Anda di halaman 1dari 33

ANEMIA AKIBAT INFEKSI

CACING TAMBANG

Identitas Pasien
Nama Pasien : Ny. S
Umur
: 64 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Sumber Bening, Ngawi
Pekerjaan
: Petani / Pekebun
Status Perkawinan : Cerai mati
Agama : Islam
Suku
: Jawa
Tanggal Masuk RS
: 10 November 2015
Tanggal Pemeriksaan: 12 November 2015

Keluhan Utama
Lemas dan Pusing Mbliyur

Anamnesis
Pasien datang ke Poli Penyakit Dalam dengan
keluhan lemas dan pusing mbliyur, keluhan
dirasakan sudah sejak 4 hari SMRS, pasien
juga mengeluhkan wajah terlihat pucat, dan
cepat lelah, mual (+), muntah (-).
Keluhan disertai dengan rasa tidak enak pada
perut, BAB cair pada 2 hari sebelumnya
sekitar 5 x, darah (-), lendir (-), dan penurunan
nafsu makan, keluhan demam disangkal.
Pasien sebelumnya disarankan untuk periksa
ke puskesmas terdekat dan dilakukan
pemeriksaan feses

Riwayat Penyakit serupa


: Riwayat Komorbid lain :
HT
: (-) tidak diketahui
DM
: (-)
Peny.Ginjal
: (-)
Peny.Jantung
: (-)
TB
: (-)
Liver
: (-)
Keganasan
: (-).
Riwayat Alergi
: disangkal
Riwayat Operasi
: disangkal
Riwayat Opname
: pada bulan Maret 2015, 2x opname karena
anemia.

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Hipertensi
: Disangkal
DM
: Disangkal
Asma
: Disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
:Disangkal

Riwayat Kebiasaan
Pasien bekerja sehari-hari
di sawah dan kebun
sebagai petani tebu, saat
sedang bekerja pasien
sering tidak memakai alas
kaki
Pasien juga jarang
mencuci tangan dengan
sabun saat akan makan

Riwayat Sosial
Ekonomi

Pasien merupakan
seorang petani
Sehari-hari makan
teratur 3x
Fasilitas berobat
menggunakan
Jamkesmas

RESUME
Seorang wanita berusia 64 tahun, bekerja sebagai
petani sudah 4 hari SMRS mengeluh lemas. Pasien juga
tidak nafsu makan, pusing, dan rasa tidak enak pada
perut. BAB warna kuning kecoklatan konsistensi lunak,
BAK (+) warna kuning jernih.

PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan umum lemah, Compos mentis
Tanda Vital
BP
: 160/80mmHg
Nadi
: 92x/ menit
Respirasi
: 20 x/menit
Suhu
: 36.60C per aksiler

Mata
Palpebra
Konjungtiva
Sklera
Pupil
Refleks cahaya
Katarak
Leher
KGB
Kelenjar thyroid
JVP

:
:
:
:
:
:

Oedema - / Anemis +/+


Ikterus - / Bulat, isokor
+/+
-/-

: Tidak ada pembesaran


: Tidak ada pembesaran
: Tidak ada peningkatan

Thoraks
Paru
Inspeksi :
kanan dan kiri
Palpasi :
Perkusi :
Auskultasi :
Jantung
Inspeksi :
Palpasi :
Perkusi :
Auskultasi
jantung(-)

Simetris dalam keadaan statis dan dinamis


Fokal fremitus taktil kanan dan kiri
Sonor diseluruh lapang paru
Suara dasar vesikuler, rhonki -/-, wheezing
Iktus kordis tidak terlihat
Iktus kordis tidak teraba
Batas jantung dalam batas normal
:
Bunyi jantung I II regular, bising

-/-

Abdomen
Inspeksi
simetris
Auskultasi
normal
Palpasi
tidak
Perkusi
Ekstremitas
Akral
Sianosis
Udem

Tampak lebih rendah dari dada,

Peritaltik (+), bising usus (+)

:
:

Tidak teraba masa, supel,hepar - lien


teraba, ascites (-)
Timpani

:
:
:

Hangat
Tidak sianosis
negatif

Hasil Pemeriksaan
Laboratorium
Hb
Ht
Lekosit
Trombosit

:
:
:
:

7.6 gr %
27.3%
4300/l
217.000/l)

Feses Lengkap tanggal 10 November 2015


Makroskopis
Warna : Kuning kehijauan
: Lembek
Konsistensi
Darah : Negatif
Lendir : Negatif
Mikroskopis
:
: Positif (+)
Eritrosit
: Negatif
Leukosit
: Negatif
Amoeba
Kista : Negatif
Telur Cacing : Positif, ditemukan telur Hookworm (+)

Diagnosis
Ankilostomiasis
Anemia

TERAPI
Inf. NaCl
Inj. Ranitidin 2x1 amp
Inj. Mecobalamin 2x1 amp
Po : Syr. Curcuma 3x1C
Tab. Mebendazole 2x1
Tab. Ciprofloxacin 2x500mg
Tranfusi PRC 2 kolf

a
m
i
r
e
T
h
i
s
Ka

Tinjauan Pustaka

Gejala Klinis
Stadium larva. Bila banyak larva filariform
sekaligus menembus kulit, maka terjadi
perubahan kulit yang disebut grown itch.
Perubahan pada paru biasanya ringan( batuk ).
Stadium dewasa. Gejala tergantung pada
spesies, jumlah cacing, dan keadaan gizi
penderita (Fe dan Protein). Biasanya terjadi
anemia hipokrom mikrositer. Disamping itu
juga terdapat eosinofilia.

Rasa tak enak pada perut, kembung, flatus, mencret,


merupakan iritasi cacing terhadap usus halus yang
terjadi lebih kurang 2 minggu setelah larva mengadakan
pnetrasi ke kulit.
Akibat utama yang disebabkan cacing ini ialah anemia
yang kadang demikian berat sampai menyebabkan
gagal jantung. Anemia terjadi 10-20 minggu setelah
infestasi cacing.
Anemia yang terjadi biasanya anemia hipokromik
mikrositer. Beratnya anemia bergantung pada jumlah
cacing dewasa yang terdapat di dalam usus.

DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan dengan
menemukan telur dalam tinja
segar atau biakan tinja. Kadangkadang terdapat sedikit darah
pada tinja.

Hasil pemeriksaan Feses


Ditemukan telur cacing tambang
Antara telur Necator americanus dan
Ancylostoma duodonale sulit untuk dibedakan
sebab keduanya berbentuk lonjong dengan
ujung membulat tumpul, selapis kulit hialin tipis
dan transparan.
Necator
americanus: 64-76 x 36-40
Ancylostoma duodonale: 9-13 x 36-40
Dindingnya tipis transparan dan
berisi 4-8 sel

Faeces :
Telur cacing +

Siklus Hidup C acing


Tambang

Daur hidup Ancylostoma duodenale:


Telur larva rabditiform larva filariform menembus
kulit kapiler darah jantung kanan paru bronkus
trakea laring bersama air ludah tertelan ke dalam usus h

Penatalaksanaan
Prioritas utama adalah memperbaiki anemia
dengan cara memberikan tambahan zat besi
per-oral atau suntikan zat besi.
Pada kasus yang berat mungkin perlu
dilakukan transfusi darah.
Sulfas ferosus 3x1 tablet untuk orang dewasa
atau 10 mg/kgBB/kali untuk anak untuk
mengatasi anemia

Pengobatan
Albendazol, diberikan dengan dosis tunggal 400 mg.
Mebendazol, diberikan dengan dosis 100 mg, 2 kali sehari
selama 3 hari.
bitoskonat dosis tunggal untuk dewasa 150mg
Tetrakloretilen, merupakan obat pilihan utama untuk pasien
ankilostomiasis.
Befanium hidroksinaftat, ankilostomiasis dan baik untuk
pengobatan missal pada anak.
Pirantel pamoat, obat ini cukup efektif dengan toksisitas
yang rendah dan dosis yang diberikan 10mg/kg berat
badan/hari sebagai dosis tunggal.
Heksilresorsinol, diberikan sebagai obat alternative yang
cukup efektif dan dosis pemberian obat ini sama seperti
pengobatan askariasis.

PENCEGAHAN
Pencegahan meliputi sanitasi
lingkungan dan perbaikan higine
perorangan terutama penggunaan
alas kaki

KESIMPULAN
Pasien

terinfeksi
cacing
tambang
sehingga
menyebabkan
pasien
mengalami anemia hipkrom mikrositer.
Untuk mengobati infeksi yang dialami
oleh pasien maka dokter mengharuskan
pasien melakukan perawatan umum dan
pengobatan spesifik.
Progonosis tetap baik pada pasien ini
sebab infeksi cacing tambang segera
diatasi dan diberikan pengobatan yang
adekuat.

a
m
i
r
e
T
h
i
s
Ka

Anda mungkin juga menyukai