Anda di halaman 1dari 15

I.

Latar Belakang
Peluang budidaya ikan dari tahun ke tahun perkembangannya semakin

pesat, hal ini disebabkan oleh kebutuhan masyarakat terhadap bahan pangan
bergizi yang harganya terjangkau meningkat. Selain itu seiring dengan
perkembangan pola pikir manusia, ikan dapat dijadikan sarana rekreasi dalam
bentuk ikan hias dan pemancingan.
Budidaya ikan merupakan

suatu

upaya

yang

dilakukan

untuk

memperbanyak jumlah individu ikan dan meningkatkan bobotnya ataupun


meningkatkan kualitasnya, dalam upaya peningkatan tersebut tidak lepas dari
kemajuan teknologi yang memungkinkan para pembudidaya memaksimalkan
hasilnya dalam kegiatan budidaya.
Ikan hias air tawar merupakan komoditas yang diminati karena
keindahannya yang meliputi bentuk dan warna sisik. Harga ikan hias relatif lebih
tinggi bila dibandingkan dengan harga ikan konsumsi dan para konsumen pun rela
membelinya karena selain penampilan fisiknya yang begitu indah juga dapat
menunjukan prestise di masyarakat. Di Indonesia, telah banyak ikan hias yang
berhasil dibudidayakan, salah satunya adalah ikan komet (Carassius auratus
auratus).
Ikan komet merupakan salah satu dari 11 komoditas ikan hias yang sangat
berkembang di Indonesia dan memiliki kometi jual yang tinggi di pasar ekspor,
yaitu sekometi 36.500 ekor di tahun 2010. Kepopuleran ikan komet sebagai ikan
hias karena memiliki warna yang menarik dan beragam, berumur panjang yaitu
dapat mencapai umur sembilan tahun, serta memiliki tingkah laku yang aktif
dibandingkan ikan hias lainnya (KKP 2012). Ikan komet ini merupakan satusatunya hasil seleksi dari ikan common goldfish pada abad 19 di Philadelpia
Amerika Serikat oleh Hugo Murket dan secara masal di terjunkan ke pasaran
(Skomal 2007).
Pada kasus induk ikan komet hampir di bilang tidak ada masalah yang
serius, namun demikian untuk penyedian induk ikan komet yang berkualitas baik
tidak terlepas dari bagaimana cara mengelola calon- calon tersebut yang baik dan
benar, serta pula menyiapkan benih yang berkualitas serta mempunyai latar
belakang keturunan yang unggul.

Dalam

mengatasi

permasalahan

budidaya

ikan

komet

supaya

pertumbuhannya cepat, maka harus diupayakan suatu bak calon induk


(Broodstock) untuk calon calon induk ikan komet jangka panjang, sedangkan
untuk jangka pendek adalah produksi induk hasil dari alam dari beberapa lokasi
serta membatasi penggunaan induk hasil budidaya yang sudah berulang ulang.
II.

Tujuan Dan Sasaran


Produksi calon induk ini bertujuan untuk mendapatkan calon induk komet

yang berkualitas baik yang akan digunakan pada pembenihan. Sasaran yang dituju
dalam pembangunan adalah untuk menghasilkan colon induk sebanyak 1000 ekor
selama pemeliharaan 3 bulan.
III.

Manfaat
Manfaat yang didapatkan dari perencanaan pembangunan broodstock ini

dapat menghasilkan induk komet yang berkualitas baik.


IV.

Permasalahan Yang di Hadapi

Penyeragaman pertumbuhan belum maximal

Mudah terkena serangan bakteri

V.

Solusi Mengatasi Permasalahan


Melakukan

penyortiran

dengan

skala

waktu

tertentu

sehingga

pertumbuhan ikan dapat dimaksimalkan pada suatu ukuran yang sama dan
perencanaan manajemen kualitas air yang baik.
VI.

Tujuan Akhir Yang di Capai


Meminimalkan anggaran yang ada dan memaksimalkan hasil untuk

pencapaian sesuai dengan perencanaan.

VII.
1.

Rancangan Broodstock Center Ikan Komet


Rancang bangun Broodstock Center Ikan Komet

Pada gambar dibawah dapat dijelaskan bahwa pembangunan kolam


broodstock ikan komet pada lahan ciparanje dengan luasan sebesar 1.5 hektar
akan dibangun sebanyak 13 kolam outdoor dan 1 buah hatchery. Pembangunan
kolam menggunakan bahan baku berupa tembok secara keseluruhan sehingga
dapat memudahkan pemeliharaannya.

Gambar 1. Siteplan Rancangan Broodstock Center Ciparanje

Sumber air untuk pengisian kolam budidaya didapat dari mata air yang
dialiri dari sungai menuju area budidaya. Sebelum digunakan air terlebih dahulu
dimasukan kedalam kolam pengendapan dan dialirkan langsung menuju kolam
yang ada diluar. Untuk penggunaan air yang ada dihacthery, air dialirkan
menggunakan pipa menuju hatchery kemuadian diolah dibak filtrasi. Setelah
selesai diolah barulah air dapat digunakan pada proses budidaya di hatchery.
Pada gambar denah dapat dilihat bahwa terdapat 13 kolam yang memiliki
fungsinya masing masing. 10 kolam awal dengan ukuran 2 x 2 meter berfungsi
sebagai

kolam

pembesaran.

Kolam

pembesaran

adalah

tempat

untuk

membesarkan dan merawat ukuran benih hingga mencapai ukuran calon indukan
yang nantinya siap untuk dijual atau digunakan sebagai induk baru.

Kolam kedua yang terbesar merupakan kolam pembesaran massal yang


mana kolam ini berfungsi untuk pembesaran benih-benih ikan komet

yang

kualitasnya dibawah rata-rata dan tidak memenuhi standar untuk dijadikan


indukan yang nantinya akan dijual secara partai.
Pada kolam outdoor juga terdapat kolam pemberokan dan kolam
karantina, berfungsi sebagai tempat induk ikan yang akan dijual ditempatkan
terlebih dahulu disana.

Gambar 2. Siteplan Rancangan Broodstock Center Ciparanje 3 Dimensi

Selain area kolam, tempat budidaya ikan komet di ciparanje ini terdapat
beberapa gedung, diantaranya gedung kantor, gedung hatchery, ruang instalasi
listrik, gudang pakan dan kamar pekerja. Gedung gedung ini dibuat untuk
menunjang kegiatan produksi induk di komplek broodstock.
Penyediaan induk (Broodstock) ini dapat dilakukan dengan beberapa cara.
Cara pertama yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan backcross atau
mengawinkan antara anak dengan ibunya atau dengan mengawinkan antara anak
dengan bapaknya. Inilah cara yang terbaik. Bila tidak backcross, bisa juga dengan
cara kedua, yaitu dengan mengawinkan antara anak-anaknya, tapi bukan dari satu

keturunan. Namun pada kegiatan broodstok ikan komet ini akan dilakukan secara
backcross.
Untuk memperoleh induk yang berkualitas baik, baik dari hasil backcross
atau dari hasil mengawinkan antara anak dengan anaknya, maka benih hasil
kegiatan-kegiatan harus diseleksi, secara ketat atau dipilih benih-benih yang
berkualitas baik sesuai dengan tanda-tanda yang telah disarankan, atau sesuai
dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Seleksi ini dilakukan dalam beberapa
tahap.
Tahap pertama dilakukan pada benih hasil pendederan pertama, yaitu
dengan memilih benih-benih yang pertumbuhannya paling cepat, dan bentuk
tubuhnya normal atau tidak cacat, sehat dan tidak luka, sisiknya tersusun rapi,
bertubuh gemuk, atau tidak kurus, gerakannya lincah, warna bagus dan respon
terhadap pakan tambahan.
Tahap kedua dilakukan pada benih hasil pendederan kedua dengan tandatanda yang sama seperti yang disebutkan di atas. Tahap ketiga dilakukan pada
benih hasil dari pendederan ketiga, dan dengan tanda-tanda yang sama. Demikian
seleksi dilakukan terus sampai menjelang calon induk dengan tanda-tangda yang
sama. Dengan jalan seperti itu akan didapatkan calon-calon induk yang
berkualitas baik.
Dalam mendapatkan calon induk dari hasil kegiatan ini ada sebagian
pembudidaya yang ingin mencari mudahnya saja, tanpa memikirkan efek negatif
dari semua yang mereka lakukan, yaitu dengan mengawinkan induk jantan dan
betina yang berasal dari satu keturunan dari hasil pilihan mereka. Padahal
mengawinkan induk-induk dari satu keturunan dapat menyebabkan perkawinan
dalam satu keturunan atau lebih dikenal dengan istilah inbreeding.
Inbreeding pada ikan, dapat berakibat kurang baik, yaitu menurunnya
kualitas benih yang dihasilkan, dimana pertumbuhannya akan semakin lambat,
tidak tahan pada perubahan lingkungan dan mudah terserang penyakit. Perlakuan
ini bila terus berlanjut dapat berakibat semakin menurunnya kualitas genetik dan
akhirnya tidak dapat dijadikan kembali sebagai induk.

Ada satu cara mudah untuk menghindari inbreeding, yaitu dengan


mengambil salah satu jenis kelamin yang dihasilkan dari kegiatan sendiri,
sedangkan jenis kelamin lainnya mengambil dari daerah lain atau saling tukar
dengan pembudidaya lain. Misalnya betina berasal dari kegiatan sendiri,
sedangkan jantan berasal dari pembudidaya lain, atau sebaliknya atau bisa juga
membeli beberapa pasang induk dari daerah lain kemudian salah satu jenis
kelaminnya dikawinkan dengan jenis kelamin yang dipunyai atau disilang. Induk
betina dari daerah atau pembudidaya lain dikawinkan dengan induk jantan milik
sendiri atau sebaliknya. Induk-induk tersebut harus ditandai atau perputarannya
harus dicatat agar mudah mengontrolnya.
Peluang pasar akan induk ikan komet khususnya relatif tinggi dikarenakan
biasanya para pembudidaya tidak akan menjual indukannya. Sehingga, ini
menjadi peluang yang cukup menjanjikan apalagi induk yang dihasilkan
berkualitas baik.
2.

Hatchery
Hatchery berarti bangunan yang digunakan sebagai tempat pembenihan

dari pemijahan sampai menghasilkan larva dan juga dapat digunakan untuk
menampung indukan yang belum ataupun siap untuk dipijahkan. Bangunan
hatchery bisa dibuat secara permanen, semipermanen, atau secara sederhana dari
tanah.
Hatchery sangat menentukan berhasil tidaknya pemijahan. Karena itu, agar
pemijahan berhasil baik, perlu diperhatikan masalah ketersediaan atap atau
pelindung hatchery; lokasi hatchery, yaitu yang dekat dengan sumber volume air
yang selalu mencukupi; kondisi air, yaitu yang jernih, bebas dari pencemaran
bahan-bahan berbahaya, ber-pH netral, dan kandungan oksigennya tinggi; serta
lokasi yang tidak terlalu jauh dan mudah dijangkau karena dalam tahapan ini perlu
pengontrolan yang sangat intensif.
Hatchery ini akan dibangun dibagian atas kolam outdoor, dimana hatchery
dibuat full indoor dengan atap asbes bening pada sebagian tempat sehingga
memaksimalkan sinar matahari untuk penerangan pada siang hari. Pada hatchery

dibangun beberapa instalasi berupa kolam filtrasi untuk pengolahan awal air dan
kolam penampungan air, kolam pemberokan, kolam pemijahan, kolam
pendederan, akuarium untuk penetasan telur dan larva, lemari obat, blower atau
aerator dan kolam pakan alami.

Gambar 3: Denah Hatchery tampak samping

Pada kolam filtrasi dan penampungan air berfungsi untuk menampung air
sebagai persediaan jika sewaktu-waktu diperlukan dan pengolahan awal air yaitu
menyaring air agar menjadi bersih. Kolam dibuat permanen dengan semen atau
beton agar kokoh dan tidak gampang bocor. Pada kolam filtrasi ini dibangun
rangakaian pipa paralon yang dihubungkan dengan beberapa kolam pendederan.
Kolam pemeliharaan induk adalah tempat untuk memelihara induk yang
sudah matang kelamin sehingga siap melakukan pemijahan. Dibuat dua kolam
pemeliharaan induk, satu untuk induk yang akan dipijahkan dan satunya lagi
untuk induk yang sudah dipijahkan.
Fungsi kolam pemberokan didalam hetchery adalah untuk mengurangi
kandungan lemak pada induk yang dapat mengganggu proses keluarnya telur saat
pemijahan. Selain itu, bisa untuk mengetahui induk yang benar-benar matang
organ perkembangbiakannnya atau hanya kekenyangan sehingga perutnya buncit.
Kolam pemberokan dapat dibuat dari semen atau plastik ataupun bisa
menggunakan bak fiber. Kolam pendederan digunakan untuk memelihara benih
dari fase larva sampai menjadi benih.

Untuk menambah oksigen, setiap wadah pemeliharaan larva, penetasan


telur dan bak pedederan harus dilengkapi dengan aerasi yang bersumber dari
aerator. Untuk menyalurkan udara dari blower kesetiap wadah menggunakan
selang kecil (selang aerasi) yang masing-masing ujungnya dilengkapi dengan batu
aerasi.
3.

Pengolahan perairan
a) Debit air
Debit air pada saluran air di kolam Ciparanje yaitu :
T
= 0,12 meter
P
= 10 meter
L
= 0,56 meter
Volume = P x L x t
= 10 X 0,56 X 0,12 = 672 m3
Debit = Volume / Waktu
= 672 / 25 = 26,88 Liter/detik
b) Data Kualitas air di Saluran Ciparanje pukul 13.00 WIB
Suhu : 25,3
DO
: 7,9 mg/L
pH
: 7,37
Dari data yang didapatkan terdapat kekurangan yaitu debit air yang terlalu

kecil. Untuk mengatasinya maka diberikan bak penampungan dan pengendapan


untuk air awal sehingga dapat mengurangi resiko kehabisan air pada saat
produksi.

4.

Fasilitas Penunjang
1) Gedung kantor dan penginapan

Gambar 4. Gedung Perkantoran dan Penginapan


Gedung

perkantoran

merupakan

ruangan

yang

digunakan

untuk

manajemen kepegawaian, tata usaha, tempat transaksi, dan tempat menerima


tamu. Selain itu terdapat rumah bagi para pekerja, yang didalamnya dilengkapi
beberapa fasilitas seperti kamar untuk pekerja, kamar mandi dan dapur.
2) Gedung Pakan

Gambar 5 . Gedung Pakan


Gedung pakan ini berfungsi menyimpan pakan untuk keperluan
budidaya dan tempat untuk menyimpan beberapa sarana penunjang
kegiatan broodstok ikan komet.
3) Instalasi Listrik

Gambar 6. Instalasi listrik


Instalasi listrik ini berfungsi sebagai pusat instalasi listrik dan
tempat genset, yang digunakan apabila sumber listrik dari PLN padam.
4) Lahan Parkir

Gambar 6. Lahan Parkir


Lahan parkir berfungsi sebagai tempat keluar masuk dan penitipan
kendaraan.

5.
Rancangan Biaya Pembangunan
a. Pembangunan Gedung/ Kolam
N
o

Bangunan

Lua
s

Satu
an

10

Jumlah
Bangu

Harga
Satuan

Total
(Rp.)

2
3
4
5
6
7
8
9
1
0
1
1
1
2
1
3

Kontruksi Kolam
Pengendapan
Kontruksi Kolam
Induk
Kontruksi Kolam
Pembesaran Massal
Kontruksi Kolam
Pemberokan/Karantina
Kontruksi Kolam
Pengolahan Limbah 1
Kontruksi Kolam
Pengolahan Limbah 2
Kontruksi Kolam
Pengolahan Limbah 3
Konstruksi Ruang
Kantor
Kontruksi Hatchery
Kontruksi Gudang
Pakan
Konstruksi Instalasi
listrik
Kontruksi Parkiran
Tanaman Produktif

Are
a
400.
6

nan
m2

(Rp.)

400

m2

144
5
301

m2

m2

24

m2

13.5

m2

156

m2

420

m2

128
3
196

m2

m2

103

m2

146
4
127
3

m2

m2

500,000.0
0
500,000.0
0
500,000.0
0
500,000.0
0
500,000.0
0
500,000.0
0
500,000.0
0
1,000,000
.00
1,000,000
.00
1,500,000
.00
1,000,000
.00
400,000.0
0
300,000.0
0

400,600,000.
00
1,600,000,00
0.00
722,500,000.
00
150,500,000.
00
12,000,000.0
0
13,500,000.0
0
78,000,000.0
0
420,000,000.
00
1,283,000,00
0.00
294,000,000.
00
103,000,000.
00
585,600,000.
00
381,900,000.
00
6,044,600,0
00.00

b. Biaya Alat dan Bahan


No Bahan
1 Pipa Saluran

Jumlah Satuan Harga Satuan


(Rp.)
500
meter
15,000.00

11

Total
(Rp.)
7,500,000.00

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

6.

Aerator
Pompa Sirkulasi
Pipa Aerator
Indukan Ikan Komet
Akuarium (100 x 80 x 70)
Genset
Lemari
Saringan
Keran Aerasi
Ember
Selang
Batu Aerasi

4
3
576
2000
576
2
10
100
576
100
800
576

Buah
Buah
meter
Pasang
Buah
Buah
Buah
Buah
buah
buah
meter
buah

300,000.00
1,000,000.00
10,000.00
15,000.00
100,000.00
5,000,000.00
200,000.00
15,000.00
5,000.00
15,000.00
20,000.00
1,000.00

1,200,000.00
3,000,000.00
5,760,000.00
30,000,000.00
57,600,000.00
10,000,000.00
2,000,000.00
1,500,000.00
2,880,000.00
1,500,000.00
16,000,000.00
576,000.00
139,516,000.00

Analisis Usaha
a. Biaya Operasional per Siklus Produksi
1. Biaya Tetap
Penyusutan investasi
Rp. 6,157,116,000.00 : 12 Bulan = Rp. 513,093,000.00/ tahun
2. Biaya Variable
No
1
2
3
4

Jenis Barang/Jasa
Biaya Listrik
Upah tenaga Kerja
Biaya Obat obatan
Biaya Pakan

Total (Rp.)
80,000,000.00
804,000,000.00
2,000,000.00
739,125,000.00
1,625,125,000.00

b. Hasil Produksi
1. Hasil Produksi dengan 3 kali pemijahan (1 Tahun)
1000 pasang menghasilkan 1000 ekor anakan per pasang = 1,000,000
= 3,000.000 (35% x 3,000.000)= 1,950,000 ekor ikan setahun.
2. Penerimaan
Penerimaan = Hasil Produksi x Harga jual (per ekor induk)
= 1,950,000 x Rp. 5.000
= Rp. 9,750,000,000.00
3. Keuntungan
Keuntungan = Penerimaan Total Biaya Operasional
= Rp. 9,750,000,000.00 Rp. 2.138.218.000
= Rp.7,611,782,000.00
4. BEP

12

BEP = Total Modal : Keuntungan


= Rp. 6,157,116,000.00 : Rp. 7,611,782,000.00
= 0,81 Tahun
VIII. Penutup
Demikian proposal ini kami sampaikan, dengan penuh harapan semoga
rancangan Broodstock Center Ikan Komet secara Intensif akan mendapat
dukungan dan bantuan dari semua pihak, khususnya dari Universitas Padjadjaran
dan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

13

DAFTAR PUSTAKA
Nugroho. 2008. Analisis Finansial Usaha Ikan Hias Air Tawar.
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/5383/C08snu.pdf;js
essionid=922FEB67BD9792E1CFE380BC33E2BF66?sequence=4.
Diakses pada 5 Desember 2014
Skomal, G. 2007. Goldfish. Second edition. Wiley Publishing. USA.
Usni.

2008. Induk hasil sendiri. www. cara-memperoleh-induk-darikegiatan.html. Diakses pada 5 Desember 2014

Yonari. 2010. Breeding part 1. http://www.ifga.org/articles/1articles.htm. Diakses


pada 5 Desember 2014

Lampiran

14

No
1
2
3
4
5
6

Tabel 1 : Tabel Upah Pekerja per Bulan


Jumlah
Upah
Jumlah
Orang
(Rp)
(Rp)
Kepala
1
6,000,000.00
6,000,000.00
Pengelola
Pekerja
14
2,500,000.00
35,000,000.00
Lapangan
Pekerja Lab
2
2,500,000.00
5,000,000.00
Administrasi
2
3,000,000.00
6,000,000.00
Sekretaris
1
3,000,000.00
3,000,000.00
Security
6
2,000,000.00
12,000,000.00
67,000,000.00
Pekerjaan

Perhitungan Pakan Induk :


2,000 ekor x 100 gram = 200,000 gram
Kebutuhan Pakan = 200,000 x 5% = 10.000 gram = 10 kg/hari
Pakan Setahun = 10 kg x 365 = 3650 kg/tahun

Perhitungan Pakan Pembesaran :


190.000 ekor x 70 gram= 133,000,00 gram
Kebutuhan Pakan = 133,000,00 x 5% = 665.000 gram = 665 kg/hari
Pakan Setahun = 665 kg x 365 = 242725 kg/tahun

Total Kebutuhan Pakan :


3650 kg + 242725 kg = 246.375 kg

Total Harga Pakan :


246.375 kg x Rp. 3,000.00 = Rp. 739.125.000

Pemijahan alami atau buatan


Konsep breeding

15

Anda mungkin juga menyukai