Audit Kinerja Manajerial
Audit Kinerja Manajerial
terkena musibah
Banyak cara yang dapat digunakan oleh berbagai pihak untuk menyampaikan
informasi pada manajemen yang intinya mengambil 2 bentuk, yaitu tertulis dan
lisan. Penyampaian secara tertulis juga menggunakan berbagai cara seperti
korespondensi, penggunaan telex, melalui faximile, dengan elektronik mail atau
3. Menciptakan
kondisi
yang
memungkinkan
perusahaan
untuk mempunyai persepsi bahwa komponen yang ditanganinya atau satuan kerja
tempat seseorang berkarya merupakan komponen atau satuan kerja yang paling
penting.
Untuk mencegah timbulnya persepsi seperti disinggung di muka ialah dengan
menekankan bahwa pada dasarnya setiap komponen atau satuan kerja dapat
menjadi Satuan Kerja Strategi bergantung pada kegiatan apa yang pada suatu
ketika harus mendapat perlakuan khusus karena menduduki peringkat prioritas
tertinggi dalam penyelenggaraan kegiatan perusahaan dengan efisien dan efektif.
Dengan perkataan lain, dalam rangka memainkan peranannya selaku pemegang
kekuasaan untuk mengalokasikan sarana, prasarana, dan daya bagi seluruh
komponen perusahaan, manajemen puncak harus pula melakukan dua hal lain,
yaitu :
a. Bertindak selaku integrator untuk mencegah tumbuhnya cara berpikir
dan cara bertindak yang berkotak-kotak dalam organisasi.
b. Mengelola perusahaan sedemikian rupa sehingga seluruh perusahaan
bergerak sebagai suatu sistem.
Bertindak selaku integrator sangat penting terutama dalam upaya mencegah
tumbuh suburnya persepsi bahwa ada satuan kerja yang lebih penting dari satuan
kerja lainnya.
Yang mempunyai implikasi terhadap alokasi daya dan dana, adalah pentingnya
pengelolaan
perusahaan
berdasarkan
pendekatan
kesisteman.
Pendekatan
kesisteman pada dasarnya berarti bahwa teknik apa pun yang digunakan dalam
melakukan pembagian tugas yang akan mengakibatkan adanya satuan-satuan kerja
tertentu dalam perusahaan, satuan-satuan kerja itu merupakan subsistem yang
tidak dapat dan tidak mungkin melepaskan diri dari induknya. Pendekatan
kesisteman juga menekankan bahwa tanpa mengurangi arti pentingnya peranan
masing-masing satuan kerja dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan,
interaksi, interrdependensi, dan interrelasi antara satu satuan kerja dengan satuan
kerja yang lain harus mendasari cara berfikir dan cara bertindak semua pihak. Jika
manajemen puncak berhasil menciptakan suasana seperti disinggung di muka,
dapat diperkirakan bahwa semua komponen dan satuan kerja dalam perusahaan
akan bersedia menerima jatahnya secara proporsional.
8. Peranan Selaku Perunding
Fungsi-fungsi manajerial yang dibahas dan disoroti sebagai sasaran audit ialah perencanaan,
pengorganisasian,
penumbuhan
dan
pemeliharaan
motivasi
para
karyawan,
Perencanaan merupakan langkah pertama dan penting dalam upaya pencapaaian tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya
b)
Suatu rencana harus mampu menjawab enam pertanyaan, yaitu: apa yang akan
dikerjakan, bilamana pekerjaan itu akan dilaksanakan, dimana kegiatan itu akan
berlangusng, siapa yang akan bertindak sebagai penanggung jawab utama terlaksananya
kegiatan itu, teknik-teknik dan prosedur yang bagaimana yang akan digunakan sebagai
cara melaksanakan berbagai kegiatan dan mengapa semuanya itu harus dilakukan
c)
Menggunakan pendekatan yang sifatnya analitik, salah satu diantaranya ialah dengan
pendekatan analisis SWOT, yaitu pengenalan yang tepat tentang: kekuatan yang dimiliki
oleh perusahaan, kelemahan yang perlu dimanfaatkan pemahaman tentang ancaman yang
mungkin timbul dan harus disingkirkan
d)
Pertama: banyak perusahaan yang menggunakan tipe-tipe organisasi yang relatif baru
seperti: (a) departementalisasi organisasi berdasarkan bidang-bidang fungsional yang
ditangani dalam perusahaan seperti produksi, pemasaran, keuangan, akuntansi,
sumber daya manusia serta penelitian dan pengembangan yang sering disebut sebagai
tipe organisasi fungsional dan (b) organisasi matriks.
Kedua: organisasi yang berbentuk piramidal, dengan stratifikasi hierarki kekuasaan dalam
organisasi sudah tidak tepat lagi digunakan. Karena itu, fenomenon yang relatif baru
tetapi terlihat dengan jelas ialah makin menggeloranya tuntutan untuk menggunakan
struktur organisasi yang datar.
Ketiga: suatu perusahaan merupakan suatu sistem terbuka yang berarti apa yang terjadi atau
tidak terjadi dalam suatu komponen akan berpengaruh pada komponen-komponen
yang lain.
Penyelenggaraan Fungsi Motivasi Sebagai Sasaran Audit
Berdasarkan pengamatan dan pengalaman empiris, terdapat paling sedikit tiga faktor
penyebab mengapa istilah yang digunakan untuk fungsi yang menyangkut manusia
dalam perusahaan sering berubah, yaitu:
1.
2.
Perkembangan ilmu manajemen sebagai suatu disiplin ilmiah yang bersifat terapan
3.
Menguatnya pengakuan atas harkat dan martabat manusia, khususnya dalam berkarya,
berakibat pada makin lunaknya istilah yang digunakan memperkuat pandangan di muka.
Teori motivasi menekankan bahwa terdapat tiga elemen yang harus diperhatikan dalam
pemberian motivasi, yaitu:
1.
2.
3.
Manajemen dapat menggunakan berbagai instrumen pengawasan baik yang sifatnya langsung
seperti pengamatan dan pemantauan di lapangan maupun yang tidak langsung seperti
melalui sistem pelaporan dan rapat pengendalian. Berbagai instrumen itu harus
mampu menemukan fakta operasional, seperti hasil yang dicapai, mutu hasil
pekerjaan, permasalahan yang dihadapi dan penyelesaian permasalahan itu baik atas
prakarsa karyawan yang bersangkutan sendiri ataupun karena dan dengan bantuan
orang lain.
Pengawasan yang tepat sangat besar peranannya dalam meningkatkan efisiensi operasional
suatu perusahaan. Karena itu merupakan tindakan yang tepat jika pelaksanaan
pengawasan, sebagai salah satu fungsi manajerial, dijadikan sasaran audit.
Penyelenggaraan Fungsi Evaluasi Sebagai Sasaran Audit
Penilaian karena berbagai alasan, harus dipandang sebagai satu fungsi manajerial tersendiri
yang penyelenggaraannya segera mengikuti pengawasan. Pertimbangan-pertimbangan
yang dimaksud antara lain adalah sebagai berikut:
1.
Maksud penyelenggaraan berbagai fungsi manajerial adalah untuk pencapaian tujuan dan
berbagai sasaran perusahaan. Tujuan dan berbagai sasaran itu tidak mungkin tercapai
sekaligus, tetapi melalui pentahapan.
2.
3.
Karena setiap perusahaan pasti menghadapi berbagai tuntutan baik internal maupun
eksternal seperti pengningkatan kemampuan bersaing, pertumbuhan dan perkembangan,
penguasaan pangsa pasar yang lebih besar, pengingkatan kemampuan memanfaatkan
terobosan teknologikal, peluncuran produk baru dan pemutakhiran pengetahuan dan
keterampilan para karyawan orientasi masa depan sangat penting, bahkan jauh lebih
penting dibandingkan dengan orientasi masa kini.
4.
Dengan demikian, segera setelah satu tahap dalam proses pencapaian tujuan dilalui,
kinerja perusahaan harus dinilai untuk melihat: (a) apakah target yang ditetapkan untuk
dicapai dalam tahap itu dilampaui, tercapai sekadarnya atau bahkan mungkin tidak
tercapai; (b) mengidentifikasikan faktor-faktor yang bersifat preskriptif yaitu mengambil
kinerja
di
masa
depan
dan
kendala
yang
mengakibatkan
Benarnya pandangan di atas terlihat dari definisi penilaian yang penulis gunakan yang
mengatakan bahwa penilaian merupakan proses yang sistematik, objektif dan rasional
untuk membandingkan hasil yang nyatanya dicapai dalam sau tahap tertentu dengan hasil
yang seharusnya dicapai berdasarkan strategi dan rencana yang telah ditentukan
sebelumnya.
6.
bahwa
produktivitas
suatu
organisasi
bisnis
terwujud
karena
Situasi positif dan negative bagi perusahaan mengambil beberapa bentuk seperti :
1. Berupa peluang yang segera harus dimanfaatkan
2. Penyelesaian tugas yang sangat mendesak dan tidak boleh ditunda
3. Tantangan yang harus dihadapi seperti pesaing yang meluncurkan produk sejenis
dengan mutu yang tinggi dan harga yang kompetitif
4. Hambatan yang harus segera dihilangkan seperti kerusakan berat pada mesin tertentu
5. Krisis yang harus dihadapi dan diatasi
Teori perilaku atau gaya manajerial mengatakan bahwa dalam menghadapi situasi seperti itu
tepat apabila seorang manajer lebih banyak menggunakan orientasi tugas dibanding
orientasi manusia.
Dengan demikian, harus segera ditambahkan bahwa dalam praktik, penggunaan kedua jenis
orientasi itu tidak dapat berupa pendekatan hitam atau putih yang berarti , jenis
organisasi apa pun yang dikelola, orientasi tugas tidak berarti bahwa penyelesaian
tugas tidak memperoleh perhatian sama sekali. Pemimpin yang berhasil adalah
pemimpin yang mampu mencari keseimbangan antara keduanya dan menggunakan
nya secara professional.
Teori yang Menonjolkan Kepemimpinan yang Situasional
Teori ini dikenal sebagai teori kontigensi yaitu teori yang mengetengahkan bahwa memang
terdapat paling sedikit empat tipe kepemimpinan, yaitu :
1. Tipe Otokratik
2. Tipe Paternalistik
3. Tipe Laissez Faire
4. Tipe yang Demokratik
Keunggulan dari beberapa tipe tersebut yaitu salah satunya adalah karisma, karena pemimpin
yang karismatik memainkan peranan yang tidak kecil dalam penampilannya sebagai
pemimpin yang efektif ,
Faktor faktor yang menentukan gaya kepemimpinan yang paling tepat:
1. Situasi yang dihadapi oleh perusahaan
2. Filsafat yang dianut
3. Kondisi eksternal yang dihadapi
4. Sasaran yang harus dicapai
5. Tingkat kepemimpinan yang operasional dan kematangan berpikir para bawahan
Akan tetapi dalam situasi krisis lebih tepat digunakan gaya yang otoriter, yaitu dengan
menekankan pentingnya kedisiplinan disertai dengan pengawasan dan pengendalian
yang ketat. Adapun jika para bawahan tidak mencerminkan sikap kedewasaannya
maka perlu dilakukan gaya paternalistic , gaya laissez Faire juga perlu digunakan jika
pimpinan memiliki persepsi bahwa organisasi berada pada jalur yang benar dan tidak
menghadapi situasi yang problematic .
Audit kinerja manajerial dimaksudkan antar lain untuk mengevaluasi efektivitas para pejabat
pimpinan dalam perusahaan.
Teknik teknik yang dapat digunakan :
1. Wawancara oleh pelaksana audit dengan pihak pihak tertentu seperti para anggota
dewan komisaris selaku wakil para pemodal dan pemilik saham serta para bawahan
langsung.
2. Perbandingan antara kinerja kelompok manajemen yang diaudit dengan kinerja para
manajer lain yang mengelola perusahaan sejenis kawasan yang sama.
3. Melai kinerja manajerial berdasarkan teori dan prinsip prinsip ilmiah
4. Meneliti efektifitas pelaksanaan keputussan yang diambil lapangan. Mungkin dengan
menggunakan instrument statistical sehingga persentase keputusan yang terlaksana
dan yang terlihat .
5. Pemantauan suasana kerja di perusahaan
6. Analisis informasi tentang tingkat perpindahan pegawai
7. Mengevaluasi catatan tentang pertikaian perburuhan yang terjadi dan cara cara
penyelesaiannya.
8. Pandangan para pesaing
9. Perolehan informasi dari penyandang dana
10. Pengumpulan informasi tentang pendapat para pejabat pemerintah yang menangani
sector industry dimana perusahaan bergerak.