Anda di halaman 1dari 4

Dengan sebab Jar, Tanwin, Nida, Al, dan Musnad, tanda pembeda untuk Kalimat Isim

menjadi berhasil.

Nadzom Alfiyah
Pada Bait ini, Mushannif menyebutkan tentang Tanda-tanda Kalimat Isim (Kata Benda).
Sebagai ciri-cirinya untuk membedakan dengan Kalimat yang lain (Kalimat Fiil/Kata Kerja
dan Kalimat Huruf/Kata Tugas). Diantaranya adalah: Jar, Tanwin, Nida, Al (Alif dan Lam)
dan Musnad.

Jarr
Tanda Kalimat Isim yang pertama adalah Jar, mencakup: Jar sebab Harf, Jar sebab Idhafah
dan Jar sebab Tabi. Contoh:



Aku berjumpa dengan Anak Lelakinya Zaid yang baik itu.
Lafadz dikatakan Jar sebab Harf (dijarkan oleh Kalimah Huruf), Lafadz dikatakan Jar
sebab Idhafah (menjadi Mudhaf Ilaih), dan Lafadz dikatakan Jar sebab Tabi (menjadi
Naat/Sifat). Hal ini menunjukkan bahwa perkataan Mushannif lebih mencakup dari Qaul lain
yang mengatakan bahwa tanda Kalimat Isim sebab Huruf Jarr, karena ini tidak mengarah
kepada pengertian Jar sebab Idhafah dan Jar sebab Tabi.

Tanwin
Tanda Kalimat Isim yang kedua adalah Tanwin. Tanwin adalah masdar dari Lafadz Nawwana
yang artinya memberi Nun secara bunyinya bukan tulisannya. Sebagai tanda baca yang
biasanya ditulis dobel ( --) . Di dalam Ilmu Nahwu, Tanwin terbagi empat macam:

Tanwin Tamkin: yaitu Tanwin standar yang pantas disematkan kepada Kalimatkalimat Isim yang Murab selain Jamak Muannats Salim dan Isim yang seperti lafadz
dan ( ada pembagian khusus). Contoh: dan di dalam contoh:


Zaid telah datang dia seorang laki-laki

Tanwin Tankir: yaitu Tanwin penakirah yang pantas disematkan kepada Kalimatkalimat Isim Mabni sebagai pembeda antara Marifahnya dan Nakirahnya. Seperti
Sibawaeh sang Imam Nahwu (yang Makrifah) dengan Sibawaeh yang lain (yang
Nakirah). Contoh:


Aku telah berjumpa dengan Sibawaeh (yang Imam Nahwu) dan Sibawaeh yang lain.

Tanwin Muqabalah: yaitu Tanwin hadapan yang pantas disematkan kepada Isim
Jamak Muannats Salim (Jamak Salim untuk perempuan). Karena statusnya sebagai
hadapan Nun dari Jamak Mudzakkar Salimnya (Jamak Salim untuk laki-laki).
Contoh:


Muslimin dan Muslimat telah beruntung.

Tanwin Iwadh: atau Tanwin Pengganti, ada tiga macam:


Tanwin Pengganti Jumlah: yaitu Tanwin yang pantas disematkan kepada Lafadz
sebagai pengganti dari Jumlah sesudahnya. Contoh Firman Allah:


Kalian ketika itu sedang melihat.
Maksudnya ketika nyawa sampai di kerongkongan. Jumlah kalimat ini dihilangkan dengan
mendatangkan Tanwin sebagai penggantinya.

Tanwin Pengganti Kalimah Isim: yaitu Tanwin yang pantas disematkan kepada Lafadz
sebagai pengganti dari Mudhaf Ilaihnya. Contoh:


Semua dapat berdiri.
Maksudnya Semua manusia dapat berdiri. Kata manusia sebagai Mudhaf Iliahnya
dihilangkan dan didatangkanlah Tanwin sebagai penggantinya.
Tanwin Pengganti Huruf: yaitu Tanwin yang pantas disematkan kepada lafadz dan
dan lain-lain sejenisnya, pada keadaan Irab Rafa dan Jarrnya. Contoh:
.

Mereka itu anak-anak muda. Aku berjumpa dengan anak-anak muda.


Pada kedua lafadz asal bentuknya kemudian Huruf Ya nya dibuang
didatangkanlah Tanwin sebagai penggantinya.
Pembagian macam-macam Tanwin yang telah disebutkan di atas, merupakan Tanwin yang
khusus untuk tanda Kalimat Isim. Itulah yang dmaksudkan dari kata Tanwin dalam Bait tsb,
yaitu Tanwin Tamkin, Tanwin Tankir, Tanwin Muqabalah dan Tanwin Iwadh.
Adapun Tanwin Tarannum/Taronnum dan Tanwin Ghali, yaitu Tanwin yang pantas
disematkan kepada Qofiyah atau kesamaan bunyi huruf akhir dalam bait-bait syair Bahasa
Arab. Tidak dikhususkan untuk Kalimat Isim saja, tapi bisa digunakan untuk Kalimat Fiil
dan juga untuk Kalimat Harf.

Nida
Tanda Kalimat Isim yang ketiga adalah Nida. Yaitu memanggil dengan menggunakan salah
satu kata panggil atau Huruf Nida berupa dan saudara-saudaranya. Huruf Nida
dikhususkan kepada Kalimat Isim karena Kalimat yang jatuh sesudah Huruf Nida (Munada)
statusnya sebagai Maful Bih. Sedangkan Maful Bih hanya terjadi kepada Kalimat Isim saja.
Contoh:


Wahai Utusan Allah.

AL
Tanda Kalimat Isim yang keempat berupa AL atau Alif dan Lam. Yaitu AL yang fungsinya
untuk memarifatkan dan AL Zaidah. Contoh:


Orang laki-laki itu telah pulang dari kota Mekkah.
AL pada Lafadz dinamakan AL Marifat, sedang AL pada Lafadz dinamakan AL
Zaidah. Sedangkan AL yang selain disebut di atas, tidak khusus masuk kepada Kalimat Isim.
seperti AL Isim Maushul yang bisa masuk kepada Kalimat Fiil Mudhori, dan AL Huruf
Istifham yang bisa masuk kepada Fiil Madhi.

Musnad
Tanda Kalimat Isim yang kelima adalah Musnad. Artinya yang disandar atau menurut Istilah
yang dihukumi dengan suatu hukum. Contoh:


Zaid telah berdiri dan Zaid adalah orang yang berdiri.
Kedua Lafadz pada contoh di atas merupakan Musnad atau yang dihukumi dengan suatu
hukum, yaitu hukum berdiri. Hukum berdiri pada lafadz Zaid yang pertama adalah Kata
Kerja

Anda mungkin juga menyukai