Tugas Teknik Lingkungan - USU
Tugas Teknik Lingkungan - USU
(TEKNIK LINGKUNGAN)
OLEH
RAHMAN SONOWIJOYO
130421036
Tahun Tempat
1972
Swedia
1982
Nairobi,
Kenya
1992
Brazil,
Jargon,
Rio de
Janeiro.
2002
Yohannesburg
Wellington,
Selandia Baru
Asbut fotokimia biasanya terjadi di daerah-daerah industri atau kota padat mobil yang
menghasilkan emisi berat dan terkonsentrasi. Tetapi asbut fotokimia tidak hanya menjadi
masalah di kota-kota industri, sebab bisa menyebar ke daerah non industri.
Ga
mbar Contoh Asbut
Dampak
A.Dampak bagi kesehatan
-Menyebabkan penyakit emfisema bromkitis dan asma.
-Meningkatkan tingkat kematian akibat masalah pernafasan di
rumah sakit (seringkali meningkat saat kadar ozon tinggi).
-Menyebabkan kesulitan bernafas, kelelahan,
-Menyebabkan Permasalah respirasi
-Peroksiasetil nitrat yang terkantdung pada asbut dapat mengiritasi mata.
B.Dampak Bagi Perekonomian dan lalu lintas
Lalu lintas penerbangan,jalan raya dan kapal akan terganggu oleh kabut, jarak penglihatan
tidak sampai 50 meter menyebabkan rentan terjadi kecelakaan lalu lintas, sehingga
menyebabkan kerugian ekonomi besar, karena sebagianorang-orang yang bekerja tidak bisa
menjalankan
aktifitas sebagaimana mestinya. Asbut yang disebabkan oleh kebakaran menyebabkan
kerusakan
lahan pertanian,hutan,ladang sehingga menyebabkan kerugian bagi para peladang Upaya
Penanggulangan
- Menanamkan kesadaran sejak dini melalui pendidikan dan penyuluhan.
- Melaporkan kepada pihak yg berwajib bila mengetahui adanya potensi kebakaran lahan
hutan.
- Turut serta berperan serta dalam upaya pemadaman.
-Pemerintah harus lebih progresif dalam melakukan upaya pemadaman, pencegahan dan
penanggulangan dampak kebakaran.
-Hukum harus ditegakkan untuk membuat jera para pelaku.menghukum seberat-beratnya para
pelaku (yang menyebabkan kerusakan) sesuai dengan kerusakan yang ditimbulkan.
penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah
itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah
tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke
bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang
kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Bioremediasi adalah proses
pembersihan pencemaran tanahdengan menggunakan mikroorganisme (jamur,
bakteri), bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar
menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun. Salah satu mikroorganisme
yang berfungsi sebagai bioremediasi adalah jamur vesikular arbuskular mikoriza
(vam). Jamur vam dapatberp[eran langsung maupun tidak langsung dalam remediasi
tanah. Berperan langsung karena kemampuannya menyerap unsurl logam dari dalam
tanah dan berperan tidak langsung karena menstimulir pertumbuhan mikroorganisme
bioremediasi lain seperti bakteri tertentu, jamur dan sebagainya
Terputusnya sebagian rantai makanan pada suatuPerubahan lingkungan ekosistem
menyebabkan terganggunya daur materi dan aliran energi. Selanjutnya, akan diikuti
keguncangan terhadap keseimbanhan lingkungan. Berubahnya keseimbangan akan
mengakibatkan berbagai dampak. Pembabatan hutan Penggunaan pestisida
Penyederhanaan ekosistem
Hutan merupakan salah satu ekosistem19. Pembabatan hutan klimaks yang mantap.
Sejalan dengan meningkatnya populasi manusia, kawasan hutan diubah menjadi
berbagai kepentingan seperti untuk lahan pertanian, perumahan, industri,
perdagangan, perkantoran, Pembukaan hutan untuk berbagai kepentingandan lainlain. lain dilakukan dengan melakukan pembakaran. Pembakaran hutan akan
berdampak besar terhadap tata air tanah dan kelangsungan daur hidrologi Dengan
melakukan pembakaran hutan, berartitersebut. membunuh semua komponen biotik
yang ada. Berarti hilanglah sebagian plasma nutfah. Produsen, konsumen, maupun
mikroba akan punah.
Perubahan lingkungan
Penggunaan pestisida Pestisida adalah bahan kimia yang biasa dipergunakan untuk
memberantas hama. Salah satu sifat pestisida adalah sulit terurai, tetapi mudah larut
dalam lemak dan jaringan lemak. Contoh pestisida yang memiliki sifat-sifat di atas
adalah DDT (dichloro diphenil triclorethane). Dalam intensifikasi pertanian,
diperlukan penambahan pemakaian pupuk dan pestisida pemberantas hama. Pupuk
yang dipergunakan untuk meningkatkan produksi pertanian dalam intensifikasi adalah
jenis pupuk buatan, seperti urea, ZA, KCl, NPK, TSP, dan lain-lain. Kelebihan
pupuk organik tersebut dapat menyebabkan berubahnya derajat keasaman (pH) tanah.
Keadaan ini dapat mempengaruhi kehidupan mikroba dan fauna tanah. Di samping
itu, akan berpengaruh terhadap Tahukah anda ?? kemampuan tumbuhan dalam
penyerapan zat hara.
Dampak pestisida
Penyederhanaan ekosistem Untuk meningkatkan produksi pertanian, manusia
melakukan intensifikasi pertanian. Salah satu usaha yang dikembangkan adalah
penggunaan bibit unggul. Untuk dapat menghasilkan produksi tinggi, pengembangan
bibit unggul harus dibudidayakan dengan sistem monokultur. Monokultur adalah
EKOLOGI
Ekologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hubungan makluk hidup
dan lingkungannya. Bumi memiliki banyak sekali jenis-jenis mahkluk hidup, mulai dari
tumbuhan dan binatang yang sangat kompleks hingga organisme yang sederhana seperti
jamur, amuba dan bakteri. Meskipun demikian semua mahkluk hidup tanpa kecuali, tidak
bisa hidup sendirian. Masing-masing tergantung pada mahkluk hidup yang lain ataupun
benda mati di sekelilinganya. Misalnya seekor kijang membutuhkan tumbuh-tumbuhan
tertentu untuk makanan, jika tumbuhan di lingkungan sekitarnya dirusak maka kijang tersebut
harus berpindah atau mati kelaparan. Sebaliknya tumbuhan agar bisa hidup juga tergantung
pada binatang untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Kotoran binatang, bangkai binatang
maupun tumbuhan, menyediakan berbagai nutrisi yang bermanfaat bagi tanaman.
Mempelajari ekologi sangat penting, karena masa depan kita sangat tergantung pada
hubungan ekologi di seluruh dunia. Meskipun perubahan terjadi di tempat lain di bumi ini,
namun akibatnya akan kita rasakan pada lingkungan di sekitar kita. Meskipun ekologi adalah
cabang dari biologi, namun seorang ahli ekologi harus menguasai ilmu lain seperti kimia,
fisika, dan ilmu komputer. Ekologi juga berhubungan dengan bidang ilmu-ilmu tertentu
seperti geologi, meteorologi, dan oseanografi, guna mempelajari lingkungan dan
hubungannya antara tanah, air, dan udara. Pendekatan dari berbagai ilmu membantu ahli
ekologi untuk memahami bagaimana lingkungan nonhidup mempengaruhi mahkluk hidup.
Hal ini juga bisa membantu untuk memperkirakan atau meramalkan dampak dari masalah
lingkungan seperti hujan asam atau efek rumah kaca.
Ahli ekologi mempelajari organisasi alam dalam tiga tingkatan:
1. Populasi,
2. Komunitas,
3. Ekosistem
Mereka menganalisa struktur, aktifitas dan perubahan yang terjadi di dalam dan diantara
tingkatan-tingkatan ini. Ahli ekologi biasanya bekerja di lapangan, mempelajari cara kerja
alam. Mereka sering berada di wilayah yang terisolasi seperti di sebuah kepulauan dimana
hubungan antara tanaman dan binatang mungkinlebih sederhana dan mudah untuk dipahami.
Misalnya ekologi dari Isle Royale sebuah pulau di danau Superior telah dipelajari secara luas.
Banyak ilmuwan yang mengfokuskan pada cara memecahkan suatu masalah, seperti
bagaimana cara mengendalikan efek kerusakan polusi udara dan air yang berpengaruh
terhadap mahkluk hidup.
1. POPULASI
Populasi adalah sekelompok mahkluk hidup dengan spesies yang sama, yang hidup di suatu
wilayah yang sama dalam kurun waktu yang sama pula. Misalnya semua rusa di Isle Royale
membentuk suatu populasi, begitu juga dengan pohon-pohon cemara. Ahli ekologi
memastikan dan menganalisa jumlah dan pertumbuhan dari populasi serta hubungan antara
masing-masing spesies dan kondisi-kondisi lingkungan.
Faktor yang menentukan populasi
Jumlah dari suatu populasi tergantung pada pengaruh dua kekuatan dasar. Pertama adalah
jumlah yang sesuai bagi populasi untuk hidup dengan kondisi yang ideal. Kedua adalah
gabungan berbagai efek kondisi faktor lingkungan yang kurang ideal yang membatasi
pertumbuhan. Faktor-faktor yang membatasi diantaranya ketersediaan jumlah makanan yang
rendah, pemangsa, persaingan dengan mahkluk hidup sesama spesies atau spesies lainnya,
iklim dan penyakit.
Jumlah terbesar dari populasi tertentu yang dapat didukung oleh lingkungan tertentu disebut
dengan kapasitas beban lingkungan untuk spesies tersebut. Populasi yang normal biasanya
lebih kecil dari kapasitas beban lingkungan bagi mereka disebabkan oleh efek cuaca yang
buruk, musim mengasuh bayi yang kurang bagus, perburuan oleh predator, dan faktor-faktor
lainnya.
Faktor-faktor yang merubah populasi
Tingkat populasi dari spesies bisa banyak berubah sepanjang waktu. Kadangkala perubahan
ini disebabkan oleh peristiwa-peristiwa alam. Misalnya perubahan curah hujan bisa
menyebabkan beberapa populasi meningkat sementara populasi lainnya terjadi penurunan.
Atau munculnya penyakit-penyakit baru secara tajam dapat menurunkan populasi suatu
spesies tanaman atau hewan. Sebagai contoh peralatan berat dan mobil menghasilkan gas
asam yang dilepas ke dalam atmosfer, yang bercampur dengan awan Dan turun ke bumi
sebagai hujan asam. Di beberapa wilayah yang menerima hujan asam dalam jumlah besar
populasi ikan menurun secara tajam.
2. KOMUNITAS
Sebuah komunitas adalah kumpulan populasi tumbuhan dan tanaman yang hidup secara
bersama di dalam suatu lingkungan. Serigala, rusa, berang-berang, pohon cemara dan pohon
birch adalah beberapa populasi yang membentuk komunitas hutan di Isle Royale. Ahli
ekologi mempelajari peranan masing-masing spesies yang berbeda di dalam komunitas
mereka. Mereka juga mempelajari tipe komunitas lain dan bagaimana mereka berubah.
Beberapa komunitas seperti hutan yang terisolasi atau padang rumput dapat diidentifikasi
secara mudah, sementara yang lainnya sangat sulit untuk dipastikan.
Sebuah komunitas tumbuh-tumbuhan dan binatang yang mencakup wilayah yang sangat luas
disebut biome. Batas-batas biome yang berbeda pada umumnya ditentukan oleh iklim. Biome
yang utama termasuk diantaranya padang pasir, hutan, tundra, dan beberapa tipe biome air.
Peran suatu spesies di dalam komunitasnya disebut peran ekologi (niche). Sebuah peran
ekologi terdiri dari cara-cara sebuah spesies berinteraksi di dalam lingkungannya, termasuk
diantaranya faktor-faktor tertentu seperti apa yang dimakan atau apa yang digunakan untuk
energi, predator yang memangsa, jumlah panas, cahaya atau kelembaban udara yang
dibutuhkan, dan kondisi dimana dapat direproduksi.
Ahli ekologi memiliki catatan yang panjang tentang beberapa spesies yang menempati peran
ekologi tinggi tertentu dalam komunitas tertentu.Berbagai penjelasan banyak yang diusulkan
untuk hal ini. Beberapa ahli ekologi merasa bahwa hal ini disebabkan karena kompetisi jika
dua spesies mencoba untuk mengisi peran ekologi "niche" yang sama, selanjutnya kompetisi
untuk membatasi berbagai sumber daya akan menekan salah satu spesies keluar. Ahli lainnya
berpendapat bahwa sebuah spesies yang menempati peran ekology yang tinggi,
melakukannya karena tuntutan fisik yang keras tentang peran tertentu tersebut di dalam
komunitas. Dengan kata lain hanya satu spesies yang menempati peran ekologi "niche" bukan
karena memenangkan kompetisi dengan spesies lainnya, tetapi karena hanya satu-satunya
anggota komunitas yang memiliki kemampuan fisik memainkan peran tersebut.
Perubahan komunitas yang terjadi disebut suksesi ekologi. Proses yang terjadi berupa urutanurutan yang lambat, pada umumnya perubahannya dapat diramalkan yakni dalam hal jumlah
dan jenis mahkluk organisme yang ada di suatu tempat . Perbedaan intensitas sinar matahari,
perlindungan dari angin, dan perubahan tanah dapat merubah jenis-jenis organisme yang
hidup di suatu wilayah.
Perubahan-perubahan ini dapat juga merubah populasi yang membentuk komunitas.
Selanjutnya karena jumlah dan jenis spesies berubah, maka karakteristik fisik dan kimia dari
wilayah mengalami perubahan lebih lanjut. Wilayah tersebut bisa mencapai kondisi yang
relatip stabil atau disebut komunitas klimaks, yang bisa berakhir hingga ratusan bahkan
ribuan tahun.
Para ahli ekologi membedakan dua tipe suksesi yakni primer dan sekunder. Di dalam suksesi
primer organisme mulai menempati wilayah baru yang belum ada kehidupan seperti sebuah
pulau baru yang terbentuk karena letusan gunung berapi. Sebagai contoh anak krakatau yang
terbentuk sejak 1928 dari kondisi steril, kini telah dihuni oleh puluhan spesies.
Suksesi sekunder terjadi setelah komunitas yang ada menderita gangguan yang besar sebagai
contoh sebuah komunitas klimaks (stabil) hancur karena terjadinya kebakaran hutan.
Komunitas padang rumput dan bunga liar akan tumbuh pertama kali. Selanjutnya diikuti oleh
tumbuhan semak-semak. Terakhir pohon-pohonan baru muncul kembali dan wilayah tersebut
akan kembali menjadi hutan hingga gangguan muncul kembali. Dengan demikian kekuatankekuatan alam yang terakhir menyebabkan terjadinya komunitas klimaks (stabil). Sebagai
tambahan para ahli ekologi memandang kebakaran dan gangguan alam besar lainnya sebagai
hal yang dapat diterima dan tetap diharapkan.
3. EKOSISTEM
Sebuah ekosistem adalah level paling kompleks dari sebuah organisasi alam. Ekosistem
terbentuk dari sebuah komunitas dan lingkungan abiotiknya seperti iklim, tanah, air, udara,
nutrien dan energi. Ahli ekologi sistem adalah mereka yang mencoba menghubungkan
bersama beberapa perbedaan aktifitas fisika dan biologi di dalam suatu lingkungan. Penelitian
mereka seringkali terfokus pada aliran energi dan perputaran material-material yang ada di
dalam sebuah ekosistem. Mereka biasanya menggunakan komputer yang canggih untuk
membantu memahami data-data yang dikumpulkan dari penelitian di lapangan dan untuk
memprediksi perkembangan yang akan terjadi.
Aliran Energi
Para ahli ekologi mengkategorikan elemen-elemen yang membentuk atau yang memberi efek
pada sebuah ekosistem menjadi 6 bagian utama berdasarkan para aliran energi dan nutrien
yang mengalir pada sistem:
1. Matahari
2. Bahan-bahan anorganik
3. Produsen
4. Konsumen Pertama
5. Konsumen Kedua
6. Pengurai
Sebuah ekosistem yang sederhana dapat digambarkan seperti berikut.
Matahari menyediakan energi yang hampir dibutuhkan semua produsen untuk membuat
makanan. Produsen terdiri dari tanaman-tanaman hijau seperti rumput dan pohon yang
membuat makanan melalui proses fotosintesis. Tanaman juga membutuhkan bahan-bahan
abiotik seperti air dan pospor untuk tumbuh. Yang termasuk konsumen pertama diantaranya
tikus, kelinci, belalang dan binatang pemakan tumbuhan lainnya. Ular, macan dan konsumen
kedua lainnya atau yang biasa disebut dengan predator adalah pemakan binatang. Pengurai
seperti jamur dan bakteri, menghancurkan tanaman dan binatang yang telah mati menjadi
nutrien-nutrien sederhana. Nutrien-nutrien tersebut kembali ke dalam tanah dan digunakan
kembali oleh tanaman-tanaman.
Tingkatan-tingkatan energi yang berkesinambungan yang berlangsung dalam bentuk
makanan ini disebut rantai makanan. Di dalam sebuah rantai makanan yang sederhana
rumput adalah produsen, konsumen pertama seperti kelinci memakan rumput. Kelinci
selanjutnya dimakan oleh konsumen kedua misalnya ular atau macan. Bakteri pengurai
menghancurkan sisa-sisa rumput yang mati, kelinci, ular, dan macan yang tidak termakan,
sama halnya seperti menghancurkan kotoran binatang.
Sebagian besar ekosistem memiliki suatu variasi produsen, konsumen dan pengurai yang
membentuk sebuah rantai makanan yang saling tumpang tindih yang dinamakan jaringan
makanan. Jaringan-jaringan makanan terutama sekali terdapat di ekosistem wilayah tropis
dan ekosistem lautan.
Beberapa spesies makan banyak jenis makanan tetapi ada juga yang membutuhkan makanan
yang khusus. Konsumen pertama seperti koala dan panda terutama makan satu jenis tanaman.
Makanan utama koala adalah eucalyptus dan makanan utama panda adalah bambu. Jika
tanaman-tanaman ini mati maka kedua binatang tersebut juga ikut mati.
Energi yang berpindah melalui sebuah ekosistem berada dalam sebuah urutan transformasi.
Pertama produsen merubah sinar matahari menjadi energi kimia yang disimpan di dalam
protoplasma (sel-sel tumbuhan) di dalam tanaman. Selanjutnya konsumen pertama memakan
tanaman, merubah energi menjadi bentuk energi kimia yang berbeda yang disimpan di dalam
sel-sel tubuh. Energi ini berubah kembali ketika konsumen kedua makan konsumen pertama.
Sebagian besar organisme memiliki efisiensi ekologi yang rendah. Ini berarti mereka hanya
dapat merubah sedikit bagian dari energi yang tersedia bagi mereka untuk disimpan menjadi
energi kimia. Contohnya tanaman-tanaman hijau hanya dapat merubah sekitar 0,1 hingga 1 %
tenaga matahari yang mencapainya ke dalam protoplasma. Sebagian besar energi yang
tertangkap di bakar untuk pertumbuhan tanaman dan lepas ke dalam lingkungan sebagai
panas. Begitu juga herbivora atau binatang pemakan tumbuhan dan karnivora binatang
pemakan daging merubah energi ke dalam sel-sel tubuh hanya sekitar 10 hingga 20 % dari
energi yang dihasilkan oleh makanan yang mereka makan.
Karena begitu banyaknya energi yang lepas sebagai panas pada setiap langkah dari rantai
makanan, semua ekosistem mengembangkan sebuah piramida energi. Tanaman sebagai
produsen menempati bagian dasar piramid, herbivora (konsumen pertama) membentuk
bagian berikutnya, dan karnivora (komsumen kedua) membentuk puncak piramida. Piramid
tersebut mencerminkan kenyataan bahwa banyak energi yang melewati tanaman
dibandingkan dengan herbivora, dan lebih banyak yang melalui herbivora dibandingkan
dengan karnivora.
Di dalam ekosistem-ekosistem daratan piramida energi tersebut menghasilkan sebuah
piramida biomasa (berat). Ini berarti bahwa berat total dari tanaman-tanaman adalah lebih
besar dibandingkan dengan berat total herbivora yang melampaui berat total karnivora. Tetapi
di dalam lautan biomasa (berat) tanaman-tanaman dan binatang-binatang adalah sama.
Ahli-ahli ekologi mengumpulkan informasi pada sebuah piramida biomasa pada Isle Royale.
Mereka meneliti hubungan piramida diantara tanaman, rusa dan serigala. Dalam sebuah
penelitian mereka menemukan bahwa diperlukan tanaman seberat 346 kg untuk makanan
rusa seberat 27 kg. Rusa seberat inilah yang diperlukan untuk makanan serigala seberat 0,45
kg.
Perputaran material-material
Semua benda hidup terdiri dari unsur-unsur kimia tertentu dan senyawa-senyawa kimia.
Diantaranya adalah air, karbon, hidrogen, nitrogen, oksigen, fospor dan sulfur. Semua
material-material ini berputar melalui ekosistem secara terus menerus. Perputaran fospor
misalnya, semua organisme membutuhkan fospor. Tanaman mengambil senyawa fospor dari
dalam tanah dan binatang memperoleh fospor dari tanaman dan binatang lainya yang
dimakan. Pengurai mengembalikan fospor ke dalam tanah setelah tanaman dan binatang mati.
Polymerization
Polymerisasi ialah merupakan proses awal dari pembuatan karet sintetik, pada tahap ini ada
tiga motode yang digunakan yaitu emulsion, microemulsion, and suspension polymerization.
Proses ini dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar sekelas Du Pont, Dow, GE, Ausimont,
Daikin and Dyneon.
Isolation
Pada tahap ini, backbone polymers diisolasi, dikeringkan, dan dibersihkan. Setelah tahap ini,
maka polimer tersebut sudah siap untuk diolah oleh compounder
Compounding (mixing)
Tahap ini merupakan tahap yang paling penting dalam menentukan sifat2 tambahan dari
suatu polimer/karet. Karena pada tahap inilah compounder meracik resepnya untuk
menghasilkan bahan baku yang sesuai keinginannya/pesanan. Pengalaman dan pengetahuan
compounder pada tahap ini sangat krusial untuk menghasilkan material yang berkualitas.
Extrusion/Forming/Premolding
Setelah selesai di mixing, maka material yang masih berbentuk lembaran dibentuk lagi
menyerupai produk akhir supaya dapat dengan mudah diproses pada molding nantinya.
misalnya untuk O-Ring, material tersebut dibentuk menyerupai kabel panjang.
Molding
Proses inilah yang menentukan akan berbentuk seperti apakah produk akhir. dengan
kombinasi panas dan tekanan yang sesuai, maka akan didapat produk akhir yang sempurna.
Flash Removal
Setelah dari proses molding, biasanya pada produk masih terdapat sisa-sisa material yang
menempel, pada tahap ini sisa-sisa tersebut dipisahkan sehingga didapat produk akhir yang
sesusai dengan cetakan.
Post Curing
Terkadang pada tahap molding tidak semua proses kimia dapat terjadi dengan sempurna,
sehingga untuk menghabiskan sisa-sisanya dilakukan proses curing.
Finishing & Inspection
Setelah selesai diproses, maka produk akhir hendaknya dibersihkan dan dilakukan pengetesan
apakah sudah sesuai dengan harapan atau tidak.
Cleaning
Semua proses telah selesai dan produk akhir yang didapat telah sempurna, maka produk
tersebut dicuci bersih dari kotoran-kotoran yang mungkin menempel pada proses produksi
sebelumnya.
Packaging
Setelah produk akhir sudah bersih, dan siap untuk dikirim/disimpan. sebaiknya dimasukan
kemasan agar tidak terkontaminasi dari lingkungan luar.
Semua proses diatas ialah teoritis, yang mana pada saat dilapangan seringkali prakteknya
tidak sesederhana demikian.
b. COD
COD mirip dengan BOD, bedanya osigen yang diperlukan merupakan oksigenkimiawi
seperti O2 atau oksidator lainnya untuk mengoksidasi secara kimia bahanorganik menjadi
senyawa lain seperti gas metan, amoniak, dan karbon dioksida. NilaiCOD selalu lebih tinggi
daripada nilai BOD karena hampir seluruh jenis bahan organik dapat teroksidasi secara kimia
termasuk bahan organik yang teroksidasi secara biologis.
c. Padatan Terendap
Padatan terendap menunjukkan jenos padatan yang terkandung di dalam cairan limbahyang
mampu mengendap di dasar cairan secara gravitasi dalam waktu paling lama sekitar 1 jam.
d. Padatan TersuspensiPadatan tersuspensi adalah padatan yang membentuk suspensi atau
koloid. Secarakasat mata padatan ini terlihat mengapung atau mengambang serta
mengeruhkan air karena berat jenisnya relatif rendah.
e.Padatan Terlarut
Padatan ini bersama-sama dengan suspensi koloid tidak dapat dipisahkan secara
penyaringan.Pemisahannya hanya dapat dilakukan dengan proses oksidasi biologis
ataukoagulasi kimia.
f. Kandungan Nitrogen
Bentuk senyawa nitrogen yang paling umum adlah protein amonia, nitrit dan nitrat.Ketiga
jenis terakhir ini dihasilkan dari perombakan protein, sisa tanaman dan pupuk yang tersisa di
dalam cairan limbah.g. Derajat Keasaman (pH)Suatu cairan dikatan bersifat normal bila pH =
7 . makin rendah nilai pH artinya air makin bersifat asam, sebaliknya makin tinggi bersifat
basa.
Limbah Yang Dihasilkan Proses Pembuatan Karet Sintetik
a) Limbah Cair
Limbah cair karet merupakan air sisa produksi dari pengolahan karet menjadi benang karet
dan air dari pembersihan alat/area. Limbah karet mengandung amoniak dan nitrogen total
yang berbahaya apabila melewati batas standar yang telah ditetapkan sehingga dapat
mencemari air sungai dan lingkungan sekitalnya. Pengolahan limbah cair tersebut dilakukan
dengan menampungnya pada bak penampungan limbah untuk kemudian diendapkan, dsaring
dan sisanya dialirkan ke lingkungan
b)Limbah Padat
Limbah padat yang dihasilkan berupa busa lateks dan sisa slab.Limbah padat hasil
pengolahan dari IPAL berasal dari proses koagulasi kimia dengan Ferosulfat dikeringkan
di drying bed ditampung di bak penampung.
Pengertian AMDAL
Pengertian Analisis Mengenai Dampak LIngkungan (AMDAL) menurut PP Nomor 27 tahun
1999 pasal 1 adalah telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak besar dan penting
suatu rencana usaha dan kegiatan. Arti lain analisis dampak lingkungan adalah teknik untuk
menganalisis apakah proyek yang akan dijalankan akan mencemarkan lingkungan atau tidak,
dan jika ya, maka akan diberikan jalan alternatif pencegahannya atau suatu hasil studi
mengenai dampak suatu kegiatan yang direncanakan dan diperkirakan mempunyai dampak
peting terhadap lingkungan hidup.
Alasan AMDAL diperlukan untuk melakukan suatu studi kelayakan, yaitu :
a.
Karena undang-undang dan peraturan pemerintah menghendaki demikian.
b.
AMDAL harus dilakukan agas kualitas lingkungan tidak rusak dengan
beroperasinya proyek-proyek industri.
Komponen AMDAL terdiri dari
1. PIL (Penyajian Informasi Lingkungan)
2. KA (Kerangka Acuan)
3. ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan)
4. RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan)
5. RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan)
Beberapa peran AMDAL, yaitu :
1. Peran AMDAL dalam pengelolaan lingkungan. Apabila dampak lingkungan yang telah
diperkirakan jauh berbeda dengan kenyataannya, ini dapat saja terjadi kesalahan-kesalahan
dalam menyusun AMDAL atau pemilik proyeknya sesuai AMDAL.
2. Peran AMDAL dalam pengelolaan proyek. Bagian AMDAL yang diharapkan oleh aspek
teknis dan ekonomis biasanya adalah sejauh mana keadaan lingkungan dapat menunjang
perwujudan proyek, terutama sumber daya yang diperlukan proyek tersebut seperti air,
energi, manusia, dan ancaman alam sekitar.
3. AMDAL sebagai dokumen penting. Laporan AMDAL merupakan dokumen penting
sumber informasi yang detail mengenai keadaan lingkungan pada waktu penelitian proyek
dan gambaran keadaan lingkungan di masa setelah proyek dibangun.
Kegunaan AMDAL, yaitu
1. Sebagai bahan bagi perencanaan dan pengelola usaha dan pembangunan wilayah.
2. Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan hidup dari
rencana usaha dan atau kegiatan.
3. Memberi masukan untuk penyusunan desain rinci teknis dari rencana usaha dan atau
kegiatan.
4. Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup dari rencana usaha dan atau kegiatan
5. Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatu rencana
usaha dan atau kegiatan.
Langkah-langkah AMDAL, yaitu :
1. Usulan Proyek.
2. Penyaringan usulan proyek dengan PIL (Penyajian Informasi Lingkungan). Bila usulan
proyek sejak awal berpendapat bahawa usulan proyeknya akan memiliki dampak penting,