Anda di halaman 1dari 6

Menentukan Geometri Molekul Dengan

Teori VSEPR Molekul Berkerangka


Dasar Trigonal Bipiramid-Studi Kasus
PCl5, SF4, dan ClF3
Tagged with: bentuk molekul bentuk T, bentuk molekul disphenoidal, bentuk molekul
linier, bentuk molekul trigonal bipiramid, ClF3, menentukan bentuk molekul dengan teori
VSEPR, PCl5, SF4
Saturday, October 4, 2008, 17:31
This news item was posted in Larutan Penyangga, Struktur Atom & Konfigurasi Elektron
category and has 0 Comments so far.
Dalam postingan ini saya akan memberi contoh contoh cara menentukan bentuk molekul
yang memiliki kerangka dasar trigonal bipiramid dari molekul PCl5, SF4, dan ClF3.
Geometri molekul dengan kerangka dasar trigonal bipiramid atau lebih dikenal dengan
molekul yang memiliki 5 domain elektron dapat memiliki bentuk molekul sebagai
berikut, trigonal bipiramid, disphenoidal, bentuk T, atau linear.
Hal pertama yang perlu kita lakukan untuk menentukan geometri molekul adalah
menggambar struktur Lewis dari molekul tersebut. Yang menjadi atom pusat adalah P
(elektron valensinya 5), S (elektron valensinya 6), dan Cl (elektron valensinya 7).
Pada molekul PCl5 setiap elektron valensi P masing-masing akan berikatan dengan 1
elektron valensi atom Cl sehingga dihasilkan struktur Lewis seperti gambar dibawah.
Atom P sebagai atom pusat sekarang memiliki 5 buah pasangan atom terikat (PET)
sehingga dari sini dapat kita ramalkan bahwa bentuk geometri PCl5 adalah trigonal
bipiramid dan bentuk molekulnya adalah sama yaitu trigonal bipiramid.

Pada molekul SF4, 4 elektron valensi S akan berikatan masing-masing dengan F,


sehingga pada atom S sekarang terdapat 4 PET dan satu buah PEB (pasangan elektron
berikatan). Artinya atom pusat S memiliki total 5 pasangan elektron, apa artinya? Yup,
betul kerangka dasar geometri SF4 adalah trigonal bipiramid. Bagaimana dengan bentuk
molekulnya? Karena terdapat satu PEB maka maka bentu molekul SF4 disebut sebagai
disphenoidal.

Pada molekul ClF3, 3 elektron valensi Cl masing-masinf akan berikatan dengan


atom F sehingga pada atom pusat Cl sekarang terdapat 2 PEB dan 3 PET, yang
menghasilkan kerangka dasar geometri trigonal piramid. Disebabkan terdapat 2 PEB
maka bentuk molekulnya sekarang menjadi seperti gambar dibawah ini yang disebut
sebagai bentuk T.

Jadi kesimpulannya bahwa molekul dengan 5 pasangan elektron atau 5 domain elektron
dengan kondisi:

5 pasangan elektron semuaya PET maka bentuk molekulnya trigonal bipiramid


4 pasangan PET dan 1 PEB maka bentuk molekulnya disebut disphenoidal
3 pasangan PET dan 2 PEB maka bentuk molekulnya disebut sebagai bentuk T
2 pasangan PET dan 3 PEB maka bentuk molekulnya disebut sebagai linier

Bentuk Molekul
Kimia Kelas 2 > Ikatan Kimia

236
< Sebelum

Sesudah >

Dalam bentuk molekul dikenal adanya teori ikatan valensi. Teori ini menyatakan
bahwa ikatan antar atom terjadi dengan cara saling bertindihan dari orbital-orbital
atom. Elektron dalam orbital yang tumpang tindih harus mempunyai bilangan
kuantum spin yang berlawanan.
Pertindihan antara dua sub kulit s tidak kuat, oleh karena distribusi muatan yang
berbentuk bola, oleh sebab itu pada umumnya ikatan s - s relatif lemah.
Sub kulit "p" dapat bertindih dengan sub kulit "s" atau sub kulit "p" lainnya,
ikatannya relatif lebih kuat, hal ini dikarenakan sub kulit "p" terkonsentrasi pada
arah tertentu.
Contoh:
a. Molekul HF:

- konfigurasi atom H : 1s1


- konfigurasi atom F: 1s2 2s2 2Px2 2py2 2pz1

Tumpang tindih terjadi antara sub kulit 1s dari atom H dengan orbital 2pz dari
aton, F. Pertindihan demikian disebut pertindihan sp.
b. Molekul H2O:

- konfigurasi atom H : 1s1


- konfigurasi atom O: 1s2 2s2 2Px2 2py1 2pz1

Dalam atom O terdapat 2 elektron dalam keadaan yang tidak berpasangan


(orbital 2py dan 2pz), masing-masing orbital ini akan bertindihan dengan orbital
1s dari 2 atom H. Kedudukan orbital-orbital p saling tegak lurus, diharapkan
sudut ikatannya sebesar 90o, tetapi karena adanya pengaruh pasangan elektron
2px, maka kedua ikatan tersebut akan tertolak dan membentuk sebesar 104.5o.
c. Molekul CH4

- konfigurasi atom H: 1s1


- konfigurasi atom C: 1s2 2s2 2Px1 2py1 2pz0

Untuk mengikat 4 atom H menjadi CH4, maka 1 elektron dari orbital 2s akan
dipromosikan ke orbital 2pz, sehingga konfigurasi elektron atom C menjadi: 1s1
2s1 2px1 2py1 2pz1 . Orbital 2s mempunyai bentuk yang berbeda dengan ketiga
orbital 2p, akan tetapi ternyata kedudukan keempat ikatan C-H dalam CH4 adalah
sama. Hal ini terjadi karena pada saat orbital 2s, 2px, 2py dan 2pz menerima 4
elektron dari 4 atom H, keempat orbital ini berubah bentuknya sedemikian
sehingga mempunyai kedudukan yang sama. Peristiwa ini disebut "hibridisasi".
Karena perubahan yang terjadi adalah 1 orbital 2s dan 3 orbital 2p, maka disebut
hibridisasi sp3. Bentuk molekul dari ikatan hibrida sp3 adalah tetrahedron.

BEBERAPA BENTUK GEOMETRI IKATAN, ANTARA LAIN :


Jenis ikatan

Jumlah ikatan
maksimum

Bentuk geometrik

sp

Linier

sp

Segitiga datar

sp

Tetrahedron

Trigonal bipiramid

Segiempat datar

Oktahedron

dsp

sp d ; dsp
2

d2sp3 ; sp3d2

Hibridisasi dan Bentuk Molekul


Berbagai macam tipe hibridisasi:
Orbital Asal

Orbital
Hibrida
sp

Bentuk orbital
Hibrida
Linear

s,p,p

sp2

Segitiga sama
sisi

s,p,p,p

sp3

Tetrahedron

s,p

Gambar

s,p,p,p,d

sp3d

Bipirimida
trigonal

s,p,p,p,d,d

sp3d2

oktahedron

Diposkan oleh Dody Catur P di 19:36


Label: Kimia SMU Kelas XI
http://findtoyou.com/powerpoint/notasi+vsper.html

Anda mungkin juga menyukai