Anda di halaman 1dari 15

BAHASA DAN TRADISI MENULIS BANGSA JEPANG

MAKALAH

Untuk memenuhi tugas mata kuliah


Sejarah Kebudayaan
Yang dibina oleh Bapak Deny Yudho Wahyudi S.Pd., M.Hum

oleh:
Moh Zakup Priyo P

(130731615715)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
Oktober 2015

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.........................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah....................................................................................2
1.3 Tujuan......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Awal dari Bahasa Jepang............................................................3


2.2 Klasifikasi Aksara dalam Bahasa Jepang................................................4
2.3 Hasil Kebudayaan dari Bangsa Jepang Zaman Kuno..............................8
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..............................................................................................12
3.2 Saran.........................................................................................................12
DAFTAR RUJUKAN.......................................................................................................13

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Jepang merupakan sebuah negara kepualuan yang terbentang dari
timur laut ke barat lautan bagian timur benua Asia. Dengan luas wilayah yang
kurang lebih 370.000 km2 (Agung, 2012: 87). Serta Jepang yang memiliki
perbatasan yakni Di bagian selatan kepulauan Jepang, yakni Okinawa berbatasan
dengan Taiwan dan di sebelah utara berbatasan dengan Rusia. Sedangkan di
sebelah barat adalah laut cina dan di sebeleh timurnya adalah lautan Pasifik
(Situmorang, 2009: 1). Yang menyebabkan Jepang merupakan negara kepulauan
yang memiliki sumber daya laut yang sangat melimpah.
Jepang merupakan merupakan bangsa dengan tingkat kemajuan peradaban
yang cukup tinggi. Kini tidak salah jika kita menyandarkan predikat kepada
Jepang sebagai sebuah bangsa dengan tingkat peradaban dan kemajuan tertinggi
di Asia pada masa sekarang. Letak geografisnya yang berada di atas susunan
pegunungan vulkanik aktif bawah tanah atau ring of fire, menyebabkan Jepang
menjadi kawasan yang paling sering diterjang gempa. Selain kawasan gempa,
Jepang juga merupakan kawasan yang terdiri dari banyak gugusan pulau yang
membentang di sebelah timur daratan Asia besar. Kenekaragaman hayati maupun
budaya dapat kita temuii hampir di tiap-tiap pulau yang ada disana. Kepulauan
Jepang yang dapat dibilang terisolir dari daratan utama Asia, menyebabkan bangsa
ini memiliki kebudayaan-kebudayaan yang begitu unik dan berkembang hingga
masa kini. Ekspansi yang dilancarkan oleh dinasti-dinasti dari Tiongkok
menyebabkan akulturalisasi serta asimiliasi besar-besaran terhadap beberapa
sistem kebudayaan bangsa Jepang. Salah satunya adalah bahasa Jepang, yang
perkembangannya tidak bisa lepas dari pengaruh penyebaran bahasa Cina di sana.
Sastra Jepang merupakan salah satu perwujudan dari seni tulis yang
menggunakan Bahasa Jepang yang sangat unik dan juga khas karena Bahasa
Jepang merupakan Bahasa asli dari Jepang yang dikembangkan sedemikian rupa
sehingga menjadi Bahasa resmi mereka. Bahasa Jepang yang dipakai sekarang
tidak terlepas dari berbagai sejarah perkembangannya dimulai dari bagaiamana

Bahasa tersebut tercipta, perkembangan hurufnya ataupun perkembangannya


mulai jaman dahulu sampai sekarang.
Sehingga dimakalah ini penulis akan membahas bagaiamana sejarah
Bahasa Jepang, hasil dari Bahasa Jepang sendiri yankni Sastra dan juga
perkembangan Bahasa Jepang sampai saat ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaiamana Sejarah Awal dari Bahasa Jepang?
2. Bagaiamana Klasifikasi Aksara dalam Bahasa Jepang?
3. Bagaiamana Hasil Kebudayaan dari Bangsa Jepang Zaman Kuno?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Sejarah Awal dari Bahasa Jepang.
2. Mengetahui Klasifikasi Aksara dalam Bahasa Jepang.
3. Mengetahui Hasil Kebudayaan dari Bangsa Jepang Zaman Kuno.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Asal Bahasa Jepang
Beragam pendapat mengenai asal mula bahasa Jepang, sebagian besar
berpendapat bahwa banasa Jepang diturunkan dari bahasa-bahasa Asia Tenggara
& Polinesia, sedangkan sistem penulisannya berasal dari Cina, pada zaman Heian
agama Budha sedang diperkenalkan dari Cina, dan sistem penulisan amat
dibutuhkan untuk menyebarkan kebijaksanaan yang terkandung
dalam sutra. Korea dan Cina menggunakan bahasa Jepang karena sejarah dimana
kedua negara tersebut dahulu pernah dijajah oleh Jepang, sedangkan banyaknya
pengguna bahasa Jepang di negara Brazil, dikarenakan banyaknya emigrasi
penduduk Jepang ke Brazil pada saat PD.II.
Menururt kajian historis yang dilakukan oleh para sejarawan dari berbagai
dunia, budaya dan tradisi Jepang terutama dalam bidang sastra atau aspek tulis
menulis Jepang terlihat jelas mengadopsi budaya Cina. Stuart-Fox (2003:41)
dalam bukunya menyatakan In 605, a Chinese army sacked and looted the Cham
capital, while five years later a Chinese fleet raided Liu-qiu (the Ryukyu islands).
Pada awalabad ke-7M bangsa Cina yang berada pada masa kekuasaan dinasti
Tang telah melebarkan sayapnya ke seluruh penjuru mencapai daratan di
kepulauan Ryukyu yang kini masuk dalam wilayah administrasi Jepang. Kajian
arkeologis serta penulusuran terhadap tradisi lisan memang benar menyebutlan
bahwa pengaruh dari ekspansi dinasti Tang pada awal abad ke-7 M telah sampai
di Jepang
Lebih lanjut Stuart-Fox (2003:40) menyatakan Neighbouring kingdoms,
including Korea and Japan, developed high cultures that borrowed much from the
Tang. Dalam pernyataan tersebut telah begitu jeas diterangkan bahwa bangsa
Korea dan Jepang telah mengadopsi berbagai corak budaya yang dibawa masuk
oleh para ekspansionis Tang ke wilayah mereka. Corak-corak kebudayaan ini
begitu jelas dan masih bisa kita saksikan hingga saat ini, baik yang berupa corak
kebudayaan fisik (pakaian, arsitektur bangunan, seni keramik, makanan) dan yang

terutama adalah penggunaan Bahasa dan aksara yang mereka serap dari Bahasa
dan aksara Cina.
Pada mulanya Bahasa Cina yang masuk ke Jepang merupakan Bahasa yang
asing bagi masyarakat di Jepang. Ada dua cara masyarakat Jepang mengadopsi
Bahasa Cina yang telah menbumi di Jepang, cara pertama yang digunakan yakni
dengan menyerap berbagai kosakata yang berasal dari Bahasa Cina tanpa
memperhatikan artinya karena memiliki kemiripan dengan suku kata yang ada
dalam Bahasa Jepang selanjutnya langsung diterapkan dalam Bahasa Jepang. Cara
yang kedua yang dilakukan orang jepang dalam mengadopsi Bahasa Cina yakni
dengan mengambil berbagai kata dari Bahasa Cina yang memiliki kemiripan arti
dengan Bhasa jepang serta mudah diucapkan oleh lidah orang jepang.
2.2 Klasifikasi Aksara Jepang
Terdapat 3 aksara yaitu huruf Hiragana, Katakana dan Kanji. huruf
Hiragana dan huruf Katakana menunjukkan bunyinya, dan umumnya
satu kana mewakili sebuah mora (satuan bunyi bahasa Jepang).
Katakana digunakan untuk menulis nama dan kata-kata asing Hiragana dipakai
untuk menulis partikel bagian dalam kata kerja dan kata sifat yang dapat
berubah. Kanji menunjukkan artinya dan juga bunyinya. Pemerintah Jepang
membatasi penggunaan kanji yang digunakan sehari-hari sebanyak 1945 huruf.
Satu kalimat bahasa Jepang biasanya ditulis dengan ke 3 aksara tsb. Selain ketiga
aksara tsb. kadang-kadang dipakai pula Romaji (huruf Latin), tapi pemakaiannya
tidak umum, kecuali untuk papan reklame, penunjuk jalan yang diperuntukkan
bagi orang asing (Syaif, 2013). Bahasa Jepang dalam penggunaannya terbagi
kepada dua bentuk yaitu Hyoujungo (), pertuturan standar,
dan Kyoutsugo (), pertuturan umum. Hyoujungo adalah bentuk yang
diajarkan di sekolah dan digunakan di televisi dan segala perhubungan resmi.
Karena memiliki 4 aksara yang berbeda, maka sebuah kata dapat dituliskan
dalam jenis hurus yang berbeda pula. Latar belakang sejarah bangsa Jepang dalam
hubungannya bahasa China di abad 6-9M, kemudian dengan bahasa Portugis di
abad 16 dan dengan bahasa Inggris setelah Perang Dunia ke II, menyebabkan

banyak bahasa Jepang yang sebetulnya merupakan bahasa serapan. bahasa


serapan itu kemudian dituliskan ke dalam katakana, contohnya : Maikaa : my car
(mobil saya) Taimingu : timing (waktu) Konpyutaa : computer
(computer) Supiido : speed (kecepatan) Rasshu awaa : rush hour (jam sibuk)
(Syaif, 2013).
Sebaliknya banyak pula ungkapan dalam bahasa Inggris yang berasal dari
bahasa Jepang, al : tsunami, futon, sushi, judo, karate, karaoke, honcho. Belajar
bahasa Jepang bukanlah perkara mudah, seorang ahli bahasa memerlukan waktu
12 tahun untuk belajar 2.000 jenis huruf kanji yang paling mendasar, bahkan
seorang misionaris Portugis yang tinggal di Jepang pada abad 16, sempat berujar
bahwa bahasa Jepang adalah bahasa yang diciptakan oleh setan.
Shodou (cara menulis) adalah nama lain kaligrafi bahasa Jepang, berawal
dari teknik penulisan Cina yang berusia hampir 4500 tahun silam. Umumnya
huruf kanji yang sering ditulis menjadi kaligrafi, karena memiliki cara penulisan
huruf yang khusus. Teknik menulis kaligrafi ini terbagi atas 3 macam gaya, yaitu.
Kaisho (menulis dengan tepat) Ini adalah gaya yang paling mendasar dalam
penulisan huruf kanji, sering dipergunakan di majalah atau koran. Bentuk huruf
yang dihasilkan tidak jauh berbeda dan bentuk asli huruf kanji (Syaif, 2013).
Gyousho (perjalanan menulis)
1. Lebih merupakan gaya menulis miringhuruf Jepang, biasanya warga
Jepang yang lebih berpendidikan sering menulis dengan cara ini.
2. Shousho (menulis rumput) Hampir sama dengan menulis miring
huruf Jepang, tapi huruf lebih menjadi satu kesatuan, hanya ahli
kanji yang bisa membacanya. Jenis gaya ini hanya dipergunakan
untuk suatu kesenian saja. Hingga sekarang tulisan kaligrafi yang
dituangkan di atas kain / kakemono cukup populer di Jepang ataupun
dibelahan dunia lainnya.
Dalam kehidupan sehari-hari bangsa Jepang telah terbiasa untuk
menggunakan 3 aksara yang umum untuk dipakai penduduk asli Jepang.
Sementara menurut perkembangannya, kini juga telah menggunakan Bahasa
Romanji sebagai bentuk adapatasi terhadap modernitas atau perkembangan
zaman. Adapun 4 Aksara yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari bangsa

Jepang yakni Antara lain Hiragana, Katakana, Kanji dan Romanji yang semuanya
memiliki tempat khusus dalam penggunaannya, adapun penjelasan dari 4 aksara
tersebut adalah sebagai berikut.
1. Hiragana () adalah suatu cara penulisan bahasa Jepang dan
mewakili sebutan sukukata. Pada masa silam, ia juga dikenali sebagai onna de (
) atau 'tulisan wanita' karena biasa digunakan oleh kaum wanita.Hiragana mula
digunakan secara luas pada abad ke-10 Masehi. dan merupakan bentuk tulisan
yang dipakai sehari-hari dalam bahasa Jepang yang digunakan secara bersamaan
dengan huruf kanji hira berarti = yang umum dipakai hiragana dahulu dipakai
oleh wanita, sedang pria memakai karakter china yang tak
sederhana (unsimplified chinese), sehingga hiragana dulu disebut
sebagai= onnade (tangan wanita). Huruf Hiragana terbentuk dari garis-garis dan
coretan-coretan yang melengkung (kyokusenteki). Huruf Hiragana yang
digunakan sekarang berdasarkan Petunjuk Departemen Pendidikan Jepang tahun
1900. Sampai sekarang belum ada pendapat yang pasti mengenai siapa pencipta
huruf Hiragana. Hal ini dijelaskan oleh Sada Chiaki dalam bukunya Atarashii
Kokugogaku. Ada juga pendapat yang menjelaskan pembuat huruf Hiragana
adalah Kooboo Daishi, Hiragana digunakan untuk menulis kata-kata bahasa
Jepang asli atau menggantikan tulisan Kanji, menulis partikel dan kata bantu kata
kerja (Syaif, 2013).
Kegunaan Hiragana
* menulis akhiran kata (okurigana,). Contoh: okuru (mengirim)
ditulis: . Yang bercetak tebal itulah okurigana.
* menulis kata keterangan (adverb), beberapa kata benda (noun) dan kata sifat
(adjektif).
* perkataan-perkataan di mana Kanjinya tidak diketahui atau sudah lama
tidak digunakan.
* menulis bahan bacaan anak-anak seperti buku teks, animasi dan komik
(manga).
* menulis furigana, dikenal juga dengan rubi, yaitu teks kecil di atas kanji,
yang menandakan bagaimana suatu kata dibaca

2. Katakana adalah salah satu daripada tiga cara penulisan bahasa Jepang. terbentuk
dari garis-garis atau coretan-coretan yang lurus (chokusenteki). Huruf Katakana
digunakan untuk menulis kata-kata serapan dalam bahasa Jepang, negara asing,
nama binatang, nama orang asing, nama tumbuhan dan kota-kota luar negeri
Katakana biasanya digunakan untuk menulis kata-kata yang berasal dari bahasa
asing yang sudah diserap ke dalam bahasa Jepang (/gairaigo)selain itu juga
digunakan untuk menuliskan onomatope dan kata - kata asli bahasa Jepang, hal ini
hanya bersifat penegasan saja (Syaif, 2013).
3. Kanji adalah salah satu dari empat set aksara yang digunakan dalam tulisan
modern Jepang selain kana (katakana, hiragana) dan romaji. Kanji dulunya juga
disebut mana () atau shinji () untuk membedakannya dari kana. Aksara
kanji dipakai untuk melambangkan konsep atau ide (kata benda, akar kata kerja,
akar kata sifat, dan kata keterangan). Sementara itu, hiragana (zaman dulu
katakana) umumnya dipakai sebagai okurigana untuk menuliskan infleksi kata
kerja dan kata-kata yang akar katanya ditulis dengan kanji, atau kata-kata asli
bahasa Jepang. Selain itu, hiragana dipakai menulis kata-kata yang sulit ditulis
dan diingat bila ditulis dalam aksara kanji. Kecuali kata pungut, aksara kanji
dipakai untuk menulis hampir semua kosakata yang berasal dari bahasa Tiongkok
maupun bahasa Jepang (Syaif, 2013).
Sejarah Huruf kanji di buat di China lebih dari 3000 tahun yang lalu.
Mula-mula dari bentuk suatu benda kemudian dipresentasikan ke dalam bentuk
tulisan sehingga bisa di baca. Seperti beberapa contoh karakter huruf Kanji yang
ada di bawa ini, huruf berangsur-angsur berubah ke bentuk yang lebih sederhana
dan mudah di tulis. Sehingga menjadi huruf Kanji yang kita gunakan sampai
sekarang. Kanji yang biasanya digunakan adalah ToYo Kanji, yaitu Kanji yang
biasa digunakan sehari-hari dalam Bahasa formal dan informal (Bahasa tulis dan
lisan) (Sesmita, 2008:6). Serta didalam Aksara Kanji juga terdapat du acara
membacanya yakni Kunyomi adalah cara membaca Kanji menurut bunyi Bahasa
Jepang asli yang paling mendekati dengan penyebutan di Cina, dan juga Onyomi
adalah cara membaca Kanji menurut Bahasa Tionghoa yang cara pengucapannya
bergantung kepada zaman ketika karakter tersebut diperkenalkan di Jepang
(Chandra, 2000:ii).

4.

Huruf Romaji
Memang huruf utama dalam penggunaan bahasa Jepang adalah huruf Kana

dan Kanji, namun ada juga yang menggunakan huruf romaji. Sebagai bukti, dalam
tulisan yang berbahasa Jepang baik dalam surat kabar, majalah-majalah, bukubuku pelajaran, dan sebagainya yang ditulis dengan huruf Jepang, di sana-sini
selalu tampak penggunaan roomaji.
2.3 Hasil Tradisi Menulis Bangsa Jepang Zaman Kuno
Jika kita melihat berbagai Negara di dunia pastilah memiliki sejarah
Bahasa yang berbeda yang mengakibatkan perbedaan Bahasa setiap negara, serta
setiap negara pula memiliki keunikan tersendiri dalam bahasanya masing masing
seperti halnya Bahasa Jepang dimana Bahasa Jepang yang diciptakan setelah
bercampur dengan kebudayaan Tiongkok ataupun Cina yang pada akhirnya
terciptanya Bahasa Jepang sendiri yang memiliki keunikan didalamnya. Berbagai
hasil yang tercipnya dari adanya suatu Bahasa Jepang sendiri pun memiliki
keunikan tersendiri karena hanya berada di Jepang itu sendiri yang berkembang
dari setiap zaman yang ada di Jepang sendiri, berikut ini berbagai hasil dari
adanaya Bahasa Jepang ditinjau dari berbagai zaman yang ada di Jepang :
1. Zaman Yamato
Pada awal dari Kesusastraan Jepang yakni hanya menggunakan media dari
mulut ke mulut atau bercerita. Kesussastraan ini disampaikan dengan Bahasa
Jepang yang disebut Koosho Bungaku. Koosho Bungaku ini lahir dari masyarakat
dan dinikmatai oleh masyarakat akan tetapi Koosho Bungaku ini tidak stabil dan
cenderung berubah ubah Sedikit demi sedikit hilangnya sifat ketidakstabilan ini
terlihat pada beberapa hasil karya sastra kooshoo bungaku yang sudah tertulis
seperti, 7 Kojiki, Nihonshoki dan Fudoki (Herniwati, 2010:6). Karya Tulis
pertama yang ada yakni pada zaman Yamato yang dijelaskan oleh Lan (1973: 16)
Karya tertulis Jepang yang tertua adalah dua buah buku dibidang
sejarah. Dua buah buku itu ialah Kojiki (catatan tentang soal-soal
kuno), yang terbit dalam tahun 712, dan Nihon Shoki (catatancatatan Jepang), serta juga sering disingkat dengan sebutan
Nihongi yang lahir pada tahun 720.

Kojiki dan Nihon Shoki didalamnya memuat arti yang sangat besar
sehingga dua buku itu teramat penting bagi orang Jepang. Isi buku-buku itu teriri
atas banyak dongeng, tetapi dongeng-dongeng itu bukan dongeng biasa, dongeng
itu mempunyai hubungan yang sangat erat dengan terjadinya bangsa Jepang.
Karena Kaisar putri Genmei yang memerintah pada tahun (707-715)
memerintahkan pembesar-pembesar setempat untuk menyusun Fudoki (catatan
ilmu sosial).
Dalam kitab fudoki ini para pembesar-pembesar setempat harus
mencatumkan nama-nama tempat, kabupaten dan dusun-dusun
diwilayah kekuasaan mereka. Mereka harus memberikan daftar
barang-barang yang dikeluarkan oleh daerah mereka dengan
disertai dengan keterangan yang lengkap mengenainya,
kesuburan pelbagai wilayah juga harus disebutkan .... Asal-usul
nama gunung-gunung, sungai-sungai dan tanah datar serta lebih
jauh kisah-kisah kuno dan peraturan peradaban aneh-aneh, yang
masih teringat oleh orang-orang yang sudah lanjut usia, harus
dicatat dan diajukan kepada pemerintah pusat serta harus
diterangkan dalam Fudoki. Isi-isi yang berada dalam Fudoki
memberi hak kepada karya-karya itu untuk memasuki bidang
kesusasteraan umum (Lan, 1973: 26).
Jadi buku Fudoki ini tidak hanya sebuah di Jepang melainkan banyak.
Jumlahnya sama banyaknya dengan jumlah pemerintahan setempat yang ada pada
saat itu. Fudoki juga alat sebagai untuk mengawetkan dongeng-dongeng dari
setempat. Swandana (2009: 8-9) menjelaskan sebagai berikut.
Berdasarkan buku sejarah tertua (kojiki dan nihon shoki),
nama Zaman ini menggunakan istilah dengan meminjam
nama salah satu keluarga bangsawan yang menguasai lebih
dari 30 buraku, keluarga Yamato yang kemudian dikepalai
oleh Tenno (Kaisar), sedang yang menjadi Kaisar adalah
Jinmu ... sesuai dengan sejarah induk Cina (Gishiwajinden),
negara yang pada saat itu menguasai lebih dari 30 burakau
adalah Yamatiakoku yang dipimpin oleh Ratu Himiko.
2. Zaman Nara
Perhatian Kesusastraan Kebudayaan Tiongkok yang berseberangan laut
dengan Jepang telah masuk dan mempengaruhi Jepang. Akan tetapi orang-orang
Jepang pada zaman Nara sangat pintar dalam menguasai huruf-huruf dan bahasa
Tiongkok yang tidak lain adalah negara tetangganya. Yang penting lagi

10

mereka tidak hanya menguasai bahasa dan huruf-huruf Tiongkok, akan tetapi juga
cerdas dalam mengolah huruf-huruf dan bahsa Tiongkok untuk ditulis dan
dijelaskan kedalam bahasa mereka sendiri. Seperti menurut Beasley (2003:15-16)
imigran dan pengunjung adalah hasil-sampingan lainnya dari hubungan
antarnegara. Mereka yang pandai menulis bahasa Cina dapat membantu membuat
catatan dan catatan keuangan, dan ini meninggikan efisiensi pemerintah dan
pengelolaan tanah milik raja. Sehingga dalam zaman Nara ini Jepang bukan
hanya mengagungkan ajaran Budhisme akan tetapi juga memperhatikan
kesusastraan yang dimiliki oleh Jepang tersebut.
3. Zaman Heian
Pada periode Heian, Jepang banyak mengalami kemajuan yang cukup
pesat. Di samping mulai pudarnya kebudayaan Cina yang disebabkan oleh
kemunduran dinasti Tang, Jepang telah mampu untuk menghasilkan kebudayaan
sendiri. Salah satu hasil kebudayaan Jepang pada masa itu yang masih
berlangsung hingga saat ini adalah huruf kana. Sebelum huruf Katakana dan
Hiragana muncul, masyarakat Jepang masih menggunakan huruf kanji dari Cina
yang dibaca mengguanakan ejaan Jepang. Namun tidak semua lapisan masyarakat
dapat membaca dan menulis menggunakan huruf kanji. Pada umumnya huruf
kanji hanya digunakan oleh orang-orang dikalangan istana saja, termasuk kaum
para agamawan. Huruf Katakana dan Hiragana sendiri muncul pada sekitar abad
ke 9. Katakana adalah yang pertama kali dibuat, huruf ini dikarang oleh
Kibinomakibi. Sedangkan huruf Hiragana dikarang oleh Kobodashi. Pada awal
perkembangannya, huruf hiragana hanya digunakan oleh kaum perempuan saja,
karena karakter huruf Hiragana yang halus sesuai dengan kaum perempuan.
Sementara huruf Katakana hanya digunakan oleh kaum laki-laki. Dengan adanya
huruf kana ini, kemudian kemampuan membaca dan menulis masyarakat Jepang
semakin meningkat.
Hal ini ditandai dengan pesatnya kemajuan di bidang kasusatraan dan
mencapai puncaknya pada masa kekaisaran Ichijoo Menurut Herniwati,
Kesusastraan zaman Heian dapat dibagi menjadi empat kelompok zaman. Pertama
zaman populernya syair kanbun, kedua zaman kebangkitan kembali pantun waka,
ketiga zaman populernya Monogatari (cerita/dongeng), Nikki (catatan harian) dan

11

Zuihitsu (essay), dan keempat zaman banyak dikarang dan disusunnya cerita
sejarah dan kesusastraan Setsuwa. Yang paling terkenal pada saat itu adalah Genji
monogatari yang menceritakan kehidupan di kalangan istana.

12

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
bangsa Korea dan Jepang telah mengadopsi berbagai corak budaya yang
dibawa masuk oleh para ekspansionis Tang ke wilayah mereka. Corak-corak
kebudayaan ini begitu jelas dan masih bisa kita saksikan hingga saat ini, baik yang
berupa corak kebudayaan fisik (pakaian, arsitektur bangunan, seni keramik,
makanan) dan yang terutama adalah penggunaan Bahasa dan aksara yang mereka
serap dari Bahasa dan aksara Cina.
Terdapat 3 aksara yaitu huruf Hiragana, Katakana dan Kanji. huruf
Hiragana dan huruf Katakana menunjukkan bunyinya, dan umumnya
satu kana mewakili sebuah mora (satuan bunyi bahasa Jepang).
Katakana digunakan untuk menulis nama dan kata-kata asing Hiragana dipakai
untuk menulis partikel bagian dalam kata kerja dan kata sifat yang dapat
berubah. Kanji menunjukkan artinya dan juga bunyinya. Pemerintah Jepang
membatasi penggunaan kanji yang digunakan sehari-hari sebanyak 1945 huruf.
Satu kalimat bahasa Jepang biasanya ditulis dengan ke 3 aksara tsb. Selain ketiga
aksara tsb. kadang-kadang dipakai pula Romaji (huruf Latin), tapi pemakaiannya
tidak umum, kecuali untuk papan reklame, penunjuk jalan yang diperuntukkan
bagi orang asing
Berbagai hasil yang tercipnya dari adanya suatu Bahasa Jepang sendiri pun
memiliki keunikan tersendiri karena hanya berada di Jepang itu sendiri yang
berkembang dari setiap zaman yang ada di Jepang sendiri, berikut ini berbagai
hasil dari adanaya Bahasa Jepang ditinjau dari berbagai zaman yang ada di Jepang
3.2. Saran
Demikian penulisan karya ilmiah ini penulis dalam bentuk yang masih
sangat sederhana.Penulis sangat menerima kritik dan saran dalam bentuk apapun,
karena semua itu sangat berharga bagi perkembangan penulis kedepannya.Terima
kasih atas segala perhatian yang pembaca berikan.Mohon maaf atas kesalahan
tutur kata dalam pembahsaan makalah kali ini. Semoga tulisan ini dapat
bermanfaat bagi perkembangan khasanah sejarah masyarakat Indonesia dan dunia.

12

Daftar Rujukan
Beasley, W.G. 2003. Pengalaman Jepang Sejarah Singkat Jepang. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia.
Chandra, T. 2000. Kamus Bahasa Jepang Evergreen: Mengenal Kanji. Jakarta:
Evergene Japanese Course
Herniawati. 2010. DIKTAT MATA KULIAH KESUSASTRAAN JEPANG. Bandung
: Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
Universitas Pendidikan Indonesia
Lan, J.S. 1973. Sejarah Singkat Jepang. Jakarta: PT Gramedia
Leo Agung, S. 2012. Sejarah Asia Timur 1. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Sesmita, M.j. 2008. Nihon Moji: 3 Model HUruf/Aksara Jepang Hiragana,
Katagana, dan Kanji. Yogyakarta: Diva Press.
Situmorang, H. 2009. Ilmu Kejepangan 1 Edisi Revisi. Medan: USU Press.
Stuart-Fox, M. 2003. Short History of Asia Series: Tribute, Trade and Influence.
Australia:Allen & Unwin
Swandana, D. 2009. Dewa Perang Jepang. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka.
Syaif, M. 2013. Sejarah Hiragana, Katakana, Kanji (Online),
(http://kazoku11club.blogspot.co.id/2012/03/sejarah-hiragana-katakana-dankanji.html) Diakses tanggal 18 Oktober 2015

13

Anda mungkin juga menyukai