TUGAS AKADEMIK
2.1. Judul
Penggunaan seven tools dalam Pengendalian Kualitas Produk pada
Pabrik Gula Sei Semayang PT. Perkebunan Nusantara II.
2.2. Latar Belakang Permasalahan
Suatu perusahaan tidak akan pernah lepas dari adanya konsumen dan
produk yang dihasilkan. Konsumen tentu berharap agar produk yang dibelinya
memiliki kualitas yang terjamin. Pengendalian kualitas pada perusahaan
manufaktur ataupun jasa sangatlah diperlukan. Oleh sebab itu, perusahaan harus
dapat menjaga kualitas produk yang dihasilkannya agar dapat diterima oleh
kosumen.
Banyak perusahaan yang sangat memperhatikan proses produksi yang
terjaga dengan baik agar tidak menghasilkan produk yang rusak. Walaupun
proses-proses produksi telah dilaksanakan dengan baik, namun pada kenyataannya
masih ditemukan terjadinya kesalahan-kesalahan dimana kualitas produk yang
dihasilkan tidak sesuai dengan standar atau produk mengalami kerusakan. Untuk
itulah pengendalian kualitas dibutuhkan untuk meminimalisir adanya produk yang
rusak agar perusahaan tidak mengalami kerugian, baik dari segi waktu yang
terbuang untuk proses produksi ataupun dari segi keuangan.
Pabrik gula sei semayang merupakan suatu perusahaan yang bergerak di
bidang pembuatan gula pasir dan hingga saat ini merupakan salah satu perusahaan
II-1
II-2
ternama di Indonesia. Pabrik gula sei semayang selalu menjaga kualitas produk
yang dihasilkannya, namun masih saja terdapat produk yang rusak. Oleh sebab
itu, peneliti akan menganalisa faktor tersebut untuk mengurangi produk cacat di
masa yang akan datang.
3.
II-3
2.
II-4
Mulai
Observasi
Studi Literatur
Studi Lapangan
Pengumpulan Data
Konsultasi Pembimbing
Pengolahaan Data
Selesai
II-5
Indranata, Iskandar. 2008. Pendekatan Kualitatif Untuk Pengendalian Kualitas. Jakarta: UI Press.
h. 33-36
II-6
kualitas
merupakan
suatu
sistem
verifikasi
dan
kualitas
dilakukan
mulai dari proses input informasi/bahan baku dari pihak marketing dan
purchasing hingga bahan baku tersebut masuk ke pabrik dan bahan baku itu
diolah di pabrik (fase transformasi) yang akhirnya dikirim ke pelanggan.
Menurut Dr. Juran, pendekatan terhadap pengendalian kualitas melibatkan
beberapa aktivitas berikut:
1. Mengevaluasi performansi aktual.
2. Membandingkan yang aktual dengan sasaran.
3. Mengambil tindakan atas perbedaan antara yang aktual dan sasaran.
2
Besterfield, Dale H. 1998. Quality Control. Edisi Kelima. New Jersey: Prentice-Hall
International, Inc. h. 1-12.
II-7
Agar barang hasil produksi dapat mencapai standar kualitas yang telah
ditetapkan.
2.
3.
4.
bahwa kualitas produk atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan standar kualitas
yang telah ditetapkan dengan mengeluarkan biaya yang ekonomis atau serendah
mungkin.
Assauri, Sofjan. 1998. Manajemen Operasi dan Produksi. Jakarta: LP FE UI. h. 210
Sinulingga, Sukaria. 2008. Pengantar Teknik Industri. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.
h. 128-129
4
II-8
peningkatan mutu pada setiap organisasi bukanlah kegiatan terpisah atau program
yang berdiri sendiri tetapi harus terintegrasi secara baik dengan seluruh kegiatan
lain.
Perjalanan sejarah manajemen mutu pada perusahaan juga mengajarkan
bahwa perkembangan selera konsumen dari waktu ke waktu telah membuat
konsep dan metode perbaikan mutu menjadi usang, walaupun pada kelahirannya
sangat dikagumi. Hal ini terlihat dari sejarah perkembangan manajemen mutu
(mulai dari awal produsen menyadari pentingnya unsur mutu diperhatikan dalam
membuat dan menyerahkan produk kepada pelanggan) hingga masa kini.
Ibid. h. 158-163
II-9
tidak berbeda (Kelada, J.N, 1997). Sistem pengendalian mutu terpadu sebagai
bagian dari proses manajemen pada dasarnya memberikan jawaban yang akurat
terhadap what, who, how, where, when, dan how many.
optimum.
Kegiatan-kegiatan
tersebut
meliputi
perencanaan,
2.
3.
II-10
style) untuk mencapai tujuan mutu, mengatasi konflik yang timbul di tempat
4.
5.
tindakan perbaikan.
Penjaminan mutu meliputi semua langkah dan kegiatan pencegahan untuk
menjamin bahwa mutu yang diinginkan dapat dihasilkan.
2.
3.
4.
5.
pengembangan produk baru, banyak teknik dan praktik jaminan kualitas yang ada
6
II-11
perlu diubah seperlunya. Akhirnya, biaya kualitas menjadi sangat tinggi. Secara
singkat, tantangan kualitas yang dihadapi industri adalah untuk meningkatkan
kualitas produk dan pelayanan, memodernkan praktik kualitas modern, dan
melakukan pengurangan yang cukup besar dalam biaya kualitas.
Tentukan tema
II-12
3.
4.
5.
6.
7.
8.
II-13
mengidentifikasi
masalah,
menggunakan
pendekatan
seven
tools
II-14
II-15
II-16
II-17
Jenis kerusakan
Sebab kerusakan
Lokasi kerusakan
Material
Produk
Tanggal membuatnya
Kelompok kerja
Operator perorangan
Supplier bahan
Supplier suku cadang
II-18
Jumlah Kecacatan
IIII
III
II
Total
4
3
2
II-19
II-20
menunjukkan
penyebab
penyimpangan,
walaupun
adanya
grafik
garis
dengan
mencantumkan
batas-batas
daerah
pengendalian.
Control Chart yang paling lazim digunakan adalah:
a. Control Chart untuk variabel
Control Chart untuk variabel digunakan untuk pengukuran data variabel.
Data yang bersifat variabel diperoleh dari hasil pengukuran dimensi,
seperti berat, panjang, tebal, dan sebagainya. Control Chart untuk variabel
ini terdiri dari:
a. X Chart
II-21
np
CL p
n
k
i 1 i
k
i 1 i
UCL p 3
b. np Chart
p (1 p )
dan LCL p 3
n
p (1 p )
n
II-22
i 1 1
CL n p o
kn
UCL n p o 3 n p o (1 p o )
dan
LCL n p o 3 n p o (1 p o )
c. c Chart
Peta ini menggambarkan banyaknya ketidaksesuaian atau kecacatan
dalam sampel berukuran konstan. Satu benda yang cacat memuat
paling sedikit satu ketidaksesuaian, tetapi sangat mungkin satu unit
sampel memiliki beberapa ketidaksesuaian, tergantung sifat dasar
keandalannya. Untuk membuat peta c ini dapat digunakan rumus
sebagai berikut:
CL c
i 1
p1
UCL c 3 c
dan
LCL c 3 c
d. u Chart
Peta ini menggambarkan banyaknya ketidaksesuaian dalam satu unit
sampel dan dapat dipergunakan untuk ukuran sampel tidak konstan.
Untuk membuat peta u ini dapat digunakan rumus-rumus sebagai
berikut:
CL u
i 1
k
UCL u 3
p1
n
i 1 i
u
n
dan LCL u 3 u