Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Bioteknologi merupakan ilmu terapan biologi yang melibatkan disiplin ilmu
mikrobiologi, biokimia, genetika, dan biologi molekuler. Bioteknologi ini merupakan penerapan
teknik pendayagunaan organisme hidup atau bagian dari organisme untuk membuat modifikasi,
meningkatkan atau memperbaiki sifat makhluk hidup serta mengembangkan mikroorganisme
untuk penggunaan khusus.
Sejak tahun 6000 SM orang-orang telah mengenal fermentasi pada bahan makanan
misalnya untuk membuat bir. Namun bukti bahwa suatu fermentasi dilakukan oleh
mikroorganisme baru diketahui setelah seorang melakukan penelitian yaitu Louis Pasteur pada
tahun 1857-1876.
Revolusi bioteknologi yang maju diawali dengan penemuan struktur DNA oleh Watson
dan Crick pada tahun 1953. Namun hal ini telah diramalkan oleh Alvin T. Pada tahum 1900.
Alvin menyatakan bahwa di abad 20 sampai pada abad 21 ada empat teknologi yang sangat
berperan dalam kehidupan manusia, yaitu : mikroeloktronika, teknologi energi alternatif,
aeronautika, dan bioteknologi.
Bioteknologi bersal dari kata Bio = hidup dan Teknologi. Bioteknologi merupakan suatu
teknologi yang memanfaatkan mikroorganisme untuk menghasilkan suatu produk dan jasa guna
kepentingan manusia. Ilmu-ilmu pendukung dalam bioteknologi meliputi mikrobiologi,
biokimia, genetika, biologi sel, teknik kimia, dan enzimologi. Dalam bioteknologi biasanya
digunakan mikroorganisme atau bagian-bagiannya untuk meningkatkan nilai tambah suatu
bahan. Adapun sasaran dari bioteknologi ini diantaranya adalah pangan, pertanian, kedokteran,
pertambangan, lingkungan dll.
Bioteknologi telah banyak sekali membantu manusia dalam meningkatkan taraf hidup
dan kesejahteraannya. terutama di bidang produksi bahan pangan khususnya bidang pertanian
dan perkebunan. Karena dengan adanya bioteknologi ini manusia bisa meningkatkan nilai bahan
mentah dengan bantuan mikroorganisme.
Bioteknologi biasanya dimanfaatkan karena keuntungannya, namun bioteknologi pada tumbuhan
ini berbeda dari bioteknologi yang lain misalnya : bioteknologi pada perternakan, bioteknologi

pada manusia dan lain sebagainya. Biasanya apabila bioteknologi itu mengalami kegagalan maka
akan menyebabkan kecacatan, namun untuk tumbuhan hal ini justru menimbulkan sesuatu yang
berbeda dan sifatnya unik.
Oleh karena itu sangatlah bermanfaat untuk kita bila kita mempelajari bioteknologi dan
dengan adanya bioteknologi ini manusia diharapkan bisa menciptakan segaligus menghasilkan
sesuatu yang berguna bagi kehidupan.

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Asam Nukleat
Penemuan zat yang terbukti sebagai asam deoksiribonukleat (DNA) terjadi tahun 1869
oleh Friedrich Miescher, seorang Fisikawan muda dai Swiss yang bekerja dalam laboratarium
kimia fisiologi Jerman, Felix Hoppe-Seyler. Miescher meneliti sel darah putih dengan asam
hidrolat untuk memperoleh inti untuk studi. Saat inti kemudian ditetesi dengan asam, endapan
yang terbentuk mengandung karbon,hydrogen, oksigen, nitrogen, dan persentase tinggi fosfor.
Miescher menyebut presipitat itu nuklein karena berasal dari inti. Kemudian, saat ditemukan
sangat asam, namanya diubah menjadi asam nukleat. Meski dia tidak tahu, Miescher telah
menemukan DNA. Setelah itu, Hoope-Seyler mengisolasi zat serupa dari sel ragi, zat ini
kemudian dikenal sebagai asam ribonukleat (RNA). DNA dan RNA adalah polimer nukleotida,
atau polinukleotida (Ngili, 2013: 289).
Pada 1944, Oswald Avery, Colin Macleod, dan Maclyn McCarty mendemonstrasikan
bahwa DNA adalah molekul yang membawa informasi genetic. Pada saat itu sangat sedikit yang
diketahui tentang struktur molekul penting ini. Selama beberapa tahun berikutnya nukleotida
berhasil ditentukan, dan pada 1953 James D. Watson dan Francis H. C. Crick mengusulkan
model struktuk DNA beruntai ganda (Ngili, 2013: 289-290).
Asam nukleat adalah makromolekul yang terdapat sebagai polimer yang disebut
polinukleotida. Seperti yang diindikasikan oleh namanya, setiap polinukleotida terdiri atas
monomer-monomer yang disebut nukleotida (nucleotide). Setiap nukleotida tersusun dari tiga
bagian: basa nitrogen (nitrogenous base), gula berkarbon lima (pentosa), dan gugus fosfat.
Nukleotida yang tanpa gugus fosfat disebut nukleosida (Campbell, dkk. 2008: 93).
Untuk memperoleh asam nukleat dapat dilakukan ekstrasi terhadap nucleoprotein terlebih
dahulu menggunakan larutan garam 1 M. Cara lain untuk memisahkan asam nukleat dari protein
ialah menggunakan enzim pemecah protein, misalnya tripsin. Denaturasi protein dalam
campuran dengan asam nukleat ini dapat pula menyebabkan terjadinya denaturasi asam nukleat
itu sendiri. Oleh karena itu asam nukleat mengandung pentosa, maka bila dipanasi dengan asam
sulfat akan terbentuk fulfural. Fulfural ini akan memberikan warna merah dengan aniline asetat
atau warna kuning dengan p-bromfenilhidrazina.

B. Nukleotida dan Nukleosida

Nukleotida dan Nukleosida


Penomoran posisi atom C pada cincin gula dilakukan menggunakan tanda aksen (1, 2,
dan seterusnya), sekedar untuk membedakannya dengan penomoran posisi pada cincin
basa. Posisi 1 pada gula akan berikatan dengan posisi 9 (N 9) pada basa purin atau posisi 1 (N1) pada basa pirimidin melalui ikatan glikosidik atau glikosilik. Kompleks gula-basa ini
dinamakan nukleosida.
Di atas telah disinggung bahwa asam nukleat tersusun dari monomer-monomer berupa
nukleotida, yang masing-masing terdiri atas sebuah gugusfosfat, sebuah gula pentosa, dan sebuah
basa N. Dengan demikian, setiapnukleotida pada asam nukleat dapat dilihat sebagai nukleosida
monofosfat. Namun, pengertian nukleotida secara umum sebenarnya adalah nukleosidadengan
sebuah atau lebih gugus fosfat. Sebagai contoh, molekul ATP (adenosintrifosfat) adalah
nukleotida yang merupakan nukleosida dengan tiga gugus fosfat.
Jika gula pentosanya adalah ribosa seperti halnya pada RNA, makanukleosidanya dapat
berupa adenosin, guanosin, sitidin, dan uridin. Begitu pula,nukleotidanya akan ada empat
macam, yaitu adenosin monofosfat, guanosinmonofosfat, sitidin monofosfat, dan uridin
monofosfat. Sementara itu, jika gula pentosanya adalah
deoksiribosa seperti halnya pada DNA, maka (2-deoksiribo) nukleosidanya terdiri atas
deoksiadenosin, deoksiguanosin,deoksisitidin, dan deoksitimidin.
Perbedaan Nukleotida dan Nukleosida:
1. Nukleotida adalah blok bangunan DNA atau RNA, dan terdiri dari Basa nukleotida, gula
lima karbon, dan gugus fosfat.
2. Nukleosida adalah hasil akhir dari nukleotida pecah, yang mengandung ikatan Basa
nukleotida untuk gula. (sumber: education-portal.com)

C. Asam Deoksiribonukleat ( DNA)


Gen tersusun atas asam nukleat yang disebut asam deoksiribonukleat (deoxyribonucleic
acid, DNA). Molekul tersebut berperan sebagai pembawa informasi genetik pada semua
organisme selain beberapa jenis virus( Genetika, 2007: 53).
Asam ini adalah polimer yang terdiri dari molekul-molekul deoksiribonukleotida yang
terikat satu sama lain, sehingga bentuk rantai polinukleotida yang panjang. Molekul DNA yang
panjang ini terbentuk oleh ikatan antara atom C nomor 3 dengan atom C no 5 pada molekul
deoksiribosa dengan perantaraan gugus fosfat (Dasar-dasar Biokimia, 2006 : 135).
Semua rantai asam nukleat berpasangan secara antiparalel seperti itu, tak perduli apakah
pasangannya terjadi antarrantai DNA, antara rantai DNA dengan rantai RNA, ataupun antarrantai
RNA. Terdapat 4 macam basa organik yang membentuk perpasangan tersebut : adenin, sitosin,
guanin, dan timin (dilambangkan secara berturut-turut dengan A,C,G, dan T) ( Dasar-dasar
Biokimia, 2006: 135).
Keempatnya diklasifikasikan kedalam dua kelompok, yaitu purin dan pirimidin. Purin
hanya berpasangan dengan pirimidin, dan demikian pula sebaliknya, sehingga menghasilkan
heliks ganda yang simetris. Sebuah ikatan hidrogen terbentuk di antara atom hidrogen donor
bermuatan positif yang terikat secara kovalen (misalnya, sebuah gugus imino, NH) dengan
sebuah atom penerima (akseptor) bermuatan negatif yang juga terikat secara kovalen (misalnya,
gugus keto, CO) melalui penggunaan bersama sebuah atom hidrogen. Adenin berpasangan
dengan timin melalui dua ikatan hidrogen; guanin dan sitosin berpasangan melalui tiga ikatan
hidrogen. Sebuah kompleks basa-gula di sebut sebagai sebuah nukleosida; sebuah nukleosida
ditambah fosfat disebut nukleotida ( Dasar-dasar Biokimia, 2006: 135).
1) Struktur Primer DNA
Pada asam deoksiribonukleat (DNA), penyusun utamanya adalah unit 2-deoksiri-Dribosa dan fosfat yang tersusun secara berselang-seling. Hidroksil 3 dari satu unit ribosa
ditautkan dengan hidroksil 5 dari unit ribosa berikutnya oleh ikatan fosfodiester. Basa
heterosiklik dihubungkan dengan karbon anomerik dari setiap unit deoksiribosa oleh ikatan -Nglikosidik (Kimia Organik, 2003: 562).
Pada DNA, tidak ada gugus hidroksil tersisa pada unit deoksiribosa manapun. Namun
demikian, setiap fosfat masih memiliki satu proton asam yang biasanya terionisasi pada tingkat
keasaman 7, menghasilkan oksigen bermuatan negatif. Jika proton ini ada, zat ini akan bersifat
asam; dengan demikian di namai asam nukleat. Penjelasan lengkap mengenai molekul DNA
tertentu, yang mengandung ribuan bahkan jutaan unit nukleotida, harus mencantumkan urutan
tepat dari basa heterosiklik (A, C, G, dan T) di sepanjang rantai (Kimia Organik, 2003: 563).

2) Struktur sekunder DNA; Heliks rangkap


Sejak tahun 1938 sudah diketahui bahwa molekul DNA memiliki bentuk yang diskret,
sebab kajian sinar-x pada benang DNA menunjukkan pola penumpukan yang beraturan dengan
keberlakaan tertentu. Pengamatan penting oleh E. Chargaff (columbia university) pada tahaun
1950 memberi petunjuk penting mengenai struktur. Chargaff menganalisis kadar basa DNA dari
berbagai organisme yang berbeda dan menemukan bahwa banyaknya A dan T selalu ekuivalen
dan banyaknya G dan C juga selalu ekuivalen. Contohnya, DNA manusia mengandung sekitar
30% A maupun T dan 20% G maupun C. Sumber DNA lain memberikan persentase berbeda,
tetapi nisbah A terhadap T dan nisbah G terhadap C selalu satu (Kimia Organik, 2003: 566).
Makna kesetaraan ini baru nyata tahun 1953, sewaktu watson dan crick,* yang bekerja
bersama-sama di cambrigde, Inggris, mengajukan model heliks rangkap untuk DNA. Mereka
menerima secara serempak data sinar-x yang mendukung pengajuannya tersebut dari Rosalind
Franklin dan Maurice Wilkins di London (Kimia Organik, 2003: 566).
Ciri penting dari modelnya ialah sebagai berikut :
1. DNA terdiri atas dua rantai polinukleotida heliks yang menggulung di sekeliling suatu
sumbu.
2. Heliks bersifat putar-kanan, dan kedua untaian berlawanan menunjuk ujung 3 dan ujung
5-nya.
3. Basa purina dan pirimidina terletak didalam heliks, pada bidang yang tegak lurus
terhadap sumbu heliks; deoksiribosa dan gugus fosfat membentuk bagian luar heliks.
4. Kedua rantai dipegangi oleh pasangan basa purina-pirimidi yang dihubungkan dengan
ikatan hidrogen. Adenina selalu berpasangan dengan timina, dan guanina selalu
berpasangan dengan sitosina.
5. Diameter heliks adalah 20 . Pasangan basa yang bersebelahan berjarak 3,4 dan
arahnya terhadap putaran heliks ialah 36. Dengan semikian ada 10 pasangan basa untuk
setiap putaran heliks (360), dan strukturnya mengulang 34 .
6. Tidak ada pembatasan mengenai urutan basa disepanjang rantai polinukleotida. Urutan
yang tidak tepat membawa informasi genetik.
Sekarang kita mengetahui bahwa, meskipun model Watson-Crick untuk heliks rangkap
pada dasarnya benar, hal ini terlalu disederhanakan. Konformasi heliks DNA dapat digolongkan
menjadi tiga famili umum, yang disebut bentuk A-, B-, dan Z-. B-DNA, yaitu bentuk yang
dominan, ialah heliks putar-kanan biasa dari watson dan crick, dengan pasangan basa yang dapat
dikatakan tegak lurus terhadap struktur heliks. Pada bentuk A, pasangan basa dapat sedikit
miring sebesar 20 terhadap sumbu heliks, dan cincin gula melekuk, tidak seperti dalam bentuk
B. Pada bentuk z kita lihat putaran 180 dari beberapa basa terhadap ikatan glikosidik C- N,
menghasilkan suatu heliks putar-kiri (Kimia Organik, 2003: 567).

Konformasi keseluruhan yang di ambil oleh molekul DNA bergantung antara lain dengan
urutan basa yang sesungguhnya. Contohnya, DNA sintetik yang dibuat dengan unit purinapirimida berselang-seling memiliki konformasi yang berbeda dengan DNA yang dibuat dari blok
basa purina diikuti oleh blok basa pirimidina. Demikian juga, pasangan basa A-T dan G-C
dengan ikatan H yang berbeda dari yang diajukan semula oleh watson dan crick telah ditemukan
(Kimia Organik, 2003: 567).
Keragaman dalam perincian struktur DNA menghasilkan molekul DNA dengan
bengkokan, gelang jepit-rambut (hairpin loop), superkoil, gelang untaian-tunggal, dan bahkan
menyalib (gelang berikatan H dalam untaian yang keluar dari heliks rangkap). Perubahan strukur
ini menambah kelenturan bagaimana molekul DNA mampu mengenali dan berinteraksi dengan
komponen sel lainnya untuk melaksanakan fungsinya (Kimia Organik, 2003: 567).
3) Struktur RNA
Asam ribonukleat (ribonucleic acid) disingkat menjadi RNA adalah satu dari tiga
makromolekul utama (bersama dengan DNA dan protein) yang berperan penting dalam segala
bentuk kehidupan (Key, 1976: 463).
Asam ribonukleat berperan sebagai pembawa bahan genetik dan memainkan peran utama
dalam ekspresi genetik. Dalam dogma pokok (central dogma) genetika molekular, RNA menjadi
perantara antara informasi yang dibawa DNA dan ekspresi fenotipik yang diwujudkan dalam
bentuk protein(Key, 1976: 463).
RNA terdiri atas rantai poliribonukleotida yang basa-basanya biasanya adalah adenine,
guanine, urasil dan sitosin. RNA ditemukan dalam nucleus maupun sitoplasma sel. Variasi
bentuk RNA lebih banyak dari DNA. RNA memiliki berat molekul antara 25.000 samapai
beberapa juta. Sebagian besar RNA berisi rantai polinukleutida tunggal, tetapi rantai ini bisa
terlipat sedemikian rupa membentuk daerah heliks ganda yang mengandung pasangan basa A : U
dan G. Terdapat tiga tipe utama RNA, yakni transfer RNA ( tRNA), ribosomal RNA (rRNA),
dan messenger RNA (mRNA). RNA berperan dalam ekspresi informasi genetic. tRNA
(Mr25.000) berfungsi sebagai suatu adapter dalam sintesis rantai polipeptida. tRNA meliputi 1020 persen total RNA dalam sel. Setidaknya terdapat satu tipe tRNA untuk setiap tipe asam
amino. tRNA memiliki proporsi nukleosida yang relative tinggi. Nukleosida ini memiliki struktur
unik, misalnya adenine, citosin, guanine, serta urasil yang termitilasi atau terasetilasi (Ngili,
2013: 307-308).
Struktur dasar RNA mirip dengan DNA. RNA merupakan polimer yang tersusun dari
sejumlah nukleotida. Setiap nukleotida memiliki satu gugus fosfat, satu gugus pentosa, dan satu
gugus basa nitrogen (basa N). Polimer tersusun dari ikatan berselang-seling antara gugus fosfat
dari satu nukleotida dengan gugus pentosa dari nukleotida yang lain.
Asam Ribonukleat adalah suatu polimer yang terdiri atas molekul-molekul
ribonukleutida. Asam ribonukleat ini terbentuk oleh adanya ikatan antara atom C nomor 3 dan
atom C nomor 5 pada molekul ribose dengan perantaraan gugus fosfat (Poedjiati, 2006: 138).

Meskipun banyak persamaannya dengan DNA, RNA mempunyai perbedaan dengan DNA yaitu:
1. DNA terletak di inti sel dan RNA terletak di inti sel, sitoplasma, ribosom
2. Bagian pentose RNA adalah ribose, sedangkan bagian pentose DNA adalah deoksiribosa.
3. Bentuk molekul DNA adalah heliks ganda. Bentuk molekul RNA bukan heliks ganda,
tetapi berupa rantai tunggal yang terlipat sehingga mempunyai rantai ganda
4. RNA mengandung basa purin, adenine, guanine, dan sitosin seperti DNA, tetapi tidak
mengandung timin. Sebagai gantinya, RNA mengandung urasil. Dengan demikian basa
pirimidin RNA berbeda dengan bagian basa pirimidin DNA.
5. Jumlah guanine dalam molekul RNA tidak perlu sama dengan sitosin, demikian pula
jumlah adenine tidak harus sama dengan urasil.
rRNA terdapat dalam ribosom, yang mengandung protein yang massanya kurang lebih
sama. rRNA meliputi sekitar 80 persen total RNA dalam sel dan terdiri atas beberapa tipe. Tipetipe RNA bisa dibedakan satu sama lain melalui laju sedimentasinya dalam suatu ultrasenfluriga.
Sebagai contoh, ribosom bakteri mengandung tiga tipe RNA: 5s, 16s, dan 23S (Ngili, 2013:
308).
mRNA adalah jenis RNA yang sangat heterogen. Setiap molekul membawa salinan
urutan DNA, yang ditranslasikan dalam sitoplasma menjadi satu rantai polipeptida atau
lebih(Ngili, 2013: 308).
Molekul RNA berpartisipasi dalam beberapa proses terkait dengan Eksprisi gen. Dalam
sel tertentu, molekul RNA ditemukan dalam banyak kopi dan dalam beberapa bentuk. Ada empat
kelompok utama RNA dalam semua sel hidup:
1. RNA ribosom (rRNA), molekul ini adalah merupakan bagian integral dari ribosom
(Ribonukleoprotein intersel yang merupakan tempat sintesis protein). RNA ribosom
adalah kelompok paling banyak dari asam ribonukleat, ada untuk sekitar 80% total RNA
sel.
2. RNA transfer (tRNA), molekul ini membawa asam amino teraktivasi keribosom untuk
masuk kedalam rantai peptide tumbuh selama sintesis protein. Molekul tRNA hanya
sepanjang 73 sampai 95 residu nukleotida. Mereka ada sekitar 15% dari total RNA sel.
3. RNA messenger (mRNA), molekul ini yang mengode urutan asam amino dalam protein.
Mereka adalah pembawa pesan yang membawa informasi dari DNA ke kompleks
translasi yakni protein disentesis. Umumnya mRNA hanya 3% dari total RNA sel.
Molekul ini adalah yang paling tidak stabil dari asam ribonukleat sel.

4. Moleku RNA kecil ada dalam semua sel. Sebagian molekul RNA kecil punya aktivitas
katalitik dalam hubungan dengan protein. Banyak dari molekul RNA ini berhubungan
dengan proses yang memodifikasi RNA setelah ia disentesis.
RNA adalah molekul berantai tunggal tapi sering mempunyai struktur sekunder
kompleks. Dalam kondisi fisiologis, polinukleotida kebanyakan untai tunggal melipat pada
dirinya sendiri untuk membentuk daerah stabil pasangan basa, yakni RNA untai ganda. Satu tipe
struktur sekunder adalah steem-loop yang terbentuk saat daerah pendek dari urutan komplemen
membentuk pasangan basa. Struktur daerah untai ganda seperti steem loop membentuk struktur
bentuk A dari DNA untai ganda (Ngili, 2013: 309).
Peran penting RNA terletak pada fungsinya sebagai perantara antara DNA dan protein
dalam proses ekspresi genetik karena ini berlaku untuk semua organisme hidup. Dalam peran ini,
RNA diproduksi sebagai salinan kode urutan basa nitrogen DNA dalam proses transkripsi. Kode
urutan basa ini tersusun dalam bentuk triplet, tiga urutan basa N, yang dikenal dengan nama
kodon. Setiap kodon berelasi dengan satu asam amino (atau kode untuk berhenti), monomer
yang menyusun protein. Penelitian mutakhir atas fungsi RNA menunjukkan bukti yang
mendukung atas teori dunia RNA, yang menyatakan bahwa pada awal proses evolusi, RNA
merupakan bahan genetik universal sebelum organisme hidup memakai DNA(Key, 1976: 497).

Perbedaan DNA dengan RNA

Nukleosida Alam

Adenin nukleotida /Adenosin Mono fosfat (AMP)


Guanin nukleotida /Guanosin Mono fosfat (GMP)
Hipoksantin nukleotida/Inosin Mono fosfat (IMP)
Urasil nukleotida/Uridin Mono fosfat (UMP)
Sitidin nukleotida/Sitidin Mono fosfat (SMP)
Timin nukleotida/Timidin Mono fosfat (TMP)
Adenosin Trifosfat (ATP) ikatan energi tinggi
Uridin Trifosfat (UTP) ikatan energi tinggi

Guanin
Guanina merupakan satu dari dua basa N purina yang menyusun DNA dan RNA. Dalam
DNA pilin ganda, guanina berikatan dengan sitosina melalui tiga ikatan hidrogen. Guanina
membentuk nukleosida bersama dengan gula ribosa yang dinamakan guanosina. Bentuk
deoksiguanosina yang berikatan dengan tiga gugus fosfat anorganik (dGTP) merupakan salah
satu bahan baku dalam teknik PCR. Secara kimiawi, guanina dapat berada pada dua bentuk
tautomer yang dinamakan tautomerisme keto-enol. Nama guanina diambil dari guano karena
pertama kali diisolasi dari guano (pupuk kotoran burung).
Guanin adalah basa purin ditemukan di kedua DNA dan RNA yang berikatan eksklusif
dengan sitosin membentuk ribonukleosida disebut guanosin atau deoksiribosa membentuk
deoxyguanosine. Senyawa ini dapat ditemukan sebagai bagian dari struktur membran sitoplasma.
Hal ini juga dapat ditemukan dalam guanosin trifosfat, GTP, di mana ia membantu dalam proses
seluler seperti regulasi pertumbuhan, transduksi sinyal, dan transportasi protein. Guanin adalah
purin yang berpasangan dengan sitosin dalam DNA dan RNA. Seperti adenin, guanin juga terdiri
dari cincin beranggota enam, melekat pada cincin beranggota lima. Namun, guanin memiliki
amina atau gugus keton yang melekat pada posisi C-2 atau C-6 di ring beranggota enam nya.
Nukleosida guanin dikenal sebagai guanosin. Guanin dapat ditemukan sebagai dua bentuk;
bentuk keto utama dan bentuk enol yang langka. Ikatan sitosin melalui tiga ikatan hidrogen.

Pasangan basa
Pasangan basa guanin dan sitosin yang terhubung dengan tiga ikatan hydrogen. Dalam
biologi molekuler, dua nukleotida dalam RNA atau DNA yang saling komplementer yang
terhubung oleh ikatan hidrogen disebut pasangan basa (bahasa Inggris: base pair sering disingkat
bp). Dalam pasangan basa Watson-Crick, adenin (A) membentuk pasangan basa dengan timin
(T), sementara guanin (G) dengan sitosin (C) dalam DNA. Pada RNA, timin (T) digantikan oleh
uracil (U). Pasangan basa juga merupakan mekanisme dasar bagi kodon pada mRNA untuk
dikenali oleh tRNA pada saat translasi dalam pembentukan protein.

Struktur Pasangan Basa


Kemampuan basa untuk berpasangan berasal dari atom nitrogen mereka (mereka disebut
basa nitrogen, setelah semua!) Setiap nitrogen (ditampilkan di atas sebagai huruf N) memiliki
sepasang elektron yang membuatnya sedikit negatif, sehingga dapat tertarik ke atom hidrogen
yang sedikit positif pada mitranya (ditampilkan sebagai huruf H). Kita menyebutnya ikatan
hidrogen, dan itu digambar sebagai garis putus-putus dalam ilustrasi di atas. Setiap basa
memiliki tempat di mana ia melekat pada tulang punggung gula-fosfat dari DNA atau RNA
(dalam analogi tangga kita, dua tulang punggung adalah dua bagian vertikal tangga). Ikatan
hidrogen terjadi antara basa pada satu untai dan mitranya pada untai lainnya. Pasangan guaninsitosin dihubungkan oleh tiga ikatan hidrogen, dan pasangan adenin-timin dihubungkan oleh dua.
(ikatan Adenin-urasil, tidak ditampilkan, juga dihubungkan dengan dua.)

Fungsi Pasangan Basa


Ikatan hidrogen bukanlah ikatan kimia nyata, ikatan hidrogen sangat lemah, mereka dapat
dengan mudah rusak ketika saatnya untuk membuat salinan DNA. Enzim melepaskan ikatan,
membuka double helix menjadi dua untaian yang terpisah.
Karena setiap pasangan basa dengan pasangan tertentu, enzim yang membangun turunan
baru untai dapat dengan mudah membaca lama (induk) untai dan menggunakannya sebagai
panduan. Sebagai contoh, jika untai orangtua memiliki A, untai anak membutuhkan T untuk
mencocokkan dengan itu. Ini adalah fitur kunci yang memungkinkan DNA untuk direplikasi.
RNA untai baru dapat dibuat dengan cara yang sama dengan unzip untai DNA dan RNA
membangun agar sesuai. RNA tidak selalu ada dalam untai ganda. Kadang-kadang hanya untai
tunggal, dan itu berarti dapat melipat kembali pada dirinya sendiri. pasangan basa satu sama lain,
menciptakan bentuk jepit rambut, seperti dalam ilustrasi di bawah ini. RNA berbentuk khusus

kemudian dapat bertindak seperti enzim untuk melakukan pekerjaan penting lain dalam sel.
(Ilustrasi di sini menunjukkan transfer RNA, yang membantu untuk membangun protein.

Mengapa sekuen Basa Nitrogen Penting?


Seluruh kode genetik Anda terkandung pada DNA dan RNA dalam sel Anda. Kode ini
mendefinisikan siapa Anda dan apa yang membuat Anda unik, seperti sifat-sifat pribadi Anda.
Kode juga berisi petunjuk untuk pembuatan segala tubuh Anda butuhkan. Kode genetik yang
luas dilakukan dengan urutan unik hanya lima basa nitrogen.

Basa nitrogen
Semua informasi genetik dikodekan menggunakan guanin, sitosin, adenin, timin dan
urasil. Guanin dan adenin disebut purin, memiliki struktur cincin atom ganda yang lebih besar.
Sitosin, timin dan urasil disebut pirimidin, menampilkan struktur atom tunggal cincin kecil.
Timin ditemukan dalam asam deoksiribonukleat (DNA), sementara urasil terjadi dalam asam
ribonukleat (RNA). Ini basa nitrogen menggabungkan dengan pentosa, gula lima karbon, dan
fosfat untuk membentuk nukleotida.

Struktur DNA dan RNA


DNA dan RNA merupakan rantai nukleotida. Dasar tersebut dikelompokkan menjadi tiga,
yang disebut kodon, dan merupakan dasar untuk asam amino atau fungsi kontrol. Sebanyak 64
kemungkinan kombinasi (4 x 4 x 4) dari kodon yang mungkin, yang mewakili 61 kodon asam
amino dan 3 kodon terminasi. 61 kodon asam amino menentukan 20 asam amino, bahan
bangunan kehidupan. Urutan berfungsi sebagai cetak biru untuk pembuatan protein tertentu.

Misalnya, protein insulin terdiri dari rantai 51 kodon asam amino yang mewakili 17 asam amino
yang berbeda. Kodon terminasi menandakan akhir dari kode protein.

Sintesis protein
Organisme hidup harus memproduksi protein untuk bertahan hidup. Proses ini dimulai
dengan penciptaan salinan bagian dari DNA, disebut RNA. MRNA ini merupakan cetak biru
untuk membangun satu atau lebih protein. Ketika sel perlu untuk mensintesis protein, mRNA
yang mengandung protein yang sesuai kode keluar nukleus dan link dengan ribosom. Ribosom
RNA membentuk lokasi konstruksi, atau struktur pabrik. RNA transfer membaca mRNA dan
memberikan asam amino yang tepat, seperti yang didefinisikan oleh urutan kodon. Ini rRNA
kemudian ikatan ini asam amino bersama-sama, memproduksi rantai protein.

Angka Genetik
Sel manusia mengandung 23 pasang kromosom, masing-masing mewakili sebuah untai
DNA. Setiap untai DNA mengandung miliaran basa nukleotida. Ini nukleotida merupakan kode
genetik untuk memproduksi sekitar 30.000 sampai 75.000 protein yang berbeda. Setiap kode
protein individu merupakan gen, dan dapat terdiri dari lebih dari 38.000 kodon, atau 114.000
basa nukleotida. Misalnya, protein terpanjang dikenal dalam tubuh manusia, yang disebut titin
atau connectin, mengandung rantai asam amino 38.138 masing terdiri dari tiga basa nukleotida.
Fungsi dari sistem genetik manusia sangat besar dan kompleks sepenuhnya tergantung pada
urutan yang tepat dari awal lima basa nitrogen.

Kesimpulan
adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. asam nukleat tersusun atas monomer-monomer berupa nukleotida, yang masing-masing
terdiri atas sebuah gugus fosfat, sebuah gula pentosa, dan sebuah basa N.
2. Nukleotida Purin terdiri atas AMP (Adenosin Monofosfat) dan GMP (Guanosin
Monofosfat).
3. Nukleotida Pirimidin terdiri atas UMP (Uridin Monofosfat), CTP (Cytosin Triphospat),
dan TMP (Tymidine Monofosfat).
4. Tahapan sintesis Asam Nukleat berturut-turut dimulai dari nukleosida, nukleotida, dan
kemudian asam nukleat DNA atau RNA.
5. Tahapan degradasi asam nukleat dalam tubuh berturut-turut menghasilkan nukleotida,
nukleosida, basa purin dan pirimidin, serta asam urat

Daftar Pustaka
Campbell, N.A., dkk. (2008). Biologi Edisi 8 Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Key, L. Joe. (1976) . Plant Biochemistry.
Poedjiadi, Anna.,F.M.Supriyanti. (2005). Dasar-dasar Biokimia. Bandung:UI-Press
http://www.sridianti.com/mengenal-empat-jenis-basa-nitrogen.html
BIOLOGI : - Jilid 3 Oleh Diah Aryulina, Dkk
Harper, Rodwell, Mayes, 1977, Review of Physiological Chemistry
Colby, 1992, Ringkasan Biokimia Harper, Alih Bahasa: Adji Dharma, Jakarta, EGC
Wirahadikusumah, 1985, Metabolisme Energi, Karbohidrat dan Lipid, Bandung, ITB
Harjasasmita, 1996, Ikhtisar Biokimia Dasar B, Jakarta, FKUI
Toha, 2001, Biokimia, Metabolisme Biomolekul, Bandung, Alfabeta
Poedjiadi, Supriyanti, 2007, Dasr-Dasar Biokimia, Bandung, UI Press
Freeman, W.H. 2000. Nucleic Acid Synthesis. National Center for Biotechnology
Information, U.S. National Library of Medicine.
King, M.1996. Nucleic Acid Metabolism.http://themedicalbiochemistrypage.org. info @
themedicalbiochemistrypage.org.
Lyons, R. 2008. Nucleotide Metabolism. http://seqcore.brcf.med.umich.edu. December 12-17,
2008.
Rahmadestiassani, A. 2010. Transkripsi, Translasi Dan ReplikasiUniversitas Nasional, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai