, hari-hari pertama (2-3 hari), tidak terlalu banyak cairan. Dextrosa
5% untuk 8 jam pertama, ringer dextrose untuk 8 jam kedua dan dextrosa 5% untuk 8
jam ketiga. Pada hari selanjutnya bila kesadaran rendah, makanan diberikan melalui
ngt (2500-3000 tktp). Pemberian protein tergantung nilai urea N.

RETNO SRETNO sRETNO sRETNO SRETNO sRETNO sRETNO SRETNO sRETNO s

MODUL SYARAF LBM


SGD
MODUL SYARAF LBM
SGD
MODUL SYARAF LBM
SGD

1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]

KOMPLIKASI
PERDARAHAN YANG SERING DITEMUKAN
Epidural Hematoma
Terdapat pengumpulan darah di antara tulang tengkorak dan duramater akibat pecahnya
pembuluh darah / cabang - cabang arteri meningeal media yang terdapat di duramater,
pembuluh darah ini tidak dapat menutup sendiri karena itu sangat berbahaya. Dapat terjadi
dalam beberapa jam sampai 1-2 hari. Lokasi yang paling sering yaitu di lobus temporalis dan
parietalis.
Gejala-gejala yang terjadi :
Penurunan tingkat kesadaran
Nyeri kepala
Muntah
Hemiparesis
Dilatasi pupil ipsilateral
Pernapasan dalam cepat kemudian dangkal irreguler
Penurunan nadi
Peningkatan suhu
Subdural Hematoma
Terkumpulnya darah antara duramater dan jaringan otak, dapat terjadi akut dan kronik.
Terjadi akibat pecahnya pembuluh darah vena / jembatan vena yang biasanya terdapat
diantara duramater, perdarahan lambat dan sedikit. Periode akut terjadi dalam 48 jam - 2
hari atau 2 minggu dan kronik dapat terjadi dalam 2 minggu atau beberapa bulan.
Tanda-tanda dan gejalanya adalah :
Nyeri kepala
Bingung
Mengantuk
Menarik diri
Berfikir lambat
Kejang
Udem pupil
Perdarahan intracerebral berupa perdarahan di jaringan otak karena pecahnya pembuluh
RETNO SRETNO sRETNO sRETNO SRETNO sRETNO sRETNO SRETNO sRETNO s

MODUL SYARAF LBM


SGD
MODUL SYARAF LBM
SGD
MODUL SYARAF LBM
SGD

1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]
1
3[PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR]

darah arteri; kapiler; vena.


Tanda dan gejalanya :
Nyeri kepala
Penurunan kesadaran
Komplikasi pernapasan
Hemiplegia kontra lateral
Dilatasi pupil
Perubahan tanda-tanda vital
Perdarahan Subarachnoid
Perdarahan di dalam rongga subarachnoid akibat robeknya pembuluh darah dan permukaan
otak, hampir selalu ada pad cedera kepala yang hebat.
Tanda dan gejala :
Nyeri kepala
Penurunan kesadaran
Hemiparese
Dilatasi pupil ipsilateral
Kaku kuduk
Doenges M.E. (1989) Nursing Care Plan, Guidlines for Planning Patient Care (2 nd ed ).
Philadelpia, F.A. Davis Company.
Long; BC and Phipps WJ (1985) Essential of Medical Surgical Nursing : A Nursing Process
Approach St. Louis. Cv. Mosby Company.
Asikin Z (1991) Simposium Keperawatan Penderita Cedera Kepala.
Panatalaksanaan Penderita dengan Alat Bantu Napas, Jakarta.
Harsono (1993) Kapita Selekta Neurologi, Gadjah Mada University Press

RETNO SRETNO sRETNO sRETNO SRETNO sRETNO sRETNO SRETNO sRETNO s

Anda mungkin juga menyukai