Anda di halaman 1dari 13

Cara Review Jurnal

Dosen sering kali memberikan tugas kuliah untuk mereview jurnal, baik
jurnal nasional maupun jurnal internasional. Tujuan dari review jurnal sendiri
adalah untuk mempermudah dalam memahasi inti dari hasil penelitian yang
telah dilakuakan. Sebagai mahasiswa yang sering mendapat tugas untuk itu
seharusnya mampu untuk melakukan review tersebut. Sehingga dalam
membahas jurnal itu akan lebih mudah dipahami setelah dilakukan review.
Hal-hal pokok bahasan yang perlu di tampilkan dalam melakukan review,
diantaranya:
1. Latar Belakang Teori dan Tujuan Penelitian
Mengungkapkan beberapa landasan teori yang digunakan oleh peneliti
sebagai acuan dalam penelitiannya dan tujuan apa yang ingin dicapai.
2. Metode
Mengungkapkan mengenai metode apa yang digunakan, subjek
penelitian, teknik pengumpulan data, alat pengumpul data, dan analisis data
yang digunakan.
3. Hasil dan Pembahasan
Dalam pokok bahasan ini mengambil hasil dari penelitian yang telah
dilakukan dengan memberikan deskripsi secara singkat, jelas, dan padat.

Berikut contoh review jurnal Psikologi.


Judul :

Apakah Kepribadian Menentukan Pemilihan Media Komunikasi?


Metaanalisis Terhadap Hubungan Kepribadian Extraversion,
Neuroticism, dan Openness to Experience dengan Penggunaan
Email
1. Pengantar dan Tujuan
Penggunaan Information Communication Technology (ICT) sebagai
sarana komunikasi meningkatkan orang untuk saling berkomunikasi dengan
orang lain yang terhubung dengan internet walaupun lokasi mereka saling
berjauhan. Salah satu fasilitas internet adalah surat elektronik (email).
Dengan email ini, pesan-pesan dapat disampaikan secara tertulis melintasi
batas ruang dan waktu.
Dari teori Lewin dapat dikaitkan dengan perilaku penggunaan email,
yaitu faktor penyebab dari dalam diri yang mempengaruhi penggunaan
email adalah faktor individu (sifat kepribadian). Sedangkan faktor dari luar
diri yang mempengaruhi penggunaan email antara lain adalah kontak sosial,
ciri-ciri kekayaan komunikasi yang ditampilkan oleh sebuah media
komunikasi, tersedianya fasilitas internet, dan kemudahan penggunaan
internet untuk berkirim email.
Penulis melakukan meta analisis terhadap pola hubungan antara
kepribadian dan penggunaan email dari berbagai jurnal ilmiah yang terdiri
dari 16 artikel, baik yang telah dipublikasikan melalui jurnal ilmiah maupun
hasil penelitian tesis/disertasi yang dipublikasikan melalui internet dalam
periode tahun 1999 hingga 2006. Tujuannya adalah untuk melihat apakah
variabel kepribadian yang diteliti dalam berbagai studi kalau dirangkum
menjadi satu memberikan hasil yang konsisten dan bisa dijadikan dasar
untuk menjawab pertanyaan apakah kepribadian menentukan pilihan media
komunikasi.

Email dan Berbagai Karakteristiknya


Dalam sub-bab ini penulis menjelaskan tentang keunggulankeunggulan yang menyebabkan email lebih disukai daripada media
komunikasi yang lainnya. Hal ini erat kaitannya dengan karakteristik email
itu sendiri, antara lain : kemampuan email menciptakan komunitasi yang
tidak berbasis geografis, dapat ditulis dan dibaca di mana saja (Williams,
Strover, dan Grant, 1994), Pesan yang ditulis dapat pendek, dapat pula
panjang. Bila ingin mengirimkan dokumen sertaan dapat dilampirkan pada
attachment, bisa dibuat arsip yang dapat disimpan dan dibuka kembali pada
saat dibutuhkan, Pesan dapat ditujukan kepada satu orang maupun banyak
orang secara bersamaan, dapat disisipkan e-motion, Asynchronous,
Anonimity, Polychronicity dan juga dialog.
Benarkah kepribadian penentu pemilihan media?
Kepribadian adalah unik untuk setiap individu, dan menjadikan individu
tersebut berbeda dengan individu yang lainnya. Sehingga muncul
pertanyaan Mengapa seorang memilih menggunakan email sementara orang
lainnya tidak sering, bahkan tidak mau menggunakannya?
Eysenck Three Factors Model (Eysenck & Eysenck, 1991) dan Five
Factors Model yang dikembangkan oleh Costa & McCrae (Costa & McCrae,
1992) mencantumkan Extraversion dan Neuroticism sebagai sentral dimensi
kepribadian yang berada dalam dua kutub yang berlawanan.
Penelitian ini menggunakan teori kepribadian Big Five dalam
mengelompokkan variabel-variabel ke dalam dimensi, yaitu extraversion,
neuroticism, dan openness to
experience.
2. Metode

Subjek : 20 data dari berbagai jurnal periode tahun 1999-2006


melibatkan 4267 orang (N=4267).

Prosedur Penelitian

1. Metode Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini menggunakan metode meta-analisis yaitu metode
survey yang dilakukan terhadap data-data yang terdapat di dalam beberapa
laporan penelitian. Pengumpulan data dari berbagai jurnal didownload
melalui INFOTRAC, EBSCO, PROQUEST, ERIC, Tesis dan Disertasi yang
diperoleh dari Networked Digital Library on Theses and Dissertations
(NDLTD). Sehingga dalam penelitian ini dapat dicapai tujuan dari penelitian
ini yaitu adanya hubungan antara kepribadian dan penggunaan email.
2. Metode Analisis Data
Analisis data penelitian dilakukan melalui 5 tahap:
1. Manajemen Data.
2. Pengkodean dilakukan dengan cara mengelompokkan data-data
variabel kepribadian yang diperoleh dengan mengacu teori kepribadian
Big Five (Costa, & McCrae, 1991).
3. Untuk data yang masih mengandung nilai F, t, atau d dikonversikan
terlebih dahulu ke nilai r sehingga siap diperbandingkan.d. Koreksi
kesalahan sampel & Koreksi kesalahan pengukuran.

D. Hasil
Dua puluh dua data hubungan kepribadian dengan penggunaan email
berhasil dikumpulkan dari 16 naskah yang diperoleh, 11 penelitian menguji
variabel extraversion, 6 penelitian menguji variabel openness to experience,

5 penelitian menguji neuroticism, 2 penelitian menguji variabel


conscientiuosness, dan hanya satu yang menguji agreeableness. Dari
pertimbangan atas ketersediaan data, penelitian ini menguji 3 dimensi
kepribadian, yaitu extraversion, openness to experience, dan neuroticism.
1. Hubungan Kepribadian Extraversion dengan Penggunaan Email

Dari hasil analisa data, jika kepercayaan adalah 95% maka kesalahan
pengukuran masih dalam batas. Dengan kata lain, ada hubungan antara
kepribadian extraversion dengan penggunaan email.
2. Hubungan Kepribadian Neuroticism dengan Penggunaan Email

Kraut(1998) mengemukakan bahwa Internet dapat mempengaruhi


kepribadian seseorang. Semakin sering menggunakan Internet, individu akan
semakin neurotic. Namun hasil penelitian yang dilaporkan oleh Hamburger
dan Artzi ini menyimpulkan bahwa Internet tidak mengakibatkan neurotic,
tetapi sebaliknya karakteristik individu neurotic yang menghindari kontak
sosial face to face yang mendorong mereka menggunakan internet,
terutama untuk tujuan sosialisasi.
Dari hasil analisi jika kepercayaan diberi 95% kesalahan pengukuran
masih dalam batas kepercayaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
ada hubungan antara kepribadian neuroticism dengan penggunaan email.
3. Hubungan Kepribadian Openness to Experience dengan Penggunaan
Email

Individu openness memiliki keinginan dan keyakinan untuk dapat


melakukan tugas-tugas yang dihadapinya. Email memberikan kemudahan

bagi individu dalam berkomunikasi. Namun ketidakyakinan akan kemampuan


dalam menggunakan email (computer efficacy) merupakan salah satu
penyebabkan keengganan individu menggunakan email.
Dari data-data yang didapat korelasi yang ada masih dalam rentang
taraf kepercayaan. Dengan demikian dapat disimpulkan ada hubungan
antara kepribadian openness to experience dengan penggunaan email.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepribadian extraversion,
neuroticism, dan openness to experience berhubungan secara signifikan
dengan penggunaan teknologi komunikasi berbasis internet atau email.
Semoga Bermanfaat . . . .

analisis jurnal internasional (1)


Implementing Project-Based Learning And E-Portofolio Assessment In an
Undergraduate Course
(Yasemin Glbahar and Hasan Tinmaz, Baskent University-Turkey, Journal of
Research on Technology in Education-ISTE Vol 38 No 3 Spring 2006)
A.

Latar Belakang
Penelitian yang dilakukan adalah sebuah studi kasus untuk menjawab
pertanyaan para pendidik tentang proses belajar mengajar yang efektif. Proses
pembelajaran yang efektif ini dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan, mulai
dari pendekatan behaviorisme, kognitivisme, sampai pendekatan kontruktivisme.
Pembelajaran berbasis proyek adalah salah satu metode yang didasarkan pada
konstruktivisme dengan mendukung keterlibatan siswa dalam pemecahan masalah
(Doppelt, 2003).
Selain

menggunakan

pendekatan

dalam

proses

pembelajaran,

maka

diperlukan pula pendekatan dalam penilaian. Karena pengajaran yang efektif adalah
memperhatikan proses pembelajaran dan penilaian. Dalam penilaian, terdapat
pendekatan alternatif seperti rubrik, penilaian diri, dan portofolio.

Dengan demikian, studi kasus pada jurnal ini terutama didasarkan pada
pendekatan

konstruktivisme,

dengan

pembelajaran

berbasis

proyek

sebagai

metode pengajaran dan e-portofolio penilaian sebagai strategi evaluasi.


B.

Masalah
Masalah yang diangkat dalam jurnal ini adalah kurangnya penerapan
metode pembelajaran dan penilaian dalam merancang, mengembangkan dan
mengevaluasi software pendidikan bagi mahasiswa dari Jurusan Pendidikan
Komputer dan Teknologi Instruksional. Untuk itu, studi kasus ini bertujuan untuk
menerapkan pembelajaran berbasis proyek dengan memanfaatkan penilaian
portofolio dalam kelas dengan skala kecil (N = 8) agar siswa dapat mencapai tujuan
pembelajaran.

C.

Metodelogi
Penelitian dalam studi kasus ini menggunakan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif.

Instrumen

untuk

mengumpulkan

data

kualitatif

dan

kuantitatif

mencakup analisis tugas, laporan dan produk, wawancara formal dan informal
terstruktur dengan siswa, dan formulir evaluasi. Data dikumpulkan pada waktu yang
berbeda dan bertahap selama pembelajaran berlangsung. Untuk analisis kualitatif,
dilakukan wawancara dengan siswa dan analisis laporan akhir. Untuk analisis
kuantitatif, dilakukan penghitungan statistik deskriptif.
Penelitian ini dilakukan kepada calon guru (mahasiswa) di Departemen
Pendidikan Komputer dan Instructional Technology di Fakultas Pendidikan, di sebuah
Universitas swasta di Turki. Dengan jumlah siswa delapan (lima perempuan dan tiga
laki-laki).
Untuk mengumpulkan persepsi siswa tentang pendekatan pembelajaran
berbasis proyek, dilakukan wawancara semi-terstruktur dengan masing-masing
siswa. Pertanyaan tersebut meliputi kesulitan yang dihadapi dalam desain softwere
pendidikan, keuntungan dan kerugian pembelajaran berbasis proyek, dan penilaian
portofolio. Data mengenai kepuasan dari keseluruhan pembelajaran dan instruktur
diambil melalui kuesioner yang bernama Instruktur dan Kuesioner Evaluasi

Pembelajaran, yang diberikan kepada siswa diakhir semester. Kuesioner ini terdiri
dari 16 pertanyaan.
D.

Landasan Teori
Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif maka perlu dilakukan
penerapan

metode

pembelajaran

dan

penilaian

dalam

merancang,

mengembangkan dan mengevaluasi software pendidikan bagi mahasiswa dari


Jurusan Pendidikan Komputer dan Teknologi Instruksional. Untuk itu, studi kasus ini
bertujuan untuk menerapkan pembelajaran berbasis proyek dengan memanfaatkan
penilaian portofolio dalam kelas dengan skala kecil (N = 8) agar siswa dapat
mencapai tujuan pembelajaran.
Pembelajaran berbasis proyek dapat didefinisikan secara singkat sebagai
"sebuah model pembelajaran dengan mengadakan sebuah proyek" (Thomas, 2000,
hal 1). Adapun kriteria pembelajaran berbasis proyek adalah pembelajaran terfokus
pada kegiatan belajar, bukan mengikuti kurikulum, pembelajaran terfokus pada
pertanyaan atau masalah siswa untuk menemukan konsep-konsep, pembelajaran
melibatkan siswa dalam penyelidikan konstruktif, siswa didorong untuk berfikir
secara signifikan dan realistis.
Sedangkan penilaian portofolio menurut Barrett (2001), portofolio dapat
didefinisikan sebagai karya yang dikumpulkan siswa dari refleksi siswa yang
menunjukkan pertumbuhan mereka di sepanjang proses pembelajaran. Barzilai
(2004) menyarankan bahwa strategi penilaian tradisional tidak akan sesuai untuk
mengukur tujuan dari program pembelajaran berbasis proyek. Sebagai alternatif
penilaian, jenis metode portofolio secara luas dapat digunakan untuk pembelajaran
berbasis proyek karena komponennya adalah refleksi dari siswa, adanya perbaikan
untuk

kemajuan

siswa,

dan

tercapainya

tujuan

pembelajaran.

Dengan

menggunakan e-portofolio, siswa memiliki kesempatan untuk merefleksikan atas


pembelajaran mereka dan guru memiliki kesempatan untuk memberikan umpan
balik pada pekerjaan (membuat produk) siswa (Ahn, 2004).
E.

Hasil
Hasil dari studi kasus pada jurnal ini adalah sebagai berikut :

1.

Hasil wawancara mengenai prosees pembelajaran, rata-rata siswa menyukai


metode pembelajaran berbasis proyek dan penilaian fortofolio.

2.

Pada fase desain sofware, instruktur dan asisten dosen mengamati bahwa
meskipun beberapa contoh diberikan untuk siswa, mereka tidak bisa menghasilkan
skenario kreatif dan memiliki kesulitan merancang topik yang dipilih.

3.

Data mengenai kepuasan dari keseluruhan pembelajaran dan instruktur diambil


melalui kuesioner yang bernama Instruktur dan Kuesioner Evaluasi Pembelajaran
dengan nilai rata-rata untuk kuesioner 4,37, ini menunjukkan tingginya tingkat
kepuasan siswa. Rentang (,43) dari setiap item sangat dekat, menunjukkan bahwa
semua siswa puas dengan instruktur dan pembelajaran ini. Selain itu, rata-rata
siswa memilih "sangat setuju"

(5) dan "setuju" (4)

terhadap

keseluruhan

pembelajaran. Siswa sepakat bahwa pembelajaran berbasis proyek menghasilkan


hasil yang sukses untuk pembelajaran siswa.
F.

Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari study kasus pada jurnal ini adalah:

1.

Hal terpenting yang diamati peneliti adalah ketidakmampuan siswa untuk


membuat

skenario

pendidikan)

dari

untuk

software

pembelajaran

pendidikan.

berbasis

proyek

Sehingga
kurang

produk
maksimal.

(software
Hal

ini

dikarenakan kurangnya program yang menekankan keterampilan berpikir seperti


kreativitas dan pemecahan masalah.
2.

Untuk penilaian portofolio merupakan metode penilaian yang disukai oleh semua
siswa, karena siswa mendapatkan umpan balik mingguan mengenai tugas dan
memiliki kesempatan untuk mendesain ulang tugas sebelum penyerahan akhir
dievaluasi oleh siswa sebagai kesempatan besar untuk perbaikan diri. Selain itu,
penggunaan e-portofolio menunjukkan model pembelajaran yang berpusat untuk
calon guru.

G.
1.

Komentar (Keunggulan dan Kekurangan)


Keunggulan

Menurut pendapat saya kelebihan dari studi kasus ini adalah adanya
instrumen penelitian pada akhir halaman dan peneliti melakukan analisis kualitatif
dan kuantitatif, sehingga hasil penelitian memuaskan. Keunggulan lainnya yaitu
ketepatan peneliti dalam memilih alternatif penilaian yang sesuai dengan metode
pembelajaran berbasis proyek. Dengan penilaian portofolio ini, siswa dapat
merefleksikan diri untuk kemajuan siswa dengan adanya umpan balik mingguan
yang dilakukan peneliti dengan siswa pada proses pembelajaran sehingga tujuan
dari pembelajaran berbasis proyek tercapai.
2.

Kekurangan
Menurut pendapat saya, kekurangan dari studi kasus dalam jurnal ini
adalah jumlah peserta yang rendah yaitu 8 orang sehingga penelitian ini tidak
dapat digeneralisasikan. Dan dengan jumlah siswa yang sedikit ini menyebabkan
penelitian hanya dilakukan dengan memberikan tugas yang dikerjakan secara
individu tanpa adanya tugas yang dikerjakan secara kelompok. Sehingga tidak
diketahui perbandingan antara tugas yang dikerjakan secara individu dengan tugas
yang dikerjakan secara kelompok. Menurut zdener dan zoban (2004) pada
jurnal tersebut mengusulkan bahwa pembelajaran berbasis proyek dapat diterapkan
untuk individu dan kelompok, membentuk kelompok yang terdiri dari dua atau tiga
orang untuk melaksanakan proyek tersebut akan lebih cocok. Namun, peneliti tidak
menerapkannya
mengembangkan

pada

penelitian

berfikir

kreatif

ini,
pada

sehingga
siswa,

hal

peneliti
ini

kurang

ditunjukkan

mampu
dengan

ketidakmampuan siswa untuk membuat skenario untuk software pendidikan


sehingga produk dari pembelajaran berbasis proyek kurang maksimal.

Summative Assessment with Formative Feedback: An Intervention in a


Small Bioscience Cohort
(Damian Parry, Carl Larsen and Cathy Walsh, Department of Health and Applied
Social Sciences-Liverpool Hope University, bioscience journal vol 11- juni 2008)

A.

Latar Belakang

Salah satu prinsip dalam desain kurikulum adalah kebutuhan untuk


mencapai keselarasan konstruktif antara hasil pembelajaran yang diharapkan,
kegiatan pembelajaran dan penilaian (Biggs, 1999). Nicol dan Macfarlane-Dick
(2006) berpendapat bahwa kunci untuk keselarasan konstruktif adalah memastikan
bahwa guru dan siswa membentuk kemitraan dengan dialog melalui umpan balik
yang merupakan dasar dari kegiatan belajar mengajar.
Dalam menanggapi kebutuhan untuk membuka dialog seputar penilaian
siswa maka dilakukan studi percontohan di modul Bioscience kecil (14 siswa yang
terdaftar pada modul namun hanya 10 siswa yang menyelesaikan 3 praktik dalam
jangka waktu yang ditentukan) dimana perhatian peneliti difokuskan pada umpan
balik yang konstruktif, dengan judul penelitian yaitu Penilaian sumatif dengan
Umpan Balik Formatif: Sebuah Intervensi dalam Kohort Biosains Kecil
B.

Masalah
Masalah yang diangkat dalam jurnal ini adalah kurangnya peningkatan dan
penekanan pada umpan balik formatif sehingga hasil pembelajaran kurang
maksimal. Tujuan dari penelitian ini adalah membentuk kemitraan dengan dialog
antara guru dan siswa melalui umpan balik formatif

untuk meningkatkan

pembelajaran sehingga hasil pembelajaran maksimal.


C.

Metodelogi
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, yang ditunjukkan dengan

proses pembelajaran yang berkelanjutan yaitu terdiri dari 3 praktis. Studi kasus ini
difokuskan pada umpan balik yang konstruktif. Siswa melakukan berbagai kegiatan
dalam modul yang terdiri dari tiga praktis. Laporan praktis dan umpan balik
dilakukan setiap dua minggu setelah dilakukan kegiatan. Penyerahan laporan
dirancang sedemikian rupa untuk memastikan umpan balik akan mengarah atau
berhubungan dengan penyerahan laporan berikutnya. Umpan balik ini fokus pada
pembelajaran dan masing-masing siswa diberikan informasi tentang kemajuan
mereka sendiri. Guru harus memastikan bahwa selama diskusi masing-masing
kriteria penilaian ditujukan pada siswa baik untuk tugas saat ini ataupun tugas yang
akan datang. Studi kasus ini melibatkan 14 siswa yang terdaftar pada modul namun
hanya 10 siswa yang menyelesaikan 3 praktik dalam jangka waktu yang ditentukan.

D.

Landasan Teori
Untuk membangun kemitraan dan dialog antara siswa dan guru dilakukan

pembelajaran yang berpusat pada umpan balik yang konstruktif. Umpan balik
formatif merupakan dimensi terpenting, apabila diberikan pada waktu yang tepat
dan dengan cara yang terbaik karena dapat menyebabkan peserta didik terus
menuju pencapaian sukses dalam konteks penilaian sumatif "(Ras, 2005, hal 97)
Dan ada beberapa pendapat dalam komunitas akademik yaitu meningkatkan
penekanan terhadap umpan balik formatif dapat meningkatkan pembelajaran
(Dearing, 1997; Park dan Crook, 2007). Umpan balik formatif ini dinilai sebagai
sarana untuk membuka dialog yang mendalam antara siswa dengan guru agar
tujuan pembelajaran tercapai.
E.

Hasil
Hasil dari studi kasus dalam jurnal ini adalah hampir semua siswa merasa

senang melakukan proses pembelajaran dengan adanya umpan balik secara


formatif karena siswa dapat berdialog secara terbuka dengan guru untuk mencapai
tujuan pembelajaran dalam konteks penilaian sumatif yang memuaskan.
Dalam prestasi belajar siswa secara keseluruhan untuk 3 praktis, setelah
dilakukan

dua

intervensi

umpan

balik,

secara

signifikan

meningkat

jika

dibandingkan dengan praktis 1 (tindakan berulang ANOVA, p = 0,001). Dan untuk


membandingkan prestasi digunakan uji-t berpasangan dalam praktis 1 sampai
praktis 3, prestasi dalam kriteria penilaian yang berkaitan dengan struktur (p = 0),
tujuan (p = 0,046), data (p = 0,45) dan aplikasi (p = 0,008) meningkat secara
signifikan dalam menanggapi umpan balik (df = 9 dalam semua kasus).
F.

Kesimpulan
Kesimpulan studi kasus pada jurnal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yaitu

penelitian ini dapat meningkatkan prestasi siswa dalam proses pembelajaran,


walaupun dalam jumlah kecil namun memberikan bukti bahwa secara signifikan
praktis ini dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi siswa.
G.

Komentar (Keunggulan dan Kekurangan)

1.

Keunggulan
Menurut pendapat saya keunggulan yang terdapat pada jurnal ini adalah
terdapat grafik mengenai nilai yang dicapai siswa pada setiap praktis yaitu dari
praktis 1 sampai praktis 3. Keunggulan lainnya adalah jurnal ini menyebutkan
bahwa walaupun dalam penelitian ini jumlah pesesta rendah (N=10) namun
memberikan bukti bahwa secara signifikan praktis ini dapat digunakan untuk
meningkatkan

prestasi

siswa

dengan

hasil

penelitian

yang

menunjukkan

peningkatkan prestasi siswa dalam proses pembelajaran,


2.

Kekurangan
Menurut pendapat saya kekurangan yang terdapat pada jurnal ini adalah jurnal
berbentuk deskriptif sehingga pembaca kurang memahami alur penelitian dan
dibutuhkan pemikiran yang masak untuk mencerna isi jurnal. Dalam jurnal ini tidak
terdapat instrumen penelitian sehingga pembaca tidak dapat mengetahui dengan
pasti kriteria apa saja yang dilakukan pada penelitian ini. Dan dalam jurnal ini juga
tidak dijelaskan tentang tugas apa yang dilakukan siswa pada setiap praktis, hanya
dijelaskan tugas memiliki bobot dan kualitas yang sama dalam setiap praktis.
Jumlah peserta penelitian juga sedikit.

Anda mungkin juga menyukai