Anda di halaman 1dari 21

BANK SENTRAL

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas mata kuliah
Ekonomi Moneter
Yang dibina oleh Ibu Istiqomah

Oleh :
Akhmad Affandi 130431611296
Arfiyanti A. 130431611249
Rini Wulandari 130431611329
Zulfikar Adilla Soekarno 130431615936

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS EKONOMI
PRODI S1 PENDIDIKAN EKONOMI
Oktober 2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat, karunia, dan hidayahNYA sehingga makalah yang berjudul Bank Sentral ini dapat terselesaikan dengan
baik dan lancar.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Moneter
yang didalamnya membahas tentang pengertian dari bank sentral, kedudukan bank
Indonesia sebagai bank sentral, 3 peran utama bank Indonesia sebagai bank sentral,
hubungan bank Indonesia dengan pemerintah dan internasional dan prosedur
kebijakan Fed sebagai bank sentral United States of America
Penulis sadar bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
kritik dan saran sangat diharapkan dari pembaca. Penulis berharap semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Sekian dan terima kasih.

Malang, Oktober 2015


Penyusun

DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................

Daftar Isi ..........................................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...............................................................................

1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Bank sentral ...................................................................................

2.2 Kedudukan bank Indonesia sebagai bank sentral ..........................

2.3 3 peran utama bank Indonesia sebagai bank sentral ......................

2.4 Hubungan bank Indonesia dengan pemerintah dan internasional...

3.5 Kebijakan Federal Reserve System sebagai bank sentral United


States of America
.........................................................................................................
.........................................................................................................
6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ....................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

ii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebelum abad 17, bank sentral belum dikenal, meskipun perbankan sudah mulai
berkembang, bank dan sistem perbankannya berkembang sejalan dengan
berkembangnya perdagangan dan perniagaan. Dengan semakin berkembangnya
sistem perbankan, kebutuhan akan suatu lembaga stabilitator perekonomian
dirasakan perlu keberadaannya. Lembaga tersebut kini dikenal sebagai bank
sentral. Secara umum bank sentral merupakan lembaga yang memiliki peran
penting dalam perekonomian, terutama dibidang moneter, keuangan dan
perbankan. Hal ini Nampak dari tujuan bank sentral yang tidak identik dengan
bank komersial, bank tabungan, dan lembaga keuangan lainnya.
Pada dasarnya bank sentral dibentuk untuk mencapai tujuan sosial ekonomi
tertentu yang menyangkut kepentingan nasional atau kesejahteraan umum, seperti
stabilitas harga dan perkembangan perekonomian. Disisi lain, dalam suatu sistem
perbankan, ketiadaaan koordinator dan regulator yang tidak berpihak dan
mengakibatkan bank-bank tidak dapat melaksanakan operasinya secara efisien.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas makalah ini mempunyai rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan bank sentral?
2. Bagaimana kedudukan bank Indonesia sebagai bank sentral?
3. Bagaimana 3 peran utama bank Indonesia sebagai bank sentral?
4. Bagaimana hubungan bank Indonesia dengan pemerintah dan internasional?
5. Bagaimana prosedur kebijakan Federal Reserve System sebagai bank sentral
United States of America
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang bank sentral?
2. Untuk mengetahui kedudukan bank Indonesia sebagai bank sentral?
3. Untuk mengetahui 3 peran utama bank Indonesia sebagai bank sentral?
4. Untuk mengetahui hubungan bank Indonesia dengan pemerintah

dan

internasional?
5. Untuk mengetahui prosedur kebijakan Federal Reserve System sebagai bank
sentral United States of America

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Bank Sentral
1. Pengertian Bank Sentral
Sebagai sebuah organisasi dalam suatu sistem kenegaraan bank sentral dibentuk
dan didirikan berdasarkan undang-undang. Dalam konteks itu, tampak bahwa
bank sentral memiliki peran dan pengaruh yang cukup besar dalam
perekonomian suatu negara. Dalam produk hukum tersebut, secara umum diatur
berbagai faktor yang mempengaruhi susunan unit. Faktor-faktor yang
mempengaruhi susunan unit dan bentuk koordinasi dari organisasi sebuah bank
sentral adalah tujuan, tugas, wewenang, serta faktor-faktor lain seperti hubungan
bank dengan pemerintah dan parlemen. Faktor-faktor tersebut pada gilirannya
akan mempengaruhi berbagai aspek lainnya dalam organisasi seperti tingkat
independensi, transparansi dan akuntabilitas dari masing-masing bank sentral.

Selanjutnya, secara keseluruhan faktor-faktor tersebut diatas akan


mempengaruhi susunan dan bentuk koordinasi unit dalam organisasi sebuah
bank sentral atau dikenal dengan sebutan struktur organisasi. Secara umum,
struktur organisasi setidaknya menggambarkan 4 sisi dasar dari sebuah
organisasi yaitu hierarchy of authority hirarki kewenangan
departementalization departemenisasi spans of control rentang kendali line
of staff positions posisi staf dan lini.
2. Implikasi Tujuan, Tugas, dan Wewenang pada Organisasi Bank Sentral
Pada umumnya semakin banyak tujuan yang harus dicapai, semakin banyak
tugas-tugasnya, dan semakin besar wewenangnya maka semakin kompleks
susunan dan bentuk koordinasi unit dalam organisasinya. Misalnya, bank sentral
yang memiliki tugas sebagai pengendali moneter, pengawas bank, dan sistem
pembayaran, struktur organisasinya akan lebih kompleks jika dibandingkan
dengan struktur organisasi bank sentral yang hanya mempunyai tugas sebagai
pengendali moneter dan sistem pembayaran. Demikian pula dengan wewenang
yang diberikan, akan mempengaruhi kompleksitas susunan unit dan bentuk
koordinasi dari unit-unit dalam organisasi bank sentral. Bank sentral yang
diberi kewenangan untuk menetapkan dan melaksanakan kebijakannya akan
berbeda dengan bank sentral yang hanya diberi wewenang sebagai pelaksana
kebijakan dari pemerintah.
3. Tujuan dan Tugas Bank Sentral serta Implikasinya pada Organisasi
Dalam praktek, terdapat bank sentral yang hanya memiliki satu tujuan dan ada
yang memiliki lebih dari satu tujuan. Kompleksitas organisasi bank sentral yang
memiliki satu tujuan berbeda dengan bank sentral yang memiliki lebih dari satu
tujuan. Hal ini dikarenakan pada bank sentral yang memiliki banyak tujuan
harus dapat mengeliminir conflict of interest.
Selanjutnya, sebagai pedoman perasional untuk mencapai tujuan tersebut, pada
umumnya bank sentral diberi tugas-tugas tertentu. Tugas tersebut bervariasi
antar bank sentral di dunia. Ada bank sentral yang dalam undang-undang
tugasnya ditetapkan secara rinci, ada yang hanya garis besarnya saja. Namun
secara umum tugas tersebut dapat dikelompokkan menjadi 4 yaitu, bidang

moneter (monetary), bidang pengawasan (supervisory), bidang sistem


pembayaran (Payment), dan bidang operasi internal (internal operations)
4. Wewenang Bank Sentral dan Implikasinya pada Organisasi
Berdasarkan wewenangnya menurut Chen Yuan (th. 1990) organisasi bank
sentral terdiri dari dua level yaitu level yang mempunyai kewenangan tertinggi
dan level dibawah badan yang mempunyai kewenangan tertinggi dalam
membuat kebijakan. Pada level tertinggi terdiri dari satu, dua, atau tiga badan,
yaitu badan pembuat kebijakan, badan pelaksana kebijakan dan badan
pengawas. Jumlah badan tergantung undang-undang bank sentral masingmasing negara.
Jumlah badan pada organisasi bank sentral yang memiliki kewenangan tertinggi
dapat diklasifikasikan dalam 3 kelompok
1. Bank sentral yang memiliki wewenang membuat dan melaksanakan
kebijakan pada satu badan
Contoh : federal reserve system of United States of America dan bank of
England
2. Bank sentral yang memiliki wewenang membuat dan melaksanakan
kebijakan pada dua badan yang terpisah
Contoh : Bank of Japan, Deutsche bundesbank, dan bank of Italyz
3. Bank sentral yang memiliki wewenang membuat, malaksanakan, dan
mengawasi kebijakan pada tiga badan yang terpisah
Contoh : bank of France, the national bank of Belgium, dan the national
bank of Switzerland
Sedangkan pada level dibawah badan yang memiliki kewenangan tertinggi
adalah unit-unit operasional yang berada dibawahnya dan bertugas
melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh badan tertinggi
Selanjutnya, dalam menguraikan mengenai organisasi bank sentral pada
umumnya, akan dikemukakan ketiga badan tertinggi pada organisasi bank
sentral, yaitu :
a. Badan pembuat kebijakan
Umumnya berbentuk dewan (council) dan dalam merumuskan kebijakan,
keputusan ditetapkan berdasarkan pada suara mayoritas. Jumlah anggota

dewan bervariasi antar bank sentral. Hal ini dapat dilihat dari jumlah anggota
badan pembuat kebijakan yang paling sedikit terdiri dari 5 anggota seperti di
Belanda hingga 40 orang seperti di Swiss. Dalam prakteknya nama badan
pembuat kebijakan antar bank sentral juga berbeda-beda, contohnya Amerika
Serikat : Board of government (dewan gubernur), Jerman : Executive Board
(Dewan eksekutif), Perancis : General Council (dewan umum), dan Jepang :
Policy Board (dewan kebijakan)
Penunjukan ketua dan anggota badan pembuat kebijakan pada organisasi
bank sentral tidak sama antara suatu negara dengan negara lain. Ketua badan
pembuat kebijakan dapat berasal dari dalam bank sentral sendiri maupun
berasal dari luar
b. Badan pelaksana kebijakan
Badan pelaksana kebijakan adalah unit/badan dalam organisasi bank sentral
yang diberi kewenangan untuk melaksanakan dan merealisasikan kebijakan
yang telah ditetapkan oleh badan pembuat kebijakan. Selain itu juga bertugas
melakukan tindakan-tindakan administratif serta bertindak sebagai wakil
resmi dari organisasi bank sentral sebagai badan hukum dalam berhubungan
dengan pihak luar. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, badan
pelaksana kebijakan dilengkapi dengan subordinate organizations.
c. Badan pengawas
Badan pengawas adalah unit dalam organisasi bank sentral yang mempunyai
tugas dan wewenang untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaaan pada
bank sentral. Badan pengawas bertugas untuk memastikan bahwa kebijakan
yang telah ditetapkan telah dilaksanakan dan dilakukan secara wajar dan
rasional oleh badan pelaksana kebijakan termasuk sub-sub unit dibawahnya.
Ruang lingkup pengawasan dan pemeriksaan meliputi seluruh kegiatan
operasi bank sentral termasuk pembukuan dan administrasi. Dengan
demikian, pada dasarnya pelaksanaan pengawasan dan pemeriksaan
dimaksudkan untuk menguji tingkat transparansi dan akuntabilitas dari
pelaksanaan tugas sebuah bank sentral.
5. Bagaimana Bank Sentral Mempengaruhi Jumlah Uang yang Beredar
Untuk mengetahui bagaimana bank sentral menggunakan sasaran menengah dan
sasaran operasionalnya untuk mencapai tujuannya, dimulai dengan mempelajari
aktivitas bank sentral melalui neracanya. Secara sederhana, neraca bank sentral
dapat digambarkan sebagai berikut.

Asset
Government Securities
Discount loans

Liabilitas
Currency in circulation
Reserves

Kewajiban (Liabilities)
1. Currency in circulation atau uang beredar adalah jumlah mata uang (uang
kertas dan uang logam) yang diterbitkan oleh bank sentral, yang
dipegangoleh masyarakat.
2. Reserves (cadangan) terdiri dari cadangan wajib bank komersial di bank
sentral (sebagai cadangan minimum) ditambah uang kartal yang dipegang
oleh bank komersial, yang disimpan dalam brankas sebagai cadangan lebih.
Aset (assets)
1. Government securities atau Treasury securities (surat utang pemerintah)
merupakan instrumen operasi pasar terbuka (open market policy), di mana
bank sentral melakukan jual atau beli obligasi pemerintah/treasury. Dengan
membeli obligasi pemerintah berarti menambah aset bank sehingga
meningkatkan jumlah uang yang beredar. Sebaliknya, dengan menjual
obligasi pemerintah yang dimiliki, maka reserves bank sentral akan
meningkat dan menurunkan jumlah uang yang beredar.
2. Discount Loans adalah pinjaman yang diberikan bank sentral kepada bank
komersial dengan suku bunga yang lebih rendah dari suku bunga pasar
disebut diskonto/ discount rate. Dengan memberikan discount loans kepada
bank komersil, bank sentral menambah cadangan bank sehingga akan
meningkatkan jumlah uang yang beredar.
Secara singkat, perubahan dalam aset bank sentral mengakibatkan
perubahan cadangan, yang pada akhirnya merubah jumlah uang yang beredar.
Hal penting lain dari aset bank sentral adalah kedua aset tersebut menghasilkan
pendapatan bagi bank sentral berupa penerimaan bunga sementara kewajibannya
(uang beredar dan cadangan) tidak memiliki biaya. Selain digunakan oleh
pemerintah sebagian pendapatan tersebut digunakan untuk penelitian
perekonomian.
Perkembangan jumlah uang beredar memiliki keterkaitan dan pengaruh
langsung pada perkembanga aktivitas perekonomian. Keterkaitan itu tercermin
pada hubungan yang terjadi antara jumlah uang beredar dengan perkembangan
variabel-variabel ekonomi utama, yaitu tingkat produksi (out put) dan harga.
Jumlah uang beredar yang terlalu banyak dapat mendorong meningkatnya
harga-harga yang akan mengganggu pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, jumlah
6

uang yang terlalu sedikit akan mengakibatkan kelesuan ekonomi, yang akan
menurunkan kesejahteraan masyarakat. Kondisi tersebut melatarbelakangi bank
sentral untuk mengendalikan jumlah uang beredar dengan kebijakan moneter.
Berikut instrumen bank sentral untuk mengendalikan jumlah uang beredar :
1. Open Market Operation
Jika bank sentral menjual surat utang (misalnya, T-bills atau SBI untuk
Indonesia) ke masyarakat (BLKL), maka bank sentral akan menerima uang
dari masyarakat sehingga jumlah uang beredar akan berkurang atau
mengalami kontraksi hal itu dapat dilakukan dengan menaikkan suku bunga
surat utang tersebut.
2. The Discount Window
Bank sentral menyediakan pinjaman kepada bank komersial berbentuk
discount window atau pinjaman diskonto dengan discount rate, yang lebih
murah dari suku bunga pinjaman lainnya, pinjaman tersebut disediakan
untuk dua macam keperluan , yaitu jika bank komersial kekurangan
cadangan dan jika bank kekurangan dana untuk dipinjamkan sementara
ongkos pinjaman di interbank market dianggap cukup tinggi. Pinjaman
diberikan dengan persyaratan tertentu sehingga tidak semua pinjaman
disetujui.
3. Rediscount Operation
Di beberapa negara (kecuali AS), bank sentral membeli CP (surat utang
perusahaan) dampak pembelian surat utang tersebut menyebabkan M0 akan
bertambah, di Indonesia operasi pasar jenis ini disebut dengan SBPU (Surat
Berharga Pasar Uang)
4. Foreign Exchange Operation
Jika bank sentral menggunakan sistem nilai tukar tetap maka bank sentral
harus memilki komitmen utnuk membeli atau menjual mata uang asing
tersebut dengan nilai tukar yang telah ditetapkan.
5. Reserves Requirement
Bank sentral dapat menambah uang yang beredar dengan menurunkan
cadangan minimum dengan itu bank komersial memilki lebih banyak dana
untuk dimultiplikasikan dalam proses penciptaan uang giral. Perubahan
cadangan minimum dapat mempengaruhi likuiditas bank komersial,
sehingga instrumen ini dianggap kurang efektif
6. Moral Suation
Bank sentral membujuk bank komersial agar tidak memberi kredit terlalu
agresif yang dapat meningkatkan resiko bank sehingga bank sentral dapat

menekan pinjaman diskonto. Akan tetapi karena bersifat membujuk


instrumen ini pun kurang efektif.
Dari keenam instrumen kebijakan moneter di atas, open market operation
merupakan instrumen utama yang digunakan bank sentral, karena merupakan
kebijakan yang muncul dari inisiatif bank sentral sendiri, dimana bank sentral
memiliki informasi yang tepat mengenai jumlah dan volemunya. Instrumen ini
juga bersifat fleksibel dengan tingkat presisi yang tinggi, dimana perubahan
yang dilakukan dapat disesuaikan dengan ukuran yang diharapkan. Selain
kemudahan ini untuk melakukan refisi bila terjadi kesalahan serta dapat di
inplementasikan secara tepat
6. Bagaimana Bank Sentral Mempengaruhi Suku Bunga.
Sasaran jumlah uang beredar tidak dapat dipengaruhi secara langsung oleh
kebijakan oleh karena itu, bank sentral dapat menggunakan sasaran lainya, yaitu
sasaran operasional (operation targets), dengan mengendalikan cadangan, atau
suku bunga, yang lebih responsif kepada kebijakan bank sentral,dan memiliki
dampak langsung terhadap tingkat penggunaan tenaga kerja dan tingkat harga
(inflasi), serta dampak terhadap tujuan moneter lainya.
Suku bunga Fed funds adalah suku bunga pinjaman antar bank dari dana yang
disimpan di bank sentral. Kita perlu menganalisis pasar cadangan (reserves)
untuk melihat bagaimana perubahan cadangan mempengarui suku bunga fed
funds. Suku bunga ini sangat penting dalam menjalankan kebijakan moneter,
karena bank sentral mempengaruhinya secara langsung. Dengan demikian,
tinggi rendahnya suku bunga fed funds dapa menjadi indikasi keberhasilan bank
sentral dalam menjalankan kebijakan moneter. Operasi pasar terbuka bunga
diskonto, dan cadanga minimum adalah instrumen utama bank sentral dalam
memperngaruhi suku bunga fed funds.
2.2

Bank Indonesia Sebagai Bank Sentral


Sebagaimana negara sedang berkembang lainnya, peran dan tugas bank Indonesia
selaku bank sentral di Indonesia hingga saat ini telah mengalami evolusi dari yang
semula hanya bank sirkulasi hingga sebagai agen pembangunan, dan terakhir sejak
17 Mei 1999 telah menjadi independen. Keputusan tersebut diberlakukan melalui
UU No. 23 Tahun 1999 yang memberikan status dan kedudukan kepada Bank

Indonesia sebagai suatu bank yang independen dan bebas dari campur tangan pihak
luar termasuk pemerintah.
Selanjutnya, berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tersebut, Bank Indonesia
dinyatakan sebagai badan hukum. Dengan status tersebut, bank Indonesia
mempunyai kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum termasuk mengelola
kekayaannya sendiri terlepas dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
Selain itu, bank Indonesia juga berwenang membuat peraturan yang mengikat
masyarakat luas sesuai dengan tugas dan kewenangannya dan dapat bertindak atas
namanya sendiri didalam dan diluar pangadilan.
Untuk lebih menjamin independensi, undang-undang tersebut telah memberikan
kedudukan khusus kepada bank Indonesia dalam sistem ketatanegaraan Repulik
Indonesia. Kedudukan bank Indonesia selaku lembaga negara yang independen
tidak sejajar dengan lembaga tinggi negara seperti Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Mahkamah Agung (MA).
Kedudukan bank Indonesia juga tidak sama dengan departemen, karena kedudukan
bank Indonesia diluar pemerintahan. Status dan kedudukan yang khusus tersebut
diperlukan agar bank Indonesia dapat melaksanakan peran dan fungsinya sebagai
otoritas moneter secara efektif dan efisien. Meskipun demikian dalam menetapkan
kebijakan tetap berpedoman pada kerangka ekonomi dan kesejahteraan bangsa.
Sesuai dengan ketentuan undang-undang serta masih memiliki hubungan kerja dan
koordinasi yang baik dengan DPR, BPK, Pemerintah, dan pihak lainnya.
Tujuan dan Tugas Pokok Bank Indonesia
UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia secara tegas telah memberikan
landasan independensi bank Indonesia dalam mencapai target yang telah ditetapkan,
yaitu memelihara kestabilan rupiah dengan menggunakan instrumen kebijakan yang
ditetapkan. Kestabilan nilai rupiah yang dimaksud adalah kestabilan nilai rupiah
terhadap barang dan jasa yang diukur berdasarkan atau tercermin pada
perkembangan laju inflasi, serta terhadap nilai mata uang negara lain yang diukur
berdasarkan atau tercermin pada perkembangan niai tukar rupiah (kurs) terhadap
mata uang negara lain.

Penetapan tujuan tunggal tersebut menjadikan sasaran dan batas tanggung jawab
Bank Indonesia akan semakin jelas dan terfokus. Selanjutnya, sebagai implikasi
terfokusnya tujuan tersebut, bank Indonesia perlu mengarahkan kebijakannya untuk
menyeimbangkan kondisi ekonomi internal, khususnya keseimbangan antara
permintaan dan penawaran agregat, dengan kondisi ekonomi eksternal yang
tercermin pada kinerja neraca pembayaran. Perwujudan keseimbangan internal
tersebut adalah terjaganya inflasi pada tingkat yang rendah, sementara dari sisi
eksternal adalah terjaganya nilai rupiah pada tingkat perkembangan yang stabil.

2.3

3 Peran Utama Bank Indonesia Sebagai Bank Sentral


Dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan yaitu mencapai kestabilan
rupiah, maka peran utama bank Indonesia meliputi :
1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
Sesuai UU No. 23 Tahun 1999 Bank Indonesia diberi kewenangan untuk
melaksanakan kebijakan moneter melelui penetapan sasaran moneter dengan
memperhatikan sasaran laju inflasi serta melakukan pengendalian uang beredar
dengan menggunakan berbagai instrumen kebijakan moneter. Pada dasarnya,
kebijakan moneter yang ditempuh oleh otoritas moneter merupakan salah satu
bagian integral dari kebijakan ekonomi makro dan juga mempunyai peranan
ynag sangat strategis.
Secara umum, kebijakan moneter yang diberlakukan untuk mempengaruhi
perkembangan perekonomian kearah sasaran akhir yang diharapkan. Untuk
mencapai sasaran tersebut, bank sentral dapat menggunakan instrument
langsung maupun tidak langsung.
Selain itu, dalam rangka lebih memfokuskan pelaksanaan tugas dibidang
pengendalian moneter, berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999, telah dilakukan
penyesuaian terhadap beberapa tugas Bank Indonesia
1) Bank Indonesia tidak lagi diperkenankan memberikan kredit kepada
pemerintah dan kredit likuiditas dalam rangka kredit program. Hal ini
dimaksudkan untuk menghindari terjadinya penambahan uang beredar yang
berlebihan.
2) Bank Indonesia hanya dapat melakukan penyertaan modal pada perusahaan
yang sangat diperlukan dalam menunjang pelaksanaan tugasnya
Pelaksanaan kebijakan moneter tidak dapat terlepas dari sistem nilai tukar,
sistem devisa yang ditetapkan serta sistem devisa yang dianut. Sehingga dalam

10

melaksanakan kebijakan moneter bank Indonesia harus memperhatikan hal


tersebut.
2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
Dalam rangka mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, bank
Indonesia berwenang :
1) Melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas penyelenggaraan
jasa sistem pembayaran
2) Mewajibkan penyelenggara jasa istem pembayaran untuk menyampaikan
3)
4)
5)
6)

laporan tentang kegatannya


Menetapkan penggunaan alat pembayaran
Mengatur sistem kliiring antar bank
Meneyelenggarakan penyelesaian akhir transaksi pembayaran antar bank
Menetapkan macam, harga, ciri uang yang akan dikeluarkan, bahan yang

digunakan, dan tanggal mulai berlakunya sebagai alat pembayaran yang sah
7) Satu-satunya lembaga yang mengeluarkan dan mengedarkan uang Rupiah
serta mencabut, menarik dan memusnahkan uang yang dimaksud dari
peredaran.
3. Mengatur dan mengawasi perbankan
Tugas ini merupakan salah satu tugas terpenting khususnya dalam rangka
menciptakan sistem perbankan yang sehat yang pada akhirnya akan dapat
mendorong efektivitas kebijakan moneter. Hal itu mengingat bahwa lembaga
perbankan memegang fungsi-fungsi penting dalam perekonomian.
Dalam kaitannya dengan tugas pengewasan bank ini, berdasarkan undangundang, bank Indonesia diberi wewenang mengatur dan mengawasi bank yang
meliputi :
1) Memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan usaha
tertentu dari bank
2) Menetapkan peraturan dibidang perbankan
3) Melakukan pengawasan bank baik secara langsung maupun tidak langsung
4) Mengenakan sanksi terhadap bank baik secara langsung maupun tidak
langsung
Agar pelaksanaan pengawasan dan pengaturan perbankan dapat berjalan efektif,
maka tugas tersebut dapat dirinci sebagai berikut :
1) Melaksanakan ketentuan prinsip prudential secara efektif dan sekaligus
melaksanakan prinsip disclosure yang lebih luas bagi masyarakat tentang
kondisi masing-masing bank
2) Menyehatkan kegiatan operasional dibidang financial perbankan melalui
program-program penyehatan/restrukturisasi perbankan dan peningkatan
fungsi intermediasi
3) Menetapkan sistem pengawasan langsung maupun tidak langsung
11

4) Meningkatkan pengelolaan mutu perbankan untuk memantapkan ketahanan


sistem perbankan
2.4

Hubungan Bank Indonesia dengan Pemerintah Dan Internasional


A. Hubungan Dengan Pemerintah
Menilik pada tujuan dan tugas Bank Indonesia, keterkaitan dengan kepentingan
pemerintah sangat diperlukan. Disatu sisi bank Indonesia sebagai otoritas
moneter dan bertugas mengatur kebijakan sektor moneter, di sisi lain pemerintah
mengatur kebijakan sektor fiskal. Baik secara teori maupun dalam pelaksanaan
kedua sektor tersebut saling terkait dalam mencapai sasaran secara nasional
berupa pertumbuhan ekonomi. Sebagai contoh, dalam penentuan laju inflasi
kedua instansi akan bekerja sama agar target atau sasaran yang ditentukan dapat
tercapai. Hubungan kerja yang harmonis dengan pemerintah penting untuk
mencapai sinergi yang optimal.
Meskipun Bank Indonesia telah memiliki independensi, cakupan tugas dan
wewenangnya sedikit-banyak terkait dengan kepentingan pemerintah. Secara
makro, tugas bank Indonesia juga ditentukan oleh kinerja institusi-institusi yang
berhubungan erat dengan tujuan Bank Indonesia, yakni mencapai dan
memelihara kestabilan nilai Rupiah. Dalam kondisi yang demikian, sinkronisasi
dan koordinasi Bank Indonesia dengan pemerintah tetap diperlukan mengingat
keduanya memiliki tanggung jawab yang semuanya untuk kepentingan bangsa
Indonesia.
Hubungan Bank Indonesia dengan pemerintah telah diatur dengan jelas dalam
UU No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yaitu bahwa Bank Indonesia
tetap ditunjuk sebagai pemegang kas pemerintah. Selain itu, Bank Indonesia
untuk dan atas nama pemerintah dapat menerima pinjaman luar negeri,
menatausahakan, serta menyelesaikan tagihan dan kewajiban keuangan
pemerintah terhadap luar negeri. Salah satu perubahan yang penting dibanding
dengan ketentuan sebelumnya adalah saat ini Bank Indonesia tidak
diperkenankan lagi memberikan kredit kepada pemerintah yang selama ini
dipergunakan untuk menutup defisit anggaran pemerintah.
Sesuai dengan undang-undang, Pemerintah wajib meminta pendapat dan atau
mengundang Bank Indonesia dalam sidang kabinet yang membahas masalah

12

yang berkaitan dengan tugas Bank Indonesia yaitu masalah ekonomi, perbankan
atau keuangan. Demikian juga dalam penyusuna Rancangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) dan atau kebijakan pemerintah
lainnya yang terkait dengan tugas dan wewenang Bank Indonesia, Bank
Indonesia dapat memberikan pendapat dan pertimbangan kepada Pemerintah.
Hal lain yang menggambarkan hubungan antara Bank Indonesia dengan
Pemerintah adalah diaturnya koordinasi yang bersifat konsultatif dengan
Pemerintah dengan dapat hadirnya Pemerintah yang diwakili seorang menteri
atau lebih dalam Rapat Dewan Gubernur dengan hak bicara tanpa hak suara.
Selain itu, dalam hal Pemerintah wajib lebih dahulu berkonsultasi dengan Bank
Indonesia. Hal ini dimaksudkan agar penerbitan surat utang tersebut tepat waktu
dan tidak berakibat negatif terhadap kebijakan moneter. Dalam kaitan ini, Bank
Indonesia dapat membantu penerbitan surat utang negara, namun tidak
diperkenankan membeli secara langsung di pasar perdana. Bank Indonesia dapat
membeli surat utang negara di pasar sekunder hanya untuk keperluan kebijakan
moneter. Selanjutnya, sesuai dengan amanat UU No.24 Tahun 2002 tentang
Surat Utang Negara (SUN) khusus pasal 12 dan pasal 13, Bank indonesia
bertindak selaku penatausaha dan agen lelang SUN baik di pasar perdana
maupun di pasar sekunder.
Hubungan dengan Pemerintah tampak pula pada pembagian hasil kegiatan Bank
Indonesia. Surplus hasil kegiatan Bank Indonesia setelah diperhitungkan untuk
cadangan tujuan dan cadangan umum serta kewajiban pemerintah kepada Bank
Indonesia, akan diserahkan kepada Pemerintah. Sebaliknya, dalam hal Bank
Indonesia mengalami defisit hingga modal turun menjadi kurang dari Rp 2
Triliun, maka pemerintah diwajibkan menutup kekurangan tersebut.
B. Hubungan Internasional
Selain dengan pemerintah, Bank Indonesia juga menjalin hubungan kerja
dengan lembaga-lembaga internasional. Hubungan tersebut diperlukan dalam
rangka menunjang kelancaran pelaksanaan tugas Bank Indonesia maupun
Pemerintah yang berhubungan dengan ekonomi, moneter, maupun perbankan.

13

Secara umum, hubungan kerja sama internasional yang dijalin oleh bank sentral
terdiri dari:
1) Kerjasama yang dilakukan atas nama bank sentral sendiri dalam rangka
melaksanakan tugas-tugasnya, seperti keanggotaan bank sentral di South
East Asia Central Bank (SEACEN); dan
2) Kerjasama yang dilakukan untuk dan atas nama negaranya masing-masing,
seperti keanggotaan suatu negara di lembaga keuangan internasional,
seperti International Monetary Fund (IMF).
Sebagaimana bank sentral lainnya, Bank Indonesia juga menjalin kerjasama
internasional yang meliputi bidang-bidang:
1)
2)
3)
4)

Investasi bersama untuk kestabilan pasar valuta asing;


Penyelesaian transaksi lintas negara;
Hubungan koresponden;
Tukar-menukar informasi mengenai hal-hal yang terkait dengan tugas-tugas

Bank Sentral; dan


5) Pelantikan/penelitian di bidang moneter dan sistem pembayaran.
Bank Indonesia aktif dalam forum internasional baik smewakili pemerintah
Indonesia maupun atas nama Bank Indonesia sendiri. Keanggotaan Bank
Indonesia di beberapa lembaga dan forum international atas nama Bank
Indonesia sendiri antara lain:
1) The South East Asian Central Banks Research and Training Centre
(SEACEN Centre).
2) The South East Asean, New Zealand and Australian Forum of Banking
Supervisors (SEANZA)
3) The Executive meeting of East Asean and Pacific Central Banks (EMEAP)
4) ASEAN Central Bank Forum (ACBF)
5) Bank of International Settlement (BIS)
2.5. Kebijakan Federal Reserve System Sebagai Bank Sentral United States Of
America
Federal Reserve System (juga disebut Federal Reserve, atau secara informal The
Fed) adalah bank sentral Amerika Serikat. Lembaga ini didirikan pada tahun 1913
dengan diberlakukannya Undang-Undang Federal Reserve, terutama sebagai respon
kepanikan finansial pada tahun 1907. Dan untuk yang pertama kali the Fed

14

menerima tanggung jawab untuk memainkan peran aktif dalam memengaruhi


perekonomian.
Pada januari 1920, The Fed menaikan suku bunga diskonto dari 3/4 % menjadi 6%,
lompatan tersebut tebesar dalam sejarah, dan secara perlahan-lahan terus meningkat
menjadi 7% pada juni 1920, dimana suku bunga tersebut bertahan hingga satu
tahun. Kebijakan The Fed sangat berhasil setelah awal penurunan tingkat harga ,
laju inflasi turun menjadi nol.
Prosedur operasi The Fed yang baru
Pada Oktober 1979, dua bulan setelah Paul Volcker menjadi ketua Dewan Gubernur,
The Fed pada akhirnya tidak menitikberatkan suku bunga federal funds sebagai
instrument operasi dengan memperlebar kisaran targetnya lebih dari lima kali:
kisaran pada umumnya antara 10% sampai 15%. Instrumen operasi utama menjadi
cadangan yang tidak di pinjamkan ( nonborrowed reserve ), yang akan ditatapkan
The Fed setelah mengestimasi volume pinjaman diskonto yang akan dipimpin bank.
Tidak mengherankan, suku bunga federal funds mengalami fluktuasiyang lebih
besar setelah The Fed tidak menitikberatkan sebagai instrumen operasi. Akan tetapi,
yang mengejutkan adalah bahwa pengurangan titik berat pada target federal funds
tidak memberikan hasil yang lebih baik dalam pengendalian moneter: setelah
Oktober 1979, fluktuasi tingkat pertumbuhan uang beredar meningkat dan tidak
menurun sebagaimana telah diharapkan, selain itu The Fed meleset memenuhi target
pertumbuhan M1-nya selama periode 3 tahun 1979-1982.
Alasan melesatnya target adalah bahwa Volcker tidak serius mengendalikan
agregat moneter, tetapi justru ingin menghindari dari dipersalahkan atas suku bunga
yang tinggi yang diperlukan untuk menurunkan inflasi. Pergerakan suku bunga
selama periode ini mendukung interpretasi strategi The Fed. Setelah pengumuman
Oktober 1979, suku bunga jangka pendek didorong mendekati 5%, hingga Maret
1980 suku bunga melebihi 5%. Dengan memberlakukan pengendalian kredit pada
Maret 1980 dan penurunan yang cepat dalam PDB riil pada triwulan kedua tahun
1980, The Fed memeperbaiki kebijakannya dan memberikan suku bunga untuk
turun secara tajam. Ketika masa pemulihan mulai pada juli 1980, inflasi tetap
bertahan, masih lebih tinggi dari 10%. Oleh karena perang melawan inflasi belum
dimenangkan, The Fed memperketatnya lagi, meningkatkan suku bunga jangka
15

pendek diatas 15% untuk kedua kalinya. Resesi tahun 1981-1982 dan penurunan
yang besar dalam output dan tingkat pengangguran yang tinggi mulai menurunkan
inflasi. Dengan pecahnya psikologis inflasi, suku bunga dibiarkan turun.
Strategi anit-inflasi The Fed selama periode Oktober 1978-Oktober 1982 tidaklah
dimaksudkan untuk menghasilkan pertumbuhan agregat moneter yang halus. Justru,
fluktuasi suku bunga dan siklus usaha yang besar, bersama dengan inovasi
keuangan, membantu menghasilakan uang yang berfluktuasi.
Seiring dengan waktu, tugas dan fungsi Federal Reserve System berkembang dan
strukturnya juga mengalami perubahan. Kejadian seperti Depresi Besar merupakan
beberapa faktor utama yang menyebabkan perubahan sistem ini. Menurut
dokomentasi resmi, tugas utama Federal Reserve System adalah:
1. Menyelenggarakan kebijakan moneter negara dengan mempengaruhi kondisi
moneter dan kredit dalam ekonomi dengan tujuan penyerapan tenaga kerja yang
maksimal, harga yang stabil, serta tingkat suku bunga jangka panjang yang
moderat
2. Melakukan pengawasan dan regulasi atas institusi perbankan untuk menjamin
keamanan perbankan nasional dan sistem finansial nasional, serta melakukan
perlindungan terhadap hak-hak kredit konsumen
3. Menjaga stabilitas sistem finansial dan risiko sistemik di dalamnya yang dapat
muncul pada pasar finansial
4. Menyediakan layanan finansial kepada lembaga penyimpanan, pemerintah
Amerika Serikat, serta institusi resmi asing, termasuk memainkan peran penting
dalam menjalankan sistem pembayaran nasional.
Federal Reserve System tidak dimiliki oleh siapapun dan bukanlah lembaga privat
yang mencari keuntungan. Lembaga ini merupakan entitas independen di dalam
pemerintahan. Saat ini terdapat 5 bagian pada Federal Reserve System :
1. Dewan Gubernur yang ditunjuk oleh Presiden, sebuah lembaga pemerintah di
Washington, D.C.

16

2. Komisi Pasar Terbuka Federal, yang mengawasi operasi pasar terbuka, sebuah
alat utama kebijakan moneter nasional
3. 12 Bank Sentral Federal, lembaga privat yang terdapat di kota-kota utama di
Amerika Serikat, yang membagi negara ini ke dalam 12 distrik, yang berfungsi
sebagai agen fiskal untuk Bendahara Negara Amerika Serikat, dimana pada
setiap bank memiliki 9 anggota Dewan Direksi.
4. Beberapa lembaga penasihat
5. Struktur bank sentral di Amerika Serikat cukup unik apabila dibandingkan
dengan bank sentral di negara lain, yakni bank sentral Amerika Serikat tidak
memiliki hak untuk mencetak mata uang, dimana dimiliki oleh Departemen
Keuangan Amerika Serikat.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

17

18

Anda mungkin juga menyukai