Definisi Formula
Secara garis besar Formula pada aplikasi Excel adalah suatu persamaan matematika untuk menghitung nilai-nilai
tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang diharapkan. Penulisan formula selalu diawali tanda sama
dengan dan umumnya melibatkan operator dasar matematika. Sebagai contoh, misalkan Anda hendak
menghitung 10 + 15 maka formulanya adalah:
=10+15
Simbol tanda kurung ataupun tanda-tanda lainnya yang umum digunakan dalam operasi matematika juga bisa
Anda gunakan pada formula Excel, misalnya:
=(25+5)*8
Nilai dalam aplikasi Excel dimuat didalam sel atau range yang memiliki alamat tertentu, oleh karena itu penulisan
formula pun umumnya merujuk pada alamat sel-nya dan bukan pada nilainya, misalnya:
=(A5*A6)+(B5/C5)
Atau dalam beberapa kondisi bisa juga Anda kombinasikan antara alamat sel dengan suatu nilai tertentu,
misalnya:
=(B4+C4)*150
Definisi Fungsi
Jika Anda bekerja dengan data-data yang kompleks, maka formula yang digunakan juga umumnya semakin
kompleks dan tentunya akan semakin panjang. Sebagai contoh, misalkan saja Anda hendak menghitung nilai
rata-rata penjualan dari 8 unit produk, maka formula yang digunakan adalah:
=(prod1+prod2+prod3+prod4+prod5+prod6+prod7+prod8)/8
Formula sepanjang itu hanya untuk 8 unit produk saja, bagaimana jika produknya ada 100 unit? atau 10000 unit?
Sebagai solusinya maka Excel menyediakan fitur yang dinamakan dengan Function atau fungsi. Secara garis
besar fungsi ini bisa dibilang sebuah preset dari formula yang bertujuan untuk menyederhanakan formula hingga
membuat proses perhitungan data menjadi lebih singkat dan tentunya relatif lebih mudah untuk dikerjakan.
Fungsi-fungsi dalam Excel memiliki nama-nama yang unik. Jika Anda pernah mendengar kata SUM, itu adalah
nama salah satu fungsi yang paling umum diterapkan pada aplikasi Excel yang kegunaannya untuk mengitung
data pada range tertentu. Lalu bagaimana sebuah fungsi bisa menyederhanakan perhitungan? dari contoh
sebelumnya dimana Anda hendak menghitung nilai rata-rata dari 8 unit produk, maka Anda cukup menggunakan
fungsi untuk menghitung nilai rata-rata yaitu AVERAGE, dengan demikian formula yang digunakan adalah:
=AVERAGE(range_produk)
Disini sudah jelas terlihat bagaimana sebuah fungsi dapat menyederhanakan sekaligus menyingkat sebuah
formula yang panjang menjadi lebih sederhana. Dalam penerapannya, fungsi juga umumnya mengacu pada
alamat sel. Misalkan saja data untuk 8 unit produk tersebut terdapat pada sel B5 hingga B12 maka formulanya
akan menjadi:
=AVERAGE(B5:B12)
Dari penjelasan singkat diatas, dapat dilihat bahwa struktur formula pada aplikasi Excel tersusun dari banyak
komponen, seperti misalnya data berupa nilai yang akan dihitung, alamat sel atau range, operator dasar
matematika, operator pembanding, fungsi, serta simbol-simbol atau tanda pelengkap lainnya yang membantu
proses perhitungan dalam formula tersebut. Contoh sebuah formula dengan struktur yang cukup lengkap dapat
dilihat berikut ini.
=VLOOKUP(C4;$A$12:$C$16;IF(B4<=3;2;3);TRUE)+G3
Konsep dasar tentang komponen-komponen penyusun formula tersebut dibahas pada artikel lain dalam
rangkaian artikel ini.
Misalkan saja formula yang akan Anda gunakan pada tabel diatas adalah Harga dikali Jumlah, maka tahapan yang
Anda lakukan adalah:
Klik sel D3
Ketikan tanda =
Klik sel B3
Ketikan tanda *
Klik sel C3
Tekan Enter
Jika suatu sel Anda isi dengan data biasa maka isi sel ini akan sama dengan isi pada formula bar, namun jika suatu
sel Anda isi dengan formula maka sel akan menampilkan hasil perhitungan dan formula bar akan memuat
formulanya. Sebagai contoh, pada gambar berikut ini dapat dilihat bahwa sel D3 menampilkan data 25000 yang
merupakan hasil perhitungan, sementara formula bar menampilkan =B3*C3 yang merupakan formula yang
digunakan. Jika Anda hendak menyunting formula tersebut maka Anda tinggal meng-klik mouse pada formula
bar atau menekan tombol F2pada keyboard.
Untuk menuliskan formula ini, ada 2 cara yang bisa dilakukan yaitu dengan menggunakan Function Library serta
cara manual. Berikut ini penjelasan singkat untuk kedua cara tersebut.
Untuk menggunakannya, klik pada sel dimana Anda ingin menuliskan hasil perhitungan kemudian klik salah satu
tombol yang sesuai pada group Function Library tersebut. Berikutnya pada daftar pilihan fungsi yang
ditampilkan, klik pada fungsi yang ingin Anda gunakan.
Kotak dialog Function Arguments kemudian akan ditampilkan dan Anda tinggal mengisikan argumen pada
kolom-kolom isian yang telah disediakan didalam kotak dialog tersebut sesuai dengan aturan penulisan
formulanya. Argumen-argumen ini akan dibahas di bagian lain dalam rangkaian artikel ini.
Selain tombol-tombol perintah yang spesifik untuk kategori fungsi tertentu, dalam group Function Library ini
terdapat beberapa tombol perintah lain yang bisa Anda gunakan untuk mempermudah penulisan formula, yaitu:
Insert Functions: Jika Anda klik maka akan ditampilkan kotak dialog Insert Function yang berisikan
seluruh fungsi yang ada berikut kategorinya. Anda tinggal memilih fungsi yang sesuai untuk langsung
menggunakannya. Fasilitas pencarian juga disediakan dalam kotak dialog ini untuk membantu Anda
mencari fungsi tertentu secara cepat.
AutoSum: Tombol ini bisa Anda gunakan untuk menuliskan fungsi-fungsi dasar yang umum digunakan.
Recently Used: Berisikan daftar fungsi-fungsi terakhir yang pernah Anda kerjakan.
Intellisense: Fitur ini merupakan sebuah fitur AutoComplete yang akan menjaga penulisan nama fungsi
dari kesalahan ketik sekaligus mempercepat Anda dalam menuliskan nama fungsi yang akan digunakan.
Sebagai contoh misalkan Anda hendak menggunakan fungsi SUM, maka didalam sel Anda tinggal
mengetikan tanda = diikuti huruf S. Perhatikan bahwa Excel akan menampilkan daftar semua nama
fungsi yang berawalan huruf S. Berikutnya dari daftar tersebut Anda tinggal klik-ganda pada nama
fungsi SUM untuk memuatnya pada formula bar.
Keterangan Penulisan Argumen: Setelah Anda memilih nama fungsi, berikutnya Excel akan
memberikan bantuan informasi tentang argumen-argumen untuk fungsi tersebut. Sebagai contoh pada
gambar berikut ini, dapat dilihat argumen-argumen yang digunakan pada fungsi VLOOKUP,
yaitu lookup value, table_array, dst.
Untuk keseragaman pembahasan sekaligus untuk membantu Anda agar lebih mengenal pola / aturan argumenargumen pada suatu formula Excel, maka dalam rangkaian artikel ini akan digunakan cara penulisan formula
secara manual.
Tanda Kurung
Tanda kurung atau ( ) digunakan untuk memisah bagian-bagian yang dianggap perlu dalam suatu formula.
Penggunaan tanda ini secara garis besar sama dengan penggunaan dalam operasi matematika biasa, tentunya
agar perhitungan menjadi lebih mudah untuk dibaca dan dianalisa.
Dalam kaitannya dengan penulisan fungsi, maka tanda kurung umum digunakan setelah menuliskan nama
fungsi-nya, selain itu juga umum digunakan untuk memisahkan satu fungsi dengan fungsi lainnya jika Anda
menggunakan multiple fungsi dalam suatu perhitungan.
Berikut ini contoh beberapa penggunaan tanda kurung dalam penulisan formula pada aplikasi Excel:
=(A1+A2)*(B1+B2)
=SUM(A1:A7)
=A1*(SUM(B1:B10))
dst
Untuk seting regional Indonesia, maka tanda pemisah variabel yang digunakan adalah titik-koma atau
;
Untuk seting regional selain Indonesia, maka tanda pemisah variabel yang digunakan
adalah koma atau ,
Cara memeriksa seting regional ini pada Windows 7 adalah sebagai berikut:
Namun jika Anda merujuk pada alamat selnya, yaitu B2 dan C2, maka formulanya akan menjadi:
=B2+C2
Hasilnya tetap 17 namun keuntungannya formula akan bersifat dinamis hingga jika Anda salin formula ke baris
berikutnya maka alamat sel akan mengikuti dan menghasilkan nilai yang benar yaitu 11 yang didapat dari
formula baru yaitu:
=B3+C3
Pahami baik-baik beragam aturan penulisan formula ini karena salah sedikit saja dalam menempatkan simbol
atau mungkin tanda tertentu pada formula akan menyebabkan formula tidak akan berfungsi sebagaimana
mestinya.
Formula pada aplikasi Excel tentunya akan sangat tergantung pada alamat sel termasuk range yang merupakan
gabungan dari beberapa sel sekaligus. Dalam sebuah formula yang kompleks, sering terdapat kesalahan dalam
penulisan alamat sel atau range ini, hal ini rasanya wajar mengingat alamat sel atau range tersebut yang
merupakan kombinasi huruf dan angka dalam jumlah banyak.
Untuk mempermudah penulisan, maka Anda bisa memberi Nama pada alamat sel atau range tersebut, nama ini
tentunya bebas dan disesuaikan dengan keinginan Anda sendiri, namun tentunya disarankan agar Anda
menggunakan penamaan yang mudah untuk diingat.
Sampai tahapan ini, range C4:C8 telah diberi nama yaitu DATA1. Hingga jika kita hendak menggunakan formula
pada range tersebut, jika formula yang sebelumnya adalah:
=SUM(C4:C8)
Dan setelah disederhanakan alamat range-nya menjadi nama DATA1, maka formulanya kini menjadi:
=SUM(DATA1)
Pada kotak dialog Name Manager tersebut, dengan mudah Anda dapat melihat daftar nama-nama yang telah
Anda buat berikut alamat sel atau range-nya. Anda juga dapat menghapusnya, merubahnya, ataupun membuat
nama yang baru pada kotak dialog ini.
Cara Penulisan
Cara Penggunaan
Kegunaan utama dari formula pada aplikasi Excel tentunya untuk membantu proses penghitungan agar lebih
cepat dan mudah. Urusan menghitung ini jelas tidak lepas dari peran Operator Hitung Dasar Matematika yang
tentunya telah Anda kenal dengan baik, yaitu penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Sebelum
masuk ke penggunaan formula yang sesungguhnya, penggunaan operator hitung dasar ini harus dikuasai
dengan baik.
Cara Penulisan
Pada dasarnya cara penulisan operator hitung dasar dalam aplikasi Excel sama dengan operator hitung dasar
matematika, hanya saja mungkin ada sedikit perbedaan untuk beberapa operator seperti misalnya perkalian dan
pembagian. Agar lebih jelas, tabel berikut ini menjelaskan daftar operator hitung dasar dalam aplikasi Excel.
Cara Penggunaan
Cara menggunakan operator hitung dasar ini pada prinsipnya sama dengan perhitungan matematika, hanya saja
sesuai dengan aturan penulisan formula yang telah dibahas sebelumnya, usahakan agar data yang akan dihitung
selalu merujuk pada alamat sel. Sebagai contoh, pada tabel berikut ini akan dihitung nilai Total untuk
data Januari hinggaMaret pada tiap-tiap tahun.
Maka secara matematika, untuk tahun 2010 Anda akan menambahkan nilai 53 + 26 + 32. Dan pada Excel, Anda
tinggal mengganti nilai-nilai tersebut dengan alamat sel-nya, yaitu C3, D3, dan E3. Langkah pengerjaan
lengkapnya adalah sebagai berikut:
Dengan cara yang sama, cobalah untuk menghitung data untuk tahun 2011 dan 2012.
Sampai tahapan ini, diharapkan Anda sudah bisa memahami bagaimana cara kerja dasar dari penggunaan
formula pada aplikasi Excel. Dalam penggunaan lanjutan, Anda juga dapat menggunakan bantuan tanda kurung
untuk mempermudah Anda dalam menghitung seperti halnya proses penghitungan pada operasi matematika
biasa.
Dalam penerapan formula lanjutan, terutama pada formula yang menyertakan fungsi-fungsi logika, Anda
mungkin harus menggunakan Operator Pembanding. Sama halnya dengan operator hitung dasar, operator
pembanding juga pada dasarnya sama dengan operator pembanding matematika biasa yang telah Anda kenal.
Ada 6 operator pembanding dalam aplikasi Excel yang harus Anda ketahui, terutama dari cara penulisan serta
istilah operator tersebut dalam bahasa Inggris. Berikut ini selengkapnya.
Jika ada 2 buah nilai yang dibandingkan dengan operator-operator pembanding tersebut, maka hasilnya adalah
sebuah nilai logika TRUE (nilai yang dianggap benar) atau FALSE (nilai yang dianggap salah).
Contoh penggunaan operator pembanding ini dalam kaitannya dengan fungsi-fungsi logika akan dibahas
kemudian pada artikel selanjutnya yang khusus membahas tentang dasar penggunaan fungsi logika.
Berikutnya klik dan tahan lalu drag kearah bawah hingga melewati beberapa sel dan lepaskan tombol mouse.
Hasilnya dapat dilihat pada gambar berikut ini dimana sel-sel berikutnya secara otomatis telah terisi dengan
nomor yang berurutan.
Dalam kaitannya dengan penggunaan formula, Auto Fill ini bisa Anda gunakan untuk menyalin formula dari satu
sel ke sel-sel lainnya secara cepat. Prinsipnya sama dengan contoh Auto Fill diatas, yaitu selalu mengikuti pola
yang sudah terbentuk pada sel yang menjadi acuan. Agar lebih jelas, perhatikan contoh berikut ini.
Pada tabel dibawah ini, tentunya dengan mudah Anda bisa menghitung hasil penjumlahan di sel D3 dengan
menggunakan Operator Hitung Dasar. Formulanya adalah
=B3+C3
Berikutnya, bagaimana cara untuk menghitung hasil penjumlahan pada sel-sel berikutnya, yaitu sel D4 dan D5?
Dengan cara manual jelas bisa, namun bayangkan seandainya data yang harus Anda hitung jumlahnya sangat
banyak, maka cara manual alias dihitung satu-persatu jelas bukan cara yang efisien.
Agar lebih cepat sekaligus mempermudah pekerjaan Anda maka Anda bisa menggunakan Auto Fill. Caranya
sama seperti contoh Auto Fill sebelumnya. Anda tinggal memilih sel D3 yang telah berisikan formula perhitungan,
lalu mendekatkan pointer mouse ke sudut kanan bawah dan kemudian klik, tahan, lalu drag ke arah bawah.
Setelah sampai di sel D5, lepaskan tombol mouse lalu perhatikan hasilnya. Secara otomatis sel D4 dan D5 telah
berisikan formula dengan mengacu pada formula didalam sel D3.
Jika dianalisa, dari contoh tersebut dapat Anda lihat bahwa proses Auto Fill pada sel yang berisikan formula ini
akan selalu menambahkan alamat sel dengan sel berikutnya, tergantung kearah mana Anda lakukan proses Auto
Fill tersebut:
Jika arahnya kebawah maka nomor baris yang akan selalu bertambah, contohnya 1, 2, 3, 4, 5, dst...
Jika arahnya kekanan maka nama kolom yang akan selalu bertambah, contohnya A, B, C, D, E, dst...
Pada contoh diatas, arah proses Auto Fill adalah kebawah, hingga nomor baris yang akan selalu bertambah
sementara nama kolomnya tetap. Dan proses ini tentunya menghasilkan formula yang benar pada sel D4 dan D5:
=B3+C3
=B4+C4
=B5+C5
Dari analisa tersebut maka proses Auto Fill ini bisa Anda jalankan pada sebuah tabel yang bentuknya statis seperti
tabel pada contoh diatas. Namun untuk tabel yang bentuknya dinamis atau kompleks, misalnya saja data yang
akan dihitung berada pada alamat sel yang tidak tentu, maka Auto Fill ini tidak dapat Anda gunakan kecuali
dengan bantuan Sel Absolut yang dibahas pada artikel yang lain dalam rangkaian artikel ini.
Pelajari baik-baik konsep penggunaan Auto Fill ini serta arah maupun cara pergerakannya, karena dalam aplikasi
Excel, proses Auto Fill ini merupakan salah satu bantuan utama yang dapat mempercepat pekerjaan Anda saat
harus menggunakan formula pada sebuah tabel dengan data yang jumlahnya banyak.
Jika tanda $ terletak didepan nama kolom, maka saat digunakan Auto Fill, nama kolom tersebut akan
terkunci namun nomor barisnya terus bertambah. Contohnya $A1.
Jika tanda $ terletak didepan nomor baris, maka saat digunakan Auto Fill, nomor baris tersebut akan
terkunci namun nama kolomnya terus bertambah. Contohnya A$1.
Jika tanda $ terletak didepan nama kolom dan nomor baris, maka saat digunakan Auto Fill, alamat sel
tidak akan berubah alias selalu tetap. Contohnya $A$1.
Agar lebih jelas dalam memahami Sel Absolut ini, perhatikan tabel berikut ini. Misalkan saja Anda akan
menghitung persentase dari jumlah Data 1 dan Data 2. Maka formula yang digunakan pada D3 adalah:
D3=(B3+C3)*B8
Namun jika digunakan Auto Fill untuk mengisi sel selanjutnya yaitu sel D4 dan D5, maka hasilnya akan salah,
karena formulanya akan menjadi:
D4=(B4+C4)*B9
D5=(B5+C5)*B10
Sel B4, C4, B5, dan C5 sudah benar, yaitu merupakan penambahan alamat dari sel sebelumnya, namun
sel B9 dan B10jelas salah karena seharusnya sel tersebut tidak berubah yaitu alamatnya tetap B8 yang berisikan
nilai persentase. Pada sel B8 inilah Anda bisa menggunakan Sel Absolut untuk mengunci alamat sel tersebut.
Karena arah Auto Fill bergerak kebawah yang mengakibatkan penambahan nomor baris, maka Anda cukup
menambahkan tanda $ didepan nomor barisnya saja. Dengan demikian, formula pada D3 yang seharusnya
adalah:
D3=(B3+C3)*B$8
Jika digunakan Auto Fill, maka formula pada sel D4 dan D5 akan menjadi:
D4=(B4+C4)*B$8
D5=(B5+C5)*B$8
Dan formula ini tentunya akan menghasilkan nilai yang benar.
Sebagai latihan sekaligus agar Anda lebih memahami cara kerja dan penggunaan Sel Absolut ini, Anda bisa
melihat sebuah tabel perkalian yang umum dimiliki oleh anak sekolah dasar seperti berikut ini.
Pada tabel perkalian tersebut, perhitungannya secara garis besar adalah data pada kolom B dikalikan dengan
data pada baris 2. Sebagai contoh, pada sel isian pertama yaitu sel C3, formulanya adalah:
C3=B3*C2
Karena perhitungan selalu menggunakan nama kolom yang sama yaitu kolom B serta nomor baris yang sama
yaitu baris 2, maka Anda dapat menambahkan tanda $ didepan kolom B dan nomor baris 2 untuk membuat sel
tersebut menjadi Absolut. Hingga formulanya menjadi seperti berikut ini:
C3=$B3*C$2
Berikutnya Anda tinggal memilih sel C3 tersebut lalu melakukan proses Auto Fill kearah kanan.
Dalam kondisi sel C3:L3 masih tersorot, lakukan Auto Fill sekali lagi kearah bawah.
Hasilnya Anda sudah mendapatkan sebuah tabel perkalian yang lengkap yang dikerjakan hanya dalam waktu
singkat saja, tentunya dengan menggunakan bantuan Sel Absolut dan Auto Fill.
Fungsi yang pertama dan bisa dibilang merupakan salah satu fungsi yang paling banyak diketahui dan digunakan
setiap pengguna aplikasi Excel adalah fungsi SUM. Fungsi SUM digunakan untuk menjumlahkan data dari
beberapa sel. Aturan penulisannya sebagai berikut:
=SUM(sel awal:sel akhir)
Alamat sel awal hingga sel akhir merupakan sebuah range, dengan demikian aturan penulisan fungsi SUM juga
bisa dituliskan sebagai berikut:
=SUM(range)
Sebagai contoh, pada tabel berikut ini akan dihitung nilai Total Penjualan pada sel C7 untuk data bulan Januari
hingga bulan April, yaitu data pada sel C3 hingga C6.
Sesuai dengan aturan penulisan formula yang telah dibahas pada artikel sebelumnya, maka cara penulisan fungsi
SUM untuk menghitung nilai Total Penjualan tersebut adalah sebagai berikut:
Pilih sel C7
Ketikan tanda =
Ketikan SUM atau gunakan fitur Intellisense
Ketikan tanda (
Klik sel C3 lalu drag ke sel C6
Ketikan tanda )
Dan hasil penjumlahan akan ditampilkan pada sel C7 seperti tampak pada gambar berikut ini.
Dengan demikian, formula yang telah Anda gunakan untuk menghitung nilai Total tersebut adalah:
C7=SUM(C3:C6)
Untuk memeriksa hasil dari penulisan formula ini, cobalah untuk merubah data pada sel C3 hingga C6 dan
lihatlah apakah hasil perhitungan pada sel C7 telah berubah. Jika berubah, maka penulisan formula sudah sesuai.
Penulisan range pada formula ini memang lebih mudah dilakukan dengan menggunakan klik dan drag mouse,
namun untuk range yang terlalu jauh, tentunya Anda pun dapat mengetikan alamat range tersebut secara
manual. Atau untuk kemudahan perhitungan dikemudian hari, Anda pun dapat memberi Nama pada range data
tersebut seperti yang telah dibahas pada artikel-artikel sebelumnya.
Agar lebih jelas dalam memahami fungsi COUNT ini juga agar tidak tertukar penggunaannya dengan fungsi SUM,
perhatikan contoh berikut ini. Pada tabel yang ditanyakan adalah jumlah materi training yang ada dan bukan
jumlah nilainya.
Perhatikan bahwa walaupun yang ditanyakan adalah jumlah pemilik data, dalam hal ini Materi Training, namun
alamat range yang dimasukan dalam formula tetap range untuk datanya yaitu C3:C6 dan bukan B3:B6.
Alamat sel awal hingga sel akhir merupakan sebuah range, dengan demikian aturan penulisan fungsi MAX / MIN
juga bisa dituliskan sebagai berikut:
=MAX(range)
atau
=MIN(range)
Sebagai contoh, pada tabel berikut ini ditanyakan berapa nilai maksimum dan minimum untuk semua nilai yang
ada, yaitu data nilai pada sel C3 hingga C6.
Berdasarkan aturan penulisan COUNTIF, status LULUS merupakan kondisi yang dikehendaki, dan range yang
memuat status LULUS tersebut merupakan range data yang akan dihitung oleh Excel yaitu sel C3 hingga C6.
Dengan demikian formula untuk menghitung banyaknya siswa yang lulus tersebut adalah sebagai berikut:
C7=COUNTIF(C3:C6;LULUS)
Namun berdasarkan aturan penulisan formula, LULUS adalah variabel yang tidak dikenali oleh Excel sehingga
formula diatas jelas akan menghasilkan pesan kesalahan jika dijalankan. Agar kata LULUS tersebut dikenali, maka
kita berikan tanda kutip diantaranya, sehingga formulanya menjadi:
C7=COUNTIF(C3:C6;"LULUS")
Dan sekarang formula ini akan menghasilkan nilai yang benar seperti tampak pada gambar berikut ini.
Pelajari baik-baik penggunaan formula dengan multi argumen ini karena dalam penerapan Excel lebih lanjut
Anda akan banyak menjumpainya.
Pada kasus ini, kata BAGUS dan RUSAK merupakan sebuah kondisi yang berada pada range C3 hingga C6.
Sementara data yang akan dijumlahkan berada pada range D3 hingga D6. Dengan demikian, sesuai dengan
aturan penulisan SUMIF, maka formula untuk menghitung Total Laba Barang Bagus di sel D9 adalah sebagai
berikut:
D9=SUMIF(C3:C6;BAGUS;D3:D6)
Sesuai dengan aturan penulisan formula, kata BAGUS bukan merupakan variabel yang dikenali Excel, maka kita
perlu menambahkan tanda kutip untuk mengapit kata tersebut, hingga formulanya akan menjadi:
D9=SUMIF(C3:C6;"BAGUS";D3:D6)
Lalu untuk menghitung Total Laba Barang Rusak di sel D10, tentunya Anda tinggal mengganti kata BAGUS
menjadi RUSAK, hingga formulanya menjadi:
D10=SUMIF(C3:C6;"RUSAK";D3:D6)
Dan contoh hasilnya dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Pada artikel sebelumnya telah dibahas contoh beberapa fungsi yang umum digunakan. Banyak para pengguna
aplikasi Excel yang mengira bahwa dalam satu sel dan satu formula hanya boleh digunakan satu fungsi saja. Opini
ini tentunya salah besar, karena dalam penggunaannya, Anda dapat menggabungkan beberapa fungsi sekaligus
untuk menghitung nilai yang dicari. Dan justru karena adanya penggabungan beberapa fungsi ini maka aplikasi
Excel menjadi semakin powerfull namun tetap efisien. Salah satu hal yang mutlak harus diperhatikan dalam
penggabungan beberapa fungsi sekaligus dalam satu formula adalah penggunaan tanda kurung serta tanda
pemisah argumen yang telah dibahas sebelumnya pada artikel Aturan Penulisan Formula.
Tanda kurung ini berfungsi untuk memisahkan antara fungsi yang satu dengan fungsi yang lainnya. Kesalahan
penempatan tanda kurung ini tentunya akan mengakibatkan formula menjadi error hingga Excel akan
menampilkan pesan kesalahan. Jika Anda mengalami kesulitan dalam menempatkan tanda kurung ini, misalnya
saja karena terlalu banyaknya fungsi yang akan digabungkan, akan lebih baik jika Anda menuliskannya dulu di
kertas dalam bentuk coretan kasar. Gunakan saja prinsip matematika dasar dimana tiap-tiap perhitungan dalam
suatu perhitungan yang kompleks selalu dipisahkan dengan tanda kurung.
Mulai Excel 2007, Microsoft juga telah menambahkan fitur berupa warna yang berbeda untuk tiap-tiap tanda
kurung yang saling berhubungan. Fitur ini tentunya bisa Anda gunakan juga sebagai bantuan.
Berikut ini beberapa contoh untuk penggabungan fungsi ini.
Secara matematika, Total Laba tentunya diperoleh dengan menambahkan semua unit yang terjual kemudian
dikalikan dengan Laba per Unit. Namun pada tabel tersebut tidak terdapat sel khusus untuk menghitung jumlah
keseluruhan Unit Terjual. Dengan demikian solusinya adalah Anda harus menggabungkan fungsi SUM untuk
menghitung jumlah Unit Terjual yang kemudian dikalikan dengan Laba per Unit. Formulanya sebagai berikut ini.
C10=SUM(C3:C6)*C8
Atau agar sesuai dengan konsep dasar matematika mengingat ada 2 perhitungan yang digunakan maka Anda
juga dapat menuliskan formulanya sebagai berikut:
C10=(SUM(C3:C6))*C8
Contoh hasil akhirnya dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Jika data hanya diambil dari satu gudang saja, misal Gudang 1 maka dengan mudah Anda dapat menghitung
stok yang diminta yaitu dengan menggunakan formula SUMIF yang telah Anda pelajari sebelumnya. Namun
dalam kasus ini gudangnya ada 2, maka solusinya Anda tinggal gabungkan saja formula SUMIF untuk-tiap
gudang dalam 1 formula.
Formula untuk menghitung stok barang bagus dari Gudang 1 adalah:
=SUMIF(C4:C6;"BAGUS";D4:D6)
Dan formula untuk menghitung stok barang bagus dari Gudang 2 adalah:
=SUMIF(C4:C6;"BAGUS";E4:E6)
Dengan demikian formula akhirnya pada sel D9 adalah sebagai berikut:
D9=SUMIF(C4:C6;"BAGUS";D4:D6)+SUMIF(C4:C6;"BAGUS";E4:E6)
Untuk menghitung stok barang rusak tentunya Anda bisa menggunakan fitur Auto Fill. Dan contoh hasil akhirnya
bisa Anda lihat pada gambar berikut ini.
Agar lebih jelas dalam memahami penggunaan fungsi IF ini, perhatikan contoh pada tabel berikut ini.
Pada tabel tersebut kolom Status akan diisi dengan kata LULUS atau GAGAL. Namun untuk mengisinya ada
kondisi yang harus dipenuhi, misalkan saja siswa akan lulus jika nilainya diatas 60. Dari pernyataan ini maka
didapat beberapa point, yaitu:
Kondisi: Nilai diatas 60. Nilai ini berada pada sel C3 hingga C6. Dan karena ada nilai acuan
yaitu 60 sebagai pembanding maka Anda harus menggunakan Operator Pembanding untuk melengkapi
argumen pada kondisi ini. Operator pembanding yang digunakan tentunya tanda lebih besar ">".
Kondisi 1: Jika nilai diatas 60, maka siswa Lulus. Kondisi ini merupakan nilai untuk kondisi TRUE yaitu
kondisi yang terpenuhi
Kondisi 2: Jika nilai dibawah 60, artinya tidak diatas 60, maka siswa Gagal. Kondisi ini adalah nilai
untuk kondisi FALSE yaitu kondisi yang tidak terpenuhi.
Berikutnya Anda tinggal menerapkan point-point tersebut pada fungsi IF disesuaikan dengan aturan
penulisannya. Dan karena data tiap-tiap siswa bervariasi, maka tabel akan diisi untuk siswa yang pertama dulu
yaitu Siti Nurhaliza. Formulanya sebagai berikut:
D3=IF(C3>60;"LULUS";"GAGAL")
Arti dari formula tersebut jika diterjemahkan dalam kalimat biasa adalah "Jika nilai dalam sel C3 lebih besar dari
60, maka tuliskan kata LULUS pada sel D3. Namun jika nilainya ternyata tidak lebih besar dari 60 maka tuliskan
kata GAGAL pada sel D3".
Contoh hasilnya dapat Anda lihat pada gambar berikut ini:
Untuk memeriksa apakah formula yang dituliskan sudah benar, cobalah untuk mengganti nilai pada sel C3,
misalnya menjadi 40, lalu perhatikan hasilnya. Jika tertulis GAGAL maka artinya formula yang digunakan sudah
benar.
Lalu bagaimana mengisikan baris-baris selanjutnya? Menuliskan formula secara manual satu persatu jelas bisa,
namun hal ini akan sangat menyita waktu. Cara cepatnya, gunakan saja fitur Auto Fill yang telah dibahas pada
artikel sebelumnya.
Dan hasilnya semua kolom Status kini telah terisi dengan nilai yang benar.
Karena kondisi-nya lebih dari satu, maka untuk nilai_FALSE digunakan kembali fungsi IF berikutnya. Misalnya jika
kondisi-nya ada 2, maka aturan penulisannya menjadi:
=IF(kondisi_1;nilai_TRUE1;(IF(kondisi_2;nilai_TRUE2;nilai_FALSE)))
Jika dijabarkan, maka formula tersebut berarti:
Fungsi IF bercabang ini tentunya tidak hanya untuk 2 kondisi saja, misalnya jika ada 3 kondisi maka aturan
penulisannya menjadi:
=IF(kondisi_1;nilai_TRUE1;(IF(kondisi_2;nilai_TRUE2;(IF(kondisi_3;nilai_TRUE3;nilai_FALSE)))))
Atau jika kondisinya ada 4 maka aturan penulisannya menjadi:
=IF(kondisi_1;nilai_TRUE1;(IF(kondisi_2;nilai_TRUE2;(IF(kondisi_3;nilai_TRUE3;(IF(kondisi_4;nilai_TRUE4;nila
i_FALSE)))))))
Dan demikian seterusnya.
Agar penggunaan fungsi IF bercabang ini lebih jelas, perhatikan contoh tabel berikut ini.
Misalkan saja pada tabel daftar barang tersebut Anda diminta untuk mengisi nilai diskon pada sel C3 hingga C6,
dengan kondisi bahwa produk Mouse dan produk Keyboard akan mendapatkan diskon sebesar 5%. Diluar
produk tersebut tidak diberikan diskon.
Analisa dari kasus tersebut adalah ada 2 kondisi yang menjadi acuan, yaitu Mouse diskon 5% serta Keyboard
diskon 5%. Kedua kondisi ini tentunya harus dimasukan kedalam formula IF satu persatu, boleh diawali dengan
kondisi untuk Mouse ataupun untuk Keyboard. Sebagai contoh diambil kondisi untuk Mouse terlebih dahulu.
Untuk memperjelas pembahasan, berikut ini dituliskan kembali aturan penulisan fungsi IF.
C3=IF(kondisi;nilai_TRUE;nilai_FALSE)
Kondisi pertama adalah Mouse dengan diskon 5%. Mouse serta produk-produk lainnya berada pada kolom 3
dan diawali dengan alamat sel B3. Maka formulanya akan menjadi:
C3=IF(B3="Mouse";nilai_TRUE;nilai_FALSE)
Nilai jika B3 adalah Mouse merupakan nilai_TRUE yaitu 5%, maka formulanya menjadi:
C3=IF(B3="Mouse";5%;nilai_FALSE)
Nilai_FALSE digunakan jika ternyata isi sel bukan Mouse, artinya produk lainnya. Dan karena ada satu kondisi lagi
yaituKeyboard maka kita masukan kondisi tersebut sebagai kondisi pada fungsi IF berikutnya:
C3=IF(B3="Mouse";5%;(IF(B3="Keyboard";nilai_TRUE2;nilai_FALSE)))
Jika B3 adalah Keyboard maka nilai_TRUE2 adalah 5% karena kondisinya terpenuhi. Sehingga formulanya akan
menjadi:
C3=IF(B3="Mouse";5%;(IF(B3="Keyboard";5%;nilai_FALSE)))
Jika ternyata B3 tidak berisikan Mouse ataupun Keyboard, maka tidak diberikan diskon sama sekali atau diskon
sama dengan 0. Nilai ini tentunya merupakan nilai_FALSE untuk semua kondisi yang telah dibandingkan. Dengan
demikian formula akhirnya adalah sebagai berikut:
C3=IF(B3="Mouse";5%;(IF(B3="Keyboard";5%;0)))
Dan formula tersebut jika dijalankan pada sel C3 tentunya akan menghasilkan nilai yang benar seperti tampak
pada gambar berikut ini.
Dan untuk mengisi sel-sel berikutnya seperti biasa Anda dapat menggunakan Auto Fill.
Pelajari baik-baik penggunaan formula IF bercabang ini karena dalam penerapan aplikasi Excel lanjutan Anda
akan banyak menggunakan formula ini. Hati-hati dengan penggunaan tanda kurung karena semakin banyak IF
yang Anda gunakan maka Anda akan menggunakan tanda kurung yang banyak juga.
Dan tabel berikut ini memperlihatkan contoh nilai OR yang dihasilkan untuk 3 buah kondisi:
Aturan penulisan fungsi OR pada dasarnya sangat sederhana yaitu hanya memuat kondisinya saja sebagai
berikut:
=OR(kondisi_1;kondisi_2;kondisi_3;......;kondisi_n)
Jika formula tersebut dijalankan, maka nilai yang akan dihasilkan adalah TRUE atau FALSE. Agar TRUE atau FALSE
tersebut ada nilainya, maka fungsi OR umum digabungkan penggunaannya dengan IF hingga fungsi ini juga
kemudian lazim disebut dengan fungsi IF-OR. Aturan penulisannya adalah sebagai berikut:
=IF(OR(kondisi_1;kondisi_2);nilai_TRUE;nilai_FALSE)
Dalam penerapannya, fungsi OR dapat Anda gunakan untuk menyederhanakan fungsi IF Bercabang. Sebagai
contoh pada artikel IF Bercabang yang telah dibahas sebelumnya, terdapat tabel diskon sebagai berikut, dimana
ada kondisi untuk produk Mouse dan produk Keyboard yang akan mendapatkan diskon sebesar 5%.
Kondisi yang diinginkan tersebut jika dianalogikan dalam kalimat akan menjadi "Jika produk Mouse ATAU
Keyboard, maka berikan diskon sebesar 5%, namun jika bukan maka tidak ada diskon". Dari kalimat ini didapatkan
beberapa point penting, yaitu:
kondisi_1: B3=Mouse
kondisi_2: B3=Keyboard
nilai_TRUE: 5%
nilai_FALSE: 0
Dan point-point ini tentunya tinggal Anda masukan kedalam fungsi IF-OR. Diawali dengan aturan penulisannya
terlebih dahulu:
C3=IF(OR(kondisi_1;kondisi_2);nilai_TRUE;nilai_FALSE)
Kemudian tinggal Anda ganti tiap-tiap argumen dengan nilai yang sesuai. Dengan demikian formula akhirnya
adalah sebagai berikut:
C3=IF(OR(B3="Mouse";B3="Keyboard");5%;0)
Dan formula ini jika Anda jalankan tentunya akan menghasilkan nilai yang benar seperti tampak pada gambar
berikut ini.
Kemudian seperti biasanya untuk mengisi sel-sel berikutnya Anda tinggal mengunakan Auto Fill.
Dari contoh tersebut, Anda dapat melihat bahwa fungsi IF-OR bisa Anda gunakan untuk menyederhanakan
penggunaan formula IF Bercabang.
Dan tabel berikut ini memperlihatkan contoh nilai AND yang dihasilkan untuk 3 buah kondisi:
Aturan penulisan fungsi AND juga sama dengan OR yaitu hanya memuat kondisinya saja, dan agar kondisi TRUE
dan FALSE ada nilainya maka fungsi AND juga umum digabungkan penggunaannya dengan IF hingga kemudian
lazim disebut dengan fungsi IF-AND dengan aturan penulisan sebagai berikut:
=IF(AND(kondisi_1;kondisi_2);nilai_TRUE;nilai_FALSE)
Contoh penggunaan fungsi AND ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Misalkan pada kolom Status akan diisi dengan kata LULUS atau GAGAL. Status LULUS akan didapatkan Siswa
jika kedua nilai yaitu nilai Bahasa dan nilai Matematika diatas 60. Jika salah satu nilai saja dibawah 60 maka
siswa dinyatakan gagal.
Kondisi yang diinginkan tersebut jika dianalogikan dalam kalimat akan menjadi "Jika nilai Bahasa DAN
Matematika diatas 60 maka siswa akan Lulus. Namun jika tidak maka siswa akan Gagal". Dari kalimat ini
didapatkan beberapa point penting, yaitu:
kondisi_1: C3>60
kondisi_2: D3>60
nilai_TRUE: LULUS
nilai_FALSE: GAGAL
Dan point-point ini tentunya tinggal Anda masukan kedalam fungsi IF-AND. Diawali dengan aturan penulisannya
terlebih dahulu:
E3=IF(AND(kondisi_1;kondisi_2);nilai_TRUE;nilai_FALSE)
Berikutnya Anda tinggal mengganti argumen-argumen tersebut dengan nilai yang sesuai. Dengan demikian
formula akhirnya adalah sebagai berikut:
E3=IF(AND(C3>60;D3>60);"LULUS";"GAGAL")
Formula ini jika Anda jalankan tentunya akan menghasilkan nilai yang benar seperti tampak pada gambar berikut
ini.
Kemudian seperti biasanya untuk mengisi sel-sel berikutnya Anda tinggal mengunakan Auto Fill.
Contoh penerapan fungsi penanggalan ini misalnya saja untuk menghitung tanggal jatuh tempo seperti tabel
berikut ini.
Karena yang ditanyakan adalah tanggal Jatuh Tempo, maka fungsi yang digunakan adalah fungsi DATE dimana
fungsi DATE ini bisa digunakan untuk memasukan format tanggal tertentu. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa
aturan penulisan fungsi DATE ini adalah sebagai berikut.
D3=DATE(YEAR;MONTH;DAY)
Tahun, Bulan, dan Tanggal diambil dari Tanggal Kredit yaitu sel B3. Hingga formulanya menjadi:
D3=DATE(YEAR(B3);MONTH(B3);DAY(B3))
Karena lama cicilan adalah 10 bulan yang terletak di sel C3, maka Anda tinggal
menambahkan MONTH(B3) denganC3. Dan formula akhirnya adalah sebagai berikut.
D3=DATE(YEAR(B3);MONTH(B3)+C3;DAY(B3))
Contoh penerapan lain untuk fungsi tanggal ini misalnya untuk menghitung durasi berdasarkan tanggal awal dan
akhir seperti tabel berikut ini.
Yang ditanyakan dari tabel tersebut adalah Lama Project dalam satuan Bulan. Untuk menghitungnya maka Anda
tinggal mengurangi data pada sel C3 dengan sel B3. Atau jika dituliskan formula dasarnya sebagai berikut:
D3=C3-B3
Karena yang ditanyakan Bulan, maka data yang diambil jelas hanya data Tahun dan Bulan saja. Kemudian Excel
juga memiliki fungsi YEAR dan MONTH untuk mengambil data Tahun dan Bulan dari sel tertentu (lihat tabel
aturan penulisan diatas), maka formulanya menjadi:
D3=(YEAR(C3)-YEAR(B3))+(MONTH(C3)-MONTH(B3))
Kemudian karena dalam 1 tahun ada 12 bulan, maka tentunya hasil pengurangan data tahun harus dikalikan
dengan12. Hingga formula akhirnya adalah sebagai berikut:
D3=(YEAR(C3)-YEAR(B3))*12+(MONTH(C3)-MONTH(B3))
Saat menggunakan fungsi-fungsi penanggalan ini, perhatikan selalu format sel yang digunakan. Hasil yang
diharapkan akan meleset jika format sel yang Anda gunakan tidak sesuai.
Cara menggunakan fungsi waktu tersebut sama saja dengan fungsi tanggal yang telah dibahas sebelumnya,
hanya saja yang berbeda adalah satuannya. Jika fungsi tanggal menggunakan 3 satuan utama YEAR; MONTH;
dan DAY, maka fungsi waktu menggunakan 3 satuan utama HOUR; MINUTE; dan SECOND.
Kemudian jika Anda akan menghitung total waktu, baik dalam bentuk jam, menit, ataupun detik maka total waktu
yang didapat dari hasil perhitungan harus dikalikan dengan bilangan yang sesuai dengan satuannya. Aturannya
bilangan pengali ini adalah sebagai berikut:
Jam: 24
Menit: 1440
Detik: 86400
Yang ditanyakan dari tabel tersebut adalah Total Jam, Total Menit, serta Total Detik. Untuk menghitungnya
sangatlah mudah. Anda tinggal mengurangi data Jam Keluar pada sel C3 dengan data Jam Masuk pada
sel B3 dan kemudian mengalikannya denan bilangan yang sesuai.
Misalnya untuk menghitung Total Jam, maka formulanya sebagai berikut:
C5=(C3-B3)*24
Kemudian untuk menghitung Total Menit Anda tinggal mengganti bilangan pengalinya dengan 1440 dan untuk
menghitung Total Detik maka bilangan pengali yang digunakan adalah 86400. Berikut ini formula akhirnya.
C6=(C3-B3)*1440
C7=(C3-B3)*86400
Sama halnya dengan fungsi penanggalan ini, perhatikan selalu format sel yang digunakan. Hasil yang diharapkan
akan meleset jika format sel yang Anda gunakan tidak sesuai.
Pada aturan penulisan tersebut, angka merupakan angka yang akan Anda bulatkan dan digit mengatur jumlah
bilangan dibelakang koma. Agar lebih jelas dalam memahami fungsi pembulatan ini, misalkan saja Anda hendak
membulatkan angka 8,762.
Jika Anda menggunakan fungsi INT maka formulanya adalah:
=INT(8,762)
Hasil dari formula tersebut adalah 8 karena INT akan membulatkan suatu angka kebawah sekaligus
menghilangkan angka dibelakang koma.
Jika Anda menggunakan fungsi ROUND dan menginginkan ada 2 angka dibelakang koma, maka formulanya
adalah:
=ROUND(8,762;2)
Hasilnya adalah 8,76 karena fungsi ROUND ini akan membulatkan angka sesuai kaidah matematika.
Jika Anda menggunakan fungsi ROUNDUP dan menginginkan ada 2 angka dibelakang koma, maka formulanya
adalah:
=ROUNDUP(8,762;2)
Hasilnya adalah 8,77 karena fungsi ROUNDUP ini akan membulatkan angka keatas.
Jika Anda menggunakan fungsi ROUNDDOWN dan menginginkan ada 2 angka dibelakang koma, maka
formulanya adalah:
=ROUNDDOWN(8,762;2)
Hasilnya adalah 8,76 karena fungsi ROUNDDOWN ini akan membulatkan angka kebawah.
Dalam penerapannya, tentu saja angka yang hendak dibulatkan tidak selalu berbentuk angka melainkan bisa
merujuk pada data angka di sel tertentu ataupun hasil dari suatu perhitungan. Sebagai contoh pada tabel berikut
ini, fungsiROUNDDOWN digunakan untuk membulatkan hasil penjumlahan yang didapat dari formula SUM.
=LEFT("KOMPUTER";3)
Maka hasilnya sel B2 tersebut akan menampilkan kata KOM, yaitu 3 karakter pertama dari arah kiri pada kata
KOMPUTER seperti tampak pada gambar berikut ini.
Fungsi MID akan mengambil sejumlah karakter dari arah kiri. Namun awal pengambilan karakter tersebut bisa
Anda tentukan sendiri pada argumen awal. Dan jumlah karakter yang akan diambil tetap ditentukan pada
argumenjumlah_karakter. Aturan penulisan selengkapnya adalah sebagai berikut:
=MID(teks;awal;jumlah_karakter)
Sebagai contoh jika pada sel B2 Anda ketikan formula berikut ini:
=MID("KOMPUTER";4;2)
Maka hasilnya sel B2 tersebut akan menampilkan kata PU, yaitu 2 karakter yang dihitung mulai karakter ke-4
pada kata KOMPUTER seperti tampak pada gambar berikut ini.
Fungsi RIGHT akan mengambil sejumlah karakter dari arah kanan. Jumlah karakter yang akan diambil ditentukan
pada argumen jumlah_karakter. Aturan penulisan selengkapnya adalah sebagai berikut:
=RIGHT(teks;jumlah_karakter)
Sebagai contoh jika pada sel B2 Anda ketikan formula berikut ini:
=RIGHT("KOMPUTER";3)
Maka hasilnya sel B2 tersebut akan menampilkan kata TER, yaitu 3 karakter pertama dari arah kanan pada kata
KOMPUTER seperti tampak pada gambar berikut ini.
Seperti halnya formula lainnya, penggunaan fungsi teks ini tentu saja dapat merujuk ke alamat sel tertentu.
Sebagai contoh perhatikan tabel berikut ini. Pada sel C2 digunakan formula MID dengan teks yang merujuk pada
sel B2.
Aturan penulisan VLOOKUP mungkin bisa dibilang agak rumit bagi yang baru saja mempelajari penggunaan
formula pada Excel. Namun jika sudah terbiasa, aturan ini sebetulnya bisa dibilang sederhana, yaitu:
=VLOOKUP(nilai_kunci;range_tabel_referensi;no_index_kolom;tipe_data)
Penjelasan aturan penulisan tersebut sebagai berikut:
nilai_kunci: Adalah nilai yang dijadikan acuan untuk membaca tabel referensi. Nilai ini harus ada baik
pada tabel yang akan diisi maupun pada tabel referensi.
range_tabel_referensi: Adalah range dari tabel yang berisikan data referensi untuk mengisi hasil yang
diharapkan. Pastikan bahwa range yang Anda pilih tidak menyertakan judul kolomnya.
no_index-kolom: Adalah nomor urut data dalam tabel referensi yang akan dituliskan hasilnya. Dimulai
dari kolom paling kiri pada tabel referensi tersebut dengan nomor index 1, dan seterusnya.
tipe_data: Ada 2 jenis tipe data yaitu TRUE dan FALSE. Nilai TRUE Anda gunakan jika nilai datanya tidak
pastiatau berada pada range tertentu dan nilai FALSE Anda gunakan jika nilai data berharga pasti.
Agar lebih jelas bagaimana cara menggunakan fungsi VLOOKUP ini, perhatikan contoh berikut ini.
Pada contoh tersebut terdapat 2 buah tabel. Data pada tabel Laporan Penjualan jelas akan selalu bertambah
tiap harinya. Setiap kali ada pembeli maka Anda tinggal mengisikan data tanggal, nama pembeli serta kode
voucher-nya. Sementara data Voucher serta Harga akan terisi secara otomatis tiap kali Anda mengisikan data
pada kolom Kode. Pengisian data secara otomatis ini bisa dicapai dengan melihat tabel referensi yaitu tabel Stok
Gudang dan tentunya dengan menggunakan formula VLOOKUP.
Langkah pertama akan diisi dahulu data pada tabel Voucher yaitu data pada sel E12. Untuk mempermudah
pembahasan, aturan penulisan VLOOKUP kembali dituliskan sebagai berikut:
E12=VLOOKUP(nilai_kunci;range_tabel_referensi;no_index_kolom;tipe_data)
nilai_kunci yang digunakan adalah data pada kolom Kode dalam tabel Laporan Penjualan, yaitu sel D12.
Alasannya karena Voucher akan bisa terisi dengan bersandar pada data dalam kolom Kode tersebut.
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa data yang akan diambil berada pada kolom ke-2,
maka no_index_kolom yang digunakan adalah 2. Dengan demikian formulanya menjadi:
E12=VLOOKUP(D12;B4:D7;2;tipe_data)
Yang terakhir adalah tipe_data. Disini yang akan digunakan adalah FALSE. Penjelasannya adalah karena data
tersebut bersifat pasti, misalnya kode S sudah pasti untuk Simpati, kode E sudah pasti untuk Esia, dan demikian
seterusnya. Dengan demikian formula lengkap untuk mengisi data pada kolom Voucher tersebut adalah:
E12=VLOOKUP(D12;B4:D7;2;FALSE)
Untuk mengisi data pada sel selanjutnya yaitu sel E13 dan E14 seperti biasanya Anda dapat menggunakan Auto
Fill. Namun perhatikan bahwa tabel referensi yang menjadi acuan memiliki range alamat sel yang statis alias
tetap. Oleh karenanya, sebelum Anda menjalankan proses Auto Fill maka Anda harus mengunci terlebih dahulu
range tabel referensi tersebut agar menjadi sel yang absolut. Hingga formulanya akan menjadi:
E12=VLOOKUP(D12;$B$4:$D$7;2;FALSE)
Dan proses Auto Fill kini dapat dijalankan untuk mengisi data pada sel-sel berikutnya.
Berikutnya, bagaimana mengisi data pada kolom Harga yaitu sel F12 hingga F14? Formula yang digunakan
tentunya tetap sama hanya saja no_index_kolom yang berbeda yaitu 3 karena data yang akan diisikan diambil
dari kolom ke-3 pada tabel referensi.
Dan berikut ini formula yang digunakan setelah menggunakan sel absolut untuk range tabel referensinya.
F12=VLOOKUP(D12;$B$4:$D$7;3;FALSE)
Pada contoh diatas Anda telah melihat penggunaan tipe data FALSE yaitu tipe data yang pasti. Untuk tipe
data TRUEaturan penulisan formula-nya tetap sama, hanya saja data yang akan diisikan adalah data yang tidak
pasti atau berada pada range tertentu. Contoh untuk penggunaan tipe data TRUE ini bisa dilihat pada tabel
berikut ini.
Anda harus mengisikan formula VLOOKUP pada kolom Nilai dalam tabel Daftar Nilai Siswa, yaitu
sel E13 hingga selE15. Nilai yang akan diisikan tersebut mengacu pada range tertentu dalam tabel referensi,
yaitu:
Kondisi ini jelas menggambarkan sebuah data yang tidak pasti oleh karenanya tipe data yang digunakan
adalah TRUE. Dan formula akhir yang digunakan adalah sebagai berikut.
=VLOOKUP(D13;$B$4:$C$8;2;TRUE)
Yang harus Anda perhatikan untuk tipe data TRUE ini adalah urutan data pada tabel referensi harus menaik atau
tersusun dari data terkecil hingga data terbesar.
Aturan penulisan HLOOKUP juga sama dengan VLOOKUP, namun ada sedikit perbedaan yaitu pada no index-nya.
Jika pada VLOOKUP no index mengacu kepada kolom (no_index_kolom) maka pada HLOOKUP mengacu pada
baris (no_index_baris), hal ini dikarenakan datanya yang memang tersusun dalam suatu baris.
nilai_kunci: Adalah nilai yang dijadikan acuan untuk membaca tabel referensi. Nilai ini harus ada baik
pada tabel yang akan diisi maupun pada tabel referensi.
range_tabel_referensi: Adalah range dari tabel yang berisikan data referensi untuk mengisi hasil yang
diharapkan. Pastikan bahwa range yang Anda pilih tidak menyertakan judul barisnya.
no_index_baris: Adalah nomor urut data dalam tabel referensi yang akan dituliskan hasilnya. Dimulai
dari baris paling atas pada tabel referensi tersebut dengan nomor index 1, dan seterusnya.
tipe_data: Ada 2 jenis tipe data yaitu TRUE dan FALSE. Nilai TRUE Anda gunakan jika nilai datanya tidak
pasti atau berada pada range tertentu dan nilai FALSE Anda gunakan jika nilai data berharga pasti.
Pada sel C8 dalam tabel Cek Stok, digunakan formula HLOOKUP agar jika Anda ketikan nama Produk pada
sel B8maka otomatis ditampilkan jumlah Stok yang tersedia dengan mengacu pada tabel referensi Stok Gudang.
Dengan demikian maka formula yang digunakan adalah sebagai berikut.
C8=HLOOKUP(B8;C3:E4;2;FALSE)
Penjelasan dari formula tersebut adalah:
B8 adalah nilai_kunci yang digunakan karena jumlah Stok akan ditampilkan jika nama Produk dalam
sel B8tersebut diisi.
C3:E4 adalah range_tabel_referensi yang digunakan sebagai acuan pengisian jumlah Stok pada
tabel Cek Stok.
no_index_baris adalah 2 karena yang akan dituliskan pada tabel Cek Stok diambil dari baris kedua
padarange_tabel_referensi.
Tipe data yang digunakan adalah FALSE karena datanya bersifat pasti.
Dalam contoh ini tidak digunakan Sel Absolut karena data-nya hanya satu hingga tidak perlu melakukan
proses Auto Fill.
#REF!
#VALUE!
#NULL!
#NUM!
#NAME?
#N/A!
Saat bekerja dengan formula pada aplikasi Excel, mungkin saja ada kesalahan yang Anda lakukan. Kesalahan ini
akan ditampilkan oleh aplikasi Excel dalam bentuk kode atau pesan kesalahan tertentu. Dengan mengetahui arti
dari pesan-pesan kesalahan tersebut diharapkan Anda bisa segera mencari solusi atau memperbaikinya. Berikut
ini beberapa pesan kesalahan yang akan ditampilkan oleh Excel tersebut:
#####
Pesan kesalahan ini umum disebut dengan istilah "Railroad tracks. Beberapa penyebab munculnya pesan
kesalahan ini diantaranya adalah:
Anda menuliskan data yang panjang namun lebar kolomnya terlalu sempit hingga sel tidak dapat
menampilkan data tersebut.
Anda mengisi angka atau bilangan negatif pada suatu sel dimana sel tersebut memiliki format sel Date
(tanggal) atau Time (waktu).
#REF!
REF bisa diartikan dengan REFERENCE atau referensi, hingga pesan kesalahan ini umumnya berhubungan dengan
kesalahan pada formula yang melibatkan penggunaan tabel referensi sebagai acuan. Beberapa penyebab
munculnya pesan kesalahan ini diantaranya adalah:
Anda membuat suatu formula yang terhubung dengan suatu tabel referensi namun kemudian tabel
referensi tersebut terhapus.
Pada fungsi lookup atau referensi seperti misalnya VLOOKUP dan HLOOKUP, Anda menggunakan
nomor index kolom atau baris yang lebih besar dari jumlah kolom atau baris pada tabel referensinya.
Data rujukan yang digunakan dalam formula dipindahkan ke tempat lain.
#VALUE!
VALUE bisa diartikan dengan nilai, hingga pesan kesalahan ini umumnya berhubungan dengan kesalahan nilai
yang digunakan pada formula. Beberapa penyebab munculnya pesan kesalahan ini diantaranya adalah:
Anda menggunakan parameter teks pada argumen suatu fungsi yang seharusnya menggunakan
parameter berupa angka atau bilangan. Misalnya seperti =HLOOKUP(B8;C3:E4;"dua";FALSE).
Anda menjalankan formula perhitungan dengan Operator Dasar ataupun fungsi perhitungan lain namun
argumen yang digunakan merujuk pada sel yang berisikan teks. Misalnya sel A1 berisikan data KOTA
dan sel A2 berisikan data BANDUNG. Jika Anda menjalankan formula =A1+A2 maka hasilnya adalah
pesan kesalahan ini.
#DIV/0!
DIV/0 bisa diartikan dengan Divide by Zero atau dibagi dengan nol, hingga pesan kesalahan ini umumnya
berhubungan dengan proses pembagian dengan bilangan nol. Beberapa penyebab munculnya pesan kesalahan
ini diantaranya adalah:
#NULL!
NULL bisa diartikan dengan kosong atau belum ditentukan hingga pesan kesalahan ini umumnya berhubungan
dengan argumen atau simbol yang hilang, atau bisa juga karena ada posisi penempatan simbol yang kosong.
Beberapa penyebab munculnya pesan kesalahan ini diantaranya adalah:
Tidak ada tanda pemisah titik-dua (:) pada alamat range. Misalnya seharusnya tertulis A1:C1 tapi Anda
menuliskannya (A1 C1).
Terdapat spasi diantara alamat sel atau range. Hal ini jelas tidak diperkenankan karena diantara alamat
sel atau range setidaknya Anda harus menggunakan Operator Dasar atau tanda pemisah argumen koma
atau titik-koma.
#NUM!
NUM bisa diartikan dengan number atau bilangan hingga pesan kesalahan ini umumnya berhubungan dengan
kesalahan yang terkait dengan bilangan. Beberapa penyebab munculnya pesan kesalahan ini diantaranya adalah:
#NAME?
NAME bisa diartikan dengan nama yang maksudnya ditujukan untuk nama sel. Jadi pesan kesalahan ini umumnya
berhubungan dengan kesalahan pada penamaan alamat suatu sel atau range. Beberapa penyebab munculnya
pesan kesalahan ini diantaranya adalah:
Penulisan alamat range yang disatukan atau tidak dipisahkan tanda titik-dua. Misalkan range A1:D1
namun Anda tuliskan dengan A1D1.
Nama suatu alamat range yang tidak ditemukan karena belum dibuat atau kesalahan dalam penulisan
nama range tersebut.
Nama fungsi yang Anda gunakan salah, misalnya saja HLOOKUP tapi Anda menuliskannya HHLOKUP.
Teks pada suatu formula yang tidak diapit tanda kutip.
#N/A!
N/A bisa diartikan dengan Not Available atau tidak tersedia. Pesan kesalahan ini akan ditampilkan jika:
Anda menggunakan fungsi lookup atau referensi seperti misalnya VLOOKUP atau HLOOKUP dalam
suatu formula dan nilai yang dicari tidak ditemukan dalam tabel referensi atau tabel yang dijadikan
acuan.
Pesan ini juga merupakan pesan kesalahan generik atau umum dimana kesalahan yang terjadi tidak
dapat diwakili oleh pesan-pesan kesalahan sebelumnya, misalnya seperti data yang hilang, nama fungsi
yang tidak dikenali, penerapan nilai dalam suatu argumen yang salah, atau nilai yang Anda coba cari dari
formula yang Anda gunakan ternyata tidak ada atau tidak berhasil ditemukan.
Peringatan Kesalahan
Dokumentasi Bantuan
Melihat Seluruh Formula
Melihat Hasil Fungsi pada Suatu Formula
Trace Precedents dan Trace Dependents
Evaluasi Formula
Error Checking
Pada artikel sebelumnya Anda telah mengenal beberapa pesan kesalahan yang ditampilkan Excel seandainya
terjadi kesalahan saat Anda menerapkan suatu formula. Disamping pesan-pesan kesalahan tersebut, aplikasi Excel
juga menyediakan beberapa bantuan lain yang bisa Anda gunakan untuk proses Troubleshooting atau
menangani terjadinya kesalahan dalam penerapan formula ini. Beberapa diantaranya sebagai berikut.
Peringatan Kesalahan
Dalam beberapa kondisi, saat terjadi kesalahan dalam penulisan atau penerapan formula maka aplikasi Excel akan
memberikan peringatan dengan menampilkan kotak dialog kesalahan seperti berikut ini.
Jika Anda mendapatkan kotak dialog tersebut maka periksa kembali formula yang Anda gunakan termasuk
periksa juga beragam aturannya karena barangkali saja ada yang terlewat atau mungkin ada kesalahan dalam
penulisan formula.
Dokumentasi Bantuan
Saat aplikasi Excel menampikan kotak dialog kesalahan seperti diatas, jika Anda menekan tombol Help maka
Excel akan menampilkan dokumentasi bantuan tentang penggunaan formula yang mungkin bisa membantu
Anda dalam memperbaiki kesalahan yang terjadi.
Jika Anda klik tombol perintah Show Formulas tersebut maka Excel akan menampilkan semua formula yang ada
pada lembar kerja Anda.
Untuk kembali ke kondisi tampilan sebelumnya dimana sel menampilkan hasil formula, klik kembali tombol Show
Formulas tersebut.
Pada Formula Bar, pilih atau sorot fungsi yang ingin Anda lihat hasilnya.
Tekan tombol F9 pada keyboard dan Excel akan menampilkan hasil dari fungsi yang telah Anda pilih sebelumnya.
Trace Precedents digunakan untuk melihat sel-sel mana saja yang mempengaruhi sel aktif yang berisikan
formula. Anda tinggal meng-klik sel yang berisikan formula lalu klik tombol Trace Precedents. Sel-sel yang
mempengaruhi berikut hubungannya akan ditunjukan dengan garis-garis panah, contohnya seperti tampak pada
gambar berikut ini.
Trace Dependents adalah kebalikan dari Trace Precedents, yaitu untuk melihat suatu sel mempengaruhi formula
pada sel yang mana. Cara menggunakannya juga sama, Anda tinggal memilih salah satu sel yang dilibatkan
dalam suatu formula lalu klik tombol Trace Dependents. Hubungan sel tersebut dengan sel yang berisikan
formula akan ditunjukan dengan garis-garis panah, contohnya seperti tampak pada gambar berikut ini.
Setelah menggunakan kedua perintah tersebut, Anda dapat menghilangkan garis-garis panah yang ditampilkan
dengan mengklik tombol Remove Arrows yang terletak dalam group perintah yang sama dalam tab Formulas.
Evaluasi Formula
Masih didalam group perintah Formula Auditing, Anda juga akan menemukan tombol perintah Evaluate
Formula. Sesuai dengan namanya, perintah ini akan melakukan evaluasi menyeluruh secara tahap demi tahap
pada formula yang Anda terapkan. Anda tinggal meng-klik sel yang berisikan formula lalu klik tombol Evaluate
Formula.
Pada kotak dialog Evaluate Formula yang ditampilkan, secara otomatis Excel akan menampilkan fungsi pertama
yang ditemukan pada formula. Klik tombol Evaluate untuk melihat hasil dari fungsi yang ditampilkan tersebut.
Jika ternyata fungsi tersebut memiliki hubungan dengan fungsi lainnya maka Anda bisa menggunakan
tombol Step In untuk melihat hubungan-hubungan selanjutnya atau klik tombol Step Out untuk kembali ke
hubungan sebelumnya.
Perintah evaluasi formula ini akan sangat berguna jika Anda menerapkan suatu formula yang kompleks dengan
melibatkan banyak fungsi didalamnya.
Error Checking
Tombol perintah terakhir pada Formula Auditing adalah tombol perintah Error Checking. Perintah ini akan
memeriksa formula pada sel aktif yang harus Anda pilih dulu sebelumnya.
Jika tidak ada kesalahan, maka akan ditampilkan pesan seperti tampak pada gambar berikut ini.
Namun jika ternyata ada kesalahan, maka kotak dialog Error Checking akan ditampilkan. Pada kotak dialog ini
Anda dapat melihat dokumentasi bantuan dengan meng-klik tombol Help on this error; menjalankan evaluasi
formula dengan meng-klik tombol Show Calculation Steps; mengabaikan kesalahan dengan meng-klik
tombol Ignore Error; atau menyunting formula langsung secara manual dengan meng-klik tombol Edit in
Formula Bar.
Demikian beberapa opsi bantuan yang disediakan oleh aplikasi Excel untuk proses Troubleshooting formula ini
yang mudah-mudahan bisa membantu Anda seandainya formula yang Anda terapkan ternyata tidak berfungsi
sebagaimana mestinya.
Untuk menentukan fungsi dan formula apa yang akan digunakan saat berhadapan dengan suatu kasus
tertentu, cobalah untuk menterjemahkan kasus tersebut dalam operasi hitung dasar matematika biasa
yang Anda kenal. Jika perlu lakukan coretan kasar pada kertas agar Anda bisa memahami solusi apa
yang dibutuhkan pada kasus tersebut. Karena adakalanya suatu proses perhitungan yang tampak rumit
ternyata malah bisa diselesaikan dengan menggunakan operator dasar matematika biasa alias tanpa
menggunakan fungsi sama sekali.
Perhatikan tanda pemisah argumen pada formula yang Anda gunakan karena tanda pemisah ini
bergantung pada seting regional. Perhatikan juga dengan teliti tanda-tanda lainnya yang mungin Anda
gunakan seperti misalnya tanda kurung atau tanda petik.
Jika kasus yang dihadapi memiliki unsur pembanding atau ada syarat maupun kondisi tertentu yang
harus dicapai maka umumnya kasus tersebut harus menggunakan fungsi logika seperti misalnya
fungsi IF.
Kasus yang melibatkan tabel lain sebagai tabel acuan bisa menggunakan fungsi referensi seperti
misalnyaVLOOKUP atau HLOOKUP.
Jika fungsi yang digunakan ternyata tidak dapat menyelesaikan kasus Anda, cobalah
untuk menggabungkan fungsi tersebut dengan fungsi lainnya.
Formula yang Anda gunakan tidak selalu harus berada dalam 1 Sheet Excel saja, melainkan bisa
melibatkan Sheet-sheet lainnya bahkan Workbook yang berbeda.
Hasil dari Fungsi dan Formula yang Anda terapkan pada suatu kasus adakalanya bergantung pada
format sel yang digunakan. Sebagai contoh, hasil perhitungan formula yang melibatkan fungsi
penanggalan harus diletakan pada sel yang memiliki format Date. Oleh karena itu perhatikan selalu
format sel yang Anda gunakan pada tabel-tabel data Anda.
Gunakan bantuan Auto Fill dan Sel Absolut untuk membantu mempercepat penerapan formula pada
data-data selanjutnya.
Setelah Anda menerapkan suatu formula tertentu, cobalah untuk merubah-rubah datanya lalu lihat
apakah hasilnya ikut berubah juga, cara ini adalah cara yang paling cepat untuk memeriksa apakah
formula yang Anda terapkan sudah benar.
Gunakan fasilitas bantuan Excel seperti misalnya Error Checking untuk memeriksa barangkali terdapat
kesalahan dalam penerapan formula yang Anda kerjakan.
Untuk lebih memahami bagaimana formula diterapkan dalam aplikasi Excel juga sebagai gambaran bagi Anda
yang mungkin baru saja mempelajari tentang formula pada Excel, berikut ini contoh beberapa kasus yang
mudah-mudahan bisa digunakan sebagai bahan pembelajaran.
Solusinya, karena ada tabel lain sebagai acuan maka formula jelas akan melibatkan fungsi VLOOKUP. Namun
pada tabel referensi tersebut ada 2 kondisi untuk masa kerja hingga fungsi IF harus digunakan juga. Dengan
demikian formula yang digunakan adalah:
D4=VLOOKUP(C4;$A$12:$C$16;IF(B4<=3;2;3);TRUE)
E4=D4*C4
Contoh hasil akhirnya bisa dilihat pada gambar berikut ini.
Solusi untuk kasus ini adalah menggunakan fungsi IF. Alasannya karena ada karyawan yang mendapat upah
standar saja dan ada karyawan yang mendapat upah standar plus upah lembur juga. Selain fungsi IF Anda cukup
menggunakanoperasi dasar matematika biasa. Kemudian mengingat perhitungan matematika yang digunakan
cukup kompleks, Anda boleh menggunakan fungsi ROUNDDOWN agar nilai-nilai yang dihasilkan bulat. Dengan
demikian formula yang digunakan adalah:
D9=ROUNDDOWN((C9-B9)*24;2)
E9=IF(D9<=9;D9*$C$5;(9*$C$5)+(D9-9)*$C$6)
Contoh hasil akhirnya bisa dilihat pada gambar berikut ini.
Khusus untuk mengisi Fakultas dan Jurusan, disediakan referensi dalam 2 tabel terpisah, yaitu tabel Kode
Fakultasdan tabel Kode Jurusan.
Solusinya, karena semua pengisian kolom bersandar pada struktur NIM dan tidak semua nilai NIM tersebut
digunakan melainkan hanya digit-digit tertentu saja, maka Anda bisa menggunakan fungsi teks untuk mengambil
beberapa karakter tertentu dari NIM tersebut.
Untuk mengisi kolom Angkatan pada sel C4, maka Anda harus menggunakan fungsi MID karena berdasarkan
struktur NIM, angkatan ini merupakan digit yang berada di tengah yaitu digit ke-4 dan ke-5.
Untuk mengisi kolom Fakultas pada sel D4 serta kolom Jurusan pada sel E4, maka Anda harus menggunakan
fungsiVLOOKUP karena ada tabel referensi yang disediakan, namun nilai kunci yang digunakan pada
fungsi VLOOKUPtersebut menggunakan fungsi lain yaitu fungsi LEFT untuk Fakultas dan dungsi MID untuk
Jurusan.
Dengan demikian formula yang digunakan adalah:
C4=MID(A4;4;2)
D4=VLOOKUP(LEFT(A4;1);$A$11:$B$13;2;FALSE)
E4=VLOOKUP(MID(A4;2;2);$D$11:$E$16;2;FALSE)
Contoh hasil akhirnya bisa dilihat pada gambar berikut ini.
Solusinya, untuk kolom Jumlah Harga pada sel E4 dan Total Harga pada sel G4 hanya merupakan operasi
perkalian dan pengurangan biasa. Barulah pada kolom Discount Anda harus menggunakan fungsi yaitu fungsi IFOR. Alasannya karena perhitungan ini melibatkan 3 syarat atau kondisi. Dengan demikian formula yang
digunakan adalah:
E4=D4*C4
F4=IF(OR(B4="ardath";B4="gudang garam";B4="jarum");5%;0)*E4
G4=E4-F4
Biaya Tambahan per Hari pada sel G11 hanya merupakan operasi pembagian biasa dimana Anda tinggal
membagiHarga Paket dengan Lama Wisata.
G11=F11/E11
Lalu Tujuan Wisata pada sel D4 dan Harga Paket pada sel F4 bisa Anda kerjakan dengan mudah menggunakan
fungsiVLOOKUP dimana nilai kuncinya bersandar pada kolom Kode.
D4=VLOOKUP(C5;$C$11:$G$15;2;FALSE)
F4=VLOOKUP(C4;$C$11:$G$15;4;FALSE)
Formula yang cukup kompleks justru terdapat pada kolom Biaya Tambahan di sel G4. Disini ada kondisi yang
harus ditetapkan yaitu jika peserta berwisata dengan lama hari sesuai dengan lama wisata paket atau dibawahnya
maka peserta tidak dikenakan biaya tambahan. Namun jika peserta berwisata dengan lama hari diatas lama
wisata paket maka peserta akan dikenakan biaya tambahan per hari. Biaya tambahan ini tentunya disesuaikan
dengan kelebihan hari yang diambil peserta tersebut.
Karena ada 2 buah kondisi maka fungsi utama yang digunakan jelas fungsi IF, namun tiap-tiap argumen pada
fungsi IFtersebut harus diurai dengan fungsi VLOOKUP mengingat tujuan wisata yang bervariasi. Dengan
demikian formula yang digunakan adalah:
G4=IF(E4>VLOOKUP(C4;$C$11:$G$15;3;FALSE);(E4VLOOKUP(C4;$C$11:$G$15;3;FALSE))*VLOOKUP(C4;$C$11:$G$15;5;FALSE);0)
Dan yang terakhir adalah kolom Jumlah Dibayar pada sel H4. Formula yang digunakan disini hanya
merupakanoperasi penjumlahan biasa dimana Anda tinggal menambahkan Harga Paket dengan Biaya
Tambahan.
H4=F4+G4
Contoh hasil akhirnya bisa dilihat pada gambar berikut ini.
Demikian beberapa contoh kasus terkait dengan penerapan formula pada aplikasi Excel yang mungkin saja Anda
temukan di lingkungan kerja Anda. Dan seperti Anda lihat bahwa formula ini bisa menyelesaikan beragam
perhitungan secara semi otomatis pada tabel-tabel data yang sederhana hingga yang kompleks.
Catatan:
Penerapan formula pada artikel ini dibahas secara garis besar dan tidak terlalu detail. Tujuannya agar Anda bisa
melakukan analisa sendiri terkait dengan formula dan fungsi yang digunakan tersebut.
Formula yang dituliskan pada artikel ini juga hanya formula untuk sel-sel pada baris teratas saja karena untuk
mengisi sel-sel berikutnya seperti biasa Anda dapat menggunakan proses Auto Fill serta bantuan Sel Absolut.
Banyak para pengguna aplikasi Office yang hanya memanfaatkan Excel sekedar untuk membuat tabel data saja.
Padahal aplikasi Excel memiliki banyak sekali fitur yang dapat membantu aktifitas pekerjaan kita dalam
menangani tabel-tabel data tersebut. Salah satunya adalah Formula yang bisa digunakan untuk membantu
mengerjakan beragam proses perhitungan data pada tabel secara cepat dan semi otomatis.
Dan itulah alasan utama saya untuk menyusun rangkaian artikel sebanyak 30 Part di TechNet Wiki ini. Yaitu untuk
mengenalkan apa itu formula dan bagaimana konsep dasar serta cara penggunaannya. Sasaran utamanya adalah
untuk siapa saja yang mungkin baru mempelajari aplikasi Excel dan kemudian tertarik untuk mempelajari
penggunaan formula pada Excel.
Mudah-mudahan rangkaian artikel ini ada gunanya dan bisa menjadi dasar sebelum mempelajari penggunaan
formula-formula lanjutan pada aplikasi Excel yang tentunya akan lebih kompleks lagi.